Surya Gentha Akmal | TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN Copyright Surya Gentha Akmal [email protected] http://sgakmal.staff.ipb.ac.id/teknik-diagnostik-ikan/ TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN PENCATATAN SEJARAH IKAN Supaya kegiatan budidaya ikan yang kita jalani dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kegiatan budidaya terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk kelangsungan usaha. Salah satu faktor yang harus kita perhatikan adalah kesehatan ikan, untuk dapat mengetahui kondisi ikan maka hal yang harus diperhatikan adalah informasi tentang sejarah ikan yang kita pelihara, yang merupakan salah satu tahapan dalam teknik diagnostik untuk ikan. Dimana informasi yang harus kita gali adalah : 1. 2. 3. 4. Berapa lama ikan telah dipelihara ? Apakah pemilik Ikan berpengalaman memelihara ikan tersebut ? Apa pakan ikan dan seberapa sering diberi pakan ? Apakah ada ikan baru yang digabungkan dengan ikan di akuarium atau kolam ? Apabila ya, apakah ikan dikarantina dulu ? 5. Apakah ikan sudah ditreatment sebelumnya ? Pemeriksaan Kualitas Air Pemeriksaan kualitas air sangatlah diperlukan, dimana kualitas air harus dievaluasi sebelum dilakukan prosedur diagnostik pada ikan, dimana evaluasi yang harus dilakukan adalah evaluasi terhadap temperatur, ammonia nitrite, pH, total Alkalinity, dan Kadar O2 pada perairan. page 1 / 5 Surya Gentha Akmal | TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN Copyright Surya Gentha Akmal [email protected] http://sgakmal.staff.ipb.ac.id/teknik-diagnostik-ikan/ Pemeriksaan Secara Biopsy Pemeriksaan secara Biopsy adalah salah satu teknik diagnostik, dimana kita memeriksa ikan dengan hanya mengambil jaringan dari ikan yang masih hidup tanpa harus membunuh ikan tersebut, yang mana jaringan tersebutlah nantinya yang akan kita diagnosa. Pada praktikum Teknik Diagnostik Pada Ikan, jaringan yang didiagnosa dari ikan percobaan adalah sisik, insang, sirip (D-P-V-A-C). Prosedur Biopsy yang dapat kita lakukan adalah, ikan yang sudah di anastesi atau dipingsankan dengan bahan anastesi (tricaine methanesulfonate), lalu diletakkan pada baki, kemudian jaringan yang akan diamati kita ambil, yang berupa lendir, sisik, insang dan sirip. Lalu jaringan yang sudah kita dapat tersebut kita letakkan pada gelas objek, kemudian ditutup dengan menggunakan cover glass, lalu kita amati melalui mikroskop. Hasil yang didapatkan pada kelompok kami (kelompok 3) tidak didapatkan patogen yang hidup pada jaringan yang telah kami ambil tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan yang kami analisa bebas dari patogen. Sebagai tambahan, kerusakan pada insang akibat masalah lingkungan, seperti tingginya ammonia dan bakteri penyebab hyperplasia dapat kita ketahui melalui Biopsy insang. Pemeriksaan secara Hermatologi - Total Sel Darah Merah Pada pemeriksaan total Sel Darah Merah ini, langkah yang harus kita lakukan adalah mengambil sampel darah ikan dengan menggunakan syringe, yang kita gunakan untuk mengambil darah pada ikan hidup. Sampel darah dapat kita ambil dari dekat batang ekor, ataupun didekat mulut ikan, kemudian sampel darah yang kita dapatkan dimasukkan kedalam ependrof, lalu darah yang sudah ada di dalam ependrof tersebut kita hisam dengan menggunakan pipet bulir darah sampai skla page 2 / 5 Surya Gentha Akmal | TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN Copyright Surya Gentha Akmal [email protected] http://sgakmal.staff.ipb.ac.id/teknik-diagnostik-ikan/ 0.5, kemudian dilanjutkan dengan menghisap larutan Hyem hingga skala 1.01, lalu pipa penyedotnya kita ikat dan di kocok dengan membentuk pola angka 8 supaya larutan dan sampel darah tersebut homogen selama 3 – 5 menit. Kemudian kita teteskan diatas glass haemacytometer, lalu diamati melalui mikroskop, dan dihitung jumlah sel darah merah melalui 5 titik yang berbeda, dan dihitung secara diagonal. Namun pada praktikum kali ini kami tidak melakukan perhitungan, sehingga tidak didapatkan hasil yang menunjukkan total sel darah merah yang ada pada ikan tersebut. - Total Sel Darah Putih Pada pemeriksaan total Sel Darah Putih ini, langkah yang harus kita lakukan adalah mengambil sampel darah ikan dengan menggunakan syringe, yang kita gunakan untuk mengambil darah pada ikan hidup. Sampel darah dapat kita ambil dari dekat batang ekor, ataupun didekat mulut ikan, kemudian sampel darah yang kita dapatkan dimasukkan kedalam ependrof, lalu darah yang sudah ada di dalam ependrof tersebut kita hisam dengan menggunakan pipet bulir darah sampai skla 0.5, kemudian dilanjutkan dengan menghisap larutan Giemsa hingga skala 1.11, lalu pipa penyedotnya kita ikat dan di kocok dengan membentuk pola angka 8 supaya larutan dan sampel darah tersebut homogen selama 3 – 5 menit. Kemudian kita teteskan diatas glass haemacytometer, lalu diamati melalui mikroskop, dan dihitung jumlah sel darah merah melalui 5 titik yang berbeda, dan dihitung secara diagonal. Namun pada praktikum kali ini kami tidak melakukan perhitungan, sehingga tidak didapatkan hasil yang menunjukkan total sel darah putih yang ada pada ikan tersebut. - Diferensial Leukosit Langkah yang harus kita lakukan pada pemeriksaan diferensial leukosit ini adalah dengan merendam gelas preparat dengan larutan metanol, kemudian dikering anginkan, lalu sampel darah yang sudah kita peroleh tadi diteteskan diatas preparat dengan menggunakan gelas objek lainnya, kemudian dilakukan fiksasi dengan metanol selama 5 menit, lalu dibilas dengan menggunakan akuades dan dikeringkan. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah pewarnaan dengan larutan giemsa selama 15 menit, lalu diamati dan dihitung hasilnya. Sedangkan pada praktikum kali ini tidak dilakukan penghitungan sehingga tidak di dapatkan nilai diferensial Leukositnya. page 3 / 5 Surya Gentha Akmal | TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN Copyright Surya Gentha Akmal [email protected] http://sgakmal.staff.ipb.ac.id/teknik-diagnostik-ikan/ - Kadar Hematokrit Langkah yang harus kita lakukan pada pemeriksaan kadar hematokrit ini adalah sampel darah yang sudah diambil, kita hisap dengan menggunakan tabung hematokrit hingga ¾ bagian kemudian kita tutup dengan menggunakan crystal seal. Lalu disentrifuged selama 5 menit, supaya sel darah merah dan sel darah putih terpisah, kemudian diamati perbedaan yang terjadi, dan dihitung panjang sel darah putih maupun sel darah merah. Dimana pada praktikum kali ini didapatkan panjang sel darah merah 0.6 cm dan panjang sel darah putih 3 cm. - Kadar Hemoglobin Langkah yang harus dilakukan pada pemeriksaan kadar hemoglobin ini adalah memsukkan HCl sampai skala 10 dan sampel darah hingga skla 5 kedalam pipet Sahli. HCl dan darah akan mengalami perubahan warna, lalu pipet sahli tersebut kita masukkan ke Sahlihaemometer dan ditambahkan aquades hingga warna campuran darah dan HCl tersebut sampai berwarna kuning, sama dengan indikator yang ada di sampingnya. Dimana pada praktikum kali ini didapatkan hasil kadar hemoglobin menunjukkan skala 78. Pemeriksaan Feses Untuk diagnostik terhadap ikan melalui pemeriksaan feses bukanlah merupakan suatu keharusan, akan tetapi pada kondisi tertentu bisa saja diperlukan. Jika kita mengalami kesulitan untuk mendapatkan sampel feses ikan dari akuarium atau wadah pemeliharaan, kita dapat memingsankan ikan dengan larutan anastesi, dimana umumnya ikan akan mengeluarkan feses ketika pingsan. Jika tidak terlalu terburu-buru ikan dapat kita tempatkan dalam kantung olastik, atau wadah kecil yang bening lainnya, untuk dapat mengumpulkan feses dalam hitungan jam. page 4 / 5 Surya Gentha Akmal | TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN Copyright Surya Gentha Akmal [email protected] http://sgakmal.staff.ipb.ac.id/teknik-diagnostik-ikan/ Pemeriksaan Secara Nekropsi Pemeriksaan secara nekropsi merupakan salah satu teknik diagnostik ikan dimana kita harus mematikan ikan untuk dapat mengambil jaringan-jaringan yang kita perlukan dalam analisa. Biasanya teknik ini dilakukan jika informasi dalam pemeriksaan masih kurang lengkap. Untuk mematikan ikan kita dapat menggunakan bahan anastesi dengan dosis yang tinggi ataupun menusuk kepala bagian belakang dengan maksud melumpuhkan ikan dengan menggunakan tusuk sonde. Pada pemeriksaan secara nekropsi ini, jaringan yang di analisa berupa insang, hati, usus, dan ginjal. Prosedur pelaksanaannya adalah dengan meletakkan ikan yang sudah dimatikan di dalam baki, dan dibedah dengan prosedur pembedahan yang betul, kemudian jaringan yang diperoleh, berupa hati, insang, usus, dan ginjal di letakkan diatas gelas objek, dan ditutup dengan menggunakan cover glass, lalu kita amati melalui mikroskop. Hasil pada pemeriksaan secara nekropsi ini tidak menunjukkan adanya patogen yang hidup pada jaringan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan yang kami analisa bebas dari patogen. page 5 / 5