BIRO KOMUNIKASI ~ DAN LAYANAN INFORMASI Jalan Dr. Wahidin Raya NO.1 Jakarta 10710 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Telepon: (021) 3449230 eks. 6347- 6348 & 3500849 <> Faksimile: 3500847 website: http://www.depkeu.go.id <> e-mail: humas@ depkeu.go.id Nomor Tanggal Penandatangan Persetujuan Pendirian ASEAN Infrastructure Fund Pad a tanggal 24 September 2011, di Washington DC, Amerika Serikat, Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, selaku Ketua ASEAN Finance Ministers Process 2011 memimpin upacara penandatangan atas persetujuan pendirian ASEAN Infrastructure Fund (AIF). AIF merupakan inisiatif kerjasama negara-negara ASEAN bersama dengan Asian Development Bank (ADS) untuk membentuk sebuah lembaga pendanaan' bersama dalam rangka pembangunan infrastruktur di kawasan ASEAN. AIF didirikan dengan modal awal sebesar US$485.2 juta, yang terdiri dari penyertaan modal dari negara ASEAN sebesar US$335.2 juta dan penyertaan modal ADS sebesar US$150. Dari sisi negara anggota, Malaysia, sebagai Ketua Kelompok Kerja (High Level Task Force-HL TF) pend irian AIF, menanamkan modalnya sebesar US$150 juta, yang merupakan shareholder terbesar, diikuti Indonesia sebesar US$120 juta. Salah satu keunikan AIF dalam hal pemupukan modal adalah dimasa mendatang, AIF akan menerbitkan bond (obligasi) yang ditujukan kepada bank-bank sentral di ASEAN yang memiliki kelebihan 'cadangan devisa yang substansial, dalam rangka memperbesar kemampuan permodalannya. Sebagaimana diketahui, sebagian negara ASEAN memiliki cadangan devisa yang cukup substansial, namun sebagian besar dana ini diinvestasikan di luar ASEAN, dan bahkan luar Asia. Dengan pendirian AIF, ASEAN telah dan sedang melakukan langkah nyata dalam rangka melakukan upaya di bidang investasi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, untuk memenuhi kebutuhan pembangunannya. Bagi negara-negara ASEAN yang memiliki cadangan devisa lebih dari US$700 milliar, AIF menawarkan sebuah bentuk mobilisasi sumber daya di kawasan, untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat. Oleh sebab itu, pend irian AIF ini sangat tepat waktu dan sesuai, karena negara-negara ASEAN sedang melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber dan mekanisme pembiayaan dalam rangka mendukung tercapainya ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Pad a periode mendatang, ASEAN akan' membutuhkan dana sekitar US$60 mil liar setahun untuk memenuhi kebutuhan infrastrukturnya. Kebutuhan sebesar itu adalah untuk mendanai pembanguan jalan, railways, listrik dan penyediaan air bersih. Komitmen AIF dalam pemberian pinjaman pembangunan infrastruktur sampai dengan tahun 2020 diharapkan akan mencapai US$4 milliar. Bentuk pendanaan bersama (co-financing) dengan ADB yang diperkirakan mencapai 70%, diharapkan mampu memberikan dukungan pendanaan infrastruktur lebih dari US$13 milliar. Dengan sumber daya tersebut, AIF akan membantu menjamin sekitar 600 juta orang di kawasan ASEAN untuk dapat mempunyai akses terhadap energi, air bersih dan sanitasi, serta sarana transportasi yang lebih baik. Selain itu, AIF juga diharapkan akan mampu mewujudkan Master Plan in ASEAN Connectivity. ASEAN Connectivity yang dikeluarkan pada tahun 2010, merupakan strategi dan tindakan untuk menekankan konektifitas secara fisik, kelembagaan dan people-to-people antar negara anggota. Lebih lanjut, AIF juga akan membantu kolaborasi pendanaan infrastruktur dalam kerangka public private partnership. Selanjutnya, AIF akan mendanai sekitar 6 proyek infrastruktur setiap tahun, yang diseleksi berdasarkan rate of return yang kuat, baik secara ekonomi maupun keuangan, dan memiliki dampak potensial dalam mengurangi kemiskinan. Pembentukan AIF ini merupakan wujud konkrit dari hasil kerjasama keuangan negara-negara ASEAN. Hal ini tentu merupakan salah satu keberhasilan diplomasi keuangan Indonesia, karena AIF terbentuk dalam periode kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Untuk informasi lebih lengkap mengenai hal ini dapat dilihat www.depkeu.qo.id. madi --808111983111001 di