BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing tanah adalah salah satu kelompok hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata) yang dimasukkan ke dalam filum Annelida, kelas Oligochaeta merupakan sumber daya alam hayati yang sangat berpotensi bagi kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia (John, 1997). Kandungan gizinya cukup tinggi, terutama kandungan proteinnya yang mencapai 64-76%. Selain protein, kandungan lainnya yang terdapat dalam cacing tanah antara lain lemak 7-10%, kalsium 0,55%, fosfor 1% dan serat kasar 1,08% (Palungkun, 2011). Cacing tanah merupakan hewan pemakan tanah dan bahan organik serta memiliki sifat mengakumulasi mineral tanah (Hanafiah, dkk., 2005). Tanah adalah suatu sistem yang kompleks, yang mempunyai komposisi kimia yang berbeda-beda dari tempat yang satu ke tempat yang lain yang disebabkan faktor pembentukannya. Unsur hara dalam tanah yang tersedia terdapat dalam dua keadaan yaitu dalam bentuk garam-garam yang terlarut menjadi ion dalam larutan tanah atau dalam bentuk unsur terikat pada permukaan koloid kompleks liat dan humus. Ion-ion yang terdapat dalam larutan tanah atau pada permukaan koloid tanah adalah karbon (CO32-, HCO3-); hidrogen (H+, OH-); nitrogen (NH3+, NO3-); fosfor (HPO42-, H2PO4-); kalium (K+); Kalsium (Ca2+); Magnesium (Mg2+); ferum (Fe2+, Fe3+); mangan (Mn2+, Mn3+); dsb (Yulipriyanto, 2010.) Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tumpukan sampah rumah tangga di Komplek Perumnas Simalingkar dan Mandala Kotamadya Medan Universitas Sumatera Utara didapatkan empat spesies atau jenis cacing tanah, yaitu Megascolex sp. dan Perionyx sp (famili Megascolecidae), Drawida sp. (famili Moniligastridae) dan Fridericia sp. (Famili Enchytraeidae) (John dan Jumilawaty, 2000). Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut (Almatsier, 2004). Fosfor mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa (Pudjiadi, 2000). Penetapan kadar fosfor dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain: titrasi asam basa dan spektrofotometri (Vogel, 1989). Penetapan kadar fosfor dapat dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode asam vanamolibdofosfor, metode stanium klorida, dan metode asam askorbat. Dalam penelitian ini digunakan metode asam askorbat karena metode ini lebih sederhana dan lebih sensitif (Lim, 2011). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti kandungan fosfor yang terdapat pada cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. secara spektrofotometri sinar tampak dengan metode asam askorbat dan mengetahui perbedaan kadar antara keduanya. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. mengandung fosfor? Universitas Sumatera Utara 2. Berapakah kadar fosfor dalam spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp.? 3. Apakah ada perbedaan kadar fosfor pada spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. karena adanya perbedaan spesies? 1.3 Hipotesis 1. Adanya kandungan fosfor pada spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. 2. Kadar fosfor dalam spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. berada dalam jumlah tertentu. 3. Terdapat perbedaan kadar fosfor dalam spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. karena adanya perbedaan spesies. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui adanya kandungan fosfor pada spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. 2. Mengetahui kadar fosfor dalam spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. 3. Mengetahui perbedaan kadar fosfor pada spesies cacing tanah Megascolex sp. dan Fridericia sp. karena adanya perbedaan spesies. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat akan manfaat cacing tanah. 2. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan, seperti pembuatan suplemen mineral. Universitas Sumatera Utara