BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jaringan

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jaringan Komputer
(Kamarullah, 2009: 6; Bina Nusantara Jaringan Komputer HOL: 1)
Jaringan adalah perangkat-perangkat (host-host) yang saling terkoneksi ke
suatu perangkat (server) dengan menggunakan topologi tertentu dalam satu area
tertentu. Sedangkan jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas
komputer dan perangkat jaringan lainnya yang terhubung dan bekerja bersamasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Suatu jaringan dapat dikatakan
traffic padat, apabila banyak perangkat (host) yang melakukan koneksi ke
perangkat (server) didalam jaringan computer tersebut.
Tujuan dari jaringan komputer antara lain sebagai berikut:
1. Membagi sumber daya. Contohnya berbagi pemakaian printer, CPU,
memori, harddisk, software dan data.
2. Komunikasi: contohnya email, instant messaging, chatting.
3. Akses informasi: contohnya web browsing.
Kinerja jaringan komputer mempunyai berbagai jenis masalah, diakibatkan
oleh unsur-unsur dalam jaringan komputer contohnya, bandwidth, latency, and
jitter yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi dalam
suatu jaringan.
Contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video
streaming dapat membuat pengguna frustasi ketika paket data aplikasi tersebut
dijalankan di atas jaringan computer dengan bandwidth yang tidak memadai,
dengan latency yang tidak stabil, atau jitter yang berlebih.
7
8
2.1.1 WAN (Wide Area Network)
Menurut (Jonathan Lucas, 2006) Wide Area Network digunakan secara
umum sebagai alat untuk mengatasi jarak geografis yang luas, memakai
jaringan publik seperti telepon, atau jaringan data paket dan lainnya agar
dapat terjadi hubungan komunikasi walaupun jarak yang jauh. Secara khusus,
WAN terdiri dari sejumlah switching node yang saling dihubungkan. Ketika
data dikirim,data akan melewati sejumlah switching node untuk mencapai
tujuannya.Secara tradisional, WANs telah dilengkapi secara khusus agar
mampu menggunakan satu dari dua teknologi yang paling banyak dipakai
oleh publik yaitu jaringan switch atau sering disebut juga jaringan telepon
dan jaringan paket.
WAN pada umumnya :
•
Menghubungkan Perangkat dengan jarak yang jauh (maka "bidanglebar")
•
Lebih lambat (dibandingkan dengan LAN)
•
Termasuk pemilik orang luar("penyedia layanan")
•
Hanya ada ketika kita ingin mengirimkan sesuatu.
Fungsi protocol WAN ada pada tingkat terendah ke dua dari model
referensi OSI, physical layer data link layer. (X.25 merupakan pengecualian
untuk ini, melainkan fungsi pada lapisan tiga juga.)
9
Gambar 2. 1 Menunjukan Topologi WAN
(http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration4/theme/cheetah.html?cid=1400000000&l1=en&l2=none&chapter=1,
9/10/2013)
2.1.2 Kategori WAN (Wide Area Network)
Menurut (Jonathan Lucas, 2006)WAN dapat dikategorikan sebagai
berikut:
-
Point-To-point links :
Menyediakan jalur komunikasi komunikasi WAN pra mapan dari lokasi
pelanggan menuju operator jaringan, seperti perusahaan telepon, ke sebuah
network remote. Link point-to-point juga dikenal sebagai leased line karena
jalurnya didirikan bersifat permanen dan tetap untuk setiap penyedia fasilitas
menuju remote network.
-
Circuit Switching :
Sebuah metode switching WAN di mana sirkuit fisik khusus didirikan,
dipelihara, dan dibatasi melalui jaringan operator untuk setiap sesi
komunikasi. Digunakan secara luas dalam jaringan perusahaan telepon,
circuit switching beroperasi seperti panggilan telepon biasa. Jaringan digital
layanan terpadu (ISDN) adalah contoh dari teknologi circuit-switched.
10
-
Packet Switching :
Sebuah metode switching WAN di mana perangkat jaringan berbagi satu
point-to-point link untuk mengangkut paket-paket dari sumber ke tujuan
melalui operator jaringan. Statistical multiplexing digunakan untuk
mengaktifkan perangkat untuk berbagi sirkuit. Asynchronous Transfer Mode
(ATM), Frame Relay, Switched Multimegabit Data Service (SMDS), dan
X.25 adalah contoh teknologi WAN packet-switched.
2.1.3 WAN Virtual Circuits
Virtual circuit adalah sirkuit logis yang diciptakan untuk memastikan
komunikasi yang handal antara dua perangkat jaringan. dua jenis sirkuit
virtual yang ada:
-
Switched virtual circuit (SVC) :
Virtual circuit yang dinamis didirikan pada permintaan dan diakhiri
ketika transmisi selesai. Komunikasi melalui SVC terdiri dari tiga fase:
pembuatan sirkuit, transfer data, dan pemutusan sirkuit.
-
Permanent Virtual Circuit (PVC) :
Sirkuit virtual yang didirikan permanen dan terdiri dari satu modus yaitu
transfer data.
2.1.4 WAN Dialup Services
Layanan dialup WAN menawarkan metode hemat biaya untuk
konektivitas di seluruh WAN. Dua implementasi dialup yang popular adalah
:
-
Dial-on-demand routing (DDR)
Sebuah teknik dimana router dapat secara dinamis memulai dan menutup
sesi circuit-switched sebagai stasiun transmisi akhir sesuai permintaan.
Sebuah router dikonfigurasi untuk memperhitungkan pertukaran data layak
dijalankan atau tidak (seperti pertukaran dari protokol tertentu) dan tidak
menjalankan pertukaran data lainnya. Ketika router menerima pertukaran
11
data yang ditujukan untuk jaringan jarak jauh, sirkuit didirikan, dan
pertukaran ditransmisikan secara normal.
Jika router menerima pertukaran data yang tidak seharusnya dijalankan
dan sirkuit sudah ditetapkan, pertukaran data tetap dijalankan secara normal.
Router membuat pengatur waktu mati yang hanya akan jalan ketika
pertukaran data diterima. Jika router menerima tidak ada pertukaran data dan
waktu mati tiba, sirkuit diputuskan. Demikian juga, jika pertukaran data tidak
diterima dan tidak ada sirkuit, router mengabaikan pertukaran data.
-
Dial backup :
Sebuah layanan yang mengaktifkan jalur serial cadangan dalam kondisi
tertentu. Saluran serial sekunder dapat bertindak sebagai penghubung
cadangan yang digunakan ketika penghubung utama gagal atau sebagai
sumber tambahan bandwidth ketika beban pada penghubung utama mencapai
batas tertentu.
2.1.5 WAN Devices
Perangkat yang digunakan dalam lingkungan WAN meliputi:
-
WAN switch :
Sebuah perangkat multiport internetworking yang digunakan dalam
jaringan operator. Perangkat ini secara khusus digunakan untuk Frame Relay,
X.25, dan SMDS dan beroperasi pada lapisan data link.
-
Access server :
Bertindak sebagai titik konsentrasi untuk dial-in dan koneksi dial-out.
-
Modem :
Sebuah perangkat yang menafsirkan sinyal digital dan analog,
memungkinkan data yang akan dikirimkan melalui saluran telepon voicegrade.
12
-
Channel service unit/digital service unit (CSU/DSU) :
Sebuah perangkat digital-antar muka (atau kadang-kadang dua perangkat
digital terpisah) yang menyesuaikan antarmuka pada suatu perangkat
terminal data fisik (DTE) ke antarmuka dari data perangkat circuitterminating (DCE) dalam jaringan penyedia jasa. CSU / DSU juga
menentukan pengaturan tempo untuk komunikasi antara perangkat tersebut.
-
ISDN Terminal Adapter (TA) :
Sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan koneksi ISDN
Basic Rate Interface (BRI) ke antarmuka lain, seperti EIA / TIA-232. Sebuah
adaptor terminal pada dasarnya adalah modem ISDN.
2.1.6 Topologi Jaringan
(Universitas Bina Nusantara, Computer Network HOL) Topologi
jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsurunsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station.
Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, antara lain:
1. Topologi Bus
Topologi bus menggunakan “single backbone segment” sebagai
penghubung semua komputer yang ada pada jaringan. Semua komputer
langsung terhubung ke komputer tersebut. Dalam jaringan ini jika ada
masalah kabel maka komputer lainnya tidak dapat terkoneksi.
Gambar 2. 2 Topologi Bus
(http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan, 24/01/2014)
13
2. Topologi Star
Topologi bintang menghubungkan semua workstation ke satu buah titik
pusat. Titik pusat ini biasanya berupa hub atau switch sehingga seolaholah komputer yang terhubung berbentuk seperti bintang.
Gambar 2. 3 Topologi Star
(http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan, 24/01/2014)
3. Topologi extended star
Topologi extended star menggabungkan beberapa topologi star menjadi
satu.
4. Topologi Ring
Topologi cincin berbentuk rangkaian workstation yang masing-masing
terhubung ke dua workstation lainnya, sedemikian sehingga membentuk
jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data
dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan.
Gambar 2. 4 Topologi Ring
(http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan, 24/01/2014)
14
5. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana
setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang
ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat
dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated
links). Topologi mesh digunakan ketika dibutuhkan jaringan yang tidak
boleh kesalahan sedikitpun dalam komunikasi, contohnya sistem kontrol
pembangkit tenaga nuklir.
Gambar 2. 5 Topologi Mesh
(http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan, 24/01/2014)
6. Topologi pohon (tree)
Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat.
Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan
hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada
lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin
tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan
komputer.
Gambar 2. 6 Topologi Tree
15
(http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan, 24/01/2014)
2.1.7 Perangkat – perangkat dalam jaringan komputer
(Universitas Bina Nusantara Jaringan Komputer HOL) Perangkatperangkat jaringan komputer di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Repeater
Repeater berfungsi untuk memperpanjang rentang jaringan dengan cara
memperkuat sinyal elektronis. Repeater dapat digunakan untuk sinyal analog
maupun digital dan biasanya digunakan untuk transmisi data jarak jauh. Dan
dapat juga digunakan untuk menggabungkan beberapa segmen suatu jaringan
yang besar, misalnya apabila menggunakan kabel terdapat keterbatasan,
maka Repeater sangat dibutuhkan dalam hal ini. Dengan menggunakan
repeater, LAN yang memakai Ethernet dapat diperpanjang rentang
jaringannya sampai 20 km dengan memasang repeater pada setiap 2,5 km.
2. Hub
Hub adalah sebuah perangkat yang menyediakan suatu jalur fisik bagi
suatu sinyal untuk dapat menyeberang dari satu kabel ke kabel berikutnya.
Pada dasarnya, hub merupakan repeater dengan banyak port, maka hub
hanya menguatkan sinyal listrik yang masuk ke dalam salah satu port-nya,
dan meneruskan sinyal itu ke semua port yang lain. Karena hub hanya
bekerja menguatkan sinyal tanpa melakukan pemrosesan apapun, maka tiaptiap port pada hub selalu merupakan bagian dari segmen jaringan (collision
domain yang sama).
3. Bridge
Bridge pada umumnya mirip menyerupai hub. Bridge adalah perangkat
dengan 2 port, yang biasanya digunakan untuk menghubungkan segmen
jaringan yang satu dengan segmen jaringan yang lain. Bedanya dengan hub
yaitu bridge melaksanakan pemeriksaan terhadap data yang datang, dan
16
membuat keputusan apakah data itu boleh dilewatkan atau tidak. Bridge
bekerja pada lapisan 2 OSI (misalnya MAC Address).
4. Switch
Sekilas switch sangat mirip dengan hub, tetapi keduanya berbeda. Pada
switch, frame diteruskan berdasarkan MAC address yang disimpan dalam
tabel MAC Address yang dimiliki switch. Switch bekerja pada layer 2 (Data
Link) pada model OSI. Cara kerja switch:
a) Pada saat frame diterima switch, akan diperiksa apakah MAC address
(dalam tabel MAC Address) yang dituju tersambung pada port yang
sama dengan MAC address pengirim.
b) Jika pada port yang sama maka pengiriman frame tidak diteruskan.
c) Jika tidak, maka frame akan diteruskan ke port jaringan yang
mengandung MAC address tujuan.
d) Dengan demikian terbentuk jalur logikal dalam switch antar membuat
dua buah komputer/end-device yang berkomunikasi, sehingga
perangkat jaringan lainnya tidak terganggu. Dengan demikian pada
switch kecepatannya tidak terbagi-bagi, melainkan masing - masing
port memiliki bandwidth yang penuh sehingga kecepatan transfer
data pun akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hub.
Pada awalnya, switch merupakan perangkat bridge dengan banyak
port. Namun, kini switch memiliki perbedaan secara fungsional.
Pertama, switch dapat menangani beberapa sambungan sekaligus.
Artinya switch dapat mengirim dan menerima frame-frame secara
bersamaan (full-duplex). Kedua, switch memiliki sejumlah buffer
(memori sementara) yang digunakan untuk menampung frame-frame,
sehingga frame-frame itu dapat dikirimkan kembali. Fungsi ini
bermanfaat jika terjadi kepadatan trafik jaringan.
Ada dua jenis switch:
a) Unmanageable switch.
17
Unmanageable switch hampir sama dengan hub tetapi jauh lebih
cepat dan data hanya dikirimkan kepada port yang memiliki
jaringan yang dituju.
b) Manageable switch
Manageable switch tidak hanya memiliki kemampuan yang sama,
juga ditambah dengan kemampuan untuk membuat Virtual LAN
dengan melakukan setting terhadap switch, sehingga dapat diatur
pengiriman data hanya dari dan ke jaringan tertentu.
Berdasarkan cara untuk meneruskan data, switch dibedakan menjadi 2
tipe:
a) Switch “Store and forward” (simpan dan teruskan) menerima dan
menyimpan seluruh frame secara utuh di dalam buffer, sebelum
mengirimkan kembali frame tersebut. Hal ini memungkinkan
switch membaca dan menghitung checksum yang ada pada akhir
frame untuk memastikan bahwa frame tidak rusak.
b) Switch “cut through” (lewatkan saja) hanya membaca alamat
tujuan dan mengirimkan kembali frame tersebut, termasuk frame
yang mengalami kerusakan, namun memiliki kinerja yang lebih
cepat dibanding tipe “store and forward”.
5. Router
Router adalah peralatan jaringan yang beroperasi pada layer OSI 3
(network layer). Beberapa router bergabung, menghubungkan beberapa
segment jaringan atau bahkan seluruh jaringan. Router mengirimkan data
berdasarkan informasi pada layer 3.
18
Tabel 2.1 Perbedaan Perangkat-Perangkat Jaringan Komputer
Repeater
Layer
Fungsi
Jumlah Port
Layer 1
Memperluas
2
Broadcast Domain
Hub
Layer 2
Memperluas
6 - 24
Broadcast Domain
Bridge
Layer 2
Memperluas
2
Broadcast Domain
Switch
Layer 2
Memperluas
5 - 48
Broadcast Domain
Router
Layer 3
Menghubungkan
Tergantung yang
antar jaringan
terpasang
2.1.8 OSI Layer
(CCNA Exploration 1 2007: 53) OSI layer adalah merupakan model yang
digunakan untuk mendeskripsikan proses komunikasi dalam jaringan. OSI
layer dibangun oleh International Organization for Standardization (ISO).
OSI layer hanya sebuah model, maka dapat dengan bebas membuat protokol
dan produk dengan mengkombinasikan fungsi dari satu atau dua layer.
19
Gambar 2. 7 Tampilan 7 OSI Layer
(http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chap
ter=1, 9/10/2013)
Model OSI terdiri dari 7 layer. Ketujuh layer tersebut yaitu:
1. Application Layer
Application layer merupakan layer yang menyediakan interface antara
aplikasi yang kita gunakan untuk berkomunikasi melalui network dimana pesan
kita akan ditransmisikan.
Pada layer ini berurusan dengan program komputer yang digunakan oleh user.
Program komputer yang berhubungan hanya program yang melakukan akses
jaringan, tetapi bila yang tidak berarti tidak berhubungan dengan OSI.
Cara kerja dari layer ini dimulai dengan user berinteraksi dengan aplikasi
yang ada di komputer. Lalu komputer akan mengubah nya dalam bentuk
format digital, setelah itu application layer akan siap untuk mengirimkan
20
data melalui proses enkapsulasi ke jaringan internet. Setelah proses
enkapsulasi data akan dikirimkan kembali dengan proses dekapsulasi ke user
dan user bisa menggunakan aplikasi tersebut. Contoh: Aplikasi word
processing, aplikasi ini digunakan untuk pengolahan teks sehingga program
ini tidak berhubungan dengan OSI. Tetapi bila program tersebut ditambahkan
fungsi jaringan misal pengiriman email, maka aplikasi layer baru
berhubungan disini.
2. Presentation Layer
Pada layer ini bertugas untuk mengurusi format data yang dapat dipahami
oleh berbagai macam media. Selain itu layer ini juga dapat mengkonversi
format data sehingga layer berikutnya dapat memahami format yang
diperlukan untuk komunikasi. Contoh format data yang didukung oleh layer
presentasi antara lain: Text, Data, Graphic, Visual Image, Sound, dan Video.
3. Session Layer
Sesi layer me-manage sesi antar user dan mendefinisikan bagaimana
memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut
session). Contoh layer session: layer ini akan menyinkronkan beberapa sesi
web dan suara dan data video dalam web conference.
4. Transport Layer
Pada transport layer ini bertugas untuk membagi data dan kontrol yang
diperlukan untuk menyatukan kembali pecahan data ke dalam aliran
komunikasi.
Melakukan
multiplexing
terhadap
data
yang
datang,
mengurutkan data yang datang apabila datang nya tidak berurutan. Pada layer
ini juga komunikasi dari ujung ke ujung (end-to-end), sehingga urusan data
banyak dipengaruhi oleh layer 4 ini.
Fungsi yang diberikan oleh layer transport adalah:
a) Melakukan segmentasi data
b) Menghubungkan kembali pecahan data ke dalam aliran komunikasi
21
c) Mengidentifikasi aplikasi yang berbeda
d) Memastikan reliabilitas data
e) Mengaktifkan error recovery
f) Menjalankan flow control antar user.
Pada layer ini dibagi dua protokol:
1. TCP/IP:
a) Overhead
b) Ada three way handshake utnuk menstabilkan koneksi pengiriman
data
c) Ada flow control utnuk mengatur data flow antara dua sesi
d) Connection oriented dimana data yang dikirm kan akan sampai
pada tujuan nya secara lengkap.
2. UDP:
a) Connection less dimana data yang dikirim akan sampai pada
tujuan secara tidak lengkap karena sifat UDP data dikirim bila
terjadi kerusakan pada saat pengiriman, UDP akan tetap
mengirimnya
b) Low overheat
c) Tidak ada mekanisme flow control, sequencing, dan retransmited
5. Network Layer
Fungsi utama dari layer network adalah membuat dan memberi alamat
paket untuk proses pengiriman secara end-to-end dengan intermediate
devices antar network.
Beberapa tugas layer ini:
a) Memberi alamat paket dengan IP address
b) Melakukan enkapsulasi
c) Melakukan routing
d) Melakukan dekapsulasi
22
6. Data Link Layer
Layer bertugas untuk membuat dan memberi alamat frames untuk
pengiriman host-to-host dalam local LAN dan antar WAN devices.
Data link layer menjalankan dua tugas dasar:
a) Memperbolehkan layer yang ada di atas untuk mengakses media
dengan framing
b) Mengkontrol bagaimana data ditempatkan pada media dan
diterima
dari
media
dengan
media
access
control
dan
pendeteksian eror.
Ada dua sub layer pada data link yaitu:
a) Logical Link Control (LLC): LLC mengatur komunikasi
seperti error notification dan flow control.
b) Media
Access
pengalamatan
Control
fisik
(MAC):
yang
MAC
digunakan
mengatur
dalam
proses
komunikasi antar adapter.
Kontrol akses media untuk sharing:
1. Controlled access
a) Hanya satu user yang bisa transmits dalam sekali
pengiriman
b) Tidak adanya tabrakan data
c) Dalam beberapa jaringan menggunakan token passing
d) Device yang akan transmit sebelum device lain selesai
harus menunggu giliran
Contohnya: Token Ring dan FDDI
2. Contention based access
a) User bisa transmit kapanpun dan bisa lebih dari satu
user yang transmit
b) Dapat terjadi tabrakan data
c) Mekanisme untuk menyelesaikan masalah ini :
23
i. CSMA/CD
Access/Collision
(Carrier
Sense
Detected)
untuk
Multiple
Ethernet
network:
Jika tidak ada yang melakukan pengiriman data,
mengindikasikan bahwa media itu free lalu device
bisa mengirim data. Jika ada device yang
mengirimkan data dalam waktu yang sama maka
semua
device
akan
berhenti
mengirim
dan
mencoba mengirim kembali.
ii. CSMA/CA
(Carrier
Sense
Multiple
Access/Collision Avoidance) untuk 802.11 wireless
network:
Jika tidak ada yang melakukan pengiriman data,
mengindikasikan bahwa media itu free maka
device akan mengirimkan sebuah notifikasi untuk
menggunakannya untuk mengirim data.
7. Physical Layer
Tugas Layer ini untuk mengirim data binary melalui media internet antar
devices. Tujuan dari layer ini untuk membuat listrik, optikal, atau gelombang
microwave yang menyatakan bits pada setiap frame.
2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian
2.2.1 Pengenalan Virtual Local Area Network
Pada jaman sekarang banyak gedung-gedung yang punya banyak
department atau divisi-divisi. Jika 1 perusahaan hanya mempunyai beberapa
divisi bisa menggunakan switch tanpa VLAN karena mudah untuk di
manage. Jika perusahaan mempunyai banyak divisi dan orang yang ada di
divisi yang berbeda dapat melihat file divisi lain ini sangat tidak aman dan
tidak mudah untuk di manage dan membutuhkan banyak kabel untuk
menyambung semuanya.
24
2.2.2 Pengertian VLAN
VLAN merupakan sekumpulan dari device pada sebuah jaringan LAN
yang dikonfigurasi menggunakan management software, sehingga bisa
berkomunikasi jika device tersebut terhubung pada kabel yang sama dan
dilokasikan pada jumlah segment LAN yang berbeda karena VLAN
berdasarkan pada logical connection dari pada physical connection dan
VLAN
sangat
fleksibel.
VLAN
dapat
dipertimbangkan
untuk
merepresentasikan sebuah broadcast domain. Dalam hal ini berarti transmisi
dihasilkan oleh sebuah station pada VLAN diterima oleh station-station yang
belum ditentukan oleh kriteria tertentu dalam domain (Gilbert Held, 1997)
2.2.3 Manfaat dari VLAN
(CISCO CCNP dan JARINGAN KOMPUTER, Iwan Sofana, 2012, hal
309) Dengan vlan kita dapat memperkecil broadcast domain. Beberapa
keuntungan vlan antara lain adalah:
1. Pemakaian bandwidth secara optimal
VLAN dapat membagi network besar menjadi segmen-segmen
yang lebih kecil. Traffic local (antar sesama anggota sebuah
VLAN) dapat di sekat dan tidak menggangu VLAN yang lainnya.
Sehingga penggunaan bandwidth menjadi lebih optimal.
2. Pembentukan jaringan logika
Dengan VLAN, kita dapat membentuk jaringan secara logika.
Koneksi antarperangkat dapat dikonfigurasi ulang tanpa harus
memindahkan perangkat secar fisik.
3. Meningkatkan keamanan
VLAN dapat mengisolasi traffic. Traffic internal tidak akan
mengalir keluar. Server dapat disimpan dilokasi yang aman.
Kondisi ini menyulitkan penyusup untuk mencuri data yang
mengalir. Kecuali jika mengetahui port switch yang digunakan
oleh VLAN.
4. Mempermudah pembuatan IP subnet
25
Dengan VLAN, pembentukan IP subnet akan lebih muda. Tidak
bergantung pada lokasi fisik. Jika computer dipindahkan ke
tempat lain makan IP subnet-nya masih dapat dipertahankan.
5. Memudahkan administrasi
Administrasi
jaringan
dapat
dilakukan
dengan
mudah.
Pembentukan ulang jaringan tidak memerlukan pemindahan alat
dan pengaturan ulang kabel jaringan.
2.2.4 Range VLAN
(CCNA Exploration 3 2007, 10/9/2013: Chapter 3) Range VLAN terbagi
menjadi dua, yaitu normal range dan extended range.
1. Normal Range ID (1 – 1005):
a) Disimpan di flash : VLAN.dat (untuk menghapus "Delete Flash :
VLAN.dat")
b) 1002-1005 reserved for token ring & FDDI
c) VLAN 1 ( Default ), 1002 - 1005 dibuat secara otomatis dan tidak
bisa di remove / di rename
2. Extended Range ID (1005 – 4094):
a) Disimpan di Running-Configuration
b) Fitur lebih sedikit dari normal range (Contoh : tidak di advertise
oleh VTP )
c) Biasanya di gunakan oleh ISP (internet service provider).
2.2.5 VLAN Trunking
(CCNA Exploration 3 2007, 10/9/2013: Chapter 3) Trunk merupakan
point to point link antara dua network devices yang membawa lebih dari 1
VLAN. Sebuah VLAN trunk memperbolehkan untuk mengantarkan VLAN
keseluruh jaringan. Alat CISCO mendukung IEEE 802.1Q dan ISL untuk
memakai trunk pada interfaceFastEthernet dan GigabitEthernet. Meskipun
alat CISCO dapat di konfigurasi mendukung dua tipe trunk namun yang biasa
digunakan hanya 802.1Q.
26
2.2.6 Dynamic Trunking Protocol (DTP)
(CCNA Exploration 3 2007, 10/9/2013: Chapter 3) DTP adalah fitur yang
hanya dimiliki oleh device CISCO. DTP secara otomatis akan aktif pada
switch port dalam modetrunk. DTP mengontrol negosiasi hanya jika port yang
ada di switch lain telah di konfigurasi dalam modetrunk.
DTP adalah protocol negosiasi apakah suatu interface akan menjadi mode
trunk / access. Berikut ini adalah state dari DTP:
1.
Dynamic Auto & Dynamic Auto = Access
2.
Dynamic Auto & Dynamic Desirable = Trunk
3.
Dynamic Desirable & Dynamic Desirable = Trunk
4.
Access & Dynamic Auto / Dynamic Desirable = Access
5.
Trunk & Dynamic Auto / Dynamic Desirable = Trunk
2.2.7 Inter-VLAN Routing
(CCNA Exploration 3 2007, 10/9/2013: Chapter 3) Inter-VLAN routing
adalah
proses
mem-forward
traffic
network
antar
VLAN
dengan
menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan IP subnet yang unik.
Metode yang biasanya digunakan untuk inter-VLAN routing ada metode
traditional, multi layer switch, dan router on a stick. Di sini akan dibahas
router on a stick sesuai dengan topic.
Router on a stick adalah tipe konfigurasi router dimana satu physical
interface bisa mengirim ke beberapa VLAN dalam jaringan. Interface router
di konfigurasi untuk beroperasi seperti trunk. Router melakukan inter-VLAN
routing dengan menerima VLAN yang di tagged pada interface trunk yang
berasal dari switch dan mengirimkandiantara VLAN menggunakan subinterface. Router kemudian mem-forward VLAN yang di-tagged keluar pada
physical interface yang sama.
27
Gambar 2. 8 Router-on-a-Stick
(http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration3/theme/cheetah.html?cid=1300000000&l1=en&l2=none
&chapter=intro, 9/10/2013)
2.2.8 VTP (VLAN Trunking Protocol)
(CCNA Exploration 3 2007, 10/9/2013: Chapter 4) Awal dari VTP ini
adalah adanya jumlah switch yang meningkat pada usaha kecil maupun
menengah maka dibutuhkan kemampuan untuk mengelola VLAN dalam
jaringan. VTP memungkinkan manajer jaringan untuk mengkonfigurasi
switch sehingga akan merambat konfigurasi VLAN ke switch lain dalam
jaringan. Switch dapat dikonfigurasi dalam peran VTP server, client, atau
transparent.
VTP atau disebut juga dengan VLAN Trunking Protocol merupakan
sarana atau alat untuk menyederhanakan database VLAN di beberapa switch.
VTP memungkinkan manajer jaringan untuk membuat perubahan pada
switch yang dikonfigurasi sebagai VTP server. Pada dasarnya, server VTP
mendistribusikan dan mensinkronkan informasi database VLAN ke switch
yang telah dikonfigurasi VTP client di seluruh jaringan yang dapat
meminimalkan masalah yang disebabkan oleh konfigurasi yang salah dan
28
inkonsistensi konfigurasi. VTP memasukkan konfigurasi VLAN dalam
database VLAN disebut vlan.dat
Ada 5 komponen dari VTP yaitu:
1. VTP Domain
Terdiri dari satu atau lebih switch yang saling berhubungan. Semua
switch
dalam
domain
berbagi
rincian
konfigurasi
VLAN
menggunakan VTP advertisements. Sebuah router atau switch Layer
3 mendefinisikan batas setiap domain.
2. VTP Advertisements
VTP menggunakan hirarki iklan untuk mendistribusikan dan
mensinkronisasi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan.
3. VTP Mode
Sebuah switch dapat dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode: server,
client, atau transparent.
a) VTP Server
VTP server mengiklankan domain VTP informasi VLAN ke
switch lain VTP-enabled dalam domain VTP yang sama. VTP
server menyimpan informasi VLAN untuk seluruh domain dalam
NVRAM. Dimana server VLAN dapat dibuat, dihapus, atau
diubah namanya untuk domain.
b) VTP Client
VTP Client berfungsi dengan cara yang sama seperti VTP server,
tetapi VLAN tidak dapat dibuat, diubah, atau dihapus pada VTP
klien. Seorang VTP client hanya menyimpan informasi VLAN
untuk seluruh domain, sementara switch tersebut hidup. Sebuah
tombol reset untuk menghapus informasi VLAN.
c) VTP Transparant
Switch VTP Transparent meneruskan advertisements untuk VTP
client dan VTP server. Switch transparan tidak berpartisipasi
29
dalam VTP. VLAN yang dibuat, diganti namanya, atau dihapus
pada switch transparan bersifat lokal ke switch saja.
4. Configuration Revision Number
Jumlah perubahan konfigurasi VLAN. Angka yang tertinggi yang
akan di pilih sebagai patokan untuk VTP mode yang lain untuk
merubah VLAN yang berada di database device tersebut.
5. VLANS
Jumlah VLAN yang ada pada device tersebut.
6. VTP Password
Password VTP harus sama antar device yang ingin mendapatkan
informasi VLAN.
2.2.9 VLAN Tagging
Menurut Gyan Prakash dan Sadhana (2013: 3), VLAN tagging
merupakan suatu metoda yang dikembangkan oleh Cisco untuk membantu
mengidentifikasi perjalanan paket data melalui trunk link. Ketika sebuah
ethernet berubah menjadi sebuah trunk link, sebuah tag VLAN ditambahkan
pada frame yang kemudian dikirimkan melalui trunk link tersebut. Setelah
frame tersebut sampai di ujung trunk link kemudia tag khusus tersebut akan
dilepaskan dan frame tersebut akan dikirimkan pada port access link dengan
VLAN yang sesuai dengan frame tag dan tabel pada perangkat switch.
Menurut Jafilun (2010: 7), ada dua jenis VLAN tagging yang sering
digunakan pada jaringan berbasis VLAN dengan produk cisco yakni ISL
(Inter Switch Link) dan IEEE 802.1q. ISL merupakan protocol proprietary
Cisco yang digunakan hanya untuk koneksi pada FastEthernet dan
GigabitEthernet. Bersifat proprietary yang berarti hanya didukung hanya
pada produk-produk Cisco saja. Sedangkan IEEE 802.1q merupakan protocol
standar yang diciptakan oleh grup IEEE dan menjadi pilihan lain selain ISL
dalam mempermudah manajemen dan pengembangan jaringan yang luas
dalam teknologi VLAN khususnya.
30
1. ISL (InterSwitch Link)
Proses tagging pada protocol ISL sering disebut dengan external
tagging process, karena protocol tersebut tidak merubah struktur
frame Ethernet melainkan membungkus frame Ethernet tersebut,
pada bagian awal menambahkan 26 byte ISL header dan 4 byte frame
check sequence (FCS) pada bagian akhir frame. ISL memiliki
kemampuan untuk mendukung sebanyak 1000 VLAN. Jadi dalam
koneksi trunk link jumlah VLAN yang mungkin dilewatkan mencapai
1000 VLAN.
2. IEEE 802.1q
Protocol standar IEEE 802.1q merupakan protocol tagging yang
paling banyak digunakan dalam implementasi VLAN, bahkan dalam
jaringan yang seluruh perangkatnya menggunakan produk Cisco
sekalipun. Hal ini disebabkan karena IEEE 802.1q memiliki
kompatibilitas dengan produk lain, sehingga jika suatu saat
melakukan upgrade menggunakan produk vendor lain tidak akan
menemukan masalah akibat perbedaan protocol. Selain karena
komptibilitas, ada beberapa alasan lain, yakni:
•
IEEE 802.1q mendukung hingga 4096 VLAN.
•
Proses tagging pada protocol ini tanpa melakukan pembungkusan
tetapi hanya dilakukan penyisipan VLAN tagging sekitar 4 byte.
•
Proess tagging menghasilkan ukuran frame yang lebih kecil
disbanding frame akhir pada VLAN tagging menggunakan ISL.
2.2.10 Access Control List
Menurut Lammle (2004:198), access control list adalah kumpulan aturanaturan yang dibuat berdasarkan policy yang ditentukan. Terdapat 3 tipe
access lists, yaitu:
31
1. Standard access list
2.
Extended access list
3. Named access list
1. Standard access list
Standard access list melakukan filter traffic dengan mengidentifikasi
IP address sumber dalam sebuah paket. Pembuatan standard access list
menggunakan nomor access list 1-99. Tipe-tipe access list secara umum
dibedakan berdasarkan angka. Dengan menggunakan angka dari 1-99,
router dapat mengerti bahwa access list yang dibuat adalah standard
access list sehingga router dapat langsung mengerti sintaks yang
dimasukan ketika membuat standard access list.
2. Extended access list
Extended access list melakukan filter traffic berdasarkan IP Address
sumber dan tujuan beserta dengan protokol dan nomor port yang telah
dikonfigurasi. Pembuatan extended access list menggunakan nomor
access list 100-199. Extended access list dapat digunakan misalnya untuk
memperbolehkan user untuk mengakses LAN, sekaligus memberhentikan
user untuk mengakses host yang spesifik, atau service yang ada di dalam
host tersebut.
3. Named access list
Named access list adalah sebuah cara lain untuk membuat standard
dan extended access list. Di perusahaan menengah ke atas, mengatur
access list dapat menguras banyak waktu. Named access list dibuat
menggunakan sebuah kata, baik untuk standard access list atau extended
access list sehingga lebih mudah dalam pengaturan.
32
2.2.11 Frame Relay
Frame Relay adalah protokol WAN kinerja tinggi yang beroperasi pada
physical layer dan data link layer. Frame Relay awalnya dirancang untuk
digunakan di seluruh Integrated Services Digital Network (ISDN).
Frame Relay adalah contoh teknologi packet-switched. Jaringan packet
switched memungkinkan end-station untuk secara dinamis berbagi jaringan
dan bandwidth. Berikut dua teknik yang digunakan dalam teknologi packet switching:
1. Paket variable-length
2. Statistik multiplexing
Teknik paket variable-length digunakan untuk lebih efisien dan fleksibel
transfer data sedangkan teknik multiplexing statistic untuk mengontrol akses
jaringan dalam jaringan packet-switched. Keuntungan dari teknik ini adalah
bahwa hal itu menampung lebih banyak fleksibilitas dan lebih efisien dalam
penggunaan bandwidth. Sebagian besar LAN saat ini, seperti Ethernet dan
Token Ring, merupakan jaringan packet-switched.
1. Frame relay devices
Perangkat yang terpasang pada Frame Relay WAN jatuh ke dalam
dua kategori umum berikut:
1. Data terminal equipment (DTE)
2. Data communication equipment (DCE)
DTE umumnya dianggap mengakhiri peralatan untuk jaringan
tertentu dan biasanya adalah terletak di tempat pelanggan. Bahkan,
mereka mungkin dimiliki oleh pelanggan. Contoh DTE adalah
perangkat terminal, komputer pribadi, router, dan bridge.
DCE adalah perangkat carrier-owned internetworking. Tujuan
peralatan DCE adalah untuk menyediakan clocking dan layanan
33
dalam jaringan, yang merupakan perangkat yang benar-benar
mengirimkan data melalui WAN switching.
Dalam kebanyakan kasus, ini adalah paket switch. Gambar 2.9
menunjukkan hubungan antara dua kategori perangkat.
Gambar 2. 9 DTE-DCE over WAN
(Chapter 10 (frame relay).pdf, 3)
Koneksi antara perangkat DTE dan DCE perangkat terdiri dari
komponen physical layer dan data link layer. Physical layer terdiri
dari mekanikal, listrik, fungsional, dan spesifikasi prosedural untuk
koneksi antara perangkat. Data link layer terdiri dari protokol yang
menghubungkan antar perangkat DTE, seperti router, dan perangkat
DCE, seperti switch.
2. Frame relay virtual circuits
Frame
Relay
connection-oriented.
menyediakan
Layanan
komunikasi
ini
data
link
diimplementasikan
layer
dengan
menggunakan Frame relay virtual circuits, yang merupakan koneksi
logik yang dibuat antara dua terminal data terminal equipment (DTE)
di Frame Relay packet -switched network (PSN).
34
Virtual circuit menyediakan jalur komunikasi dua arah dari satu
perangkat DTE ke yang lain dan diidentifikasi oleh data-link
connection identifier (DLCI). Sejumlah virtual circuit dapat
multiplexing menjadi sebuah physical circuit di jaringan.
Sebuah virtual circuit dapat melewati sejumlah perangkat DCE
(switch) yang terletak di dalam Frame Relay packet -switched
network.
3. Permanent Virtual Circuit (PVC)
Permanent Virtual Circuit (PVC) secara permanen melakukan
koneksi yang digunakan untuk transfer data yang konsisten antara
perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Komunikasi
melintasi PVC tidak membutuhkan call setup dan PVC selalu
beroperasi dalam satu dari dua kondisi operasi sebagai berikut:
1. Transfer data = data yang ditransmisikan antara perangkat DTE
melalui virtual circuit.
2. Idle = Sambungan antara perangkat DTE adalah aktif, tetapi tidak
ada data yang ditransfer. Tidak seperti SVC, PVC tidak akan
berakhir dalam keadaan apa pun ketika dalam keadaan idle. DTE
dapat memulai transfer data kapan saja mereka siap karena sirkuit
permanen didirikan.
4. Data Link Connection Identifier (DLCI)
Frame Relay virtual circuit diidentifikasi oleh data-link
connection identifier (DLCI). Nilai DLCI biasanya ditugaskan oleh
penyedia layanan Frame Relay (misalnya, perusahaan telepon).
Frame Relay DLCI hanya lokal, yang berarti bahwa nilai unik itu
hanya ada di LAN, tapi belum tentu ada dalam Frame Relay WAN.
35
Gambar dibawah ini mengilustrasikan bagaimana dua perangkat
DTE yang berbeda dapat diberi nilai DLCI yang sama dalam satu
Frame Relay WAN.
Gambar 2. 10 Virtual Circuit Frame Relay
(Chapter 10 (frame relay).pdf, 5)
5. Frame Relay Discard Eligibility
Discard Eligibility (DE) bit digunakan untuk menunjukkan bahwa
sebuah frame memiliki lebih penting daripada frame yang lain. DE bit
merupakan bagian dari address dalam header Frame Relay frame.
Perangkat DTE dapat mengatur nilai DE bit dari frame ke 1 untuk
menunjukkan bahwa frame memiliki lebih rendah penting daripada
frame yang lain. Ketika jaringan menjadi padat, DCE akan
membuang frame dengan DE bit set sebelum membuang mereka yang
tidak. Hal ini mengurangi kemungkinan data penting yang dijatuhkan
oleh frame perangkat relay DCE selama periode kemacetan.
6. Frame Relay Error Checking
Frame Relay menggunakan mekanisme pengecekan error yang
umum dikenal sebagai cyclic redundancy check (CRC). CRC
membandingkan dua nilai dihitung untuk menentukan apakah
36
kesalahan terjadi selama transmisi dari sumber ke tujuan. Frame
Relay mengurangi overhead jaringan dengan menerapkan pengecekan
error
dari
pada
error
correction.
Frame
Relay
biasanya
diimplementasikan pada media jaringan yang handal, sehingga data
integritas tidak dikorbankan karena error correction dapat diserahkan
kepada protokol layer yang lebih tinggi yang berjalan di atas Frame
Relay.
7. Frame Relay Local Management Interface (LMI)
Local Management Interface (LMI) adalah satu set perangkat
tambahan dasar spesifikasi Frame Relay. LMI dikembangkan pada
tahun 1990 oleh Cisco Systems, StrataCom, Northern Telecom, dan
Digital Equipment Corporation .LMI menawarkan sejumlah fitur
(disebut ekstensi) untuk mengelola jaringan komplek. Ekstensi Key
Frame Relay LMI termasuk global addressing, status circuit virtual
message, dan multicasting.
LMI Global addressing extension memberikan Frame Relay datalink koneksi identifier (DLCI) nilai global daripada signifikansi lokal.
Nilai DLCI menjadi alamat DTE yang unik dalam Frame Relay
WAN. Global addressing extension menambah fungsionalitas dan
pengelolaan ke Frame Relay internetwork. Interface jaringan individu
dan nodes yang menyertainya, misalnya dapat diidentifikasi dengan
menggunakan alamat resolusi dan penemuan teknik standar. Selain
itu, seluruh jaringan Frame Relay tampaknya menjadi LAN yang
khas untuk router di pinggirannya.
Pesan status LMI virtual circuit menyediakan komunikasi dan
sinkronisasi antara Frame Relay DTE dan perangkat DCE. Pesan ini
digunakan untuk melaporkan secara berkala tentang status PVC, yang
37
mencegah data dari yang dikirim ke dalam lubang hitam yaitu, lebih
dari PVC yang sudah tidak ada.
LMI multicasting extension memungkinkan kelompok multicast
ditugaskan.
Multicasting
menghemat
bandwidth
dengan
memungkinkan update routing dan pesan alamat resolusi untuk
dikirim hanya untuk kelompok tertentu router. Extension juga
mengirimkan laporan status kelompok multicast dalam pesan
pembaruan.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
2.3.1 Teknologi Frame Relay
(Yuli Kurnia Ningsih,Indra Surjati & Alfian Noor Faiq.(2005). ANALISIS
PERFORMANSI JARINGAN FRAME RELAY VIRTUAL PRIVATE
NETWORK.(http://www.jurnal.trisakti.ac.id/index.php/elektro/article/downl
oad/52/54), volume (5), 2-5.)
Frame
Relay,
sesuai
dengan
namanya
adalah
teknologi
yang
mengandalkan frame-frame yang di’relay’ (diteruskan) untuk mengantarkan
data. Frame adalah sebuah paket (packet) data. Paket data sendiri digunakan
ketika data yang hendak dikirimkan melalui jaringan melebihi ketetapan
panjang data maksimum yang bisa dilewatkan. Pada kondisi itu data
kemudian akan dibagi-bagi dalam ukuran yang lebih kecil (paket data).
Paket-paket data tersebut kemudian diberi tambahan kepala (header) untuk
menetapkan alamat (address) tujuan, dan kemudian ditransmisikan melalui
jaringan.
Pengiriman
paket-paket
data
tersebut
berlangsung
secara
independen satu dengan yang lain, dan masing-masing dapat melalui rute
yang berbeda untuk mencapai tujuannya meskipun berasal dari data sumber
yang sama. Sehingga, dalam sebuah jaringan akan ada banyak jenis paket
yang harus ditransmisikan dari pengirim ke penerima, prinsip ini dikenal
sebagai Packet Switching.(Stalling, 1998: 383). Frame relay adalah bentuk
sederhana dari packet switching, memiliki prinsip yang sama dengan X.25,
dimana frame-frame data secara synchronous dialirkan ketujuannya masing-
38
masing berdasarkan informasi yang terdapat pada bagian awal (header)
frame. Perbedaan mendasar antara frame relay dan X.25 menjamin integritas
data dan pengendalian aliran data pada jaringan dengan mengorbankan waktu
tunda (delay) yang lebih besar. Berlawanan dengan hal itu, frmae relay
dirancang untuk mengurangi pemrosesan pada setiap node dengan cara
meminimalisasi format & prosedur yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk
mengefisienkan waktu proses (overhead) yang diperlukan pada prosedur
penanganan kesalahan dan pengendalian arus data (flow control). Selama
proses transmisi data frame relay berasumsi bahwa perbaikan kesalahan
(error correction) akan dilakukan oleh layer protocol. Pada Frame Relay
berlaku mekanisme bandwidth-on-demand yang sangat menunjang efektifitas
dari Frame Relay. Penggunaan teknik statistically multiplexing pada jaringan
packet switching akan mengatur akses ke jaringan. Statistically multiplexing
teknik penggunaan jaringan yang sama untuk pengiriman data dari sumber
yang bervariasi, karena secara statistik pemakaian kapasitas jaringan
maksimum terjadi tidak secara bersamaan. Dengan mekanisme tersebut,
pengguna jaringan Frame Relay dapat mengatur kapasitas alokasi bandwidth
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, bandwidth dapat dialokasikan pada
pengirim apabila ada data yang akan dikirim dan memungkinkan efisiensi
serta fleksibilitas penggunaan bandwidth. Frame Relay mengirimkan paket
dalam kumpulan frame-frame yang berisi data dan header. Informasi header
yang terdapat pada setiap fram digunakan untuk menentukan routing dari
data tersebut ke tujuan yang diinginkan. Adanya informasi header ini juga
mengakibatkan setiap stasiun akhir dapat berkomunikasi dengan tujuan yang
berbeda-beda melalui sebuah jalur akses tunggal yang terhubung ke jaringan.
2.3.1.1 Cara Kerja Frame Relay
Frame Relay menggunakan format frame High-Level Data Link Control
(HDLC) dengan panjang sampai dengan 4 kilo bytes. Setiap frame diawali
dan diakhiri dengan flag character (karakter penanda) 7E hexadecimal. 2
bytes pertama pada setiap frame setelah flag character, berisiinformasi yang
dibutuhkan untuk multiplexing pada jaringan. 2 bytes terakhir selalu berisi
39
informasi Cyclic Redudancy Check (CRC) untuk bytes yang berada diantara
2 flag character. Diluar bytes khusus tadi, data/informasi disisipkan pada
frame. Paket-paket kemudian disalurkan melalui satu atau lebih Virtual
Circuit (sirkuit virtual) yang lebih dikenal dengan Data Link Connection
Identifiers (DLCI). Sirkuit virtual menyediakan jalur komunikasi dua arah
dari satu DTE ke DTE yang lain dan menggunakan alamat yang unik disebut
DLCI. Sejumlah sirkuit virtual dapat di multipleks melalui satu jalur fisik
untuk ditransmisikan pada suatu jaringan.Kemampuan ini dapat mengurangi
kompleksitas jaringan danpenggunaan peralatan untuk menghubungkan
sejumlah DTE. Sirkuit virtualpada Frame Relay terbagi dalam dua kategori
yaitu Permanent VirtualCircuit (PVC) yang didefinisikan sebagai rangkaian
atau jalur logik titik ke titik yang terbentuk secara permanen dan Switched
Virtual Circuit (SVC) yang didefinisikan sebagai sambungan logik antara
dua titik pada jaringan yang dapat dibentuk dan diputuskan untuk setiap
transmisi. Pada Frame Relay tidak ada flow control. Tanpa proses flow
control, maka jaringan dengan mudah akan membuang frame-frame yang
tidak dapat dikirimkannya. Akan tetapi, protokol Frame Relay menyertakan
aturan untuk mengendalikan dan meminimalisasi kehilangan frame (frame
loss) pada level pengguna.
2.3.1.2 Unjuk Kerja Jaringan Frame Relay
Parameter-parameter yang dapat mempengaruhi penilaian terhadap unjuk
kerja dalam jaringan Frame Relay (Global, 2002: 39), adalah:
a) Access Rate (AR)
Access Rate (AR) atau bisa disebut juga dengan kecepatan akses
merupakan kecepatan maksimum data yang dikirim untuk dapat
masuk jaringanFrame Relay. Kecepatan akses ini berhubungan erat
dengan jaringan fisik yang digunakan. Kecepatan akses dapat pula
dipandang
sebagai
batasan
fisik
maksimum yang dapat diberikan.
b) Commited Information Rate (CIR)
dukungan
kecepatan
akses
40
CIR didefinisikan sebagai kecepatan throughput dalam satuan bit
per second(bps) yang dijamin oleh jaringan untuk dilewatkan pada
kondisi normal. Besar nilai CIR selalu lebih kecil atau sama dengan
besar kecepatan akses.
CIR diturunkan dari dua parameter. Parameter pertama adalah
Committed Rate Measurement Interval (Tc). Tc adalah jangka waktu
dilakukannya pengukuran kecepatan transfer. Disini diasumsikan
bahwa nilai Tc lebih atau sama dengan 1 detik. Parameter kedua
adalah Committed Burst Size (Bc). Bc adalah jumlah bit maksimum
yang dijamin oleh jaringan akan dikirimkan selama interval waktu Tc
pada kondisi normal. Nilai CIR diperoleh dengan membagi
Committed Burst Size denganCommitted Rate Measurement Interval.
c) Bursting (Lonjakan Data)
Dalam hampir semua komunikasi data terjadi bursting (lonjakan
data) pada saat transmisi. Salah satu keunggulan jaringan Frame
Relay adalah kemampuannya untuk menangani transmisi bursting
tersebut jika bandwidth yang tersedia memungkinkan untuk
meneruskan transmisi. Toleransi nilai bursting dapat didefinisikan
oleh parameter yang disebut denganExcess Burst Size (Be). Be adalah
jumlah bit maksimum diatas CIR yang akan dicoba untuk diteruskan
oleh jaringan pada interval waktuCommitted Rate Measurement
Interval. Jika dikirimkan data dengan kecepatan diatas CIR, maka
resiko kegagalan transmisi akan semakin besar. Selain itu pada
umumnya ada batas maksimum seberapa besar pengguna dapat
mengirimkan datanya pada interval waktu tertentu. Jika pengguna
mengirimkan data lebih dari (Bc + Be) pada interval waktu Tc, maka
frame-frame yang berlebih akan secara langsung dibuang dari
jaringan. Selama ini tidak ada ketetapan standar mengenai nilai Be
yang diperbolehkan. Namun sebagai pedoman, nilai Be biasanya
ditetapkan sebesar selisih antara Bc dan access rate pada interface;
41
sehingga (Bc + Be) / Tc sama dengan access rate. Untuk selanjutnya,
jumlah bursting yang diperbolehkan ditetapkan sebagai nilaiExcess
Information Rate (EIR).
2.3.1.3 VLAN
(Udin Sidik Sidin.(2010). Pemanfaatan VLAN dan Penghematan HOST
dengan Metode VLSM.
(http://elektro.unm.ac.id/jurnal/ME,%20Vol.%205,%20No.2%20Des%20
2010/Jurnal%20Udin%20Sidin.pdf),volume(1), 2-4.)
VLAN
(Virtual
Local
Area
Network) Memaksimalkan
Tingkat
Keamanan VLAN yang merupakan hasil konfigurasiswitch menyebabkan
setiap port switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh karena berada
dalam satu segmen port-port yang bernaung dibawah suatu VLAN dapat
saling berkomunikasi langsung. Sedangkan port-port yang berada diluar
VLAN tersebut atau berada dalam naungan.VLAN lain, tidak dapat saling
berkomunikasi langsung karena VLAN tidak meneruskanbroadcast. VLAN
yang memiliki kemampuanuntuk memberikan keuntungan tambahan
dalamhal keamanan jaringan tidak menyediakanpembagian/penggunaan
media/data
dalam
suatujaringan
secara
keseluruhan.
Switch
pada
jaringanmenciptakan batas-batas yang hanya dapatdigunakan oleh komputer
yang termasuk dalamVLAN tersebut. Hal ini mengakibatkanadministrator
dapat
dengan
mudahmensegmentasi
pengguna,
terutama
dalam
halpenggunaan media/data yang bersifat rahasia(sensitive information)
kepada seluruh penggunajaringan yang tergabung secara fisik.
Keamanan yang diberikan oleh VLANmeskipun lebih baik dari
LAN,belum menjaminkeamanan jaringan secara keseluruhan dan jugabelum
dapat
dianggap
cukup
untukmenanggulangi
seluruh
masalah
keamanan.VLAN masih sangat memerlukan berbagaitambahan untuk
meningkatkan keamanan jaringanitu sendiri seperti firewall, pembatasan
penggunasecara akses perindividu, intrusion detection,pengendalian jumlah
dan besarnya broadcastdomain, enkripsi jaringan, dsb.Dukungan tingkat
42
keamanan yang lebihbaik dari LAN inilah yang dapat dijadikan suatunilai
tambah dari penggunaan VLAN sebagaisystem jaringan. salah satu kelebihan
yangdiberikan oleh penggunaan VLAN adalah control administrasi secara
terpusat, artinya aplikasi darimanajemen VLAN dapat dikonfigurasikan,
diaturdan diawasi secara terpusat, pengendalianbroadcast jaringan, rencana
perpindahan,penambahan, perubahan dan pengaturan akseskhusus ke dalam
jaringan serta mendapatkanmedia/data yang memiliki fungsi penting
dalamperencanaan dan administrasi di dalam gruptersebut semuanya dapat
dilakukan secaraterpusat.Dengan adanya pengontrolan manajemensecara
terpusat maka administrator jaringan jugadapat mengelompokkan grup-grup
VLAN secaraspesifik berdasarkan pengguna dan port dariswitch yang
digunakan,
mengatur
tingkatkeamanan,
mengambil
dan
menyebar
datamelewati jalur yang ada, mengkonfigurasikomunikasi yang melewati
switch, dan memonitorlalu lintas data serta penggunaan bandwidth
dariVLAN saat melalui tempat-tempat yang rawan didalam jaringan.
2.3.1.4 Perbandingan Efisiensi
Untuk dapat mengetahui perbandingantingkat efisiensinya maka perlu di
ketahuikelebihan yang diberikan oleh VLAN itu sendiridiantaranya:
a) Meningkatkan Performa Jaringan
LAN yang menggunakan hub dan repeateruntuk menghubungkan
peralatan computer satu dengan lain yang bekerja dilapisanphysical
memiliki kelemahan, peralatan inihanya meneruskan sinyal tanpa
memilikipengetahuan mengenai alamat-alamat yangdituju. Peralatan
ini juga hanya memiliki satudomain collision sehingga bila salah satu
portsibuk maka port-port yang lain harusmenunggu. Walaupun
peralatan dihubungkanke port-port yang berlainan dari hub.Protokol
ethernet
atau
IEEE
802.3
(biasadigunakan
pada
LAN)
menggunakanmekanisme yang disebut Carrier SenseMultiple Accsess
Collision
Detection(CSMA/CD)
yaitu
suatu
cara
dimana
peralatanmemeriksa jaringan terlebih dahulu apakah adapengiriman
43
data oleh pihak lain. Jika tidak adapengiriman data oleh pihak lain
yangdideteksi, baru pengiriman data dilakukan.Bila terdapat dua data
yang
dikirimkan
dalamwaktu
bersamaan,
maka
terjadilah
tabrakan(collision) data pada jaringan. Oleh sebab itujaringan
ethernet dipakai hanya untuktransmisi half duplex, yaitu pada suatu
saathanya dapat mengirim atau menerima saja.Berbeda dari hub yang
digunakan padajaringan ethernet (LAN), switch yang bekerjapada
lapisan datalink memiliki keunggulandimana setiap port didalam
switch memilikidomain collision sendiri-sendiri. Oleh sebabitu switch
sering
disebut
jugamultiport
bridge.
Switch
mempunyai
tablepenterjemah pusat yang memiliki daftarpenterjemah untuk
semua port. Switch
menciptakan jalur yang aman dari portpengirim dan port penerima
sehingga jika duahost sedang berkomunikasi lewat jalurtersebut,
mereka tidak mengganggu segmenlainnya. Jadi jika satu port sibuk,
port-portlainnya
tetap
dapat
berfungsi.Switch
memungkinkan
transmisi fullduplexuntuk hubungan ke port dimana pengirimandan
penerimaan dapat dilakukan bersamaandengan penggunakan jalur
tersebut diatas.Persyaratan untuk dapat mengadakanhubungan fullduplex
adalah
hanya
satukomputer
atau
server
saja
yang
dapatdihubungkan ke satu port dari switch.Komputer tersebut harus
memiliki
networkcard
yang
mampu
mengadakan
hubungan
fullduflex,serta collision detection dan loopbackharus disable.Switch
pula yang memungkinkan terjadinyasegmentasi pada jaringan atau
dengan kata lainswitch-lah yang membentuk VLAN. Denganadanya
segmentasi yang membatasi jalurbroadcast akan mengakibatkan suatu
VLANtidak dapat menerima dan mengirimkan jalurbroadcast ke
VLAN lainnya. Hal ini secaranyata akan mengurangi penggunaan
jalurbroadcast secara keseluruhan, mengurangipenggunaan bandwidth
bagi pengguna,mengurangi kemungkinan terjadinya broadcaststorms
(badai siaran) yang dapat menyebabkankemacetan total di jaringan
44
komputer.Administrator jaringan dapat dengan mudahmengontrol
ukuran dari jalur broadcast dengancara mengurangi besarnya
broadcast secarakeseluruhan, membatasi jumlah port switchyang
digunakan dalam satu VLAN sertajumlah pengguna yang tergabung
dalam suatuVLAN.
b) Mengembangkan Manajemen Jaringan
VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas,serta sedikitnya
biaya yang dikeluarkan untuk membangunnya. VLAN membuat
jaringan yang besar lebih mudah untuk diatur manajemennya karena
VLAN mampu untuk melakukan konfigurasi secara terpusa terhadap
peralatan yang ada pada lokasi yangterpisah. Dengan kemampuan
VLAN untuk melakukan konfigurasi secara terpusat, maka sangat
menguntungkan bagi pengembangan manajemen jaringan.
2.3.1.5 Inter-VLAN Routing
Dalam bagian ini desain simulasi VLAN yang digunakan menggunakan
protokol VLAN Trunking (VTP) untuk memenuhi tujuan kami untuk
mengurangi banyak pekerjaan administrasi dengan kurang costing. Pada
bagian pertama kita harus mengkonfigurasi model VTP dengan interkoneksi
empat switch seperti yang satu bertindak sebagai VTP Server dan tiga
lainnya adalah klien. VTP server secara otomatis akan memperbarui iklan
ringkasan / bagian untuk semua klien yang terhubung. Pada bagian kedua
kita telah menghubungkan router dengan antarmuka tunggal dengan VTP
45
Server
beralih
ke
mensimulasikan
antar-VLAN
Routing.
Gambar 2. 11 Inter VLAN Routing with remote Management
VLAN memungkinkan Anda untuk mengisolasi pengguna dari satu sama
lain dengan menempatkan mereka dalam berbagai VLAN tapi bagaimana
Anda melewati jaringan dari satu VLAN ke VLAN lain? Melakukan hal
melibatkan penggunaan pada Layer 3 perangkat untuk jaringan dari satu
VLAN ke yang lain [10]. Cara terbaik adalah dengan menggunakan router
untuk komunikasi antar-VLAN. Dalam metode tradisional, masing-masing
interface router yang terhubung ke link akses yang pada gilirannya untuk
terhubung ke host. Desain tersebut membutuhkan 3 interface fisik selama tiga
VLAN (sesuai contoh). Dalam metode yang diusulkan kami, interface router
tidak terhubung ke akses link; bukannya interface Ethernet router lebih cepat
terhubung ke VTP server interface dan dikonfigurasi dengan ISL atau 802.1q
trunking. Keuntungan menggunakan link trunk adalah untuk mengurangi
jumlah router dan beralih interface yang digunakan. Sebuah link trunk
tunggal menghemat biaya dan meminimalkan kompleksitas konfigurasi. Satu
cepat antarmuka Ethernet f0 / 0 dibagi menjadi tiga sub-interface dan VLAN
46
enkapsulasi didefinisikan untuk setiap sub-interface. Konfigurasi subinterface yang ditunjukkan di bawah ini:Router#show run
interface FastEthernet0/0
no ip address
duplex full speed 100
!
interface FastEthernet0/0.1
encapsulation dot1Q 10
ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
!
interface FastEthernet0/0.2
encapsulation dot1Q 11
ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
!
interface FastEthernet0/0.3
encapsulation dot1Q 12
ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
!
2.3.1.6 Remote Management of VLAN
Konektivitas jauh dapat dilakukan dengan menggunakan protokol routing
dari statis atau dinamis. Dalam tulisan kami menggunakan protokol static
routing. Kami telah dikonfigurasi pelabuhan telnet vty bersama dengan
otentikasi yang diperlukan lainnya. VLAN manajemen Anda tidak harus
sama dengan VLAN asli Anda. Sebenarnya, itu adalah praktik yang baik
untuk memastikan bahwa mereka berbeda. VLAN manajemen Anda hanya
harus membawa traffic management di-band dan tidak boleh VLAN default.
Kami telah ditentukan alamat ip untuk VLAN 10 & pastikan bahwa mereka
tidak shutdown. Juga menentukan default gateway ip untuk router0 di server
saklar. Konfigurasi server saklar untuk dukungan telnet diberikan di bawah
ini:
interface Vlan10
47
ip address 192.168.1.10 255.255.255.0
!
ip default-gateway 192.168.1.254
!
line con 0
password 7 08224340
login
!
line vty 0 4
password 7 08375857
login
!
line vty 5 15
password 7 08375857
login
!
end
48
Download