BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
Menurut Prasetyono (2009), yang dimaksud dengan pemberian ASI
Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu,
biscuit, bubur nasi dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain
itu pemberian ASI Eksklusif juga berhungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan
minuman lain, kecuali sirop obat.
Menurut Budiasih (2008), ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula)
yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Selain itu
ASI Eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi
karena didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan
oleh bayi. Tidak ada yang dapat menggantikan ASI karena ASI didesain
khusus untuk bayi sedangkan komposisi susu sampai sangat berbeda
sehingga tidak dapat menggantikan ASI (Yuliarti, 2010)
2. Kandungan ASI
Menurut Yuliarti (2010) banyak sekali zat-zat gizi dalam ASI,
sehingga tidak boleh dilewatkan. Kandungan tersebut antara lain:
a. ASI mengandung 88,1 % air, sehingga kandungan air dalam ASI yang
diminum bayi selama pemberian ASI Eksklusif sudah mencukupi
kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bahkan bayi baru
lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum-cairan
kental kekuningan), tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi
dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan
kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga
atau keempat.
b. ASI mengandung bahan larut yang rendah. Salah satu fungsi utama air
adalah untuk menguras kelebihan bahan larut melalui air seni. Zat-zat
yang dapat larut (misalnya sodium, potasium, nitrogen, dan klorida)
disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya
belum sempurna hingga usia tiga bulan, mampu mengeluarkan
kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan
kimiawi di dalam tubuhnya. Oleh karena itu ASI mengandung sedikit
bahan larut, maka bayi tidak membutuhkan air sebanyak anak-anak
atau orang dewasa.
3. Keunggulan dan Manfaat ASI Eksklusif
Menurut depkes RI (2001) dalam Arif (2009), keunggulan
dan
manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi,
aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,
ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
a. Aspek Gizi
1) Manfaat Kolostrum
a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun
sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
c) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah. Sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan.
2) Komposisi ASI
a) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan
zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
b) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/ anak.
c) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai sesuai
untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu
keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey lebih banyak yaitu 65:63. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan
pada susu sapi mempunyai perbandingan whey: Casein adalah
20:80, sehingga tidak mudah diserap.
3) Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
a) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak
dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan
berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan
pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan
berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
b) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)
adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated
fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan ASI sangat mencukupi untuk
menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu
DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/ disintesa dari
substansi pembentukannya (precursor) yaitu masing-masing
dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2) Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya
cukup
tinggi.
Sekretori
Ig.A tidak
diserap
tetapi
dapat
melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
3) Laktofenin yaitu sejenis protein yang merupakan kompenen zat
kekebalan yang mengikat zat besi disaluran pencernaan.
4) Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli
dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak dari pada susu sapi.
5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000
sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Broncus – Asociated
Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GBLT) antibodi saluran pernafasan dan
Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara.
6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri ini menjaga keasaman flora usus
bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
c. Aspek Psikologi
1) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui; bahwa ibu mampu
menyusui dengan produksi ASI yang mengcukupi untuk bayi.
Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap
bayi yang akan meningkat produksi hormone terutama oksitosin
yang ada pada akhirnya akan meninkatkan produksi ASI.
2) Interaksi ibu dan Bayi: pertu-buhan dan perkembangan psikologik
bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi
terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin ton
skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi
merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyud jantung
ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dal rahim.
d. Aspek Kecerdasan
1) Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat
dibutuhkan untuk perkembangan system saraf otak yang dapat
meningkatkan kecerdasan bayi.
2) Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ point 4. 3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6
point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi
pada usia 8,5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
ASI.
e. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, menghisap
dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
f. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi selama 6 bulan. Dengan demikian akan
menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula
dan peralatannya.
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah
yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
4. Cara Menyusui yang Benar
Menurut Kristiyansari (2009), cara menyusui yang benar harus
memperhatikan hal-hal brikut:
a. Teknik dasar menyusui
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian diolesi
pada putting susu dan areola sekitarnya sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu.
2) Letakkan bayi menghadap payudara ibu pegang bahu bayi dengan
satu lengan. Kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu. Tahan
bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi
menempel badan ibu, dengan kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi)
3) Untuk memasukkan payudara ke dalam mulut bayi, payudara di
pegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menompang
dibawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
4) Bayi yang diberi rangsangan untuk membuka mulut (Rooting
Reflek) dengan cara: menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan
puting. Setelah bayi membuka mulut, segera di dekatkan puting
ke dekat mulut bayi. Jangan menjejalkan puting ke mulutnya.
Biarkan bayi mengambil inisiatif.
5) Pastikan bayi tidak hanya mengisap puting, tetapi seluruh areola
masuk kedalam mulutnya. Jika bayi hanya mengisap bagian
puting, kelenjar-kelenjar susu tidak akan mengalami tekana
sehingga ASI tidak keluar maksimal. Selain itu, jika bagian
puting saja yang diisap bisa menyebabkan putting nyeri dan lecet.
6) Gunakan jari untuk menekan payudara dan menjauhkan hidung
bayi agar pernafasannya tidak terganggu.
7) Jika bayi telah berhenti menyusui, tetapi masih bertahan di
payudara, jangan menariknya dengan kuat karena dapat
menimbulkan luka. Pertama-tama, hentikan isapan dengan
menekan payudara atau dengan meletakkan jari anda pada ujung
mulut bayi agar ada udara yang masuk.
8) Selama menyusui tataplah bayi penuh kasih sayang.
9) Jangan khawatir jika bayi belum terampil menghisap karena baik
ibu maupun bayi masih belajar. Dibutuhkan keterangan,
kesabaran dan latihan agar proses menyusui menjadi lancar.
b. Posisi menyusui yang benar
Dengan posisi menyusui yang benar, puting susu lecet tidak akan
terjadi. Selain itu, ASI pun mengalir secara optimal sehingga
mempengaruhi
produksi
ASI selanjutnya.
Tanda-tanda posisi
menyusui sudah benar adalah sebagai berikut:
1) Bayi tampak tenang dan asyik menyusui
2) Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi
3) Saat menyusu, bayi mengisap kuat dengan irama perlahan
4) Badan bayi menempel pada perut ibu (chin to breast)
5) Dagu bayi menempel pada payudara ibu (chin to chest)
6) Kepala bayi tidak menengadah
7) Putting ibu tidak terasa nyeri
c. Menyendawakan bayi
Ketika menghisap puting, bayi ikut menelan udara yang dapat
membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan
minumnya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan
bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya 5 menit sebelum
menyusui atau paling sedikit saat bayi berpidah payudara. Ada 3 cara
menyendawakan bayi yaitu:
1) Gendong bayi dengan kuat dipundak anda, wajah bayi
menghadap kebelakang, beri dukungan dengan satu tangan pada
bokongnya. Tepuk atau usap punggungnya dengan tangan yang
lainnya.
2) Telungkupkan bayi dipangkuan anda, lambungnya berada disalah
satu kaki, kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya. Satu
tangan anda memegangi tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain
menepuk atau mengusap punggungnya sampai bersendawa.
3) Dudukkan bayi dipangkuan anda, kepalanya menyandar didepan
dadanya ditahan dengan satu tangan anda. Pastikan kepalanya
tidak mendongak kebelakang, tepuk atau gosok punggungnya.
5. Masalah-masalah dalam menyusui
Menurut Budiasih (2008) masalah-masalah dalam menyusui antara lain
sbb:
a. Masalah pada ibu
Masalah pada ibu meliputi kurangnya informasi tentang ASI
eksklusif, puting susu yang pendek atau terbenam, payudara bengkak,
puting susu nyeri/lecet. Saluran ASI tersumbat, radang payudara,
abses payudara, ASI kurang, menyusui setelah bedah ceesar, ibu
dengan penyakit, ibu yang memerlukan pengobatan, ibu hamil dan ibu
bekerja.
b. Masalah pada bayi
Masalah pada bayi meliputi bayi bingung puting, bayi enggan
menyusui, bayi sering menangis, bayi kembar, bayi dengan reflek isap
lemah, bayi sumbing dan kuning.
6. ASI perah
a. Cara memerah ASI
Menurut Roesli (2008) cara memerah ASI adalah sebagai berikut :
1. Memerah ASI dengan tangan
a) Cuci tangan sampai bersih
b) Siapkan cangkir, gelas atau mangkuk yang bersih
c) Letakkan cangkir dimeja atau pegang dengan satu tangan lain
untuk menampung ASI, condongkan badan kedepan dan
sangga payudara dengan tangan.
d) Taruh ibu jari pada tepi areola dibagian atas putting susu,
sedangkan jari telunjuk pada tepi areola bagian bawah puting
susu. Tekan payudara dengan ibu jari dan telenjuk kedalam
menuju dinding dada, pijat areola susu diantara jari dan ibu jari
tadi. Ibu harus memeras sinus lactiferous (gudang ASI yang
terletak dibawah areola).
e) Tekan, lepas, tekan dan lepas.
f) Pada mulanya tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah diperas
beberapa kali, ASI akan mulai menetes, ASI juga bisa
memancar bila refleknya aktif.
g) Putar posisi jari dan ibu jari pada sisi-sisi lain dari areola,
kemudian lakukan hal yang sama pada setiap posisi ini
sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara.
h) Jangan memijat puting susu karena dapat menyebabkan nyeri.
i) Jangan menggerakkan jari sepanjang puting susu. Menekan
atau menarik puting susu tidak dapat memera ASI.
2. Memerah ASI dengan bantuan alat
Para ibu yang ingin menggunakan alat pompa ASI, sebaiknya
mngetahui benar cara kerja alat tersebut. Cara kerja pompa ASI
yang benar adalah seperti isapan bayi yaitu: mengisap, melepas
dan istirahat. Pompa ini bukan hanya mengeluarkan ASI dari
puting saja, tapi juga merangsang areola untuk mengisi gudang
susu setelah dikosongkan. Alat pompa yang salah dapat
menyebabkan payudara mengalami pembengkakan, menimbulkan
rasa nyeri, luka dan lecet.
b. Penyimpanan ASI perah
Menurut
Roesli
(2008),
penyimpanan
ASI
perah
harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1) ASI adalah cairan hidup, selain makanan ASI pun mengandung
zat anti infeksi
2) Cara menyimpan ASI perah menentukan anti infeksi dan
makanan yang dikandung ASI
3) Anti infeksi yang terkandung dalam ASI tetap segar dalam waktu
yang lebih lama karena akan menghambat pertumbuhan bakteri
jahat dalam ASI perah yang disimpan.
4) Tempat penyimpanan ASI perah yang dianjurkan adalah tempat
dari gelas atau tempat (botol) plastic keras dengan volume 80100% cc, sebaiknya ASI perah tidak disimpan di botol susu.
5) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperah.
6) Setelah dicairkan ASI harus habis dalam 1 jam, sisa ASI jangan
dimasukkan kembali ke lemari es.
7) Daya tahan ASI, 6-8 jam di udara luar, 24 jam di teremos es, 2x24
jam dalam lemari es, 2 minggu di freezer 1 pintu dan 3 bulan di
freezer lemari es 2 pintu.
c. Menggunakan ASI perah
1) Gunakan ASI berkode tanggal paling lama
2) Keluarkan bungkusan ASI dan freezer. Untuk mencairkan atau
menghangatkan kembali jangan rebus ASI langsung, namun
rendam ASI bersama bungkusannya didalam mangkuk berisi air
panas.
3) Setelah ASI mencair/ hangat, buka wadahnya pindahkan kegelas/
mangkuk plastic
4) Suapkan ASI kepada bayi menggunakan sendok, jangan botol
susu karena bisa menyebabkan bayi bingung puting.
5) Jika terdapat sisa ASI perah, jangan disimpan lagi. Buang saja
karena telah tercemar. Oleh karena itu, agar tidak terbuang,
simpan ASI terperah dalam wadah ukuran sekali minum
B. Pekerjaan Ibu
1. Definisi Pekerjaan
Menurut Rahmawati (2009) pekerjaan adalah segala sesuatu yang
dikerjakan oleh manusia dengan berbagai tujuan.Ada yang melakukan
pekerjaan dengan terpaksa ada juga yang ikhlas.Ada yang melakukan
pekerjaan karena memang dia membutuhkan pekerjaan itu, ada juga yang
melakukan pekerjaan itu karena untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pekerjaan secara umum didefininisikan sebagai sebagai sebuah kegiatan
aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, isilah pekerjaan
digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya
bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan
sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi.
Pekerjaan yang berbasis dirumah/ kerja rumahan adalah pekerjaan
sektorinformala atau pekerjaan yang tidak terorganisir dimana para pekerja
melakukan kegiatan yang menguntungkan didalam rumah mereka atau
sekitarnya tetapi tidak dikantor perusahaan/ tempat majikan.Pekerjaan yang
berbasih dirumah tidak termasuk pekerjaan rumah tanggayang tidak dibayar
dilakukan sebagai tanggungjawab keluarga.
2. Kategori Pekerjaan
Wanita yang mampu melakukan pekerjaan di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang utuk memenuhi
kebutuhan mayarakat. Ciri dari wanita ini adalah kemampuan melakukan
pekejaan untuk menghasilkan jasa atau barang, berpenghasilan lebih
tinggi bahkan punya kedudukan yang tinggi yang berpenghasilan besar
dan tidak identik dengan babuatau pembantu rumah tangga, dokter, para
ahli wanita dan sejenisnya sebagian tenaga kerja wanita masuk dalam
kategori ini.
3. Referensi Pekerjaan
Menurut Prasetyono (2012), meskipun ibu bekerja, semua ibu harus
memberi ASI Eksklusif. Saat ini, diketahui bahwa ibu yang bekerja sekitar
70%.Fenomena itu menunjukkan bahwa banyak ibu yang tidak bisa menyusui
secara eksklusif.Walaupun ASI perasan tidak mampu menggantikan tindakan
menyusui, tetapi hal itu bukanlah masalah bila ibu memang mesti bekerja.
Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan suatu kegiatan diluar rumah
dengan tujuan untuk mencari nafkah untuk keluarga. Selain itu salah satu
tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk aktualisasi diri guna menerapkan ilmu
yang telah dimiliki ibu dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain
dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
C. Dukungan Suami
Menurut Haryono,dkk (2014),dukungan suami maupun keluarga lain
dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk
menyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi,
memeluk, mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan
pengeluaran ASI.
Seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari suami dan anggota
keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI kepada bayinya.
Sebaliknya dukungan yang kurang maka pemberian ASI menurun.
Menyusui bukan semata-mata tanggungjawab ibu yang melahirkan
bayinya saja. Mennyusui bisa dikatakan sebagai hasil tim antara ibu-bayi-
ayah dan lingkungan (keluarga). Seringkali kesulitan dalam menyusui
biasanya terjadi dalam 10-14 hari pertama dalam persalinan. Payudara ibu
mulai membengkak, puting susu lecet, bayi rewel dan tidak mau menyusu
menyebabkan keputusasaan dari ibu dan berakibat proses menyusu
dihentikan terlalu dini/ cepat. Disinilah peran penting suami (ayah bayi) dan
keluarga dibutuhkan (Maryunani,2012)
Menurut Prasetyono (2009), sebagian ayah yang belum mengetahui
pengertian ASI Eksklusif, padahal ia adalah figur utama yang memberi
dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Selain itu, dukungan
suami merupakan faktor yang tak kalah penting yang mempengaruhi
produktifitas ASI, ini sama halnya dengan bagaimana membangun sikap
percaya diri dan optimis saat menyusui artinya dukungan suami memberikan
rangsangan psikologis, tenang dan bahagia yang menambah produktivitas
ASI. Bentuk dukungan suami dapat berupa seperti membantu ibu
meninabobokan bayi, ganti popok saat dia pipis dan BAB atau sekedar
memijat
punggung
ibu
ketika
kelelahan
karena
menyusui
bayi
(Maryunani,2012)
Menurut Roesly (2008), ayah mempunyai peran yang sangat
menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut
menentukan kelancaran reflek pengeluaran ASI (let down reflek) yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu. Dari semua dukungan bagi
ibu menyusui, dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berarti bagi
ibu.
Menurut Dr William Sears dalam Roesli (2008), pengertian dan
dukungan ayah dalam upaya pemberian ASI eksklusif adalah suatu investasi
yang berharga. Selain itu ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan
pemberian ASI
khususnya ASI eksklusif. Ayah cukup memberikan
dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainnya seperti
mengganti popok dan menyendawakan bayi. Pengertian tentang perannya
yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat
mendukung ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif.Suami yang mengerti
bahwa ASI dan menyusui paling baik untuk bayi, merupakan dorongan yang
baik untuk ibu agar lebih berhasil menyusui.
Menurut Suryoprajogo (2009), bentuk dukungan para ayah dan
diharapkan bisa menginspirasi pada akhirnya pun lebih beragam. Misalnya
seorang ibu rumah tangga, meski tinggal dirumah pekerjaan istrinya lebih
berat dan tanpa jam kerja yang pasti, dibandingkan ibu bekerja. Agar istri
bisa beristirahat dari pekerjaan rumah tangga yang tidak ada batas waktunya,
setiap kali pulang kantor, tugas pengasuhan anak saya yang ambil alih oleh
suami.
Pembagian tugas pengasuhan, untuk mendukung ibu menyusui agar
lebih banyak punya waktu istirahat, menjadi perhatian para ayah. Tak mudah
bagi ibu bekerja untuk membagi waktunya menyusui, mengasuh bayi,
menyelesaikan pekerjaan kantor, dan kembali kerumah dengan setumpukan
tugas dalam menjalankan perannya sebagai orangtua. Mengambil alih peran
pengasuhan anak, menjadi bentuk dukungan yang juga dilakukan suami
terhadap istrinya.
Banyak cara yang bisa ayah lakukan mendukung ibu menyusui.
Contohnya, memberikan pijatan lembut saat ibu terbangun tengah malam
untuk menyusui dapat menjadi bentuk dukungan dan perhatian.Bangun
malam menemani ibu menyusui menjadi bentuk dukungan wajib bagi para
ayah.
Apresiasi terhadap istri ketika mendapati ASI perah tak sesuai
harapan (tak banyak ASI yang berhasil diperah), juga menjadi bentuk
dukungan lain yang bisa dilakukan ayah ASI. Caranya, berikan respons
positif kepada ibu menyusui ketika hasil ASI perah tak sesuai harapan.
Apapun kebutuhan ibu menyusui, jika kesadaran muncul dari dalam diri ayah
ditambah kejelian terhadap kondisi ibu, akan menghasilkan bentuk dukungan
tepat. Lama kelamaan, empati pun semakin terlatih, dan ayah mampu
memberikan dukungan lebih baik lagi terhadap ibu menyusui.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Download