BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang strategi komunikasi pemasaran melalui sosial media telah banyak dilakukan oleh para akademisi maupun praktisi. Dalam hal ini peneliti melihat beberapa penelitian lain. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1 Nama Peneliti (Tahun) Septiyo Nugroho, Judul Penelitian Aji Analisis Metode Penelitian Survey Pengaruh Hasil/ Kesimpulan Daya Tarik Iklan tidak bepengaruh positif terhadap Brand Universitas Daya Tarik Diponegoro Iklan dan Awareness Semarang Kekuatan kekuatan (2013) Celebrity Endorser Berpengaruh Endorser Positif terhadap Brand Terhadap Awareness. sedangkan Celebrity Variabel Brand Awareness tidak Brand Awareness dan berpengaruh positif terhadap Brand Attitude. Dampaknya 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 11 terhadap Brand Attitude HP Nokia 2 Bernadeta Titi Pengaruh Survey Hasil penelitian Nurani, Celebrity menunjukkan secara Universitas Endorser parsial bahwa Faktor Gunadarma Media Iklan celebrity endorser (2012) Terhadap (familiarity, relevance, Brand Image esteem, dan Shampoo differentiation) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Brand Image pada produk shampoo. 3 Taufan Bhayu Purbo, Yogyakarta Survey Jingle Iklan Universtas Atma Pengaruh Jaya Secara keseluruhan Jingle iklan Media TV mendapatkan penilaian Terhadap yang Keputusan konsumen. Jingle iklan Pembelian juga berpengaruh secara http://digilib.mercubuana.ac.id/z baik dari 12 (2006) nyata Konsumen pada struktur attention Jingle (Study Kasus Iklan hanya iklan Silver Silver Queen sedangkan Queen) dimensi lainnya tidak mempunyai pengaruh yang terhadap nyata keputusan pembelian konsumen. 4 Ayunda Nurul Analisis Survey Variabel Memorability Nirmala, Pengaruh berpengaruh Universitas Dimensi keputusan Jember (2013) Jingle Iklan dari terhadap pembelian produk sepeda Sepeda motor Motor Honda sedangkan Beat meaningfulness, di Honda Beat, variabel Televisi likeability, adaptability, Terhadap dan protectability tidak Keputusan berpengaruh Pembelian di keputusan Wilayah dari Perkotaan motor Honda Beat. http://digilib.mercubuana.ac.id/z terhadap pembelian produk sepeda 13 Kabupaten Jember. 5 Moech. Nasir, Analisis Universitas Survey Pengaruh variabel bintang iklan mempunyai pengaruh Muhammadiyah Bintang Iklan yang signifikan Surakarta Dan Jingle terhadap daya ingat dan (2016) Iklan variabel Terhadap mempunyai pengaruh Daya Ingat yang signifikan Konsumen terhadap Produk sedangkan hasil analisis “VASELINE uji MEN” pengaruh yang signifikan antara F iklan jingle daya ingat diketahui ada bintang iklan dan jingle iklan secara bersamasama terhadap daya ingat dan hasil analisis uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel bintang iklan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 14 dan jingle mempunyai iklan. pengaruh terhadap variabel daya ingat sebesar Sedangkan 55,5%. sisanya 44,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti. Penelitian Pertama yaitu Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Kekuatan Celebrity Endorser Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya terhadap Brand Attitude HP Nokia, penelitian ini menggunakan sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, dengan menggunakan teknik pengambilan sempel simple random sampling. Alat analisis dalam penelitian menggunakan analisis regresi uji t dan uji F Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS, menunjukan bahwa daya tarik iklan tidak berpengaruh positif terhadap brand awareness, sedangkan kekuatan celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand awareness. Untuk variabel brand awareness tidak berpengaruh positif terhadap brand attitude. Adapun hasil uji F, secara bersama-sama daya tarik iklan dan kekuatan celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand awareness. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 15 Penelitian Kedua yaitu tentang Pengaruh Celebrity Endorser Media Iklan Terhadap Brand Image Shampoo yang memiliki hasil Variabel Familiarity, Relevance, Esteem, dan Differentiation secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap brand image produk shampoo pada mahasiswa Universitas Gunadarma Depok dan faktor yang paling dominan adalah variabel Familiarity. Penelitian Ketiga yaitu mengenai Pengaruh Jingle Iklan Media TV Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Study Kasus Iklan Silver Queen) Secara keseluruhan Jingle iklan mendapatkan penilaian yang baik dari konsumen. Jingle iklan juga berpengaruh secara nyata hanya pada struktur attention Jingle iklan Silver Queen sedangkan dimensi lainnya tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen. Penelitian Keempat dengan judul Analisis Pengaruh Dimensi Jingle Iklan Sepeda Motor Honda Beat di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian di Wilayah Perkotaan Kabupaten Jember, Hasil analisis menunjukan bahwa variabel memorability berpengaruh terhadap keputusan pembelian dari produk sepeda motor Honda Beat ,sedangkan variabel meaningfulness, likability, adaptability dan protectability tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dari produk sepeda motor Honda Beat. Penelitian Kelima yaitu mengenai Analisis Pengaruh Bintang Iklan Dan Jingle Iklan Terhadap Daya Ingat Konsumen Produk “VASELINE MEN” Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel bintang iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya ingat dan variabel jingle http://digilib.mercubuana.ac.id/z 16 iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya ingat sedangkan hasil analisis uji F diketahui ada pengaruh yang signifikan antara bintang iklan dan jingle iklan secara bersama-sama terhadap daya ingat dan hasil analisis uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel bintang iklan dan jingle iklan mempunyai pengaruh terhadap variabel daya ingat sebesar 55,5%. Sedangkan sisanya 44,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti. 2.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antara individu, atau antara organisasi dengan individu. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.Tentu saja pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi.9 9 Terence, Op.cit., Hal 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 17 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak lembaga (produsen, distributor, dan pembeli) yang terlibat dalam pemasaran secara langsung. Dengan demikian, walaupun semua pihaknya terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama yang berawal dari mulai : mendengarkan, beraksi, dan berbicara sampai terciptanya hubungan yang saling memuaskan.10 Untuk menciptakan suatu proses komunikasi yang baik, tentu diperlukan sejumlah unsur yang terdiri dari : 1. Pengirim (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lainnya. 2. Penerima (receiver) adalah pihak yang menerima pesan yang dikirimkan oleh pihak lainnya atau sering juga disebut audience atau tempat tujuan. 3. Pesan (message) adalah bentuk lambang yang dikirimkan oleh pengirim. 4. Media adalah saluran komunikasi melalui yang mana pesan beralih dari pengiriman ke penerima. 5. Penyandian isi sandi (encoding) adalah proses dimana penerima memberikan pengertian pada tanda atau lambang yang dipancarkan oleh pihak pengirim. 6. Pengurai isi sandi (decoding) adalah proses dimana penerima memberikan pengertian pada tanda atau lambang yang dipancarkan oleh pihak pengirim. 10 Ibid. Hal 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 18 7. Tanggapan (response) adalah rangkaian reaksi yang dimiliki oleh penerima setelah tersikap akan pesan. 8. Umpan balik (feedback) adalah terjadinya suatu gangguan yang tak direncanakan atau distorsi selama proses komunikasi berlangsung.11 2.2.1 Bentuk – Bentuk Komunikasi Pemasaran Secara singkat bentuk – bentuk utama dari komunikasi pemasaran, antara lain : 12 1. Penjualan Perorangan (Personal Selling) Adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. 2. Iklan (Advertising) Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai ”any paid form of non personal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, service atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui).13 Adapun maksud ”dibayar” pada definisi tersebut menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ”non personal” berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, Radio, Majalah, Koran) yang dapat 11 Philip Kotler dan Nancy Lee, Pemasaran disektor public panduan praktis untuk meningkatkan kinerja pemerintah, PT.Indeks,2007. Hal 163 12 Terence. Op.cit., Hal 5 13 Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana, 2010 Hal 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat non personal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum iklan ditayangkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan tentang bagaimana audience akan menginterpretasikan dan memberi respons terhadap pesan iklan dimaksud. Terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan media lain (billboard, internet, dan sebagainya) atau komunikasi langsung yang didesign khusus untuk pelanggan antar bisinis maupun pemakai akhir. 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merancang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Sebagai bahan perbandingan, ada iklan yang didesign untuk mencapai tujuan lain yaitu menciptakan kesadaran pada merek dan mempengaruhi sikap pelanggan. 4. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing) Adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu (misalnya kompetisi besar seperti World Cup dalam olahraga sepak bola) atau melalui suatu kegiatan sosial (seperti United Way). http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 5. Publisitas (Publicity) Seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa : namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk-bentuk ini dibuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. 6. Komunikasi ditempat pembelian (Point of Purchase Communication) Melibatkan peraga, poster, tanda dan berbagai materi lain yang didesign untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian. Display didalam toko memainkan peran penting dalam menarik perhatian konsumen untuk mencoba kemasan percobaan produk. 2.3 Periklanan Periklanan merupakan salah satu dari lima kiat utama yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Definisi periklanan yaitu sebagi bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 Periklanan merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan pesan (message), baik untuk membangun preferensi merek ataupun memotivasi konsumen dalam keputusan pembelian suatu produk. 14 Adapun pengertian periklanan juga15yaitu komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, pengeposan langsung, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Dalam komunikasi global baru, psan-pesan periklanan dapat ditransmisikan melalui media baru yaitu Internet. 2.3.1 Fungsi Periklanan Iklan secara sederhana didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk untuk ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan hanyalah bagian dari bauran promosi (promotion mix), yang masih terdapat tiga unsur lain, yaitu personal selling, sales promotion, publicity. Sedangkan bauran promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), yaitu masih terdapat Product , Place dan Price. Jadi iklan hanyalah merupakan bagian kecil yang ikut mengsukseskan jalannya pemasaran suatu produk. 14 Philip Kotler dan Susanto, A.B. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Pertama, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.2001 hal 814 15 Monle Lee dan Carla Johnson. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta : Prenada Media. 2007 hal 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 22 Adapun fungsi-fungsi periklanan adalah sebagai berikut :16 1. Fungsi Informasi Ia mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualannya. Ia memberitahu konsumen tentang produk – produk baru. 2. Fungsi Persuasif Ia mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. 3. Fungsi Pengingat Ia terus menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang akan diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya. 2.3.2 Manfaat Iklan Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau radio. Sekalipun memerlukan biaya yang sangat nominal besar 16 Ibid 10-11 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 sekali jumlahnya, bagi produsen yang dapat memanfaatkan kreativitas dalam dunia iklan, strategi iklan yang tepat dapat menjadi murah.17 2.3.3 Tujuan Periklanan Tujuan-tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Tujuan iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada konsumen tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menjadi empat yaitu (Kotler, 2008:224) : a. Iklan informatif dimaksudkan menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru yang sudah ada. b. Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. c. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. d. Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 2.3.4 Iklan Televisi Pada umumnya televisi diakui sebagai media iklan paling berpengaruh dan menjangkau spektrum konsumen atau masyarakat. Calon pembeli 17 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya, Cet V- Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, Jakarta: Penerbit Pustaka Utama Grafity, 2007. Hal 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 kebanyakan lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Media televisi menimbulkan dampak yang sangat kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran, karena kebanyakan masyarakat meluangkan waktu menonton televisi sebagai salah satu sumber berita, hiburan dan pendidikan. Dari perspektif merek, iklan televisi memiliki kelebihan atau kekuatan yang penting yaitu adalah18 : a. Iklan televisi dapat menjadi sasaran efektif yang menunjukkan secara langsung atribut-atribut produk dan menjelaskan secara persuasif manfaatmanfaat produk yang berhubungan dengan konsumen. b. Iklan televisi mudah beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi suara, warna, dan gerakan. Sebagai media visual utama, TV menggunakan teknik bercerita dengan sebuah gambar. Sebuah poin kuat dalam dunia periklanan dimana jumlah waktu yang dicurahkan untuk membaca telah menurun. c. Iklan televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa Selain terdapat kelebihan atau kekuatannya, iklan televisi juga terdapat kekurangannya yaitu: 19 a. Sifat pesannya yang cepat berlalu maka pesan yang berhubungan dengan produk dan merek itu sendiri dapat diabaikan. b. Biaya produksi dan biaya tempat yang tinggi. 18 Monle Lee dan Carla Johnson. Op.cit . Hal 267 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua belas. Jakarta : PT. Macanan Jaya Cemerlang. 2008 Hal 248 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 2.3.5 Kreatifitas Iklan Di dalam dunia periklanan, iklan harus dibuat secara kreatif, inovatif, dan memiliki nilai estetika, agar iklannya lebih diingat daripada aktivitas promosi lainnya. Pada hal ini, pembuat iklan harus dapat menstimulasi imajinasi masyarakat ketika menonton iklan tersebut untuk mendapatkan respon. Oleh karena itu, dibutuhkan daya tarik agar pesan yang disampaikan mempunyai dampak bagi masyarakat. “...appeals can be used as the basic for advertising messages. At the broadest level, these approaches are generally broken into two categories informal/rational appeals 25 and emotional appeals” 20. Daya tarik iklan (advertising appeal) mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan / atau mempengaruhi perasaan mereka terhadap suatu produk (barang dan jasa). suatu daya tarik iklan dapat pula dipahami sebagai sesuatu yang menggerakkan orang, berbicara mengenai keinginan atau kebutuhan mereka dan membangkitkan ketertarikan mereka.21 20 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: an intergrated marketing communication perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004. Hal 266 21 Morissan. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Ramdina Prakarsa. 2007. Hal 265 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 Daya tarik iklan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu daya tarik informatif/rasional dan daya tarik emosional. Kedua kategori tersebut juga dapat digabungkan atau dikombinasikan dalam pengembangan pesan iklan22. Daya tarik informatif/rasional : Daya tarik ini menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis, fungsional dan kegunaan suatu produk dan juga menekankan pada atribut yang dimiliki suatu produk dan atau manfaat atau alasan memiliki atau menggunakan merek produk tertentu. Daya tarik pada kategori ini isi pesan iklannya cenderung menekankan pada fakta, pembelajaran serta logika yang disampaikan suatu iklan. Daya tarik emosional : Daya tarik yang terkait atau berhubungan dengan emosional dengan kebutuhan sosial dan psikologi konsumen dalam pembelian suatu produk. Penggunakan pesan emosional diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan dan sikap. Daya tarik emosional terdiri dari daya tarik humor, daya tarik seks, dan daya tarik rasa takut. Daya tarik kombinasi : Daya tarik ini menggabungkan daya tarik informasional / rasional dan daya tarik emosional. 22 Ibid 265-269 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 27 Daya tarik periklanan merujuk pada basis atau pendekatan yang digunakan dalam iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen dan atau untuk mempengaruhi perasaan – perasaan mereka terhadap produk, jasa atau gagasan. 23 Banyak cara yang dapat digunakan untuk menampilkan sebuah pesan atau daya tarik periklanan, yaitu 24: Kesaksian. Iklan ini dapat disebut juga iklan pengakuan lisan. Penyampaian pesan ini menggunakan tokoh-tokoh terkenal seperti artis, para ahli, atau orang biasa yang tidak terkenal untuk memberikan kesaksian mengenai produk yang diiklankan. - Solusi masalah. Pendekatan ini menampilkan sebuah masalah kepada konsumen untuk dipecahkan dengan solusinya diberikan oleh produk yang diiklankan. - Demonstrasi. Iklan ini dirancang untuk menggambarkan manfaat dan keuntungan sebuah produk dengan menunjukkan penggunaan secara langsung atau dalam situasi yang sengaja diciptakan. Sepenggal kehidupan. Ini merupakan variasi dari pendekatan solusi masalah, teknik ini berupaya menggambarkan situasi kehidupan nyata yang melibatkan masalah atau konflik yang mungkin dihadapi oleh target pasar atau konsumen dalam kehidupan seharihari. Iklan kemudian menekankan pada pemaparan bagaimana produk yang diiklankan dapat memecahkan masalah tersebut. 23 24 Monle Lee dan Carla Johnson. Op.cit, Hal 179 Ibid. 186 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 Fantasi. Pendekatan ini menggunakan efek-efek khusus untuk menciptakan tempat, peristiwa, atau karakter bayangan. Untuk menarik pemirsanya, iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan tema-tema erotis/seksual sering digunakan. Berikut ini daya tarik yang sering digunakan dalam iklan25 : 1. Daya tarik peran pendukung (endorser) dalam iklan Banyak iklan mendapat dukungan (endorsement) eksplisit dari berbagai tokoh popular. Selain dukungan dari para selebriti, produkproduk juga menerima dukungan eksplisit dari kaum non selebriti. Menurut urutan tingkat kepentingannya, pertimbangan pertama adalah kredibilitas endorser, kecocokan endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan merek, daya tarik endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya. 2. Daya tarik humor dalam periklanan Pemakaian humor sangat efektif untuk membuat orang-orang memperhatikan iklan dan menciptakan kesadaran merek. Bila dilakukan dengan benar dan pada keadaan yang tepat, humor dapat merupakan teknik periklanan yang sangat efektif. Hasil penelitian yang mendalam dari pengaruh humor menghasilkan beberapa kesimpulan sementara: 25 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 459 - 488 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 a. Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian. b. Humor menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan. c. Humor tidak merusak pemahaman tentang produk. d. Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan. e. Humor tidak menambah kredibilitas sumber. Sifat produk mempengaruhi penggunaan humor. Khususnya, humor akan lebih berhasil digunakan pada produk yang sudah mapan daripada pada produk baru. Humor juga lebih layak untuk produkproduk yang lebih berorientasi pada perasaan, atau pengalaman, dan pada produk yang tidak sangat membutuhkan keterlibatan konsumen 3. Daya tarik rasa takut Pemakaian rasa takut diharapkan akan sangat efektif sebagai cara untuk meningkatkan motivasi. Para pengiklan mencoba memotivasi para pelanggan untuk mengolah informasi dan melakukan tindakan dengan menggunakan daya tarik rasa takut yang menyebutkan konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk yang diiklankan, atau konsekuensi negatif dari perilaku yang tidak baik. Logika yang mendasari penggunaan daya tarik rasa takut adalah untuk melibatkan khalayak dengan pesan sehingga mendorong diterimanya argumenargumen pesan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 4. Rasa bersalah sebagai pemikat Seperti rasa takut, rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi negatif. Daya tarik terhadap rasa bersalah itu kuat karena secara emosional rasa bersalah memotivasi orang dewasa untuk melakukan tindakan bertanggung jawab yang menyebabkan penurunan dalam tingkat rasa bersalah. Para pengiklan dan komunikator pemasaran lainnya menyajikan rasa bersalah dan mencoba untuk membujuk para calon pelanggan dengan menegaskan atau menyimpulkan bahwa rasa bersalah dapat dihapus dengan menggunakan produk yang dipromosikannya. 5. Pemakaian unsur seksual di dalam periklanan Iklan yang berisi daya tarik seksual akan efektif bila hal ini relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Tetapi, bila digunakan dengan benar, dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan dan menciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang diiklankan. 6. Daya tarik musik iklan Musik telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir sejak suara direkam pertama kali. Jingle, musik latar, nada-nada popular, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan – pesan penjualan, menentukan tekanan emosional untuk iklan, dan mempengaruhi suasana hati para pendengar. Dalam penelitian ini, daya tarik yang digunakan yaitu daya tarik peran pendukung (endorser) dan daya tarik musik dalam iklan. Hal ini dikarenakan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 dalam iklan Mie Sedaap White Curry hanya menonjolkan kedua aspek daya tarik tersebut. 2.4 Endorser 2.4.1 Definisi Endorser Endorser adalah tokoh / model yang digunakan dalam sebuah iklan. Penggunaan endorser pada sebuah iklan agar produk tersebut bisa langsung dikenal di kalangan masyarakat luas, apalagi endorser tersebut sudah dikenal di kalangan masyarakat luas seperti tokoh masyarakat, artis, dan atlet sehingga memudahkan produsen dalam mempromosikan produk tersebut. Endorser atau model merupakan salah satu bagian dari elemen-elemen iklan, karena penentuan endorser sangat penting. Penggunaan endorser dalam sebuah iklan mungkin menjadi pilihan bagi produsen untuk memperkenalkan produknya, agar pesan iklan yang disampaikan mengenai produk bisa mendapat perhatian oleh masyarakat. Endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal dengan bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Endorser dibagi 2 jenis yaitu : 1. Typical Person Endorser http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 Adalah memanfaatkan beberapa orang bukan selebriti untuk menyampaikan pesan suatu produk. 2. Celebrity Endorser Adalah orang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya.26 Definisi celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis, enternainer, atlet, dan public figure yang mana banyak diketahui oleh banyak orang untuk keberhasilan di bidangnya masing-masing dari bidang yang didukung. 27 Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.28 2.4.2 Komponen Celebrity Endorser Di dalam memilih selebriti yang menjadi endorser diperlukan pertimbangan-pertimbangan dari pengiklan karena karakter endorser diakui sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand awareness29. Dalam mengevaluasi selebriti yang akan digunakan sebagai endorser dengan konsep FRED (familiarity, relevance, esteem, differentiation)30. 26 Terence. Hal 460 Ibid. hal 460 28 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: an intergrated marketing communication perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004. Hal 173 29 Frans M. Royan, Marketing Celebrities, Selebriti Dalam Iklan dan Strategi Selebriti Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta: PT. Media Elex Komputindo, 2005 hal 23 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 a. Familiarity Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorsement. Artinya khalayak sasaran harus mengenal (aware) pada sosok sang artis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan (likeable) dan bisa dipercaya (trustworthy). b. Relevance Artinya terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market. c. Esteem Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti (kredibel). d. Differentiation Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang dimilikinya. Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektivitas seorang endorser. 2.4.3 Penggunaan Celebrity Sebagai Endorser Menggunakan selebriti sebagai endorser dalam iklan diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara produk dengan endorser. Selebriti 30 A.R. Miciak & W.L Shanklin, Marketing Management (3rd ed), New Jersey: Pearson Prentice Hall:, 1994 hal 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 34 digunakan untuk menarik perhatian khalayak dan meningkatkan awareness produk. Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti, karena tampilan fisik seorang selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan disukai oleh konsumen mengenai performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik perhatian target audience untuk menyaksikan iklan sehingga dapat mempengaruhi persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian. Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen. Iklan merupakan elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam menanamkan brand image kepada konsumen seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti suatu brand tertentu. Ditinjau dari sisi branding, selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata suatu merek. Andai kata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut.31 31 Royan, Op. Cit., hal 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 35 Seperti halnya David A. Aeker dalam “building strong brand” membenarkan mudahnya produk diterima oleh konsumennya jika iklan yang ditayangkan melalui personafikasi dengan tokoh selebriti, pasalnya tokoh atau selebriti ini ditunjuk mewakili karakter dan disebutkan oleh A. Aeker sebagai makna budaya yang paling diharapkan bisa mendekati target konsumen dengan baik.32 2.5 Jingle 2.5.1 Definisi Jingle Jingle adalah pesan iklan yang ditampilkan menggunakan musik 33 . Jingle adalah alat yang membuat orang terpesona oleh pesan penjualan, dengan menyusunnya ke dalam nada yang menarik perhatian, yang dapat didengungkan/dinyanyikan34. Jingle juga dapat diartikan sebagai aransemen musik yang asosiatif pada merk atau produk tertentu35. Pencantuman sebuah lagu terkenal dalam iklan dapat menarik perhatian dan mengembalikan ingatan. Penggabungan merek dan cuplikan sebuah musik popular menjadikan merek itu mudah diingat. Kita akan teringat merek itu kapan saja kita mendengar musiknya. Banyak iklan saat ini dibuat lagu sehingga mudah tertanam dalam ingatan jangka panjang. Musik 32 Ibid, hal 132 William D. Wells, Sandra Moriarty, and John Burnett, Advertising Principles and Pratices (6th ed), New Jersey: Pearson Education, 2003 hal 282 34 Otto Klepner, Advertising Procedure (5th), USA: Prentice Hall Inc, 1960 hal 258 35 Ima Hardiman, 400 Istilah PR, Media, dan Periklanan. Jakarta, Gagas Ulung 2006, hal 60 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 36 adalah jembatan penghubung yang membantu menanamkan sebuah iklan dalam memori jangka panjang 36 . Jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan merek dan musik yang menjadi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu37. Jingle dapat digunakan untuk mempertinggi brand awareness, memfasilitasi asosiasi merek atau menimbulkan perasaan dan penilaian yang positif atas merek. 38 Bahkan jingle merupakan brand element yang paling baik untuk mempertinggi brand awareness39. 2.5.2 Alasan Penggunaan Jingle Alasan utama pengiklan menggunakan iklan dengan jingle adalah karena mereka percaya bahwa musik dapat : a. Menimbulkan perhatian / kesadaran akan produk b. Menciptakan mood (suasana hati) c. Menimbulkan ketenangan atau menimbulkan bunyi emosional yang dapat meningkatkan evaluasi atas produk dan memfasilitasi penerimaan pesan d. Mengirimkan pesan dari merek dengan cara yang unik e. Membangun personalitas merek 36 Max Sutherland & Alice K. Sylvester, Advertising and The Mind of The Consumer, Jakarta Pusat: PPM, 2004 hal 139-140 37 Michael R. Salomon, Consumer Behavior: Buying, Having and Being (6Th ed) New Jersey: Pearson Education Inc, 2004 hal 56 38 Kevin Lane Keller, op.cit., 175 39 Ibid. hal 210 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 37 f. Mengkomunikasikan nilai budaya40 2.5.3 Syarat – Syarat Jingle Berikut ini adalah syarat-syarat jingle yang baik menurut Klepner harus memiliki ketentuan sebagai berikut : 1. Jingle harus dapat menampilkan nama produk dan slogan suatu produk dengan menyenangkan dan dengan cara yang mudah diingat 2. Musik yang digunakan harus simple 3. Melodi yang digunakan harus menyenangkan dan berbeda dengan melodi lainnya 4. Lirik yang digunakan harus simple, langsung dan spesifik (khusus) dimana terdapat penyebutan nama produk lebih dari satu kali 5. Jingle harus menampilkan slogan produk dan apabila memungkinkan harus dilakukan pengulangan dalam penyebutan 6. Semakin pendek sebuah jingle semakin baik (rata-rata panjang jingle adalah 18 detik)41 40 Patrick De Pelsmacker, Maggie Geuens, Joeri Van Den Bergh, Marketing Communications: a European perspective, (2nd ed) London: Prentice Hall, 2004, hal 198 41 Klepner, loc.cit., http://digilib.mercubuana.ac.id/z 38 Di dalam buku Suhandang menambahkan bahwa melodi lagu dan kata-kata sederhana yang mudah dihapal akan melekat pada memori pemirsa.42 2.5.4 Komponen Jingle Terdapat 5 komponen jingle yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jingle yaitu:43 1. Memorability Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Untuk mencapai brand awareness, maka kriteria jingle yang dipilih haruslah yang mudah untuk diingat yang kemudian dapat memfasilitasi recall, recognition, purchase dan consumption. Memorability jingle ini merupakan faktor yang penting atas sebuah jingle. Konsumen sering tidak mempertimbangkan banyak informasi dalam membuat keputusan atas produk, sehingga diperlukan sekali jingle yang mudah diingat dan dikenal. Dengan sifat jingle yang menarik dan mudah diingat ini memungkinkan konsumen menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarkannya dari iklan sehingga dapat meningkatkan tingkat memorability terhadap jingle. 42 Suhandang, op.cit., 139 43 Kevin Lane Keller, loc.cit., 175-180 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 39 Memorability terbagi atas : a. Easily Recalled, kemudahan jingle untuk diingat b. Easily Recognition, kemudahan jingle untuk dikenali 2. Meaningfulness Yaitu jingle mempunyai arti karena sifat musikalnya, jingle bisa mengkomunikasikan informasi tentang produk tetapi jingle seringkali menyampaikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan ringkas. Meaningfulness terbagi atas : a. Descriptive, jingle dapat memaparkan informasi umum akan sifat dasar dari produk. Dalam arti apakah jingle menunjukan kategori produk dari suatu produk. b. Persuasive, jingle mencakup informasi khusus mengenai sifat dan manfaat khusus atas suatu produk. Dalam arti apakah jingle menginformasikan keterangan khusus atas produk seperti manfaat produk, komposisi produk serta penggunaan dari suatu produk. 3. Likeability http://digilib.mercubuana.ac.id/z 40 Yaitu jingle disukai. Sebuah jingle tidak harus selalu terkait dengan produk. Dengan demikian, unsur-unsur jingle haruslah : a. Fun and Interesting, jingle harus terdengar menarik dan menyenangkan. b. Rich in visual and verbal imaginery, jingle dapat dipilih adalah yang kaya secara visual dan verbal. c. Aesthetically pleasing, jingle harus terdengar menarik karena keindahannya. 4. Transferability Yaitu jingle mudah ditransfer ke produk kategori. Transferability terbagi atas : a. Within and across product categories, jingle dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda. b. Across geographical boundaries and cultures, jingle dapat digunakan untuk memperkenalkan produk melintasi batas geografis dua budaya. 5. Adaptability Yaitu jingle tidak mudah usang. Adaptability terbagi atas : a. Flexible, jingle dapat digunakan dari masa ke masa. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 41 b. Updateable, jingle tidak ketinggalan jaman. Karena adanya perubahan yang terus menerus atas nilai dan opini konsumen hanya karena kebutuhan akan jingle up to date (terbaru) dan sesuai dengan jaman sekarang maka jingle harus terus diperbaharui setiap waktu. Keefektifan jingle tergantung pada nilai mencari perhatian yang merujuk pada lingkungan sekitar atau pengaktifan potensi suara musik. 6. Protectability Yaitu jingle dapat diproteksi. Protectability terbagi atas : a. Legally, jingle dapat dilindungi menurut hokum b. Competitive, jingle dapat dilindungi dari pesaing. Apabila jingle terlalu mudah untuk ditiru maka keunikan dari jingle akan hilang. Maka, penting untuk mengurangi kemungkinan bagi pesaing (competitor) untuk meniru jingle.44 2.6 Efek Periklanan Untuk mengetahui tingkat ketertarikan khalayak terhadap suatu produk yang ditawarkan bisa dilakukan pengukuran dengan mengaplikasikan teori-teori komunikasi, diantaranya adalah teori Hierarchy Of Effect dan AIDA. Hirarki yang dimaksud adalah sikap khalayak yang merupakan rangkaian tingkat kesiapan calon pembeli dari awal mengetahui adanya 44 Kevin Lane, Keller. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity (1st ed), New Jersey: Prentice Hall, 1997 hal 198 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 42 barang atau jasa yang ditawarkan sampai dengan melakukan tindakan akhir terhadap barang atau jasa tersebut, baik mencoba maupun menggunakan atau memilikinya.45 Adapun Hirarki Efek dimaksud terdiri atas : 1. Awareness (mengetahui/menyadari) Tahap dimana konsumen bisa mengenal dan mengingat barang atau merknya. 2. Interest (perhatian/minat) Tahap dimana terjadi keinginan konsumen untuk mempelajari beberapa keistimewaan barang atau merek tersebut. 3. Evaluating (penilaian) Tahap dimana konsumen menilai barang atau merek dimaksud sesuai dengan perasaan harapannya. 4. Trial (percobaan) Tahap dimana timbul kesungguhan konsumen untuk mengawali pembelian dengan mencoba memakai barang atau merek tersebut. 5. Adoption (penerimaan) 45 Kustadi Suhandang, Periklanan Manajemen, Kiat dan Strategi, Bandung: Nuansa, 2005 hal 61 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 43 Tahap dimana setelah memperoleh pengalaman yang menyenangkan pada awal pembelian (percobaan) tadi, konsumen akan membeli lagi dan memakai barang atau merek itu seterusnya.46 Dan teori komunikasi lainnya adalah AIDA, yakni Attention, Interest, Desire, dan Action. a. Attention, merupakan tahapan dimana khalayak memperhatikan suatu iklan yang menawarkan produk/jasa yang ditawarkan, biasanya hal ini diukur dari intensitas menonton iklan, terpaan iklan serta frekuensi menyaksikan iklan tersebut. b. Interest, merupakan mempunyai hasrat tahapan untuk dimana memilih khalayak sudah produk/jasa yang khalayak sudah produk/jasa yang khalayak sudah ditawarkan. c. Desire, merupakan mempunyai hasrat tahapan untuk dimana memiliki ditawarkan. d. Action, merupakan tahapan dimana mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan produk/jasa yang ditawarkan 46 Kustadi Suhadang, Public Relation Perusahaan: Kajian Program Implementasi, Bandung: Nuansa 2004 hal 99 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 44 Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan efek pertama dari iklan adalah awareness (kesadaran) dan Attention (perhatian), Oleh karena itu keberadaan Celebrity Endorser dan Jingle menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dan kesadaran khalayak akan produk untuk sampai ketahap berikutnya. 2.6 Brand Awareness 2.7.1 Definisi Brand Awareness Brand Awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.47 Aeker menambahkan bahwa brand awareness menggambarkan kehadiran suatu merek di dalam ingatan konsumen.48 Brand Awareness merupakan bentuk paling sederhana dari pengetahuan akan suatu merek yang merupakan kesadaran konsumen akan suatu merek.49 2.7.2 Komponen Brand Awareness Brand Awareness dikelompokan pada 2 komponen besar yaitu depth of brand awareness dan breadth of brand awareness dengan penjelasan sebagai berikut : 47 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal 39 48 David A.Aeker, Building Strong Brands, New York: The Free Press, 1996, hal 330 49 Don E. Schultz & Beth E. Barnes, Strategic Brand Communication Campaign (5 th ed), Chicago: NTC Business Books, 1999 hal 144 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 45 1. Depth of Brand Awareness (kedalaman brand awareness) Depth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan brand recall dan brand recognition. 2. Breadth of Brand Awareness (keluasan brand awareness) Breadth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan jumlah purchase dan consumption pada situasi dimana merek diingat. Breadth of Brand Awareness ini bergantung pada banyaknya pengetahuan atas produk dalam pikiran seseorang.50 Didalam bukunya, Keller menjelaskan 4 indikator brand awareness terhadap suatu merek, yaitu: 1. Recall Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang mereka ingat. Secara umum, dipercaya bahwa untuk meningkatkan brand recall maka nama merek yang dipilih haruslah : - Untuk meningkatkan brand recall, maka sangat diperlukan nama merek yang sederhana dan mudah untuk diucapkan. Kesederhanaan nama merek dapat mempermudah konsumen dalam memahami nama merek. Nama merek yang pendek dapat memfasilitasi brand recall karena nama merek yang pendek akan mudah diingat. 50 Kevin Lane Keller. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity (2nd ed), New Jersey: Prentice Hall, 2003 hal 77,731 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 46 - Kemudahan untuk diucapkan diperlukan untuk meningkatkan pengulangan secara lisan dalam rangka membangun daya ingat yang kuat. Pengucapan juga mempengaruhi timbulnya perhatian dan keinginan konsumen untuk menyebutkan nama merek secara lisan. - Idealnya nama merek harus jelas, dapat dipahami dan tidak memiliki arti ambigu. Nama merek yang ambigu akan berpengaruh besar atas pemahaman akan sebuah merek. Konsumen akan memiliki persepsi yang berbeda akan suatu merek apabila merek tersebut memiliki pengucapan ambigu sehingga menimbulkan arti yang berbeda. - Untuk mempertinggi brand recall maka nama merek harus terdengar akrab dan memiliki arti. 2. Recognition Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam suatu kategori tertentu. Untuk meningkatkan brand recognition maka nama merek haruslah berbeda, khusus dan tidak biasa. 3. Purchase Yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukan suatu merek kedalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk/layanan. 4. Consumption http://digilib.mercubuana.ac.id/z 47 Yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang menggunakan produk / layanan pesaing.51 2.8 Kerangka Berpikir Iklan Variabel Bebas (X) X1 Celebrity Endorser Variabel Terikat (Y) Brand Awareness X2 Jingle 2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sebagai statement terhadap hasil penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0-1 : Tidak ada pengaruh antara daya tarik Celebrity Endorser “Syahrini” terhadap brand awareness “Mie Sedaap White Curry” 51 Ibid. Hal 183-185 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 48 H1-1 : Ada pengaruh antara Celebrity Endorser “Syahrini” terhadap Brand Awareness “Mie Sedaap White Curry” H0-2 : Tidak ada pengaruh antara daya tarik Jingle “White Curry Fenomeno Creamy” terhadap brand awareness “Mie Sedaap White Curry” H1-2 : Ada pengaruh antara Jingle “White Curry Fenomeno Creamy” terhadap Brand Awareness “Mie Sedaap White Curry” H0-3 : Tidak ada pengaruh secara simultan antara daya tarik Celebrity Endorser “Syahrini” dan Jingle “White Curry Fenomeno Creamy”terhadap brand awareness “Mie Sedaap White Curry” H1-3 : Ada pengaruh antara secara simultan Celebrity Endorser “Syahrini” dan Jingle “White Curry Fenomeno Creamy” terhadap Brand Awareness “Mie Sedaap White Curry” http://digilib.mercubuana.ac.id/z