Indonesia Eximbank Sebagai Perpanjangan Tangan Pemerintah Indonesia Sonny Loho Direktur Jenderal Kekayaan Negara Seminar “Investasi Membangun Negeri Melalui Pembiayaan Ekspor Nasional” 7 Februari 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA 1 Latar Belakang Terbentuknya LPEI Daftar Isi : Fungsi dan Tujuan LPEI Keistimewaan LPEI Peran Strategis LPEI Dukungan Pemerintah Pada LPEI Kinerja LPEI s.d Tahun 2016 Target LPEI Tahun 2017 Kesimpulan & Ekspektasi 2 Latar Belakang Terbentuknya LPEI Tantangan perekonomian global yang mengedepankan nilai daya saing, kualitas produk, dan efisiensi. Perlunya kontribusi perdagangan luar negeri di dalam perekonomian nasional. Perlunya kebijakan perdagangan luar negeri yang berorientasi pada pengembangan ekspor nasional. (berupa integrasi antara kebijakan investasi untuk mendorong ekspor, kebijakan fiskal terkait fasilitas pembiayaan ekspor nasional, dan kebijakan peningkatan daya saing perekonomian nasional, serta kebijakan pengembangan sektor riil) Sebagai dasar pengembangan ekspor nasional melalui pembiayaan ekspor nasional yang diberikan dalam bentuk pembiayaan, penjaminan dan asuransi, perlu dibentuk LPEI. 3 Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI Fungsi dan Tujuan LPEI Peran Indonesia Eximbank sebagai Fiscal Tools LPEI sebagai lembaga khusus, berfungsi mendukung program ekspor nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional Pembiayaan Asuransi Penjaminan Tujuan Pembentukan Menunjang kebijakan Pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI 4 Keistimewaan LPEI Lembaga Khusus (Sui Generis) : Secara kelembagaan tidak tunduk pada peraturan perundang-undangan tentang perbankan, Badan Usaha Milik Negara, lembaga pembiayaan atau perusahaan pembiayaan, dan usaha perasuransian Beroperasi secara independen, berdasarkan undangundang tersendiri (Lex specialist) dan memiliki sifat sovereign status. Organisasi Fleksibel dan dapat bergerak cepat dengan sistem susunan dewan satu tingkat (One Board Stystem) Dalam hal modal LPEI menjadi berkurang dari Rp4 triliun, Pemerintah menutup kekurangan tersebut dari dana APBN berdasarkan mekanisme yang berlaku. 5 Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI Peran Strategis LPEI 1 2 3 4 6 Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan ekspor nasional Mempercepat peningkatan ekspor nasional Dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pembangunan ekonomi nasional dengan turut menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional Membantu peningkatan kemampuan produksi nasional yang berdaya saing tinggi dan memiliki keunggulan untuk ekspor Mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk mengembangkan produk yang berorientasi ekspor Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI Dukungan Pemerintah pada LPEI Modal LPEI 1 2 Penyempurnaan Regulasi 2016 2015 Rp9,729 T Tambahan Modal Negara 2014 Sebagai pemilik dan pembina, kemenkeu terus mengupayakan agar LPEI dapat tumbuh berkembang secara sehat dan berkesinambungan. Upaya ini diwujudkan melalui adanya PMN dan kapitalisasi yang dilakukan hampir setiap tahun, tidak lain ditujukan untuk memperkuat permodalan LPEI. 7 Rp14,692 T Sumber : Laporan Keuangan LPEI 2013 Rp7,376 T Rp6,322 T Rp25,259 T 2012 Rp6,322 T Rp18,739 T 2011 2010 Rp6,322 T Rp6,322 T Rp13,805 T Kontribusi LPEI bagi Pembangunan Indonesia • Mendukung pertumbuhan ekspor yang lebih cepat • Perbaikan defisit neraca transaksi berjalan • Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kemampuan tenaga kerja terdidik • Meningkatkan Gross Domestic Product • Menambah Penerimaan Negara : Pajak, Bagian Laba Pemerintah, PNBP lainnya 8 Kinerja LPEI s.d Tahun 2016 9 Perkembangan Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi PEMBIAYAAN (Rp Miliar) ROG 44,52% ROG 60,34% 88,483 74,829 Selama kurun waktu 3 tahun terakhir, kinerja pembiayaan, penjaminan dan asuransi LPEI menunjukkan peningkatan yang signifikan 55,203 2014 2015 (audited) 31-Dec-16 (unaudited) (audited) ASURANSI (Rp Miliar) PENJAMINAN (Rp Miliar) ROG 30,06% ROG 72,13% 9,434 8,126 ROG 72,06% 6,247 ROG 168,29% 3,629 702 2014 (audited) 10 2015 (audited) 31-Dec-16 (unaudited) 2014 (audited) Sumber : LPEI 1,207 2015 (audited) 31-Dec-16 (unaudited) Perkembangan Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi..(2) Perannya sebagai fiscal tools dari waktu ke waktu mulai terlihat tidak hanya dari nilai yang disalurkan tetapi juga dari sektor ekonomi dan negara-negara non-traditional yang dicover. A. Pembiayaan UKM dan Korporasi (Rp Miliar) 11 B. Pembiayaan Syariah dan Konvensional (Rp Miliar) Sumber : LPEI Sebaran Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi s.d Tahun 2016 Sektor Perindustrian Rp42.003,30 Miliar Sektor Pertambangan Rp14.659,51 Miliar Sektor Pertanian Rp.12.166,68 Sektor Pengangkutan Rp6.115,61 Miliar 47,47% 16,57% 13,75% 6,91% 12 Sektor Konstruksi Rp5.189,37 Miliar Sektor Jasa Dunia Usaha Rp4.670,46 Miliar Sektor Lainnya Rp3.678,28 Miliar 5,86% 5,28% 4,16% 12 Penyaluran Pembiayaan Ekspor Ke Pasar Non Tradisional s.d Tahun 2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 13 Negara Tujuan Ekspor Pangsa Ekspor Japan 12.07% USA 10.88% China 10.08% Singapore 8.47% India 7.85% Korea 5.13% Malaysia 5.11% Thailand 3.69% Taiwan 3.38% Philippines 2.63% Australia 2.47% Netherland 2.31% Vietnam 1.84% Germany 1.79% Saudi Arabia 1.38% Hongkong 1.38% Pakistan 1.33% United Arab Emirates 1.29% Italy 1.26% United Kingdom 1.02% Spain 0.99% Bangladesh 0.90% Egypt 0.80% Produk ekspor dari debitur yang ekspornya ke negara non tradisional antara lain berupa: Tekstil dan produk tekstil ke Mesir, Turki, Bangladesh, India. dan afrika. Cokelat dan produk turunannya ke Spanyol, Inggris, dan Jerman. Coconut oil ke Perancis, Hungaria, New Zealand. Batu marmer ke Turki, Italia, Eropa. Batubara ke Vietnam, Pakistan, Kamboja. Produk turunan kelapa sawit ke Saudi Arabia, Bangladesh, dan Afrika. Pasar non tradisional memilki porsi ekspor relatif kecil ≤ 2% dari total ekspor nasional KOMODITI EKSPOR POTENSIAL DAN JASA Komoditi ekspor potensial antara lain: (1) Ikan dan produk perikanan, (2) Makanan olahan, (3) Minyak atsiri, (4) Rempahrempah, (5) Kulit dan produk kulit, (6) Peralatan medis, (7) Tanaman obat, (8) Kerajinan, (9) Perhiasan, dan (10) Peralatan kantor. Produk jasa antara lain: (1) Teknologi Informasi, (2) Pekerja, dan (3) Desain/Konstruksi. 14 Pelaksanaan Penugasan Khusus / National Interest Account (NIA) Tahun 2016..(1) Ekspor Gerbong Kereta Api ke Bangladesh Sinergi BUMN Nilai Ekspor USD 72,4 Juta Penghasil baja, Pengecoran, dan Komponen kereta Multiplier efek bagi perekonomian nasional 1 Sektor IKM Pemasok aksesories interior, jendela, kursi, tirai, dan juga yang terlibat dalam sub kontraktor untuk sub assembly, blasting, welding minor assembly dan cleaning. Usaha kecil menengah lain yang tidak terkait seperti : pengerah tenaga kerja untuk outsourcing, catering, jasa security , jasa pengiriman, jasa forwarding, asuransi beserta dengan rantai supply-nya. IKM lainnya Devisa Negara USD 72,4 Juta Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan kurang lebih 16.000 tenaga kerja – 30 Supplier Penggerak Sektor Riil 60%-70% dai nilai proyek akan dibelanjakan di dalam negeri International Recognition Kesuksesan produk industri kereta api di pasar ekspor juga merupakan “flag carrier’ bagi masyarakat internasional 15 15 Pelaksanaan Penugasan Khusus / National Interest Account (NIA) Tahun 2016..(2) Ketahan Usaha Industri Dalam Negeri Modal Kerja Nilai Ekspor USD 12,6 Juta Furniture Penghasil furniture kualitas ekspor Multiplier efek bagi perekonomian nasional 2 Dukungan ini diberikan kepada sektor industri berbasis ekspor yang berpotensi mengalami penurunan produksi/supply akibat kenaikan harga bahan baku dan kenaikan suku bunga pinjaman. IKM Pemasok bahan baku kayu berasal dari lokal Suku Bunga Kompetitif dan Minimalisir Potensi PHK Melalui Penugasan Khusus ini diharapkan pengusaha/eksportir mendapatkan modal kerja dengan tingkat suku bunga yang kompetitif sehingga dapat menekan biaya produksi tanpa harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan kurang lebih 1.276 tenaga kerja – 96 Supplier Penggerak sektor riil 95% supplier Debitur berasal dari dalam negeri, sehingga ikut menggerakkan sektor usaha dalam negeri Menjunjung ketahaan usaha kerakyatan 16 16 Pelaksanaan Penugasan Khusus / National Interest Account (NIA) Tahun 2016..(3) Ketahan Usaha Industri Dalam Negeri Modal Kerja Nilai Ekspor USD 8,9 Juta Tekstil Penghasil sarung,dan tekstil kualitas ekspor Multiplier efek bagi perekonomian nasional 3 Dukungan ini diberikan kepada sektor industri berbasis ekspor yang berpotensi mengalami penurunan produksi/supply akibat kenaikan harga bahan baku dan kenaikan suku bunga pinjaman. IKM Pemasok bahan baku benang, bahan kimia, dan juga packing yang terlibat dalam proses siklus industri nasabah. Usaha kecil menengah lain yang tidak terkait seperti : jasa pengiriman, promosi iklan dan sub produksi kepada masyarakat sekitar Suku Bunga Kompetitif dan Minimalisir Potensi PHK Melalui Penugasan Khusus ini diharapkan pengusaha/eksportir mendapatkan modal kerja dengan tingkat suku bunga yang kompetitif sehingga dapat menekan biaya produksi tanpa harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan kurang lebih 1.800 tenaga kerja Penggerak sektor riil Sekitar 84% produknya diekspor dengan negara tujuan terbesar ke Malaysia dan Negara Timteng. Menjunjung ketahaan usaha kerakyatan 17 17 Target LPEI Tahun 2017 18 Target Pembiayaan Asuransi Penjaminan PERTUMBUHAN Outstanding 19 Target Sumber Dana • • Untuk dapat berperan secara signifikan, LPEI perlu didukung oleh sumber dana lainnya. Peran investor sangat penting dalam mendukung pertumbuhan LPEI yang akan berdampak pada peningkatan kinerja ekspor nasional. 20 Kesimpulan & Ekspektasi 1. Sebagai lembaga yang strategis dan dibentuk dengan Undang-Undang, LPEI memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Optimalisasi peran LPEI sangat diperlukan guna mendukung program ekspor nasional. 2. Selama kurun waktu 3 tahun terakhir, kinerja pembiayaan, penjaminan dan asuransi LPEI menunjukkan peningkatan yang signifikan. 3. Tantangan LPEI Ke depan adalah agar LPEI mampu memberikan fasilitas pembiayaan ekspor dan jasa konsultasi yang dapat meningkatkan nilai ekspor barang dan jasa Indonesia, menumbuhkan kepercayaan dunia internasional dan meningkatkan daya saing pelaku bisnis di Indonesia. Selain itu, LPEI juga diharapkan mampu melaksanakan Penugasan Khusus dari Pemerintah yang dapat mendukung program ekspor nasional. 4. Dukungan Pemerintah sangat diperlukan oleh LPEI, baik dalam bentuk dukungan regulasi maupun pendanaan. 5. Selain itu, dalam rangka optimalisasi peran LPEI, diperlukan juga dukungan berupa sumber dana lain selain dari Pemerintah (Obligasi/Pinjaman) yang mampu mempercepat pertumbuhan kinerja LPEI agar dapat mempercepat laju pertumbuhan ekspor Indonesia. 21 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA 22 Testimonial 23 Testimonial (Debitur Wilayah Indonesia Timur) PT. SAMUDERA SAKTI SEPAKAT Berdiri tahun 2000 di Jakarta dan Ambon o Jenis produk yang diperdagangkan: Ikan Baby Tuna / Cakalang, Ikan Layang, Ikan Deho, dan Cumi o Pada tahun 2011 LPEI memberikan fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar IDR 1 Miliar. o Pada tahun 2016, fasilitas yang diberikan mencapai Rp 62,3 Miliar. Dengan rincian : Kredit Modal Kerja sebesar Rp39 Miliar Kredit Investasi sebesar Rp23,3 Miliar Keunikan Relationship : - Pada awal LPEI menjalin relationship, industri perikanan tangkap merupakan industri yang tidak menarik dan beresiko tinggi bagi perbankan. - Pada saat menjadi debitur LPEI, wilayah Ambon masih sering terjadi konflik sehingga banyak perbankan menghindari masuk ke daerah tersebut. - Kapal-kapal penangkapan ikan yang dimiliki perusahaan merupakan kapal yang terbuat dari kayu. Multiplier efek bagi perekonomian daerah o Lapangan Pekerjaan Salah satu perusahaan awal yang berinvestasi dan mendirikan pabrik di Indonesia Timur sehingga menciptakan lapangan pekerjaan sebesar : +/- 500 pekerja. Pelatihan dan Pengembangan PT. Samudera Sakti Sepakat melakukan edukasi ke supplier yang merupakan nelayan lokal dan staff ABK dan lapangan untuk memiliki money management yang baik dan tidak bergantung pada hutang 24 Testimonial (Debitur Wilayah Jawa) PT. NAGABHUANA ANEKA PIRANTI o Lapangan Pekerjaan Berdiri tahun 1998 di Solo-Jawa o Jenis produk : Furniture Jati, Barecore (Sengon), dan Plywood (Sengon). o Nagabhuana memiliki 1 pabrik Furniture dan 3 pabrik Barecore yang berlokasi di Sukoharjo dan Wonogiri o Pada tahun 2012 LPEI memberikan fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar USD 842 Ribu dan Kredit Investasi sebesar Rp 13 Miliar. o Pada tahun 2016, fasilitas yang diberikan mencapai eqv.Rp180 Miliar Keunikan Relationship : Start up untuk usaha barecore Tidak ada bank yang mau membiayai (unbankable) untuk pendirian pabrik barecore Simbiosis dengan mitra / petani sengon atau Hutan Tanaman Rakyat di Kalteng Saat ini menjadi salah satu perusahaan barecore terpadu terbesar di Indonesia Multiplier efek bagi perekonomian daerah Tengah Salah satu perusahaan awal yang berinvestasi dan mendirikan pabrik di Wonogiri sehingga menciptakan lapangan pekerjaan sebesar : +/-3.000 pekerja. Pengembangan Bisnis Melakukan pengembangan bisnis di Luar Jawa yaitu di Pulang Pisau – Kalteng dengan manfaat pembukaan lapangan kerja baru, peningkatan kesejahteraan petani sengon/hutan tanaman rakyat, dan salah satu solusi dlm pencegahan illegal logging dan kebakaran yg sering terjadi di lahan tidur. 25 Testimonial (Debitur Wilayah Sumatera) PT. INDAH GLORYMAS INDONESIA Lapangan Pekerjaan o Jenis Produk yang diperdagangkan adalah : Tie Down, Bungee, dan Harness o Fasilitas pertama kali diberikan oleh 199 LPEI pada PT. Indah Glorymas 9 Indonesia pada tahun 2015: KMKE I sebesar IDR 1 Milyar, KMKE II sebesar USD 2 Juta, KMKE III 000 sebesar USD 600.000,- , dan KIE I sebesar USD 368.069,- dengan dengan total ekivalen keseluruhan fasilitas adalah IDR 39.584.897.000,o Pada Tahun 2016, Fasilitas Debitur 200 di LPEI mengalami perpanjangan 9 dan penambahan dengan rincian sbb: KMKE I sebesar IDR 1 Milyar, KMKE II sebesar USD 2,2 Juta, Keunikan KMKE Relationship III sebesar : USD 600.000,- , • Pada Lex awalspecialist LPEI Imenjalin dengan debitur, dan KIE sebesar USD 318.069,-, danhubungan Sovereign industri hardline equipment debitur merupakan dan fasilitas KIE II sebesar IDR satuStatus satunya yang ada di Indonesia. 3.719.730.000,dengan dengan • Pada total awal LPEI menjalin hubungan dengan debitur, ekivalen keseluruhan fasilitas Debitur telah memiliki buyer buyer bertaraf adalah IDR 46.813.661.500,- Multiplier efek bagi perekonomian daerah o Berdiri tahun 1997 di Medan Merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang hardline equipment di Indonesia yang telah menciptakan lapangan pekerjaan sebesar ± 460 pekerja Produk yang berkualitas • Salah satu buyer debitur adalah perusaan retail terbesar di Amerika yaitu Walmart • Kualitas produk debitur telah diakui oleh standar internasional dan diterima di negara-negara maju seperti Amerika, Australia, Jepang dan China • 100 persen ekspor produk debitur dilakukan ke Amerika, Australia, Eropa, dan China Kepemilikan Pemerintah internasional. 26 26 Testimonial (Debitur Wilayah Sumatera) PT. RATIMDO UTAMA 200 9 Keunikan Relationship : • Pada awal LPEI menjalin relationship, industri perkayuan merupakan industri yang tidak menarik dan beresiko tinggi bagi perbankan, bahwa dicap sebagai “sunset industry”. Lex specialist dan Sovereign • LPEI adalah satu-satunya institusi keuangan yang Status usaha debitur sejak tahun 2011 mendukung sampai dengan saat ini. Debitur hanya memiliki single kreditur dalam menjalankan usahanya yaitu LPEI. 27 Multiplier efek bagi perekonomian daerah o Berdiri tahun 2008 di Medan o Jenis Produk : Finger Joint, Moulding, Laminating , dan Finger Joint+Laminating dengan pasar utama adalah Jepang o Pada tahun 2011 LPEI memberikan fasilitas 199 Kredit Modal Kerja sebesar IDR 3 Milyar 9o Pada Tahun 2016, fasilitas yang diberikan mencapai IDR 83,5 milyar dengan rincian sbb : 000 Kredit Modal Kerja sebesar IDR 35 Milyar Kredit Investasi sebear IDR 48,5 Milyar Lapangan Pekerjaan Salah satu perusahaan yang berbasis ecofriendly dengan sumber bahan baku kayu hasil replanting perkebunan karet dimana pada awalnya tenaga kerja perusahaan adalah sebesar ± 200 pekerja, saat ini menjadi sebesar ± 600 pekerja • Produk yang berkualitas Produk debitur yang 90 % di ekspor ke Jepang dengan kualitas Grade A menggunakan kayu hasil replanting dari perkebunan karet. • Produk yang dihasilkan oleh debitur dapat langsung diaplikasikan untuk menjadi furnitur maupun bahan bangunan Kepemilikan Pemerintah 27 Tugas dan Wewenang LPEI Tugas LPEI : • Memberi bantuan yang diperlukan dalam rangka ekspor • Menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan tidak dapat dibiayai perbankan tetapi prospek untuk peningkatan ekspor nasional. • Membantu mengatasi hambatan yang dihadapi Bank / Lembaga Keuangan dalam penyediaan pembiayaan bagi eksportir yang secara komersial cukup potensial dan/ penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia Wewenang LPEI : • Menetapkan skema Pembiayaan Ekspor Nasional • Melakukan restrukturisasi Pembiayaan Ekspor nasional • Melakukan reasuransi • Melakukan Penyertaan Modal Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI 28 Hal-hal yang perlu diperhatikan LPEI: 1 1 A Prinsip tata kelola perusahaan yang baik B Penerapan manajemen risiko C Prinsip mengenal nasabah LPEI wajib menerapkan prinsip kehati-hatian 1. Wajib menerapkan transparansi dan memenuhi prinsip akuntabilitas publik 2. Menyampaikan laporan keuangan kepada pemerintah dan kepada publik 2 LPEI tidak melakukan persaingan dengan bank atau lembaga keuangan lainnya serta dapat melakukan pembiayaan bersama dengan bank/LK lainnya 1. Dalam memberikan pembiayaan ekspor, LPEI selalu mengacu pada prinsip analisis yang sehat dan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku umum 2. Dalam perolehan dana dan penempatan dana, LPEI hanya dapat melakukan dalam bentuk tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UU LPEI dan peraturan pelaksanaanya. LPEI mengetahui identitas yang jelas serta sumber dana dan transaksi nasabah Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI 29 Tantangan LPEI Dalam Menjalankan Tugas 1 Mampu Memberikan Fasilitas pembiayaan ekspor dan jasa konsultasi 2 Mampu Melaksanakan Penugasan Khusus dari Pemerintah Mendukung program ekspor nasional Meningkatkan nilai ekspor barang dan jasa Indonesia Menumbuhkan kepercayaan dunia internasional Meningkatkan daya saing pelaku bisnis di Indonesia SUMBER DANA: Penerbitan Surat berharga, Pinjaman Jangka Pendek, Jangka menengah, dan/atau jangka panjang, hibah 30 Sumber : Undang-Undang Nomor 2/2009 tentang LPEI