BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat untuk manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugastugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak luar perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut tercermin pada laba yang terkandung dalam laporan laba rugi. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan yang diambil oleh perusahaan. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Earnings merefleksikan kemampuan perusahaan yang ditetapkan dengan dasar accruals. Dasar akrual disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan adil dibandingkan dengan dasar kas. Tetapi, sebagian dari akrual yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan bukan akrual yang menjadikan laporan keuangan yang sah tetapi akrual yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi keputusan stakeholder ( Nurainun & Rita, 2007:320). Penelitian ini menggunakan pendekatan discretionary accrual sebagai ukuran manajemen laba. Discretionary accrual adalah komponen akrual yang memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara manipulasi akrual murni atau dengan memanipulasi aktivitas riel. Manajemen laba dengan manipulasi akrual murni merupakan manipulasi laba dengan discrectionary accrual yang tidak memiliki pengaruh terhadap aliran kas secara langsung. Maka sebagian besar model manajemen laba mengukur atau memproksikan aktivitas rekayasa ini dengan menggunakan komponen discretionary accrual. Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai. Pada dasarnya, manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP (General Accepted Accounting Principle) dan manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham. Sedangkan manipulasi aktivitas riel dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan untuk memenuhi target atau menghidar dari kerugian yang terjadi. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena memberikan indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan daripada informasi yang dihasilkan dari aspek penerimaan dan pengeluaran kas terkini, namun dasar akrual juga memiliki kelemahan. Akuntansi akrual memberikan fleksibilitas kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan standar akuntansi keuangan yang berlaku, sehingga dapat memberi kesempatan bagi manajemen untuk melakukan pengelolaan laba. Jika pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target laba yang ditentukan, maka manajemen akan mampu memanfaatkan fleksibilitas yang diperolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk memodifikasi laba yang dilaporkan ( Teguh , 2009:100). Indikator dasar yang digunakan oleh pihak internal maupun eksternal dalam melihat kinerja suatu perusahaan ialah dengan melihat apakah perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba dan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Laba merupakan salah satu pertimbangan yang digunakan oleh para investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Pentingnya informasi tentang laba bagi para calon investor sering dimanfaatkan oleh manajemen untuk merekayasa laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Hal ini terjadi karena keterbatasan informasi yang diperoleh para calon investor dan investor terhadap laba yang dilaporkan. Para calon investor dan investor hanya dapat mengandalkan data yang dilaporkan oleh manajemen tanpa mengetahui dengan pasti kebenaran akan data atau informasi yang diberikan. Sedangkan manajemen merupakan pihak yang membuat laporan keuangan tersebut dapat mengetahui kondisi perusahaan yang sebenarnya terjadi. Akibat adanya kesenjangan tersebut memungkinkan pihak manajemen untuk merekayasa laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Apabila laba yang dilaporkan adalah hasil rekayasa manajemen, maka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas yang rendah. Para calon investor dan investor, penting untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan, sehingga manajemen sering melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan melakukan earnings management. Menurut ( Sulistyanto, 2008 : 51) , earnings management menyepakati bahwa manajemen laba merupakan aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan. Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Adanya pendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portfolionya ( Rahmawati, Yacob , dan Nurul : 2006). Manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Scott (2000:296) di dalam buku “Accounting theory” menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik disebut dengan manajemen laba. Scott mengatakan bahwa perusahaan dapat memikirkan manajemen laba sebagai sikap oppurtunity manajer untuk memaksimalkan kepuasannya ketika berhadapan dengan kompensasi dan perjanjian utang (indentures). Dalam hal kompensasi, perusahaan akan mengantisipasi kesempatan manajer untuk melakukan manajemen laba. Ada beberapa bentuk manajemen laba, diantaranya menurut Scott (2000:296) adalah taking a bath, income minimization, income maximization dan income smoothing. Taking a bath merupakan upaya perusahaan yang dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan dan tidak bisa dihindari dari periode berjalan, oleh karena itu dilakukan dengan cara mengakui biaya pada periode yang akan datang dan kerugian pada periode berjalan. Income minimization dilakukan pada saat perusahaan mengalami profitabilitas yang cukup tinggi. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya penurunan laba di tahun yang akan datang secara drastis dan dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. Income maximization dilakukan pada saat laba menurun. Income maximation bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi agar mendapatkan bonus yang lebih besar. Hal ini dilakukan perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang. Income smoothing merupakan upaya perusahaan agar mengatur labanya relatif sama selama periode berjalan dengan cara mempermainkan pendapatan dan biaya periode berjalan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah daripada pendapatan atau biaya yang sesungguhnya. Oleh karena itu, Income smoothing merupakan bagian dari manajemen laba. Di samping itu terdapat faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba yang terdapat pada penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman dikutip oleh Sulistyanto (2008) bahwa manajemen laba dilakukan karena dimotivasi oleh tiga hal yaitu Bonus plan hypothesis, Debt hypothesis, dan Political cost hypothesis. Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa perjanjian bisnis manajer dengan pihak lain merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Debt hypothesis mengupayakan manajer untuk mengelola dan mengatur jumlah laba yang merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban utangnya. Political cost hypothesis adalah alasan terakhir masalah pelanggaran terakhir regulasi pemerintah, bahkan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, cara lain yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu manipulasi aktivitas riel ( Wulandari, 2010). Tedapat perbedaan pandangan antara praktisi dengan akademisi terhadap manajemen laba. Perbedaan pandangan disebabkan perbedaan sudut pandang antara kedua pihak terhadap akitivitas manajerial. Para praktisi menilai manajemen laba sebagai permasalahan yang harus segera diselesaikan dikarenakan secara signifikan dapat mempengaruhi laba perusahaan dan keputusan yang dibuat stakeholder. Apalagi jika aktivitas manajerial ini dilakukan untuk hal yang merugikan terhadap perusahaan maupun investor. Sementara para akademisi menilai manajemen laba bukan sebagai masalah yang berarti dikarenakan aktivitas manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan ( Sulistyanto, 2008:104-105). Semakin berkembangnya penelitian di bidang akuntansi keuangan dan keperilakuan didasari pada perkembangan perspektif manajemen laba yang tidak hanya dalam konteks informasi namun juga dalam perspektif oppurtunis. Artinya, penelitian-penelitian tidak hanya terfokus pada upaya untuk mendeteksi keberadaan, bagaimana, dan konsekuensi manajemen laba tetapi meluas menjadi penelitian untuk mengetahui mengapa seorang manajer melakukan aktivitas rekayasa manajerial ini. Inilah yang membuat penelitian akuntansi tidak hanya terbatas pada besarnya angka laporan keuangan yang direkayasa, metode, dan obyek manajemen laba namun juga pada upaya untuk mengidentifikasi pandangan, pemahaman, perilaku etis, dan motivasi apa yang mendorong seseorang untuk melakukan manajemen laba. Motivasi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil penelitian yang akan diperoleh memiliki hasil yang sama atau berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian ( Tresnaningsih, 2008) dengan mengganti tahun yang lebih baru, menggunakan data yang berbeda , dan dengan menambahkan faktor variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi manajemen laba. Alasan peneliti menambahkan variabel profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan . Penelitian ini menggunakan periode selama tiga tahun dari tahun 2009 sampai dengan 2011 dengan unit analisis terdiri dari perusahaan manufaktur kacuali perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah free cash flow, kualitas auditor, tingkat utang, size dan profitabilitas mempengaruhi discretionary accrual. Judul penelitian ini adalah “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”. I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh free cash flow terhadap discretionary accrual? 2) Bagaimana pengaruh kualitas auditor terhadap discretionary accrual? 3) Bagaimana pengaruh tingkat utang terhadap discretionary accrual? 4) Bagaimana pengaruh size terhadap discretionary accrual? 5) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap discretionary accrual? I.3 Ruang Lingkup Penelitian Manajemen laba dapat terjadi karena prinsip-prisnip akuntansi yang tidak sepenuhnya membatasi kebijakan dan prosedur akuntansi bagi manajer. Manajemen laba dapat mempengaruhi kredibilitas dan reliabilitas laporan keuangan dan dapat menyebabkan biasnya keputusan investasi yang diambil oleh para investor dan kreditor. Penelitian ini menggunakan pendekatan discretionary accrual sebagai ukuran manajemen laba. Discretionary accrual adalah komponen akrual yang memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara manipulasi akrual murni atau dengan memanipulasi aktivitas riel. Manajemen laba dengan manipulasi akrual murni merupakan manipulasi laba dengan discrectionary accrual yang tidak memiliki pengaruh terhadap aliran kas secara langsung. Maka sebagian besar model manajemen laba mengukur atau memproksikan aktivitas rekayasa ini dengan menggunakan komponen discretionary accrual. I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, kegunaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak yang membutuhkan. I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah : 1) Untuk menjelaskan pengaruh free cash flow terhadap discretionary accrual. 2) Untuk menjelaskan pengaruh kualitas auditor terhadap terhadap discretionary accrual. 3) Untuk menjelaskan pengaruh tingkat utang terhadap discretionary accrual. 4) Untuk menjelaskan pengaruh size terhadap discretionary accrual. 5) Untuk menjelaskan pengaruh profitabilitas terhadap discretionary accrual. I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendak dicapai adalah : 1) Bagi Penulis Dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti khususnya mengenai praktik manajemen laba. Selain itu, dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan penganalisaan mengenai manajemen laba 2) Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi terkait dengan kecenderungan manajemen perusahaan melakukan investasi di perusahaan. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti mengharapkan agar hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi manajemen laba diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu. I.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan skripsi ini memberikan gambaran secara keseluruhan uraian yang akan dibahas dalam skripsi ini. Secara garis besar, skripsi ini dibagi menjadi lima bagian, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang permasalahan yang mendasari keseluruhan penulisan skripsi ini, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi ini. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisikan mengenai kerangka teoritis sebagai dasar penelitian ini yang memuat teori-teori untuk memberikan pengertian tentang manajemen laba dan variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian ini, penelitian sebelumnya, model penelitian dan perumusan hipotesis. BAB III DESAIN PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai bentuk penelitian, unit analisis, definisi variabel operasional dan pengukurannya, teknik pengumpulan data dan metoda analisis data serta uji hipotesis BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum sampel (unit analisis), metoda analisa data, statistik deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik, serta uji hipotesis dari penelitian. Dalam bab ini, dibahas mengenai hasil pengujian yang dilakukan terhadap unit analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik adalah SPSS dan berisi pembahasan secara terinci atas hasil pengujian dari penelitian yang dilakukan. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan menguraikan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini serta memberikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya