BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajeman merupakan suatu cara atau alat untuk seseorang manajer dalam mencapai tujuan. Definisi manajemen menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Athoilah (2010) manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan di dukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Terry (2010) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan. a. Pengertian Manajemen Keuangan menurut Martono & Harjito (2005) mengartikan bahwa: Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Pengertian Manajemen Keuangan menurut Prawironegoro (2007) adalah “Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba” Dari pengertian manajemen keuangan menurut beberapa ahli diatas tersebut dapat di simpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan kegiatan atau proses pengumpulan dan pengelolaan dana dan asset bagi perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. b. Tujuan Manajemen Keuangan Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai manajemen adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik http://digilib.mercubuana.ac.id/ perusahaan atau 16 memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (gopublic), indikator nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang diperdagangkandi pasar modal, karena seluruh keputusn keuangan akan terefleksi di dalamnya. Pengambilan keputusan investasi, pendanaan maupun kebijakan dividen yang buruk mengakibatkan para investor bereaksi dan membuat harga pasar saham menjadi turun. Sebaliknya, mereka akan bereaksi dan membuat naik harga saham di pasar modal karenaadanya suatu kebijakan perusahaan yang dianggap baik. Sehingga berdasarkan tujuan ini, maka keputusan yang baik adalah keputusan yang mampu menciptakan kesejahteraan para pemegang saham, disamping mempertimbangkan berbagai masalah keuangan lain yang dihadapi perusahaan (Halim 2007). c. Fungsi Manajemen Keuangan Merurut Halim (2007). Untuk mencapai tujuan manajemen keuangan tersebut, maka fungsi manajemen keuangan pada dasarnya adalah sebagai pengambil beberapa keputusan di bidang keuangan (financial decisions).Tentunya keputusan-keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (value of the firm), keputusan yang relevan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah keputusan berikut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 1) Keputusan Investasi Keputusan investasi akan berusaha menjawab pertanyaan mengenai “Pada aset apa investasi tersebut dilakukan? Apakah pada fixed asset ataukah pada working capital?”, dan “Apakah investasi tersebut layak dibiayai atau tidak dan berapa jumlahnya?”. Keputusan investasi yang dikatakan efektif akan tercermin pada pencapaian tingkat imbalan hasil (rate of return) yang maksimal. Dengan melakukan investasi, berarti perusahaan menggunakan dana dengan harapan mampu menghasilkan arus kas masuk (cash in flow) pada waktu mendatang melebihi nilai investasi awal selama periode tertentu. 2) Keputusan Pembelanjaan Karena penggunaan dana merupakan arus kas keluar (cash out flow), maka keputusan invesasi yang layak dibiayai selanjutnya dicarikan sumber dananya. Keputusan mengenai sumber dana yang akan digunakan (apakah sumber dana internal atau ekternal, jangka pendek atau jangka panjang) disebut keputusan pembelanjaan. Keputusan pembelanjaan yang dikatakan efektif akan tercermin pada biaya dana (cost of fund) yang minimal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 3) Kebijakan Dividen Kebijakan dividen pada prinsipnya menyangkut keputusan mengenai berapa persen dari laba yang diperoleh perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividend an berapa persen yang akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Apakah dividen dibayar sebesar-besarnya atau sekecil-kecilnya? Kebijakan dividen yang dikatakan optimal akan tercermin pada peningkatan harga saham. 2. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan salah satu alternative investasi bagi masyarakat.Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui surat-surat berharga yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu, perusahaan atau sering disebut sebagai emiten dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut. Adanya pasar modal memungkinkan para investor memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik. Penyebaran kepemilikan yang luas akan mendorong perusahaan melakukan transparansi laporan keuangan. Hal ini akan mendorong perusahaan menuju terciptanya good corporate governance. Menurut Rusdin (2006)pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal meneyediakan berbagai alaternatif investasi bagi para investor swlain alternative investasi lainnya seperti : menabung dibank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrument keuangan jangka panjang seperti obligasi,saham dan yang lainnya. Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasar 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu definisi tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku suatu pasar modal. a. Fungsi Pasar Modal Dalam era globalisasi dewasa ini hampir setiap negara menaruh perhatian yang besar terhadap eksistensi pasar modal, terutama mengingat perannya yang strategis bagi pemuatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal keluar negeri sesungguhnya bukan hanya akibat dari merosotnya nilai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 rupiah (Depresiasi) atau tingginya inflasi dan tingkat suku bunga disuatu negara, akan tetapi juga sebagai akibat tidak tersedianya alternative investasi yang menguntungkan di negara bersangkutan dan atau pada saat yang sama investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bursa di negara asalnya. Dalam hal ini Marzuki Usman dkk menguraikan bahwa pada dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara, dikutip oleh Situmorang (2008).Peranan strategis pasar modal tersebut secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut. 1) Sumber penghimpunan dana Pasar modal berfungsi sebagai alternative sumber penghimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media penghimpun dana secara konvensional. 2) Alternative investasi para pemodal Adanya pasar modal memeberikan kesempatan kepada para pemodal tidak hanya menginvestasikan dananya pada perbankan dan atau real asset. Tetapi untuk membentuk portofolio investasi atau mengkombinasikan dana pada berbagai kemungkinan investasi, dengan mengharapkan keuntungan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 lebih dan sanggup menanggung sejumlah resiko yang mungkin terjadi. 3) Biaya penghimpun dana relatif rendah Dalam melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal perusahaan membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam ke bank. 4) Pasar modal mendorong perkembangan investasi Sebagaimana telah diuraikan terdahulu dalam memacu laju pertumbuhan perekonomian, negara memiliki keterbatasan dana investasi guna melaksanakan pembangunan dan diharapkan sebagian terbesar bersumber dari swasta, serta pasar modal adalah salah satu lembaga keuangan yang diharapkan besar peranannya dalam memobilisasi dana investasi tersebut. 3. Pengertian saham Simatupang (2010) Saham adalah surat berharga yang menunjukan adanya kepemilikan seseorang atau bada hukum terhadap perusahaan penerbit saham saham. Berdasarkan undang-undang perseroan terbatas (PT) Terdapat berbagai jenis modal yaitu modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor.Modal dasar merupakan seluruh modal perseroan baik yang sudah atau belum ditempatkan dengan istilah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 “authorized capital”, modal ditempatkan adalah sebagian atau seluruh dari modal dasar yang telah diperuntukkan atau dijatah kepada pemegang saham tertentu. Dengan demikian pada modal ditempatkan tersebut sudah teridentifikasi atas nama siapa saham-saham tersebut. Modal disetor adalah modal yang telah ditempatkan dan diperuntukkan bagi masingmasing pemegang saham dan telah disetor penuh oleh pemegang saham tersebut, sehingga uang penyetoran saham sudah dapat digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya.Tujuan seseorang untuk melakukan investasi terhadap saham perusahaan go-public, pada umumnya, semata-mata hanya mengharapkan keuntungan dari pembagian divoden dan capital gain.Hanya untuk kasus-kasus teretntu saja seseorang investor membeli saham perusahaan go-public untuk tujuan dapat aktif atau menguasai manajemen perusahaan. a. Karakteristik saham Penejelasan karakteristik saham dalam penelitian ini adalah karakteristik saham perusahaan go-public dimana saham perusahaan tersebut ditransaksikan dibursa efek dengan karakteristik sebagai berikut : Simatupang (2010) Setiap saham yang diperdagangkan dipasar modal memiliki tiga jenis nilai yang melekat pada suatu saham gopublic. Nilai dari saham tersebut perlu dipahami investor karena akan sangat membantu para investor dalam mempertimbangkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 melakukan investasi saham di pasar modal. Adapun nilai dari saham tersebut yaitu: 1) Nilai nominal (Nilai Pari) Nilai nominal saham adalah nilai yang tertera didalam saham, yang diperoleh dari hasil pembagian total modal perusahaan terhdap jumlah saham yang beredar. Nilai nominal digunakan lebih kepada kepentingan akuntansi dan hukum.Nilai nominal tidak mengukur nilai rill suatu saham tetapi hanya digunakan untuk menentukan besar modal yang disetor penuh dalam neraca.sehingga besar kecilnya nilai nominal sangat tergantung dari besar modal disetor perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan. 2) Nilai wajar saham Nilai wajar saham berbeda dengan nilai nominal saham.Nilai wajar saham adalah nilai yang diberikan oleh para investor atau analis pasar modal terhadap setiap saham yang diperdagangkan di bursa efek dengan berpedoman kepada masing-masing industry dari setiap perusahaan tersebut dan penggunaan metode perhitungan nilai/harga suatu saham yang berlaku umum seperti misalnya dengan menggunakan metode PER, tingkat pertumbuhan laba perusahaan, (PBV) Price to Book Value dan lain-lain.Oleh karena nilai nominal yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 disebut diatas pada umumnya kurang berfungsi sebagai alat bagi investor untuk melakukan investasi terhadap saham perusahaan karena nilainya tidak riil dan hanya lebih berfungsi untuk kepentingan akuntansi dan hukum sehingga setiap investor selalu mencari terlebih dahulu berapa niali wajar suatu saham baru memutuskan apakah investasi dilakukan atau tidak dilakukan. 3) Nilai pasar Nilai pasar atau harga pasar saham suatu perusahaan gopublic adalah nilai yang diperdagangkan dibursa efek.Nilai pasar berbeda dengan nilai nominal dan nilai wajar.Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan.semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan membaik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar dan sebaliknya jika semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham dan harga saham akan menurun. Dengan denikian karakteristik utama saham sebagai surat berharga yang di transaksikan dipasar modal, selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga saham tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 tergantung pada kekuatran supply dan demand atau penawaran dan permintaan dari suatu saham. b. Klasifikasi Saham Saham dari suatu perseroan terbatas yang sudah go-public dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak faktor antara lain berdasarkan cara peralihan saham, hak tagih/manfaat saham dan hak istimewa saham. Seluruh klasifikasi saham tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain seperti halnya para investor yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam cara mencapai tujuan investasi, toleransi terhadap risiko dan kondisi struktur keuangan pribadi masing-masing investor, Simatupang (2010). Oleh karena itu setiap investor diharapkan mampu memahami secara baik tentang klasifikasi saham yang diperdagangkan di pasar modal karena akan memberikan manfaat bagi para investor untuk mendapat keuntungan yang diharapkan serta menghindarkan kerugian yang besar dari transaksi yang dilakukan. Saham memiliki klasifikasi yaitu antara lain : 1) Berdasarkan Cara Peralihan Saham berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat digolongkan menjadi saham atas nama dan saham atas unjuk dengan uraian sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 a) Saham Atas Nama (Registered Stock) Saham atas nama, dimana nama pemilik tertera diatas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melelui pencatatan dokumen peralihan. b) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Saham atas unjuk adalah saham dimana, nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, sehingga otomatis pemagang saham dianggap sebagai pemilik saham, dengan demikian barang siapa yang dapat menunjukan sertifikat saham itu, maka ia dapat dikatakan sebagai pemilih sah dari saham tersebut, kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihannya. 2) Berdasarkan Hak Tagih/Manfaat Saham Berdasarkan hak tagih atau manfaat saham, maka saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen dengan uraian sebagai berikut : a) Saham biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham yang paling umum diperdagangkan di pasar bursa efek, sedangkan saham preferen walaupun ada diperdagangkan di bursa tetapi nilai perdagangan dan volumenya relative sangat kecil. Mengingat bahwa saham bisa merupakan jenis saham yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 paling umum diperdagangkan di bursa serta untuk memudahkan para investor melakukan pilihan atas sahamsaham yang diperdagangkan di pasar modal, maka bursa efek dan pelaku pasar modal membuat beberapa klasifikasi atas saham biasa yang diperdagangkan di bursa. Dengan kata lain adanya klasifikasi saham biasa tersebut dapat memudahkan para investor melakukan pilihan investasi atas suatu saham yang dapat di sesuaikan dengan kondisi individu masing-masing investor seperti antara lain kondisi keuangan investor, tingkat keuntungan dan toleransi risiko yang dapat diterima para investor. Setiap jenis dari klasifikasi atas saham biasa akan berpengaruh langsung atau tidak langsung kepada tingkat keuntungan dan risiko. b) Saham Preferen (Preferen Stock) Saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya untuk didahulukan dalam hal pembayaran dividen dengan besarannya sudah ditentukan pada saat saham preferen di terbitkan oleh perusahaan. Adapun penentuan besaran dividen yang diterima oleh pemegang saham preferen biasanya ditentukan dari prosentase nilai nominal saham http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 setiap tahun yang di atur didalam anggaran perusahaan. Apabila perusahaan mengalami kerugian pada akhir tahun setelah tutup buku, sehingga tidak dapat membagikan dividen kepada perusahaan pemegang mencatatnya saham sebagai preferen, utang yang maka harus dibayarkan apabila pada tahun berikutnya memperoleh laba.Sehingga saham preferen sering disebut sebagai efek yang memiliki sifat hybrid yaitu walaupun berbentuk saham namun mempunyai penghasilan tetap. 3) Berdasarkan Hak Istimewa Saham Pemegang saham jenis ini, mempunyai hak istimewa (golden share) dibandingkan dengan jenis saham lainnya, khususnya dalam prosespenunjukan direksi perusahaan. Didalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia pada perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) dan jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menerbitkan saham istimewa maka jumlahnya hanya satu saham dalam satu perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 c. Keuntungan Investasi Saham Simatupang (2010).Sebagai produk investasi, saham memberikan manfaat atau keuntungan bagi para pemodal atau investor.Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki sahamm perusahaan gopublic yaitu. 1) Dividen Dividen adalah keuntungan bersih setelah dikurangi pajak yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham.Cukup banyak investor di pasar modal yang melakukan investasi pada saham mengharapkan pembagian dividen dari perusahaan, khususnya bagi para investor jangka panjang.Namun para investor saham perlu mencermati terkait pembagian dividen tersrbut, karena pada dasarnya banyak emiten yang membagikan dividen relative kecil dibandingkan dengan laba yang diperoleh perusahaan. Telah dikemukakan diatas bahwa dalam prakteknya secara umum perusahaan go public hanya sebagian saja membagikan laba perusahaan berupa dividen kepada pemegang saham, bahkan tidak jarang perusahaan go public walaupun memperoleh keuntungan tidak membagikan didviden kepada para pemegang sahamnya, karena dipertimbangkan kebutuhan dana untuk pengembangan usaha, rencana akan melakukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 akuisisi terhadap suatu perusahaan atau memprioritaskan membayar utang perusahaan, sehingga dalam hal ini investor harus dapat mengamati bagaimana strategi perusahaan melakukan kebijakan pembagian dividen, misalnya apakah perusahaan selalu membagikan dividen yang besar atau kecil sebelum melakukan investasi terhadap suatu saham. 2) Capital Gain Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh para investor dipasar modal dari selisih antara harga beli dan harga jual (harga jual > harga beli).Data-data transaksi di Bursa Efek menunjukan bahwa banyak para investor dipasar modal melakukan investasi saham lebih memprioritaskan mendapatkan capital gain daripada dividen.Hal ini dapat terlihat banyaknya investor melakukan investasi bersifat jangka pendek. Para investor dipasar modal yang orientasinya jangka pendek dan sering disebut investor speculator karena cenderung mengandung resiko tinggi dimana investor speculator umumnya akan cepat panik kalau ternyata tiba-tiba saham yang dibelinya tersebut harganya turun dan segera menjual walaupun sebenarnya saham tersebut secara fundamental baik dan dalam jangka panjang akan naik harganya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 d. Risiko Investasi Saham Hampir dipastikan setiap media investasi memiliki tingkat risiko disamping tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Oleh karena itu para investor dipasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan keuntungan, investor juga harus sadar terhadap kemungkinan risiko atau kerugian. Selanjutnya juga perlu dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat hubungan kuat dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat risiko (risk). Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan di ikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula resikonya (high return – high risk and low return – low risk). Dalam rangka memahami risiko investasi terhadap saham, terdapat beberapa teori dan pendapat yang dikemukakan para ahli investasi yaitu antara lain : 1) Risiko Sistematik dan Risiko Non Sistematik Menurut Frank J.Fabozzi dalam bukunya Manajemen Investasi, Buku satu secara umum dikemukakan bahwa terdapat dua jenis risiko investasi pada saham yaitu risiko sistematik dan risiko nonsistematik. Dapat disimpulkan bahwa total risiko investasi pada saham adalah jumlah dari risiko sistemtik dan nonsistematik. Simatupang (2010). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 a) Risiko Sistematik Risiko sistematik mengacu pada risiko pasar sehingga sering disebut juga sebagai risiko pasar.Yaitu ketidakpastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga dan faktor politik.Risiko sistematik ini mempengaruhi perusahaan-perusahaan secara keseluruhan. Risiko sistematik diukur dengan beta.Yaitu ukuran seberapa besar kepekaan suatu saham atau usulan investasi dengan perubahan pada portofolio pasar.Suatu saham X dengan beta negatif berarti arah pergerakan index harga saham X tersebut berlawanan dengan pergerakan IHSG dan sebaliknya. Misalnya saham X memiliki beta 1,5 artinya jika IHSG naik 10% maka index harga saham X naik sebesar 1,5 × 10% = 15% dan selanjutnya apabila saham Y memiliki beta -1,25 artinya jika IHSG naiknya 5% maka saham Y mengalami penurunan 1,25 × 5% = 6,25%. b) Risiko Nonsistematik Risiko nonsistematik adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi tertentu.Setiap dan jenis siklus indutri bisnis memiliki dari industry karakteriskitik tersendiri yang dipengaruhi oleh variable-variabel ekonomis secara spesifik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Kondisi Negara atau pemerintahan yang memburuk inilah yang menjadi risiko bagi investor yang disebut dengan risiko Negara (country risk). Dengan demikian untuk menghindarkan kerugian yang besar bagi para investor, investor juga harus melakukan diversifikasi tidak hanya memperhatikan industry saja tetapi juga portofolio investasi mempertimbangkan investasi pada saham-saham yang berasal dari berbagai negara yang country risknya relative rendah. 2) Risiko Investasi Saham Lainnya Disamping risiko investasi pada saham yang dikemukakan tersebut ndiatas, Tyoptono Darmadji, Hendi M./ Fakhrudin, dalam bukunya Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab juga mengemukakan beberapa risiko investasi saham yaitu. a) Tidak Mendapatkan Dividen Data-data menunjukan tidak selamanya perusahaan didalam menjalankan kegiatnnya, selalu mendapatkan keuntungan.Sebaliknya bisa saja suatu perusahaan justru mengalami kerugian didalam menjalankan usahanya. Pada saat perusahaan tutup buku dan menyampaikan laporan keuangan perusahaan kepada public, dimana laporan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 keuangan tersebut menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian dan kondisi inilah menyebabkan timbul risiko bagi investor karena perusahaan tidak dapat membagikan laba atau dividen kepada para pemegang sahamnya padahal salah satu tujuan investasi pada saham sebagaimana telah dikemukakan, adalah untuk mendapatkan dividen. b) Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari pada harga beli (Capital Loss). Risiko Capital Loss ini dimungkinkan dapat terjadi antara lain misalnya harga saham yang dimiliki investor mengalami penurunan, investor memilih untuk menjual saham agar menghindarkan kerugian yang kecenderungan lebih besar harga-harga (Cut Loss) saham mengingat dibursa sedang mengalami penurunan (Bearish). c) Saham Perusahaan Dilikuidasi (Bangkrut) Kerugian atau risiko yang paling fatal bagi para investor saham, adalah apabila perusahaan dimana saham yang dimiliki investor mengalami kebangkrutan, karena perusahaan yang dinyatakan bangkrut, maka pemegang saham hanya memiliki hak terakhir dalam pembagian asset http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 suatu perusahaan yang dinyatakan bangkrut atau pailit. Sehingga kemungkinan sangat kecil pemegang saham akan mendapatkan pengembalian modal dari suatu perusahaan yang dinyatakan bangkrut. d) Saham Perusahaan Didelisting Risiko lain terhadap investasi saham adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan di bursa efek (di-delist). Risiko atau kerugian bagi investor yang memiliki saham yang di-delist yaitu harga saham umumnya akan turun secara drastis dan saham sulit ditransaksikan (tidak likuid). Sesuai dengan ketentuan pasar modal bahwa suatu saham perusahaan di-delist dapat terjadi karena permintaan perusahaan itu sendiri atau karena kinerja perusahaan yang buruk selama periode tertentu. e) Saham di Suspend Saham disuspend artinya aktivitas perdagangan suatu saham dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa. Kerugian atau risiko atas saham yang disuspend maka investor tidak dapat menjual sahamnya tesebut sampai suspend dicabut. Kondisi ini tentu akan merugikan investor, terlebih jika investor sudah merencanakan menjual saham tersebut untuk kebutuhan likuiditas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Suspend atau pemberhentian transaksi suatu sham pada umumnya terjadi karena adanya lonjakan harga yang naik atau turun secara drastic serta bersifat sementara yaitu satu atau dua sesi nperdagangan, namun untuk kasus-kasus tertentu suspend dapat saja terjadi dalam beberapa hari perdagangan. Selanjutnya suspend akan dicabut oleh otoritas bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula pada umumnya setelah pihak manajemen perusahaan telah memberikan informasin yang jelas terhadap berita atau rumor yang terjadi yang menyebabkan kepanikan bagi masyarakat investor. 4. Laporan Keuangan dalam Menilai Harga Saham Data-data transaksi pergerakan harga saham di bursa efek menunjukan bahwa naik turunnya harga saham dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor fundamental perusahaan, kondisi ekonomi, politik, keamanan dan sentiment serta faktor-faktor lainnya. Nun dari semua faktor tersebut yang paling penting yang harus diperhatikan adalah faktor fundamental perusahaan yang dalam hal ini adalah kesehatan keuangan perusahaan sudah baik maka faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi makro yang tidak stabil, sentiment pasar dan lain-lain faktor yang menyebabkan jatuhnya harga saham yang beredar dibursa efek umumnya hanya bersifat sementara dan seiring berjalannya waktu maka http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 harga-harga saham akan kembali normal bahkan cenderung naik dari harga sebelum terjadi kepanikan. Dengan demikian apabila terjadi dalam periode tertentu suatu kondisi dan pasti terjadi yang menimbulkan kejatuhan harga-harga saham suatu parusahaan yang diperdagangkan di bursa efek yang disebabkan kondisi ekonomi makro dan sentiment pasar pada dasarnya tidak perlu dikuatirkan para investor, tidak perlu panik dengan menjual saham yang dimilikinya, dimana harga saham yang dijual umumnya sudah tidak masuk akal karena sudah sangat murah. Oleh karena itu para investor dipasar modal yang benar harus memiliki keyakinan dan prinsip bahwa sepanjang kinerja perusahaan secara fundamental baik dan sehat maka investasi tetap di pertahankan, kecuali investor bermaksud untuk merealisasikan keuntungan dari investasinya untuk mendapetkan capital gain atau dengan istilah pasar modal melakukan profit taking.Simatupang (2010). a. Neraca Salah satu laporankeuangan perusahaan yang sangat penting adalah neraca.neraca erdiri dari aktiva dam pasiva.Aktiva menggambarkan asset perusahaan yang disusun berdasarkan likuiditasnya yaitu dimulai dari aktiva lancer dan aktiva tetap. Sisi kanan dari neraca atau disebut sisi pasiva terdiri dari dua komponen yaitu pos utang (liability) dan modal (equity).Komponen utang dapat dibedakan menjadi utang jangka pendek atau utang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 lancar dan utang jangka panjang. Total aktiva harus sama dengan total pasiva sebagai syarat penyusunan neraca suatu peusahaan yang benar. Simatupang (2010). b. Laporan Laba/Rugi Perusahaan Simatupang (2010) Laporan laba/rugi perusahaan merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.Secara umum susunan laporan laba/rugi perusahaan terdiri dari empat bagian utama. Bagian pertama menggambarkan berapa besar penghasilan dari usaha pokok yang dilakukan perusahaan berupa penjualan barang atau jasa dikurangi dengan harga pokok dari barang dam jasa tersebut sehingga diperoleh laba kotor perusahaan Bagian kedua menggambarkan berapa besar biaya-biaya operasional seperti biaya penjualan dan biaya umum/administrasi. Selanjutnya bagian ketiga, menggambarkan apa saja hasil-hasil yang diperoleh perusahaan diluar kegiatan pokok perusahaan dan diikuti dengan seluruh biaya yang dikeluarkannya. Bagian keempat menggambarkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak. c. Rasio-rasio Keuangan Setelah memahami pos-pos dalam neraca serta laporan laba rugi, maka dapat dicari rasio-rasio keuangan yang meliputi rasio rentabilitas, solvabilitas, aktivitas dan likuiditas atau dengan kata http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 lain neraca dan laporan laba rugi merupakan alat untuk melakukan analisa rasio keuangan. Dengan mengetahui angka-angka rasio keuangan tersebut semua pihak yang berkepentingan terhadap jalannya perusahaan, khususnya calon-calon investor yang akan menginvestasikan dananya pada saham perusahaan go-publik dapat mengetahui kondisi perusahaan sekarang dan dapat memperkirakan proyeksinya dimasa yang akan datang, tentang seberapa besar perusahaan terseebut dapat memberikan tingkat keuntungan, seberapa besar tingkat risiko yang dihadapi perusahaan, tingkat efisiensi penggunaan asset perusahaan yang tentu keseluruhan data yang diperoleh tersebut harus dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya secara umum atau secara khusus membandingkannya dengan perusahaan pesaing dalam industry yang sama. Simatupang (2010). 1) Ratio Rentabilitas Ratio rentabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apakah suatu perusahaan diproyeksikan akan memberikan tingkat keuntungan yang sangat tinggi, normal atau bahkan perusahaan cenderung akan mengalami kerugian semua dapat dilihat pada hasil dari analisa ratio rentabilitas. Adapun beberapa indicator yang sangat penting dipahami terkait dalam analisa ratio http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 rentabilitas antara laingross profit margin ratio, net profit margin ratio, operating ratio dan net profit margin. a) Gross Profit Margin Ratio (rasio laba kotor atau laba operasi) yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan memanfaatkan sumber daya material dan para pekerja untuk didalam perusahaan untuk mendapatkan tingkat penjualan. Semakin besar ratio gross profit margin ini menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dan sangat baik mendorong pertumbuhan perusahaan. b) Net profit margin ratio (rasio laba bersih setelah pajak) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari total penjualan yang dilakukan perusahaan. c) Ratio Return On Equity (ROE) menggambarkan kemampuan yaitu rasio perusahaan yang untuk menghaslkan laba dari modal sendiri yang dimiliki. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini semakin tinggi harga sahamnya. d) Ratio Return menggambarkan On Asset (ROA) kemampuan yaitu rasio perusahaan menghasilkan laba dari total asset yang dimiliki. http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang untuk 41 2) Ratio Solvabilitas Ratio Solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan asset yang dimilikinya.Mengingat bahwa rasio ini menggambarkan kewajiban kewajiban perusahaan, maka semakin besar rasio solvabilitas suatu perusahaan semakin besar beban perusahaan untuk membayar pokok utang dan biaya bunga yang berarti pula semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan. Adapun beberapa indicator yang umum digunakan terkait dengan perhitungan ratio solvabilitas antara lain, Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Equity Ratio. a) Debt Ratio (Rasio hutang) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menutupi seluruh hutangnya dengan asset yang dimiliki. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin besar risiko dari perusahaan tersebut dalam hubungannya atass kemampuan membayar kewajibannya kepada para kreditor. b) Debt to Equitu Ratio (DER) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menutupi seluruh utangnya dengan modal sendiri. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 3) Ratio Aktivitas Ratio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan aset-aset yang dimiliki perusahaan secara efisien. Adapun yang umumnya digunakan dalam ratio aktivitas ini antara lainratio total aset turnover, receivable turn over, inventory turn over dan working capital turnover. a) Ratio Aset Turnover yaitu rasio yang menggambarkan ukuran kemampuan perusahaan memanfaatkan total aset yang dimiliki perusahaan untuk menaikkan tingkat penjualan. Semakin besar nilai yang diperioleh maka semakin efisien perusahaan tersebut dalam pemanfaatan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. b) Ratio Receivable Turnover adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam kaitannya terhadao tungkat likuiditas piutang agar dapat diuangkan dan digunakan kembali untuk memproduksi barang hingga dapat dijual kembali selama satu tahun. Rasio yang tinggi menunjukan manajemen piutang perusahaan dikelola dengan baik, dan sebaliknya ratio receivable yang rendah atau menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya berarti manajemen piutang perusahaan tidak berjalan dengan baik. Receivable yang rendah kemungkinan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 disebabkan oleh kurang efektifnya bagian penagihan melakukan fungsinya atau pihak distributor yang tidak konsisten melakukan pelunasan pembayaran. c) Ratio Inventori menggambarkan Turnover adalah kemampuan rasio perusahaan yang dalam menggunakan persediaan secara efisien. Rasio yang tinggi menunjukan persediaan cepat terjual dan tidak menganggur terlalu lama digudang. 4) Ratio Likuiditas Ratio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Rasio ini sangat penting bagi perusahaan yang bergerak disbanding keuangan sangat penting bagi perusahaan yang bergerak dibidang keuangan seperti perusahaan perbankan.Bagi perusahaan perbankan sangat diperlukan tingkat ratio likuiditas yang tinggi untuk menghindarkan adanya kemungkinan perusahaan perbankan dinyatakan kalah kliring yaitu suatu hal yang sangat berisiko tinggi bagi suatu bank. Adapun beberapa indicator yang umum yang terkait dengan ratio likuiditas ini antara lain current ratio, cash ratio dan working capital to total assets ratio. Misalnya dengan contoh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 neraca dan laba rugi dibawah ini maka dapat ditentukan berapa besarnya : a) Current Ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya yang bersifat jangka pendek yaitu dengan memperbandingkan aktiva lancar dengan utang jangka panjang atau jangka pendek. b) Cash Ratio yaitu rasio yang sangat konservatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva yang paling aman yaitu dalam bentuk kas dan efek sesuatu yang dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai dalam waktu seketika diperlukan. c) Working Capital to Total Assets Ratio yaitu rasio yang menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja dalam mengoperasikan suatu perusahaan. 5) Rasio Pasar (rasio saham) rasio ini menunjukkan informasi penting dalam bisnis persaham. rasio ini menggambarkan kinerja saham,meliputi: a) Deviden Yield(DY), yaitu untuk mengukur jumlah deviden persaham relative terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase. b) Dividend Per Share (DPS), meripakan total deviden yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividend interim, deviden final maupun deviden saham. c) Earning per Share (EPS), yaitu menggambarkan jumlah laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku yang dihasilkan untuk setiap lembar saham. d) Deviden Payout Ratio (DPR), yaitu perbandingan antara pertumbuhan DPS dengan EPS, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan DPS terhadap EPS. e) Price Earning Ratio (PER), yaitu menunjukkan operesiasi pasar terhadap kemampuan emiten dalam menghasilkan laba, semakin kecil rasio semakin bagus. f) Book Value per Share (BVS) yaitu untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham. BVS adalah nilai buku per saham. 5. Return Saham Tandelilin mengatakan bahwa dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return.Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return yangbelum terjadi tetapi diharapkan di masa mendatang. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expectedreturn) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Zubir (2011) mengatakan return saham terdiri dari capital gain dandividen yield.Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli sahamper lembar dibagi dengan harga beli.Sedangkan, dividend yield merupakan dividend per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar. Capital gain selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagidengan harga beli (Zubir, 2011): = ℎ − ℎ http://digilib.mercubuana.ac.id/ ℎ 47 Dividend Yield merupakan dividend per lembar dibagi dengan harga beli sahamper lembar (Zubir, 2011): Sehingga = return total dapat = ( ℎ dirumuskan sebagai berikut (Zubir,2011): ℎ − )+ Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung dengan menggunakan Capital Gain. a. Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Dalam penelitian ini penulis menggunakan capital gain sebagai perhitungan return saham, sehingga fluktuasi harga saham sangat berpengaruh terhadap return yang di peroleh. Fluktuasi tersebut juga di pengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran.Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan.Sehingga faktor yang mempengaruhi return saham adalah sebagai berikut. Menurut Alwi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu: 1) Faktor Internal a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan. b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. c) Pengumuman badan direksi manajemen (manajement board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi. d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi. e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 f) Pengumuman ketenaga kerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal dan setelah akhir tahun fiscal, seperti Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), dan lain-lain 2) Faktor Eksternal a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. c) Pengumuman industry sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, olume atau harga pembatasan/penundaan trading. http://digilib.mercubuana.ac.id/ saham perdagangan, 50 d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. e) 6. Berbagai isu baik dari dalam maupun luar negeri. Net Profit Margin (NPM) Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari total penjualan yang dilakukan perusahaan (Simatupang, 2010). Perhitungan Net Profit Margin : = ℎ × 100% Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menggambarkantingkat keuntungan (laba) yang diperoleh dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.Tingkat NPM yang tinggi menunjukkan perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan laba bersih dengan prosentase yang tinggi dalam pendapatan operasional sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. a. Pengaruh Net Profit Margin Degan Return Saham Net Profit Margin (NPM) yang tinggi memberikan sinyal akan keberhasilanperusahaan dalam mengemban tugas dari pemiliknya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi investor maupun calon investor untuk melakukan investasi. Investor akan bersedia membeli saham dengan harga lebih tinggi apabila memperkirakan tingkat Net Profit Margin (NPM) perusahaan naik, dan sebaliknya investor tidak bersedia membeli saham dengan harga tinggi apabila nilaiNet Profit Margin (NPM) perusahaan rendah. Net Profit Margin (NPM) perusahaanyang meningkat akan menyebabkan investor memburu suatu saham perusahaan akibatnya return perusahaan tersebut akan meningkat pula. 7. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menutupi seluruh utangnya dengan modal sendiri.(Simatupang, 2010). Perhitungan Debt to Equity Ratio : = DER merupakan rasio × 100% hutang yang digambarkan dengan perbandingan seluruh hutang yang digambarkan dengan perbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek, dengan modal sendiri perusahaan.DER mengukur kemampuan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang. Perusahaan yang memiliki DER rendah akan mempunyai resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage tinggi, beresiko menanggung kerugian besar saat keadaan ekonomi merosot, tetapi mempunyai kesempatan memperoleh laba besar saat ekonomi membaik. a. Pengaruh Debt to Equity Ratio Dengan Return Saham Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur). Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak ekternal, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga semakin menurun. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 8. Price to Book Value (PBV) Pengertian PBV adalah hasl perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku perlembar saham. Sedangkan nilai buku perlembar saham suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri perusahaan dengan semua saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Dengan kata lan PBV menggambarkan seberapa besar pasar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa makin tinggi rasio PBV, makn tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun disisi lain kenaikan atau tngginya rasio PBV dapat juga berarti menngkatnya resiko bagi investor. Secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar dua kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitan dengan tingkat resiko investasi apabla harga saham perusahaan adalah dua kali nilai buku suatu perusahaan. PBV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : = ℎ http://digilib.mercubuana.ac.id/ ℎ 54 9. Beta Saham Pengukuran risiko sistematik untuk suatu saham ditunjukkan dengan koefisien Beta.Beta saham mengukur kepekaan saham terhadap perubahan pasar.Semakin besar Beta suatu saham menunjukkan semakin pekanya tingkat keuntungan suatu saham untuk bereaksi jauh melebihi perubahan tingkat keuntungan indeks pasar.Setiap saham perusahaan memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. a. Pengertian Beta Menurut Hartono (2009), Beta merupakan suatu ukuran volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode waktu tertentu. Beta (β) merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham, atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas merupakan fluktuasi return suatu saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara statistik fluktuasi tersebut mengikuti fluktuasi dari return-return pasar, maka dikatakan beta dari sekuritas tersebut bernilai satu. Dapat disimpulkan bahwa Beta adalah pengukur volatilitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 55 suatu risiko sistematik pada sekuritas.Beta suatu sekuritas atau Beta suatu portofolio merupakan hal yang paling penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut.Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu.Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas. Mengetahui Beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut kedalam portofolio yang akan dibentuk (Hartono, 2009). Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yangmenggunakan data historis data estimasi secara subyektif yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa yang akan datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa Beta historis mampu menyediakan informasi tentang Beta masa depan. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel-variabel fundamental).Beta yang dihitung dengan data pasar disebut dengan Beta pasar.Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan Beta akuntansi, sedangkan Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta fundamental. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 Menurut Husnan (2005) penilaian terhadap Beta (β) sendiri dapat dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu: 1) Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar. 2) Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham agresif. 3) Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham defensif. b. Menaksir Beta Mengetahui Beta suatu sekuritas atau Beta portofolio merupakan suatu hal yang amat penting dalam menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut.Beta suatu sekuritas menunjukkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 57 risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masingmasing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu.Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas. Mengetahui Beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut kedalam portofolio yang akan dibentuk. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasiyang menggunakan data historis.Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta saham yang akan datang. Analisis sekuritas dapat menggunakan data historis dan kemudian menggunakan faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat memengaruhi Beta masa depan. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel fundamental).Beta yang dihitung dengan data pasar disebut Beta pasar, Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan Beta akuntansi dan Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta fundamental (Hartono, 2009). Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai pengembalian atau return.Return terdiri dari dua yaitu return saham dan return pasar. Untuk menghitung risiko http://digilib.mercubuana.ac.id/ 58 sistematik (Beta) saham perlu dihitung terlebih dahulu return saham dan return pasarnya. 1) Return Pasar (Rm) Return pasar (Rm) diketahui dari indeks pasar yang dicerminkanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode t dengan indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan indeks pasar yang merupakan data yang didasarkan pada sejumlah sampel yang menggambarkan pasar secara luas.Pemilihan indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Rumus untuk menghitung return pasar: = ( − Keterangan: Rmt = return pasar periode ke- t IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode ke- t (saat ini) IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode ke- t-1 (sebelumnya) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 59 Sehingga b (beta) dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut : = ( ∑ × −∑ (( ∑ ) − (∑ × ∑ ) ) 10. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian, peneliti juga berpedoman pada penelitian-penelitian yang di lakukan sebelumnya, adapun penelitian sebelumnya yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini dapat dilihat di tabel berikut : 1. Agung Sugiarto (2011) Penelitian yang dilakukan oleh Agung Sugiarto pada tahun 2011 dengan judul “ANALISA PENGARUH BETA, SIZE PERUSAHAAN, DER DAN PBV RATIO TERHADAP RETURN SAHAM”.variabel yang digunakan beta stock, size, DER, PBV. Hasil penelitian menunjukan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Beta Saham berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham di pasar modal, 2) Size (ukuran) perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, 3) DER perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, 4) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 60 PBV memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham, 5) Terdapat perbedaan antara pengaruh Beta, Size, DER dan PBV terhadap Return Saham. 2. Yeye Susilowati &Tri Turyanto Penelitian yang dilakukan olehYeye Susilowati & Tri Turyanto pada tahun 2011 dengn judul“REAKSI SIGNAL RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROFITABILITYANDSOLVABILITY RATIO REACTION SIGNAL TOWARD STOCK RETURN COMPANY”.Variabel yang digunakan Earning Per Share, NetProfit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Debt to Equity Ratio and Stock Return. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham; sedangkan EPS, NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 sampai dengan 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel EPS, NPM, ROA, ROE, dan DER, mempunyai kemampuan prediksi terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 sampai dengan 2008. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 61 3. Suriani Ginting & Erward Penelitian yang dilakukan oleh Suriani Ginting & Erward pada tahun 2013 dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FALTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.Fariabel yang digunakan perubahan laba usaha, Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV) dan Return saham. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa perubahan laba usaha, Net Profit Margin, Price Earning Ratio, dan Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap Return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011. Secara parsial, hanya variabel Price to Book Value yang berpengaruh terhadap Return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011. Semakin tinggi rasio ini semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut sehingga permintaan akan saham perusahaan tersebut akan meningkat dan mendorong harga saham perusahaan tersebut meningkat, akibatnya return yang diperoleh juga meningkat. Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur saja, penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 62 objek penelitian yang lain seperti industri otomotif, perbankan dan lain sebagainya. Nilai koefisien determinasi yang kecil yakni 8,7% menunjukkan bahwa masih ada variabel lain yang dapat mempengaruhi return saham, penelitian selanjutnya sebaiknya menggunkan variabel lain tersebut seperti perubahan laba bersih, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio likuiditas dan tingkat suku bunga. 4. I Wayan Adi Suarjaya & Henny Rahyuda Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Adi Suarjaya & Henny Rahyuda pada tahun 2012 yang berjudul “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI”. Fariabel yang digunakan Return, DER, EPS, NPM, PBV. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: Debt to equity ratio menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap returnsaham perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011.Earning per share menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.Net profit margin menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham perusahaan Makanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 63 dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Price to book value menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Debt to equity ratio, earning per share, net profit margin dan price to book value secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham padaperusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Perubahan debt to equity ratio, earning per share, net profit margin dan price to book value secara simultan menyebabkan perubahan return saham padaperusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008– 2011 dengan asumsi faktor lain konstan. 5. Dwi Budi Prasetyo Supadi & M. Nuryatno Amin Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Budi Prasetyo Supadi & M. Nuryatno Aminpada tahun 2012 dengan judul “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH”. Fariabel yang digunakan Fundamental Factors, Earning per Share, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Systematic Risk, Stocks of Beta and Islamic stocks Return. Hasil penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan hasil penelitian kelima hipotesis yang diajukan seluruhnya ditolak, berikut ini adalah kesimpulannya: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 64 Variabel Earning per Share (EPS) berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap return saham syariah.Variabel Return on Equity (ROE) berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap returnsaham syariah.Variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif, namun tidak signifikan terhadap returnsaham syariah.Variabel Beta saham berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap return saham syariah.Faktor fundamental yang diproksikan dengan: (1) Earning per Share (EPS); (2) Return on Equity (ROE); dan (3) Debt to Equity Ratio (DER) serta risiko sistematis yangdiproksikan dengan beta saham 6. Eddy Sutjipto Penelitian yang dilakukan oleh Eddy Sutjipto pada tahun 2008 dengan judul “PENGARUH BETA, DER DAN EPS TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PROPERTI DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 2004 – 2006”. Fariabel yang digunakan CAPM, return, beta, DER, EAT dan EPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa.variabel beta (risiko pasar) mempeunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return.Untuk variable fundamental yang terdiri dari DER dan EAT berpengaruh positif dan signifikan terhadap return, tapi variable yang mempengaruhi rata-rata return tahunanhanya variable DER dan EPS. Walaupun factor fundamental http://digilib.mercubuana.ac.id/ 65 berpengaruh terhadap return, tapi hasil penelitian variable DER menyimpang dari yang seharusnya yaitu berkorelasi negative. 7. Anistia Nurhakim S, Irni Yunita & Aldilla Iradianty Penelitian yang dilakukan oleh Anistia Nurhakim S, Irni Yunita & Aldilla Iradianty pada tahun 2015 dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS DAN INFLASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2014”. Fariabel yang digunakan adalah ROA, ROE, NPM, GPM, Inflasi dan Return Saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa. ROA dan NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham industri farmasi. ROE, GPM dan Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri farmasi.Secara Simultan Return on Assset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham industri farmasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 66 B. Kerangka Pikir Berdasarkan landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 2.1 berikut ini : Gambar 2.1Kerangka Pikir http://digilib.mercubuana.ac.id/ 67 C. Hipotesis Untuk menguji dampak yang ditimbulkan dari Faktor-faktor yang mempengaruhi Return terhadap Return Saham, maka hipotesis alternatif sebagai berikut : H1 = Diduga Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return saham H2 = DidugaDebt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham H3 = Didugabeta (B) berpengaruh signifikan terhadapreturn saham H4 = DidugaPrice to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap return saham http://digilib.mercubuana.ac.id/