PALLIATIVE CARE HENDRA LUKA KANKER LUKA KANKER LUKA KANKER Back ground Perawatan paliatif dari bahasa Latin”palliare,”untuk jubah adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan. “Pasien dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan kebanyakan berpikir sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan KASUS KLIEN PC Istilah "perawatan paliatif" semakin digunakan berkaitan dengan penyakit lain selain kanker seperti PENYAKIT kronis, gangguan paru progresif, penyakit ginjal, gagal jantung kronis, HIV / AIDS, dan kondisi neurologis progresif. Selain itu, bidang yang berkembang pesat perawatan paliatif pediatrik telah menunjukkan dengan jelas kebutuhan untuk layanan diarahkan khusus untuk anak-anak dengan penyakit serius. Di Indonesia perawatan di RS Dr. Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar). DEFINISI WHO pada 1990 perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidak lagi responsive terhadap pengobatan kuratif “...help the patient and their family to cope with their condition and treatment of it – from pre diagnosis, through the process of diagnosis and treatment, to cure, continuing illness or death and into bereavement. It helps to the patient to maximise the benefits of treatment and to live as well as possible with the effect of the disease. It is given equal priority alongside diagnosis and treatment” (National Council for Palliative Care, 2011.p.1). Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi TUJUAN untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus diberikan kepada penderita itu. Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Maka timbullah pelayanan palliative care atau perawatan paliatif yang mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesi lain yang diperlukan SUPPORTIVE CARE Supportive care berupa pemberian informasi, penguatan psikologi, rehabilitasi, palliative care, kenyamanan, terapi komplementer, penanganan nyeri, primary care, social care serta spiritual care POLA DASAR PC (WHO) Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal Tidak mempercepat atau menunda kematian. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. PRINSIP (Maria A. Witjaksono, dokter Palliative Care Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Menghargai setiap kehidupan. Menganggap kematian sebagai proses yang normal. Tidak mempercepat atau menunda kematian. Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga. Menghindari tindakan medis yang sia-sia. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita. TEMPAT PC Rumah sakit, untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan dengan pengawasan ketat, tindakan khusus atau meemrlukan peralatan khusus. Puskesmas, untuk pasien yang melakukan rawat jalan. Rumah singgah atau panti (hospis), untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan. Rumah Pasien, untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan atau peralatan khusus, serta keterampilan perawatan bisa dilakukan oleh anggota keluarga. RS PC Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care. Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut masalah medis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual. Day care merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap, misalnya perawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedang respite care merupakan layanan yang bersifat psikologis. Di sini penderita maupun keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai dan beristirahat Aspek aspek penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur TIM PC “Perawatan paliatif dilakukan dengan kerja sama antara dokter, perawat, terapis, sosialmedia, psikolog, rohaniawan, relawan dan profesi lain yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk agar pasien bebas dari penderitaan, sehingga kehidupannya tetap berkualitas dan berakhir dengan tenang