BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan SDM yang dimilikinya perusahaan harus mampu mengatur SDM tersebut agar bekerja sesuai dengan porsi mereka masing-masing. Dengan begitu perusahaan perlu manajemen sumber daya manusia yang dimiliki untuk mengartur segala kegiatan sumber daya manusianya. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat (Hasibuan, 2005: 10) Menurut Mangkunegara (2007: 2) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pelaksanaan dan perencanaan, pengawasan pengorganisasian, terhadap pengkoordinasian, pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka pencapaian organisasi. Manajemen sumber daya manusia juga dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal didalam dunia 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Manajemen sumber daya manusia (Samsudin, 2009: 22) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Dapat disimpulkan dari beberapa teori menurut para ahli diatas bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang diaplikasikan dalam perusahaan untuk pengelolaan dan pendayagunaan individu secara maksimal untuk tercapainya tujuan bersama, dengan memberikan timbal balik yang sesuai dengan yang telah dikontribusikan kepada perusahaan. 2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Sutrisno (2009:9) Kegiatan sumber daya manusia merupakan bagian proses manajemen sumber daya manusia yang paling sentral, dan merupakan satu rangkaian dalam mencapai tujuan organisasi. Kegiatan tersebut akan berjalan lancar, apabila memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang dimaksud adalah sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 a. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efekrtif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi. c. Pengarahan dan Pengadaan Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada pegawai,agar mau bekerja sama dan bekerja efektif secara efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan dilakukan oleh pimpinan yang dengan kepemimpinannya akan memberi arahan kepada pegawai agar mengajarkan semua tugasnya dengan baik.Adapun pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. d. Pengendalian Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan organisasi dalam bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan. Pengendalian pegawai meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku kerjasama dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 e. Pengembangan Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. f. Kompensasi Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imblan jasa yang diberikan kepada organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. g. Pengintegrasian Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai,agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Disatu pihak organisasi memperoleh keuntungan sedangkan dilain pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam management sumber daya manusia karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda. h. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas agar mereka tetap mau bekerja sam sampai pensiun. i. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan salah management sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya kedisiplinan, maka sulit mewujudkan tujuan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 maksimal. Kedisiplinan merupakan kenginan dan kesadaran untuk menaati peraturan oraganisasi dan norma sosial. j. Pemberhentian Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang pegawai dari suatu organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pensiun atau sebab lainnya. Berdasarkan uraian di atas tersebut jelas bahwa peranan manajemen sumber daya manusia sangat berguna untuk mendukung dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dan dapat dijadikan suatu tahapan-tahapan yang saling berkaitan dan menunjang satu sama lain. B. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Landasan yang sesungguhnya dalam suatu organisasi adalah kinerja. Jika tidak ada kinerja makan sebuah organisasi tidak dapat berjalan pada seluruh bagiannya, dengan begitu tujuan dari organisasi itu sendiri tidak dapat tercapai. Kinerja perlu menjadi fokus penting bagi pemimpin atau perusahaan. Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak perbedaan dalam arti tergantung pada siapa yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 sedang mengevaluasi, bagaimana dievaluasi, dan aspek apa yang dievaluasi (Sturman, 2001: 610). Menurut Hasibuan (2006: 94) menjelaskan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dan diterjemahkan oleh Nawawi (2006: 63) dikatakan bahwa “Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang dipelihatkan. (c) kemampuan kerja. Dari beberapa pengertian yang dilampirkan diatas, bahwa kinerja karyawan adalah kemampuan SDM dalam mencapai ketentuan pekerjaan, dimana suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan dan tidak melewati batas waktu kerja sehingga tujuan perusahaan akan terselesaikan sesuai standart kerja perusahaan. Maka kinerja merupakan suatu yang dicapai dari suatu tugas atau pekerjaan dalam periode waktu tertentu. Atau dapat juga dikatakan sebagai pencapaian kerja secara kualitas dan kuantitas oleh seseorang pegawai sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada pegawai. 2. Evaluasi/Penilaian Kinerja Evaluasi kinerja atau penilaian prestasi karyawan yang dikemukakan Mingginson (Mangkunegara, 2000: 69), adalah sebagai berikut: “Penilaian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Prestasi kerja (performance appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”. Sikula (Mangkunegara, 2000: 69) mengemukankan bahwa “Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dibeberapa objek orang ataupun satuan (barang)”. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan evaluasi kerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengukur kinerja karyawan dan kinerja organisasi. Selain itu, juga untuk menetapkan kebutuhan akan pelatihan kerja, memberi beban kerja yang sesuai dengan pegawai sehingga dapat melakukan pekerjaan yang baik untuk masa mendatang dan sebagai landasar daras untuk penentuan jabatan dan imbalan. 3. Tujuan Evaluasi / penilaian Kinerja dan Manfaat Evaluasi / penilaian Kinerja Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Sunyoto (Mangkunegara, 2010: 10-11) adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 a. Meningkatakan saling pengertian antar karyawan tentang persyaratan kinerja. b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. c. Memberi peluang kepadan karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap perkerjaan yang diembannya sekarang. d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotovasi untuk berprestasi sesuai potensinya. e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rncana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah. Kegunaan evaluasi/penilaian kerja (kinerja) karyawan adalah: a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian, dan besarnya balas jasa. b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya. c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan. d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuha akan latihan untuk karyawan yang berada didalam organisasi. f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga tercapai performance yang baik. g. Sabagai alat ukur untuk melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya. h. Sebagai kreteria menentukan, seleksi dan penetapan karyawan. i. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan. j. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (job description). 4. Dimensi Kinerja Kinerja memiliki aspek-aspek atau dimensi, menurut Mitchell (Sudarmayanti, 2001: 51), yaitu: a. Prom quality of work (kualitas kerja), b. Promptness (ketepatan waktu), c. Initrative (inisiatif), d. Capability (kemampuan), dan e. Communication (komunikasi). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 5. Indikator Kinerja Menurut Dwiyanto dalam Pasolang (2006: 50-51) indikator dari kinerja terdiri dari: a. Produktivitas. Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. b. Kualitas layanan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik. c. Responsivitas. Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. d. Responbilitas. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit (Lenvine, 1990). e. Akuntabilitas. Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 C. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja karyawan. Kinerja SDM merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya dicapai seseorang. Definisi kinerja karyawan yang dikemukakan Kusriyanto (Mangkunegara, 2010: 9) adalah: “perbandingan hasil yang dicapaidengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam)”. Gomes (Mangkunegara, 2010: 9) mengemukakan definisi kinerja karyawan sebagai: “Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas”. Menurut Mangkunegara (2010: 9) bahwa “Kinerja Karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantistas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Oleh karna itu disimpulkan bahwa kinerja Karyawan adalah hasil kerja yang dicapai oleh SDM baik kualitas maupun kuantitas persatu periode waktu dalam menyelesaikan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 2. Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan Berdasarkan pendapat Simamora (Mangkunegara, 2009: 14) yang mengatakan bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor atau dimensi, yaitu faktor/dimensi individual (atribut individu), faktor/dimensi psikologis (upaya kerja atau work effort) dan faktor/dimensi organisasi dukungan organisasi. Dengan pendapat tersbeut, dirangkai suatu definisi konseptual variabel penelitian bahwa kinerja adalah sebagai hasil–hasil yang dicapai oleh individu dalam melaksanakan tugas yang telah diembankan kepadanya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, yang meliputi atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Definisi konseptual ini diturunkan menjadi tiga dimensi kajian sebagai berikut: 1. Dimensi atribut individu, 2. Dimensi upaya kerja (work effort), dan 3. Dimensi dukungan organisasi. Dimensi atribut individu memiliki indikator-indikator: (1) Kemampuan, (2) Keahlian, (3) Latar belakang,. Dimensi upaya kerja (work effort) memiliki indikator-indikator: (4) Persepsi, (5) Attitude, (6) Personality (7) Pembelajaran (8) Motivasi dan Dimensi dukungan organisasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 memiliki indikator-indikator: (9) Sumber daya, (10) Kepemimpinan, (11) Penghargaan, dan (12) Struktur organisasi. D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Para Ahli Menurut Mangkunegara (2007: 67), faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (Mangkunegara 2000: 67) yang merumuskan bahwa: Human Performance = Ability x Motivation Motivation = Attitude x Situation Ability = Knowladge x Skill Penjelasan : a. Faktor Kemampuan (ability) Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 b. Faktor Motivasi (motivation) Motivasi terbentuk dari siakap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Menurut Simamora (Mangkunegara, (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: a. Faktor Individual yang terdiri dari: 1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang 3) Demografi b. Faktor psikologi yang terdiri dari: 1) Persepsi 2) Attitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi c. Faktor organisasi yang terdiri dari: a. Sumber daya b. Kepemimpinan c. Penghargaan d. Struktur http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2010: 14), kinerja 22 e. Job design Kinerja individu akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort), dan dukungan organisasi. Dengan kata lain, kinerja individu adalah hasil : a. Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu. Atribut individu meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi) dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi. b. Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. c. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk membuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi, dan job design. Menurut Mathis dan Jackson (2001: 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1) Kemampuan mereka, 2) Motivasi, 3) Dukungan yang diterima, 4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5) Hubungan mereka dengan organisasi. Menurut Timple (Mangkunegara, 2010: 15), faktor faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari factor internal dan factor eksternal. Faktor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karna mampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kemampuan jelek disebabkan orang tesebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tesebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkingan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologi dan berdasarkan kepada tindakan. Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwah faktor yang mempengaruhi kinerja pada karyawan adalah faktor individu dan faktor lingkungan pada perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori konvergensi Stern. Pendapat Stern tersebut, sebenarnya perpaduan dari pandangan teori heriditas dari Schopenhauer dan teori lingkungan dari Locke. Secara inti, Schopenhauer dalam teori heriditasnya berpandangan bahwa hanya faktor individu (termasuk faktor keturunannya) yang sangat menentuka seorang individu mampu berprestasi atau tidak; sedangkan John Locke dalam teori linhkingan berpandangan bahwa faktor lingkungan yang sangat menentukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 seorang individu mampu beradaptasi atau tidak. Dengan begitu dapat dilihat dari dua pandangan tersebut bahwa faktor individu dan faktor lingkungan mampu mempengaruhi kinerja. 2. Faktor Individu Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmani). Dengan adanya integritas yang tinggi antara psikis dan fisik individu tersebut akan memiliki konsentrasi yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu untuk mengelola dan mendaya gunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan potensi, yaitu kecerdasan pikiran/Inteligensi Quotion (IQ) dan kecerdasan emosi/Emotional Quotion (EQ). 3. Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangan menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimasud antara lain uraian jabatan yang jelas, outoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja rspek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 E. Penelitian Terdahulu 2.1 Penelitian Terdahulu No. Judul Penelitian 1. The Impact Of Organizational Factors On Employees’ Performance in Vietnamese Companies 2. The Role of Emotional Intelligence on Job Performance 3. Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap kinerja Karyawan 4. A Comparative Study of Intelligence Quetion and Emotional Intelligence : Effect on Employees’ Performance F. Peneliti Ngo Cong Truong (2012) Hasil Penelitian Faktor organisasi yang dijalani terdapat komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Shahhosseini, Silong, Ismaill, dan Uli (2012) Herianus Peoni (2014) Bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja. Gondal dan Husain (2013) Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan sedang kan kecerdasan fikiran tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Terdapat pengaruh antara karakteristik individual dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Rerangka Pemikiran Berdasarkan penelitian terdahulu serta teori-teori yang telah dilampirkan diatas, terdapat terkaitan antara faktor inividu dan faktor lingkungan organisasi terhadap kinerja karyawan. Dari penelitian terdahulu oleh Patian (2010) dan Gani (2008) faktor disiplin karyawan perpengaruh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 signifikan terhadap kinerja karyawan, dan sikap disiplin karyawan adalah salah satu dari indikator faktor individu. Dan menurut Arsyad dan Aryawiguna (2009) motivasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Di keterkaitan faktor terhadap kinerja, didapat rerangka pemikiran sebagai berikut : 2.1 Rerangka Pemikiran Faktor Individu 1. Pikiran/Inteligensi Quotion (IQ) 2. Emosi/Emotion Quotion (EQ) (Locke & Stern) Faktor Lingkungan Organisasi 1. Uraian jabatan 2. Otoritas 3. Target kerja 4. Komunikasi 5. Hubungan kerja 6. Iklim kerja 7. Peluang karier 8. Fasilitas (Locke & Stern) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kinerja Karyawan 1. Atribut individu 2. Upaya kerja 3. Dukungan organisasi (Mangkunegara, 2009: 14) 27 G. Hipotesis Berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan hipotesis sementara, yaitu sebagai berikut: H0 : Faktor Individual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. H1 : Faktor Lingkungan Organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. H2 : Faktor Individual dan Faktor Lingkungan Organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. http://digilib.mercubuana.ac.id/