Sex-disaggregated data, Gender Statistics

advertisement
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Sex-disaggregated data, Gender
Statistics
Yulfita Raharjo (Gender Adviser)
(Disajikan pada Pelatihan PPRG Ibis Jakarta, 18 Agustus 2015)
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
OUTLINE PENYAJIAN
•
•
•
•
Latarbelakang
Apa Isunya?
Mempersamakan Persepsi
Sex-disaggregated data, Gender Statistics
2 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Latarbelakang (1)
• INTRO
•
•
•
The Beijing Platform for Action (1995) dengan 189 Negara -- termasuk Indonesia -bersepakat untuk memastikan para penghasil maupun pemakai data dan informasi
agar mereview sistem statistik resmi mereka secara teratur agar mencakup isu gender;
jika perlu direncanakan perbaikan2.
Sebelumnya The Cairo Programme of Action (1994) memberikan rekomendasi a.l
perlunya sex-disaggregated data untuk monitoring
Response Indonesia
• INPRES no.9 Tahun 2000 tentang melaksanakan PUG (disemua sektor
pembangunan tingkat nasional maupun daerah, termasuk dalam data dan
informasi
• Penghasil data seperti BPS, Lembaga Penelitian, Lembaga Swadaya Masyarakat,
Lembaga Internasional meresponse positif
3 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Latarbelakang (2)
•
PMK Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan No 6 Tahun
2009; No. 5 Tahun 2014 tentang penyelengaraan Data gender;
Pedoman Pelatihan Pengintegrasian Gender dalam Penglolan dan
Penyusunan Statistik Gender dan anak, 2015
• Strategi Nasional ditandatangani 4 Menteri tentang Percepatan
PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran…………..
• Berbagai SK Menteri dikeluarkan berkaitan dg kompilasi dan
analisis sex-disaggregated (a.l. Kehutanan; Pertanian;
Pendidikan; Kesehatan, P&U, …..dst
• Juga dikeluarkan Peraturan Daerah (Jawa Tengah, ….)
4
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Apa Isunya (1)?
• Meskipun sudah ada kesepakatan; berbagai dasar hukum; Pelatihan2;
berbagai Manual/ Piranti untuk penyelenggaraan, ketersediaan;
pemgumpulan data, analisa gender, penyajian, tetapi pengumpulan sexdisaggregated, gender statistics hasil analisa gender belum melembaga:
• Sex-disaggregated data tidak/belum : dikompilasi teratur & masuk dalam
sistem; di ‘updated’; dilakukan analisa (gender) sebagai bagian integral dari
proses pembangunan/kegiatan yang responsif gender;
• Hasilnya kebijakan, perencanaan & penganggaran, implementasi dan Monitoring &
Evaluasi tidak responsif gender atau disebut juga buta gender;
• Karena mengabaikan kenyataan bahwa menjadi ( perempuan dan menjadi laki-laki bisa
mempunyai kebutuhan; kesulitan; pengalaman, aspirasi berbeda;
5
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Apa Isunya (2)
• Pengumpulan Sex-disaggregated data dan
Pemanfaatanya belum menjadi prioritas; belum
dipahami;
–
–
–
Sex-disaggregated data yang tersedia masih umum; belum
mengacu pada yang relevan/dibutuhkan;
Bukan sekedar Sex-disaggregated data, tetapi juga berkaitan
dengan data apa yang perlu dikumpulkan;metode
pengumpulanya; dan contextual
Sex-disaggregated data belum cukup berarti tanpa dikuti
analisa (berjenjang).
6 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Mempersamakan Persepsi (1)
• Data terpilah: data yang dipilah menurut variables (bisa umur; urban-rural; pendidikan; agama; sk,
bangsa, atau jenis kelamin);
• Biasanya untuk mengungkapkan pola; trends& informasi lain yang dibutuhkan . Pertanyaan untuk
disaggregate data misalnya:
(1) Apakah ada gap dalam memahami matematik di klas A (Bisa berdasarkan jenis kelamin; sosio-ekonomic
status; sk. Bangsa) Apakah gap trendnya itu semakin melebar? menyempit? tetap? Bagaimana polanya?Apakah
prestasi siswa laki-laki lebih baik dari siswa perempuan?
(2) Apakah siswa dari keluarga tidak mampu lebih banyak di kelas khusus, daripada dikelas biasa?
• Gender Statistics
7 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Mempersamakan Persepsi (2)
• Sex-disaggregated data: data yang dipilah menurut jenis
kelamin.
– Dalam konteks gender, sex-disaggregated data (biasanya)
dikumpulkan dan dianalis secara terpisah tentang kehidupan
laki-laki dan kehidupan perempuan; Karena memang tidak
selalu bermaksud membandingkan; Tetapi lebih untuk
menjawab pertanyan “SIAPA” dan “APA”
• Siapa pembuat keputusan? Siapa yang memiliki dan control
manfaat/akses terhadap sumber daya?
• Apa peran dan kewajiban masing-masing individu (sebagai
perempuan; sebagai laki-laki)?
8
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Mempersamakan Persepsi (2):
Sex-disaggregated data
Dikumpulkan dan dianalisa untuk memahami situasi kehidupan perempuan dan kehidupan laki-laki lebih
lengkap;
Tidak selalu merefleksikan peran & hubungan gender; ketidaksetaraan gender; atau isu gender,
 Ketersediaannya diperlukan:
 untuk melakukan analisa (gender) sebagai bagian untuk melaksanakan Gender mainstreaming (PUG);
 sebagi kunci penting utk melakukan analis gender  mengidentifikasikan isu gender/ Gender
Statistics
9
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Mempersamakan Persepsi (3)
Contoh: pemakaian Sex-disaggregated data
 Berdasarkan definisi formal, Kep.kel Laki-laki menjadi kepala bagi
seluruh anggota kel, termasuk perempuan yang menjadi isterinya;
• Dalam kasus Kep. Kel Perempuan, justru tidak ada/punya laki-laki
dewasa;
• Dalam konteks tertentu, Kep. Kel. Perempuan menghadapi banyak
masalah , tidak selalu karena jenis kelaminnya, TETAPI lebih karena
peran & kewajiban gender-nya sebagai perempuan yang
disandangnya (isu gender);
• Tidak selau mengandung isu gender (jumlah peserta laki-laki dan
jumlah perempuan yang ikut olahraga pagi;
10 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Mempersamakan Persepsi (4)
Gender Statistics
• Hasil analisa lebih lanjut dari Sex-disaggrgated data dan variables lain yang
relevant yang merefleksikan isu gender (situasi perbedaan dan
ketidaksetaraan sebagai perempuan dan sebagai laki-laki dalam berbagai
kehidupanya (United Nations, 2006);
• Data yang dikumpul berdasarkan atas konsep dan definisi yang
mencerminkan dan mencakup keanekaragaman kehidupan sebagai
perempuan dan sebagai laki
• Metode pengumpulan Data memperhitungkan kemungkinan bias ( gender
stereotipi; faktor2 social-budaya)
• Gender Statistics tidak selalu mengacu pada Sex-disaggrgated data (MMR;
national account)
11
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Mempersamakan Persepsi (5)
• Pemahaman &pemakaian yang rancu untuk istilah ‘jenis kelamin dan ‘gender’,
berlanjut di data/statistik;
• Data yang dikumpul sensus, survey, catatan admisnistratif biasanya aggregat atau
dipilah menurut jenis kelamin (sex-disaggrgated data)
• Ketika sex-disaggrgated data itu dianalisa identifikasi perbedaan dalam kehidupan
laki-laki dan perempuan disebabkan karena peran/ kewajiban dan harapan
sebagai laki-laki dan sebagai perempuan  itulah gender statistik ;
• Tidak tepat mengatakan ‘Gender disaggregation’ atau ‘data terpilah menurut
gender”
• ‘statistik perempuan’ ; ‘statistik gender’
12
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Sex-disaggregated data, Gender Statistics & Penanggulangan
Kemiskinan
Pemanfaatan data
• Pengumpulan, analisa dan pemanfaatan/pemakaian Sex-disaggregated data, Gender Statistics
untuk kebijakan/ program Penanggulangan Kemiskinan semakin disadari/ digalakkan/
dimanfaatkan! Lebih fokus!
• Data yang dimaksud bukan sekedar dikumpulkan,
• Tapi data macam apa yang dikumpulkan; bagaimana mengumpulkan; konsep dan definisi yang
dipakai; macam pertanyaan yang akan ditanyakan; analisa yang dipakai; bentuk pelaporan,
ikut menentukan keberhasilan sumbangan Sex-disaggregated data, Gender Statistics untuk
penanggulangan kemiskinan;
•.
13 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Sex-disaggregated data, Gender Statistics &
Penanggulangan Kemiskinan
• Sex-disaggregated kurang berarti tanpa dilengkapi ‘analisa
berjenjang’
•
Contoh: Data memperlihatkan jumlah anak perempuan terdaftar
disekolah. Siapa yang mereka? Mengapa mereka yang bersekolah?
Siapa yang menyelesaikan sekolah; dan mengapa
• Gender statistics lebih dari sex-data disaggregated, hasil analisa
gender
• Tapi untuk yang lebih spesifik ( Mis;Penanggulangan Kemiskinan)
Perlu analis berjenjang dari sex-data disaggregated dan Gender
statistics:
• Apa penyebab langsung; apa sebab tak langsung
• Apa sebab yang mendasari; apa sebab dasarnya
14
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
KONSEP & METODE YANG DIPAKAI (1)
• Konsep Tidak bias gender,
•
atas dasar pandangan, prasangka yg belum tentu benar,
sterotipi (Mis:memandang pencari nafkah itu tidak selalu lakilaki; Tidak memandang Kepala keluarga sebagai responden
sebagai wakil/ atas nama anggota keluarga; Tidak memandang
miskin pada laki-laki dan pada perempuan mempunyak
kebutuhan yang sama; menghadapi kesulitan; pengalaman
yang sama;
• Membuka data/informasi yangyang ‘tersembunyi”
• Menerima bahwa peran/ tanggung jawab berdasarkan gender
itu beragam
15 of 10
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
KONSEP & METODE YANG DIPAKAI (2)
Metode pengumpulan data responsif gender
• Selalu melihatnya dengan memakai lensa gender
• Sex-data disaggregated yang tersedia dari Census, survey,studi,
pencatatan administrasi, dst serta Gender Statistics mungkin perlu
pendalaman dengan memakai berbagai cara pengumpulan data
lanjutan yang relevant
• Perlu analisis berjenjang: identifikasi penyebabnya, dan masingmasing jenjang dengan rekomendasi
16
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Berbagai kerangka Gender Analisis
•
•
•
•
Kerangka Gender Analisis GAP & POP
Kerangka Gender Analisis Harvard
Kerangka Gender Analisis Moser, dst
Akan diterangka dalam Workshop besok
17
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
TERIMAKASIH
18
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
19
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
20
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
21
Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance
Download