53 V. HASIL DAN ANALISIS 5.1. Analisis Regresi Data Panel Statis Tabel 8 menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel statis pada persamaan (1). Koefisien estimasi yang disajikan merupakan hasil dari tiga metode estimasi, yaitu pooled least square, fixed effect model (FEM) dan random effect model (REM). Uji Chow menguji antara model pooled least square dengan fixed effect model. Hasil uji Chow menunjukkan nilai statistik (9,73) signifikan pada taraf nyata 1%. Hal ini menunjukkan bahwa pooled least square lebih dipilih dibandingkan fixed effect model. Pemilihan model pooled least square diperkuat dengan R-square dalam model pooled least square sebesar 74,48% lebih tinggi daripada dalam model fixed effect yang hanya sebesar 5,82%. Tahap berikutnya adalah melakukan Uji Breusch Pagan. Uji Breusch Pagan menguji antara pooled least square dengan random effect model. Hasil uji Breusch Pagan menunjukkan menunjukkan P-value yang tidak signifikan, artinya random effect model (REM) lebih dipilih daripada pooled least square. Hasil ini diperkuat dengan R-square dalam random effect model sebesar 74,48%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa 74,48% variabel bebas yang diteliti memengaruhi variabel terikatnya. 26,52% lainnya dipengaruhi variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Untuk lebih menyakinkan lagi bahwa model yang valid adalah random effect model dilakukan Uji Hausman. Uji Hausman menguji antara fix effect model dengan random effect model. Hasil Uji Hausman menunjukkan random effect model lebih valid daripada fix effect model. Hal ini ditunjukkan dengan Prob chi2 = 0 dengan b = random dan B = fixed. Hasil estimasi random effect model menunjukkan bahwa variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi yang memengaruhi nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur adalah variabel ekspor barang teknologi informasi komunikasi, indeks infrastruktur transportasi, biaya ekspor per kontainer. Variabel ekspor barang teknologi informasi komunikasi signifikan pada taraf nyata 10%. Variabel indeks infrastruktur transportasi signifikan pada taraf nyata 10%. Variabel biaya ekspor per kontainer signifikan pada taraf nyata 1%. 54 Tabel 8. Hasil Estimasi Koefisien Model Data Panel Statis Variabel Pooled LS Kesala han Koefisien Baku Model Statis FEM Kesala han Koefisien Baku 108,43*** 17,76 117,78*** 28,21 Koefisien 108,43** * Pengguna Internet (IU) -0,07 0,15 -0,22 0,25 -0,07 0,15 Ekspor Barang Teknologi Informasi Komunikasi (ICTeks) 0,60* 0,33 -0,41 0,56 0,6* 0,33 Impor Barang Teknologi Informasi Komunikasi (ICTimp) -0,56 0,46 0,41 0,55 -0,56 0,46 Indeks Infrastruktur (II) 4,01* 2,28 -3,25 5,49 4,01* 2,28 -0,08*** 0,02 -0,01TS 0,02 -0,08*** 0,02 Biaya Impor (CI) 0,02 0,02 0,01 0,02 0,02 0,02 Waktu Ekspor (TE) 0,60 0,80 0,2 1,09 0,6 0,80 Waktu Impor (TI) Dummy Kelompok Negara (D) -0,35 0,86 -0,07 0,88 -0,35 0,86 -6,95 4,64 -6,95 4,64 Konstanta Biaya Ekspor (CE) Chow F-Test 9,73*** Breusch-Pagan LM Test REM Kesala han Baku 17,76 0,33 0,64 R-squared 74,48% Adj R-squared 66,83% 5,82% 74,48% Keterangan : *** Signifikan pada taraf nyata 1% ** Signifikan pada taraf nyata 5% * Signifikan pada taraf nyata 10% Variabel yang tidak signifikan memengaruhi model adalah variabel pengguna internet, variabel impor barang teknologi informasi komunikasi, variabel biaya impor, variabel waktu ekspor/impor dan variabel dummy kelompok negara. Variabel dummy kelompok negara tidak sifgnifikan memengaruhi model 55 artinya tidak terdapat perbedaan pengaruh dari variabel yang diteliti terhadap negara-negara ASEAN dan Asia Timur. 5.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan Berikut ini akan didiskusikan interpretasi untuk masing-masing variabel bebas dalam model yang memengaruhi nilai tukar perdagangan. Pengaruh yang diamati meliputi pengaruh terhadap kedua kelompok negara, tanpa ada perbedaan. Pengaruh variabel-variabel berikut terhadap nilai tukar perdagangan sebesar 74,48%. 5.2.1 Ekspor Barang Teknologi Informasi Komunikasi Ekspor barang teknologi informasi komunikasi merupakan persentase ekspor barang teknologi informasi komunikasi terhadap total ekspor suatu negara. Barang teknologi informasi komunikasi yang dimaksud meliputi komputer dan peralatan terkait, alat telekomunikasi dan peralatan terkait, audio video dan peralatan terkait, komponen elektronik, dan barang teknologi komunikasi informasi lainnya kecuali software. Penggunaan teknologi informasi komunikasi sudah sedemikian luas dan meliputi semua aspek kehidupan. Produk teknologi informasi komunikasi sangat diminati baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Kelebihan eskpor barang teknologi informasi komunikasi adalah harga komoditi ekspor barang teknologi informasi komunikasi tidak ditentukan secara internasional. Harga komoditi ekspor barang teknologi informasi komunikasi ditentukan oleh negara pengekspor. Harga tergantung spesifikasi barang dan teknologi yang ditawarkan. Berbeda dengan harga komoditi ekspor barang sumber daya alam (resources base) seperti barang tambang (minyak bumi, timah, nikel, batubara, dan lain-lain). Harga barang resources base sudah ditentukan secara internasional. Negara pengekspor barang teknologi informasi komunikasi mengindikasikan kuatnya negara tersebut dalam penguasaan teknologi informasi komunikasi. Tingginya ekspor barang teknologi informasi komunikasi menaikkan nilai ekspor negara tersebut. Kenaikan nilai ekspor akan menaikkan indeks nilai ekspor dan pada akhirnya menaikkan nilai tukar perdagangan. Negara dengan 56 ekspor barang teknologi informasi komunikasi yang tinggi akan memperoleh posisi perdagangan yang tinggi dan nilai tukar perdagangan yang tinggi. Di negara ASEAN dan Asia Timur, ekspor barang teknologi informasi komunikasi berpengaruh positif terhadap nilai tukar perdagangan. Peningkatan 1% ekspor barang teknologi informasi komunikasi akan meningkatkan nilai tukar perdagangan 0,6%, ceteris paribus. China melakukan percepatan industrialisasi dengan program Silicon Valley. Kementerian Sains dan Teknologi China mengimplementasikan tujuh kunci sektor teknologi tinggi yaitu IT (information technology), bioteknologi, otomasi, energi, material baru, dan dua di bidang militer. 5.2.2 Indeks Infrastruktur Transportasi Infrastruktur transportasi meliputi bandar udara (transportasi udara), pelabuhan (transportasi laut), jalan, jalan kereta api, jumlah kendaraan bermotor dan jalur air bernavigasi. Secara statistik, indeks infrastruktur transportasi sangat berpengaruh terhadap nilai tukar perdagangan. Indeks infrastruktur transportasi menggambarkan kondisi infrastruktur transportasi di suatu negara. Indeks bernilai antara 1 sampai dengan 7. Indeks 1 menyatakan kualitas infrastruktur transportasi yang rendah. Indeks 7 menyatakan kualitas infrastruktur transportasi yang sesuai dengan standar internasional. Di negara ASEAN dan Asia Timur indeks infrastruktur transportasi berpengaruh positif terhadap nilai tukar perdagangan. Peningkatan 1 indeks akan menyebabkan peningkatan nilai tukar perdagangan sebesar 4,01%, ceteris paribus. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai tukar perdagangan sangat dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur transportasi. Infrastruktur transportasi merupakan sarana vital bagi kemajuan suatu bangsa. Infrastruktur transportasi yang memadai memudahkan akses dalam pencapaian suatu tujuan. Singapura dan Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang sangat maju. Kondisi infrastruktur transportasi menggambarkan kemajuan suatu negara. Secara ekonomi, kondisi infrastruktur transportasi sangat mendukung seluruh kegiatan ekonomi. Infrastruktur transportasi merupakan stimulus/katalis bagi kegiatan perekonomian. Infrastruktur transportasi yang baik dan memadai 57 dapat memperlancar arus barang dan jasa dalam proses produksi. Hal tersebut dapat menyebabkan efisiensi di segala aspek. Efisiensi dalam proses produksi menyebabkan rendahnya harga komoditi. Kondisi infrastruktur transportasi juga sangat memengaruhi biaya transportasi. Semakin baik kondisi infrastruktur transportasi, biaya transportasi semakin rendah. Rendahnya harga komoditi dan rendahnya biaya transportasi mengakibatkan rendahnya harga komoditi ekspor. Rendahnya harga komoditi ekspor (dengan kualitas yang bisa diterima pasar ekspor) menyebabkan maningkatnya permintaan ekspor. Peningkatan ekspor menyebabkan peningkatan indeks nilai ekspor dan pada akhirnya menyebakan peningkatan nilai tukar perdagangan suatu negara. 5.2.3 Biaya Ekspor Di negara ASEAN dan Asia Timur, biaya ekspor berpengaruh negatif terhadap nilai tukar perdagangan. Peningkatan 1 USD biaya ekspor akan menurunkan nilai tukar perdagangan sebesar 0,08%, ceteris paribus. Biaya ekspor memberikan pengaruh pada harga komoditi ekspor secara keseluruhan. Biaya ekspor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang dikenakan pada sebuah kontainer 20 feet dalam dolar Amerika Serikat. Termasuk semua biaya yang terkait dalam penyelesaian prosedur ekspor barang. Dalam hal ini termasuk biaya untuk dokumen, biaya administratif untuk kepabeanan dan pengawasan teknis, biaya bea pialang, biaya penanganan terminal dan transportasi. Biaya tidak termasuk tarif atau pajak perdagangan. Biaya ekspor merupakan salah satu komponen biaya komoditi ekspor. Peningkatan biaya ekspor akan menaikkan harga komoditi ekspor. Tingginya harga komoditi ekspor menyebabkan menurunnya permintaan komoditi ekspor tersebut. Menurunnya permintaan ekspor suatu negara akan menurunkan indeks nilai ekspor negara tersebut. Penurunan indeks nilai ekspor menyebabkan turunnya nilai tukar perdagangan. 5.3 Implikasi Kebijakan Pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai program dan kebijakan dalam upaya mendorong kinerja perdagangan. Kebijakan yang telah 58 diambil pemerintah, diantaranya membuka kerjasama perdagangan, promosi ekspor, dan mempermudah masuknya penanaman modal asing. Dalam implementasinya, program dan kebijakan ini belum sepenuhnya meningkatkan kinerja perdagangan yang tercermin masih rendahnya nilai tukar perdagangan. Berdasarkan hasil dan analisis di atas, menunjukkan bahwa nilai tukar perdagangan dipengaruhi oleh variabel kualitas infrastruktur transportasi, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan biaya ekspor. Upaya untuk meningkatkan nilai tukar perdagangan diperlukan sinergi antara pengusaha, pemerintah dan ahli ekonomi. Peningkatan nilai tukar perdagangan Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada keunggulan komparatif seperti tenaga kerja murah dan kekayaan sumber daya alam. Keunggulan komparatif perlu diimbangi dengan penguasaan teknologi dan pengembangan SDM. Penguasaan terhadap teknologi informasi komunikasi perlu lebih ditingkatkan. Terbukti bahwa ekspor barang teknologi informasi komunikasi berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar perdagangan. Hal lain dari manfaat teknologi informasi komunikasi adalah pemanfaatan kemajuan teknologi informasi komunikasi dalam perdagangan (bisnis) dapat mengurangi biaya transaksi, transportasi, dan produksi secara simultan. Peningkatan penggunaan teknologi informasi komunikasi dapat dilakukan pada perusahaan mikro maupun perusahaan besar. Kondisi infrastruktur transportasi yang masih memprihatinkan memerlukan program peningkatan infrastruktur transportasi yang serius. Kebijakan peningkatan infrastruktur transportasi perlu diintegrasikan dengan kebijakan pembangunan secara keseluruhan. Persentase belanja infrastruktur (terhadap PDB) perlu lebih ditingkatkan. Sebagai referensi, pada tahun 2009 China mengalokasikan 9% dari PDB untuk belanja infrastruktur transportasi. Penurunan biaya ekspor perlu mendapat perhatian. Terbukti biaya ekspor berpengaruh negatif terhadap nilai tukar perdagangan. Kebijakan penurunan biaya ekspor bisa melalui efisiensi atau penyederhaan prosedur kepabeanan dan perijinan. Penggunaan teknologi dan efisiensi dalam pemasaran produk dapat menekan biaya ekspor.