BAB II PERENCANAAN (Planning) DAN PENGORGANISASIAN (Organizing) STRATEGI PEMBANGUNAN 2.1 PERENCANAAN (Planning) Dalam setiap organisasi, perencanaan disusun dalam suatu hierarki yang sejajar dengan struktur organisasi. Pada setiap hierarki umumnya perencanaan memiliki dua fungsi, yaitu: 1. Menetapkan tujuan yang akan dicapai pada hierarki yang lebih rendah. 2. Sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hierarki lebih tinggi berikutnya. Stoner dan Wankel mengklasifikasikan rencana menjadi dua jenis utama, yaitu rencana strategis dan rencana operasional. 1. Rencana strategis (strategic plan) Rencana ini dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang luas, yaitu untuk melaksanakan misi yang merupakan satu-satunyaalasan kehadiran organisasi tersebut. Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan kebijakan dan program yang perluuntuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu, serta penetapan metode yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dilaksanakan. Atau secara singkat, perencanaan strategis adalah proses perencanaan jangka panjang yang formal untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis sangat diperlukan pada setiap organisasi. Akan tetapi meskipun dipandang penting, perencanaan strategis selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan. Kelebihan menggunakan rencana strategis, antara lain: a. Adanya rencana strategis, seorang manajer dapat menentukan tujuan secara jelas dan metode pencapaiannya kepada organisasinya. b. Membantu manajer mengantisipasi permasalahan sebelum muncul dan memecahkannya sebelum menjadi lebih buruk; c. Membantu manajer mengenal peluang yang mengandung resiko dan peluang yang aman, serta memilih di antara peluang yang ada. d. Mengurangi kemungkinan deviasi kejutan yang tidak menyenangkan, karena sasaran, tujuan, dan strategi untuk penelitian yang saksama. e. Melalui rencana strategis, manajer dapat memperbesar kemungkinan untuk membuat keputusaan yang tahan menghadapi ujian waktu. Sementara itu, kelemahan dengan menggunakan rencana strategis adalah sebagai berikut: a. Bahaya terciptanya birokrasi besar para perencana yang dapat menghilangkan hubungan dengan produk dan pelanggan perusahaan b. Kadang-kadang perencanaan strategis cenderung membatasi organisasi pada pilihan yang paling rasional dan bebas resiko. Manajer sebatas tahu bagaimana mengembangkan strategi dan sarana tersebut agar dapat terus bertahan pada analisis perencanaan, dan dapat menghindari peluang menarik yang melibatkan tingkat ketidakpastian yang tinggi atau yang sulit dianalisis dan dikomunikasikan. 2. Rencana operasional (operational plan) Rencana operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana rencana strategis dilaksanakan. Rencana operasional terdiri dari rencana sekali pakai dan rencana tetap. a. Rencana sekali pakai (single use plan) Rencana sekali pakai dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu dan ditinggalkan manakala tujuan tersebut telah dicapai. Rencana sekali pakai merupakan arah tindakan yang mungkin tidak akan terulang dalam bentuk yang sama di masa yang akan dating. Bentuk utama rencana sekali pakai, antara lain sebagai berikut: 1) Program (program) Program mencakup serangkaian aktivitas yang relative luas. Suatu program dapat menjelaskan tentang langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, unit atau anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah, urutan serta pengaturan waktu setiap langkah. 2) Proyek (project) Proyek adalah bagian program yang lebih kecil dan mandiriproyek memiliki cakupan terbatas dan memiliki petunjuk yang jelas mengenai tugas dan waktu. Setiap proyek akan menjadi tanggung jawab setiap individu yang ditunjuk dan diberi sumber daya spesifik dan dalam batas waktu tertentu. 3) Anggaran (budget) Anggaran adalah pernyataan tentang sumber daya keuangan (financial resource) yang disediakan untuk kegiatan tertentu dalam waktu tertentu pula. Anggaran merupakan alat untuk mengendalikan aktivitas suatu organisasi. Oleh karena itu, anggaran merupakan komponen penting dari setiap program dan proyek. Anggaran mendeskripsikan pendapatan dan biaya. Dengan demikian, anggaran menentukan target aktivitas seperti hasil penjualan, biaya tiap bagian, atau investasi baru. b. Rencana tetap (standing plan) Rencana tetap merupakan pendekatan yang sudah dilakukan untuk menangani situasi yang terjadi berulang (repetitive) dan dapat diperkirakan. Rencana tetap ini memberikan kesempatan kepada manajer untuk menghemat waktu yang digunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan karena situasi yang serupa ditangani dengan cara yang konsisten yang telah ditentukan sebelumnya. Bentukn utama rencana tetap antara lain sebagai berikut: 1) Kebijakan (policy) Kebijakan adalah suatu pedoman umum dalam pengambilan keputusan. Kebijakan menentukan apakah keputusan dapat diambil atau tidak dapat diambil. 2) Prosedur standar (standard procedure) Implementasi kebijakan dilakukan melalui garis pedoman lebih detail yang disebut prosedur standar atau metode standar. Suatu prosedur memberikan seperangkat petunjuk detail untuk melaksanakan urutan tindakan yang sering atau biasa terjadi. 3) Peraturan (rules) Peraturan adalah pernyataan bahwa suatu tindakan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Peraturan merupakan rencana tetap yang paling jelas dan bukan merupakan pedoman pemikiran atau pengambilan keputusan. Menurut Sjafrizal (2014), secara umum terdapat empat tahap dalam proses pembangunan sekaligus juga menggambarkan tugas pokok badan perencana pembangunan. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1. Tahap Penyusunan Rencana Tahap awal kegiatan perencanaan adalah menyusun naskah atau rancangan rencana pembangunan yang secara formal merupakan tanggung jawab badan perencana, baik BAPPENAS untuk tingkat nasional dan BAPPEDA untuk tingkat daerah. Penyusunan rencana ini dapat dilakukan secara swakelola oleh badan perencana sendiri atau dikontrakkan kepada perusahaan konsultan yang relevan bila tenaga perencana yang terdapat pada badan perencana tidak mencukupi. Namun demikian, bila dimungkinkan sebaiknya penyusunan rencana dilakukan sendiri oleh badan perencana sendiri dengan memanfaatkan tenaga ahli tambahan dari instansi dan badan lainnya yang terkait. 2. Tahap Penetapan Rencana Rancangan rencana pembangunan yang telah selesai baru akan berlaku secara resmi bila telah mendapat pengesahan dari pihak yang berwenang. Sesuai ketentuan yang berlaku, RPJP perlu mendapat pengesahan dari DPRD setempat, sedangkan RPJM dan RKPD cukup mendapat pengesahan dari kepala daerah. Pada tahap kedua ini kegiatan utama badan perencana adalah melakukan proses untuk mendapatkan pengesahan tersebut. 3. Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana Setelah rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh pihak yang berwenang, maka dimulai proses pelaksanaan rencana oleh pihak eksekutif melalui SKPD terkait. Namun demikian, sesuai dengan ketentuan peundangan yang berlaku, perencana masih tetap mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pengendalian (monitoring) pelaksanaan rencana bersama SKPD bersangkutan. Sasaran utama pengendalian ini adalah untuk memastikan agar pelaksanaan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana yang telah dietapkan terdahulu. Termasuk dalam kegiatan pengendalian ini adalah melakukan observasi lapangan dan menanggulangi permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut berjalan lancar sesuai dengan rencana baik dari segi fisik maupun pemanfaatan dana. 4. Tahap Evaluasi Keberhasilan Pelaksana Rencana Sasaran utama kegiatan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan objek pembangunan yang telah selesai dilaksanakan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selanjutnya perlu juga dievaluasi, bilamana kegiatan dan objek pembangunan yang sudah dimanfaatkan tersebut dapat memberikan hasil sesuai yang direncanakan semula. 2.2 PENGORGANISASIAN Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama. Suatu organisasi minimal mengandung tiga elemen penting yang saling berhubungan, yaitu sekelompok orang, interaksi dan kerja sama, serta tujuan bersama.Organisasi dapat dikatakan sebagai wadah, yang berate suatu tempat bagi orang0orang untuk melakukan interaksi. Organisasi juga dapat dikatakan sebagai alat, yang berarti organisasi menjadi alat untuk merealisasikan tujuan bersama di antara orang yang berinteraksi dan bekerja sama. Organisasi dapat diartikan pula dalam arti dinamis dan statis. Organisasi dalam arti dinamis merupakan suatu proses penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan, pembatasan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, serta penetapan hubungan diantara elemen organisasi. Organisasi dalam arti statis dapat diartikan sebagai suatu bagan atau struktur yang berwujud dan bergerak dmi tercapainya tujuan bersama. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif, serta pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar agar dapat bekerja secara efisien.