BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif Menurut Prasetyono (2009), yang dimaksud dengan pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain itu pemberian ASI Eksklusif juga berhungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirop obat. Menurut Budiasih (2008), ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula) yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Selain itu ASI Eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi karena didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Tidak ada yang dapat menggantikan ASI karena ASI didesain khusus untuk bayi sedangkan komposisi susu sampai sangat berbeda sehingga tidak dapat menggantikan ASI (Yuliarti, 2010) 2. Kandungan ASI Menurut Yuliarti (2010) banyak sekali zat-zat gizi dalam ASI, sehingga tidak boleh dilewatkan. Kandungan tersebut antara lain: a. ASI mengandung 88,1 % air, sehingga kandungan air dalam ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI Eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bahkan bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum-cairan kental kekuningan), tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat. b. ASI mengandung bahan larut yang rendah. Salah satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan larut melalui air seni. Zat-zat yang dapat larut (misalnya sodium, potasium, nitrogen, dan klorida) disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia tiga bulan, mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Oleh karena itu ASI mengandung sedikit bahan larut, maka bayi tidak membutuhkan air sebanyak anak-anak atau orang dewasa. 3. Keunggulan dan Manfaat ASI Eksklusif Menurut depkes RI (2001) dalam Arif (2009), keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan. a. Aspek Gizi 1) Manfaat Kolostrum a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. c) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah. Sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. 2) Komposisi ASI a) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. b) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/ anak. c) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:63. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan whey: Casein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap. 3) Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI a) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata. b) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/ disintesa dari substansi pembentukannya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat). b. Aspek Imunologik 1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. 2) Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. 3) Laktofenin yaitu sejenis protein yang merupakan kompenen zat kekebalan yang mengikat zat besi disaluran pencernaan. 4) Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi. 5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Broncus – Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GBLT) antibodi saluran pernafasan dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara. 6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. c. Aspek Psikologi 1) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui; bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mengcukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi yang akan meningkat produksi hormone terutama oksitosin yang ada pada akhirnya akan meninkatkan produksi ASI. 2) Interaksi ibu dan Bayi: pertu-buhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut. 3) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin ton skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyud jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dal rahim. d. Aspek Kecerdasan 1) Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. 2) Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4. 3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. e. Aspek Neurologis Dengan menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna. f. Aspek Ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi selama 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya. g. Aspek Penundaan Kehamilan Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL). 4. Cara Menyusui yang Benar Menurut Kristiyansari (2009), cara menyusui yang benar harus memperhatikan hal-hal brikut: a. Teknik dasar menyusui 1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian diolesi pada putting susu dan areola sekitarnya sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. 2) Letakkan bayi menghadap payudara ibu pegang bahu bayi dengan satu lengan. Kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu. Tahan bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi menempel badan ibu, dengan kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi) 3) Untuk memasukkan payudara ke dalam mulut bayi, payudara di pegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menompang dibawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja. 4) Bayi yang diberi rangsangan untuk membuka mulut (Rooting Reflek) dengan cara: menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting. Setelah bayi membuka mulut, segera di dekatkan puting ke dekat mulut bayi. Jangan menjejalkan puting ke mulutnya. Biarkan bayi mengambil inisiatif. 5) Pastikan bayi tidak hanya mengisap puting, tetapi seluruh areola masuk kedalam mulutnya. Jika bayi hanya mengisap bagian puting, kelenjar-kelenjar susu tidak akan mengalami tekana sehingga ASI tidak keluar maksimal. Selain itu, jika bagian puting saja yang diisap bisa menyebabkan putting nyeri dan lecet. 6) Gunakan jari untuk menekan payudara dan menjauhkan hidung bayi agar pernafasannya tidak terganggu. 7) Jika bayi telah berhenti menyusui, tetapi masih bertahan di payudara, jangan menariknya dengan kuat karena dapat menimbulkan luka. Pertama-tama, hentikan isapan dengan menekan payudara atau dengan meletakkan jari anda pada ujung mulut bayi agar ada udara yang masuk. 8) Selama menyusui tataplah bayi penuh kasih sayang. 9) Jangan khawatir jika bayi belum terampil menghisap karena baik ibu maupun bayi masih belajar. Dibutuhkan keterangan, kesabaran dan latihan agar proses menyusui menjadi lancar. b. Posisi menyusui yang benar Dengan posisi menyusui yang benar, puting susu lecet tidak akan terjadi. Selain itu, ASI pun mengalir secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya. Tanda-tanda posisi menyusui sudah benar adalah sebagai berikut: 1) Bayi tampak tenang dan asyik menyusui 2) Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi 3) Saat menyusu, bayi mengisap kuat dengan irama perlahan 4) Badan bayi menempel pada perut ibu (chin to breast) 5) Dagu bayi menempel pada payudara ibu (chin to chest) 6) Kepala bayi tidak menengadah 7) Putting ibu tidak terasa nyeri c. Menyendawakan bayi Ketika menghisap puting, bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan minumnya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya 5 menit sebelum menyusui atau paling sedikit saat bayi berpidah payudara. Ada 3 cara menyendawakan bayi yaitu: 1) Gendong bayi dengan kuat dipundak anda, wajah bayi menghadap kebelakang, beri dukungan dengan satu tangan pada bokongnya. Tepuk atau usap punggungnya dengan tangan yang lainnya. 2) Telungkupkan bayi dipangkuan anda, lambungnya berada disalah satu kaki, kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya. Satu tangan anda memegangi tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau mengusap punggungnya sampai bersendawa. 3) Dudukkan bayi dipangkuan anda, kepalanya menyandar didepan dadanya ditahan dengan satu tangan anda. Pastikan kepalanya tidak mendongak kebelakang, tepuk atau gosok punggungnya. 5. Masalah-masalah dalam menyusui Menurut Budiasih (2008) masalah-masalah dalam menyusui antara lain sbb: a. Masalah pada ibu Masalah pada ibu meliputi kurangnya informasi tentang ASI eksklusif, puting susu yang pendek atau terbenam, payudara bengkak, puting susu nyeri/lecet. Saluran ASI tersumbat, radang payudara, abses payudara, ASI kurang, menyusui setelah bedah ceesar, ibu dengan penyakit, ibu yang memerlukan pengobatan, ibu hamil dan ibu bekerja. b. Masalah pada bayi Masalah pada bayi meliputi bayi bingung puting, bayi enggan menyusui, bayi sering menangis, bayi kembar, bayi dengan reflek isap lemah, bayi sumbing dan kuning. 6. ASI perah a. Cara memerah ASI Menurut Roesli (2008) cara memerah ASI adalah sebagai berikut : 1. Memerah ASI dengan tangan a) Cuci tangan sampai bersih b) Siapkan cangkir, gelas atau mangkuk yang bersih c) Letakkan cangkir dimeja atau pegang dengan satu tangan lain untuk menampung ASI, condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan. d) Taruh ibu jari pada tepi areola dibagian atas putting susu, sedangkan jari telunjuk pada tepi areola bagian bawah puting susu. Tekan payudara dengan ibu jari dan telenjuk kedalam menuju dinding dada, pijat areola susu diantara jari dan ibu jari tadi. Ibu harus memeras sinus lactiferous (gudang ASI yang terletak dibawah areola). e) Tekan, lepas, tekan dan lepas. f) Pada mulanya tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah diperas beberapa kali, ASI akan mulai menetes, ASI juga bisa memancar bila refleknya aktif. g) Putar posisi jari dan ibu jari pada sisi-sisi lain dari areola, kemudian lakukan hal yang sama pada setiap posisi ini sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara. h) Jangan memijat puting susu karena dapat menyebabkan nyeri. i) Jangan menggerakkan jari sepanjang puting susu. Menekan atau menarik puting susu tidak dapat memera ASI. 2. Memerah ASI dengan bantuan alat Para ibu yang ingin menggunakan alat pompa ASI, sebaiknya mngetahui benar cara kerja alat tersebut. Cara kerja pompa ASI yang benar adalah seperti isapan bayi yaitu: mengisap, melepas dan istirahat. Pompa ini bukan hanya mengeluarkan ASI dari puting saja, tapi juga merangsang areola untuk mengisi gudang susu setelah dikosongkan. Alat pompa yang salah dapat menyebabkan payudara mengalami pembengkakan, menimbulkan rasa nyeri, luka dan lecet. b. Penyimpanan ASI perah Menurut Roesli (2008), penyimpanan ASI perah harus memperhatikan hal-hal berikut: 1) ASI adalah cairan hidup, selain makanan ASI pun mengandung zat anti infeksi 2) Cara menyimpan ASI perah menentukan anti infeksi dan makanan yang dikandung ASI 3) Anti infeksi yang terkandung dalam ASI tetap segar dalam waktu yang lebih lama karena akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat dalam ASI perah yang disimpan. 4) Tempat penyimpanan ASI perah yang dianjurkan adalah tempat dari gelas atau tempat (botol) plastic keras dengan volume 80100% cc, sebaiknya ASI perah tidak disimpan di botol susu. 5) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperah. 6) Setelah dicairkan ASI harus habis dalam 1 jam, sisa ASI jangan dimasukkan kembali ke lemari es. 7) Daya tahan ASI, 6-8 jam di udara luar, 24 jam di teremos es, 2x24 jam dalam lemari es, 2 minggu di freezer 1 pintu dan 3 bulan di freezer lemari es 2 pintu. c. Menggunakan ASI perah 1) Gunakan ASI berkode tanggal paling lama 2) Keluarkan bungkusan ASI dan freezer. Untuk mencairkan atau menghangatkan kembali jangan rebus ASI langsung, namun rendam ASI bersama bungkusannya didalam mangkuk berisi air panas. 3) Setelah ASI mencair/ hangat, buka wadahnya pindahkan kegelas/ mangkuk plastic 4) Suapkan ASI kepada bayi menggunakan sendok, jangan botol susu karena bisa menyebabkan bayi bingung puting. 5) Jika terdapat sisa ASI perah, jangan disimpan lagi. Buang saja karena telah tercemar. Oleh karena itu, agar tidak terbuang, simpan ASI terperah dalam wadah ukuran sekali minum B. Pekerjaan Ibu 1. Definisi Pekerjaan Menurut Rahmawati (2009) pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia dengan berbagai tujuan.Ada yang melakukan pekerjaan dengan terpaksa ada juga yang ikhlas.Ada yang melakukan pekerjaan karena memang dia membutuhkan pekerjaan itu, ada juga yang melakukan pekerjaan itu karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan secara umum didefininisikan sebagai sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, isilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi. Pekerjaan yang berbasis dirumah/ kerja rumahan adalah pekerjaan sektorinformala atau pekerjaan yang tidak terorganisir dimana para pekerja melakukan kegiatan yang menguntungkan didalam rumah mereka atau sekitarnya tetapi tidak dikantor perusahaan/ tempat majikan.Pekerjaan yang berbasih dirumah tidak termasuk pekerjaan rumah tanggayang tidak dibayar dilakukan sebagai tanggungjawab keluarga. 2. Kategori Pekerjaan Wanita yang mampu melakukan pekerjaan di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang utuk memenuhi kebutuhan mayarakat. Ciri dari wanita ini adalah kemampuan melakukan pekejaan untuk menghasilkan jasa atau barang, berpenghasilan lebih tinggi bahkan punya kedudukan yang tinggi yang berpenghasilan besar dan tidak identik dengan babuatau pembantu rumah tangga, dokter, para ahli wanita dan sejenisnya sebagian tenaga kerja wanita masuk dalam kategori ini. 3. Referensi Pekerjaan Menurut Prasetyono (2012), meskipun ibu bekerja, semua ibu harus memberi ASI Eksklusif. Saat ini, diketahui bahwa ibu yang bekerja sekitar 70%.Fenomena itu menunjukkan bahwa banyak ibu yang tidak bisa menyusui secara eksklusif.Walaupun ASI perasan tidak mampu menggantikan tindakan menyusui, tetapi hal itu bukanlah masalah bila ibu memang mesti bekerja. Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan suatu kegiatan diluar rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah untuk keluarga. Selain itu salah satu tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk aktualisasi diri guna menerapkan ilmu yang telah dimiliki ibu dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. C. Dukungan Suami Menurut Haryono,dkk (2014),dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI. Seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI kepada bayinya. Sebaliknya dukungan yang kurang maka pemberian ASI menurun. Menyusui bukan semata-mata tanggungjawab ibu yang melahirkan bayinya saja. Mennyusui bisa dikatakan sebagai hasil tim antara ibu-bayi- ayah dan lingkungan (keluarga). Seringkali kesulitan dalam menyusui biasanya terjadi dalam 10-14 hari pertama dalam persalinan. Payudara ibu mulai membengkak, puting susu lecet, bayi rewel dan tidak mau menyusu menyebabkan keputusasaan dari ibu dan berakibat proses menyusu dihentikan terlalu dini/ cepat. Disinilah peran penting suami (ayah bayi) dan keluarga dibutuhkan (Maryunani,2012) Menurut Prasetyono (2009), sebagian ayah yang belum mengetahui pengertian ASI Eksklusif, padahal ia adalah figur utama yang memberi dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Selain itu, dukungan suami merupakan faktor yang tak kalah penting yang mempengaruhi produktifitas ASI, ini sama halnya dengan bagaimana membangun sikap percaya diri dan optimis saat menyusui artinya dukungan suami memberikan rangsangan psikologis, tenang dan bahagia yang menambah produktivitas ASI. Bentuk dukungan suami dapat berupa seperti membantu ibu meninabobokan bayi, ganti popok saat dia pipis dan BAB atau sekedar memijat punggung ibu ketika kelelahan karena menyusui bayi (Maryunani,2012) Menurut Roesly (2008), ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan kelancaran reflek pengeluaran ASI (let down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu. Dari semua dukungan bagi ibu menyusui, dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Menurut Dr William Sears dalam Roesli (2008), pengertian dan dukungan ayah dalam upaya pemberian ASI eksklusif adalah suatu investasi yang berharga. Selain itu ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif. Ayah cukup memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainnya seperti mengganti popok dan menyendawakan bayi. Pengertian tentang perannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat mendukung ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif.Suami yang mengerti bahwa ASI dan menyusui paling baik untuk bayi, merupakan dorongan yang baik untuk ibu agar lebih berhasil menyusui. Menurut Suryoprajogo (2009), bentuk dukungan para ayah dan diharapkan bisa menginspirasi pada akhirnya pun lebih beragam. Misalnya seorang ibu rumah tangga, meski tinggal dirumah pekerjaan istrinya lebih berat dan tanpa jam kerja yang pasti, dibandingkan ibu bekerja. Agar istri bisa beristirahat dari pekerjaan rumah tangga yang tidak ada batas waktunya, setiap kali pulang kantor, tugas pengasuhan anak saya yang ambil alih oleh suami. Pembagian tugas pengasuhan, untuk mendukung ibu menyusui agar lebih banyak punya waktu istirahat, menjadi perhatian para ayah. Tak mudah bagi ibu bekerja untuk membagi waktunya menyusui, mengasuh bayi, menyelesaikan pekerjaan kantor, dan kembali kerumah dengan setumpukan tugas dalam menjalankan perannya sebagai orangtua. Mengambil alih peran pengasuhan anak, menjadi bentuk dukungan yang juga dilakukan suami terhadap istrinya. Banyak cara yang bisa ayah lakukan mendukung ibu menyusui. Contohnya, memberikan pijatan lembut saat ibu terbangun tengah malam untuk menyusui dapat menjadi bentuk dukungan dan perhatian.Bangun malam menemani ibu menyusui menjadi bentuk dukungan wajib bagi para ayah. Apresiasi terhadap istri ketika mendapati ASI perah tak sesuai harapan (tak banyak ASI yang berhasil diperah), juga menjadi bentuk dukungan lain yang bisa dilakukan ayah ASI. Caranya, berikan respons positif kepada ibu menyusui ketika hasil ASI perah tak sesuai harapan. Apapun kebutuhan ibu menyusui, jika kesadaran muncul dari dalam diri ayah ditambah kejelian terhadap kondisi ibu, akan menghasilkan bentuk dukungan tepat. Lama kelamaan, empati pun semakin terlatih, dan ayah mampu memberikan dukungan lebih baik lagi terhadap ibu menyusui. BAB III KERANGKA KONSEP