Pengaruh perilaku ibu dan pola keluarga pada kebiasaan mengisap

advertisement
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Disertasi
(Membership)
Pengaruh perilaku ibu dan pola keluarga pada kebiasaan mengisap jari
pada anak, dikaitkan dengan status oklusi geligi sulung:studi
epidemiologis pada anak TK di DKI Jakarta
E. Arlia Budiyanti
Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=91278&lokasi=lokal
-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak
Geligi sulung mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan gigi permanen, karena ciri dan
anomali tertentu pada geligi sulung sexing masih terlihat pada geligi permanen. Di samping itu beberapa
kelainan oklusi atau maloklusi yang dapat terjadi pada periode geligi sulung, bila tidak dicegah dan dirawat
sedini mungkin, dapat menetap pada geligi permanen. Sebenamya, maloklusi pada geligi bukan suatu
penyakit, tetapi bila tidak dirawat dapat menimbulkan gangguan pada fungsi pengunyahan, penelanan,
bicara dan keserasian wajah, yang berakibat pada gangguan fisik maupun mental penderita. Di Indonesia,
prevalensi maloklusi masih tinggi yaitu sekitar 80%, dan merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan
mulut yang cukup besar setelah karies gigi dan penyakit periodontal. Mengingat akan akibat yang
ditimbulkan, maloklusi seharusnya dirawat. Namun apabila maloklusi di masyarakat hams ditangani, maka
Pemerintah harus menyediakan dana yang cukup besar, sedangkan dana Pemerintah saat ini tampaknya
masih dibutuhkan untuk menangani masalah kesehatan lainnya yang lebih mendesak. Karena jumlah dan
keparahan maloklusi bertambah dengan bertambahnya usia, maka malokusi seharusnya dicegah atau
ditangani sedini mungkin. Untuk melakukan upaya pencegahan, perlu diketahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan maloklusi. Salah satu faktor penting yang dapat menimbulkan maloklusi ialah kebiasaan
mengisap jari. Kebiasan mengisap jari, terutama ibu jari, cukup banyak dilakukan oleh anak, dan
prevalensinya berkisar antara 13-45%. Kebiasaan mengisap jari sebenarnya merupakan hal yang normal
bagi bayi atau anak kecil, namun apabila kebiasaan ini dilakukan melebihi usia tiga setengah tahun maka
dapat menimbulkan malokusi. Mencegah atau menghentikan kebiasaan mengisap jari sebelum menimbulkan
kelainan yang menetap, merupakan salah satu upaya dalam mencegah terjadinya maloklusi. Sebagai salah
satu faktor lingkungan, kebiasaan mengisap jari dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku. Maka dalam hal
upaya pencegahan atau penanganan dini kebiasaan mengisap jari pada anak, faktor perilaku khususnya
perilaku ibu terhadap kebiasaan mengisap jari, diduga memegang peranan yang sangat penting, karena
umumnya yang merawat anak khususnya anak balita adalah ibu. Secara psikologis kebiasaan mengisap jari
dapat disebabkan oleh gangguan emosi pada anak, misalnya kesepian, kekecewaan, marah, atau dalam
keadaan stres. Akibat kemajuan di segala bidang, di kota besar seperti Jakarta, dapat dijumpai berbagai
macam pola keluarga, dan hal ini dapat mempengaruhi kualitas hubungan ibu-anak yang selanjutnya dapat
menimbulkan gangguan emosi pada anak. Maka dalam hal pencegahan kebiasaan mengisap jari pada anak,
pola keluarga mungkin juga memegang peranan yang cukup penting.
Bagaimana pengaruh perilaku ibu terhadap kebiasaan mengisap jari dan pola keluarga, terutama di kota
besar seperti Jakarta, pada timbulnya kebiasaan mengisap jari pada anak, dikaitkan dengan status oklusi
geligi, belum diketahui. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan masalah yang periu diteliti, yaitu apakah
ada pengaruh perilaku ibu dan pola keluarga pada kebiasaan mengisap jari pada anak, dikaitkan dengan
status oklusi geligi sulung? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku ibu dan pola
keluarga pada kebiasaan mengisap jari pada anak, dikaitkan dengan status oklusi geligi sulung.
Download