PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: YULIANA EKA SAFITRI DWI B200100268 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul: PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA. Yang ditulis oleh: YULIANA EKA SAFITRI DEWI B 200100268 Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diujikan. Surakarta, Januari 2014 Pembimbing (Dr. Triyono,M.Si) PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012) YULIANA EKA SAFITRI DWI B200100268 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governanceyang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan instirusional, komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang diukur dengan discresionary accrual. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah mekanisme good corporate governace dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan 225 perusahaan, dengan metode purposive samplingdan merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 dan Indonesian Capital market Directory (ICMD) tahun 20082012. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional dan kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh teehadap manajemen laba. Kata Kunci: Manajemen laba, mekanisme good corporate governance, ukuran perusahaan PENDAHULUAN Pada akhir 1980-an good corporate governance telah menjadi perhatian publik di inggris akibat dari kasus creative accounting ini. Demikian pula di Indonesia kasus kecurangan korporasi menjadi penyebab runtuhnya perekonomian di negeri ini. Perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, dan Xerox dengan kasus skandal keuanganya juga menjadi perhatian publik Amerika Serikat, yang meragukan integritas dan kredibilitas para pelaku dunia usaha. Lo (2007) dalam Murhadi (2009) mengelompokkan earning management dalam dua kategori yaitu real earnning management seperti tindakan untuk mempengaruhi arus kas, dan accrual management melelui perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi. Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (Achiryani, 2012). Manajemen laba dapat di minimalisir dengan diterapkannya mekanisme good corporate governance. Good corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang digunakan untuk membatasi timbulnya masalah asimetri informasi yang dapat mendorong terjadinya manajemen laba (Dye 1998), Trueman dan Titman (1988) dikutip dari Darmawati (2003) dalam Guna da Herawaty (2010). Mekanisme good corporae governance ditandai dengan adanya kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit dan komisaris independen, (Guna dan Herawaty, 2010). Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya manajemen laba adalah kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan. Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh kompensasi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bersa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agen) dengan investor (principal). Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahaan fungsi antara kepemilikan di investor dan pengendalian di pihak manajemen. 2. Good Corporate Governance Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, yang meliputi serangkaian hubungan antara menajemen perushaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya yang juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perushaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Deni, Khomsiyah dan Rika, 2004 dalam hardiningsih, 2010). a. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaanbersangkutan berserta afiliasinya (Susiana dan Herawaty, 2005 dalan Guna dan Herawaty, 2010). b. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking (Siregar dan Utama, 2005 dalam Guna dan Herawaty, 2010). c. Komite Audit Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu keberadaan komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan komisaris dalam mengawasii pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan (Mayangsari, 2004 dalam Guna dan Herawaty, 2007). d. Kompensasi Eksekutif Kompensasi adalah semua bentuk pembayaran yang diberikan kepada pegawai dalam bentuk pembayaran langsung (dalam bentuk uang) atau tidak langsung (dalam bentuk tunjangan dan insentif) (Riani, 2011). 3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka semakin besar pula modal yang ditanam. 4. Manajemen Laba (Earning Management) Menurut Schipper (1989) dalam Rahmayanti (2012) manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat study empiris, yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive samplingf dimana sampel dipilih atas riteria-kriteria tertentu. C. Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan tahunan dari tahu 2008 sampai tahun 2012, indonesia capital market directory (ICMD), laporan keuangan tahunan 2008-2012 dan www.idx.co.id. D. Metode pengumpulan data Teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan metode polling data. Polling data dilakukan dengan cara menjumlahkan perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan untuk memungkinkan diperolehnya jumlah sampel yang lebih besar (Ristianti dan Hartono, 2008 dalam Putro 2011). E. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah manajemen laba. Yang akan diukur dengan menggunakan Discretionary Accruals yang merupakan cross sectional dari model Jones, (1991). TAit/Ait-1=(NI-OCFt)/Ait-1 Keterangan: TAit : Total Accruals pada periode t Ait-1 : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t- 1 NIt : Laba bersih operasi (net operating income) periode t OCFt : Aliran kas dari aktivitas operasi (operating cash flow) pada periode t Kemudian dilakukan regresi digunakan untuk mendapatkan nilai koefisien α yang digunakan untuk menghitung komponen nondiscretionary accruals. Dengan model dirumuskan sebagai berikut: NDAit=α1(1/Ait)+α2(ΔREVit/Ait)+α3(PPEit/Ait)+ ε Keterangan: NDAit : Nondiscretioanry accruals pada periode t Ait : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t ΔREVit : Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPEit : Aset tetap (gross property plant and equipment) ε it : Sampel error perusahaan i pada periode t Selanjutnya untuk mencari nilai discretonary accruals dengan mengurangi TAit dengan nilai NDAit. DAit= TAit/Ait-NDAit Keterangan: DAit : Discretionary accruals TAit/Ait-1 : Total Accruals perusahaan i pada tahun t NDAit : Nondiscretionary accruals perusahaan i pada tahun t 2. Variabel Independen Dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel independen, yaitu: a. Kepemilikan Manajerial Merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi. Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial diukur dengan skala rasio presentase jumlah saham yang dimiliki manajerial dari seluruh saham perusahaan yang beredar. b. Kepemilikan Institusional Merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi keuangan. Dalam penelitian ini Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio presentase jumlah saham yang dimiliki perusahaan dari seluruh saham perusahaan yang beredar. c. Komite Audit Merupakan komite yang dibentuk dewan komisaris yang bertugas mengawasi kinerja dan pengelolaan perusahaan. Dalam penelitian ini komite audit diukur dengan menggunakan proporsi yaitu membagi komite audit independen dibagi komite audit yang ada pada perusahaan tersebut. d. Kompensasi Eksekutif Merupakan besarnya kompensasi tunai yang diterima oleh manajer. Dalam penelitian ini kompensasi eksekutif diukur dengan menggunakan logaritma dari total kompensasi tunai yang diterima oleh manajer. e. Ukuran Perusahaan Merupakan ukuran besarnya suatu perusahaan tersebut yang dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma dari total aset yang dimiliki perusahaan. F. Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regretion) dengan model persamaan. Rumus atau modelnya adalah sebagai berikut: DA=β0+β1 KM+ β2 KI+ β3 KA+ β4 KE+ β5 UP+ e Keterangan: DA = manajemen laba KM = kepemilikan manajerial KI = kepemilikan Institusional KA = komite Audit KE = kompensasi Eksekutif UP = Ukuran Perusahaan β1-β5 = Koefisien Regresi e = error terms 2. Uji Ketepetan Model a. Uji F Nilai uji F menunjukan bahwa pengujian variabel-variabel independen secara keseluruhan dan serentak (yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan dan serentak) mampengaruhi variabel independen secara signifikan ( Ghozali,2011). b. Pengujian Koefisien Determinasi R2 Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar varian dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen (Ghozali, 2011). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan data yang merupakan uji keselarasan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh (Ghozali, 2011). b. Uji Multikolinierritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance value atau variance Inflation Factor (VIF) (Ghozali, 2011). c. Uji Heteroktisidas Uji Heteroskedastissitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2011). d. Uji Autokorelasi Pengujian dengan uji Durbin-Watson dalam praktik sangat lazim digunakan karena keuntungan yang dimiliki, yaitu statistik ini berdasarkan pada residual yang ditaksir yang secara rutin dihitung dalam analisis regresi, sehingga bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan tentang adanya korelasi positif dan negatif. Secara umum tanda dalam pengujian autokorelasi adalah jika autokorelasi positif (Ghozali,2011). 4. Uji Hipotesis ( t ) Dilakukannya pengujian ini untuk melihat apakah variabel independen secara individu, berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel lainnya tetap/konstan (Ghozali, 2011). ANLISIS DAN PEMBAHASAN A. Perusahaan Sampel . Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebalumnya maka sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah 225 perusahaan. Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linear yang kemudian ditemukan data ouliers sejumlah 49 perusahaan. Maka sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 179 perusahaan manufaktur. B. Statistik Deskriptif Hasil Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DA 176 -0.32000 0.37000 -0.038181818 0.136738 KM KI KA KE UK 176 176 176 176 176 0 0 0.20000 5.76830 11.0347 78.17000 97.95000 1.0000 13.80850 19.02100 1.9191477 16.011875 0.4364773 8.7902176 14.41894 7.40369 29.91713 0.232411 1.497706 1.522222 Sumber: Hasil olah data, 2013 C. Hasil Analisis Regresi Hasil Uji Regresi Linear Berganda DA= α0+α1KM+α2KI+α3KA+α4KE+α5UK+e KM KI KA KE Koefisien 0.002 0.003 -0.013 0.014 t 1.804 9.701 -0.372 2.231 sig 0.073 0.000 0.710 0.027 intercept -0.164 R2 0.407 F 23.381 Adjusted R2 0.39 UK -0.003 -0.424 0.672 Sumber: Hasil olah data, 2013 D. Hasil Uji Ketepatan Model a. Uji Signifikan (uji Statistik F) Hasil nilai Fhitung (23.381) dengan nilai p-value=0.00 sedangkan Ftabel (2.265) dengan ketentuan α = 5%, dfl= k-1 atau 6-1=5, dan df2= nk atau 176-6= 170. Hasil uji dari distribusi Fhitung (23.381) lebih besar dari Ftabel (2.265) dengan p-value=0.005. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manjerial (KM), kepemilikan institusional (KI), komite audit (KA), kompensasi eksekutif (KE), dan ukuran perusahaan (UK) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba (earning management). b. Koefisien Determinasi R2 Hasil perhitungan adjusted R2 dengan menggunakan program SPSS, dalam penelitian ini diperoleh angka sebesar 0.390. Hal ini berarti sebesar 39.0% variasi manajemen laba (earning management) dijelaskan institusional, oleh variasi komite kepemilikan audit, kompensasi manajerial, eksekutif kepemilikan dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 61.0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. E. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Nilai signifikan atau probability nilai signifikan sebesar 0,857 > 0,05 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas. Dari hasil uji multikolinearitas tabel diatas menunjukan bahwa seluruh variabal independen memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Heterokedastisitas Dalam menguji adanya heterokedastisitas penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman. Apabila hasil uji Rank Spearman menunjukan signifikan >0.05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini diketahui dU sebasar 1.8121, DW sebasar 1.820 dan 4-dU adalah 2.1879. Maka dapat disimpulkan bahwa dU<DW<4dU yang berarti bahwa tidak terjadiautokorelasi dalam penelitian ini. F. Uji Hipotesis (Uji Statistik t) a. Nlai thitung untuk variabel kepemilikan manajerial (KM), sebesar 1.804 < 1.973 dan nilai sig sebesar 0.073 > 5%, sehingga H0 diterima yang artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap menejemen laba (earning management). b. Hasil thitung untuk variabel kepemilikan institusional menghasilkan nilai sebesar 9.701 > 1.973 dan sig 0.000 > 5% sehingga H0 ditolak yang artinya kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba (earning management). c. Hasil thitung untuk variabel komite audit (KA) sebesar -0.372< 1.973 dengan sig 0.710 > 5% sehingga H0 diterima yang artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba (earning management). d. Nilai thitung yang dihasilkan oleh variabel kompensasi eksekutif (KE) sebesar 2.231 > 1.973 dengan sig sebesar 0.027 < 5%. Sehingga H4 ditolak yang artinya kompensasi eksekutif memiliki pengaruh terhadap manajemen laba (earning management). e. Hasil thitung dari variabel ukuran perusahaan (UK) sebesar -0.424 < 1,973 dengan sig 0.672 < 5%. Sehingga H0 diterima yang artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba (earning management). SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, hal ini terbukti dari nilai hasil uji t yang memperoleh thitung < ttabel ( 1.804< 1.973) dengen signifikan sebesar 0.073 > 0.05. 2. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. Dilihat dari hasil uji t yang memperoleh nilai thitung > ttabel (9.701 > 1.973) dan sig 0.00 < 0.05 dengan parameter positif 0.003. 3. Komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang diketahui dari hasil uji t yang menghasilkan nilai thitung < ttabel ( -0.372 < 1.973) dengan sig 0.710 > 0.05. 4. Kompensasi eksekutif bengaruh positif terhadap manajemen laba hal ini juga dapat di jelaskan dari hasil yang diperoleh dengan nilai thitung > ttabel ( 2.231 > 1.973) dengan sig sebesar 0.027< 0.05 dan koefisien regresi sebesar 0.014, dengan parameter positif. 5. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang dapat dilihat dari hasil uji t yang memperoleh nilai thitung > ttabel (-0.424 > 1.973) dengan sig 0,672 > 0,05 . B. Saran 1. Menambah populasi perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur tetapi juga jenis industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Menambah jumlah tahun sampel penelitian agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan sampel yang dapat diolah lebih banyak. 3. Menanbah variabel-variabel independen di luar penelitian ini agar dapat diketahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi manajemen laba. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba”.Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 12 Nomor 1. Hardiningsih, Pancawati. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. ”Kajian Akuntansi Volume 2 No 1”. Hassan, Shehu Usman dan Abubakar Ahmed. 2012. “Corporate Governance, Earnings Management and Financial Performance: A Case of Nigerian Manufacturing Firms”. American International Journal of Contemporary Research.Volume 2 Nomor 7. Murhadi, Werner R. 2009. “Studi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Praktik Earning Management pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajeman dan Kewirausahaan.Volume 11 Nomor 1. Mutaqin, Hadi. 2013. Online. “Manajemen dan Pasar Modal”. http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/teori-kepemilikanperusahaan-dan.html. diakses tanggal 15 September 2013 pukul 05.40 WIB Nurohmah, Faiza. 2013. Pengaruh Penerapan Corporate governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Earning Management sebagai Variabel Moderasi. UMS Skripsi (tidak dipublikasi) Putro, Wahyu Nugroho. 2011. Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan leverage dan praktek corporate governance terhadap manajemen laba. UMS. Skripsi ( tidak dipublikasi) Rahmayanti, Elvi. 2012. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Earnings Management Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011)”. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Riahani, Ahmed dan Belkaoui. 2007. Acconting Theory. Jakarta: Salemba Empat. Riani, Asri Laksmi. 2011. Perspektif Kompensasi Perusahaan, Ceo, dan Karyawan. Surakarta:Yuma Pustaka Sulistyanto, Sri. 2011. Online. “Teori dan Model Empiris”. http://www.eocommunity.com/EOComunity/EOForum/Manageme ntdanleadership. diakses tanggal 13 September 2013 pukul 17.20 WIB. Setyawati, Yuliana. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. UMS. Skripsi (tidak dipublikasi).