BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan adanya manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan. Untuk memahami konsep sumber daya manusia, terlebih dahulu kita harus mengerti arti manajemen dan sumber daya manusia. Banyak defenisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang manajemen ini dan berikut disajikan beberapa defenisi manajemen yang disampaikan oleh para ahli manajemen. Samsudin (2006), mengemukakan bahwa “manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau karyawan (staffing), pengarahan dan kepemimpinan ( leading), pengawasan (controlling)”. Menurut S.P Malayu (2007), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara itu George R. Terry yang dikutip oleh Nawawi (2005), manajemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan bantuan orang lain. 6 Dari berbagai defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada diperusahaan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peran manusia dalam organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan salah satu fakfor yang sangat penting didalam suatu perusahaan disamping faktor lainnya seperti modal. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus mampu mengelola sumber daya manusia itu dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah “Manusia” yang merupakan tenaga kerja pada suatu perusahaan. Manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Bagaimanapun canggihnya alat-alat produksi yang dimiliki oleh perusahaan, tujuan perusahaan tidak mungkin tercapai tanpa adanya peran aktif karyawan. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin-mesin, modal, gedung dan lainnya karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang yang dibawa kedalam orgaisasi.. 7 Manajemen sumber daya manusia sering juga disebut sebagai manajemen personalia dan oleh beberapa ahli didefenisikan sebagai berikut. Rachmawati, SE. (2008:2), mendefenisikan manajemen sumber daya manusia sebagai suatu konsep luas tentang filosofi, kebijakan, prosedur, dan praktik yang digunakan untuk mengelola individu atau manusia melalui organisasi. Pendapat lain yang dikutip oleh Hariandja (2005:2), mengatakan bahwa manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat. Menurut Samsudin (2006:22), manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. SP. Hasibuan (2007) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Nawawi (2005), manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan individu-individu yang bekerja dalam organisasi berupa hubungan antara pekerjaan dengan pekerja (employer-employer), terutama untuk menciptakan pemanfaatan individu-individu secara produktif sebagai 8 usaha mencapai tujuan organisasi dan dalam rangka perwujudan kepuasan kebutuhan individu-individu tersebut. Dari beberapa definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan agar sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut berdayaguna secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajeman sumber daya manusia memfokuskan pemahaman mengenai pemanfaatan dan pengelolaan terhadap manusia yang sering juga disebut sebagai tenaga kerja atau karyawan dalam suatu perusahaan, yaitu bagaimana cara mendapatkan, menempatkan, memajukkan serta menghargai keberadaan manusia ataupun orang-orang yang melakukan aktifitas pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan. 2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia dewasa ini mendapat sorotan yang tajam dari berbagai pihak. Bila dibandingkan dengan sumber daya yang lain, sumber daya manusia memiliki dampak yang lebih besar terhadap efektivitas organisasi. Seberapa baik sumber daya manusia dikelola akan menentukan kesuksesan organisasi dimasa mendatang. Kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Hal ini sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman yang berlangsung saat ini. Faktor lingkungan, perubahan 9 teknologi yang cepat, kompetisi internasional, dan kondisi perekonomian yang tidak menentu hanyalah beberapa faktor eksternal yang menyebabkan organisasi harus selalu mencari cara-cara baru agar dapat memanfaatkan sumber daya manusia secara lebih efektif. Manajemen sumber daya manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan karyawan dan kepentingan masyarakat luas. Peranan manajemen sumber daya manusia adalah mempertemukan atau memadukan ketiga kepentingan tersebut yaitu perusahaan, karyawan, dan masyarakat luas, menuju tercapainya produktivitas perusahaan. Manajemen sumber daya manusia berarti mengurus sumber daya manusia berdasarkan visi organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Oleh karena itu, manajemen sumber daya manusia juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen yang mengacu pada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, susunan kepegawaian, memimpin dan mengendalikan. Pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia sebenarnya bukan hanya dapat menciptakan sumber daya manusia yang produktif yang mendukung tujuan perusahaan, akan tetapi menciptakan suatu kondisi yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan potensi dan motivasi sumber daya manusia dalam berkarya. 10 Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut: 2.3.1 Fungsi Manajerial a. Planning (perencanaan) Adalah merupakan penentuan langkah atau tindakan yang digunakan dalam pencapaian hasil yang diinginkan (tujuan). Dalam penentuan langkah-langkah tersebut sehubungan dengan masalah waktu dan tempat hal itu akan dicapai, siapa yang bertanggung jawab, bagaimana hal itu harus dicapai dan mengapa harus dicapai. b. Organizing (pengorganisasian) Adalah sebagai keseluruhan kegiatan manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang dalam tanggung jawab dari tiap-tiap orang agar terciptanya suatu kebersamaan atau kelompok demi tercapainya tujuan. c. Directing (pengarahan) Merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan usaha memberi bimbingan, saran-saran perintah/instruksi kepada bawahan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik dan sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula. 11 d. Controlling (pengendalian) Pengendalian adalah pengamatan atas tindakan dan perbandingan dengan rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi, atau pada saat tertentu, penyusunan kembali penyimpangan yang tidak dapat diubah. Pengandalian berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisa terhadap sasaran organisasi. 2.3.2 Fungsi Operasional Fungsi Operasional terdiri dari: a. Recruitment (pengadaan tenaga kerja) Fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia yang pertama kali dilakukan adalah memperoleh atau mendapatkan pegawai, karyawan, atau tenaga kerja baru sesuai dengan syarat dan klasifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan demi memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia suatu perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat diskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job specipication). b. Development (pengembangan) Setelah memperoleh karyawan yang sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan peningkatan potensi dan kualitas yang dimiliki melalui pelatihan dan pengembangan 12 terhadap karyawan tersebut, hal ini dilakukan untuk mencari dan mengetahui seberapa besar potensi dan kualitas yang mereka miliki agar mereka dapat menghasilkan kreativitas terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli dibidangnya masingmasing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun karyawan pada tingkat tinggi. c. Compentation (kompensasi) Merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Dengan fungsi ini suatu organisasi dapat memberikan penghargaan yang adil dan layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan prestasi kerja. Ada beberapa perusahaan dalam memberikan penghargaan kepada karyawannya bukan dalam bentuk gaji melainkan bonus serta mendapatkan fasilitas berupa mobil dan sejenisnya tetapi melalui promosi jabatan. d. Integration (pengintegrasian) Merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. 13 e. Maintenance (pemeliharaan) Merupakan kegiatan untuk menjaga dan memperbaiki kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka mau tetap bekerjasama sampai pensiun. f. Separation (pemutusan hubungan kerja) Merupakan putusnya hubungan seseorang dari suatu perusahaan, dikarenakan pemutusan hubungan tersebut bisa jadi karena keinginan karyawan itu sendiri, keinginan dari perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan karena pemutusan hubungan kerja (PHK). 2.4 Pengertian Pelatihan Organisasi atau perusahaan harus selalu beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah. Oleh karena itu, karyawan perlu melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang dinamis tersebut. Agar dapat melakukan penyesuaian terhadap perkembangan yang semakin pesat ini, maka setiap karyawan harus terus meningkatkan kemampuan dan keahlian atau keterampilan yang dimilikinya. Peningkatan kemampuan dan keahlian ini dapat diperoleh melalui pemberian pelatihan oleh perusahaan. Pada dasarnya program pelatihan tidak hanya bermanfaat bagi individu karyawan tetapi juga bagi organisasi atau perusahaan yang memberikan pelatihan. Program pelatihan merupakan salah satu kegiatan 14 yang penting dan merupakan investasi organisasi dalam sumber daya manusia. Pelatihan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan masa datang. Pelatihan merupakan wadah lingkungan bagi karyawan, dimana mereka memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan bidang pekerjaannya. Pemberian pelatihan kepada karyawan didasarkan pada fakta bahwa mereka akan membutuhkan pengetahuan, keahlian, kemampuan yang berkembang untuk bekerja dengan lebih baik. Sasaran-sasaran pelatihan harus mencerminkan perilaku dan kondisi yang diinginkan dan berfungsi sebagai standar-standar prestasi kerja individu dan efektivitas program organisasi. Untuk lebih memahami konsep pelatihan ini, maka penulis mengutip pendapat beberapa pakar manajemen mengenai pengrtian pelatihan. Menurut F.Sikula (2008:70), defenisi pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan tekhnik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu. 15 Hariandja (2005), mendefenisikan pelatihan sebagai usaha terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Defenisi pelatihan menurut Panggabean (2002), yaitu pelatihan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang. Dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang yang dapat membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dalam penerapannya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecakapan serta sikap seseorang yang diperlukan organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan yang juga harus disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan yang akan diemban oleh karyawan. Pelatihan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan meningkatkan serta meningkatkan daya saing produktivitas perusahaan dan karyawan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. 2.5 Manfaat Pelatihan Dari program pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu perusahaan itu sendiri dan karyawan yang mengikuti pelatihan. 16 Adapun keuntungan yang tercapai menurut Efendi Hariandja (2005:17) antara lain: 2.5.1 Keuntungan untuk organisasi/perusahaan a. Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan disemua level organisasi b. Memperbaiki moral tenaga kerja c. Membantu pegawai mengidentifikasi tujuan organisasi d. Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik e. Membantu menyiapkan pedoman kerja f. Meningkatkan efektivitas proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah g. Membantu meningkatkan produktivitas dan atau kualitas kerja h. Mengembangkan rasa tanggung jawab pada organisasi dan menjadi lebih kompeten serta memiliki kemampuan i. Membantu dalam penanganan konflik, sehingga membantu mencegah stress dan ketegangan. 2.5.2 Keuntungan untuk karyawan yang akhirnya akan menguntungkan organisasi a. Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri sendiri dan kepercayaan diri b. Membantu seseorang menangani stress, ketegangan, frustasi, dan konflik 17 c. Memberikan informasi untuk perbaikan pengetahuan kepemimpinan dan keterampilan dalam berkomunikasi dan bersikap d. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan e. Memberikan kepada peserta pelatihan sebuah kesempatan untuk berkembang dan pandangan tentang masa depan sendiri f. Meningkatkan keinginan belajar g. Membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba tugas baru. 2.6 Tujuan Pelatihan Program pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai bidang keterampilan dan tekhnik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Program pelatihan bertujuan untuk menutup “gap” antara kecakapan karyawan dengan permintaan jabatan, selain itu juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran pekerjaan. Menurut Drs. Jan Bella (2008), pendidikan dan pelatihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik tekhnis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why. Pelatihan berorientasi pada praktek, dilakukan dilapangan, berlangsung singkat dan biasanya menjawab how. 18 Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan perilaku atau perubahan pengetahuan ingin dicapai setelah pelatihan dilakukan, misalnya kemampuan untuk menggunakan suatu program komputer, kemampuan menggunakan sebuah peralatan baru dan lain-lain. Selanjutnya, berdasarkan tujuan diatas, ditentukan materi atau isi dari sebuah pelatihan yang menyangkut topik-topik yang harus diberikan atau diketahui dalam upaya mencapai tujuan. 2.7 Metode Pelatihan Setelah tujuan dan program pelatihan dirumuskan, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan pemilihan metode pelatihan tersebut. Pemilihan metode pelatihan ini tergantung dari kebutuhan serta tujuan pelatihan. Berikut beberapa metode penelitian menurut Efendi Hariandja (2005:186): 2.7.1 Metode Pelatihan On The Job Training Ada beberapa metode pelatiahn On The Job Training, yaitu: a. Job Instruction Training Adalah pelatihan dimana ditentukan seseorang (biasanya manajer atau supervisor) bertindak sebagai pelatihan untuk menginstruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja. 19 b. Coaching Adalah bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana, misalnya bagaimana melakukan pekerjaan, bagaimana memecahkan masalah. c. Job Rotation Adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam organisasi. d. Apprecticeship Adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan praktek dilapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta, peserta dibawa praktek ke lapangan. Teknik ini juga mengaplikasikan seluruh prinsip belajar seperti tersebut diatas. 2.7.2 Metode Pelatihan Off The Job Training Ada beberapa jenis metode pelatihan off the job training, yaitu: a. Leture Adalah presentasi atau ceramah yang diberikan oleh pelatih/pengajar kepada sekelompok pendengar, biasanya kelompok yang cukup besar. 20 b. Video Presentasion Adalah presentasi atau pelajaran yang disajikan melalui film, televisi, atau video tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan. c. Vestibule Training/simulation Adalah latihan yang diberikan disebuah tempat yang khusus dirancang menyerupai tempat kerja, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti ditempat kerja. d. Role Playing Adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus. e. Case Study Adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa kasus tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus yang diberikan sesuai dengan situasi nyata pekerjaan akan menimbulkan transference. f. Self study Adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan materi yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan bacaan, video, dan kaset. 21 g. Program Learning Adalah bentuk lain dari self study, yaitu menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawabannya secara tertulis dalam buku, atau dalam sebuah program komputer. Setelah itu peserta memberikan feedback, sehingga melalui feedback dapat diketahui hasilnya. h. Laboratory Training Adalah pelatihan untuk meningkatkan kemampuan hubungan antara pribadi, melalui sharing pengalaman, perasaan, dan perilaku diantara beberapa peserta. i. Action Learning Adalah proses belajar melalui kelompok kecil dalam memecahkan berbagai persoalan dalam bekerja, yang dibantu oleh seorang ahli, bisa dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. 2.8 Evaluasi Pelatihan Untuk menilai keberhasilan program pelatihan, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian yang sistematis dan tepat. Evaluasi pelatihan dari efek pelatihan dikaitkan dengan: 1. Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan 2. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman pelatihan 22 3. Perubahan perilaku 4. Perbaikan pada organisasi Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan dapat diukur dengan cara menanyakan kepada peserta, apakah peserta menyukai program pelatihan, program pelatihan dirasakan bermanfaat, mudah dipahami dan lain-lain, yang dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioneri. 2.9 Pengertian Produktivitas Kerja Potensi maupun keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja adalah menyangkut prestasi kerja dalam bentuk peningkatan produktivitas kerja. Produktivitas kerja mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Pandangan itu lebih mengutamakan bekerja dengan mengacu pada unsur dan efektivitas. Menurut Umar (2005), produktivitas memiliki dua dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan hasil realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. 23 2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Dalam fungsi tradisional administrasi personalia yang relevansinya paling langsung dalam meningkatkan produktivitas karyawan yaitu: 1. Seleksi Mencakup penilaian karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada pada tempatnya yang sesuai. Pemilihan karyawan baru merupakan manajemen perolehan harta, sehingga memerlukan pertimbangan strategis yang sepadan disamping memenuhi kebutuhan jangka pendek. 2. Pengendalian tenaga kerja Usaha mengurangi faktor-faktor yang termasuk dalam penyebut pada persamaan produktivitas, yakni jaminan orang yang jelas merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya manusia. 3. Penyempurnaan struktur organisasi Struktur organisasi merupakan wahana penyelesaian kerja perusahaan, tapi jika struktur itu merupakan wahana yang sudah tua, rumit dan sudah tidak sesuai lagi maka struktur itu bakal menghalangi pelaksanaan kerja secara efektif. Segi yang paling penting mempengaruhi dari organisasi produktivitas yang ialah apakah memperlancar hubungan kerja secara efektif. 24 secara langsung organisasi 4. Pengembangan sumber daya manusia Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan pegawai dapat mempunyai dampak yang paling langsung terhadap produktivitas. Kegiatan pengembangan ini menjanjikan pertumbuhan produktivitas yang terus menerus. 5. Motivasi Setiap kegiatan yang mendorong gairah kerja dan mengajak karyawan untuk bekerja efektif serta meninggalkan praktekpraktek yang tidak produktif dapat merupakan bagian pokok dari usaha meningkatkan pekerjaan secara efektif. 2.11 Hubungan Pelatihan dengan Produktivitas Kerja Terdapat banyak manfaat yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan bagi organisasi perusahaan, terutama dalam kaitannya dengan proses penciptaan nilai tambah dan peningkatan produktivitas kerja. Salah satu diantaranya yaitu kegiatan pelatihan tidak saja bermanfaat bagi pegawai baru, melainkan juga terdapat pegawai yang sudah lama bekerja. Hal ini dapat meningkatkan prestasi kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas kerja dan keuntungan perusahaan. Peningkatan prestasi kerja dan produktivitas kerja yang disebabkan oleh adanya program pelatihan paling terbukti pada karyawan baru yang 25 belum sepenuhnya menyadari akan cara-cara yang paling efisien dan efektif dari pelaksanaan kerjanya. Jadi, jelaslah bahwa hubungan pelatihan terhadap produktivitas kerja sangat besar. Tanpa adanya pelatihan, sumber daya manusia tidak akan mampu mengembangkan keterampilan dan intelektualitasnya. Mengenai hal ini, Bambang (2001:10) menyatakan pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan pegawai dapat mempunyai dampak langsung terhadap produktivitas. Kegiatan pengembangan ini menjanjikan pertumbuhan produktivitas yang terus menerus. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan yang erat dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 26