BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Teori
Dalam menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini,
maka diperlukan adanya gambaran yang objektif terhadap masalah pokok
tersebut. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu landasan yang bersifat teoritis
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media pertelevisian, khususnya
Pengaruh menonton program Hot Spot terhadap pengetahuan mahasiswa 04PIO
jurusan Marketing Communication, Binusian 2014. Teori-teori tersebut diambil
dari beberapa buku panduan seperti ilmu komunikasi dan komunikasi massa.
2.1.1
Teori Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari
kata latin communis
yang berarti “sama”, communico, communication,
communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah communis paling sering
disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin
lainnya yang sama. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna, atau
pesan dianut secara sama. Mulyana (2007:46).
Para ahli mendifinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka
masing-masing. Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagai
berikut: Wiryanto (2008:5-7)
9
10
1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi
sebagai suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada
penerima melalui beragam saluran.
2. Hoveland (1948:371) mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana
individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu
yang lain.
3. Gode (1969:5) memberi pengertian mengenai komunikasi adalah suatu
proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula
dimonopoli oleh satu atau beberapa orang.
4. Raymon S. Ross (1938:8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu
proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian
rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon
dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang
komunikator.
5. Everet M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi antara satu dengan yang lain, yang
pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
6. Benard Berelson dan Gary A. Steiner (1964:527) komunikasi adalah
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya,
dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya. Tindakan atau
proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
11
Definisi-definisi tersebut tentu belum mewakili semua definisi para ahli.
Namun paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud
komunikasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949)
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi.
2.1.2
Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi memiliki tujuan dan fungsi bagi kehidupan sehari-hari. Ada
beberapa pendapat tentang tujuan komunikasi, antara lain sebagai berikut:
Rosmawaty (2010:30-31)
1. Mengubah sikap
2. Mengubah opini/pendapat/pandangan
3. Mengubah perilaku
4. Mengubah masyarakat
5. Untuk meyakinkan bahwa pesan kita dimengerti
6. Untuk memastikan pesan kita menghasilkan pengaruh sesuai harapan
7. Memastikan bahwa pesan kita pantas atau layak
Komunikasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Menginformasikan
2. Mendidik
3. Menghibur
12
4. Mempengaruhi
5. Sebagai sosialisasi
6. Sebagai motivasi
7. Sebagai pendidikan
8. Sebagai pengembangan budaya
9. Sebagai integrasi
2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau
pesan dari pengirim pesan sebagai komunitor dan kepada penerima sebagai
komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan
saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi. Dalam proses komunikasi komunikator mengirim pesan atau
informasi kepada komunikan sebagai sasarn komunikasi. Suprapto (2009:5).
Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai
berikut:
1. Langkah pertama, ide atau gagasan
diciptakan oleh sumber atau
komunikator.
2. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukkan
menjadi
lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan
dapat dikirimkan.
3. Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding selanjutnya dikirimkan
melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambanglambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
13
4. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding,
khalayak akan mengririm kembali pesan tersebut ke komunikator.
2.1.4 Unsur-unsur Komunikasi
Harold D. Laswell mengatakan bahwa ada 5 unsur komunikasi, yaitu:
Suprapto (2009:9)
1. Who, yaitu berkenaan dengan siapa yang mengatakan.
2. Says What, yaitu berkenaan dengan menyatakan apa.
3. In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.
4. To whom, yaitu berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
5. With What Effect, yaitu berkenaan dengan pengaruh apa.
Berdasarkan unsur-unsur Laswell tersebut, maka terdapat 5 komponen
komunikasi agar dapat terjadi proses komunikasi, yaitu:
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
5. pengaruh
14
2.1.5 Komunikasi Massa
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para
ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun,
dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama
lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi
massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media
komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang
dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media
yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung,
gamelan, dan lain-lain, Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil
produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Nurudin
(2011: 3-4).
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni
media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi
kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media
elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi,
film, media on-line (internet). Media massa merupakan salah satu komponen
atau saran yang memungkinkan berlangsungnya proses yang dimaksud.
Selain itu, komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Dalam
komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,
15
komunikan komunikasi massa adalah heterogen., karena terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarka faktor :
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang, budaya, agama, dan
tingkat ekonomi. Ardianto et al (2007:103).
2.1.6
Elemen-elemen Komunikasi Massa
1. Komunikator
Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur dan staff teknis
yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi , komunikator merupakan
gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Dengan
demikian, komunikator dalam komunikassi massa bukan individu, tapi kumpulan
orang yang bekerja sama satu sama lain.
Meskipun ada orang yang dominan pada akhirnya ia akan terbatasi
perannyaoleh aturan kumpulan orang. Kumpulsn orsng itu bisa disebut
organisasi, lembaga, institusi atau jaringan. Jadi, apa yang dikerjakan oleh
komunikator dalam komunikasi massa itu “atas nama” lembaga dan bukan atas
nama masing-masing individu dalam lembaga tersebut.
2. Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam
pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang
beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon
Hiebert dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi kedalam lima kategori,
yakni:
16
a. Beriata dan informasi
b. Anaslisis dan interpretasi
c. Pendidikan dan sosialisasi
d. Hubungan masyarakat dan persuasi
e. Iklan dan bentuk penjualan lain dan hiburan
Di samping itu, media massa tidak sekedar memberikan, tetapi juga
mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. Melalui keahliandalam
menginterpretasikan pesan dan fakta-fakta dari lapangan, media massa
menjanjikan berita yang mudah untuk dipahami. Media cetak menyediakan
interpretasi kejadian yang mungkin sulit dipahami pembacanya. Media itu
memberikan data-data pendukung yang sangat berguna untuk melakukan
interpretasi pesan. Lewat tangan iditornya, media cetak membuat tajuk rencana
yang berusaha menjelaskan suatu peristiwa terjadi, meramal dan menunjukkan
mana yang baik dan mana yang jelas.
3. Audience
Masing-masing audience berbeda satu sama lainnya diantaranya dalam hal
berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterima pengalaman dan orientasi
hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang
diterimanya.
Intinya adalah apapun komentar dari audience, yang jelas program televisi
atau media massa lain bisa menjadi topik pembicaraan sehari-hari. Pesan tersebut
bisa memperluas pengetahuan pemirsa. Mereka yang tidak atau jarang
memanfaatkan media massa sebagai sumber pengetahuan akan jauh lebih
17
“kuper” dibandingkan dengan mereka yang selalu menjadikan meia massa
sebagai referensi utama dalam hidupnya. Nurudin (2011:104).
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience
dalam komunikasi massa
setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik, yaitu:
a. Audience cenderung, berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara
mereka.
b. Audience cenderung besar, besar disini berarti tersebar ke berbagai
wilayah jangkauan sarana komunikasi massa.
c. Audience cenderung hiterogen, mereka berasal dari berbagai kategori
lapisan dan sosial.
d. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
e. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator
4. Umpan balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik
langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpak
balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung
atau ada kemungkinan berbicara langsung. Misalnya dalam komunikasi
interpersonal yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok. Didalam
komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi tidak secara langsung. Artinya,
antara komunikator dan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak
langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama
lain.
18
5. Gangguan
Gangguan terdiri dari dua bagian, yaitu gangguan saluran dan gangguan
semantik. Gangguan dalam saluran biasanya dalam hal percetakan, kata yang
hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk
gambar tidak jelas di pesawat televisi, ganguan gelombang radio, baterai yang
sudah haus atau langganan majalah yang tidak kunjung datang.
Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran adalah
misalnya pengulangan acara yang disajikan. Cara lain untuk mengatasi gangguan
adalah dengan mempertajam saluran komunikasi massa.
Sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan
bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks dan sering kali muncul. Bisa
dikatakan gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan
oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. Nurudin (2011:114).
6. Gatekeeper
Istilah gatekeeper adalah individu-individu atau kelompok orang yang
memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Jika dalam
istilah luasnya gatekeeper adalah orang-orang yang berperan penting dalam
media massa seperti surat kabar, televisi, radio, internet dll. Dengan kata lain
gatekeeper adalah orang-orang yang mengatur jalannya sebuah acara, ia lah yang
mengatur semuanya.
7. Pengatur
Yang dimaksudkan pengaturan dalam media massa adalah mereka yang
secara langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa.
Pengaturan ini tidak berasal dalam media tersebut, tetapi diluat media. Namun
19
begitu meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan
kebijakan redaksional. Pengaturan tersebut antara lain pengadilan, pemerintah,
konsumen, organisasi profesional dan kelompok penekan, termasuk narasumber
dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur.
8. Filter
Filter adalah kerangka berpikir melalui mana audience menerima pesan.
Filter ibarat bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti
dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut.
Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologis, budaya, dan yang berkaitan
dengan informasi. Nurudin (2011:134)
2.1.7
Ciri-ciri Komunikasi Massa
1. Komunikator dalam komunikasi terlembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi
kumpulan orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu
sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai
sebuah sistem, sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang
melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan,
simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu
kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu
menjadi sumber informasi.
20
2. Komunikasi dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Untuk memetakan secara jelas mengapa komunikan dalam komunikasi
massa itu heterogen bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
siapa penonton televisi, siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio dan
siapa pengguna internet? Artinya penonton televisi beragam pendidikan, umur,
jenis kelamin, status sosial ekonomi atau kepercayaan yang tidak sama. Oleh
karena itu, komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam.
3. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan untuk satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang
dikemukakan pun tidak boleh berssifat khusus. Khusus disini artinya, pesan
memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
Dalam media elektronik seperti televisi, komunikasi hanya berjalan satu
arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya
(media massa yang bersangkutan).
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ketika sedang menonton sebuah acara televisi tanpa disadari pesan
tersebut juga dinikamati secara bersamaan oleh ribuan, bahkan jutaan orang di
seluruh Indonesia. Inilah salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya, bahwa
dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesanya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan.
21
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis
yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini yang
tidak akan lepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini sudah terjadi revolusi
komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan
proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi.
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper
atau
yang
sering
disebut
penapis
informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran
informasi dalam media massa. Gatekeeper ini adalah orang yang berfungsi
menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua
informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
2.1.8 Fungsi Komunikasi massa
Menurut Sean MacBride (1980) yang dikutip oleh Cangara (2003:63)
mengemukakan bahwa komuniasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita
dan pesan tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok untuk mengenai
pertukaran data, fakta dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi
untuk :
22
1. Informasi
Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini
dan komentar. Sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di
luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau
internasional.
2. Sosialisasi
Menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan sebagaimana orang
bersikap sesuai nilai-nilai yang ada serta bertindak sebagai anggota
masyarakat secara efektif.
3. Motivasi
Mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa
yang mereka baca, liat, dengar lewat media massa.
4. Bahan diskusi
Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai
persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang
menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan
Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas baik
untuk pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal,
serta meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik menarik dan
mengesankan.
6. Memajukan kebudayaan
Media massa menyebarkan luaskan hasil-hasil kebudayaan melalui
pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah tercetak seperti
23
buku
dan
penerbitan-penerbitan
memungkinkan
peningkatan
daya
lainya.
Pertukaran
kreativitas
guna
ini
akan
memajukan
kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi
kerjasama hubungan antar negara.
7. Hiburan
Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan
usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.
Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi
maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati
hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainya.
8. Intergrasi
Banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingankepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras, komunikasi seperti
satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu
dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
2.1.9 Media Massa
Media massa adalah alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala,
mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di
masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada
kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap
dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi,
internet, dan lain-lain.
24
Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas
atau dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah
media baru yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang
sudah ada sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan
‘media baru’ (new media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam
(diversified) dan lebih interaktif. Salah satu contoh penting media massa baru
saat ini adalah internet. Walaupun media baru menunjukkan pertumbuhan yang
cepat, namun belu terlihat tada-tanda bahwa media massa lama aka berkurang
peranannya disbanding sebelumnya. Peranannya tetap bertahan dengan cara terus
menerus menambah kemampuannya dalam upaya menghadapi tantangan yang
dimunculkan media baru.
Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu
menjangkau massa dalam julah besar dan luas (university of reach), bersifat
public dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di
media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi
kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini.
Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk
menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa
memberikan gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian
utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan
budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa dalam ekonoi juga terus
meningkat bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industry media,
diversifikasi media massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di Indonesia.
Morissan (2010:6).
25
2.1.9
Efek Media Massa
Steven M. Chafree (Wilhoit dan Harold de Bock, 1980:78) berpendapat
seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat, bahwa ada empat efek dari
Komunikasi Massa, yaitu efek kehadiran media massa, efek kognitif komunikasi
massa, efek afektif komunikasi massa, dan efek behavioral komunikasi massa.
1) Efek Kehadiran Media Massa
“The medium is the message”, pendapat McLuhan tersebut
menjelaskan bahwa bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia
berpendapat bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon
adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata. Ada
beberapa efek dari kehadiran media massa di masyarakat, seperti efek sosial
berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Lalu
kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali kegiatan
sehari-hari,, Scramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat
bagaimana kehadiran televise telah mengurangi waktu bermain, tidur,
membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika. Efek lainnya
adalah hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada
media massa. Orang seringkali menggunakan media untuk memuaskan
kebutuhan psikologis. Sering terjadi juga orang menggunakan media massa
untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan
sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan
perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media
tertentu.
26
2) Efek Kognitif Komunikasi Massa
Efek kognitif media massa berkaitan erat dengan pembentukan dan
perubahan citra. Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima.
Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Untuk Khalayak,
informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan, atau meredefinisikan
citra. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi.
Gerbner (1978) melaporkan penelitian berkenaan dengan persepsi penonton
televisi tentang realitas sosial. Ia menemukan bahwa penonton televise kelas
berat (heavy viewers) cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat
jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir
bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Lazarfeld dan Merton (1948)
juga membicarakan fungsi media dalam memberikan status (status conferral).
Karena namanya, gambarnya, atau kegiatannya dimuat oleh media, maka
orang, organisasi, atau lembaga mendadak mendapat reputasi yang tinggi.
3)
Efek Afektif Komunikasi Massa
Yang dimaksud dengan efek ini adalah media massa mempengaruhi
pembentukan dan perubahan sikap. Apabila dilihat dari segi afektif, pengaruh
media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum :
a.
Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktor-faktor seperti
predisposisi personal, poses selektif, keanggotaan kelompok.
b.
Komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat
yang ada, walupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah
(agent of change).
27
c.
Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil
pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripadaperubahan seluruh sikap
dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.
d.
Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidangbidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.
e.
Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang
masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
4) Efek Behavioral Komunikasi Massa
Bandura menjelaskan melalui teori belajar sosial, bahwa kita belajar
bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan
(modelling). Jadi menurut teori tersebut orang cenderung meniru perilaku
yang diamatinya. Efek perilaku yang paling sering ditimbulkan adalah efek
komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima (efek proporsional
behavioral) dan pada perilaku agresif. Perhatian saja tidak cukup
menghasilkan efek proporsional. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil
pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kembali tatkala mereka
akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Peneladanan tertangguh
(delayed modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup mengingat peristiwa
yang diamatinya.
2.1.10 Televisi
Televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh dan “vision”
yang berarti penglihatan. Televisi merupakan media komunikasi jarak jauh
28
dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun
secara elektromaknetik tanpa kawat.
Siaran televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciriciri
yang
dimiliki
komunikasi
massa,
yaitu
berlangsung
satu
arah,
komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan
keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. Effendy (2007:21)
2.1.11 Karakteristik dan Fungsi Televisi
Sebagai suatu media elektronik, televisi memiliki karakteristik sebagai
berikut (Ardianto, 2004:128) :
1.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya
mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi
dapat melihat gambar yang bergerak. Tetapi, tidak berarti gambar lebih
penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara
harmonis. Akan terasa berbeda bila acar televisi hanya terlihat gambarnya
tanpa adanya suara atau suara tanpa gambar.
2.
Berpikir dalam Gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar.
Pertama
adalah
visualisasi
(
visualization
),
yakni
menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi
gambar secara individual. Tahap kedua dari proses “berpikir dalam
gambar” adalah penggambaran (picturization ) yakni kegiatan merangkai
29
gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
3.
Pengoprasian lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran
lebih kompleks, dan lebih melibatkan banyak orang. Peralartan yang
digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit
dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Televisi mempunyai fungsi sebagai berikut (Effendy, 2007:27) :
1.
Fungsi Penerangan (The Informational Function)
Ada dua faktor yang mampu menyiarkan informasi yang
memusatkan. Faktor yang pertama adalah faktor immediately
(langsung dan dekat) dan faktor yang kedua adalah realism
(kenyataan).
2.
Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara
pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan khalayak.
3.
Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Televisi juga menyuguhkan acara yang bersifat hiburan kepada
masyarakat.Tayangan-tayangan yang bersifat hiburan misalnya
sinetron, kuis, film, komedi dan lain sebagainya.
30
2.1.12 Kelebihan dan Kelemahan Televisi
Menurut Khasali (1995:121) dalam menjalankan fungsinya, televisi
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan
televisi, yaitu:
1. Kelebihan Televisi
a) Efisiensi Biaya
Salah satu keuntungan televisi adalah kemampuannya menjangkau
khalayak sasaran yang sangat luas. Jangkauan massa ini menimbulkan
efisiensi biaya dalam menjangkau setiap khalayak.
b) Dampak yang Kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang
kuat terhadap konsumen dengan tekanan sekaligus pada dua panca indera,
yaitu
penglihatan
dan
pendengaran.
Televisi
juga
mampu
mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.
c) Pengaruh yang Kuat
Televisi juga mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat menghabiskan
waktunya di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana
pendidikan.
2. Kelemahan Televisi
a) Biaya yang Besar
31
Kelemahan yang paling serius dalam siaran televisi ialah biaya yang besar
dalam memproduksi suatu acara, walaupun untuk menjangkau khalayak
yang lebih rendah.
b) Khalayak yang Tidak Selektif
Sekalipun berbagai teknis telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran
yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif karena
segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah.
c) Kesulitan Teknis
Media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis. Acara-acara yang telah
dibuat awalnya dapat berubah begitu saja, apalagi menjelang jam-jam
penyiarannya.
2.1.13 Program Televisi
Program televisi adalah segala hal yang ditampilkan melalui media
televisi untuk memenuhi kebutuhan audience-nya. Program atau acara yang
disajikan adalah salah satu faktor utama yang membuat audience tertarik untuk
menyajikan dan mengikuti siaran yang disajikan. Morissan(2010:97).
Program tayangan televisi pada umumnya mempengaruhi sikap,
pandangan, persepsi, dan perasaan penonton. Jika penonton merasa terharu
dengan apa yang mereka lihat dilayar televisi,hal itu bukan sesuatu yang aneh
atau istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari tayangan televisi yaitu
seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga seolah-olah hanyut dalam
32
keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang ditayangkan televisi. Effendi
(2007:182)
2.1.14 Program Magazine
Konsep atau istilah majalah udara merupakan hasil adopsi dari media
cetak, oleh karena itu prinsip-prinsip dasarnya pun hampir sama. Prinsip-prinsip
itu adalah: (www.scribd.com/doc/53356777/66/II-jenis-majalah-udara)
1. Pilihan sifat informasinya: dalam program magazine udara tidak ada pilihan
informasi yang semuanya bersifat fiksional. Dengan kata lain, jenis informasi
pada majalah udara seluruhnya bersifat faktual.
2. Tujuan pembuatan program: dikenal adanya majalah udara pendidikan,
majalah udara budaya, hiburan, kesehatan dan berita.
3. Target audiencenya untuk umum, khusus anak-anak, remaja, orang muda,
orang dewasa, wanita, kaum tani, dan sebagainya
Jenis majalah udara
Menurut M. Sofyan Purwokusumo, ada 4 jenis format majalah udara
1. Majalah berita: berikan laporan tentang peristiwa-peristiwa aktual
yang mempunyai nilai berita dan ditujukan pada pendengar umum.
2. Majalah masalah: materi informasi yang disajikan dalam majalah
udara jenis ini bersifat tunggal, misalnya khusus mengenai kesehatan,
lingkungan, hukum, ekonomi, pendidikan, musik, film, teater dan
sebagainya.
3. Majalah penonton kusus khusus: stressing atau titik pijak majalah
udara jenis ini adalah target audiencenya, misalnya kelompok anak-
33
anak, remaja, dewasa, ibu-ibu, mahasiswa, petani, nelayan, buruh
industri, dan sebagainya.
4. Majalah variasi: program ini menyajikan berbagai materi dengan
kepentingan. Sasarannya adalah penonton umum dan tujuannya
adalah menghibur.
2.2 Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.1 Dependency Theory
Dependency theory diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin
defleur. Model ini menunjukkan hubungan integral tak terpisahkan antara
pemirsa, media dan sistem sosial yang besar.
Sejalan dengan apa yang dikatalan oleh teori uses and gratification, teori
ini memprediksi bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari
media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta
mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu
digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama
terhadap semua media.
Teori depedensi efek komunikasi massa memfokuskan perhatian pada
kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya
suatu efek media massa. Di sini media massa dianggap sebagai sistem informasi
yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan, perubahan dan konflik pada
tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial.
Pemikiran dalam teori ini adalah bahwa di dalam masyarakat modern,
audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi nagi
34
pengetahuan, dan orientasi kepada apa yang terjadi dalam masyarakat. Dalam
teori ini menjelaskan bahwa tingkat ketergantungan ini dipengaruhi oleh jumlah
kondisi struktural dan apa yang dilakukan oleh media massa sebagai pelayanan
berbagai fungsi informasi. Ada tiga komponen yang saling berhubungan dalam
teori ini, yaitu audience, sistem media dan sistem sosial. Menurut Sandjaja
(2002:27), dari hubungan ketiga komponen tersebut kita dapat melihat efek
tersebut dalam rumusan:
1. Efek kognitif, berhubungan dengan pemikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang
tadinya bingung menjadi merasa jelas.
2. Efek afektif, berkaitan dengan perasaan. Akibat dari menonton televisi,
membaca tabloid atau majalah dan mendengar radio, timbul perasaan
tertentu pada khalayak.
3. Efek behavioral, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad dan usaha yang
cenderung menjadi suatu keinginan atau tindakan. Efek behavioral tidak
langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan
didahului oleh efek kognitif dan afektif.
2.2.2 Konsep Operasional dan Kerangka Pemikiran
Konsep merupkan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstak suatu objek. Melalui konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan
pemikiran dengan menggunakan satu istilah. Seperti yang diungkapkan
(Nasution, 2008:161) yang mengungkapkan bahwa “bila seseorang dapat
menghdapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau
kategori, maka ia telah belajar konsep.”
35
Dipertegas oleh (soedjadi, 2000:14) yang menyatakan “bahwa konsep
adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan
yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau
rangkaian kata.”
Dari pengertian konsep yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan
bahwa konsep adalah ide abstrak untuk mengklasifikasi objek-objek yang
biasanya dinyatakan dalam suatu istilah kemudian dituangkan kedalam contoh
dan bukan contoh, sehingga seseorang dapat mengerti suatu konsep dengan jelas.
Dengan menguasai konsep seseorang dapat menggolongkan dunia sekitarnya
menurut konsep itu.
Definisi konsep dari tayangan “ Hot Spot” di Global Tv terhadap
pengetahuan mahasiswa 04 PIO jurusan Marketing Communication, Binusian
2014 adalah
a. Pengaruh: daya yang ada tau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (kamus besar
bahasa indonesia,
b. Menonton: suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana
menonton diletakkan pada alam yang samar yang dihadapkan pada
tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layar yang
akan menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia yang
dipengaruhi tayangan-tayangan yang ditonton
c. Hot Spot: sebuah program magazine yang ditayangkan oleh Global Tv
yang memberikan berbagai informasi yang bermanfaat yang dikemas
secara menarik untuk menghibur masyarakat.
36
d. Pengetahuan: merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini
terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh dari mata dan telinga.
Tabel 1.1
Operasional Konsep
Variabel x
Variabel
Program magazine
Hot Spot
Dimensi
Informasi
Indikator
-
-
Hiburan
-
-
Pernah menyaksikan program
Hot Spot
Menyukai program Hot Spot
Informasi bertambah setelah
menyaksikan program Hot
Spot
Informasi yang diberikan
bermanfaat
Wawasan bertambah setelah
menyaksikan program Hot
Spot
Merasakan efek positif setelah
menonton program Hot Spot
Menyukai penampilan dari
host program Hot Spot
Merasa
terhibur
setelah
menyaksikan Program Hot
Spot
Waktu tayangan program Hot
Spot sudah tepat
37
Variabel y
Variabel
Dimensi
Pengetahuan mahasiswa
kognitif
Indikator
-
Mengetahui topik apa yang
dibahas
-
Mengetahui
informasi
unik
dan menarik yang disajikan
program Hot Spot
-
Mengetahui tips bermanfaat
yang disajikan program Hot
Spot
-
Mengetahui
sumber-sumber
video dalam program Hot Spot
Afektif
-
Merasa
terhibur
dengan
penampilan host membawakan
program Hot Spot
-
Merasakan
manfaat
dari
informasi yang ditayangkan
program Hotspot
-
Setelah
Hot
menonton
Spot
program
mendapatkan
informasi baru, unik dan seru
dan menambah pengetahuan
-
Setelah
menonton
program
Hot Spot wawasan bertambah
luas
-
Kebutuhan hiburan terpenuhi
Download