pengaruh mekanisme good corporate governancedan ukuran

advertisement
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE
GOVERNANCEDAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
YULIANA EKA SAFITRI DWI
B200100268
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul:
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA.
Yang ditulis oleh:
YULIANA EKA SAFITRI DEWI
B 200100268
Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk
diujikan.
Surakarta, Januari 2014
Pembimbing
(Dr. Triyono,M.Si)
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)
YULIANA EKA SAFITRI DWI
B200100268
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate
governanceyang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan
instirusional, komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba yang diukur dengan discresionary accrual. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah mekanisme
good corporate governace dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Penelitian ini menggunakan 225 perusahaan, dengan metode purposive
samplingdan merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2008-2012 dan Indonesian Capital market Directory (ICMD) tahun 20082012.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional dan
kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan
kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
teehadap manajemen laba.
Kata Kunci: Manajemen laba, mekanisme good corporate governance,
ukuran perusahaan
PENDAHULUAN
Pada akhir 1980-an good corporate governance telah menjadi perhatian
publik di inggris akibat dari kasus creative accounting ini. Demikian pula di
Indonesia
kasus
kecurangan
korporasi
menjadi
penyebab
runtuhnya
perekonomian di negeri ini. Perusahaan-perusahaan besar seperti
Enron,
Worldcom, dan Xerox dengan kasus skandal keuanganya juga menjadi
perhatian publik Amerika Serikat, yang meragukan integritas dan kredibilitas
para pelaku dunia usaha. Lo (2007) dalam Murhadi (2009) mengelompokkan
earning management dalam dua kategori yaitu real earnning management
seperti tindakan untuk mempengaruhi arus kas, dan accrual management
melelui perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi.
Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi
peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja
manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder
dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (Achiryani, 2012). Manajemen
laba dapat di minimalisir dengan diterapkannya mekanisme good corporate
governance. Good corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang
digunakan untuk membatasi timbulnya masalah asimetri informasi yang dapat
mendorong terjadinya manajemen laba (Dye 1998), Trueman dan Titman
(1988) dikutip dari Darmawati (2003) dalam Guna da Herawaty (2010).
Mekanisme good corporae governance ditandai dengan adanya
kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit
dan komisaris independen, (Guna dan Herawaty, 2010). Indikator lain yang
dapat digunakan untuk mengetahui adanya manajemen laba adalah
kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan.
Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh kompensasi kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komite audit, kompensasi
eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang tercatat pada Bersa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012.
LANDASAN TEORI
1. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan
adalah sebuah kontrak antara manajer (agen) dengan investor (principal).
Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahaan fungsi antara
kepemilikan di investor dan pengendalian di pihak manajemen.
2. Good Corporate Governance
Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efisiensi ekonomi, yang meliputi serangkaian hubungan
antara menajemen perushaan, dewan komisaris, para pemegang saham,
dan stakeholders lainnya yang juga memberikan suatu struktur yang
memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perushaan, dan sebagai
sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Deni, Khomsiyah dan
Rika, 2004 dalam hardiningsih, 2010).
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh manajemen
secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang
perusahaanbersangkutan berserta afiliasinya (Susiana dan Herawaty,
2005 dalan Guna dan Herawaty, 2010).
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan
oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana
pensiun, dan investment banking (Siregar dan Utama, 2005 dalam
Guna dan Herawaty, 2010).
c. Komite Audit
Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berfungsi untuk
memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan
dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain
itu keberadaan komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan
komisaris dalam mengawasii pihak manajemen dalam menyusun
laporan keuangan (Mayangsari, 2004 dalam Guna dan Herawaty,
2007).
d. Kompensasi Eksekutif
Kompensasi adalah semua bentuk pembayaran yang diberikan kepada
pegawai dalam bentuk pembayaran langsung (dalam bentuk uang) atau
tidak langsung (dalam bentuk tunjangan dan insentif) (Riani, 2011).
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva,
penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aktiva suatu perusahaan
maka semakin besar pula modal yang ditanam.
4. Manajemen Laba (Earning Management)
Menurut Schipper (1989) dalam Rahmayanti (2012) manajemen laba
adalah campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan
pribadi.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat study empiris, yaitu penelitian yang menekankan
pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara purposive samplingf dimana sampel
dipilih atas riteria-kriteria tertentu.
C. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan tahunan
dari tahu 2008 sampai tahun 2012, indonesia capital market directory
(ICMD), laporan keuangan tahunan 2008-2012 dan www.idx.co.id.
D. Metode pengumpulan data
Teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan metode
polling data. Polling data dilakukan dengan cara menjumlahkan perusahaan
manufaktur yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan untuk
memungkinkan diperolehnya jumlah sampel yang lebih besar (Ristianti dan
Hartono, 2008 dalam Putro 2011).
E. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah manajemen laba.
Yang akan diukur dengan menggunakan Discretionary Accruals yang
merupakan cross sectional dari model Jones, (1991).
TAit/Ait-1=(NI-OCFt)/Ait-1
Keterangan:
TAit
: Total Accruals pada periode t
Ait-1
: Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-
1
NIt
: Laba bersih operasi (net operating income) periode t
OCFt
: Aliran kas dari aktivitas operasi (operating cash flow)
pada periode t
Kemudian dilakukan regresi digunakan untuk mendapatkan nilai
koefisien α yang digunakan untuk menghitung komponen nondiscretionary
accruals. Dengan model dirumuskan sebagai berikut:
NDAit=α1(1/Ait)+α2(ΔREVit/Ait)+α3(PPEit/Ait)+ ε
Keterangan:
NDAit
: Nondiscretioanry accruals pada periode t
Ait
: Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t
ΔREVit
: Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke
tahun t
PPEit
: Aset tetap (gross property plant and equipment)
ε it
: Sampel error perusahaan i pada periode t
Selanjutnya untuk mencari nilai discretonary accruals dengan
mengurangi TAit dengan nilai NDAit.
DAit= TAit/Ait-NDAit
Keterangan:
DAit
: Discretionary accruals
TAit/Ait-1 : Total Accruals perusahaan i pada tahun t
NDAit
: Nondiscretionary accruals perusahaan i pada tahun t
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel independen, yaitu:
a. Kepemilikan Manajerial
Merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh
manajemen secara pribadi. Dalam penelitian ini kepemilikan
manajerial diukur dengan skala rasio presentase jumlah saham yang
dimiliki manajerial dari seluruh saham perusahaan yang beredar.
b. Kepemilikan Institusional
Merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi
keuangan. Dalam penelitian ini Kepemilikan institusional diukur
dengan skala rasio presentase jumlah saham yang dimiliki perusahaan
dari seluruh saham perusahaan yang beredar.
c. Komite Audit
Merupakan komite yang dibentuk dewan komisaris yang
bertugas mengawasi kinerja dan pengelolaan perusahaan. Dalam
penelitian ini komite audit diukur dengan menggunakan proporsi yaitu
membagi komite audit independen dibagi komite audit yang ada pada
perusahaan tersebut.
d. Kompensasi Eksekutif
Merupakan besarnya kompensasi tunai yang diterima oleh
manajer. Dalam penelitian ini kompensasi eksekutif diukur dengan
menggunakan logaritma dari total kompensasi tunai yang diterima
oleh manajer.
e. Ukuran Perusahaan
Merupakan ukuran besarnya suatu perusahaan tersebut yang
dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan
logaritma dari total aset yang dimiliki perusahaan.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda (multiple regretion) dengan model persamaan. Rumus atau
modelnya adalah sebagai berikut:
DA=β0+β1 KM+ β2 KI+ β3 KA+ β4 KE+ β5 UP+ e
Keterangan:
DA
= manajemen laba
KM
= kepemilikan manajerial
KI
= kepemilikan Institusional
KA
= komite Audit
KE
= kompensasi Eksekutif
UP
= Ukuran Perusahaan
β1-β5 = Koefisien Regresi
e
= error terms
2. Uji Ketepetan Model
a. Uji F
Nilai uji F menunjukan bahwa pengujian variabel-variabel
independen secara keseluruhan dan serentak (yang dilakukan untuk
melihat apakah variabel independen secara keseluruhan dan serentak)
mampengaruhi variabel independen secara signifikan ( Ghozali,2011).
b. Pengujian Koefisien Determinasi R2
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar varian dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen (Ghozali, 2011).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan data yang
merupakan uji keselarasan untuk mengetahui sebaran data yang
diperoleh (Ghozali, 2011).
b. Uji Multikolinierritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Metode
untuk menguji adanya multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance
value atau variance Inflation Factor (VIF) (Ghozali, 2011).
c. Uji Heteroktisidas
Uji Heteroskedastissitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2011).
d. Uji Autokorelasi
Pengujian dengan uji Durbin-Watson dalam praktik sangat
lazim digunakan karena keuntungan yang dimiliki, yaitu statistik ini
berdasarkan pada residual yang ditaksir yang secara rutin dihitung
dalam analisis regresi, sehingga bisa dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan tentang adanya korelasi positif dan negatif.
Secara umum tanda dalam pengujian autokorelasi adalah jika
autokorelasi positif (Ghozali,2011).
4. Uji Hipotesis ( t )
Dilakukannya pengujian ini untuk melihat apakah variabel
independen secara individu, berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen dengan mengasumsikan variabel lainnya tetap/konstan
(Ghozali, 2011).
ANLISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Perusahaan Sampel
. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebalumnya maka sampel
yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah 225 perusahaan. Dalam
penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linear yang
kemudian ditemukan data ouliers sejumlah 49 perusahaan. Maka sampel
yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 179 perusahaan
manufaktur.
B.
Statistik Deskriptif
Hasil Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DA
176
-0.32000
0.37000
-0.038181818
0.136738
KM
KI
KA
KE
UK
176
176
176
176
176
0
0
0.20000
5.76830
11.0347
78.17000
97.95000
1.0000
13.80850
19.02100
1.9191477
16.011875
0.4364773
8.7902176
14.41894
7.40369
29.91713
0.232411
1.497706
1.522222
Sumber: Hasil olah data, 2013
C. Hasil Analisis Regresi
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
DA= α0+α1KM+α2KI+α3KA+α4KE+α5UK+e
KM
KI
KA
KE
Koefisien
0.002
0.003
-0.013
0.014
t
1.804
9.701
-0.372
2.231
sig
0.073
0.000
0.710
0.027
intercept
-0.164
R2
0.407
F
23.381
Adjusted R2
0.39
UK
-0.003
-0.424
0.672
Sumber: Hasil olah data, 2013
D. Hasil Uji Ketepatan Model
a.
Uji Signifikan (uji Statistik F)
Hasil nilai Fhitung (23.381) dengan nilai p-value=0.00 sedangkan
Ftabel (2.265) dengan ketentuan α = 5%, dfl= k-1 atau 6-1=5, dan df2= nk atau 176-6= 170. Hasil uji dari distribusi Fhitung (23.381) lebih besar
dari Ftabel (2.265) dengan p-value=0.005. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manjerial (KM), kepemilikan institusional (KI), komite
audit (KA), kompensasi eksekutif (KE), dan ukuran perusahaan (UK)
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
manajemen laba (earning management).
b.
Koefisien Determinasi R2
Hasil perhitungan adjusted R2 dengan menggunakan program
SPSS, dalam penelitian ini diperoleh angka sebesar 0.390. Hal ini
berarti sebesar 39.0% variasi manajemen laba (earning management)
dijelaskan
institusional,
oleh
variasi
komite
kepemilikan
audit,
kompensasi
manajerial,
eksekutif
kepemilikan
dan
ukuran
perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 61.0% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak termasuk dalam model.
E.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Nilai signifikan atau probability nilai signifikan sebesar 0,857 >
0,05 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas.
Dari hasil uji multikolinearitas tabel diatas menunjukan bahwa
seluruh variabal independen memiliki nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Dalam
menguji
adanya
heterokedastisitas
penelitian
ini
menggunakan uji Rank Spearman. Apabila hasil uji Rank Spearman
menunjukan signifikan >0.05 maka dapat dikatakan bahwa model
regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini diketahui dU sebasar 1.8121, DW sebasar 1.820
dan 4-dU adalah 2.1879. Maka dapat disimpulkan bahwa dU<DW<4dU yang berarti bahwa tidak terjadiautokorelasi dalam penelitian ini.
F.
Uji Hipotesis (Uji Statistik t)
a. Nlai thitung untuk variabel kepemilikan manajerial (KM), sebesar 1.804
< 1.973 dan nilai sig sebesar 0.073 > 5%, sehingga H0 diterima yang
artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap menejemen
laba (earning management).
b. Hasil thitung untuk variabel kepemilikan institusional menghasilkan nilai
sebesar 9.701 > 1.973 dan sig 0.000 > 5% sehingga H0 ditolak yang
artinya kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen
laba (earning management).
c. Hasil thitung untuk variabel komite audit (KA) sebesar -0.372< 1.973
dengan sig 0.710 > 5% sehingga H0 diterima yang artinya komite
audit
tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen
laba
(earning
management).
d. Nilai thitung yang dihasilkan oleh variabel kompensasi eksekutif (KE)
sebesar 2.231 > 1.973 dengan sig sebesar 0.027 < 5%. Sehingga H4
ditolak yang artinya kompensasi eksekutif memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba (earning management).
e. Hasil thitung dari variabel ukuran perusahaan (UK) sebesar -0.424 <
1,973 dengan sig 0.672 < 5%. Sehingga H0 diterima yang artinya
ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
(earning management).
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, hal
ini terbukti dari nilai hasil uji t yang memperoleh thitung < ttabel ( 1.804<
1.973) dengen signifikan sebesar 0.073 > 0.05.
2. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. Dilihat
dari hasil uji t yang memperoleh nilai thitung > ttabel (9.701 > 1.973) dan sig
0.00 < 0.05 dengan parameter positif 0.003.
3. Komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang diketahui
dari hasil uji t yang menghasilkan nilai thitung < ttabel ( -0.372 < 1.973)
dengan sig 0.710 > 0.05.
4. Kompensasi eksekutif bengaruh positif terhadap manajemen laba hal ini
juga dapat di jelaskan dari hasil yang diperoleh dengan nilai thitung > ttabel (
2.231 > 1.973) dengan sig sebesar 0.027< 0.05 dan koefisien regresi
sebesar 0.014, dengan parameter positif.
5. Ukuran
perusahaan
tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba yang dapat dilihat dari hasil uji t yang memperoleh nilai
thitung > ttabel (-0.424 > 1.973) dengan sig 0,672 > 0,05 .
B. Saran
1. Menambah populasi perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian
tidak hanya perusahaan manufaktur tetapi juga jenis industri lainnya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Menambah jumlah tahun sampel penelitian agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan dan sampel yang dapat diolah lebih banyak.
3. Menanbah variabel-variabel independen di luar penelitian ini agar dapat
diketahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi manajemen laba.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran IBM
SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan
Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba”.Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Volume 12 Nomor 1.
Hardiningsih, Pancawati. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate
Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. ”Kajian Akuntansi Volume 2 No 1”.
Hassan, Shehu Usman dan Abubakar Ahmed. 2012. “Corporate
Governance, Earnings Management and Financial Performance: A
Case of Nigerian Manufacturing Firms”. American International
Journal of Contemporary Research.Volume 2 Nomor 7.
Murhadi, Werner R. 2009. “Studi Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Praktik Earning Management pada Perusahaan Terdaftar
di PT Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajeman dan
Kewirausahaan.Volume 11 Nomor 1.
Mutaqin, Hadi. 2013. Online. “Manajemen dan Pasar Modal”.
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/teori-kepemilikanperusahaan-dan.html. diakses tanggal 15 September 2013 pukul
05.40 WIB
Nurohmah, Faiza. 2013. Pengaruh Penerapan Corporate governance
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Earning
Management sebagai Variabel Moderasi. UMS Skripsi (tidak
dipublikasi)
Putro, Wahyu Nugroho. 2011. Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan leverage dan praktek corporate governance terhadap
manajemen laba. UMS. Skripsi ( tidak dipublikasi)
Rahmayanti, Elvi. 2012. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Earnings Management Dan Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011)”. Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Riahani, Ahmed dan Belkaoui. 2007. Acconting Theory. Jakarta: Salemba
Empat.
Riani, Asri Laksmi. 2011. Perspektif Kompensasi Perusahaan, Ceo, dan
Karyawan. Surakarta:Yuma Pustaka
Sulistyanto, Sri. 2011. Online. “Teori dan Model Empiris”.
http://www.eocommunity.com/EOComunity/EOForum/Manageme
ntdanleadership. diakses tanggal 13 September 2013 pukul 17.20
WIB.
Setyawati, Yuliana. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba. UMS. Skripsi (tidak dipublikasi).
Download