“PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGANSMARTFRENDI KOTA MALANG” Muhammad Afifi Rahman Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Email: [email protected] ABSTRACT The development of both information and communication technology requires consumers to increase the intensity in everyday life, because today is in dire need of various elements in the provision of information services and telecommunications. The purpose of this study was the effect of the variable determines the quality of service and marketing communication to customer satisfaction modem Smartfren in Malang. In this study, analyzed the influence of the variable quality of service that consists of items: physical evidence (tangibles), reliability (reliability), assurance (assurance), responsiveness (responsiveness) and empathy (empathy) and variable marketing communication consists of items: advertising ( advertising), personal selling (personal selling), sales promotion (sales promotion), public relations (public relations), as well as direct marketing (direct marketing) to customer satisfaction modem Smartfren in Malang. The study sample was taken by using purposive sampling of 100 consumers who use products such as smartphones Smartfren (mobile phones) and a modem. This study used a survey method explanatory research. The data collection techniques using questionnaires, library research, internet browsing, and interviews. Then, after the data is collected, the sorting is done by analyzing the data followed using a Likert scale, then test the validity and reliability, and for clicking-use tools such as crosstabs statistical software SPSS 16.0. From the research that has been done, the results showed that based on the results of multiple linear regression analysis using the F test (simultaneous) it can be concluded simultaneously affect customer satisfaction, then the t-test results it can be concluded that partially affect customer satisfaction, and based on the results of the regression coefficient (standardized Beta Coefficients), respectively, it is known marketing communications variable dominant influence on customer satisfaction modem Smartfren in Malang. Thus, the effect of service quality and marketing communications simultaneously, partial and dominant influence customer satisfaction. Keyword; Service Quality, Marketing Communications, Customer Satisfaction Perkembangan teknologi baik informasi maupun komunikasi menuntut konsumen untuk meningkatkan intensitas pemakaian teknologi informasi dalam kehidupan sehari–hari, karena saat ini berbagai aktivitas sangat membutuhkan penyediaan informasi dan telekomunikasi.Berbagai pihak yang terkait dengan informasi serta telekomunikasi baik pemerintah maupun swasta, layaknya dapat berkolaborasi dalam meningkatkan fasilitas untuk membangun kesejahteraan secara bersamasama. Pada awalnya kebutuhan informasi hanya terbatas pada media cetak saja, namun seiring berkembangnya jaman, internet menjadi salah satu perkembangan media teknologi informasi dan komunikasi yang banyak digunakan para konsumen sebagai alat yang menunjang kemampuan dalam mencari informasi dan berkomunikasi.Teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi merupakan peluang bisnis potensial di masa sekarang ini, dan oleh karena itu banyak perusahaan komunikasi saat ini bersaing untuk menciptakan produk agar bisa menunjangnya. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan jasa telekomunikasi bersaing satu sama lain untuk memperoleh pelanggan sebanyak mungkin karena pelanggan merupakan asset yang sangat berharga dan harus dijaga oleh perusahaan 1 sebaik mungkin. Berbagai keinginan dan kebutuhan pelanggan harus selalu dapat dipenuhi oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus selalu memberikan pelayanan yang lebih baik daripada perushaan yang lain untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Pelayanan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menarik dan mempertahankan pelanggan, hal ini dikarenakan pelayanan yang baik akan menarik perhatian kepada masyarakat luas. Setiap pengelola usaha dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik daripada perusahaan lain untuk pelanggan, dimana kebutuhan pelanggan semakin berkembang dan menginginkan segala proses dilakukan secara cepat dan tepat menghasilkan sesuatu yang berwujud. Kualitas pelayanan merupakan tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu.Dengan demikian pelayanan merupakan perilaku nasabah dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah demi tercapainya kepuasan pada pelanggan itu sendiri. Kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu : tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.Reliability, yaitu kemampuan perusahan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan.Responsiveness, yaitu kemampuan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguraguan.Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu : advertising, sales promotion, public relation, personal selling, dan direct selling. Sedangkan event dan exhibition merupakan bagian dari bauran komunikasi pemasaran yang dikembangkan oleh bagian promosi penjualan.Komunikasi dalam kegiatan promosi penjualan membutuhkan media promosi seperti flyer, banner, poster, folder, katalog, dan profil perusahaan. Sedangkan pada personal selling, media–media itu juga dibutuhkan khususnya untuk membantu sales (tenaga penjualan) dalam menawarkan produk pada konsumen secara tatap muka (Kennedy dan Soemanagara, 2006 : 2 ). Salah satu perusahaan telekomunikasi yang menawarkan layanan serta mempromosikan pemasaran berupa fitur–fitur menarik dalam mendukung maksimalnya penggunaan produk berupa modem adalah Smartfren.Smartfren sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, berusaha untuk menawarkan sesuatu yang unik dan diharapkan mampu menjaring pelanggan yang lebih banyak lagi dalam upaya mempertahankan pelayanan yang memadai ataupun meningkatkan pelayanannya. Pihak manajemen dalam upaya mencapai tujuannya, sudah seharusnya berusaha untuk memenuhi kriteria–kriteria yang menjadi bahan pertimbangan pelanggan, kemudian dari bahan pertimbangan tersebut harus dapat lebih mengedepankan dan memenuhi kepuasan pelanggan dan mengetahui posisi produk modem Smartfren tersebut di masyarakat. Untuk itu perlu ada informasi yang membahas mengenai karakteristik pelanggan, informasi tingkat kepuasan pelanggan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk Smartfren dan posisi penjualan produk yang berada di masyarakat. Dari berbagai fenomena diatas, maka perusahaan harus mengetahui atribut 2 mana yang paling penting bagi pelanggan dan membuat kombinasi atribut atau karakteristik kepuasan pelangan yang menjadi sasaran. Selain itu, pengetahuan terhadap faktor-faktor yang membangkitkan kepuasan pelanggan dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan pelanggan di kota Malang pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.Jumlah pelanggan Smartfren di Indonesia hingga akhir tahun 2013 kemarin tercatat 11,3 juta, 60 persen diantaranya atau sekitar 6 juta pelanggan data dan 40 persen lainnya berupa voice (non pelanggan data) (www.gatra.com, 2014) oleh karena itu Smartfren harus mengetahui atribut mana yang paling penting dalam mempertahankan serta menambah pelanggan-pelanggannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisis lebih jauh tentang kaitan atribut kualitas pelayanan dan komunikasi pemasaran terhadap kepuasan pelanggan Smartfren di Kota Malang yang dikhususkan pada pengguna produk Smartfren, dan untuk itu penulis mengangkat judul:“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Komunikasi Pemasaran Terhadap Kepuasan Pelanggan Smartfren di Kota Malang”. (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar dan sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengomunikasikan nlai pelanggan yang unggul. Berdasarkan teori diatas menjelaskan bahwa pemasaran merupakan ilmu pengetahuan yang obyektif, yang diperoleh dengan penggunaan instrument – instrument tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam membenntuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau pemakai, selain itu pemasaran juga bertujuan untuk menciptakan, menjaga, mendapatkan dan mengkomunikasikan nilai kepada pelanggan dengan cara yang menguntungkan bagi pengusaha, stakeholder serta konsumen. Pengertian Pelayanan Menurut Kotler dalam buku karangan Fandy Tjiptono (2007:16) mendefinisikan “pelayanan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”. Program pelayanan kepada pelanggan dengan bertitik tolak dari konsep kepedulian kepada konsumen terus berkembang hingga menjadi suatu alat utama dalam melakukan strategi pemasaran.Kepedulian kepada pelanggan dalam manajemen modern telah dikembangkan menjadi suatu pola pelayanan terbaik yang disebut sebagai pelayanan prima.Pelayanan prima yang dikemukakan oleh Barata (2003:27) adalah “kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhankebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada organisasi/perusahaan”. LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran Istilah pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan nama marketing. Kata marketing sudah di serap dalam bahasa Indonesia, marketing di terjemahkan dengan istilah Pemasaran berasal dari kata pasar = market. Apa yang dipasarkan itu, barang dan jasa. memasarkan tidak berarti hanyamenawarkan barang atau menjual akan tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, menyortir, dan sebagainya. Menurut Kotler dan Keller (2009:5) bahwa manajemen pemasaran 3 Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang melibatkan interaksi dengan konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dan demi tercapai kepuasan konsumen tanpa menghasilkan kepemilikan sesuatu karena pelayanan bersifat intangible atau tidak berwujud dan semakin tinggi taraf pelayanan suatu organisasi, semakin tinggi pula taraf kepuasan pelanggan. berlipatgandalah produk dan jasa. Di kebanyakan supermarket ada puluhan ribu produk berbeda yang berderet di rak. Department store, toko grosir, toko barang-barang khusus, outlet, dan internet merupakan peluang ritel, dan dengan ini produk lebih ditonjolkan dengan desain kemasannya. Kenyataannya, produk telah menyatu ke dalam semua aspek kehidupan kita sehingga produk bukan lagi merupakan barang kebutuhan tetapi keinginan. Pengertian Kualitas Pelayanan Suatu jasa yang berkualitas akan memberikan peranan untuk membentuk kepuasan pelanggan. Nilai yang diberikan kepada pelanggan sangat kuat didasari oleh faktor kualitas jasa.Kualitas pelayanan berkatian dengan kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Menurut goetsch dan Davis dalam Tjiptono (2006:51) bahwa : “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan”. Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2006:259), bahwa “kualitas jasa/pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa kualitas jasa atau kualitas pelayanan adalah uoaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Dimensi Kualitas Jasa/Pelayanan Desain Kemasan sebagai Alat Identifikasi dalam Pemasaran Sebagai suatu komponen masyarakat, produk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia untuk memberdayakan sumber daya fisik. Dengan pertumbuhan konsumerisme yang terus berlanjut, maka 1. 2. 3. 4. 5. 4 Parasuraman dalam Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006:182) mengumukakan lima dimensi kualitas jasa/pelayanan yaitu : Bukti fisik (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Meliputi :fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi. Keandalan (reliability) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Daya tanggap (responsiveness) yaitu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Meliputi : keinginan karyawan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. Jaminan dan kepastian (assurance) yaitu pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Meliputi : pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dapat dipercaya, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Empati (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Meliputi : mudah dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman kebutuhan individual. Pengertian Komunikasi Pemasaran Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara perusahaan dan individu. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, tidak sesederhana seperti berbincang-bincang dengan teman atau keluarga. Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang. Kotler dan Keller (2012:498) menyatakan bahwa, “Marketing communications are means by which firms attempt to inform, persuade, and remindcomsumers – directly or indirectly – about the products and brands they sell”. Artinya, Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Marketing communication dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknikteknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan (Kennedy dan Soemanagara, 2006:5). Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang disebut marketing communication (komunikasi pemasaran). Marketing communications merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmen pasar yang lebih luas. Perusahaan menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial. Kegiatan pemasaran yang melibatkan aktivitas komunikasi meliputi iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display ditempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Secara keseluruhan,aktivitasaktivitas yang disebutkan di atas merupakan komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix) (Shimp, 2003:4). Bauran Komunikasi Pemasaran Bauran komunikasi pemasaran sebuah perusahaan disebut juga promotion mix, merupakan perpaduan khusus antara iklan,.Penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang digunakan perusahaan untuk meraih tujuan iklan dan pemasarannya. Definisi dari keempat alat promosi utama ini menurut Kotler (2008:112) adalah sebagai berikut : 1. Periklanan (advertising).Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang, atau jasa. 2. Penjualan personal (personal selling).Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 3. Promosi penjualan (sales promotion). Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa 4. Hubungan masyarakat (public relation). Membangun hubungan baik dengan public terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gossip, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan. 5. Pemasaran langsung (direct marketing). Komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan penggunaan surat, telepon, faks, email dan lain-lain untuk berkomunikasi langsung dengan konsumen tertentu atau 5 usaha untuk langsung. mendapat tanggapan sebaliknya apabila persepsi lebih kecil daripada harapan dan sehingga tingkat kepuasan bernilai negative, hal ini akan menimbilkan kondisi ketidak puasan pelanggan. Pengertian Kepuasan Pelanggan Memberikan kepuasan pada pelanggan menjadi sebuah keharusan bagi para pebisnis.Hal itu juga selalu menjadi prioritas utama agar bisnis yang dijalankan dapat bertahan lama.Namun, untuk memenuhi kepuasan pelanggan tentu tidak semudah membalikan telapak tangan.Oleh karena itu, pebisnis terus ditantang untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan setiap harinya. Pelanggan yang puas cenderung akan menjadi pelanggan yang setia. Akan tetapi, hubungan antara kepuasan pelanggan dan kesetiaan beragam di antara indsutri dan keadaan pesaing sekitarnya.Engel dalam Tjiptono (2006:349) menyebutkan bahwa : ”Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan”. Menurut Howard dan Seth dalam Tjiptono (2006:349) bahwa “Kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau ketidak sepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan”. Selanjutnya, menurut Kotler dalam Tjiptono (2006:350) mendefiniskan kepuasan pelanggan sebagai berikut :”kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang seseorang rasakan dibandingkan dengan harapannya”. Dari beberapa definisi diatas, maka dapat dikemukakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan yang mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan pelanggan. Kondisi kepuasan pelanggan tercipta apabila persepsi bernilai lebih besar atau sama dengan harapan, METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian explanatory ini menguji suatu hipotesis antara variabel satu dengan variabel yang lain yang saling berpengaruh antara satu dengan yang lain. Penelitian explanatory itu sendiri adalah penelitian yang menjelaskan hubungan diantara dua variabel dimana satu variabel memberi pengaruh kepada variabel lainnya (Cooper dan Schindler, 2008:703). Hasilnya akan diketahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya, serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling menggunakan Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:122). Tujuan dari Purposive Sampling adalah untuk memperoleh sampel orang yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya (Cozby, 2009:229). Data Primer Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2007:60). Data Sekunder Kuncoro (2009:148) menyatakan bahwa, data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan penelitian terdahulu. Sumber data sekunder tersebut dapat berupa buku, 6 jurnal, artikel yang diunduh dari internet, tesis dan disertasi terdahulu. kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.” Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data atau cara memperoleh informasi atau data dari berbagai sumber, dilakukan dengan cara : Uji Validitas Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data tersebut valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2010:137). Kuesioner Menurut Hadi dalam Aritonang (2007:154) bahwa “angket” merupakan sehimpunan pertanyaan mengenai suatu variabel yang diajukan kepada dan untuk memperoleh tanggapan dari subjek”. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah pencarian data pelengkap atau penunjang yang ada pada literatur – literatur seperti buku, jurnal, maupun karangan ilmiah. Browsing Internet Merupakan teknik pengumpulan data dengan menjelajahi internet guna mencari dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen, dalam hal ini kuesioner, dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama dan akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan (Sugiyono, 2008:456).. Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Normalitas Tujuan uji asumsi regresi berganda normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:110). Menurut Ghozali (2011:112), cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, dengan dasar pengambilan keputusan antara lain: (1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; dan (2) jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histogram Skala Pengukuran Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Skala likert (likert scale) menurut Sekaran (2006:31) didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala lima titik dengan susunan berikut : a. Sangat Setuju (SS) = diberi skor 5 b. Setuju (S) = diberi skor 4 c. Netral (N) = diberi skor 3 d. Tidak setuju (TS) = diberi skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS)= diberi skor 1 Metode Pengujian Instrumen Penelitian Menurut Iman Ghozali (2011:45) “instrumen data yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada 7 Menurut Sudjana (2003:331) “Uji linieritas dimaksudkan untuk menguji linier tidaknya data yang dianalisis”. jadi ini digunakan sebagai prasyarat statistik parametrik khususnya dalam analisis korelasi atau regresi linear yang termasuk dalam hipotesis assosiatif. tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Asumsi Non Multikolinieritas Menurut Ghozali (2011:91), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Tolerance And Variante Inflation Factor (VIF). Jika VIF > 10, maka variable bebas tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variable bebas lainnya. Sebaliknya, apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono (2007:210-211) analisis regresi bergandan digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimaniplasi (dinaik turunkan nilainya).Jadi analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Persamaan regresinya adalah : +e Dimana : Y = Variabel Dependent X = Variabel Independent a = konstanta b = koefisien variabel independent e = error X1 = Kualitas Pelayanan X2 = Komunikasi Pemasaran Y = Kepuasan Pelanggan Uji Asumsi Non Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2011:105), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Apabila varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2011:97). Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam mengukur seberapa jauh Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan uji Durbin Watson dengan bantuan SPSS 16,0 for windows. Deteksi autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik Durbin Watson hitung dengan Durbin Watson tabel. Uji Linieritas 8 kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji F Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2008:190) Uji t Uji t berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Menurut Sugiyono (2006:184) Uji Dominan Sritua Arief dalam Damanik (2011:62), menyatakan untuk menentukan variabel bebas yang paling menentukan (dominan) dalam mempengaruhi nilai dependen variabel dalam suatu model regresi linear, maka gunakanlah koefisien Beta (Beta Coefficient) dengan angka yang terbesar diantara yang lain dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap atau sama dengan 0. b2 = Koefisien regresi variabel komunikasi pemasaran (X2) sebesar 0,451 memiliki tanda positif yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y) dan memiliki hubungan yang searah. Apabila terdapat kenaikan kualitas pada variabel komunikasi pemasaran (X2) maka akan terjadi peningkatan pada kepuasan pelanggan (Y) dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap atau sama dengan 0. Berdasarkan tabel diatas, adjusted R Square diketahui sebesar 0,509. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen (X1 dan X2) 50,9% berhubungan dengan variabel terikat kepuasan pelanggan modem Smartfren di Kota Malang. Sedangkan 49,1% merupakan error, yaitu berhubungan dengan variabel-variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas “pelayanan (X1) dan komunikasi pemasaran (X2) memiliki pengaruh secara simultan terhadap kepuasan pelanggan modem Smartfren di Kota Malang (Y). Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y atau tidak. Hasil pengujian secara parsial sebagai berikut: a. Pengaruh Kualitas Pelayanan (X1) Terhadap Kepuasan Pelanggan Modem Smartfren di Kota Malang (Y) Dari hasil analisis data kualitas pelayanan (X1)terhadap kepuasan pelanggan modem Smartfren di Kota Malang (Y) diperoleh nilai signifikansi 0 < α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti “ada pengaruh yang signifikan antara kualitas HASIL DAN ANALISIS Analisis Regresi Linier Berganda Proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS for Windows Realease versi 16.0 didapatkan ringkasan seperti pada Tabel 4.19. Y = Yaitu variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kepuasan pelangganyang nilainya akan diprediksi oleh kualitas pelayanan (X1) dan komunikasi pemasaran (X2) b1 = Koefisien regresi variabel kualitas pelayanan (X1) sebesar 0,346 memiliki tanda positif yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y) dan memiliki hubungan yang searah. Apabila terdapat kenaikan kualitas pada variabel kualitas pelayanan (X1)maka akan terjadi peningkatan pada kepuasan pelanggan (Y) 9 pelayanan terhadap kepuasan pelanggan modem Smartfren di Kota Malang”. 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan dan komunikasi pemasaran secara parsial mempengaruhi kepuasan pelanggan smartfren di Kota Malang b.Pengaruh Komunikasi Pemasaran (X2) Terhadap Kepuasan Pelanggan Modem Smartfren di Kota Malang (Y) Dari hasil analisis data komunikasi pemasaran (X2) terhadap kepuasan pelanggan modem Smartfren di Kota Malang (Y) diperoleh nilai signifikansi 0 < α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti “ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi pemasaran terhadap kepuasan pelanggan modem Smartfren di Kota Malang”. 3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi pemasaran mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan smartfren di Kota Malang Saran Diharapkan smartfren lebih memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan agar pelanggan tidak merasa kecewa dalam mempertahankan produknya. Apabila pelanggan merasa kecewa ketika tidak mendapat perhatian lebih terhadap kurang maksimalnya kualitas layanan produk yang dimilikinya, maka pelanggan dapat berpaling untuk menggunakan produk lain. Selain itu smartfren juga harus memperhatikan faktor-faktor yang membuat pelanggan sering merasa kecewa terhadap kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan kepada pelanggan terutama koneksi internet. Apabila smartfren tidak kunjung memperbaiki salah satu aspek ini, maka kemungkinan pelanggan merasa kurang puas serta dapat berpaling kepada produk lain yang mampu menawarkan produk (modem/smartphone) dengan kualitas pelayanan internet yang lebih baik. Hasil Uji Dominan Berdasarkan pada Tabel 4.20 tersebut, variabel komunikasi pemasaran (X2) adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya, variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh variabel komunikasi pemasaran (X2) daripada variabel kualitas pelayanan (X1). Koefisien yang dimiliki oleh variabel komunikasi pemasaran (X2) bertanda positif, hal ini menunjukkan hubungan yang searah yang berarti semakin besarkomunikasi pemasaran(X2) yang dilaukakn oleh Smartfren maka semakin besar pula terjadinya kepuasan para pelanggannya.Pengujian ini menunjukkan bahwa H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi pemasaran (X2) mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y). DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN SARAN Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan. Keenam, Alfabeta, Bandung Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kualitas pelayanan dan komunikasi pemasaran secara simultan mempengaruhi kepuasan pelanggan smartfren di Kota Malang Atep Adya Barata. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima, PT Gramedia, Jakarta Cooper, Donald R. Dan Pamela Schindler. 2008. Business Research Methods. McGraw-Hill Companies, Inc. New York 10 Cozby, Paul C. 2009. Methods in Behavioral Research. Edisi ke sembilan. Edisi Bahasa Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta. Bandung. Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1 Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta. Dama, Hais, 2012. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalittas Nasabah bank Mandiri Cabang Gorontalo Simanto Andik. “Smartfren Beri Potongan Harga Selama Ramadan.” Forum Posting. 15 Juni 2014. http://autotekno.sindonews.com. 18 Juni 2014 <http://autotekno.sindonews.com/read/ 873625/122/smartfren-beri-potonganharga-selama-ramadan Kotler, Philip. 2007., Manajemen Pemasaran, Jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta Kotler, Philip Gary Armstrong. 2008, PrinsipPrinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1, Erlangga, Jakarta Kotler, Philip Gary Armstrong. 2010, Principle of Marketing, 13th Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey Kotler, Philip Gary Armstrong, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih. Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta “Smartfren akan Tambah 700 BTS di 2014.” Gatra News Online : Teknologi. 6 Maret 2014. 18 Juni 2014 <http://www.gatra.com/il-tek/telko1/48304-smartfren-tambah-700-bts-di2014%E2%80%8F.html; Kuncoro, Mudjarad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta Smartfren, “Layanan Internet Smartfren”. 2013. 18 Juni 2014 <http://www.smartfren.com/ina/dataservice; Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja. Rosdakarya, Bandung. Lutfiyanti, Gaya. “Smartfren Adakan Kontes Pengembangan Aplikasi Android.” jogja.tribunnews.com. 17 Juni 2014. 18 Juni 2014 <http://jogja.tribunnews.com/2014/0 6/17/smartfren-adakan-kontes pengembangan-aplikasi-android/; Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta. Bandung. Sovryanjaya, Rendhy. 2012 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Pada Café Coffee Toffee Matos Malang. Malhotra, 2005, Riset Pemasaran, Penerbit Indeks Terjemahan Soleh Rusyadi M, Jakarta Tjiptono Fandi, 2007, Strategi Pemasaran. Edisi ke dua, penerbit Andi,. Yogyakarta.; Schiffman, Leon dan Kanuk. 2007., Perilaku Konsumen., PT. Indeks, Jakarta. 11