BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1.
Pengertian Manajemen
Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses,
seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat
beberapa
tahapan
untuk
mencapai
tujuan,
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena
manajeman merupakan suatu cara atau alat untuk seseorang manajer
dalam mencapai tujuan.
Definisi manajemen menurut beberapa ahli diantaranya adalah
sebagai berikut :
Menurut Athoilah (2010) manajemen adalah ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif,
dengan di dukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Terry (2010) menjelaskan bahwa manajemen
merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya
yang ada.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
dalam perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
a.
Pengertian Manajemen Keuangan
menurut Martono & Harjito (2005) mengartikan bahwa:
Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan
dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
Pengertian
Manajemen
Keuangan
menurut
Prawironegoro (2007) adalah “Aktivitas pemilik dan manajemen
perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan
menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba”
Dari pengertian manajemen keuangan menurut beberapa ahli
diatas tersebut dapat di simpulkan bahwa manajemen keuangan
merupakan kegiatan atau proses pengumpulan dan pengelolaan dana
dan asset bagi perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
b.
Tujuan Manajemen Keuangan
Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai manajemen adalah
memaksimalkan
kesejahteraan
pemilik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perusahaan
atau
16
memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (gopublic), indikator nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang
diperdagangkandi pasar modal, karena seluruh keputusn keuangan
akan terefleksi di dalamnya. Pengambilan keputusan investasi,
pendanaan maupun kebijakan dividen yang buruk mengakibatkan
para investor bereaksi dan membuat harga pasar saham menjadi
turun. Sebaliknya, mereka akan bereaksi dan membuat naik harga
saham di pasar modal karenaadanya suatu kebijakan perusahaan
yang dianggap baik. Sehingga berdasarkan tujuan ini, maka
keputusan yang baik adalah keputusan yang mampu menciptakan
kesejahteraan para pemegang saham, disamping mempertimbangkan
berbagai masalah keuangan lain yang dihadapi perusahaan (Halim
2007).
c.
Fungsi Manajemen Keuangan
Merurut Halim (2007). Untuk mencapai tujuan manajemen
keuangan tersebut, maka fungsi manajemen keuangan pada dasarnya
adalah sebagai pengambil beberapa keputusan di bidang keuangan
(financial
decisions).Tentunya
keputusan-keputusan
tersebut
merupakan keputusan yang relevan dan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (value of the firm), keputusan yang relevan dan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah keputusan berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
1) Keputusan Investasi
Keputusan investasi akan berusaha menjawab pertanyaan
mengenai “Pada aset apa investasi tersebut dilakukan? Apakah
pada fixed asset ataukah pada working capital?”, dan “Apakah
investasi tersebut layak dibiayai atau tidak dan berapa
jumlahnya?”. Keputusan investasi yang dikatakan efektif akan
tercermin pada pencapaian tingkat imbalan hasil (rate of return)
yang maksimal. Dengan melakukan investasi, berarti perusahaan
menggunakan dana dengan harapan mampu menghasilkan arus
kas masuk (cash in flow) pada waktu mendatang melebihi nilai
investasi awal selama periode tertentu.
2) Keputusan Pembelanjaan
Karena penggunaan dana merupakan arus kas keluar (cash
out flow), maka keputusan invesasi yang layak dibiayai
selanjutnya dicarikan sumber dananya. Keputusan mengenai
sumber dana yang akan digunakan (apakah sumber dana internal
atau ekternal, jangka pendek atau jangka panjang) disebut
keputusan
pembelanjaan.
Keputusan
pembelanjaan
yang
dikatakan efektif akan tercermin pada biaya dana (cost of fund)
yang minimal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
3) Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen pada prinsipnya menyangkut keputusan
mengenai berapa persen dari laba yang diperoleh perusahaan
yang akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
dividend an berapa persen yang akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Apakah
dividen
dibayar
sebesar-besarnya
atau
sekecil-kecilnya?
Kebijakan dividen yang dikatakan optimal akan tercermin pada
peningkatan harga saham.
2.
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan salah satu alternative investasi bagi
masyarakat.Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di
beberapa perusahaan melalui surat-surat berharga yang ditawarkan atau
yang diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu, perusahaan atau
sering disebut sebagai emiten dapat memperoleh dana yang dibutuhkan
dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut. Adanya pasar modal
memungkinkan para investor memiliki perusahaan yang sehat dan
berprospek baik. Penyebaran kepemilikan yang luas akan mendorong
perusahaan melakukan transparansi laporan keuangan. Hal ini akan
mendorong perusahaan menuju terciptanya good corporate governance.
Menurut Rusdin (2006)pasar modal merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal
meneyediakan berbagai alaternatif investasi bagi para investor swlain
alternative investasi lainnya seperti : menabung dibank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan dan sebagainya. Pasar modal bertindak
sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun
institusi pemerintah melalui perdagangan instrument keuangan jangka
panjang seperti obligasi,saham dan yang lainnya.
Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, pada Pasar 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar
modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang Pasar
Modal tidak memberikan suatu definisi tentang pasar modal secara
menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para
pelaku suatu pasar modal.
a.
Fungsi Pasar Modal
Dalam era globalisasi dewasa ini hampir setiap negara
menaruh perhatian yang besar terhadap eksistensi pasar modal,
terutama mengingat perannya yang strategis bagi pemuatan
ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal keluar
negeri sesungguhnya bukan hanya akibat dari merosotnya nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
rupiah (Depresiasi) atau tingginya inflasi dan tingkat suku bunga
disuatu negara, akan tetapi juga sebagai akibat tidak tersedianya
alternative investasi yang menguntungkan di negara bersangkutan
dan atau pada saat yang sama investasi portofolio di bursa negara
lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan bursa di negara asalnya.
Dalam hal ini Marzuki Usman dkk menguraikan bahwa pada
dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi
perekonomian suatu negara, dikutip oleh Situmorang (2008).Peranan
strategis pasar modal tersebut secara garis besar dapat dikemukakan
sebagai berikut.
1) Sumber penghimpunan dana
Pasar
modal
berfungsi sebagai alternative
sumber
penghimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini
dikenal
merupakan
media
penghimpun
dana
secara
konvensional.
2) Alternative investasi para pemodal
Adanya pasar modal memeberikan kesempatan kepada
para pemodal tidak hanya menginvestasikan dananya pada
perbankan dan atau real asset. Tetapi untuk membentuk
portofolio investasi atau mengkombinasikan dana pada berbagai
kemungkinan investasi, dengan mengharapkan keuntungan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
lebih dan sanggup menanggung sejumlah resiko yang mungkin
terjadi.
3) Biaya penghimpun dana relatif rendah
Dalam melakukan penghimpunan dana melalui pasar
modal perusahaan membutuhkan biaya yang relatif kecil jika
diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam ke bank.
4) Pasar modal mendorong perkembangan investasi
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu dalam memacu
laju pertumbuhan perekonomian, negara memiliki keterbatasan
dana
investasi
guna
melaksanakan
pembangunan
dan
diharapkan sebagian terbesar bersumber dari swasta, serta pasar
modal adalah salah satu lembaga keuangan yang diharapkan
besar peranannya dalam memobilisasi dana investasi tersebut.
3.
Pengertian saham
Simatupang (2010) Saham adalah surat berharga yang menunjukan
adanya kepemilikan seseorang atau bada hukum terhadap perusahaan
penerbit saham saham. Berdasarkan undang-undang perseroan terbatas
(PT) Terdapat berbagai jenis modal yaitu modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor.Modal dasar merupakan seluruh modal
perseroan baik yang sudah atau belum ditempatkan dengan istilah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
“authorized capital”, modal ditempatkan adalah sebagian atau seluruh
dari modal dasar yang telah diperuntukkan atau dijatah kepada pemegang
saham tertentu. Dengan demikian pada modal ditempatkan tersebut sudah
teridentifikasi atas nama siapa saham-saham tersebut. Modal disetor
adalah modal yang telah ditempatkan dan diperuntukkan bagi masingmasing pemegang saham dan telah disetor penuh oleh pemegang saham
tersebut, sehingga uang penyetoran saham sudah dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menjalankan usahanya.Tujuan seseorang untuk
melakukan investasi terhadap saham perusahaan go-public, pada
umumnya,
semata-mata
hanya
mengharapkan
keuntungan
dari
pembagian divoden dan capital gain.Hanya untuk kasus-kasus teretntu
saja seseorang investor membeli saham perusahaan go-public untuk
tujuan dapat aktif atau menguasai manajemen perusahaan.
a.
Karakteristik saham
Penejelasan karakteristik saham dalam penelitian ini adalah
karakteristik saham perusahaan go-public dimana saham perusahaan
tersebut ditransaksikan dibursa efek dengan karakteristik sebagai
berikut :
Simatupang (2010) Setiap saham yang diperdagangkan dipasar
modal memiliki tiga jenis nilai yang melekat pada suatu saham gopublic. Nilai dari saham tersebut perlu dipahami investor karena
akan sangat membantu para investor dalam mempertimbangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
melakukan investasi saham di pasar modal. Adapun nilai dari saham
tersebut yaitu:
1) Nilai nominal (Nilai Pari)
Nilai nominal saham adalah nilai yang tertera didalam
saham, yang diperoleh dari hasil pembagian total modal
perusahaan terhdap jumlah saham yang beredar. Nilai nominal
digunakan lebih kepada kepentingan akuntansi dan hukum.Nilai
nominal tidak mengukur nilai rill suatu saham tetapi hanya
digunakan untuk menentukan besar modal yang disetor penuh
dalam neraca.sehingga besar kecilnya nilai nominal sangat
tergantung dari besar modal disetor perusahaan dan jumlah
saham yang diterbitkan.
2) Nilai wajar saham
Nilai wajar saham berbeda dengan nilai nominal
saham.Nilai wajar saham adalah nilai yang diberikan oleh para
investor atau analis pasar modal terhadap setiap saham yang
diperdagangkan di bursa efek dengan berpedoman kepada
masing-masing industry dari setiap perusahaan tersebut dan
penggunaan metode perhitungan nilai/harga suatu saham yang
berlaku umum seperti misalnya dengan menggunakan metode
PER, tingkat pertumbuhan laba perusahaan, (PBV) Price to
Book Value dan lain-lain.Oleh karena nilai nominal yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
disebut diatas pada umumnya kurang berfungsi sebagai alat bagi
investor untuk melakukan investasi terhadap saham perusahaan
karena nilainya tidak riil dan hanya lebih berfungsi untuk
kepentingan akuntansi dan hukum sehingga setiap investor
selalu mencari terlebih dahulu berapa niali wajar suatu saham
baru memutuskan apakah investasi dilakukan atau tidak
dilakukan.
3) Nilai pasar
Nilai pasar atau harga pasar saham suatu perusahaan gopublic adalah nilai yang diperdagangkan dibursa efek.Nilai
pasar berbeda dengan nilai nominal dan nilai wajar.Nilai pasar
terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek
perusahaan.semakin banyak para investor yang memperkirakan
kinerja perusahaan akan membaik dimasa yang akan datang,
maka semakin banyak para investor melakukan pembelian dan
semakin tinggi harga pasar dan sebaliknya jika semakin banyak
investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka
akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham
dan harga saham akan menurun. Dengan denikian karakteristik
utama saham sebagai surat berharga yang di transaksikan
dipasar modal, selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari
satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga saham tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
tergantung pada kekuatran supply dan demand atau penawaran
dan permintaan dari suatu saham.
b.
Klasifikasi Saham
Saham dari suatu perseroan terbatas yang sudah go-public
dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak faktor antara lain
berdasarkan cara peralihan saham, hak tagih/manfaat saham dan hak
istimewa saham. Seluruh klasifikasi saham tersebut masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain seperti halnya
para investor yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam
cara mencapai tujuan investasi, toleransi terhadap risiko dan kondisi
struktur keuangan pribadi masing-masing investor, Simatupang
(2010).
Oleh karena itu setiap investor diharapkan mampu memahami
secara baik tentang klasifikasi saham yang diperdagangkan di pasar
modal karena akan memberikan manfaat bagi para investor untuk
mendapat keuntungan yang diharapkan serta menghindarkan
kerugian yang besar dari transaksi yang dilakukan. Saham memiliki
klasifikasi yaitu antara lain :
1) Berdasarkan Cara Peralihan Saham
berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat
digolongkan menjadi saham atas nama dan saham atas unjuk
dengan uraian sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
a)
Saham Atas Nama (Registered Stock)
Saham atas nama, dimana nama pemilik tertera diatas
saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melelui
pencatatan dokumen peralihan.
b) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Saham atas unjuk adalah saham dimana, nama
pemilik saham tidak tertera di atas saham, sehingga
otomatis pemagang saham dianggap sebagai pemilik saham,
dengan demikian barang siapa yang dapat menunjukan
sertifikat saham itu, maka ia dapat dikatakan sebagai
pemilih sah dari saham tersebut, kecuali dapat dibuktikan
telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihannya.
2) Berdasarkan Hak Tagih/Manfaat Saham
Berdasarkan hak tagih atau manfaat saham, maka saham
dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen
dengan uraian sebagai berikut :
a)
Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang paling umum
diperdagangkan di pasar bursa efek, sedangkan saham
preferen walaupun ada diperdagangkan di bursa tetapi nilai
perdagangan
dan
volumenya
relative
sangat
kecil.
Mengingat bahwa saham bisa merupakan jenis saham yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
paling umum diperdagangkan di bursa serta untuk
memudahkan para investor melakukan pilihan atas sahamsaham yang diperdagangkan di pasar modal, maka bursa
efek dan pelaku pasar modal membuat beberapa klasifikasi
atas saham biasa yang diperdagangkan di bursa.
Dengan kata lain adanya klasifikasi saham biasa
tersebut dapat memudahkan para investor melakukan
pilihan investasi atas suatu saham yang dapat di sesuaikan
dengan kondisi individu masing-masing investor seperti
antara lain kondisi keuangan investor, tingkat keuntungan
dan toleransi risiko yang dapat diterima para investor.
Setiap jenis dari klasifikasi atas saham biasa akan
berpengaruh langsung atau tidak langsung kepada tingkat
keuntungan dan risiko.
b) Saham Preferen (Preferen Stock)
Saham preferen adalah saham yang memberikan
prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya untuk
didahulukan dalam hal pembayaran dividen dengan
besarannya sudah ditentukan pada saat saham preferen di
terbitkan oleh perusahaan. Adapun penentuan besaran
dividen yang diterima oleh pemegang saham preferen
biasanya ditentukan dari prosentase nilai nominal saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
setiap tahun yang di atur didalam anggaran perusahaan.
Apabila perusahaan mengalami kerugian pada akhir tahun
setelah tutup buku, sehingga tidak dapat membagikan
dividen
kepada
perusahaan
pemegang
mencatatnya
saham
sebagai
preferen,
utang
yang
maka
harus
dibayarkan apabila pada tahun berikutnya memperoleh
laba.Sehingga saham preferen sering disebut sebagai efek
yang memiliki sifat hybrid yaitu walaupun berbentuk saham
namun mempunyai penghasilan tetap.
3) Berdasarkan Hak Istimewa Saham
Pemegang saham jenis ini, mempunyai hak istimewa
(golden share) dibandingkan dengan jenis saham lainnya,
khususnya
dalam
prosespenunjukan
direksi
perusahaan.
Didalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal
dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh
pemerintah Indonesia pada perusahaan-perusahaan milik negara
(BUMN) dan jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
menerbitkan saham istimewa maka jumlahnya hanya satu saham
dalam satu perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
c.
Keuntungan Investasi Saham
Simatupang
(2010).Sebagai
produk
investasi,
saham
memberikan manfaat atau keuntungan bagi para pemodal atau
investor.Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh
pemodal dengan membeli atau memiliki sahamm perusahaan gopublic yaitu.
1) Dividen
Dividen adalah keuntungan bersih setelah dikurangi pajak
yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para
pemegang saham.Cukup banyak investor di pasar modal yang
melakukan investasi pada saham mengharapkan pembagian
dividen dari perusahaan, khususnya bagi para investor jangka
panjang.Namun para investor saham perlu mencermati terkait
pembagian dividen tersrbut, karena pada dasarnya banyak
emiten yang membagikan dividen relative kecil dibandingkan
dengan laba yang diperoleh perusahaan.
Telah dikemukakan diatas bahwa dalam prakteknya secara
umum perusahaan go public hanya sebagian saja membagikan
laba perusahaan berupa dividen kepada pemegang saham,
bahkan
tidak
jarang
perusahaan
go
public
walaupun
memperoleh keuntungan tidak membagikan didviden kepada
para pemegang sahamnya, karena dipertimbangkan kebutuhan
dana untuk pengembangan usaha, rencana akan melakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
akuisisi terhadap suatu perusahaan atau memprioritaskan
membayar utang perusahaan, sehingga dalam hal ini investor
harus
dapat
mengamati
bagaimana
strategi
perusahaan
melakukan kebijakan pembagian dividen, misalnya apakah
perusahaan selalu membagikan dividen yang besar atau kecil
sebelum melakukan investasi terhadap suatu saham.
2) Capital Gain
Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh para
investor dipasar modal dari selisih antara harga beli dan harga
jual (harga jual > harga beli).Data-data transaksi di Bursa Efek
menunjukan bahwa banyak para investor dipasar modal
melakukan investasi saham lebih memprioritaskan mendapatkan
capital gain daripada dividen.Hal ini dapat terlihat banyaknya
investor melakukan investasi bersifat jangka pendek.
Para investor dipasar modal yang orientasinya jangka
pendek dan sering disebut investor speculator karena cenderung
mengandung resiko tinggi dimana investor speculator umumnya
akan cepat panik kalau ternyata tiba-tiba saham yang dibelinya
tersebut
harganya turun dan segera menjual walaupun
sebenarnya saham tersebut secara fundamental baik dan dalam
jangka panjang akan naik harganya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
d.
Risiko Investasi Saham
Hampir dipastikan setiap media investasi memiliki tingkat
risiko disamping tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor.
Oleh karena itu para investor dipasar modal harus dapat menyadari
sungguh-sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang
dilakukan disamping mengharapkan keuntungan, investor juga harus
sadar terhadap kemungkinan risiko atau kerugian. Selanjutnya juga
perlu dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat hubungan kuat
dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan
dengan tingkat risiko (risk). Semakin tinggi potensi keuntungan juga
akan di ikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan sebaliknya
semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula
resikonya (high return – high risk and low return – low risk). Dalam
rangka memahami risiko investasi terhadap saham, terdapat
beberapa teori dan pendapat yang dikemukakan para ahli investasi
yaitu antara lain :
1) Risiko Sistematik dan Risiko Non Sistematik
Menurut Frank J.Fabozzi dalam bukunya Manajemen
Investasi, Buku satu secara umum dikemukakan bahwa terdapat
dua jenis risiko investasi pada saham yaitu risiko sistematik dan
risiko nonsistematik. Dapat disimpulkan bahwa total risiko
investasi pada saham adalah jumlah dari risiko sistemtik dan
nonsistematik. Simatupang (2010).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
a) Risiko Sistematik
Risiko sistematik mengacu pada risiko pasar sehingga
sering disebut juga sebagai risiko pasar.Yaitu ketidakpastian
hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor
inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku
bunga
dan
faktor
politik.Risiko
sistematik
ini
mempengaruhi perusahaan-perusahaan secara keseluruhan.
Risiko sistematik diukur dengan beta.Yaitu ukuran
seberapa besar kepekaan suatu saham atau usulan investasi
dengan perubahan pada portofolio pasar.Suatu saham X
dengan beta negatif berarti arah pergerakan index harga
saham X tersebut berlawanan dengan pergerakan IHSG dan
sebaliknya. Misalnya saham X memiliki beta 1,5 artinya
jika IHSG naik 10% maka index harga saham X naik
sebesar 1,5 × 10% = 15% dan selanjutnya apabila saham Y
memiliki beta -1,25 artinya jika IHSG naiknya 5% maka
saham Y mengalami penurunan 1,25 × 5% = 6,25%.
b) Risiko Nonsistematik
Risiko nonsistematik adalah risiko yang terkait
dengan
fluktuasi
tertentu.Setiap
dan
jenis
siklus
indutri
bisnis
memiliki
dari
industry
karakteriskitik
tersendiri yang dipengaruhi oleh variable-variabel ekonomis
secara spesifik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Kondisi Negara atau pemerintahan yang memburuk
inilah yang menjadi risiko bagi investor yang disebut
dengan risiko Negara (country risk). Dengan demikian
untuk menghindarkan kerugian yang besar bagi para
investor, investor juga harus melakukan diversifikasi tidak
hanya memperhatikan industry saja tetapi juga portofolio
investasi mempertimbangkan investasi pada saham-saham
yang berasal dari berbagai negara yang country risknya
relative rendah.
2) Risiko Investasi Saham Lainnya
Disamping risiko investasi pada saham yang dikemukakan
tersebut ndiatas, Tyoptono Darmadji, Hendi M./ Fakhrudin,
dalam bukunya Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab juga mengemukakan beberapa risiko investasi saham
yaitu.
a)
Tidak Mendapatkan Dividen
Data-data menunjukan tidak selamanya perusahaan
didalam menjalankan kegiatnnya, selalu mendapatkan
keuntungan.Sebaliknya bisa saja suatu perusahaan justru
mengalami kerugian didalam menjalankan usahanya. Pada
saat perusahaan tutup buku dan menyampaikan laporan
keuangan perusahaan kepada public, dimana laporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
keuangan
tersebut
menunjukan
bahwa
perusahaan
mengalami kerugian dan kondisi inilah menyebabkan
timbul risiko bagi investor karena perusahaan tidak dapat
membagikan laba atau dividen kepada para pemegang
sahamnya padahal salah satu tujuan investasi pada saham
sebagaimana
telah
dikemukakan,
adalah
untuk
mendapatkan dividen.
b) Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, ada kalanya
pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih
rendah dari pada harga beli (Capital Loss). Risiko Capital
Loss ini dimungkinkan dapat terjadi antara lain misalnya
harga saham yang dimiliki investor mengalami penurunan,
investor memilih untuk menjual saham agar menghindarkan
kerugian
yang
kecenderungan
lebih
besar
harga-harga
(Cut
Loss)
saham
mengingat
dibursa
sedang
mengalami penurunan (Bearish).
c) Saham Perusahaan Dilikuidasi (Bangkrut)
Kerugian atau risiko yang paling fatal bagi para
investor saham, adalah apabila perusahaan dimana saham
yang dimiliki investor mengalami kebangkrutan, karena
perusahaan yang dinyatakan bangkrut, maka pemegang
saham hanya memiliki hak terakhir dalam pembagian asset
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
suatu perusahaan yang dinyatakan bangkrut atau pailit.
Sehingga kemungkinan sangat kecil pemegang saham akan
mendapatkan pengembalian modal dari suatu perusahaan
yang dinyatakan bangkrut.
d) Saham Perusahaan Didelisting
Risiko lain terhadap investasi saham adalah jika
saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan di bursa efek
(di-delist). Risiko atau kerugian bagi investor yang
memiliki saham yang di-delist yaitu harga saham umumnya
akan turun secara drastis dan saham sulit ditransaksikan
(tidak likuid). Sesuai dengan ketentuan pasar modal bahwa
suatu saham perusahaan di-delist dapat terjadi karena
permintaan perusahaan itu sendiri atau karena kinerja
perusahaan yang buruk selama periode tertentu.
e) Saham di Suspend
Saham disuspend artinya aktivitas perdagangan suatu
saham dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa.
Kerugian atau risiko atas saham yang disuspend maka
investor tidak dapat menjual sahamnya tesebut sampai
suspend dicabut. Kondisi ini tentu akan merugikan investor,
terlebih jika investor sudah merencanakan menjual saham
tersebut untuk kebutuhan likuiditas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Suspend atau pemberhentian transaksi suatu sham
pada umumnya terjadi karena adanya lonjakan harga yang
naik atau turun secara drastic serta bersifat sementara yaitu
satu atau dua sesi nperdagangan, namun untuk kasus-kasus
tertentu suspend dapat saja terjadi dalam beberapa hari
perdagangan. Selanjutnya suspend akan dicabut oleh
otoritas bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali
seperti semula pada umumnya setelah pihak manajemen
perusahaan telah memberikan informasin yang jelas
terhadap berita atau rumor yang terjadi yang menyebabkan
kepanikan bagi masyarakat investor.
4.
Laporan Keuangan dalam Menilai Harga Saham
Data-data transaksi pergerakan harga saham di bursa efek
menunjukan bahwa naik turunnya harga saham dipengaruhi banyak
faktor antara lain faktor fundamental perusahaan, kondisi ekonomi,
politik, keamanan dan sentiment serta faktor-faktor lainnya. Nun dari
semua faktor tersebut yang paling penting yang harus diperhatikan adalah
faktor fundamental perusahaan yang dalam hal ini adalah kesehatan
keuangan perusahaan sudah baik maka faktor-faktor lain seperti kondisi
ekonomi makro yang tidak stabil, sentiment pasar dan lain-lain faktor
yang menyebabkan jatuhnya harga saham yang beredar dibursa efek
umumnya hanya bersifat sementara dan seiring berjalannya waktu maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
harga-harga saham akan kembali normal bahkan cenderung naik dari
harga sebelum terjadi kepanikan.
Dengan demikian apabila terjadi dalam periode tertentu suatu
kondisi dan pasti terjadi yang menimbulkan kejatuhan harga-harga saham
suatu parusahaan yang diperdagangkan di bursa efek yang disebabkan
kondisi ekonomi makro dan sentiment pasar pada dasarnya tidak perlu
dikuatirkan para investor, tidak perlu panik dengan menjual saham yang
dimilikinya, dimana harga saham yang dijual umumnya sudah tidak
masuk akal karena sudah sangat murah. Oleh karena itu para investor
dipasar modal yang benar harus memiliki keyakinan dan prinsip bahwa
sepanjang kinerja perusahaan secara fundamental baik dan sehat maka
investasi tetap di pertahankan, kecuali investor bermaksud untuk
merealisasikan keuntungan dari investasinya untuk mendapetkan capital
gain atau dengan istilah pasar modal melakukan profit taking.Simatupang
(2010).
a.
Neraca
Salah satu laporankeuangan perusahaan yang sangat penting
adalah
neraca.neraca
erdiri
dari
aktiva
dam
pasiva.Aktiva
menggambarkan asset perusahaan yang disusun berdasarkan
likuiditasnya yaitu dimulai dari aktiva lancer dan aktiva tetap.
Sisi kanan dari neraca atau disebut sisi pasiva terdiri dari dua
komponen yaitu pos utang (liability) dan modal (equity).Komponen
utang dapat dibedakan menjadi utang jangka pendek atau utang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
lancar dan utang jangka panjang. Total aktiva harus sama dengan
total pasiva sebagai syarat penyusunan neraca suatu peusahaan yang
benar. Simatupang (2010).
b.
Laporan Laba/Rugi Perusahaan
Simatupang (2010) Laporan laba/rugi perusahaan merupakan
suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi
yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.Secara umum
susunan laporan laba/rugi perusahaan terdiri dari empat bagian
utama. Bagian pertama menggambarkan berapa besar penghasilan
dari usaha pokok yang dilakukan perusahaan berupa penjualan
barang atau jasa dikurangi dengan harga pokok dari barang dam jasa
tersebut sehingga diperoleh laba kotor perusahaan
Bagian kedua menggambarkan berapa besar biaya-biaya
operasional seperti biaya penjualan dan biaya umum/administrasi.
Selanjutnya bagian ketiga, menggambarkan apa saja hasil-hasil yang
diperoleh perusahaan diluar kegiatan pokok perusahaan dan diikuti
dengan seluruh biaya yang dikeluarkannya. Bagian keempat
menggambarkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya
diperoleh laba bersih sebelum pajak.
c.
Rasio-rasio Keuangan
Setelah memahami pos-pos dalam neraca serta laporan laba
rugi, maka dapat dicari rasio-rasio keuangan yang meliputi rasio
rentabilitas, solvabilitas, aktivitas dan likuiditas atau dengan kata
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
lain neraca dan laporan laba rugi merupakan alat untuk melakukan
analisa rasio keuangan.
Dengan mengetahui angka-angka rasio keuangan tersebut
semua pihak yang berkepentingan terhadap jalannya perusahaan,
khususnya calon-calon investor yang akan menginvestasikan
dananya pada saham perusahaan go-publik dapat mengetahui kondisi
perusahaan sekarang dan dapat memperkirakan proyeksinya dimasa
yang akan datang, tentang seberapa besar perusahaan terseebut dapat
memberikan tingkat keuntungan, seberapa besar tingkat risiko yang
dihadapi perusahaan, tingkat efisiensi penggunaan asset perusahaan
yang tentu keseluruhan data yang diperoleh tersebut harus
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya secara umum
atau secara khusus membandingkannya dengan perusahaan pesaing
dalam industry yang sama. Simatupang (2010).
1) Ratio Rentabilitas
Ratio rentabilitas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apakah
suatu perusahaan diproyeksikan akan memberikan tingkat
keuntungan yang sangat tinggi, normal atau bahkan perusahaan
cenderung akan mengalami kerugian semua dapat dilihat pada
hasil dari analisa ratio rentabilitas. Adapun beberapa indicator
yang sangat penting dipahami terkait dalam analisa ratio
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
rentabilitas antara laingross profit margin ratio, net profit
margin ratio, operating ratio dan net profit margin.
a) Gross Profit Margin Ratio (rasio laba kotor atau laba
operasi) yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar
kemampuan
perusahaan
memanfaatkan
sumber
daya
material dan para pekerja untuk didalam perusahaan untuk
mendapatkan tingkat penjualan. Semakin besar ratio gross
profit margin ini menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan
dan sangat baik mendorong pertumbuhan perusahaan.
b) Net profit margin ratio (rasio laba bersih setelah pajak)
yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba bersih dari total penjualan yang dilakukan
perusahaan.
c) Ratio Return On Equity (ROE)
menggambarkan
kemampuan
yaitu rasio
perusahaan
yang
untuk
menghaslkan laba dari modal sendiri yang dimiliki. Pada
umumnya semakin tinggi rasio ini semakin tinggi harga
sahamnya.
d) Ratio
Return
menggambarkan
On
Asset
(ROA)
kemampuan
yaitu
rasio
perusahaan
menghasilkan laba dari total asset yang dimiliki.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
untuk
41
2) Ratio Solvabilitas
Ratio Solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban
dengan asset yang dimilikinya.Mengingat bahwa rasio ini
menggambarkan
kewajiban
kewajiban
perusahaan,
maka
semakin besar rasio solvabilitas suatu perusahaan semakin besar
beban perusahaan untuk membayar pokok utang dan biaya
bunga yang berarti pula semakin besar risiko yang dihadapi
perusahaan. Adapun beberapa indicator yang umum digunakan
terkait dengan perhitungan ratio solvabilitas antara lain, Debt
Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Equity
Ratio.
a)
Debt Ratio (Rasio hutang) yaitu rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan menutupi seluruh hutangnya
dengan asset yang dimiliki. Semakin tinggi nilai rasio ini
maka semakin besar risiko dari perusahaan tersebut dalam
hubungannya atass kemampuan membayar kewajibannya
kepada para kreditor.
b)
Debt
to
Equitu
Ratio
(DER)
yaitu
rasio
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menutupi seluruh
utangnya dengan modal sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
3) Ratio Aktivitas
Ratio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dengan menggunakan aset-aset yang
dimiliki perusahaan secara efisien. Adapun yang umumnya
digunakan dalam ratio aktivitas ini antara lainratio total aset
turnover, receivable turn over, inventory turn over dan working
capital turnover.
a)
Ratio Aset Turnover yaitu rasio yang menggambarkan
ukuran kemampuan perusahaan memanfaatkan total aset
yang
dimiliki
perusahaan
untuk
menaikkan
tingkat
penjualan. Semakin besar nilai yang diperioleh maka
semakin efisien perusahaan tersebut dalam pemanfaatan
total asetnya untuk menghasilkan penjualan.
b)
Ratio
Receivable
Turnover
adalah
rasio
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam kaitannya
terhadao tungkat likuiditas piutang agar dapat diuangkan
dan digunakan kembali untuk memproduksi barang hingga
dapat dijual kembali selama satu tahun. Rasio yang tinggi
menunjukan manajemen piutang perusahaan dikelola
dengan baik, dan sebaliknya ratio receivable yang rendah
atau menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya
berarti manajemen piutang perusahaan tidak berjalan
dengan baik. Receivable yang rendah kemungkinan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
disebabkan oleh kurang efektifnya bagian penagihan
melakukan fungsinya atau pihak distributor yang tidak
konsisten melakukan pelunasan pembayaran.
c)
Ratio
Inventori
menggambarkan
Turnover
adalah
kemampuan
rasio
perusahaan
yang
dalam
menggunakan persediaan secara efisien. Rasio yang tinggi
menunjukan persediaan cepat terjual dan tidak menganggur
terlalu lama digudang.
4) Ratio Likuiditas
Ratio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.Rasio ini sangat penting bagi perusahaan yang
bergerak disbanding keuangan sangat penting bagi perusahaan
yang
bergerak
dibidang
keuangan
seperti
perusahaan
perbankan.Bagi perusahaan perbankan sangat diperlukan tingkat
ratio likuiditas yang tinggi untuk menghindarkan adanya
kemungkinan perusahaan perbankan dinyatakan kalah kliring
yaitu suatu hal yang sangat berisiko tinggi bagi suatu bank.
Adapun beberapa indicator yang umum yang terkait
dengan ratio likuiditas ini antara lain current ratio, cash ratio dan
working capital to total assets ratio. Misalnya dengan contoh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
neraca dan laba rugi dibawah ini maka dapat ditentukan berapa
besarnya :
a)
Current
Ratio
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan memenuhi kewajibannya yang bersifat jangka
pendek yaitu dengan memperbandingkan aktiva lancar
dengan utang jangka panjang atau jangka pendek.
b)
Cash Ratio yaitu rasio yang sangat konservatif yang
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi hutang
lancarnya dengan menggunakan aktiva yang paling aman
yaitu dalam bentuk kas dan efek sesuatu yang dapat
dicairkan dalam bentuk uang tunai dalam waktu seketika
diperlukan.
c)
Working Capital to Total Assets Ratio yaitu rasio yang
menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja
dalam mengoperasikan suatu perusahaan.
5) Rasio Pasar (rasio saham)
rasio ini menunjukkan informasi penting dalam bisnis persaham.
rasio ini menggambarkan kinerja saham,meliputi:
a)
Deviden Yield(DY), yaitu untuk mengukur jumlah deviden
persaham relative terhadap harga pasar yang dinyatakan
dalam bentuk persentase.
b) Dividend Per Share (DPS), meripakan total deviden yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividend
interim, deviden final maupun deviden saham.
c)
Earning per Share (EPS), yaitu menggambarkan jumlah
laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku yang
dihasilkan untuk setiap lembar saham.
d) Deviden Payout Ratio (DPR), yaitu perbandingan antara
pertumbuhan DPS dengan EPS, jadi perspektif yang dilihat
adalah pertumbuhan DPS terhadap EPS.
e)
Price Earning Ratio (PER), yaitu menunjukkan operesiasi
pasar terhadap kemampuan emiten dalam menghasilkan
laba, semakin kecil rasio semakin bagus.
f)
Book Value per Share (BVS) yaitu untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham. BVS adalah nilai
buku per saham.
5.
Return Saham
Tandelilin mengatakan bahwa dalam konteks manajemen investasi
tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return.Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi
dibandingkan harga beli investasi tersebut.
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
yangbelum terjadi tetapi diharapkan di masa mendatang. Di sisi lain,
return pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan
nilai dari sebuah saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return
ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang
telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga
berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expectedreturn) yang
merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang.
Zubir (2011) mengatakan return saham terdiri dari capital gain
dandividen yield.Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga
beli sahamper lembar dibagi dengan harga beli.Sedangkan, dividend
yield merupakan dividend per lembar dibagi dengan harga beli saham per
lembar.
Capital gain selisih antara harga jual dan harga beli saham per
lembar dibagidengan harga beli (Zubir, 2011):
=
ℎ
−
ℎ
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ℎ
47
Dividend Yield merupakan dividend per lembar dibagi dengan
harga beli sahamper lembar (Zubir, 2011):
Sehingga
=
return
total
dapat
=
(
ℎ
dirumuskan
sebagai
berikut
(Zubir,2011):
ℎ
−
)+
Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan
dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return
saham dapat dihitung dengan menggunakan Capital Gain.
a.
Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Dalam penelitian ini penulis menggunakan capital gain sebagai
perhitungan return saham, sehingga fluktuasi harga saham sangat
berpengaruh terhadap return yang di peroleh. Fluktuasi tersebut juga
di pengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran.Jika jumlah
penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs
harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih
besar dari penawaran terhadap suatu efek maka harga saham
cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
harga
saham
dapat
berasal
dari
internal
dan
eksternal
perusahaan.Sehingga faktor yang mempengaruhi return saham
adalah sebagai berikut.
Menurut Alwi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerakan harga saham yaitu:
1) Faktor Internal
a)
Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan
seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga,
penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan
produk dan laporan penjualan.
b) Pengumuman
pendanaan
(financing
announcements),
seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan
hutang.
c)
Pengumuman badan direksi manajemen (manajement board
of
director
announcements)
seperti
perubahan
dan
pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.
d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan
merger,
investasi
ekuitas,
laporan
take
over
oleh
pengakuisisian dan diakuisisi.
e)
Pengumuman investasi (investment announcements), seperti
melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan
penutupan usaha lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
f)
Pengumuman ketenaga kerjaan (labour announcements),
seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan
lainnya.
g) Pengumuman
laporan
keuangan
perusahaan,
seperti
peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal dan setelah akhir
tahun fiscal, seperti Net Profit Margin (NPM), Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share
(EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen Per Share
(DPS), Price Earning Ratio (PER), dan lain-lain
2) Faktor Eksternal
a)
Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku
bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi,
serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan pemerintah.
b) Pengumuman
hukum
(legal
announcements),
seperti
tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap
manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
c)
Pengumuman
industry
sekuritas
(securities
announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider
trading,
olume
atau
harga
pembatasan/penundaan trading.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saham
perdagangan,
50
d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan
harga saham.
e)
6.
Berbagai isu baik dari dalam maupun luar negeri.
Net Profit Margin (NPM)
Yaitu rasio
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba bersih dari total penjualan yang dilakukan perusahaan
(Simatupang, 2010).
Perhitungan Net Profit Margin :
=
ℎ
× 100%
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
menggambarkantingkat keuntungan (laba) yang diperoleh dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.Tingkat
NPM yang tinggi menunjukkan perusahaan mempunyai kemampuan
menghasilkan laba bersih dengan prosentase yang tinggi dalam
pendapatan operasional sehingga dapat menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya.
a.
Pengaruh Net Profit Margin Degan Return Saham
Net Profit Margin (NPM) yang tinggi memberikan sinyal akan
keberhasilanperusahaan dalam mengemban tugas dari pemiliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Perusahaan
yang
mampu
menghasilkan
keuntungan
akan
mempengaruhi investor maupun calon investor untuk melakukan
investasi. Investor akan bersedia membeli saham dengan harga lebih
tinggi apabila memperkirakan tingkat Net Profit Margin (NPM)
perusahaan naik, dan sebaliknya investor tidak bersedia membeli
saham dengan harga tinggi apabila nilaiNet Profit Margin (NPM)
perusahaan rendah. Net Profit Margin (NPM) perusahaanyang
meningkat akan menyebabkan investor memburu suatu saham
perusahaan akibatnya return perusahaan tersebut akan meningkat
pula.
7.
Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan
menutupi
seluruh
utangnya
dengan
modal
sendiri.(Simatupang, 2010).
Perhitungan Debt to Equity Ratio :
=
DER
merupakan rasio
× 100%
hutang
yang digambarkan dengan
perbandingan seluruh hutang yang digambarkan dengan perbandingan
antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka
pendek, dengan modal sendiri perusahaan.DER mengukur kemampuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang.
Perusahaan yang memiliki DER rendah akan mempunyai resiko kerugian
lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika ekonomi
membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. Sebaliknya perusahaan
dengan rasio leverage tinggi, beresiko menanggung kerugian besar saat
keadaan ekonomi merosot, tetapi mempunyai kesempatan memperoleh
laba besar saat ekonomi membaik.
a.
Pengaruh Debt to Equity Ratio Dengan Return Saham
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan
komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal
sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula
beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur).
Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber
modal perusahaan sangat tergantung dari pihak ekternal, sehingga
mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di
perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam
menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga
saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga semakin
menurun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
8.
Price to Book Value (PBV)
Pengertian PBV adalah hasl perbandingan antara harga pasar
saham dengan nilai buku perlembar saham. Sedangkan nilai buku
perlembar saham suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi
seluruh modal sendiri perusahaan dengan semua saham yang telah
dikeluarkan dan disetor penuh.
Dengan kata lan PBV menggambarkan seberapa besar pasar para
investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Oleh karena itu
dapat diartikan bahwa makin tinggi rasio PBV, makn tinggi apresiasi
pasar terhadap prospek perusahaan, namun disisi lain kenaikan atau
tngginya rasio PBV dapat juga berarti menngkatnya resiko bagi investor.
Secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar dua kali atau dengan
kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitan dengan
tingkat resiko investasi apabla harga saham perusahaan adalah dua kali
nilai buku suatu perusahaan.
PBV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
=
ℎ
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ℎ
54
9.
Beta Saham
Pengukuran risiko sistematik untuk suatu saham ditunjukkan
dengan koefisien Beta.Beta saham mengukur kepekaan saham terhadap
perubahan pasar.Semakin besar Beta suatu saham menunjukkan semakin
pekanya tingkat keuntungan suatu saham untuk bereaksi jauh melebihi
perubahan tingkat keuntungan indeks pasar.Setiap saham perusahaan
memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda.
a.
Pengertian Beta
Menurut Hartono (2009), Beta merupakan suatu ukuran
volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return pasar. Beta
portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return
pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur risiko sistematik
(systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap
risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari
return suatu sekuritas dalam suatu periode waktu tertentu.
Beta (β) merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu
saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga
berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham, atau portofolio
terhadap return pasar. Volatilitas merupakan fluktuasi return suatu
saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara
statistik fluktuasi tersebut mengikuti fluktuasi dari return-return
pasar, maka dikatakan beta dari sekuritas tersebut bernilai satu.
Dapat disimpulkan bahwa Beta adalah pengukur volatilitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
suatu risiko sistematik pada sekuritas.Beta suatu sekuritas atau Beta
suatu portofolio merupakan hal yang paling penting untuk
menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut.Beta suatu sekuritas
menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi.Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta
masing-masing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu.Beta
portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing
sekuritas. Mengetahui Beta masing-masing sekuritas juga berguna
untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut kedalam
portofolio yang akan dibentuk (Hartono, 2009).
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi
yangmenggunakan data historis data estimasi secara subyektif yang
selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa yang
akan datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa Beta historis
mampu menyediakan informasi tentang Beta masa depan. Beta
historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa
data pasar (return sekuritas dan return pasar) atau data fundamental
(menggunakan variabel-variabel fundamental).Beta yang dihitung
dengan data pasar disebut dengan Beta pasar.Beta yang dihitung
dengan data akuntansi disebut dengan Beta akuntansi, sedangkan
Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta
fundamental.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Menurut Husnan (2005) penilaian terhadap Beta (β) sendiri
dapat dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu:
1) Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah
secara proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini
menandakan bahwa risiko sistematis saham i sama dengan risiko
sistematis pasar.
2) Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat
lebih
besar
dibandingkan
dengan
tingkat
keuntungan
keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko
sistematis saham i lebih besar dibandingkan dengan risiko
sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai
saham agresif.
3) Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
tingkat
keuntungan
keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko
sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan risiko
sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai
saham defensif.
b.
Menaksir Beta
Mengetahui Beta suatu sekuritas atau Beta portofolio
merupakan suatu hal yang amat penting dalam menganalisis
sekuritas atau portofolio tersebut.Beta suatu sekuritas menunjukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
risiko
sistematiknya
yang
tidak
dapat
dihilangkan
karena
diversifikasi.Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masingmasing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu.Beta portofolio
merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas.
Mengetahui Beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk
pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut kedalam portofolio
yang akan dibentuk.
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasiyang
menggunakan data historis.Beta yang dihitung berdasarkan data
historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta
saham yang akan datang. Analisis sekuritas dapat menggunakan data
historis dan kemudian menggunakan faktor-faktor lain yang
diperkirakan dapat memengaruhi Beta masa depan. Beta historis
dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar
(return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba perusahaan
dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel
fundamental).Beta yang dihitung dengan data pasar disebut Beta
pasar, Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan Beta
akuntansi dan Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut
dengan Beta fundamental (Hartono, 2009).
Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi
disebut sebagai pengembalian atau return.Return terdiri dari dua
yaitu return saham dan return pasar. Untuk menghitung risiko
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
sistematik (Beta) saham perlu dihitung terlebih dahulu return saham
dan return pasarnya.
1) Return Pasar (Rm)
Return pasar (Rm) diketahui dari indeks pasar yang
dicerminkanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
periode t dengan indeks harga saham gabungan pada periode
sebelumnya.
Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG)
mencerminkan indeks pasar yang merupakan data yang
didasarkan pada sejumlah sampel yang menggambarkan pasar
secara luas.Pemilihan indeks pasar tidak tergantung dari suatu
teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya.
Rumus untuk menghitung return pasar:
=
(
−
Keterangan:
Rmt
=
return pasar periode ke- t
IHSGt
=
Indeks Harga Saham Gabungan periode ke- t
(saat ini)
IHSGt-1
=
Indeks Harga Saham Gabungan periode ke- t-1
(sebelumnya)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Sehingga b (beta) dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut
:
=
( ∑ × −∑
(( ∑
) − (∑
× ∑
) )
10. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, peneliti juga berpedoman pada
penelitian-penelitian yang di lakukan sebelumnya, adapun penelitian
sebelumnya yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini dapat
dilihat di tabel berikut :
1.
Agung Sugiarto (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Agung Sugiarto pada tahun
2011 dengan judul “ANALISA PENGARUH BETA, SIZE
PERUSAHAAN, DER DAN PBV RATIO TERHADAP RETURN
SAHAM”.variabel yang digunakan beta stock, size, DER, PBV.
Hasil penelitian menunjukan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa: 1) Beta Saham berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap return saham di pasar modal, 2) Size (ukuran) perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, 3) DER
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, 4)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
PBV memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham, 5)
Terdapat perbedaan antara pengaruh Beta, Size, DER dan PBV
terhadap Return Saham.
2.
Yeye Susilowati &Tri Turyanto
Penelitian yang dilakukan olehYeye Susilowati & Tri Turyanto
pada
tahun
2011
dengn
judul“REAKSI
SIGNAL
RASIO
PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP
RETURN
SAHAM
PERUSAHAAN
PROFITABILITYANDSOLVABILITY RATIO REACTION SIGNAL
TOWARD STOCK RETURN COMPANY”.Variabel yang digunakan
Earning Per Share, NetProfit Margin, Return on Asset, Return on
Equity, Debt to Equity Ratio and Stock Return. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
DER
terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham; sedangkan
EPS, NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006
sampai dengan 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel EPS, NPM,
ROA, ROE, dan DER, mempunyai kemampuan prediksi terhadap
return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2006 sampai dengan 2008.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
3.
Suriani Ginting & Erward
Penelitian yang dilakukan oleh Suriani Ginting & Erward pada
tahun 2013 dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FALTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI
BURSA EFEK
INDONESIA”.Fariabel yang digunakan perubahan laba usaha, Net
Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book
Value (PBV) dan Return saham.
Hasil
pengujian
secara
simultan
menunjukkan
bahwa
perubahan laba usaha, Net Profit Margin, Price Earning Ratio, dan
Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap Return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008 – 2011. Secara parsial, hanya variabel Price to Book
Value yang berpengaruh terhadap Return saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 –
2011. Semakin tinggi rasio ini semakin besar kepercayaan pasar
terhadap prospek perusahaan tersebut sehingga permintaan akan
saham perusahaan tersebut akan meningkat dan mendorong harga
saham perusahaan tersebut meningkat, akibatnya return yang
diperoleh juga meningkat.
Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Objek
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan
manufaktur saja, penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
objek penelitian yang lain seperti industri otomotif, perbankan dan
lain sebagainya. Nilai koefisien determinasi yang kecil yakni 8,7%
menunjukkan
bahwa
masih
ada
variabel
lain
yang
dapat
mempengaruhi return saham, penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunkan variabel lain tersebut seperti perubahan laba bersih,
rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio likuiditas dan tingkat suku
bunga.
4.
I Wayan Adi Suarjaya & Henny Rahyuda
Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Adi Suarjaya & Henny
Rahyuda pada tahun 2012 yang berjudul “PENGARUH FAKTOR
FUNDAMENTAL
TERHADAP
RETURN
SAHAM
PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI”. Fariabel
yang digunakan Return, DER, EPS, NPM, PBV. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa:
Debt to equity ratio menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan secara parsial terhadap returnsaham perusahaan
Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011.Earning per share menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan secara parsial terhadap return saham perusahaan
Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.Net
profit margin menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap return saham perusahaan Makanan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Price to
book value menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap return saham perusahaan Makanan dan
Minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.
Debt to equity ratio, earning per share, net profit margin dan
price to book value secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
return saham padaperusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.Perubahan debt to equity ratio, earning per
share, net profit margin dan price to book value secara simultan
menyebabkan perubahan return saham padaperusahaan Makanan
dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008–
2011 dengan asumsi faktor lain konstan.
5.
Dwi Budi Prasetyo Supadi & M. Nuryatno Amin
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Budi Prasetyo Supadi &
M. Nuryatno Aminpada tahun 2012 dengan judul “PENGARUH
FAKTOR
FUNDAMENTAL
DAN
RISIKO
SISTEMATIS
TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH”. Fariabel yang
digunakan Fundamental Factors, Earning per Share, Return on
Equity, Debt to Equity Ratio, Systematic Risk, Stocks of Beta and
Islamic stocks Return. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian kelima hipotesis yang diajukan
seluruhnya ditolak, berikut ini adalah kesimpulannya:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Variabel Earning per Share (EPS) berpengaruh positif, namun
tidak signifikan terhadap return saham syariah.Variabel Return on
Equity (ROE) berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap
returnsaham syariah.Variabel Debt
to Equity Ratio (DER)
berpengaruh negatif, namun tidak signifikan terhadap returnsaham
syariah.Variabel Beta saham berpengaruh positif, namun tidak
signifikan terhadap return saham syariah.Faktor fundamental yang
diproksikan dengan: (1) Earning per Share (EPS); (2) Return on
Equity (ROE); dan (3) Debt to Equity Ratio (DER) serta risiko
sistematis yangdiproksikan dengan beta saham
6.
Eddy Sutjipto
Penelitian yang dilakukan oleh Eddy Sutjipto pada tahun 2008
dengan judul “PENGARUH BETA, DER DAN EPS TERHADAP
RETURN SAHAM PADA SEKTOR PROPERTI DI BURSA EFEK
JAKARTA TAHUN 2004 – 2006”. Fariabel yang digunakan CAPM,
return, beta, DER, EAT dan EPS. Hasil penelitian menunjukan
bahwa.variabel beta (risiko pasar) mempeunyai pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap return.Untuk variable fundamental
yang terdiri dari DER dan EAT berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return, tapi variable yang mempengaruhi rata-rata return
tahunanhanya variable DER dan EPS. Walaupun factor fundamental
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
berpengaruh terhadap return, tapi hasil penelitian variable DER
menyimpang dari yang seharusnya yaitu berkorelasi negative.
7.
Anistia Nurhakim S, Irni Yunita & Aldilla Iradianty
Penelitian yang dilakukan oleh Anistia Nurhakim S, Irni
Yunita & Aldilla Iradianty pada tahun 2015 dengan judul
“PENGARUH PROFITABILITAS DAN INFLASI TERHADAP
RETURN
SAHAM
PADA
INDUSTRI
FARMASI
YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2014”. Fariabel yang
digunakan adalah ROA, ROE, NPM, GPM, Inflasi dan Return
Saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa. ROA dan NPM secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
return
saham industri
farmasi. ROE, GPM dan Inflasi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
return
saham
perusahaan
industri
farmasi.Secara Simultan Return on Assset (ROA), Return on
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin
(GPM) dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham
industri farmasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu, maka
kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 2.1
berikut ini :
Gambar 2.1Kerangka Pikir
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
C. Hipotesis
Untuk menguji dampak yang ditimbulkan dari Faktor-faktor yang
mempengaruhi Return terhadap Return Saham, maka hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H1 =
Diduga Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan
terhadap return saham
H2 =
DidugaDebt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan
terhadap return saham
H3 =
Didugabeta (B) berpengaruh signifikan terhadapreturn saham
H4 =
DidugaPrice to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan
terhadap return saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download