Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Para Ibu yang Memiliki Anak

advertisement
ABSTRAK
RICHA SYAFITRI (10050009083). Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi
Para Ibu yang Memiliki Anak Tunagrahita di SLB C Plus Asih Manunggal
Kota Bandung.
Anak tunagrahita anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental dibawah rata-rata sehingga mengalami
kesulitan dalam tugas akademik, komunikasi maupun sosial. Anak tunagrahita
membutuhkan sistem pendidikan khusus, salah satunya dengan pendidikan formal
di sekolah luar biasa (SLB). Namun tidak hanya guru SLB yang memainkan peran
penting dalam mengurus anak tunagrahita, melainkan orangtua pun ikut berperan
penting dalam mengurus anak-anak mereka dirumah dan tidak hanya memasuki
anak mereka ke sekolah. Dengan keadaan tersebut, seorang ibu yang memiliki
anak tunagrahita mereka mengalami rasa bersalah, ketakutan akan masa depan
dan bersikap acuh terhadap anak. Berbeda halnya dengan ibu-ibu yang memiliki
anak tunagrahita di SLB C Plus Asih Manunggal yang tetap mampu bertahan dari
situasi sulit yang mereka hadapi dalam mengasuh anak tunagrahita sehingga anak
tersebut bisa mampu untuk mandiri. Menurut Benard (2004) resiliensi merupakan
kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik ditengah situasi yang
menekan dan banyak halangan dan rintangan. Resiliensi memiliki empat aspek
yaitu social competence, problem solving skills, autonomy dan sense of purpose.
Dengan adanya perbedan-perbedaan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai bagaimana gambaran resiliensi pada ibu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan resiliensi pada ibu yang
memiliki anak tunagrahita di SLB C Plus Asih Manunggal Kota Bandung, dan
aspek-aspek apa saja yang mendukung untuk pencapaian resiliensi tersebut.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
subjek penelitian sebanyak 18 orang ibu yang memiliki anak tunagrahita yang
duduk di bangku SD.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengggunakan alat ukur resiliensi
yang dikontruksikan berdasarkan teori resiliensi dari Benard, dengan realibilitas
sebesar 0,971. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik deskriptif dengan menggunakan metode statistik persentase. Hasil
penelitian ini menunjukan sebesar 67% ibu yang memiliki anak tunagrahita di
SLB C Plus Asih Manunggal yang memiliki tingkat resiliensi tinggi. Hal ini
sesuai dengan persentase setiap aspek Social Competence (56%), Problem Solving
Skill (67%), Autonomy (61%) dan Sense of Purpose (56%) yang juga tergolong
tinggi.
Kata Kunci : Resiliensi, Tunagrahita, SLB C Plus Asih Manunggal
i
Download