Dobutamine Stress Echocardiography

advertisement
Dobutamine Stress Echocardiography
PENGERTIAN
Tes Dobutamin Stress Echocardiography pemeriksaan
ekokardiografi dengan memberikan stres terhadap jantung
dengan diberikan obat dobutamin yang dimasukkan melalui
infus. Efek dobutamin akan membuat jantung bekerja lebih
keras. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya penyempitan
pembuluh coroner.
Dobutamine
atau
adenosine/sestamibi
stress
echocardiogram: Ini adalah bentuk lain dari stress
echocardiogram. Bagaimanapun, sebagai gantinya berolehraga
untuk membebankan jantung, beban diperoleh dengan
memberikan obat yang menstimulasi jantung dan membuatnya
berpikir ia sedang olahraga. Tes digunakan untuk mengevaluasi
jantung anda dan fungsi klep ketika anda tidak mampu untuk
berolahraga pada treadmill atau sepeda yang tidak bergerak. Ia
juga digunakan untuk menentukan berapa baik jantung anda
mentolerir aktivitas dan kemungkinan anda mempunyai
penyakit arteri koroner (arteri-arteri yang terhalang), serta
mengevaluasi keefektifan dari rencana perawatan cardiac
anda.
Dobutamin merupakan suatu stimulator beta reseptor
terutama beta 1 di jantung, ia mempunyai efek sebagai
intropik, kronotropik dan dromotropik positif. Efek intropik dan
kronotropik dari dobutamin menginduksi iskemia miokard pada
jantung yang memiliki stenosis signifikan pada arteri
koronernya. Waktu paruh dobutamin adalah 2 menit.
Kebanyakan
protokol
dobutamin
stress
ekokardiografi
menggunakan dosis awal 5 mikrogram/kg/menit dan dinaikkan
hingga 40-50 mikrogram/kg/menit dan pemberian atropine 0,25
sampai 1 mg di akhir test atau beta bloker, seperti esmolol.
Stress ekokardiografi ini bermanfaat untuk menilai iskemia
miokard yang diinduksi stress dan mendeteksi viabilitas
miokardial.
Oksigen dan metabolit disuplai ke miokardium melalui arteri
koroner. Aliran darah koroner yang berkurang menyebabkan
iskemia miokard akibat deprivasi metabolit. Dalam keadaan
istirahat, aliran koroner dapat tercukupi sesuai kebutuhan
basal, kecuali jika terjadi stenosis. Dalam keadaan normal, saat
terjadi stress, maka aliran koroner akan meningkat sesuai
dengan kebutuhan oksigennya. Lebih dari 70% stenosis korner
berhubungan dengan berkurangnya kemampuan aliran
maksimal koroner, yang kemudian memicu terjadinya kaskade
iskemia. Kaskade iskemia dimulai dengan heterogenisitas
perfusi, perubahan metabolism, selanjutnya terjadi gangguan
diastolik, disinergi sistolik, perubahan EKG dan munculnya
angina pectoris.
Daerah miokard yang mengalami asinergi tidak segera
mengalami kerusakan ireversibel atau sikatriks. Oklusi arteri
koroner menyebabkan disfungsi miokard, reperfusi yang
bertahap akan mengembalikan fungsi miokard ketahap yang
lebih baik dalam kurun waktu tertentu. Fenomena ini disebut
“stunned miokardium”. Jika aliran darah koroner diperbaiki,
maka miokardium yang mengalami iskemia kronik akan
memiliki kemampuan untuk memperbaiki kontraksinya, ini
disebut ‘hibernating myocardium’. Stunning dan hibernating
miokard memiliki kemampuan inotropik, yang dapat distimulasi
oleh dobutamin, hal ini ditunjukkan oleh gerakan dinding yang
lebih baik pada ekokardiogram.
Stess test ekokardiografi dihentikan jika sudah ditemukan
endpoint, yaitu ditemukannya gerakan dinding jantung yang
abnormal lebih dari 1 segmen, meningkatnya volume akhir
sistolik, atau tercapainya denyut jantung maksimal yaitu ( 220umur)*85%. Selama test, fungsi ventrikel kiri baik regional
maupun global dimonitor dengan ekokardiografi, frekuensi nadi
dan irama dinilai dengan EKG kontinu dan setiap 3 menit
dilakukan pengukuran tekanan darah dan EKG 12-lead.
Stress test ini dilakukan untuk menilai iskemia miokard,
bukan untuk membuktikan efek obat antiiskemik. Untuk menilai
stress ekokardiografi ini, dinilai 16 segmen ventrikel
menggunakan sistem skor. Skor 1 adalah normokinesia, 2
adalah hipokinesia, 3 yaitu akinesia, dan 4 diskinesia..
Abnormalitas gerakan ventrikel ditegakkan jika ditemukan
peningkatan skor >1 pada >1 segmen sebagai marker iskemia.
Dan dikatan perbaikan jika kenaikan skor >1 pada >1 segmen
dengan dobutamin dosis rendah, sebagai biomarker viability
miokardium pada abnormalitas yang ditemukan pada saat
istirahat
Dobutamin stress echo lebih efisien mendeteksi stenosis
arteri koroner daripada exercise ECG dan sebanding dengan
skintigrafi perfusi miokard. Dibandingakan dengan angiografi
koroner, sensitivitas, spesivisitas, dan akuasi stress echo 7286%, 77-95%, dan 76-89%. Semakin rendah dosis Dobutamin
yang diberikan, semakin rendah tingkat akurasi diagnostiknya.
Sensitivitas lebih baik pada stenosis multi-vesel dibandingkan
single-vessel dan lebih tinggi pada 70% stenosis dibandingkan
50% stenosis. Sensitivitas maksimum ditemukan pada daerah
iskemik yang diperdarahi oleh arteri koroner anterior
desending. Stress echo juga mampu menilai viabilitas miokard
dengan sensitivitas dan spesifisitas 80 % dan 90%.
Penggunaan strees echo setelah intervensi koroner masih
terbatas. Setelah angioplasty coroner yang berhasil, perbaikan
gerakan dinding ventrikel dapat dinilai, dan stress echo dapat
digunakan pada keadaan restenosis setelah PCI, meskipun
tidak dapat membedakan restenosis atau lesi di pembuluh
koroner baru.
Pre-operative stress echo merupakan alat diagnostik, terutama
pada pasien yang tidak dapat melakukan exercise test, pasien
yang memiliki abnormalitas pada dinding ventrikelnya memiliki
resiko kardiovaskular peri-operative yang lebih tinggi.
Dobutamin stress echo memiliki beberapa komplikasi yang
serius.
INDIKASI & KONTRAINDIKASI
Download