strategi pengembangan sistem agribisnis ikan hias

advertisement
VII FORMULASI STRATEGI
7.1. Analisis Kondisi Internal dan Eksternal
Analisis Kondisi internal dan eksternal digunakan oleh para penyusun
strategi untuk menyederhanakan dan mengevaluasi dampak dari berbagai
informasi yang berasal dari dalam dan luar Dinas Peternakan dan Perikanan dalam
mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong,
Kabupaten Bogor.
Informasi-informasi tersebut mendasari dimunculkannya
faktor-faktor internal maupun eksternal.
Kemudian faktor-faktor tersebut
dievaluasi berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap strategi Dinas Peternakan
dan Perikanan dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong. Setelah tingkat pengaruh dari faktor-faktor tersebut dikaji
melalui pendapat atau wawancara tahap pertama yang terdiri dari sembilan orang
responden, maka hasil dari analisis kondisi eksternal dan internal adalah sebagai
berikut :
7.1.1. Analisis Kondisi Internal
Analisis kondisi internal dapat membantu penyusun strategi untuk
meringkas dan mengevaluasi dampak dari berbagai kekuatan dan kelemahan
utama dan kecil yang berasal dari dalam instansi Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bogor. Informasi-informasi tersebut mempengaruhi Disnakkan dalam
mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.
Proses pengajuan kuesioner dan wawancara kepada para responden
internal (dari pihak Disnakkan) menghasilkan faktor-faktor strategis internal
Disnakkan dan bobot untuk masing-masing faktor tersebut (Tabel 14).
106
Tabel 14. Analisis Kondisi Internal
No
A
1
2
3
4
5
B
1
2
3
4
Faktor Strategis Internal
Kekuatan
Anggaran Program Pengembangan Ikan Hias Air
Tawar Disnakkan
Program Pengembangan Produksi Ikan Hias Air
Tawar
Kerjasama Dengan Stakeholders Ikan Hias Air
Tawar
Koordinasi Internal Disnakkan
Perencanaan Strategi, Kebijakan, dan Program
Disnakkan
Kelemahan
Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Disnakkan
Kondisi Sarana dan Prasarana Disnakkan
Kegiatan Promosi Ikan Hias Air Tawar Disnakkan
Ketersediaan Data dan Informasi Disnakkan
Rataan Bobot
0,130
0,113
0,117
0,089
0,108
0,115
0,130
0,117
0,110
Penjelasan yang lebih jelas dan terperinci untuk faktor-faktor internal
Disnakkan dan signifikansi terhadap pengembangan sistem agribisnis ikan hias air
tawar adalah sebagai berikut :
7.1.1.1. Faktor-Faktor Kekuatan
Hasil analisis kondisi internal didapat faktor kekuatan dari internal
Disnakkan yang memiliki dampak sangat penting bagi Disnakkan dalam
mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong
adalah anggaran program pengembangan ikan hias air tawar. Hal ini terlihat dari
nilai rataan bobot yang mencapai 0,130. Nilai rataan bobot ini merupakan nilai
rataan bobot tertinggi.
Dengan demikian, anggaran program pengembangan
sistem agribisnis ikan hias air tawar merupakan kekuatan utama atau memiliki
pengaruh yang paling besar bagi Disnakkan dalam mengembangkan sistem
agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.
Faktor kerjasama dengan stakeholders ikan hias air tawar memiliki rataan
bobot yang mencapai 0,117.
Nilai ini menunjukkan bahwa faktor kerjasama
dengan stakeholders ikan hias air tawar menjadi faktor yang berpengaruh besar
bagi Disnakkan dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong.
107
Faktor kekuatan selanjutnya yang memiliki dampak penting adalah
program pengembangan produksi ikan hias air tawar. Faktor ini memiliki rataan
bobot yang mencapai 0,113 sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
usaha Disnakkan dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong.
Faktor perencanaan strategi, kebijakan, dan program Disnakkan serta
faktor koordinasi internal Disnakkan yang memiliki dampak kurang penting bagi
usaha Disnakkan dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong. Hal ini terlihat dari rataan bobot yang berjumlah 0,108 dan
0,089.
7.1.1.2. Faktor-Faktor Kelemahan
Kondisi sarana dan prasarana Disnakkan memiliki rataan bobot 0,130.
Nilai rataan bobot tersebut merupakan yang terbesar diantara faktor-faktor
kelemahan yang lain. Dengan demikian, kondisi sarana dan prasarana Disnakkan
memiliki dampak yang sangat penting bagi Disnakkan dalam mengembangkan
sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.
Faktor kegiatan promosi ikan hias air tawar Disnakka memiliki dampak
yang signifikan dan penting bagi Disnakkan dalam pengembangan sistem
agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Hal ini terlihat dari nilai
rataan bobot yang mencapai 0,117.
Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Disnakkan memiliki rataan bobot
yang mencapai 0,115 atau memiliki dampak yang relatif agak penting bagi
Disnakkan dalam pengembangan sistem agribisnis ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong.
Ketersediaan data dan informasi perikanan merupakan faktor kelemahan
yang memiliki dampak yang agak penting bagi Disnakkan dalam mengembangkan
sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Hal ini terlihat dari
nilai rataan bobot yang mencapai 0,111.
7.1.2. Analisis Kondisi Eksternal
Analisis kondisi eksternal digunakan oleh penyusun strategi untuk
meringkas dan mengevaluasi dampak strategi yang berasal dari bidang ekonomi,
108
sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum dan
teknologi.
Semua informasi tersebut menghasilkan faktor-faktor yang
mempengaruhi Disnakkan dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air
tawar di Kecamatan Cibinong. Faktor-faktor yang didapat tersebut dapat berasal
dari luar internal Disnakkan yang masih berada dalam lingkup wilayah
Kecamatan Cibinong serta berasal dari lingkup wilayah yang lebih luas lagi.
Tabel 15. Analisis Kondisi Eksternal
No
A
Faktor Strategis Eksternal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
1
2
3
4
5
Peluang
Adanya Kelompok Tani dan Himbudias
Kondisi Perdagangan Ikan Hias Dunia
Teknologi dan Teknik Budidaya
Dukungan Pemerintah Pusat
Kondisi Infrastruktur
Saluran dan Sarana Pemasaran
Kondisi Agroklimat dan Geografis Wilayah
Kemitraan Petani, Pedagang, dan Eksportir
Otonomi Daerah
Ancaman
Keterbatasan Anggaran Program GMM
Kabupaten Bogor
Ketersediaan Lahan dan Pengairan
Kondisi Perekonomian Daerah dan Nasional
Kondisi Keamanan dan Ketertiban
Kualitas Ikan Hias
Rataan Bobot
0,072
0,074
0,074
0,060
0,067
0,083
0,070
0,076
0,062
0,085
0,075
0,064
0,065
0,073
Setelah melalui proses pengajuan kuesioner kepada pihak internal yang
berjumlah empat responden serta pihak eksternal yang berjumlah lima responden,
maka didapatkan hasil analisis pembobotan faktor eksternalyang ditunjukkan oleh
Tabel 15.
Tabel 15 juga dapat dijelaskan secara rinci mengenai faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi Disnakkan dalam mengembangkan sistem
agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong, baik yang termasuk ke
dalam peluang maupun ancaman, yaitu sebagai berikut :
109
7.1.2.1. Faktor-Faktor Peluang
Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, maka
terdapat Sembilan faktor peluang yang mempengaruhi Disnakkan dalam
mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong,
Kabupaten Bogor. Kesembilan faktor peluang tersebut antara lain, (1) adanya
kelompok tani dan Himbudias, (2) kondisi perdagangan ikan hias dunia, (3)
teknologi dan teknik budidaya, (4) dukungan pemerintah pusat, (5) kondisi
infrastruktur, (6) saluran dan saranan pemasaran, (7) kondisi agroklimat dan
geografis wilayah, (8) kemitraan petani, pedagang, dan eksportir, serta (9)
otonomi daerah.
Di antara kesembilan faktor peluang tersebut, faktor saluran dan sarana
pemasaran merupakan faktor yang paling signifikan dampaknya untuk Disnakkan
dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan
Cibinong. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot yang mencapai 0,083. Nilai
rataan bobot tersebut merupakan nilai rataan bobot terbesar di antara faktor-faktor
peluang yang lain.
Faktor kemitraan petani, pedagang, dan eksportir merupakan faktor yang
signifikan dampaknya untuk dimanfaatkan oleh Disnakkan. Hal ini terlihat dari
nilai rataan bobot yang mencapai 0,076.
Faktor kondisi perdagangan ikan hias dunia serta faktor teknologi dan
teknik budidaya juga memiliki dampak yang signifikan untuk dimanfaatkan oleh
Disnakkan dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot dari kedua faktor
tersebut yang mencapai 0,074.
Adanya kelompok tani dan Himbudias juga mempengaruhi atau
memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pengembangan sistem agribisnis
ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot
yang mencapai 0,072.
Faktor lain yang berpengaruh cukup signifikan dalam mengembangkan
sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong adalah kondisi
agroklimat dan geografis wilayah. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot yang
mencapai 0,070.
110
Faktor-faktor lain yang berdampak kurang signifikan bagi pengembangan
sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong antara lain faktor
kondisi infrastruktur, faktor otonomi daerah, dan faktor dukungan pemerintah
pusat. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot dari ketiga faktor tersebut yang
secara berurutan mencapai 0,067; 0,062; dan 0,060.
7.1.2.2. Faktor-Faktor Ancaman
Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi usaha Disnakkan dalam
mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong
antara lain, (1) keterbatasan anggaran program GMM Kabupaten Bogor, (2)
ketersediaan lahan dan pengairan, (3) kondisi perekonomian daerah dan nasional,
(4) kondisi keamanan dan ketertiban, serta (5) kualitas ikan hias.
Kelima
ancaman ini harus segera dihindari dan diusahakan agar ancaman tersebut dapat
diminimalisir dampaknya oleh Disnakkan. Bahkan, Disnakkan dapat membuat
ancaman tersebut menjadi peluang apabila Disnakkan berhasil merumuskan
strategi-strategi tertentu yang tepat.
Faktor ancaman yang berpengaruh paling signifikan dalam pengembangan
sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong adalah faktor
keterbatasan anggaran program GMM. Faktor ini disebabkan oleh nilai rataan
bobot yang dimiliki faktor ini yang mencapai 0,085.
Faktor lain yang berpengaruh atau berdampak signifikan dalam
pengembangan sistem agribisnis ikan hias air tawar adalah ketersediaan lahan dan
pengairan. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot yang mencapai 0,075.
Kualitas ikan hias juga menjadi faktor ancaman yang cukup signifikan
dalam mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan
Cibinong. Signifikansi faktor ini terlihat dari nilai rataan bobot yang mencapai
0,073
Faktor ancaman yang dinilai kurang signifikan dampaknya dalam
pengembangan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong
adalah faktor kondisi keamanan dan ketertiban serta faktor kondisi perekonomian
daerah dan nasional. Hal ini terlihat dari nilai rataan bobot untuk kedua faktor
tersebut yang secara berurutan bernilai 0,065 dan 0,064.
111
7.2. Analisis Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan salah salah satu alat analisis untuk
mencocokkan antara elemen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Proses
pemaduan dan pencocokan ini sangat penting karena proses ini bertujuan untuk
menentukan alternatif strategi yang dipilih berdasarkan elemen-elemen tersebut.
Di dalam analisis matriks SWOT, terdapat empat jenis strategi yang dapat
dikembangkan, yaitu strategi S-O (Strengths-Opportunities), strategi W-O
(Weakness-Opportunities), S-T (Strengths-Threats), dan W-T (WeaknessThreats). Berdasarkan keempat jenis strategi tersebut, maka alternatif strategi
yang dapat dipertimbangkan oleh Disnakkan untuk mengembangkan sistem
agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor antara
lain:
1. Strategi S-O (Strengths-Opportunities)
Strategi ini disusun dengan memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki
oleh Disnakkan untuk memanfaatkan peluang yang ada baik dalam lingkup
wilayah
Kecamatan
Cibinong
sendiri
atau
lebih
luas
dengan
tujuan
mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.
Strategi yang diusulkan adalah meningkatkan program dan kegiatan fasilitas
kemitraan usaha dan menguatkan kelembagaan (kelompok tani dan Himbudias)
usaha tani ikan hias.
Meningkatkan program dan kegiatan fasilitas kemitraan usaha adalah salah
satu strategi yang penting bagi Disnakkan untuk memajukan petani ikan hias air
tawar di Kecamatan Cibinong. Dengan adanya fasilitas kemitraan antara petani
pembudidaya, pedagang (broker dan supplier), dan eksportir menyebabkan
pasokan dan alur tataniaga menjadi jelas dan terarah dengan baik.
Petani
pembudidaya ikan hias air tawar yang tidak memiliki modal akan tetapi memiliki
lahan dapat memanfaatkan lahannya tersebut untuk membudidayakan ikan hias air
tawar. Dengan kata lain broker, supplier, dan eksportir ikan hias air tawar dapat
mengadakan kemitraan produksi atau inti plasma dengan para petani
pembudidaya.
Proses kemitraan tersebut harus digalakkan dan diawasi agar
semua pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan dan tidak ada pihak yang
merasa dirugikan. Disnakkan perlu mendorong peran dari berbagai kelompok tani
112
ikan hias dan Himbudias Kecamatan Cibinong sebagai subjek kemitraan dengan
para eksportir.
Selain itu, kegiatan temu usaha antara petani pembudidaya,
broker, supplier, dan eksportir perlu terus dilakukan agar pelaku-pelaku usaha
ikan hias tersebut saling membantu dan memahami permasalahan masing-masing
sehingga alur tataniaga ikan hias air tawar tidak terganggu.
Dengan sudah
terjalinnya kemitraan antara petani pembudidaya, broker, supplier, dan eksportir
ikan hias air tawar di Kelompok Tani Cahaya Mandiri dapat menjadi sebuah
contoh bagi kemitraan di kelompok lain. Dengan adanya program dan kegiatan
fasilitas kemitraan Disnakkan, diharapkan terjalin kerjasama yang saling
menguntungkan antar stakeholders ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong
untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada.
Strategi selanjutnya yang termasuk ke dalam strategi S-O adalah strategi
untuk memfasilitasi penguatan kelembagaan usahatani ikan hias (kelompok tani
dan Himbudias). Peran kelompok tani dan Himbudias sangat penting bagi para
petani pembudidaya ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Tercatat sekitar
enam kelompok tani yang ada di Kecamatan Cibinong. Keenam kelompok tani
tersebut merupakan anggota Himbudias Kecamatan Cibinong.
Peran penting
kelompok tani dan Himbudias tersebut adalah sebagai sarana dan alat pemersatu
petani pembudidaya ikan hias. Dengan adanya kelompok tani dan Himbudias
tersebut, antar petani dapat bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam
berbudidaya, dapat menjadi sumber bantuan permodalan yang berasal dari
anggota, serta sebagai sarana pemersatu bagi petani untuk berhubungan dengan
pihak luar.
Dengan demikian, Disnakkan perlu untuk menguatkan kembali
kelompok tani dan Himbudias. Kelompok tani dan Himbudias harus dijadikan
mitra strategis Disnakkan karena selain sebagai wadah pemersatu petani juga
menjadi media penyalur dan objek sasaran dari berbagai program dan kegiatan
Disnakkan.
Hal ini dikarenakan selama ini, program dan kegiatan yang
dicanangkan oleh Disnakkan untuk petani pembudidaya ikan hias harus
mengikutsertakan pihak kelompok tani dan Himbudias.
Kegiatan untuk
memfasilitasi penguatan kelembagaan usahatani ini diharapkan dapat menjadi
sumber kekuatan untuk memanfaatkan kondisi lingkungan eksternal seperti tren
pemasaran, kondisi infrastruktur, dan kondisi agroklimat dan geografis wilayah.
113
Disnakkan dalam melakukan kegiatan fasilitas penguatan kelembagaan ini dapat
memberikan sarana dan fasilitas untuk membantu kegiatan kelompok tanikelompok tani dan Himbudias.
2. Strategi W-O (Weakness-opportunities)
Strategi W-O disusun untuk memperbaiki kelemahan yang ada dalam
internal Disnakkan dengan cara mengambil keuntungan dari peluang yang ada.
Alternatif strategi yang diusulkan bagi Disnakkan untuk mengembangkan sistem
agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong yaitu strategi peningkatan
program dan kegiatan promosi ikan hias air tawar serta strategi peningkatan
kualitas dan kuantitas SDM kepegawaian Disnakkan.
Strategi peningkatan program dan kegiatan promosi ikan hias air tawar
bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki program dan kegiatan promosi
yang dilakukan oleh Disnakkan.
Hal ini dikarenakan masyarakat Kabupaten
Bogor bahkan masyarakat Kecamatan Cibinong sendiri masih banyak yang belum
menyadari bahwa ikan hias air tawar adalah komoditas unggulan dari Kecamatan
Cibinong. Disnakkan dapat mempromosikan ikan hias air tawar di Kecamatan
Cibinong di berbagai ajang pameran dan perayaan tingkat kabupaten, provinsi,
bahkan tingkat nasional dengan mengikutsertakan Himbudias Kecamatan
Cibinong. Selain itu, Disnakkan juga dapat memanfaatkan sarana dan prasarana
terutama kantor UPTD sebagai tempat berpromosi dan mengenalkan ikan hias air
tawar Kecamatan Cibinong.
Kegiatan promosi tersebut juga dapat menarik
investor untuk turut serta memajukan ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.
Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang dari kondisi perdagangan ikan
hias dunia yang sedang meningkat.
Program dan kegiatan promosi juga
diperlukan untuk mendorong dan meningkatkan penjualan ikan hias air tawar dari
Kecamatan Cibinong di pasaran domestik terutama di Kabupaten Bogor. Dengan
meningkatnya penjualan, maka petani dan pedagang ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong dapat meningkatkan keuntungan yang selanjutnya dapat
meningkatkan kesejahteraan petani dan pedagang.
Strategi alternatif W-O selanjutnya adalah strategi peningkatan kualitas
dan kuantitas SDM kepegawaian Disnakkan. Disnakkan memiliki keterbatasan
SDM di bidang perikanan khususnya SDM yang bertugas di berbagai UPTD
114
khususnya UPTD di Kecamatan Cibinong. Padahal, UPTD merupakan ujung
tombak dan perpanjangan tangan dari Disnakkan dalam melaksanakan segala
program dan kegiatannya. Dengan demikian, keefektifan program dan kegiatan
pengembangan sistem agribisnis ikan hias air tawar yang dilakukan oleh
Disnakkan juga ditentukan oleh kemampuan UPTD tersebut. Selain di bidang
teknis, Disnakkan masih mengalami kekurangan SDM di bidang strategis dan
pengambilan kebijakan.
Selain dari segi kuantitas, kualitas SDM Disnakkan
terutama di bidang perikanan dan ikan hias relatif masih perlu ditingkatkan lagi.
Hal ini menandakan bahwa Disnakkan harus segera mengajukan permintaan
tambahan SDM perikanan khususnya ikan hias serta perlu untuk menambah
keahlian dengan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan di bidang
budidaya dan usaha perikanan ikan hias. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut,
maka Disnakkan dapat memnfaatkan berbagai peluang yang ada.
Peluang-
peluang tersebut seperti perkembangan teknologi dan teknik budidaya yang
semakin canggih membuat kualitas SDM Disnakkan dapat meningkat cepat,
adanya dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan
yang semakin memperhatikan perkembangan produksi ikan hias nasional,
kemitraan dengan petani, pedagang, dan eksportir yang dapat memberikan
pengetahuan untuk SDM Disnakkan dalam bidang perikanan, serta adanya
otonomi daerah yang memberikan peluang bagi Disnakkan untuk dapat
mengambil
keputusan
yang
cepat
untuk
pemenuhan
kebutuhan
SDM
kepegawaian.
3. Strategi S-T (Strengths-Threats)
Strategi S-T adalah strategi yang dilakukan oleh Disnakkan dalam rangka
peningkatan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong dengan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi dampak ancaman.
Adapun, strategi yang diusulkan adalah strategi peningkatan kegiatan penyuluhan
dan bimbingan usahatani. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan usahatani tersebut
dilakukan berdasarkan program peningkatan produksi perikanan yang merupakan
salah satu kekuatan dari Disnakkan untuk memajukan sektor agribisnis ikan hias
air tawar di Kecamatan Cibinong tersebut. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan
usahatani diperlukan karena petani memiliki berbagai kendala seperti keterbatasan
115
modal, lahan yang sempit dan kualitas ikan hias yang dihasilkan masih relatif
rendah. Tentunya dengan adanya penyuluhan dan bimbingan usahatani tersebut,
maka keterbatasan-keterbatasan yang ada di petani ikan hias air tawar di
Kecamatan Cibinong dapat segera diatasi atau minimal tidak menggangu
produktifitas dari petani tersebut.
Hal ini diperlukan agar keuntungan yang
didapat oleh petani dapat terjaga bahkan meningkat.
Kegiatan penyuluhan dan bimbingan usahatani tersebut harus dilakukan
dengan kreatif dan sesuai dengan komoditas unggulan yang diusahakan oleh
petani ikan hias air tawar di Kecamatan. Selain itu, penyuluhan dan bimbingan
tersebut harus berisikan materi-materi penyuluhan yang praktis dan mudah
dimengerti oleh petani ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.
4. Strategi W-T (Weakness-Threats)
Strategi W-T adalah strategi yang bertujuan untuk meminimalkan
kelemahan untuk menghindari ancaman yang ada.
Alternatif strategi yang
diusulkan dalam strategi W-T ini adalah strategi peningkatan kinerja fasilitas
Disnakkan serta akses permodalan dan informasi. Strategi ini diusulkan untuk
mengatasi kelemahan dari pihak internal Disnakkan yang belum secara optimal
memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk pengembangan sistem agribisnis ikan
hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Fasilitas tersebut dapat berupa UPTD yang
masih belum mampu untuk meningkatkan kinerjanya untuk pengembangan ikan
hias serta fasilitas akibat dari kurangnya SDM kepegawaian, sarana pemasaran
(Depo) ikan hias air tawar yang masih perlu dikembangkan lagi, kegiatan promosi
yang perlu digalakkan, serta ketersediaan data dan informasi perikanan yang perlu
untuk dilengkapi. Semua kondisi tersebut perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi
oleh Disnakkan untuk menunjang kinerja dan keefektifan program.
Selain itu, strategi tersebut juga dapat meningkatkan pengetahuan atau
informasi bagi para pelaku sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan
Cibinong khususnya tentang informasi perkembangan pasar ikan hias nasional
dan dunia serta akses permodalan yang dapat diajukan oleh petani. Alternatifalternatif dalam analisis SWOT dapat dilihat dalam Tabel 16.
116
Tabel 16. Matriks SWOT Disnakkan Kabupaten Bogor
Kekuatan (S-Strenghts)
Faktor-Faktor
Internal
1.
2.
3.
4.
5.
FaktorFaktor
Eksternal
Peluang
Opportinuties)
(O-
Strategi S-O
a.
Adanya
Kelompok
Tani dan Himbudias
2. Kondisi Perdagangan
Ikan Hias Dunia
3. Teknologi
dan
Teknik Budidaya
4. Dukungan
Pemerintah Pusat
5. Kondisi Infrastruktur
6. Saluran dan Sarana
Pemasaran
7. Kondisi Agroklimat
dan
Geografis
Wilayah
8. Kemitraan
Petani,
Pedagang,
dan
Eksportir
9. Otonomi Daerah
Ancaman (T-Threats)
1.
1.
2.
3.
4.
5.
Keterbatasan
Anggaran Program
GMM
Kabupaten
Bogor
Ketersediaan Lahan
dan Pengairan
Kondisi
Perekonomian
Daerah dan Nasional
Kondisi Keamanan
dan Ketertiban
Kualitas Ikan Hias
Anggaran
Program
Pengembangan Ikan Hias Air
Tawar Disnakkan
Program
Pengembangan
Produksi Ikan Hias Air Tawar
Kerjasama dengan Stakeholders
Ikan Hias Air Tawar
Koordinasi Internal Disnakkan
Perencanaan
Strategi,
Kebijakan,
dan
Program
Disnakkan
b.
Meningkatkan Program dan
Kegiatan Fasilitas Kemitraan
Usaha.
(S1,S2,S3,S4,S5,
O1,O2,O3,O4,O5,O6,O8,O9)
Memfasilitasi
Penguatan
Kelembagaan Usahatani Ikan
Hias
(Kelompok Tani dan
Himbudias)
(S1,S2,S3,S5,O1,O2,O6,O7,O8)
Strategi S-T
a.
Meningkatkan
Kegiatan
Penyuluhan dan Bimbingan
Usahatani.
(S1,S2,S3,S4,S5,T1,T2,T5)
Kelemahan
Weakness)
(W-
1.
Keadaan
Sumber
daya
Manusia
(SDM) Disnakkan
2. Kondisi Sarana dan
Prasarana
Disnakkan
3. Kegiatan Promosi
Ikan
Hias
Air
Tawar Disnakkan
4. Ketersediaan Data
dan
Informasi
Perikanan
Strategi W-O
a.
b.
Meningkatkan
Program
dan
Kegiatan Promosi
Ikan
Hias
Air
Tawar.
(W2,W3,W4,
O1,O5,O6,O8)
Meningkatkan
Kualitas
dan
Kuantitas
SDM
Kepegawaian
Disnakkan.
(W1,W2,S3,S4,S8,S
9)
Strategi W-T
a.
Meningkatkan
Kinerja
Fasilitas
Disnakkan
serta
Akses Permodalan
dan Informasi
(W1,W2,W3,W4,
T1,T2,T3,T5)
117
Download