36 Prosiding Pertemuanllmiah SainsMateri III Serpong,20 -21 Oktober 1998 ISSN 1410-2897 SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN GIANT MAGNETORESISTANCE(GMR) Sm1-xy xMnzGez (x=O,O ,.."0,4) s. Purwanto1,Ridwaw ,A. ManaP, Mujamilah1, : H. YamauchP daDY. YamaguchP r 'r\ IMaterials Science Research Centre-BArAN, Puspiptek Serpong, Indonesia 2 Dept. of Physics University of Indonesia, Depok-Indonesia 3 Institute for Materials Research, Tohoku Univ., Sendai-Japan ABSTRAK SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN GIANT MAGNETORESISTANCE (GMR) Sml.' Y .Mn2Ge2 (x=O,O -0,4). Telah dilakukan suatu studi pendahuluan untuk pembuatan bahan paduan magnet Sm...Y.Mn2Ge2 (x=O,O -0,4) yang ditengarai memiliki sifat Giant Magnetoresistance (GMR) dengan metode Tri Arc Melting. Dari hasil studi difraksi sinar-X diketahui bahwa modifikasi pada proses pembuatan dengan melelehkan Titanium terlebih dahulu ternyata dapat berfungsi sebagai 'oxygen absorber' sehingga dapat mengurangi timbulnya rase-raseoksida dari logam pembentuk paduan seperti Sm2O3 dan Y2°3. Padamakalah ini akan disinggungjuga pengaruh penggantianunsur Sm(Samarium) dengan unsur Y (Yttrium) yang tidak memiliki momen magnet terhadap kurva magnetisasi bahan dan sifat 'Giant Magnetoresistance' pada suhu ruang. Hasil studi magnetisasimenunjukkan bahwa daerah rasa metamagnetikbertambah luas menuju ke suhu kamar, masing-masing T= 150, 180, 220 dan 300K untuk konsentrasi x=O,O ;0,10;0,20 dan 0,30. Pada paduan dengan x=O,30 ternyata memperlihatkan sifat Magnetoresistance(MR) pada suhu ruang. ABSTRACT SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF GIANT MAGNETORESISTANCE (GMR) MATERIALS Sm I .Y.Mo1Ge1 (x=o.O -0.4). The preliminary study of synthesis ofGMR compound Sm,..Y.Mn2Ge2 (x=O.O-0.4) has been done by means of modified tri arc melting method. The x-ray diffraction results have shown that the melted titanium could act as 'oxygen absorber'. therefore this processcould reduced the impurity oxydes Sm2O]and Y 2°] .This paper also discuss about the effect of Sm(Samarium) substitution by a non-magnetic element of Y(Yttrium) to the profile of magnetization curve and the GMR behavior at room temperature. The results have shown the metamagnetic phase transition temperature become higher from T=150, 180,220 and 300K for x=0,0;0,10;0,20 and 0,30 respectively. For compound with x=0,30., has shown a Magnetoresistance behaviour at room temperature. PENDAHULUAN Sejak diketemukannya penomena reentrant ferromagnetism pada paduan magnet S~Ge2 oleh Fujii dkk [1] pada tahun 1985,bahan tersebutterussecara intensif diteliti. Hasil pengukuran magnetisasi pada cuplikan kristal tunggal SrnM~ Ge2tersebutdenganjelas mernperlihatkanbahwa padadaerah suhu1%K <r<348K bahan bersifat feromagnetik, dan kolinier antiferomagnetik pada daerah suhu 64K<T<196K, sedangkangejala reentrant-ferromagnetic muncul pada daerah T<64K. Disimpulkan bahwa gejala tersebut muncul akibat dari kompetisi antara momen magnetik atompenyusun,yakni rnomenatom Smdan Mn. Diketahui juga bahwajarak antara atom Mn-Mn pada paduan ini bervariasi terhadap suhu. Elaborasi lebih lanjut tentang sifat -sifat bahan paduan ini memunculkan gejala adanya pengaruh tekanan hidrostatik terhadap eksistensi rase magnetik tadi, seperti diteliti oleh Duraj dkk [2], dimana pada kondisi di bawah tekanan hidrostatik sebesar 1,5 GigaPascal, eksistensi daerah rase antiferomagnetik meluassampai melebihi suhuruang, yakni di sekitar suhu 1.52 325 K. Kemudian studi tennodinamik dilakukan oleh Slaski dkk [3] menunjukkan bahwa transisi rase daTi kondisi feromagnetik menuju kondisi antiferomagnetik adalah transisi orde pertama. Studi lebih jauh lagi menghantarkan kepada penemuan penomena Giant Magnetoresistanceatau GMR pada paduan ini. Berawal daTi penelitian Dover dkk [4], yang menganalogikan struktur lapisan pada paduan ini seperti struktur multilapisan buatan. Diketemukan untuk cuplikan kristal tunggal bahwa harga delta-R/R dari bahan adalah berkisar antara 4-8% yang diukur pada suhu 104,4K. Diketahui pula bahwa pada suhu tersebut muncul gejala perubahan makrostrain daTi sampel polikristal terhadap perubahan medan magnet luar. Sedangkan penelitian Brabers dkk [5], menemukan gejala GMR pada paduan polikristal S~Ge2 pada subusekitarT= 125K, dengan basil pengukuran delta-R/R sebesar16%. Beranjak daTibeberapa basil penelitian tersebut diatas, penelitian kali ini berusaha untuk mengoptimaiisasi daerah unjuk kerja dari sifat GMR paduan SmM~Ge2 dengan menggantikan sebagian atom Sm dengan atom Y yang tidak memiliki momen magnetik. SetyoPurwanto dkk. ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri III Serpong,20 -21 Oktober 1998 Diharapkan penggantian tersebut akan mengubah kondisi parameter kisi dan selanjutnya mempengaruhi strength daTi interaksi pertukaran sehingga pada gilirannya akan memperluasdaerahrase metamagnetikyaitu daerah rase magnetik yang tidak stabil terhadap pembahanmedan magnet Iuar-yang memiliki sifat GMR tadi. Untuk itu telah dilakukan sintesis untuk paduan Sml-xy xM~Ge2 (x=O,O -0,4) dengan metoda tri arc melting. METODEEKSPERIMEN Cuplikan dibuat dari bahan-bahanSm, Y; Mn daD Ge dengan tingkat kemurnian masing-masing 99,9% untuk bahan Sm dan Y; 99,99% untuk Mn dan 99,999% untuk bahan Ge. Kemudian bahan dilebur dengan metodeTri Arc Melting dalam dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama adalah cuplikan dilebur tanpa terlebih dahulu melebur Titanium, sedangkan kondisi kedua adalab dengan melebur Titanium terlebih dabulu sebagai oxygen absorber.Maksud dari peleburanTi adalabuntuk meningkatkan kualitas cuplikan daD mengurangi pembentukan fase impuritas, seperti S~03 dan y 2°3. Pada saat dilebur Ti akan berfungsi menyerapsebagian oksigen yang belum terbilas oleh gas Argon. Kemudian cuplikan dianil pada suhu 800 derajat Celcius selama 96 jam lalu didinginkan secaraalamiab menuju subukamar. Selanjutnyastudi difraksi sinar-X dilakukan pada panjang gelombang CoKa yang dilakukan pada suhu ruang. Studi ini dilakukan untuk cuplikan yang dibuat pada dua kondisi tadi daD dibandingkan diantara keduanya. Dilakukan pula studi magnetisasi bahan versus perubaban suhu, dengan memakai alat VSM (Vibrating Sampel Magnetometer) milik Institute for Materials Research,Tohoku Univ. Jepang,untuk melihat seberapa jauh perubahan profil kurva magnetisasi sebagaifungsi konsentrasi atomy(Yttrium). Pengukurnn dengan VSM dilakukan pada daerah suhu 80 K sampai 500 K dengan medan magnet luar H= I kOe. Sellin itu untuk mengetahui gejala GMR dilakukan pula pengukuran resistivitas sebagai fungsi medan magnet dengan teknikfour-point probe yang dibuat sendiri di PPSM-BATAN. HASll..-HAsa DAN DISKUSI Difraksi Sinar-X Hasil studi difraksi sinar -X yang dilakukan pada suburuang menunjukkan bahwa untuk cuplikan dengan melelehkan Titanium terlebih dahulu akan mengurangi bahkan mencegahtimbulnya rasa impuritas S~03 dan y 2°3' Sehingga pada pola difraksi yang muncul mengikuti pola yang dimiliki struktur jetris ThCr2Si2. Untuk cuplikan SmMn2Ge2,seperti diperlihatkan pada gambar l.a dan l.b, impuritas yang muncul di sekitar SetyoPurwantodkk. ISSN 1410-2897 sudut 30,45-50 dan 67 derajat adalah puncak-puncak dari Sm2O)daD puncak-puncak ini akan hilang jika cuplikan dibuat dengan metodeseperti dijelaskan di alas. Basil penghalusanprofil difraksi sinar-X dengansoftware RlET AN menunjukkan bahwabahwarasayang terlJentuk hanya rasa utama SmMn2Ge2,Harga faktor Rwpuntuk komposisi ini adalah 11,73%. Gejala serupa juga teramati untuk cuplikan- ..-&M- ..,. 8& ~ ~ \y{~ill.. ,--L...U 1 --" f ---~,-!..-,,-l,-,.-~.,:"""'! f ,. .) " "'-- ?e." .. -I-.. : (a) 2000 ...I ..I ~ ~ Sn>MJ12.0e2 at I RT "'i1l...O\,,Ti a. oxygen amocber ~ 1000 i.. I ~kl1LJiJ J. !- I it I n 20 (iO 40 80 2The1a( degree) (b) Gambar I. Profit pola difraksi untuk paduan SmMnzGez ; (a) Paduan yang dibuat dengan Ti sebagai penarik oksigen daD sudah di'refinement' dengan faktor R =11,73%. (b) Paduan yang ... dibuat tanpa Ti sebagai penarik oksigen, terlihat banyaknya puncak impuritas dari Sm.°.. cuplikan lain, ketika sebagian unsur Sm(Samarium) digantidengan unsur Y(Yttrium), seperti terlihat pada gambar 2.a dan 2.b. yang merupakan profit pola difraksi sinar-X untuk cuplikan SmO,7 Y o,3Mn2Ge2. Hasil penghalusan profit difraksi sinar X untuk semua komposisi dapat dilihat pada label I. Terlihat bahwa penambahankomposisiatom Y(Yttrium) mengakibatkan harga parameter kisi a daDc mengecil. Pola perubahan parameter kisi-a, kisi-c, daD volume unit set terhadap konsentrasiunsur Y(Yttrium) diperlihatkan padagambar 3.a, 3.b daD3.C. Magnetisasi Bahan Percobaan magnetisasi bahan dengan menggunakan peralatan VSM (Vibrating Sample Magnetometer)dilakukan pada medan luar sebesar 153 IU' Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, 20 -21 Oktoher 1998 ISSN1410-2897 .'-"" ...- --_J," Jwl_,..L...Al (a) , ,-r '---, "-' " '!' 1000 -.-I -.., ...I . SmO7YO-3Mn2Ge2at RT withOUt Ti a8 oxygen absorber 500 ~:::;8 ,. § ~ ...,. 1 .::::: .~J2.1 ...I 20 , ~ ~3 6" t~ -'§ v_~~jJ...;.L ~J.{ .J..J , ..I 40 ...I 60 . 80 2Theta(degree) (b) Gambar 2. Profil pola difraksi untuk paduan Sm.7Y.,MnzGez ; (a) Paduan yang dibuat dengan Ti sebagai penarik oksigen clan sudah direfinement dengan faktor R ~18,07%. (b) Paduan yang dibuat tanpa wp Ti sebagai penarikoksigen, terlihat banyaknyapuncak impuritas dari Y zO, Gambar 3. Grafik ketergantungan terhadap konsentrasi atom Y(Yttrium) dari ; (a) Parameter kisi arab sumbu-a, (b) Paramater kisi arab sumbuc, (c) Volume unit sel suhu Neel atau T N=425K. Pada suhu ini paduan bertransfonnasi dari rasa Mn-antiferomagnetik menuju paduan (Sm, Y)MnzGeZ" rasa paramagnetik. Harga suhu Neel ini tidak berubah waIaupunkomposisi y(Yttrium) terns meningkat. Hal ini x;o.o menunjukkan bahwa subu Neel yang merepresentasikan x;O,l x=O,2 x=O,3 besarnya interaksi pertukaran antara momen atom Mn yang tersusun secara antiferomagnetik tidaklah a 4,0645 4,0584 4,0525 4,0408 (A) tergantung pada komposisi atom Y daDjarak intraloyer maupun interlayer. Hal ini sesuaidengan kebanyakan c 10,8963 10,8952 10,8828 10,8502 basil-basil yang dijumpai pada sistem paduan lainnya (A) seperti basil penelitian pada (Tb, Y)Mn2Ge2 yang V 180,01 177.16 179,45 178,72 dilakukan oleh 8. Purwanto dkk [6]. Kemudian transisi (A"3) rasa Mn-antiferomagnetik menuju rasa collinear 0.3830 ferromagnetic terjadi pada subu T01=350K untuk semua :!51,- 0.3780 0,3819 0,3844I komposisi relatif sarnadan tidak mengalami perubahan Rwp 11,73 16,09 20,66 18,07 secara berarti. Pada rasa collinear ferromagnetic ini momen magnetik atom 8m daD Mn tersusun searah Catatan Komposisi x=O.O-Q.3 adalah komposisi nominal. sumbu c-kristal. Kemudian, transisi rasa lainnya yang bukan basil refinement. menarik adaIah transisi metamagnetik yang merupakan H= 1,0kOe untuk daernhsubuNitrogen cair sampai500K perubahan dari rasa feromagnetik menuju rasa kolinier Hasil magnetisasitadi diperlihatkan pada gambar 4.a dan Mn-antiferomagnetik, yakni T 02di sekitar T= 150K untuk 4.b. Dan pola kurva magnetisasi vs. suhu tersebut komposisi x=O,0 dan terns bergeserke kanan menuju subu diketahui bahwa untuk komposisi x=0,0 (SmMn2Ge2) ruang masing-masing T= 180K, 220K daD 300K untuk Tabel 1. Hasil penghalusan data difraksi sinar-X untuk Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi /II Serpong, 20 -2l Oktober 1998 ISSN 1410-2897 konsentrasi atom Y. Sehingga jelas terlihat bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara besarnya exchange interaction pada atom-atom Mn, khususnya pada interlayerdenganvolume unit sel. Hubungan besarnyaharga exchange interaction antara atom Mn-Mn yang direpresentasikandengan harga T c2dengan volume unit sel dapat dilihat pada gambar 5. Sifat Giant Magnetoresistance (GMR) Hal yang menarik dati bahan ini adalah adanya sifat Giant Magnetoresistance yang dijumpai pada SmMn2Ge2yang muncul di daerah rasa metamagnetik. Percobaan pendahuluan dengan mengukur dua buah cuplikan untuk komposisi yttrium x=O,30 yang diukur pada subukamar denganmedan magnet luar maksimum 1,2 T. Walaupun harga delta-R/R pada kedua paduan ini yang diukur pada suburuang belum sebesaruntuk x=O,O misalnya yang diukur pada suhu 125K oleh Brabers(5]. Namun ada indikasi peningkatan harga delta-R/R pada kondisi di bawah medan magnetjika ketebalan cuplikan makin menipis,dari 0, 18%menjadi 0,28%. KESIMPULAN Telah berhasil disintesa dan diperbaiki kualitas paduan magnet Sm,-xY XMn2Ge2(x=O.O~ 0.4) dengan Gambar 4. Kurva magnetisasi basil pengukuran dengan VSM(Vibrating Sampel Magnetometer) dari paduan Sm,-.Y.MfizGe,; (a) Untuk x=O,O-{J,30 (b) x=O,40, dengan medan magnet luar konsentrasiatom Y sebesarx=O,1 sampai denganx=O,30. Pengecualian terjadi untuk komposisi x=0,4, cuplikan pada komposisi ini temyata bersifat seperti YM~Ge2 yaitu antiferomagnetik dengan suhuNeel T=400K. Tidak dijumpai adanya rasa magnetik lain seperti pada komposisi x=O,O -0,3. Pelebaran daerah rasa metamagnetik antiferomagnetik ini diduga berkaitan dengan kontraksi dari volume unit sel. Dari data difrnksi sinar-X seperti pada Tabell. diketahui bahwa volume unit sel dari sistem ini berkurang dengan meningkatnya -~.' -~"'" """-~ SetyoPunvantodkk. metodetri arc melting yang dimodifikasi dengan melebur Ti sebagai oxygen absorber. Diketahui bahwa dengan meleburTi terlebih dahulu dimungkinkan terbentuknya cuplikan dengan rasa tunggal Smt-xY xMn2Ger Penggantian sebagian atom Sm dengan atom Y diketahui akan meluaskan daerah rasa metamagnetik yang memunculkan gejala GMR. Terdapat hubungan yang jelas antara perubahan volume unit set atau magnetovo/ume effect dengan suhu transisi rasa metamagnetik,Tor Dan hal ini nampaknyaikut ~mainkan peranan penting pada suat GMR pada paduan SmlxY xMn2Ge2Diperoleh data bahwa untuk x=0,30 pada suhu ruang menunjukkan adanya fenomena perubahan resistivitas terhadap medan. Dengan memvariasikan ketebalan diketahui terjadi peningkatan harga delta-R/R dari sekitarO,18%menjadi 0,28%. UCAPANTERIMA KASm S. Purwanto selaku peneliti utama pada RUT-VI mengucapkanbanyak terimakasih kepadaPanitia Proyek Riset Ungguian Terpadu,LIPI atasdana riset yang telah diterima dan Kepaia PPSM-BATAN atas fasilitas yang disediakan sehingga penelitian ini dimungkinkan untuk terlaksana.Tak lupa diucapkan terimakasih kepadapara teknisi RUT-VI, saudaraM. Rifai Muslich, M. Nur, daD Heri M atas bantuannya. Tak lupa ucapan terimakasih yang mendalamkepada AssosiateProf. DR H. Yamauchi dan Prof. DR. Y. Yamaguchi dari InstitUte for Materials Research,Sendai -Jepang ataskesediaannya mengukUf cuplikan denganYSM. Demikian juga ucapanterimakasih 155 ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri III Serpong,20 -21 Oktober 1998 kepada Drs. Bambang H.P, daD Drs. Bambang S. dari Balai Tekno Fisika-PPSM atasusaha mengkonversi data x-ray sehingga layak di refinement. ISSN1410-2897 [4] R B VAN DOVER, E.M. GYORGY, R.1. CAVA, J.1. KRAJEWSKI, R.J. FELDER, W.F. PECK, "Magnetoresistance of SrnMn2Ge2 : A layered antiferromagnet",PhysicalRev.B.,47-No.10 DAFTAR PUSTAKA [1] H.FUllL T.OKAMOTO, T. SHIGEOKA,N.IWATA." Reentrant Ferromagnetism Observed in S~Ge;', Solid StateComm.,53-No.8(1985)715 [2] M.DURAJ,R.DURAJ, A.SZYTULA, Z. TOMKOWICZ, "Magnetic PropertiesofS~Gez Compounds",J. Magnetism and Magnetic Mat.,73(1988)240 [3] M.SLASKI, T.LAEGRID, K.FOSSHEIM,"Specific heat and a.c. Susceptibility Measurements of SmMnzGe2 and UMnzGez",J. of Alloys and Compo ,178(1992)249 156 (1993)6134 [5] J.R VI. BRABERS, K.BAKKER, H.NAKOflE, F.R DEBOER, S.KJ. I.ENCZOWSKI,KRJ. BUSCOOW, "Giant magnetoresistance in polycrystalline SmMn2Ge2",J.ofAlloys Comp.,199(1993)Ll [6] S. PURWANTO, "Neutron Diffraction Studies on The Magnetic Structure of Tb.-xY xMn2Si2and Tb..xY xMn2Ge2", Doctor Thesis, Tohoku Univ.(19%) ,\'etyo Puffllanto dkk.