Document

advertisement
ABSTRAK
PENGARUH KESADARAN MEREK DAN BUKTI FISIK TERHADAP
CITRA MEREK LPK CITRA JAYA TASIKMALAYA
Oleh :
Andri Maulana Sudrajat
093402116
Dibawah Bimbingan :
Dedi Rudiana
R. Lucky Radi R
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Kesadaran Merek dan Bukti fisik terhadap Citra Merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, sedangkan tekhnik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner dan observasi langsung.
Tekhnik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling dengan ukuran
sampel sebanyak 45 responden. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Kesadaran
Merek dan Bukti Fisik terhadap Citra Merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya. Maka
disarankan kepada perusahaan untuk tetap mempertahankan Kesadaran Merek dan
meningkatkan Bukti Fisik yang dapat dirasakan oleh konsumen agar Citra Merek pada
LPK Citra Jaya Tasikmalaya semakin meningkat.
Kata kunci : Kesadaran Merek, Bukti Fisik, Citra Merek.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND AWARENESS AND PHYSICAL
EVIDENCE OF BRAND IMAGE LPK CITRA JAYA TASIKMALAYA
Compiled:
Andri Maulana Sudrajat
093402116
Guidance by:
Dedi Rudiana
R.Lucky Radi R
The objective of this research is to know and analyze the influence of brand
awareness and physical evidence to brand image LPK Citra Jaya Tasikmalaya. The
method used is the method of survey explanatory, while the technique of collecting data
through interviews, questionnaires and direct observation. The analysis tool used is
multiple regression. From the results of the study indicate that there is significant
influence between the brand awareness and the pyshical evidence to brand image LPK
Citra Jaya Tasikmalaya. It is advisable for companies to maintain brand awareness and
increase the pysichal evidence that can be perceived by consumers to brand image in
LPK Citra Jaya Tasikmalaya increased.
Keywords: Brand Awareness, Physical Evidence, Brand Image.
1. Pendahuluan
Bisnis penjualan mobil dari distributor ke dealer di Indonesia sampai akhir
September lalu sudah mencapai 816.322 unit atau naik 23,7 % dibandingkan periode
tahun sebelumnya, 659.839 unit. Untuk ritel, terjadi lonjakan pada Desember lalu, yaitu
101.866 unit, naik 4,4 % dari November 2012 dengan hasil 97.570 unit. Dikutip dari
halaman otomotif.kompas.com. Hal ini menjadi motifasi untuk para perusahaan di
bidang industri sejenis untuk dapat memperluas pangsa pasar dengan menarik perhatian
konsumen akan produk atau jasa yang ditawarkan.
Terkait dengan makin tingginya pertumbuhan penduduk yang juga diiringi
dengan kenaikan jumlah kendaraan roda empat yang membantu warga dalam
melakukan mobilitas maka keterampilan mengemudikan kendaraan roda empat menjadi
kebutuhan yang signifikan dan menjanjikan dari segi ekonomis. Peluang bisnis di
bidang jasa atas keterampilan mengemudi cukup menggiurkan. Permintaan akan LPK
mengemudi juga terus meningkat. Untuk sebagian masyarakat, keterampilan
mengemudi sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama untuk masyarakat di daerah
perkotaan, karena dengan memiliki kemampuan mengemudi, masyarakat dapat
mengefesiensikan waktunya dan dapat menggambarkan gaya hidup orang tersebut.
Tinggi rendahnya suatu merek tergantung pada beberapa faktor yang
mendukung terbangunnya kesadaran merek tersebut. Periklanan merupakan faktor
utama dalam membentuk kesadaran konsumen akan sebuah produk. Selain berusaha
membuat konsumen sadar akan merek perusahaan juga harus dapat membuat langkahlangkah strategis untuk terus dapat berkompetisi dengan para pesaingnya. Salah satunya
dapat dilakukan dengan memberikan bukti fisik yang dapat meyakinkan konsumen.
Bukti fisik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan citra
merek yang tertanam dibenak konsumen. Ketika konsumen mengetahui bukti fisik yang
meyakinkan, maka konsumen cenderung tidak hanya akan merasakan keinginan untuk
memilih LPK tersebut, tetapi juga akan menumbuhkan pengakuan yang positif untuk
perusahaan.
Citra merek yang baik akan menjadi perioritas utama yang dijadikan acuan bagi
konsumen sebelum melakukan pembelian. Dengan memiliki citra merek yang positif di
mata konsumen, maka akan berdampak positif pula terhadap keberlangsungan hidup
perusahaan karena dengan demikian akan membuka peluang yang besar dalam
memperoleh kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Berhasil atau tidaknya suatu merek tergantung pada persepsi konsumen
yang tertanam dalam benak konsumen mengenai merek tersebut.
Konsumen akan senang membeli produk atau jasa perusahaan apabila dia
menyadari merek perusahaan dan memiliki keyakinan akan bukti fisik yang dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Selain itu, saat ini banyak perusahaan yang memusatkan
bisnisnya dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Namun, berdasarkan pengamatan awal (2013) masih terdapat beberapa
masyarakat yang tinggal di sekitar LPK Citra Jaya tidak sadar atau tidak mengetahui
adanya LPK tersebut. Salah satu alasan mereka tidak mengetahui LPK tersebut adalah
sistem pemasaran yang diterapkan oleh LPK dirasakan kurang maksimal dan
masyarakat lebih mengenal merek dari pesaing lain yang lebih dulu hadir di kota
Tasikmalaya. Adanya faktor fasilitas dalam hal ini menyangkut ketersedian armada
dapat menjadikan salah satu alasan bagi salah satu konsumen mengemudi untuk
memilih di tempat lain yang berada tidak terlalu jauh dari LPK Citra Jaya. Karena
armada yang ditawarkan oleh pesaing lebih menarik dan bervariatif.
Dari demikian, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan
meneliti tentang pengaruh Kesadaran merek dan Bukti fisik terhadap Citra merek di
LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Kesadaran merek pada LPK
Citra Jaya Tasikmalaya.
2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Bukti fisik yang disediakan oleh
LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
3. Bagaimana tingkat Citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
4. Bagaimana pengaruh Kesadaran merek dan Bukti fisik yang dirsakan
konsumen terhadap Citra merek baik secara parsial maupun simultan pada
LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kesadaran merek dan Bukti fisik yang positif, akan membentuk sebuah Citra
merek. Di tengah persaingan yang semakin ketat, merek bisa menjadi senjata andalan
untuk menarik perhatian dan mengikat Citra merek. Citra terlihat sebagai aspek kritis
dari kemampuan perusahaan untuk memelihara positioning pasar, citra mempunyai
hubungan dengan aspek utama dari kesuksesan organisasi.
Adanya Kesadaran merek yang baik dari produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan akan berpengaruh terhadap daya saing perusahaan, dan pemahaman yang
baik terhadap Kesadaran merek dapat menjadi nilai strategis ketika mengembangkan
strategi periklanan yang diarahan pada penciptaan Citra merek.
Bukti fisik yang mampu memberikan janji yang sangat meyakinkan konsumen
dapat dengan mudah mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk melakukan
pembelian. Sedangkan apabila perusahaan tidak mampu dalam meyakinkan konsumen
melalui bukti fisik yang ditawarkan, maka proses penciptaan konsumen baru akan sulit
diperoleh.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai hal – hal yang mempengaruhi bukti
fisik perusahaan. Terdapat empat indikator yang digunakan sebagai acuan dalam
penelitian, yaitu fasilitas fisik, peralatan, personil dan bahan komunikasi.
Adanya citra merek yang baik dari produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan akan berpengaruh terhadap daya saing perusahaan, dan pemahaman yang
baik terhadap citra merek dapat menjadi nilai strategis ketika mengembangkan strategi
periklanan yang diarahkan pada penciptaan keputusan konsumen. Melalui strategi
pengakuan, reputasi, afinitas dan loyalitas yang dibangun perusahaan, diharapkan dapat
mampu membangun citra merek yang positif dibenak konsumen.
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis
penelitian secara umum yakni :
“Kesadaran merek dan Bukti fisik berpengaruh terhadap Citra merek pada LPK
Citra Jaya Tasikmalaya”.
3.
Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah LPK Citra Jaya yang terletak di Jalan Perintis
Kemerdekaan No.59 Tasikmalaya. LPK Citra Jaya ini merupakan salah satu perusahaan
jasa yang bergerak di bidang pendidikan yaitu pusat pelatihan dan keterampilan kursus
mengemudi.
4.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode survey. Penelitian ini
mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengambilan
data pokok. Ciri khas metode survey adalah data dikumpulkan dari responden yang
banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Survey merupakan tipe pendekatan
dalam penelitian yang ditujukan pada sejumlah besar individu atau kelompok.
Operasionalisasi Variabel
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka
perlu dipahami sebagai unsur – unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah
yang termuat dalam operasional variabel penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (X) : Variabel indenpenden adalah suatu variabel bebas yang
keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Dalam
penelitian ini variabel independennya adalah Kesadaran merek (X1) dan
Bukti fisik (X2).
2. Variabel Terikat (Y) : Variabel dependen adalah suatu variabel terikat yang
keberadaannya merupakan suatu yang dipengaruhi oleh variabel independen.
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Citra merek.
Tekhnik pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Data primer
Data yang langsung diperoleh dari kuesioner, pengamatan langsung, dan
wawancara (Sugiyono, 2008 : 193)
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti bukan dari responden akan tetapi dari data yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain maupun pihak perusahaan LPK Citra Jaya
Tasikmalaya.
Paradigma penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka disajikan paradigma penelitian mengenai
pengaruh Kesadaran merek dan Bukti fisik terhadap Citra merek LPK Citra Jaya
Tasikmalaya. Adapun paradigma penelitian ini adalah paradigma sederhana karena
penelitian terdiri atas dua variabel independen dan satu variabel dependen. Untuk lebih
jelas keterkaitan antara variabel tersebut penulis tuangkan dalam gambar paradigma
penelitian sebagai berikut :
Kesadaran Merek
(X1)
Citra Merek
(Y)
Bukti Fisik
(X2)
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian
Tekhnik Analisis Data
Setelah data yang diperlukan telah diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk
kemudian diinterpretasikan. Sebelum melakukan analisis, dilakukan pengujian data
yaitu :
Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008 : 172) instumen yang valid berarti bahwa instrument
tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) apa yang seharusnya
diukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
itu valid untuk mencari nilai validitas dari sebuah item pertanyaan.
Data dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung data tersebut melebihi nilai
korelasi tabelnya, yaitu jika rhitung > rkritis (0,30), maka butir pertanyaan atau variabel
tersebut valid. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masingmasing pernyataan melalui total skor dengan menggunakan Person Product Moment.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
n XY    X ( Y 
rxiy 
2
2
n X 2   X  n Y 2   Y 
(Sugiyono, 2008 : 248)
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi Product Moment
X
= Skor salah satu pertanyaan
Y
= Total Skor Pernyataan
n
= Jumlah responden
Prosedur uji validitas yaitu dengan membandingkan rhitung dengan rtabel yaitu
angka kritik tabel korelasi pada derajat kebebasan (dk = n-2) dengan taraf signifikasi α
= 5%
Kriteria pengujian :

Jika rhitung > rtabel , maka pernyataan tersebut valid

Jika rhitung < rtabel , maka pernyataan tersebut tidak valid
Berdasarkan hasil uji validitas (pada lampiran) kepada 45 responden maka dapat
diketahui bahwa item variabel X dan variabel Y dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri
atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik.
Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan,
konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas
adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya sejauh mana skor
hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
2 rb

ri 1 
rb
(Sugiyono, 2008 : 186)
Keterangan :
ri = Angka realibilitas keseluruhan item
rb = Angka koefisien belahan ganjil dan belahan genap
Dari hasil perhitungan tersebut, maka kaidah keputusannya adalah :

Jika rhitung > rtabel , maka pernyataan reliabel

Jika rhitung < rtabel , maka pernyataan tidak reliabel



Data yang diperoleh di lapangan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
statistik dengan bantuan software komputer (program SPSS 17.0) hal ini untuk
memudahkan dalam perhitungan.
Analisis Terhadap Kuesioner
Tekhnik pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban reponden
dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Perhitungan hasil kuisioner dengan presentase dan skoring menggunakan rumus
sebagai berikut :
F
(Sudjana, 2000 : 76)
X  x100%
N
Keterangan :
X
= Jumlah presentase jawaban
F
= Jumlah jawaban/ frekuensi
N
= Jumlah responden
Setelah diketahui jumlah nilai tertinggi dari keseluruhan sub variabel maka dapat
ditentukan interval perinciannya, yaitu sebagai berikut:
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
(Sudjana, 2000 : 79)
NJI 
Jumlah Kriteria Pernyataan
NJI = Nilai jenjang interval adalah interval untuk menentukan tinggi sekali,
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah suatu variabel.
Metode Successive Interval
Setelah dilakukan analisis instrumen penelitian dan apabila hasil dari
pengukuran instrumen tersebut valid dan reliable, maka selanjutnya nilai jawaban yang
diperoleh dari responden diubah skalanya menjadi skala pengukuran interval.
Menurut Nazir (2003 : 338) menyatakan bahwa skala likert jenis ordinal hanya
menunjukan rangkingnya saja, maka dari itu variabel yang berskala ordinal harus
terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala interval menggunakan
metode succesive interval.
Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas X1 dan
X2 terhadap variabel terikat Y.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
^
Y a b X b X
1
1
Keterangan :
Y
= Citra merek
2
2

(Sugiyono, 2008 : 277)
a
= Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi Ganda
X1 = Kesadaran merek
X2 = Bukti fisik
ε
= standar error
1. Koefisien Determinasi
Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi (R²). Nilai
(R²) mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R² ≤ 1).
Semakin besar R² (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi
tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak
dapat menjelaskan variabel dependen.
Rumus koefisien determinasi adalah:
Kd = rxy² x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
rxy = Koefisien korelasi
Untuk mencari pengaruh faktor lain yang mempengaruhi variabel Y, maka
digunakan rumus koefisien non determinasi sebagai berikut :
Knd = 1 – (r2) x 100%
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional
penetapan tingkat signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan :
1. Penetapan Hipotesis Operasional
a. Secara Parsial
Ho1 : βj = 0
Kesadaran merek secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Citra merek pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya
Ho2 : βj ≠ 0
Kesadaran merek secara parsial berpengaruh terhadap Citra
merek pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya
Ho1 : βj = 0
Bukti fisik secara parsial tidak berpengaruh terhadap Citra
merek pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya
Ho2 : βj ≠ 0
Bukti fisik secara parsial berpengaruh terhadap Citra merek
pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya
b. Secara Simultan
Ho : βj = 0
Kesadaran merek dan Bukti fisik secara simultan tidak
berpengaruh terhadap Citra merek pada LPK Citra Jaya
Tasikmalaya
Ha : βj ≠ 0
Kesadaran merek dan Bukti fisik secara simultan
berpengaruh terhadap Citra merek pada LPK Citra Jaya
Tasikmalaya
2. Penetapan Tingkat Signifikasi
Untuk menguji signifikasi dilakukan dua pengujian yaitu sebagai berikut :
1. secara parsial menggunakan uji t
(Mustopa, 1992 : 140)
j
t
s j
Keterangan :
t = Nilai t hitung
βj = Koefisien regresi
Sβj = Kesalahan baku regresi
2. secara simultan menggunakan uji F
r2 / k
F
1  r 2 / n  k  1


(Sugiyono, 2008 : 257)
Keterangan :
F = Nilai F hitung
r2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
Tingkat derajat kebebasan (dk) pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – 1)
serta tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau α = 0,05.
3.
Kriteria Pengujian
a. Secara parsial :
Tolak Ho dan terima Ha jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel
Terima Ho dan tolak Ha jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
b. Secara simultan :
Tolak Ho dan terima Ha jika Fhitung > Ftabel
Terima Ho dan tolak Ha jika Fhitung ≤ Ftabel
4.
Penarikan Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan di atas, maka akan
dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan
apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. Untuk mempermudah
perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 17.0 dan Ms.Excel 2007.
5.
Hasil Serta Pembahasan Tanggapan Konsumen Mengenai Kesadaran
merek dan Bukti fisik Terhadap Citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen LPK
Citra Jaya Tasikmalaya mengenai Kesadaran merek dapat dilihat melalui hasil rekapan
data di bawah ini :
No
Uraian
Skor
Klasifikasi
Merek LPK Citra Jaya dikenal oleh
1
190
Sangat Baik
konsumen
LPK Citra Jaya menjadi pilihan utama
2
186
Baik
konsumen
Konsumen tidak ingat dengan merek
3
LPK Citra Jaya dibanding merek
163
Baik
pesaing lain
LPK Citra Jaya dikenal oleh semua
4
179
Baik
kalangan
Konsumen tidak mengenal LPK Citra
5
174
Baik
Jaya
Jumlah
892
Baik
Adapun untuk mengetahui klasifikasi indikator Kesadaran merek yang dirasakan
konsumen secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Nilai tertinggi keseluruhan dari indikator Kesadaran merek : 45 x 5 x 5 = 1125
Nilai terendah keseluruhan dari indikator Kesadaran merek : 45 x 1 x 5 = 225
Jumlah kriteria pertanyaan = 5
Klasifikasi penilaian indikator Kesadaran merek secara keseluruhan adalah
sebagai berikut :
Nilai 945
1125 Sangat Baik
Nilai 765
944
Baik
Nilai 585
764
Cukup
Nilai 405
584
Rendah
Nilai 225
404
Sangat Rendah
Berdasarkan total skor secara keseluruhan sebesar 892, sehingga Kesadaran
merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya termasuk kedalam klasifikasi baik. Kesadaran
merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya terbentuk dari atribut yang melekat pada merek
LPK Citra Jaya, diantaranya yaitu bahwa merek mudah diingat, LPK Citra Jaya mudah
dikenali, LPK Citra Jaya menjadi pilhan utama konsumen, LPK Citra Jaya juga lebih
dipilih konsumen dibandingkan dengan merek pesaing lain.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen LPK
Citra Jaya Tasikmalaya mengenai Bukti fisik dapat dilihat melalui hasil rekapan data di
bawah ini :
No
Uraian
Skor
Klasifikasi
Bangunan LPK Citra Jaya menarik dan
1
168
Baik
mudah dikenal
Puas dengan armada yang disiapkan oleh
2
197
Sangat Baik
LPK Citra Jaya
LPK Citra Jaya memiliki area parkir yang
3
144
Cukup
luas
Tenaga kerja LPK Citra Jaya menggunakan
4
195
Sangat Baik
seragam yang sopan
Fasilitas penunjang pendidikan yang
5
149
Cukup
dimiliki LPK Citra Jaya lengkap
Instruktur LPK Citra Jaya tidak cakap dalam
6
187
Baik
mendidik
Promosi yang di lakukan LPK Citra Jaya
7
148
Cukup
tidak infomatif
Jumlah
1188
Baik
Sumber : Data Olahan
Adapun untuk mengetahui klasifikasi indikator Bukti fisik yang dirasakan
konsumen secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Nilai tertinggi keseluruhan dari indikator Bukti fisik : 45 x 5 x 7 = 1575
Nilai terendah keseluruhan dari indikator Bukti fisik : 45 x 1 x 7 = 315
Jumlah kriteria pertanyaan = 5
Klasifikasi penilaian indikator Bukti fisik yang dirasakan oleh konsumen secara
keseluruhan adalah sebagai berikut :
Nilai 1323 1575 Sangat Baik
Nilai 1071 1321 Baik
Nilai 819
1070 Cukup
Nilai 567
818
Rendah
Nilai 315
566
Sangat Rendah
Berdasarkan total skor secara keseluruhan sebesar 1188, sehingga Bukti fisik
yang dirasakan oleh konsumen LPK Citra Jaya Tasikmalaya termasuk kedalam
klasifikasi baik. Bukti Fisik yang dirasakan oleh konsumen LPK Citra Jaya
Tasikmalaya terbentuk dari berbagai hal – hal yang positif diantaranya adalah
konsumen percaya bahwa LPK Citra Jaya mempunyai bangunan yang menarik dan
mudah dikenal, puas dengan armada yang disiapkan oleh LPK Citra Jaya. Selain itu
LPK Citra Jaya memiliki area parkir yang cukup luas, tenaga kerja LPK Citra Jaya
menggunakan seragam yang sopan, fasilitas penunjang pendidikan yang disediakan oleh
LPK Citra Jaya dirasa lengkap, Instruktur LPK Citra Jaya cakap dalam mendidik
sehingga dapat membuat konsumen percaya dan puas terhadap pelayanan LPK Citra
Jaya.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen LPK
Citra Jaya Tasikmalaya mengenai Citra merek dapat dilihat melalui hasil rekapan data
di bawah ini :
No
Uraian
Skor Klasifikasi
Merek LPK Citra Jaya menjadi pilhan utama dalam
1
74
Baik
memilih kursus mengemudi
2
Logo LPK Citra Jaya mudah dieja
76
Baik
3
Karyawan LPK Citra Jaya ramah dalam pelayanannya
96
Sangat Baik
4
Produk LPK Citra Jaya sesuai dengan gaya hidup
75
Baik
Harga paket LPK Citra Jaya tidak sesuai dengan
5
84
Baik
kualitas kinerja
6
Merekomendasikan LPK Citra Jaya kepada orang lain
58
Baik
Kualitas kinerja LPK Citra Jaya dari awal berdiri
7
71
Baik
hingga sekarang semakin berkembang
Jumlah
234
Baik
Adapun untuk mengetahui klasifikasi indikator Citra merek secara keseluruhan
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Nilai tertinggi keseluruhan dari indikator citra merek : 45 x 5 x 7 = 1575
Nilai terendah keseluruhan dari indikator citra merek : 45 x 1 x 7 = 315
Jumlah kriteria pertanyaan = 5
Klasifikasi penilaian indikator citra merek secara keseluruhan adalah sebagai
berikut:
Nilai 1323 1575 Sangat Baik
Nilai 1071 1321 Baik
Nilai 819
1070 Cukup
Nilai 567
818
Rendah
Nilai 315
566
Sangat Rendah
Berdasarkan total skor secara keseluruhan sebesar 1234, sehingga Citra merek
pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya termasuk kedalam klasifikasi baik. Citra merek yang
dimiliki oleh konsumen untuk LPK Citra Jaya Tasikmalaya terbentuk oleh kepuasan
yang secara terus menurus ditingkatkan oleh perusahaan dan dapat terlihat dari
ketertarikan konsumen untuk lebih memilih kursus mengemudi di LPK Citra Jaya, logo
yang mudah dieja, keryawan yang ramah dalam melayani konsumen, produk yang
sesuai dengan gaya hidup konsumen, harga paket yang sesuai dengan hasil kerja yang
didapat konsumen, merekomendasikan kepada orang lain dan konsumen yang
mengetahui bahwa kinerja LPK Citra Jaya yang terus berkembang dari sejak awal
berdiri hingga sekarang.
Pengaruh Kesadaran merek dan Bukti fisik terhadp Citra merek LPK
Citra Jaya Tasikmalaya
Untuk mengetahui sejauhmana Kesadaran merek dan Bukti fisik mempengaruhi
dalam Citra merek pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya, maka digunakan program
Ms.Excel 2007 dan program SPSS for window versi 17.00 (hasil pengolahan data
terlampir). Sebelum data dimasukan atau diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan
perubahan data dari data yang bersifat ordinal kedalam data interval dengan
menggunakan metode succesive interval (hasil olahan data terlampir).
Selanjutnya dihitung sedemikian rupa sehingga hasil perhitungannya dapat
diperoleh sebagai berikut :
1.
Analisis Regresi Berganda
Untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
dependen yaitu pengaruh antara Kesadaran merek (X1), dan Bukti fisik (X2), terhadap
Citra merek (Y), dapat dilihat dari tabel output SPSS pada tabel coefficients.
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
4.861
2.270
KesadaranMerek
.603
.132
BuktiFisik
.364
.139
Beta
t
Sig.
2.141
.038
.557
4.578
.000
.319
2.623
.012
a. Dependent Variable: CitraMerek
Dari tabel coefficients tersebut didapat suatu persamaan regresi, yaitu :
Y = 4.861 + 0.603X1 + 0.3647X2
Dimana :
Y = Citra merek
X1 = Kesadaran merek
X2 = Bukti fisik
a = 4.861
b1 = 0.603
b2 = 0.364
Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel Kesadaran merek (X1),
dan variabel nilai emosonal (X2) memberikan pengaruh positif pada variabel Citra
merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya (Y), yang berarti bahwa pengaruh dari Kesadaran
merek dan Bukti fisik terhadap Citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya memiliki
kriteria positif (karena bertanda +) yaitu sebesar 0.603 untuk setiap kenaikan
pelaksanaan Kesadaran merek dan 0.364 untuk setiap kenaikan kegiatan Bukti fisik
yang dirasakan konsumen LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Koefisien Regresi positif tersebut menunjukan semakin baik pelaksanaan
Kesadaran merek dan nilai emoisonal yang dirasakan oleh konsumen LPK Citra Jaya
Tasikmalaya maka Citra merek pun akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya,
Kesadaran merek memiliki pengaruh yang lebih besar daripada Bukti fisik yang
dirasakan oleh konsumen dilihat dari koefisien regresinya yang lebih besar. Oleh karena
itu Bukti fisik yang dirasakan oleh konsumen LPK Citra Jaya Tasikmalaya masih harus
ditingkatkan.
2.
Koefisien Determinasi
Hasil perhitungan diperoleh R square (koefisien determinasi) sebesar 0.646,
artinya Kesadaran merek dan Bukti fisik mempunyai pengaruh terhadap Citra merek
sebesar 64.6% pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Model Summary
Model
R
1
R Square
.804
a
Adjusted R Square
.646
Std. Error of the
Estimate
.629
2.830480
a. Predictors: (Constant), BuktiFisik, KesadaranMerek
Dengan demikian bahwa secara bersama – sama Kesadaran merek Jolly Joy dan
Bukti fisik yang dirasakan oleh konsumen telah diasumsikan sangat penting dalam
mempengaruhi Citra merek. Resto Jolly Joy memberikan penawaran produk dan jasa
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan sehingga berdampak positif terhadap Citra
merek. Semakin baik Kesadaran merek Jolly Joy dan Bukti fisik yang dirasakan oleh
konsumen semakin positif, maka konsumen akan merasa puas sehingga kecenderungan
konsumen untuk setia akan semakin tinggi.
Adapun sisanya adalah ( 1 – 0.646 ) yaitu sebesar 35.4% merupakan pengaruh
faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3.
Pengujian hipotesis
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
613.829
2
306.914
Residual
336.488
42
8.012
Total
950.317
44
a. Predictors: (Constant), BuktiFisik, KesadaranMerek
b. Dependent Variable: CitraMerek
F
38.309
Sig.
.000a
Dari tabel Anova diketahui bahwa sig. (0,000) ≤ alpha (0,05), maka Ho ditolak.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Diterimanya hipotesis alternatif menunjukan bahwa pada tingkat keyakinan 95%
terdapat pengaruh secara simultan Kesadaran merek dan Bukti fisik yang dirasakan oleh
konsumen terhadap Citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Untuk melihat pengaruh kesadaran merek terhadap citra merek LPK Citra Jaya
Tasikmalaya dapat dilihat dari indikator – indikator yang mempengaruhinya. Untuk
pengujian secara parsial antara kesadaran merek (X1) terhadap citra merek (Y) dapat
dilihart dari tabel coefficients (terlampir). Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung >
ttabel, maka diperoleh thitung sebesar 4.578 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar
5% dengan dk=n-2 atau dk=45-2=43, maka nilai ttabel = 0.301 sehingga thitung > ttabel atau
4.578 > 0.301, maka tolak Ho atau dengan kata lain kesadaran merek secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Untuk melihat pengaruh bukti fisik yang dirasakan oleh konsumen terhadap citra
merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya dapat dilihat dari indikator – indikator yang
mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara bukti fisik yang dirasakan
konsumen (X2) terhadap citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya (Y) dapat dilihat dari
tabel coefficients (terlampir). Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka
diperoleh thitung sebesar 2.623 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% dengan
dk=n-2 atau dk=45-2=43, maka nilai ttabel = 0.301 sehingga thitung > ttabel atau 2.623 >
0.301, maka tolak Ho atau dengan kata lain bukti fisik yang dirasakan konsumen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya.
Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa, semakin baik kesadaran merek dan
bukti fisik yang dirasakan oleh konsumen semakin positif maka akan meningkatkan
citra merek pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya. Oleh karena itu perusahaan harus
menyadari bahwa menciptakan juga menanamkan kesadaran merek dan bukti fisik yang
positif serta baik di benak konsumen untuk memenuhi harapan konsumen haruslah
menjadi hal yang paling utama atau prioritas. Karena, kepuasan konsumen akan tercipta
dan membentuk sebuah loyalitas. LPK Citra Jaya Tasikmalaya menunjukan bahwa
perusahaan telah melakukan perencanaan pemasaran dengan cukup baik dimana produk
serta sistem pemasaran yang dibuat dilaksanakan riset terlebih dahulu. Yaitu dengan
memperhatikan top of mind, brand recall, brand recognetion, dan brand unaware.
Selain itu, perusahaan juga sangat memperhatikan faktor – faktor yang berkaitan
dengan bukti fisik yang dilihat oleh konsumen agar sesuai dengan harapan, seperti
fasilitas fisik, peralatan, personil dan bahan komunikasi. Jika harapan konsumen telah
terpenuhi maka perusahaan dapat memperoleh profit atau laba yang lebih dibandingkan
rata – rata lembaga pendidikan kursus sejenis, sehingga citra merek perusahaan pun
dapat diperoleh, Karena citra merek suatu perusahaan pada dasarnya merupakan suatu
asset terpenting perusahaan sehingga keberadaanya harus diketahui untuk dimanfaatkan
dalam rangka memenenangkan persaingan dan keberlangsungan hidup perusahaan.
6.
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu
simpulan sebagai berikut :
1. Tanggapan konsumen atas Kesadaran Merek yang diciptakan oleh LPK Citra
Jaya Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, hal tersebut ditunjukan LPK
Citra Jaya Tasikmalaya dengan meciptakan desain logo yang mudah diingat dan
dikenali oleh konsumen, menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan
keinginan konsumen, dan memberikan tingkat performa produk atau jasa yang
sesuai dengan konsumen sehingga membuat produk atau jasa semakin istimewa
di mata konsumen.
2. Tanggapan konsumen atas Bukti Fisik yang dilihat oleh konsumen LPK Citra
Jaya Tasikmalaya termasuk kedalam klasifikasi baik. Hal tersebut ditunjukan
oleh pegawai LPK Citra Jaya Tasikmalaya dengan bangunan dan armada yang
mampu meyakinkan konsumen dan menggugah keinginan konsumen untuk
mengambil keputusan kursus di LPK Citra Jaya.
3. Tanggapan konsumen atas Citra Merek pada LPK Citra Jaya Tasikmalaya
termasuk ke dalam klasifikasi baik. Hal tersebut ditunjukan konsumen LPK
Citra Jaya Tasikmalaya dengan perasaan puas yang berasal dari pelayanan yang
baik dari tenaga kerja LPK Citra Jaya.
4. Kesadaran Merek dan Bukti Fisik yang dirasakan oleh konsumen berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap Citra Merek pada LPK Citra Jaya
Tasikmalaya.
7.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada LPK Citra Jaya Tasikmalaya
yang diambil dari poin terendah masing – masing indikator tiap variable adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan poin terendah variable kesadaran merek mengenai kesadaran merek
LPK Citra Jaya Tasikmalaya belum mampu sepenuhnya untuk memenuhi ingatan
konsumen akan kesadaran merek yang lebih memprioritaskan merek Citra Jaya, maka
disarankan kepada perusahaan untuk menciptakan sebuah inovasi pemasaran dengan
melakukan riset kepada konsumen agar produk yang ditawarkan mampu memenuhi
keinginan setiap konsumen yang datang dan membuat konsumen lebih memilih LPK
Citra Jaya Tasimalaya.
2. Berdasarkan poin terendah variable bukti fisik yang dilihat oleh konsumen
mengenai pelayanan LPK Citra Jaya Tasikmalaya masih kurang dalam memadai dari
segi lahan parkir, maka disarankan kepada LPK Citra Jaya untuk memperluas lahan
untuk parkir.
3. Berdasarkan poin terendah variable citra merek LPK Citra Jaya Tasikmalaya
dalam hal merekomendasikan kepada orang lain. Faktanya masih terdapat beberapa
konsumen yang belum merasakan kepuasan yang cukup tinggi sehingga beberapa
konsumen tidak melakukan referensi kepada orang lain, maka disarankan kepada
perusahaan untuk tetap menjaga kinerja perusahaan agar konsumen menjadi puas
sehingga konsumen dengan sukarela akan mereferensikan kepada orang lain mengenai
LPK Citra Jaya Taikmalaya.
4. Melakukan strategi pemasaran melalui iklan agar perusahaan mampu dikenal
lebih luas oleh masyarakat dan meningkatkan pelayanan serta bukti fisik yang dilihat
oleh konsumen, maka secara bersama – sama akan menciptakan kepuasan konsumen
yang merupakan salah satu faktor dari terbentuknya citra merek yang positif.
Daftar pustaka
Aaker David. (2005). Managing Brand Equity. Simon and Schuster
Ali Muhidin dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis korelasi, regresi, danjalur
dalam penelitian. Bandung : Pustaka Setia,
Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :
Alfabeta.
Durianto Dafrnadi. (2004). Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar.
Gramedia Pustaka Utama
Hermawan, Kartajaya,. 2010. Brand Operation. Jakarta : Esensi.
Keegan, J Waren. 2002. Global Marketing Management. New Jersey : Prentice Hall.
Kotler dan Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management. 13 Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 2. PT.Ikrar Mandiri
Jakarta. Dialih bahasakan oleh Benjamin Molan. Prentice Hall. New Jersey.
Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Peter
J. Paul & Olson Jerry C. (2000). Consumer Behavior & Marketing
Strategy, Ninth Edition. McGraw-Hill Irwin
Rochaety Eti. (2005). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Saladin Djaslim. (2007). Manajemen Pemasaran. Bandung : Linda Karya
Singarimbun Dan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Cetakan Ke 2. LpSes :
Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Tjiptono, Fandy dkk. 2006. Marketing research for beginner. Yogyakarta : Andi
Tjiptono, Fandy dkk. 2008. Pemasaran Strategik, Yogyakarta : Andi.
Zeithaml Valarie & Parasuraman. (2008). Service Quality. Marketing Science Institute
Zeithaml Valarie . (2010). Delivering Quality Service. Simon and Schuster
Website:
http://carabineri.wordpress.com/2010/04/30/msi-method-of-successive-interval-angkahmanual-software/
http://id.scrib'd.com/doc/55576809/Brand-Identitv
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2174908-tekhnik-pengunipulan-dan-analisisdata
http://ilmunianaiemenpemasaran.wordpress.com/artikel/merek/deflnis-nierek/
http://ri2kisomadijava.blogspot.com/2010/02/brand-image.html
http://temenbelaiar.wordpress.eom/categorv/marketing/page/2/
http://vivixtopz.wordpress.com/modul-kuliah/metodologi-penelitian/sistematika-metodologipenelitian/
http://www.brandchannel.com/educationglossary.asp
http://otomotif.kompas.com
Download