Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi ISLAM, POLITIK DAN DEMOKRASI Peristiwanya terjadi ketika fatkhul Mekah pada tahun 8 hijriyah, yaitu ketika Nabi Muhammad Saw menerima kunci ka’bah dari tangan Ali Bin Abi Tholib, yang sebelumnya Ali bin Abi Tholib merebutnya dari tangan Ustman bin Tholkhah, karena pemilik nama yang terakhir ini merasa yang berhak atasnya walau masih dalam kafir pada waktu itu. menyerahkan kunci ka’bah tersebut kepada salah seorang dari bani Syaibah, yang secara turun menurun memang telah memeliharanya, dan terbukti telah mampu menjalankan tersebut sebagai dengan “siqayatul baik, haji” yaitu (artinya seseorang yang selalu menyediakan air minum bagi siapapun yang tengah menjalankan ibadah haji di baitullah Ka’bah) dan sebagai “sadanatul bait” (artinya penjaga dan perawat baitul haram, penjaga pengantar masuk menerimanya, dan hukum di antara manusia supaya kamu CHOZIN H. DAHLAN tugas berhak (menyuruh kamu) apabila menetapkan Oleh: Kemudian Nabi yang 1 pintu masuk baitullah), dan karena pada waktu itu Sayyidina Abbas, paman baginda Rosul juga memintanya untuk menjadi pemegang kunci dan penguasa atas Ka’bah,.kemudian turun ayat yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada menetapkan dengan Sesungguhnya Allah pengajaran yang adil. memberi sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” Ayat ini menjelaskan tentang orang yang berhak menjadi penguasa atas suatu urusan atau memimpin suatu komunitas, dan kewajiban penguasa untuk menetapkan hukum secaha adil, peraturan hukum tersebut dapat disusun dan tetapkan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dari Allah Swt dan RosulNya. Dilanjutkan dengan ayat berikutnya, ayat yang berkaitan dengan otoritas atau siapa-siapa yang berhak memegang kewewenangan menetapkan suatu untuk peraturan bagi urusan bersama, yaitu “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Kedua kandungannya ayat tersebut menurut berorientasi kepada 2 Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi politik kekuasaan dan kebijaksanaan menemukan politik diridhai daripadanya, maka ia benar- berdasarkan syari’at agama orang yang lebih Islam. “ulil amri” merupakan kelompok benar yang terdiri orang-orang yang mengkhianati bekemampuan syari’at dari berbagai fan mengkhianati ilmu yang dibutuhkan, sehingga sudah Hakim), seharusnya mengatakan bahwa Sayyidina Umar Bin dari ulil amri tersebut telah lain mengkhianati Allah, Rosul-Nya kaum ada juga dan muslimin” (HR. riwayat yang mengangkat seorang pemimpin diantara Khattab pernah mereka yang memiliki keunggulan ilmu statemen “barangsiapa pengetahuan di sesuatu perkara kaum muslimin, lalu menjadi bidang yang akan wewenangnya. mengemukakan mengurusi Sehingga mengangkat seseorang demi rasa cinta urusan pemimpin merupakan persoalan atau kekerabatan (kkn) diantara mereka, utama dan dipikirkan setiap pertama dan yang harus maka ia benar-benar telah mengkhianati dilaksanakan dalam Allah, Rasulnya dan kaum muslimin”. komunitas, berkehendak apabila kita mengimplementasikan Dengan penjelasan adalah kaitan kepemimpinan, menyusun criteria pemimpin ini Muhammad Saw bersabda diskription, menyusun dan menetapkan “barangsiapa mengurusi persoalan adab/aturan hokum, serta kebijakan kaum muslimin, kemudian mengangkat umum, dan yang berkaitan dengan seseorang(laki-laki), sedangkan persoalan itu. Keteladanan dari Nabi kemudian menemukan orang yang lebih Saw seperti yang diriwayatkan Bukhori- mampu dalam mengurusi persoalan Muslim dalam menyerahkan persoalan kaum tersebut, maka mereka telah kaun muslim kepada seseorang, dengan menghianati sabdanya Allah dan Nabi dan sunnah tersebut, maka kegiatan ulil amri syari’at islam dengan bijak. Dalam dengan ayat Rasulnya”, sehingga beberapa ketentuan seorang pemimpin perlu menyusun “sesungguhnya job aku tidak bagi akan menyerahkan urusan kami kepada disusun orang ini, yang telah meminta urusan dengan cerdas, seperti criteria yang tersebut”. Dalam konteks yang sama, sesuai dengan urusannya, priodesasi Nabi yang tepat. Abdurahman bin Samurah “hai Abdillah Dalam riwayat lain Nabi bersabda jangan Muhammad engkau berkata meminta kepada menjadi “barangsiapa memberi amanat kepada pimpinan, karena jika kamu diberinya seseorang untuk mengelola kegiatan tanpa permintaan maka engkau akan suatu komunitas, padahal (kemudian) ia ditolong untuk menjalankannya, dan bila Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi engkau diberi karena permintaanmu maka engkau kepadanya”. akan Mengapa diserahkan bahwa Bukhori Nabi meriwayatkan Muhammad bersabda terjadi “apabila amanat telah disia-siakan maka demikian ? Nabi Muhammad bersabda, tunggulah hari kiamat”, kemudian ada seperti seorang sahabat yang bertanya memberi pertanyaan dengan tersebut mengatakan dapat Imam 3 jawaban atas secara hakiki, Rasulallah, bagaimana menyia-nyiakan “barangsiapa amanat itu ?”, beliau menjawab “apabila meminta menjadi qadi/pimpinan dan suatu perkara meminta tolong untuk mendudukinya, orang yang maka kepadanya tunggulah hari kiamat”, makna kiamat (diperbudak oleh jabatan tersebut), dan dalam kalimat ini dapat dipersepsikan barangsiapa tidak akan diserahkan meminta menjadi disandarkan “ya bukan hancurnya kepada ahlinya, komunitas maka kaum qadi/pimpinan dan tidak meminta tolong muslimin tersebut, dari segi tatanan untuk mendudukinya, maka Allah Swt kehidupan social, ekonomi, politik dan menurunkan lain malaikat untuk mendapatkan suatu kebenaran”. sebagainya, sehingga menyengsarakan kehidupan masyarakat Hadis atau sunnah Rosulallah itu sendiri. Saw yang seperti tersebut diatas banyak Ulil Amri. sekali dan telah mengindikasikan bahwa Persoalan ulil amri dan bagaimana “wilayah kekuasaan” merupakan amanat proses terbentuknya ? dalam sejarah yang penting bagi komunitas muslim, politik Rosulallah Saw dapat dipelajari dan wajiblah dijalankan sesuai dengan dari adanya “piagam madinah” atau nas atau ketetapan Allah Swt dan Sunah perjanjian Madinah, pada intinya piagam Rosul, serta yang ditentukan dalam ini prosedur dan disepakati oleh waliyul Madinah sebagai amri, sebagaimana sabda Rasulallah kesatuan politik yang disampaikan kepada Abi Dzar RA pimpinan Rosulallah Saw. “sesungguhnya ia (pemimpin) adalah amanat, dan sesungguhnya dapat Dari mempersatukan sejarah wilayah suatu wilayah dibawah dibawah kita mengetahui ia bahwa Madinah sebelum dan sesudah (kepemimpinan) di hari kiamat (akan Hijrah Rosul didiami oleh beberapa menimbulkan golongan, kesedihan dan suku dan agama serta penyesalan, kecuali bagi orang-orang keyakinan. Budaya masyarakat yang yang majemuk mengambilnya sesuai dengan itu bertambah kompleks haknya dan memberikan kepada yang setelah adanya beberapa penduduk berhak didalamnya” (HR. Muslim). memeluk agama baru, islam, begitu juga 4 Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi setelah Nabi Muhammad bersama kaum beberapa saat di Madinah, disamping muslimin hijrah dari wilayah Mekkah. menyusun Penduduk besar pengembangan islam, melalui piagam beragama Yahudi, yang terdiri tiga suku Madinah, mengenalkan islam sebagai utama, yaitu Bani Qainuqo’, Bani Nadhir rakhmatan dan Bani Quraidzoh, disamping itu didalamnya untuk membangun wilayah terdapat suku lain yang lebih kecil, sebagai seperti Bani Jusyam, Bani Sa’labah, membangun Bani Jafnaq, Bani Syutaibag, Bani Hijris, sebagai kesatuan kekuasaan (Negara) Bani Sa’idagdah dan lain yang hidup yang penuh kesejahteraan, kedamaian saling bersaing dalam pertanian dan dan keadilan serta diridhai oleh Allah perdagangan. Swt. Madinah sebagian Sedangkan golongan islam setelah hijrah terdiri dalam kaum strategi lil perjuangan alamin, basis termasuk perjuangan, masyarakat Sejak juga Madinah ditetapkannya piagam Anshar dan Kaum Muhajirin, kaum Madinah dan Fatkhul Mekkah, kemudian Anshar terdiri dari Bani Aus dan Khuzroj dikenalkan Ulil Amri yang diperintahkan yang keislamannya sudah cukup dalam oleh Alloh Swt serta diimplementasikan keimanan, tetapi masih minimal dalam oleh Rosulallah Saw. Ulil amri berarti syari’ah, bahkan diantara mereka masih sekelompok terdapat yang memusuhi Nabi secara memiliki otoritas berdasarkan criteria rahasia. tertentu Beberapa kaum golongan/suku Muhajirin, diceritakan orang (yang diluar masyarakat sejak ketokohannya) tertentu ditentukan karena kelimuan yang oleh dan untuk semula telah terjadi saling membenci mengatur/mengelola/mengurus karena berbeda paham dan keyakinan, keseluruhan yang semakin lama tidak menjadi baik bersama suatu masyarakat, (bisa jadi untuk semacam lembaga/institusi legislative menjalin semakin tajam, hubungan, terjadi saling tetapi usir- dalam persoalan negara-negara kehidupan yang mengusir dari wilayah Madinah yang menganggap modern) beranggotakan dikenal memiliki tanah luas dan subur. berbagai Kejadian-kejadian salaing mengecam, kehidupan, ahli syari’ah dan kalangan pembunuhan antar sosial. Imam Sarkhasi mengemukakan komunitas bisa terjadi setiap saat, bahwa ulil amri ialah “jama’ah muslim semua persoalan hubungan antar suku yang termasuk dalam kategori orang- dan orang agama Rasulallah dan dapat Saw perang selesai hijrah dan ketika tinggal ahli yang dalam spesikasi mempertahankan kebenaran dimana saja dia berada”, Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi sementara itu riwayat Ath-Thabari wal’aqdi (ahlli menguraikan 5 dan disimpulkan (dalam kitab Fathul Bhari) mengikatkan suatu masalah sehingga bahwa ulil amri adalah “golongan yang menjadi berkumpul pedoman dalam suatu suatu keputusan hidup sebagai bersama) adalah pemerintahan/komunitas yang dipimpin golongan ulama dan sekumpulan orang- oleh seorang amir”, sehingga dapat orang yang kreatif dalam menyelesaikan berwujut kekuasaan masalah bersama dengan keterangan organisasi, pemerintahan dan negara yang memuaskan atau dapat diterima dalam suatu wilayah atau masyarakat. oleh berbagai pihak, artinya keputusan suatu system Dengan lebih memerinci makna jama’ah, Al Hafidz memberikan bin pengertian, membagi konsep jama’ah kedalam, pertama, “ahlul-halli wal Hajar yang tetapkan dapat mengurangi atau menghilangkan pertentangan atau dengan persoalan yang terjadi atau dihadapi tersebut masyarakat. mereka adalah aqdi” (dalam DR. fungsi Yahya ahlul-halli Ismail, wal memerinci aqdi dalam perkembangan konsep politik modern, perspektif sunnah, sebagai berikut ; system politik perwakilan diperankan 1. oleh demokrasi perwakilan, atau kurang lebih dapat disamakan dengan peran mutlak untuk wadah perjuangan atau jihad. 2. dari lembaga legislative. DPR, atau majelis syuro atau ahli musyawarah Syarat Pelingdung darah dan harta benda 3. Harus dihukumi sebagai muslim, dalam bahasa politik Hasan Al-Bannah, bagi mereka yang bergabung dalam untuk masyarakat ikhwanul muslimin), jama’ah artinya mereka yang terdapat dalam setiap zaman, karena 4. memang islam dan menanamkan rasa takut dibutuhkan untuk membuat keputusan dan memberikan pedoman hidup bagi masyarakat berdasarkan syari’at, kedua, mereka adalah “ahlus-sunnah wal jama’ah” yaitu orang-orang ahli dibidang ilmu pengetahuan kebutuhan yang menjadi masyarakat, menjadi panutan dan keteladanan. Sementara mengemukakan itu Ibnu bahwa Mufith Ahlul-halli Memelihara kehormatan umat dalam hati orang kafir 5. Memelihara umat dan anggota masyarakat dari penguasa tirani dan mencegah pengaruh buruknya 6. Sebagai perisai diri dari tipu daya syaetan 7. Sumber muslimin kekuatan kaum 6 8. Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi Membantu seorang sebagai muslim individu melaksanakan 19. dalam terhadap sesuatu yang berasal dari kewajibannya terhadap Allah, amar ma’ruf dan Al-Qur’an dan Sunnah. 20. nahi munkar, serta mewujudkan kepemimpinan bagi umat islam 21. Menghindari Menolong menjaga kekeliruan kaum umat dhuafa islam dan dengan Membatasi persoalan agama dalam mememukan 14. Menguatkan hati dalam diterima mendapatkan amal dan ampunan jika tergelincir dalam kesalahan. (Yahya Dari uraian tersebut diatas, ulil “nidzam” adanya (system suatu atau wadah organisasi), dan proses hadist riwayat Abu Dawud, menegaskan bahwa cobaan mengatakan bahwa “rasulallah Saw Merupakan ketaatan yang kami berada dalam ketakutan untuk tetap dalam jama’ah dan bersabar” 16. Tempat karena kekuatan umat dalam jama’ah menemukan dari ancaman jama’ah menyebabkan masuk syurga dan mendapatkan manfaat syafaat di akhirat. Memelihara orang islam. tersebut dapat membentuk system, menetapkan hukum suatu dan mengangkat pemimpin atau pejabat dan kebinasaan. Do’a Jundub memelihara untuk mendapatkan berkah. ketentraman bin memerintahkan kepada kami, apabila 15. untuk Samurah kekuatan sumber seseorang dari kejahatan. 18. agar menghadapi segala kesulitan dan dan 17. harapan kelembagaan yang terjadi didalamnya. kebenaran. 13. Sebagai amri dapat dipahami dari pengertian Membantu umat menyelesaikan kesulitan 22. Ismail, 1998;73). yang benar. 12. pengertian sholehnya kekuatan yang miliki jama’ah 11. Memahami kepemimpinan bagi kaum mukmin. pendapat umum umat islam 10. Perintah Allah dapat ditegakkan secara bersama-sama. seluruh dunia 9. Membendung dari dari kelalaian kemurnian hati lain sebagainya. Begitu pula dengan jama’ah, dalam membuat suatu keputusan cenderung lebih mendekati kebenaran daripada keputusan yang pendapat ditetapkan atau secara individu, karena ijma’ dari ahlul-halli wal’aqdi merupakan elit dalam konteks Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi syara’ atau ahli dalam bidangnya masing-masing. umat islam, dengan bahasa “sesungguhnya perasaan takut Berkaitan dengan keputusan ulil amri mengingatkan 7 tersebut Imam kepada orang islam oleh kaum kafir, Al-Ghozali bukan kepada muslim sebagai individu, mengemukakan pendapat “bila suatu tetapi kekuatan seorang muslim di masalah diputuskan oleh kalangan elit Negara islam secara ijma’, maka masyarakat awam jama’ah muslim”. bersepakat menurut Ridha, Negara islam yang menerimanya dan tidak banyak perselisihan”. berdaulat, Ahlul-halli wal’aqdi menghasilkan disebabkan Oleh artinya adanya karena Negara itu yang didasarkan ajaran-ajaran islam terdapat ijma’, ijma’ diartikan suatu keputusan dalam bentuk-bentuk : yang mengatur berbagai segi kehidupan 1. Darul Adl, Negara/daerah yang bersama, atau kesepakatan kelompok menegakkan dengan kepemimpinan elit social, ekonomi, politik atau jumhur islam seorang khalifah yang syah legislative mengenai suatu persoalan secara syari’at. atau masalah dilaksanakan yang dan kemudian ditegakkan 2. Darul baghi’, Negara/daerah oleh yang dikuasai kaum pemberontak eksekutif. Menurut Ibnu Taimiyah “ijma’ atas imam hak, walaupun mereka yang dilakukan oleh kelompok elit dalam berhukum pada islam. pemerintahan merupakan kesepakatan seluruh kelompok elit 3. penguasa, pemerintahan”, tugas-tugas dimana bid’ah, Negara/daerah yang dikuasai oleh kaum pembuat sehingga sangat memungkinkan untuk dilaksanakannya Darul bid’ah. 4. tugas Darul Negara/daerah riddah, yang yaitu dihuni oleh pemerintahan tidak hanya berkaitan warga murtad atau dikuasai oleh dengan politik saja, tetapi berupa juga kaum murtad, atau Negara/daerah pelayanan yang warganya adalah komunitas social, ekonomi, perdagangan, hubungan luar negeri dan non-muslim, lain sebagainya, yang bertujuan untuk mematuhi hukum kaum muslimin, mensejahterakan namun setiap anggota masyarakat. dalam suatu Negara, atau Negara itu sendiri, diungkapkan oleh Rasyid Ridha kalimat kemudian mereka mengingkarinya dan mengganti dengan hukum lain. Nidzam atau konsep ulil amri dengan semula yang tepat untuk 5. Darul masluhah, Negara/daerah yang dijajah oleh orang-orang kafir dari luar bumi islam, sedangkan 8 Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi semula merupakan Negara/daerah dan islam. implementasinya) Dengan diatas keterangan secara As-Sunah (sebagai bagi petunjuk kehidupan tersebut manusia, sendiri-senidir atau bersama- islam sama, sebelumnya jaman islam ilmu eksplisit, mengajarkan kepada umatnya, tentang pengetahuan pola dalam local, artinya ilmu pengetahuan wilayah wilayah/daerah/organisasi yang sesuai tertentu menganggap yang paling benar, dengan ajaran syariat dan bermanfaat yang bagi subyektif, kehidupan setiap bersama individu yang ada bersifat parochial kebenarannyapun sehingga sangat terdapat didalamnya, sekalipun hal itu tidak yunani, romawi, china, jawa dll. dijelaskan secara implicit dalam proses Islam di Indonesia pembentukan ahlul-hali wal’aqdi, karena Masyarakat atau ilmu bangsa proses pembentukan (system) tersebut Indonesia disesuaikan bersifat prural dan heterogin, baik dari dengan tuntutan dan merupakan dan suku politik, ekonomi dan budaya yang hidup kepercayaan, kondisi ini menjadikan dilingkungan masyarakat serta tingkat warga negara memiliki cara berfikir perkembangan teknologi yang dipahami berperilaku berbeda masyarakat. Bukan suatu kebetulan jika keyakinan dalam pengalaman kepentingan, kehidupan etnis, yang tantangan yang dihadapi masyarakat, sejarah bangsa, bangsa agama sesuai dengan memperjuangkan mewujudkan keinginan bersama pada masa Rasulallah, telah sesuai dikenalkan esensi stuasinya, selain itu dipengaruhi juga demokrasi dalam tatanan kehidupan oleh hakekat manusia sebagai makhluq bersama pada wilayah Madinah. social, nilai-nilai atau dengan dan politik dan perkembangan ekonomi yang Seperti misalnya jika kita mencoba mempunyai potensi saling bertentangan runtut kebelakang sejarah kehidupan dan cenderung saling bersaing dengan serta perkembangan budaya manusia, sesama. maka kita akan memahami bahwa Factor-faktor sendiri-sendiri perkembangan ilmu pengetahuan dan mengakibatkan munculnya konflik, mulai teknologi modern, baru dimulai setelah dari konflik yang bersifat potensi dan umat islam dapat menguasai dunia, pribadi sampai dengan yang berbentuk karena yang fisik dan massal didasari perbedaan tidak pernah surut terhadap kandungan kepentingan-kepentingan untuk saling makna Al-Qur’an (sebagai kalam Allah) mengalahkan dan menghancurkan satu penggaliannya atau secara cabang budaya yang dominant, yaitu melalui dan tersebut bersamaan Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi 9 sama lain, apabila dibiarkan sesuai tanpa batas negara, tanpa sekat budaya kecenderungannya. karena Masyarakat demikian, memerlukan penataan kecanggihan jelas multimedia, dan akan/telah teknologi tekonologi informasi memasuki setiap sisi pengendalian yang serius dan bijaksana kehidupan manusia, internet menjadi baik tatanan kehidupan social, tatanan salah satu basis informasi hadir disetiap perekonomian sudut pandangan manusia, sehingga politiknya, maupun seperti tatanan menyusun dan disamping informasi yang diterima menetapkan aturan-aturan hukum yang semakin cepat, yang lebih penting dapat menciptakan rasa adil, situasi varian kandungan informasinya semakin damai yang dapat diterima oleh semua bervariatif, khususnya yang asing dan pihak, untuk mewujudkan kesatuan dan kurang sinkron dengan nilai-nlai budaya persatuan yang bangsa menuju kesejahteraan umat. tengah dibangun dan dikembangkan oleh bangsa ini untuk Sejak awal kemerdekaan bangsa menemukan jatidirinya, sekalipun ini telah menetapkan demokrasi sebagai lambat pasti akan berpengaruh terhadap dasar pelaksanaan kekuasaan negara kehidupan dan penyelenggaraan ekonom dan politik ditambah dengan pemerintahannya, demokrasi perwakilan persoalan tuntutan reformasi yang tidak sebagai pernah jelas bentuknya. pilihan, mengingat suku bangsanya yang majemuk, wilayahnya dan Memasuki bangunan social, era reformasi, bagi yang luas, sehingga bangsa Indonesia bangsa Indonesia telah dimulai dengan diharapkan melaksanakan pemilihan umum secara pilihan mampu tersebut memanfaatkan untuk menjadikan demokratis dan transparan, setelah 35 bangsa ini menjadi bangsa yang besar, tahun lebih kehidupan politik terkekang sekaligus disegani dalam pergaulan rezim orde baru yang otoriter dan dunia yang semakin kritis oleh peralihan diskriminatif. Pemilu yang diikuti oleh jaman yang ditandai oleh isu globalisasi, multi era milinium, sarat oleh kecanggihan “lembaga perwakilan” yang kelebihan teknologi, wewenang, sehingga telah menjadikan sekalipun krisis masih partai memayungi setiap sendi kehidupan, bangsa seakan melaksanakan berpacu dengan peradaban bangsa. system Era glabalisasi yang menjadikan kehidupan manusia disuatu tempat ini ternyata “balita” system menghasilkan kembali Negara pemerintahannya, pemerintahan yang untuk dan akibatnya bersih dan berwibawa, serta dapat dipercaya masih 10 Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi dalam impian panjang bangsa ini. Nilai- adalah pertama, tentang bentuk negara nilai demokrasi menjadi lip servis wakil artinya (A). sebagian ulama dan umat rakyat dan penguasa. Aturan hokum menghendaki bermakna obyek. Perjuangan dalam diatur berdasarkan ajaran agama islam, pengertian kepentingan individu. menjadi Kepentingan pemerintah bermakna konsekwensinya ialah dasar hukumnya kepentingan partai/kelompok/golongan. Al-Qur’an dan Hadist, termasuk ijma’ Kepentingan partai/kelompok/golongan dan qiyas. (B). ulama dan umat yang berarti lain kepentingan individu dan seterusnya. negara dibentuk negara islam, menghendaki esensi dan maka keislaman menjadi sumber inspirasi keberlakuan 90% lebih penduduk Indonesia hukum dasar negara dan pemerintahan, adalah umat islam, yang menjalankan karena bentuk negara dapat apa saja syari’at islamnya 20%nya (?) sudah dengan sebutan apa saja, sehingga sangat baik bagi perkembangan agama islam dan bagi kemaslahatan umatnya, tetapi berkembang. ternyata yang 20% tersebut terpencar Kedua, dan dalam lebih dari 20 (?) kelompok persaingan kepentingan/golongan/partai kepentingan yang syariatnya dapat berkaitan terus dengan memperjuangkan kelompok/golongan/partai memperjuangkan kebutuhan berbeda sesama (ulama) islam, opsi strategi (termasuk politik syari’atnya berbeda), masih tokoh-tokoh mungkin ditambah agama dengan yang dalam kepentingannya memperjuangkan dapat terdiri dari rutin berbagai macam teknis, seperti yang kepentingan- lunak (berbentuk diam) yang moderat kepentingan individu diatas kepentingan (berbentuk mosi/polemic) sampai yang kelompok/golongan/partai keras (berbentuk anarkhis), baik apabila memperjuangkan kepentingan agama (apakah bisa berhubungan dengan sesame umat menjadi sama? Dan apakah kesadaran islam, penguasa, pemerintah maupun tidak dengan umat lain. pernah mereka memaklumi bahwa kelemahan agama menjadi terbelah dan lemah?). Umat islam Indonesia, sudah kadung menjadi persepsi strategis terdiri Dalam perjuangan yang telah dari bisa menjadi bagian priyayi, santri menjadi sejarah peradaban umat, yang atau abangan. Relevansi tiga criteria menjadikan islam disegani dan unggul strategi tersebut tidak selalu signifikan sebagai ideology bangsa dan bangsa dengan tersebut membela diri atau menjadi kuat dan bejaya, strategi dan teknis dalam memperjuangkan Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi kepentingannya, sepertinya misalnya bermanfaat bagi selalu islam abangan mempergunakan sebenarnya. strategi sementara atau hubungan politik menghadapi yang teknis lain. kelompok lunak dalam kekuasaan, kelompok Begitu pula santri kehidupan Barangkali dapat di 11 yang untuk preposisikan atau “ulama’2”lah yang telah menyebabkan kepentingan umat islam ini tercerai-berai kedalam sebaliknya, tidak firqoh yang sulit untuk disatukan. selalu Ulama ? menerapkan teknik kekerasan dalam Tokoh agama ? menghadapi teknik Hasil pemilihan umum di era kekerasan dalam menghadapi ideology reformasi, barangkali telah menjelaskan yang sama, seperti yang lihat dalam problematika kehidupan politik nyata pada akhir-akhir kekuasaan dan dunia politik nasional. ini sebagian kelompok islam, katakanlah Bahwa banyaknya parta politik yang santri, dapat toleran kepada umat lain, membawa tetapi sesama kelompok atau golongan penyebaran umat islam di partai politik islam, hanya karena khilafiyah, rasanya yang sulit untuk menyatukan kepentingan, menjadi membangun mewujudkan dipahami, tetapi semuanya ternyata perjuangan bersama melemahkan kekuatan islam itu sendiri. dengan baik, barangkali masih terdapat Disisi lain kebersamaan “ulama”/tokoh2 perhitungan kepentingan politik yang islam tidak terungkap, atau mungkin karena signifikan tingkat di yang beragama islam, suasana di dalam tonjolkan, atau mungkin karena adanya lembaga yang islami sepertinya cukup kepentingan yang menggairahkan, seharusnya bukan tetapi citra kekuatan dalam dan perbedaan Karena yang perbedaan keislaman berbeda, yang islam ideology nasionalis dalam agama dan semakin islam, peran ulama transparan untuk lembaga dengan dikancah legislative jumlah tetapi penduduk produk dari sebab. lembaga dan perilaku dari anggota dalam konsep lembaga tersebut masih sangat jauh pendapat sementara sangat umat menjadi kekayaan menguntungkan, yang selalu perbedaan merupakan islam dengan dipahami yang ajaran oleh dari harapan. Keberhasilan umat islam dipentas tersebut ditandai dengan tampilnya kepemeimpinan KH. Abdurahman Wahid sebagian besar ulama/tokoh agama sebagai presiden, DR. Amin Ra’is islam menyatakan bahwa kita adalah sebagai ketua MPR serta Ir. Akbar bersaudara dalam agama. Dan janji Tanjung sebagai ketua DPR dengan Allah Swt dalam hubungan ini sangat sendirinya membawa harapan positif 12 Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi pada perubahan paradigma system sesuai dengan nilai-nilai islam dalam kekuasaan di politik nasional, sebab kepemimpinan mereka demikian setiap pelaksanaan kekuasaan dikenal sebagai symbol nasional. pemikiran islam dalam menerapkan akan kehidupan bernegara, ulama yang telah sebagai melangkah jauh didepan dalam konsep2 mengharapkan masyarakat hidup dalam islam yang modern, berpandangan luas keadilan dan ketokohan mereka sudah teruji di mendapatkan keridhaan dari Allah Swt, semua pentas kehidupan. sebagaimana firmanNya Keberhasilan berpijak Dengan kepada syarat dan keimanan, mutlak apabila kesejahteraan, selalu ulama “ (dan ingatlah) akan hari (ketika) mengendalikan kekuasaan Negara dan kami bangkitkan pada tiap-tiap umat pemerintahan seorang saksi atas mereka dari mereka tersebut merupakan fenomena yang langkah untuk memulai sendiri “paradigma islam” (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh bangunan system manajemen selama sebagai fondasi politik pemerintahan. orde baru dan karena berkuasa di umat dan kami manusia. dan kami menjelaskan segala petunjuk serta yang gembira bagi dengan KKNnya, sehingga rezim dapat menguasai sebagian besar kehidupan social, memiliki dan menguasai hampir seluruh kamu turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk Indonesia, fondasi itu kepentingan rezim berkuasa, datangkan sesuatu rahmat dan dan kabar orang-orang yang berserah diri.” Islam dan Ilmu Pengetahuan. Ilmuwan yang selalu mencari asset Negara, dan itu terbukti sangat kebenaran ilmiyah untuk bangsa dan rapuh dan gagal untuk menjadi pijakan negaranya tidak ada jalan lain, kecuali masa depan bangsa Indonesia. harus merubah metodologi keilmuan Paradigma adalah islam bahwa maksudnya dan kebenaran ilmu atau teori-teori yang dan dibangun budaya barat, menuju kepada pemerintahan ini berada ditangan Allah sumber ilmu sendiri, yaitu Allah Swt, Swt, kemudian di tangan Rosulallah khususnya Saw untuk membangun bidang keilmuan, kepemimpinan dengan bimbingannya, kekuasaan yang selama ini disandarkan kepada atas seluruh Negara ajaran sedangkan dan nidzam maupun dalam untuk rangka penelitian membantu policy dengan ulil amri menjadi penyambung sumber-sumber kepemimpinan yang legitimit secara ilmiyah. Ilmu terjadi dari pengistralan sayr’i dan dipilih melalui prosedur yang pengalaman dari ilmu dalam mengisi kajian pengetahuan Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi sendiri maupun informasi dari orang dekadensi lain, yang dapat diungkapkan dengan sehingga berbagai macam bentuk krisis kenyataan secara obyektif muncul kepermukaan. (empiric) maupun subyektif (esensi). Ilmu modern segala Decade segi 13 kehidupan, terakhir sering barat dibentuk atas dasar banyak factor diungkapkan bahwa ilmu modern harus empiric ditinjau atau indrawi, tanpa kembali, agar dapat menghiraukan sumbernya, yakni Allah mencerminkan esensinya dan dalam Swt yang telah memberi esensi pada aplikasinya berbagai ilmu, antara lain ilmu ke- pengorbanan yang berlebihan. Esensi Tuhan-an, ilmu social dan ilmu ke- yang dapat diserap oleh intelek (hati alaman, sebagaimana terdapat dalam nurani, suara hati, akal subyektif) dapat Al-Qur’an. mengkoordinasikan segala cabang ilmu, tidak mengakibatkan Empiric dapat diketahui dengan sehingga ilmu-ilmu tidak mengakibatkan akal obyektif (rasio), sedangkan esensi bencana, dan agar tiap cabang ilmu dapat diketahui dengan akal subyektif tidak dianggap ilmu yang paling penting. (intelek), perpaduan rasio dan intelek ini Kegagalan ilmu modern antara lain menghasilkan ilmu yang sebenarnya, terletak dalam mempelajari tingkah laku karena rasio hanya dapat mengerti manusia beragama, oleh sebab itu dengan cara analisis ilmiah, sedangkan sungguh tepat dan masuk akal bila intelek non-indrawi dapat mengetahui memulai menyusun ilmu yang merujuk esensi. kepada Al-Qur’an atau islam. Ilmu modern hanya terjadi atas penggunaan rasio, rasio dapat Ilmu selalu dalam pandangan berdasarkan intelek islam yang menyaring data dari pancaindra tanpa mengarahkan rasio untuk membentuk bantuan sangat ilmu yang berlandaskan pada kesadaran mungkin rasio tidak terkendali ketika akan iman terhadap kekuasaan Allah atau dalam menghasilkan ilmu. Ilmu Swt, inilah ilmu yang menjadi hidayah, menjadi rasio petunjuk kegelapan menuju terang dan semata yang menganalisis, gejala lahir lurus, karena nur itu berasal dari Allah yang Swt, indra mata tanpa nur tidak dapat intelek, berat sehingga sebelah kemudian pada dikuantifikasikan. Hasilnya adalah ilmu dengan hiasan melihat, data kuantitatif yang dianggap absah, mengukur. Apabila menghendaki hidup dan seringkali di akhirat yang baik sebagai hasil melupakan syarat berlakunya, ceteris kehidupan di dunia yang juga baik, paribus, maka tujuan yang baik harus dicapai dalam hal aplikasinya ini mengakibatkan memperhatikan maupun 14 Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi dengan sarana yang baik pula, kehidupan yang baik di dunia adalah maju atau beroleh kemajuan lebih baik dari yang lain. ibadah dalam arti yang luas. Ilmu-ilmu social harus dibangun Mencari ilmu pengetahuan adalah dan bersumber pada Al-Qur’an dan ibadah, menjalankan amanah sebagai Hadist, kemudian ditindak lanjuti dengan pemimpin, bekerja menjadi pegawai, pengambilan sumber dari buku/teori mengajar, berjualan juga ibadah, oleh yang karena itu kehidupan manusia telah cendekiawan, diatur secara garis besar, dan manusia Ibnu Kaldun, As-Siasah Al-MAdaniyah dianugerahi karya Al-Farabi dll, dan perlu ditelusuri kebebasan berbuat dikemukakan oleh seperti para Mukodimahnya sepanjang dan selebar aturan Allah Swt, teori-teori ilmu maka ilmu itupun bersumber dari Allah, dan eksak yang dikembangkan oleh ahli yang wahyuNya kitab yang tidak bertentangan dengan kepada Nabi Muhammad untuk seluruh kandungan islam, sehingga berkembang umat manusia, oleh karena itu ilmu-ilmu ilmu pengetahuan dalam konteks islami. telah menurut memberikan islam adalah ilmu yang didalamnya terpancar wahyu. Ilmu pengetahhuan social pengetahuan dalam pandangan islam adalah hasil usaha Kebenaran ilmu Allah Swt adalah manusia melalui akal, hati nurani dan kebenaran mutlak, maka sumber ilmu kesadaran serta dengan bantuan panca yang Allah, indra yang disusun secara sistematis termasuk Al-Qur’an, dengan kata lain untuk memahami gejala atau fenomena membahas alam, benar ialah ilmu-ilmu ayat-ayat social relative baik mengenai karena manusia, pada hidup manusia manusia berlaku seringkali (kealaman) berdasarkan pemberitahuan diingkari oleh manusia sendiri, sehingga Al-Qur’an, sejauh dapat dijangkau oleh ilmu kekuatan lahir bathin manusia, dan sunnatullah social selalu yang saja mengalami (social) dan ke-Tuhan-an, kebenarannya menerus, baik oleh ahli social itu sendiri, untuk mendapatkan esensi yang tidak maupun oleh para ulama dan ulil albab. terlepas Sementara ilmu ke-alaman (eksak) lebih Yang Maha Mutlak untuk kepentingan mudah dikaji dan diuji kebenarannya hidup manusia dalam mencapai ridha karena Allah. selalu mematuhi sunnatullah secara mutlak, sami’na wa ato’na, sehingga ilmu ke-alaman lebih dari secara raya pengujian dan pembuktian secara terus alam teruji alam empiric hakekat Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi 15