2 Schwidde menemukan CSP sekitar 20,3% dari 1.032 otak yang diawetkan dengan formalin, studi MRI menunjukkan kejadian serupa(Pearce,2008). Suatu studi pendahuluan dilakukan pada populasi orang dewasa di wilayah Sivas. Tujuannya adalah untuk menentukan kejadian CSP, CV dan CVI dan untuk membandingkan hasil dengan data penelitian sebelumnya dan literatur yang relevan. Sebanyak 442 CT-scan potongan axial (302 laki-laki, 140 perempuan), dari arsip Departemen Bedah Saraf di Cumhuriyet Universitas diperiksa untuk mengetahui rongga di garis tengah otak. Di antara 442 CT scan, 69 (15,61%) memiliki rongga di garis tengah otak. Dari 69 kasus, 20 (4,52%) ditemukan CSP, 12 (2,71%) CV, 32 (7,24%) memiliki CVI, 3 (0,68%) memiliki CSP dengan CV dan 2 (0,46%) memiliki CSP dengan cavum velum interpositi. Dalam penelitian prospektif ini, insiden CSP dan CVI lebih rendah tetapi kejadian CV lebih tinggi dari pada studi sebelumnya(Akgün et al,2000). Meskipun kebanyakan CSP dan CV asimptomatik, keberadaannya yang menetap sampai dewasa dalam hubungan dengan sakit kepala,kejang,dimensia,perubahan personaliti,schizophrenia,gangguan stres pasca-trauma dan trauma otak kronik telah dipelajari.Hubungan antara didokumentasikan,dimana trauma insiden cranio tertinggi cerebral ditemukan pada dan petinju CSP telah profesional. Terbentuknya CSP pada petinju karena trauma kepala yang berulang menyebabkan perdarahan diantara septum pellucidum sehingga terbentuk cavitas. Sebuah tinjauan 1.000 CT-scan dari petinju Inggris menunjukkan ditemukannya CSP memiliki prevalensi 5,5%, sedangkan CSP dan CV sekitar 0,5%. Insiden ditemukannya CSP dan CV pada petinju profesional kemungkinan akibat adanya kekuatan akselerasi-deselerasi fisik. Corsellis et al menemukannya pada 12 dari 13 otak petinju profesional(Pearce,2008;Chen dan Chen,2013). 3 Sistem septohippocampal (SHS) memainkan peran penting dalam modulasi kesopanan. Septum pellucidum, yang merupakan bagian dari SHS, adalah pelat tipis dari dua lamina yang membentuk dinding medial ventrikel lateral. Ketika lamina ini gagal untuk menyatu maka akan terbentuk rongga yang dikenal sebagai CSP.Insiden CSP antara populasi yang normal sangat bervariasi, meskipun ada beberapa konsensus bahwa CSP yang sangat kecil adalah umum (insiden 60-80%) dan bagian dari anatomi normal.Jika CSP ukurannya besar dapat dianggap sebagai perkembangan anomali. Prevalensi ditemukannya CSPyang meningkat pada schizophrenia dan pada gangguan stres pascatrauma, telah ditafsirkan sebagai bukti adanya gangguan perkembangan saraf(Cripa et al,2004). Peningkatan prevalensi CSP pada pasien dengan schizophrenia tidak di observasi secara konsisten sejak di diskripsikan pertama kali oleh De Greef et al(1992).Adanya CSP pada pasien dengan schizophreniatelah dicatat,pada pasien wanita(Galarza et al, 2004), pasien pria (Uematsu and Kaiya, 1989), pasien kronik (DeGreef etal, 1992; DeLisi et al, 1993; Kwon et al,1998; Scott et al,1993), pasien episode pertama(DeGreef et al, 1992; Kasai et al, 2004; Kwon et al, 1998; Snyder et al, 1998), childhood onset schizophrenia (Nopoulos et al, 1998),dengan nilai prevalensi antara 15%-58% pada pasien schizophrenia dan 2%-30% pada kontrol,pada penelitian-penelitian tampak adanya perbedaan yang signifikan pada setiap grup.Beberapa penelitian tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara pasien schizophreniadengan kontrol,dimana nilai variabel prevalensinya antara 18%-88%(Fukuzako et al, 1996; Hagino et al, 2001; Jurjus et al, 1993; Kwon et al, 1998; Nopoulos et al, 1997).CSP berhubungan erat dengan perkembangan sistim limbik,dimana berkaitan dengan etiologi dari kelainan yang tampak (Cripa et al,2004;Flashman et al,2007). 4 Shaw dan Alvord (1969) melakukan penelitian kasus rongga kecil pada postmortem,dimana dilakukan teknik potong tipis secara coronal tepat dibagian kanan septum. Pada penelitian ini prevalensi ditemukan rongga kecil pada post mortem sekitar 12%-31%. Pada tahun 1984, Liss melakukan penelitian tentang temuan CSP dengan menggunakan teknik pneumoencephalography, dimana prevalensi ditemukannya CSP sekitar 2%-4%. Bogert (1990) melakukan penelitian tentang temuan CSP menggunakan CT-Scan,dengan ketebalan irisan 8mm-10mm pada potongan axial,didapatkan prevalensi lebih kurang 0,15%-28%. Penggunaan MRI dilakukan pada penelitian Degreef (1992), disini digunakan ketebalan irisan 3,1 mm pada potongan axial. Prevalensi temuan CSP sekitar 5,1%-58,7% (Degreef, 1992). B. Perumusan Masalah irrhBerdasarkan latar belakang yang telah disampaikan tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. CSP dan CV ditemukan hampir 100% pada pemeriksaan janin dan mengalami penutupan secara postero-anterior mulai umur kehamilan 6 minggu.Pada usia 3-6 bulan hampir sebagian besar telah menutup,namun ada sebagian kecil yang masih ditemukan pada usia yang lebih tua. 2. Penelitian pada populasi dewasa di wilayah Sivas menunjukkan menetapnya CSP,CV dan CVI dengan persentasi yang bervariasi. 3. Keberadaan CSP pada usia dewasa kebanyakan asimptomatik.Beberapa penelitian telah membuktikan adanya hubungan dengan sakit kepala,kejang,dimensia,perubahan personaliti,schizophrenia,gangguan stres pasca- 5 trauma dan trauma otak kronik.Dimana penelitian tentang hubungannya dengan schizophrenia paling banyak dilakukan. 4. Beberapa teknik pemeriksaan dapat dilakukan untuk menentukan adanya CSP yang menetap,dimana MRI mempunyai sensitivitas paling tinggi.Terdapat perbedaan sensitivitas yang tidak begitu besar antara CT-Scan dengan MRI. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, memberikan dasar bagipeneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:Apakah ada perbedaan kasusCSP dan CV pada pemeriksaan CT-scan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta ? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaankasusCSP dan CV pada pemeriksaan CT-scan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan : 1. Bermanfaat secara teoritis untuk mengetahui pada kelompok umur berapa ditemukan adanya CSP dan CV paling banyak serta mengetahui perbandingankasusCSP dan CV pada pemeriksaan CT-scan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. 2. Secara medis menunjukkan kelainan klinis yang mendasari ditemukannya CSP dan CV pada masing-masing kelompok umur. 3. Bermanfaat bagi pendidikan, melatih cara berpikir dan melakukan penelitian, serta menambah khasanah ilmu pengetahuan. 6 4. Bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, sebagai dasar teori atau sumber pustaka. F. Keaslian Penelitian Dari penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan, di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito belum ditemukan penelitian yang sama dengan penelitian ini. Beberapa artikel atau jurnal penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan,diantaranya terlihat pada tabel 1 Pebedaan penelitian ini dengan penelitian Khess et al adalah, pada penelitian Khess et al membandingkan antara kontrol sehat dengan pasien ketergantungan alkohol. Dengan penelitian Born et al terletak pada alat yang digunakan yaitu MRI.Perbedaan dengan penelitian Akgün et al pada pembagian kelompok umur. Sedangkan beda dengan penelitian Raj et al, pada penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan cavum sepyum pellucidum dengan kelainan klinis. Beda dengan penelitian Noupoulus et al terletak pada sampel, dimana pada penelitian Noupoulus et al digunakan pasien schizophrenia. 7 Tabel 1. Penelitian yang berhubungan dengan CSP dan CV. Peneliti, Tempat tahun Akgün et Sivas, al,2000 Turki Subyek Topik Hasil 442 hasil CTScan potongan axial (302 pria,140 wanita) Menentukan adanya cavumseptum pellucidum(CSP), CV(CV), cavumvelum interpositi(CVI) dan membandingkan hasil dengan penelitian sebelumnya dan literatur yang terkait Born et Munchen al, 2003 German 151 orang sehat(46 anakanak,72 remaja,33 dewasa tua) Mengevaluasi CSP (CSP) ditemukan 80% pada prevalensi variasi CSP anak-anak,68% pada remaja dan pada kelompok umur 72% pada dewasa tua. yang berbeda menggunakan MRI resolusi tinggi Raj et al, Kelantan 1998 Malaysia 54 pasien dari 1.281 pasien yang dilakukan CTScan kepala Menunjukkan diagnosa klinis dan gambaran radiologi dari pasien dengan CSP pada pemeriksaan CT-Scan Kejang berulang dan keterlambatan perkembangan adalah gejala yang paling sering ditemukan.Defisit neurologis ditemukan pada 75,9%kasus.Anomali cerbral ditemukan pada 76% kasus,yang paling sering atrofi cortical,infark cerebral dan hidrochepalus Noupoulus Iowa, et al,1998 USA Pasien dengan children onset schizophrenia( N=24,umur rata-rata=14,5 tahun) dan relawan sehat (N=95,umur rata-rata=11,7 tahun) Membandingkan pelebaran CSP pada pasien dengan children onset schizophrenia dengan subjek normal CSP signifikan melebar pada group pasien 12,5%(3 dari 24 subjek) dibanding group kontrol 1,1% (1 dari 95 subjek) Khess et Ranchi, al, 2013 India 54 CT-Scan dari pasien pria dengan ketergantunga n alkohol dan 34 CT-Scan pria normal Membandingkan prevalensi abnormal CSP pada pasien pria ketergantungan alkohol dengan pria normal sebagai kontrol Ditemukan peningkatan yang signifikan dari prevalensi abnormal CSP pada pasien dibandingkan kontrol.Dimensi cavumseptum pellucidum juga signifikan melebar pada pasien dibanding kontrol Dari 442 CT scan, 69 (15,61%) memiliki rongga di garis tengah otak. Dari ini 69 kasus, 20 (4,52%) ditemukan CSP, 12 (2,71%) CV, 32 (7,24%) memiliki CVI, 3 (0,68%) memiliki CSP dengan CV dan 2 (0,46%) memiliki CSP dengan CVI.