bab ii landasan teori

advertisement
23
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Business Model Canvas
Definisi business model canvas menurut Osterwalder (2010) adalah
sebuah bisnis model yang menjelaskan dasar pemikiran bagaimana sebuah
bisnis diciptakan, diberikan dan ditangkap nilainya. Osterwalder merancang
sebuah template yaitu “9 Building Blocks” untuk prototipe strategi bisnis
melalui struktur organisasi, proses, dan sistem. Business model canvas berisi 9
elemen dasar yang terdiri dari key activities, key resources, value proposition,
customer segment, customer relationship, channel, cost structure, revenue
stream, dan key partners. Business model canvas ini akan digunakan untuk
dasar dalam membuat business model creation.
Gambar 2.1 : Template Business Model Canvas
Sumber : Business Model Generation, 2010
23
24
2.1.1. 9 Elemen Dasar Business Model Canvas
1. Customer Segments
Untuk membangun model bisnis yang efektif, perusahaan harus
mengidentifikasi pelanggan yang akan dilayani. Berbagai set
pelanggan dapat tersegmentasi berdasarkan kebutuhan yang berbeda
dan atribut untuk memastikan pelaksanaan yang tepat dari strategi
perusahaan untuk memenuhi karakteristik kelompok yang dipilih dari
klien. Berbagai jenis segmen pelanggan yaitu:
●
Pasar Umum : Tidak ada segmentasi khusus untuk perusahaan
yang
mengikuti
unsur
pasar
massa
sebagai
organisasi
menampilkan pandangan yang luas potensi klien.
●
Pasar Niche : Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan
khusus dan karakteristik klien.
●
Tersegmentasi : Sebuah perusahaan yang memberlakukan
segmentasi tambahan yang ada dalam segmen pelanggan. Dalam
situasi tersegmentasi, bisnis mungkin lebih lanjut membedakan
klien berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendapatan.
●
Diversifikasi: Sebuah bisnis menyajikan segmen pelanggan
berganda dengan kebutuhan yang berbeda dan karakteristik.
●
Multi-Sided Landasan atau Pasar: Untuk memperhalus operasi
bisnis sehari-hari beberapa perusahaan akan melayani segmen
pelanggan yang saling tergantung.
25
2. Value Proposition
Value proposition pada business model canvas adalah pandangan
keseluruhan dari perusahaan rangkaian produk dan layanan yang
bersama-sama mewakili nilai untuk segmen pelanggan tertentu. Ini
adalah rangkaian produk dan jasa bisnis yang dapat menawarkan
memenuhi kebutuhan pelanggan, karena dengan value prosition ini
dapat membedakan satu merek dengan merek lainnya. Value
proposition perusahaan adalah pembedaan antara dirinya dengan para
pesaingnya (Osterwalder, 2010). Value proposition memberikan nilai
melalui berbagai elemen seperti kebaruan akan produk, hasil
pelaksanaan, kustomisasi, bagaimana produknya berfungsi membantu
pelanggan untuk menyelesaikan pekerjannya dan kenyamanan atau
kegunaan.
Value proposition dapat diukur dua aspek, yaitu:
•
Kuantitatif - harga dan efisiensi
•
Kualitatif - pengalaman pelanggan secara keseluruhan dan hasil
Atribut yang terdapat dalam value proposition adalah sebagai
berikut :
1. Newness
Menciptakan nilai untuk pelanggan yang disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen.
26
2. Performance
Meningkatkan kinerja produk atau jasa yang mampu memberikan
kontribusi untuk penciptaan nilai pelanggan.
3. Customization
Melakukan kostumisasi untuk kebutuhan spesifik pelanggan dalam
menciptakan nilai akhir. Pendekatan ini memungkinkan untuk
produk atau layanan yang disesuaikan dalam mengambil
keuntungan.
4. “Getting the job done”
Memudahkan konsumen untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
5. Design
Disain merupakan elemen penting namun disini sulit untuk
mengukur keyakinan pelanggan, penyedia jasa atau produk harus
mengetahui disain seperti apa yang diinginkan pasar.
6. Brand status
Dalam hal ini brand merupakan citra dan cerminan dari suatu
perusahaan.
Konsumen
melihat
produsen
atau
jasa
yang
ditawarkan dan mengenalinya dari merek atau ikon yang ada.
7. Price
Harga menawarkan nilai yang sama dengan harga yang lebih
rendah ini merupakan cara yang umum untuk memenuhi
persaingan yang kompetitif.
27
8. Cost reduction
Kemampuan dalam membantu pelanggan mengurangi biaya adalah
penting, agar produk dan layanan tersedia untuk disesuaikan demi
terciptanya nilai.
9. Risk reduction
Pengurangan risiko biaya dimaksudkan dengan tujuan agar dapat
dijangkau oleh semua segmen konsumen.
10. Accesibility
Kemudahan para konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa
yang ditawarkan maupun untuk mendapatkan kemudahan dalam
mendapatkan pelayanan.
11. Convinience / usability
Jaminan layanan untuk membangun hubungan yang erat dengan
para konsumen.
3. Channel
Sebuah perusahaan dapat memberikan value proposition kepada
target pelanggan melalui saluran yang berbeda. Saluran yang efektif
akan mendistribusikan value proposition perusahaan nilai dengan
cara yang cepat, efisien dan biaya yang efektif. Sebuah organisasi
dapat menjangkau klien dengan melalui saluran sendiri, saluran mitra
(distributor utama) atau kombinasi keduanya.
28
Chanel memiliki beberapa fungsi yaitu adalah meningkatkan
kesadaran konsumen atas produk dan jasa perusahaan, membantu
konsumen untuk menguji proporsi nilai dari perusahaan, mengizinkan
konsumen untuk membeli produk atau jasa tertentu, memberikan
konsumen sebuah nilai tertentu, dan menghasilkan dukungan atau
pelayanan setelah pembelian.
Untuk membangun chanel, melalui 5 tahap yaitu kesadaran,
evaluasi, pembelian, pengantaran dan penjualan. Kesadaran adalah
ketika membangun kesadaran mengenai produk dan jasa dari
perusahaan. Tahap evaluasi ketika kita membantu konsumen untuk
mengevaluasi proporsi nilai yang diberikan oleh organisasi.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu pembelian.
Pembelian yang dimaksud terjadi ketika memperbolehkan konsumen
untuk membeli produk atau jasa yang spesifik. Dilanjutkan dengan
tahap pengantaran, ketika memberikan proporsi nilai kepada
konsumen. Tahap terakhir adalah ketika memberikan dukungan
setelah pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
4. Customer Relationship
Untuk menjamin kelangsungan hidup dan keberhasilan setiap
bisnis, perusahaan harus mengidentifikasi jenis hubungan mereka
ingin membuat segmen pelanggan mereka. Berbagai bentuk
hubungan pelanggan yaitu:
29
● Bantuan Pribadi: Bantuan dalam bentuk interaksi karyawanpelanggan. Bantuan tersebut dilakukan baik selama penjualan,
setelah penjualan, dan atau keduanya
● Dedikasi Bantuan Pribadi: Yang paling akrab di mana perwakilan
penjualan ditugaskan untuk menangani semua kebutuhan dan
pertanyaan khusus dari satu klien.
● Self Service: Jenis hubungan yang menerjemahkan dari tidak
langsung interaksi antara perusahaan dan klien. Di sini, sebuah
organisasi memberikan peralatan yang diperlukan untuk pelanggan
untuk melayani diri mereka sendiri dengan mudah dan efektif.
● Layanan Otomatis : Sebuah sistem yang mirip dengan self-service
namun lebih personal sebagai memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi konsumennya dan preferensinya.
● Komunitas: Menciptakan komunitas yang memungkinkan untuk
interaksi langsung antara klien yang berbeda dan perusahaan.
Platform komunitas menghasilkan skenario di mana pengetahuan
dapat dibagi dan masalah ini diselesaikan antara klien yang
berbeda.
● Co-creation: Sebuah hubungan pribadi yang diciptakan melalui
masukan pelanggan langsung untuk hasil akhir dari produk
perusahaan atau jasa.
30
5. Revenue Streams.
Aliran pendapatan dapat dihasilkan dari setiap segmen
pelanggan dengan strategi harga yang berbeda. Ada dua strategi harga
dari revenue streams, tetap dan dinamis.
Ada dua jenis yang berbeda dari Revenue Streams yang dapat
terlibat dalam Business Model Canvas (Osterwalder dan Pigneur,
2010):
● Pendapatan transaksi dengan pembayaran pelanggan satu kali,
● Pendapatan berulang yang disebabkan oleh pembayaran yang
berkelanjutan untuk menyampaikan, nilai-nilai ke pelanggan atau
untuk dukungan purna jual.
Konsumen akan memberikan pembayaran untuk beberapa
penjualan
aset,
biaya
penggunaan,
pembayaran
subscription,
penyewaan, licensing, pengiklanan dan brokerage fee.
Penjualan aset merupakan sebuah pembayaran atas produk atau
jasa yang diberikan kepada konsumen. Penggunaan aset yang
dimaksud adalah ketika konsumen merasakan daripada keuntungan
produk atau jasa. Subscription fees terjadi ketika harus memberikan
masa atau waktu untuk menikmati jasa atau produk. Sehingga waktu
tersebut itulah yang dibayar oleh konsumen.
Penyewaan adalah memberikan pendapatan dengan memberikan
keistimewaan konsumen untuk menikmati jasa atau produk.
Licensing adalah memberikan jasa atau produk bagi konsumen untuk
31
menikmati jasa yang terbatas pengguna. Brokerage fee ketika
memberikan pelayanan atau produk atas nama dari perusahaan lain.
Pengiklanan
memberikan
penghasilan
ketika
kita
membantu
memasarkan produk atau jasa perusahaan lain.
6. Key Resources
Sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan nilai bagi
pelanggan dan dianggap aset bagi perusahaan, yang diperlukan untuk
mempertahankan dan mendukung bisnis yang meliputi value
proposition, jangkauan pasar, menjaga hubungan baik dengan
pelanggan. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa manusia,
keuangan, fisik dan intelektual. Sumber daya utama dikategorikan
menjadi empat bagian, yaitu :
1. Fisik, yang meliputi gedung, tanah, kendaraan dan mesin.
2. Intelektual, yang meliputi hak intelektual, hak paten, merek
dan database pelanggan.
3. Manusia, yaitu sumber daya manusia yang merupakan bagian
penting dalam sebuah perusahaan, maka perusahaan harus
dapat
menciptakan
suasana
yang
kondusif
untuk
mempertahankan sumber daya manusianya.
4.
Finansial, yaitu keuangan yang mencerminkan kinerja dari
sebuah perusahaan atau perputaran uang yang terjadi dalam
perusahan tersebut.
32
7. Key Activities
Dalam
rangka
mengeksekusi
untuk
menjalankan
value
proposition sebuah perusahaan, hal yang paling penting adalah
mengetahui kunci dari kegiatan utama yang akan dijalani. Kegiatan
utama adalah dasar untuk menciptakan dan memberikan proposisi
penting pada nilai bisnis, untuk mempertahankan hubungan
pelanggan, untuk mengakses pasar, dan memperoleh penghasilan
dasar. Key Activities dapat dikategorikan menjadi tiga bagian
(Osterwalder,2010) , yaitu:
● Produksi, aktivitas yang berhubungan dengan perancangan,
pembuatan dan pengiriman produk.
● Pemecahan masalah, aktivitas yang berhubungan dengan
masalah yang ditimbulkan dari produk tersebut. Perusahaan
harus dapat mengatasi masalah yang datang dari produk dan
bagaimana dapat memenuhi keinginan dari pelanggan supaya
produk mereka dapat diterima oleh pelanggan.
● Platform, bisnis yang aktivitas utamanya berhubungan dengan
jaringan dan bergerak dibidang teknologi informasi dan
terhubung dengan jaringan internet.
8. Key Partner
Dalam rangka mengoptimalkan operasi dan mengurangi risiko
model bisnis, organisasi biasanya menumbuhkan hubungan pembeli-
33
pemasok sehingga mereka dapat fokus pada kegiatan inti mereka.
Aliansi bisnis pelengkap juga dapat dianggap melalui usaha patungan,
aliansi strategis antara pesaing atau non-pesaing.
Kemitraan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Strategi aliansi antar non kompetitif.
2. Kerja sama.
3. Joint venture untuk mengembangkan bisnis baru.
4. Buyer supplier relationship untuk memastikan pemasok
terpercaya.
Terdapat tiga motivasi utama dalam membangun sebuah
kemitraan yang baik, yaitu :
•
Optimization and economic of scale yaitu untuk mengoptimalkan
alokasi dari sumber daya dan aktivitas bisnis. Optimization and
economic of scale biasanya dibentuk untuk mengurangi biaya dan
sering melibatkan outsourcing atau infrastruktur berbagi.
•
Reduction of risk and uncertainty yaitu kerjasama yang bertujuan
untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam persaingan
yang kompetitif.
•
Acquisition of particular resources and activity yaitu perusahaan
yang memiliki sumber dayanya sendiri dan melakukan kegiatan
bisnis sesuai dengan model bisnisnya. Sebaliknya, mereka
memperluas kemampuan mereka sendiri dengan mengandalkan
34
perusahaan lain untuk memberikan sumber tertentu atau
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Kemitraan tersebut dapat
termotivasi oleh kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan,
lisensi atau akses ke pelanggan.
9. Cost Structure
Stuktur biaya yang menjelaskan konsekuensi moneter yang
paling penting saat beroperasi di bawah model bisnis yang berbeda.
Struktur biaya dibagi menjadi 2 yaitu:
●
Cost-Driven : Model bisnis ini berfokus pada meminimalkan
semua biaya dan tanpa memiliki detail tambahan.
●
Value-Driven : Kurang peduli dengan biaya, model bisnis ini
lebih berfokus pada menciptakan nilai bagi produk dan layanan
mereka.
Ada empat karakteristik struktur biaya yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
●
Biaya Tetap : Biaya yang tidak berubah di seluruh aplikasi yang
berbeda, misalnya biaya gaji dan biaya sewa.
●
Biaya Variabel : Biaya ini bervariasi tergantung pada jumlah
produksi barang atau jasa.
●
Economies of
Scale : Biaya turun karena jumlah permintaan
diproduksi yang optimal.
35
●
Economies of Scope : Biaya turun karena menggabungkan bisnis
lain yang memiliki hubungan langsung dengan produk asli.
2.2. Daycare
Definisi Daycare adalah suatu jenis kelembagaan perawatan diluar rumah
bagi anak-anak kecil dari usia lima tahun, lembaga ini independen yang
menyediakan fasilitas tempat penitipan anak (pemerintah, swasta atau
kombinasi keduanya). Layanan yang diberikan di daycare diantaranya
menyediakan tempat yang aman di mana anak-anak akan dirawat sementara
ibu mereka bekerja, kesehatan, gizi dan pendidikan komponen (Gadsden &
Guijarro, 2012). Daycare identik dengan anak-anak karena konsep awalnya
adalah solusi untuk menitipkan anak pada saat orang tuanya bekerja.
2.3. Panti Werdha
Panti Werdha diartikan sebagai tempat untuk merawat lansia (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Tempat berkumpulnya orang lansia baik secara
sukarela maupun karena dititipkan oleh keluarga mereka. Untuk tempatnya
ada yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah. Di panti werda sendiri
banyak fasilitas dan kegiatan yang diberikan dengan tujuan untuk mandiri dan
tetap aktif, juga untuk mencegah kemunduran fisik dan mendorong lansia
untuk berkumpul bersama-sama di panti. Tujuan disediakan panti werdha agar
36
lansia baik yang tidak memiliki tempat tinggal ataupun lansia yang karena
tidak memiliki caregiver di rumah tidak menjadi terlantar.
2.4. Gerontology
Di dalam kehidupan manusia dikenal delapan tahapan perkembangan
yang telah diakui di dunia barat. Ada tiga tahap utama yaitu anak-anak,
remaja, dan dewasa. Masing - masing tahapan dibagi menjadi tiga kembali.
Anak - anak dibagi menjadi anak- anak masa awal, anak - anak masa tengah
dan anak - anak masa akhir. Begitu pula juga untuk remaja dan dewasa
(Papalia, 2015).
Di dalam perkembangan manusia dikenal ilmu Gerontology adalah
sebuah ilmu yang mempelajari usia dan proses pertambahan usia. Ilmu ini
tertarik dengan perbedaan yang terjadi pada lansia. Di dalam Gerontology,
juga dikenal dengan life span dimana sebuah periode waktu terpanjang
dimana satu jenis spesies dapat hidup. Fokus utama ilmu gerontology ini
adalah mempelajari berbagai perbedaan dan apa yang terjadi pada orang lanjut
usia (Papalia, 2015).
Menurut Santrock (2002) lansia menurut pandangan orang Indonesia
adalah seseorang yang telah melampaui usia kerja atau sudah menunjukkan
ciri - ciri penuaan. Proses penuaan ini sendiri bagi individu akan memiliki
tanggapan yang berbeda - beda. Beberapa dapat menerima kemudian beberapa
lainnya ada yang tidak menerima (Setiawan, 2013).
37
Organisasi kesehatan dunia seperti The World Health Organization
(WHO) (Setiawan, 2013), menggolongkan lansia menjadi empat bagian.
Pertama adalah usia pertengahan (45 - 59 tahun), lanjut usia (60 - 74 tahun),
lanjut usia tua (75 - 90 tahun) dan usia sangat tua (di atas 90 tahun).
Sedangkan menurut pemerintah Indonesia sendiri batas usia lansia adalah 56
tahun ke atas. Hal ini sama dengan batas usia pensiun seseorang yang
disebabkan oleh usia berdasarkan undang - undang tenaga kerja no.13 tahun
2008.
Sehingga menurut pendapat Setiawan (2013), lansia merupakan
perkembangan hidup seseorang. Dimulai dari anak - anak, remaja, dewasa dan
berakhir pada masa lanjut usia. Batas yang digunakan adalah usia 56 tahun.
mengingat kita berada di Indonesia, maka mengikuti aturan hukum yang
berlaku. Lansia sendiri akan mengalami kemunduran baik dari fisik maupun
dari psikologis sehingga dianggap kurang mampu untuk melakukan sebuah
pekerjaan.
Menurut Papalia (2015) usia 56 tahun ke atas termasuk dalam dewasa
tengah dan dewasa akhir. Terjadi beberapa tanda - tanda baik secara fisik,
kognitif dan psikososialnya. Perubahan yang terjadi tidak dapat disamaratakan
karena akan tergantung dengan keadaan dari individu masing - masing. Bila
pada fisik ditandai dengan perubahan penurunan kemampuan sensorik,
respon, tenaga dan kesehatan. Pada wanita seringkali telah menopause.
Secara kognitif ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah yang
tinggi, kreatifitas mulai menurun tetapi secara akualitas meningkat, karir
38
sudah lebih stabil, beberapa kemampuan intelegensi dan ingatan menurun.
Tetapi biasa ada yang dapat menggantikan kemampuan intelegensi dan
ingatan dengan kemampuan lain atau sudah menemukan bagaimana cara
untuk mengatasinya (Papalia, 2015).
Bila dilihat dari psikososial muncul tanggung jawab ganda untuk menjaga
orang tua dan anak, bersiap untuk melepaskan anak keluar dari rumah untuk
membentuk keluarga baru, pensiun, kehilangan orang di sekitar (teman atau
pasangan hidup) dan mulai mencari arti kehidupan (Papalia, 2015).
Hal ini juga diutarakan oleh Erikson yang menempatkan lansia pada
kebutuhan menguatkan kepemilikan sebuah hubungan beserta produktivitas
dan kemudian melepaskan daripada hubungan dan produktivitas yang ada.
Bila lansia itu sejahtera, maka kehidupannya akan lebih berhasil secara
hubungan sosial, produktif dan mampu mendidik dan menjaga anak. Pada
tahap berikutnya mampu mengikhlaskan segala hal yang telah dicapai dan
gagal di masa lalu. Agar mendapat kesejahteraan dan kedamaian di dalam
hidup. Penggambaran Erikson lebih kepada perkembangan emosional dan
kehidupan sosial (Papalia, 2015).
2.5. Segmenting, Targeting dan Positioning
Langkah utama dalam menjalankan start-up adalah menyusun strategi
pemasaran, dimana dengan langkah ini kita dapat mengetahui dukungan apa
saja yang diperlukan agar pelanggan yang berpotensi mau melakukan
39
pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang
dibuat harus sudah mempertimbangkan besarnya permintaan (market demand)
serta kondisi persaingan yang ada pada masing-masing segmen pasar yang akan
ditargetkan. Kondisi persaingan dan besarnya permintaan ini selalu berubah.
Karena itu strategi pemasaran juga harus selalu dievaluasi secara terus-menerus
dan periodik.
2.5.1. Segmenting
Segmentasi
pasar menurut
Philip
Kotler
dan
Gary
Amstrong (2014) adalah pembagian sebuah pasar menjadi beberapa
kelompok
pembeli
dimaksudkan
yang
sebagai
berbeda.
pembagian
Segmentasi
pasar
yang
pasar
dapat
berbeda-beda
(heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di
mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu
produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik
pembeli yang ada di pasar tersebut. Ada beberapa syarat segmentasi
yang efektif, yaitu:
• Dapat diukur (measurable)
Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan
tingkat tertentu.
• Dapat dijangkau (accessible)
40
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Cukup besar (substantial)
Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang
dapat dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen
yang cukup bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang
sesuai.
• Dapat dibedakan (differentiable)
Differentiable berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan
jelas.
• Dapat dilaksanakan (actionable)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani
dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Begitu luasnya karakteristik yang terdapat di pasar, maka
segmentasi pasar perlu dilakukan, berikut adalah manfaat dan tujuan
secara lebih detail:
1. Pasar Lebih Mudah Dibedakan
Sangat sulit bagi perusahaan untuk terus-menerus mengikuti
selera konsumen yang selalu berkembang di keadaan pasar yang
heterogen. Oleh karenanya perusahaan cenderung mencari kelompok
41
konsumen yang sifatnya homogen agar lebih mudah untuk
memahami
selera konsumen, agar produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen sehingga produk yang dibuat pun dapat diterima dengan
baik oleh konsumen.
2. Pelayanan Lebih Baik
Ada empat hal penting yang diinginkan oleh konsumen dalam
memenuhi kebutuhannya, yaitu kualitas, harga, pelayanan, dan
ketepatan waktu. Namun dari keempat hal penting itu, pelayanan
merupakan hal yang paling dominan. Sedang harga dan kualitas
seringkali menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Oleh karena itu
segmentasi pasar harus dilakukan agar bisa memberikan pelayanan
yang mengarah dan tepat kepada pasarnya.
3. Strategi Pemasaran Lebih Terarah
Dengan melayani pasar yang sifatnya homogen, maka dalam
merencanakan strategi pemasaran, penyusunan bauran pemasaran
(marketing mix) yang meliputi produk, harga, distribusi, dan
promosinya dapat lebih terarah dan lebih tajam.
42
4. Menemukan Peluang Baru
Perusahaan yang memiliki pemahaman atas segmen pasar yang
baik tentunya akan sampai pada titik di mana ia menemukan
peluang, meski peluang yang ditemukan tidak selalu besar.
5. Faktor Penentu Desain
Dengan adanya pemahaman terhadap kebutuhan segmen-segmen
pasar, maka pemasar dapat mendesain produk sesuai dengan
kebutuhan segmen tersebut dan desain yang dibuat pun lebih
responsif terhadap kebutuhan pasar.
6. Strategi Komunikasi Lebih Efektif
Komunikasi bisa menjadi efektif apabila komunikator tahu persis
siapa komunikan yang diajak berkomunikasi olehnya seperti apa
kesukaan, kebiasaan, latar belakang, dan lain sebagainya. Dalam hal
ini perusahaan sebagai komunikator akan berkomunikasi dengan
cara yang berbeda-beda dan melalui media yang berbeda pula yang
disesuaikan kepada target segmen pasarnya.
7. Melihat Kompetitor Dengan Segmen Yang Sama
Dengan mengetahui siapa yang menjadi segmen bagi sebuah
perusahaan, tentunya perusahaan itu juga bisa melihat apabila ada
43
perusahaan-perusahaan
lain
(perusahaan
kompetitor)
yang
menawarkan produk atau jasa yang sama, yang juga menargetkan
segmen pasar yang sama dengan yang ditargetnya, dan kegiatan apa
saja yang dilakukan perusahaan-perusahaan kompetitor itu untuk
merebut perhatian pasar dalam usaha memenuhi kebutuhan segmen
pasar tersebut.
8. Evaluasi Target Dan Rencana Bisnis
Setelah mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen
pasar yang ditarget, maka perusahaan bisa melakukan evaluasi atas
efektif tidaknya kegiatan pemasaran yang sudah dilakukan selama
periode tertentu, apakah sudah sesuai dengan karakteristik pasar
yang ditargetnya, dan juga perusahaan bisa mempelajari apa yang
lebih dan kurang dari strategi yang sudah berjalan, untuk dibuat
perencanaan bisnis selanjutnya di depan.
Dalam hal ini pasar bersifat heterogen, makan akan sulit bagi
produsen untuk melayaninya. Oleh karenanya
pemasar harus
memilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan bagian
pasar lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian
yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutannya.
44
Dalam pengadaan segmentasi pasar, maka pembagiannya dibagi
berdasarkan sembilan kategori:
1. Segmentasi Pasar Berdasarkan Geografi
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian
geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi
yang dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target
operasi perusahaan.
2. Segmentasi Pasar Berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan
tingkat pendidikan.
3. Segmentasi Pasar Berdasarkan Psikografi
Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan
segmen demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran.
4. Segmentasi Pasar Berdasarkan Sociocultural
Sebagai dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar, segmentasi
sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan
antropologis (budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap yaitu :
•
Daur hidup keluarga
•
Kelas sosial
45
•
Budaya dan sub budaya
•
Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global
5. Segmentasi Pasar Berdasarkan Hubungan Secara Ekstrim
Merupakan bentuk efektif segmentasi bagi penggunaan merek,
seperti:
•
Tingkat penggunaan: Beda segmentasi terletak pada pengguna
berat, pengguna sedang, dan pengguna ringan. Bukan
pengguna sebuah produk, jasa, atau merek khusus.
•
Tingkat kesadaran: Kesadaran konsumen pada produk,
kesiapan
membeli
produk,
atau
apakah
konsumen
membutuhkan informasi tentang produk tersebut.
•
Loyalitas merek: Loyalitas konsumen pada merek dijadikan
perusahaan sebagai identifikasi karakteristik konsumen di
mana mereka bisa langsung menjadi pendukung promosi ke
orang dengan karakteristik yang sama namun dengan populasi
yang lebih besar.
6. Segmentasi Berdasarkan Situasi Penggunaan
Kesempatan atau situasi bisa menentukan apakah konsumen akan
membeli atau mengkonsumsi. Segmentasi ini dibuat untuk membantu
perusahaan memperluas penggunaan produk.
46
7. Segmentasi Berdasarkan Benefit
Bentuk segmentasi yang mengklasifikasikan pembeli sesuai
dengan manfaat berbeda yang mereka cari dari produk merupakan
bentuk segmentasi yang kuat. Sebuah studi yang melakukan
pengujian apakah yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap
mikro atau craftbeer, teridentifikasi lima keuntungan strategic brand,
yaitu:
•
Fungsional (contoh kualitas)
•
Nilai uang
•
Manfaat sosial
•
Manfaat emosi positif
•
Manfaat emosi negatif
8. Segmentasi Hybrid
Segmen ini dibentuk berdasarkan kombinasi beberapa variabel
segmen yang membentuk sebuah segmen tunggal. Sebagai contoh
segmen geodemografis, sangat berguna untuk menemukan prospek
terbaik bagi seorang pengiklan atau pemasar dalam menemukan
kepribadian, tujuan, dan ketertarikan dan diisolasikan di mana mereka
hidup.
47
9. Segmentasi Pasar Berdasarkan Tingkah Laku
Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap,
penggunaan atau reaksi pembeli terhadap suatu produk.
2.5.2. Targeting
Targeting adalah menetapkan sasaran dan siapa yang dituju.
Penentuan target market dilakukan dengan mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai konsumen terbaik. Konsumen yang
paling baik memiliki dua kategori,yaitu mudah untuk diajak
bekerjasama dan memberikan keuntungan maksimal. (Elizabeth
Bowker, 2011).
Strategi untuk menentukan targeting adalah :
1.
Undifferentiated Marketing
Strategi ini adalah strategi pada pasar yang tidak dibedakan
(undifferentiated), perusahaan melakukan strategi yang sama untuk
seluruh pasar. Dengan demikian, produk yang dihasilkan bersifat
massal, promosi dilakukan secara besar-besaran dan perusahaan
memperoleh keuntungan skala ekonomis karena memproduksi
dalam jumlah yang sangat besar sehingga biaya produksi per
unitnya rendah.
48
2.
Differentiated Marketing
Strategi yang dilakukan pada pasar yang berbeda-beda
(differentiated), adalah sangat spesifik, tergantung segmen pasar
yang akan dilayani. Strategi ini umumnya menghadapi masalah
biaya yang tinggi. Usaha memodifikasi produk menjadikan biaya
per unitnya menjadi sangat mahal, selain itu perlu adanya biaya
promosi yang sangat spesifik serta biaya penelitian dan
pengembangan yang sangat besar.
3.
Concetrated Marketing
Strategi ini diterapkan apabila perusahaa ingin berfokus pada
pasar yang relatif sempit tetapi memiliki potensi pasar yang sangat
luas. Strategi terpusat (concetrated) ini sangat bermanfaat apabila
perusahaan memiliki sumber daya yang sangat terbatas dan
memiliki produk yang daur hidupnya dalam fase pertama atau
memperkenalkan produk baru.
2.5.3. Positioning
Positioning merupakan suatu cara untuk menempatkan produk
sehingga dapat tertanam di benak pelanggan. Positioning pada
dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak
konsumen. Positioning biasanya tidak masalah dan tidak dianggap
49
penting selama baraang-barang yang
y
tersedia dalam suaatu masyarakkat
tidak beegitu banyakk dan persaaingan beluum menjadi sesuatu yaang
penting. Positioningg baru akan menjadi pennting bilamaana persainggan
sudah saangat sengit.
2.6. Porte
er Five Fo
orces Analysis
Po
orter Five Forces Annalysis adaalah sebuahh kerangka kerja unttuk
menganalisis tinggkat persaingan dalam industri daan untuk meengembangkkan
strateg
gi bisnis sessudahnya. Menurut
M
Kotleer (2012) Poorter Five Forces
Fo
Analyssis
digun
nakan untuk mengembanngkan strateegi bisnis aggar tetap kom
mpetitif dalaam
suatu industri. Poorter Five Foorces Analyssis mengacuu pada ekonoomi organisaasi
industtri untuk meemperoleh lima kekuataan yang akaan menentukkan bagaimaana
intenssitas kompettitif dan bagaaimana dayaa tarik pasar.
Gambar 2..2 : Porter Five
F Forces Analysis
A
Suumber : Craffting and Exxecuting Straategy, 2014.
50
2.6.1. Rivarly among Competing Sellers
Rivarly among Competing Sellers adalah persaingan industri yang
sudah ada akan menjadi ancaman bagi perusahaan untuk saling
bersaing dalam merebut pangsa pasar. Persaingan industri akan sulit
dijalankan jika sudah banyak kompetitornya dan persaingan industri
akan lebih mudah dijalankan jika kompetitornya sedikit.
2.6.2. Potential New Entrants
Potential New Entrants adalah segmen yang paling menarik
karena jika perusahaan dapat dengan mudah masuk kedalam industri,
maka persaingan menjadi kompetitif tetapi keuntungan yang didapat
kecil. Tapi bila kompetitor baru sulit masuk ke dalam suatu industri
maka persaingan menjadi lebih kompetitif tapi dapat meningkatkan
keuntungan yang besar, ancaman yang datang dari kompetitor baru
dapat mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
2.6.3. Firm in Other Industries Offering Subtitute Product
Firm in other industries offering subtitute product adalah ancaman
yang datang dari produk sejenis yang dapat menawarkan produk yang
sejenis kepada konsumen. Banyaknya produk sejenis akan membuat
industri menjadi lebih kompetitif, karena banyaknya pilihan yang
ditawarkan oleh produk-produk sejenis tersebut.
51
2.6.4. Buyer
Buyer akan mengancam jika pembeli dapat memiliki berbagai
pilihan produk sehingga pembeli memiliki kekuatan tawar menawar
yang kuat. Semakin banyak pilihan produk yang dapat dipilih oleh
pembeli maka posisi pembeli akan semakin kuat.
2.6.5. Suppliers
Suppliers adalah kekuatan dari supplier produk yang dapat
berdampak bagi perusahaan ketika ada produk pengganti yang
berpotensial menggantikan. Semakin sedikit jumlah supplier dan
semakin penting barang tersebut, maka kekuatan dari supplier akan
semakin tinggi. Tapi semakin banyak jumlah supplier maka kekuatan
dari supplier akan semakin rendah
2.7. Analisis 7P
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, menentukan target pasar dan berlaku produk dan jasa untuk
melayani pasar ini. Hal ini juga melibatkan mempromosikan produk dan
layanan tersebut dalam pasar. Pemasaran merupakan bagian integral dari
keberhasilan bisnis, besar atau kecil, dengan fokus utama pada kualitas, nilai
konsumen dan kepuasan pelanggan. Sebuah strategi yang umum digunakan
adalah bauran pemasaran atau Marketing Mix.
52
Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang
dikenal dalam istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat)
dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki
beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence
(bukti fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka
dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place,
promotion, people, physical evidence, and process. Adapun pengertian 7P
(Kotler, 2012) :
1. Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan
dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan
mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau
jasa
2. Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus
menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran
ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan.
3. Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan
yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk
melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk
pengiriman dan penjualan produk secara fisik.
4. Promosi (promotion), adalah suatu unsur yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru
53
pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan,
maupun publikasi.
5. Bukti Fisik (physical evidence), merupakan hal nyata yang turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan
produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana
fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan,
logo, warna dan barang-barang lainnya.
6. Orang (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen
lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan
penampilan
karyawan
memiliki
pengaruh
terhadap
keberhasilan
penyampaian jasa.
7. Proses (process), adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini
memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan
jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa
itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat
54
berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi
minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
2.8. TOWS
Untuk mengevaluasi situasi dari perusahaan, pertanyaan utamanya adalah
bagaimana posisi perusahaan tersebut terkait dengan ketertarikan pasar
kepada bisnisnya dan bagaimana perusahaan itu melakukan pertahanan
terhadap ancaman dari luar (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).
Untuk mengetahui analisis ini, seringkali perusahaan menggunakan
analisis SWOT. Yang dimaksud daripada SWOT adalah mengetahui strength
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat
(ancaman). Kekuatan, kelemahan dan kesempatan merupakan faktor internal
perusahaan yang dikenali. Sedangkan ancaman untuk mengethaui lebih jauh
faktor eksternal daripada perusahaan. Hal ini merupakan refleksi daripada
tujuan metode ini kepada bisnis. Bila kita menganalisis dari ancaman terlebih
dahulu yang lebih dikenal dengan sebutan TOWS tetapi tetap dengan hal - hal
yang dianalisa (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).
Untuk menganalisis ancaman, kita perlu memperhatikan perkembanganperkembangan yang terjadi, seperti perkembangan teknologi dan peraturan
dari pemerintah sendiri. Setiap perusahaan pasti menghadapi ancaman tidak
terkecuali, kita hanya bisa berusaha mengantisipasi dan meminimalkan
jumlahnya (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).
55
Kesempatan yang mungkin didapatkan oleh perusahaan dianalisis untuk
mempertajam strategi yang digunakan. Dari setiap kesempatan yang ada tidak
semua akan diambil atau dipergunakan perusahaan. Biasanya perusahaan
menganalisis terlebih dahulu kesempatan mana yang memungkinkan dan
menghitung untung dan rugi dari setiap kesempatan. Melihat lebih jauh
kesempatan yang ada dengan keadaan perusahaan. Karena kesempatan itu
sendiri terdiri dari banyak tingkatan antara lain berlimpah atau terbatas, fana
atau abadi dan sangat menarik atau hanya menarik sebagian saja (Thompson;
Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).
Kelemahan merupakan analisis terhadap hal yang kurang daripada
perusahaan. Bila dibandingkan dengan pasar yang ada saat itu. Kelemahan
dapat berhubungan dengan kelemahan kemampuan, kekurangan aset baik
yang terlihat dan tidak terlihat serta ketidakmampuan dalam beberapa hal
(Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).
Kekuatan merupakan sebuah hal dimana perusahaan memberikan hal yang
lebih baik di dalam pasar perusahaan itu bergerak. Kekuatan bergantung
kepada kualitas sumber daya dan kemampuan. Biasanya kedua hal ini
dihasilkan dengan evaluasi yang dilakukan secara objektif (Thompson;
Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).
56
2.9. Laporan Keuangan
2.9.1. Neraca
Salah satu yang dimuat dalam laporan keuangan adalah neraca atau
dikenal dengan Balance Sheet. Neraca keuangan adalah laporan
sistematis tentang aktiva, utang serta modal suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah membei informasi kepada
pengguna mengenai posisi keuangan perusahaan tentang apa yang
dimiliki dan menjadi kewajibannya. Kiranya semua penting bagi
investor untuk mengetahui bagaimana menggunakan, menganalisis dan
membaca dokumen tersebut. (Bambang, 2014).
Neraca terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Aktiva
2. Utang atau kewajiban
3. Modal atau aktiva bersih
Neraca selalu ada tiga unsur diatas, hal ini mengandung pengertian
bahwa aktiva yang merupakan sarana yang digunakan untuk operasi
perusahaan harus sama dengan penjumlahan kewajiban keuangan
perusahaan dan investsi modal berikut laba ditahan. Berikut penjelasan
mengenai tiga unsur neraca sebagai berikut : (Bambang, 2014).
1. Aktiva
adalah
aset
yang
digunakan
perusahaan
untuk
mengoperasikan bisnis. Sementara itu, kewajiban dan modal adalah
dua sumber untuk mendukung aktiva. Modal pemilik mengacu pada
57
modal pemegang saham yang pertama kali diinvestasikan ke
perusahaan ditambah laba ditahan.
2. Utang adalah kewajiban ke kreditor seperti pinjaman dan utang
usaha. Utang yang jatuh temponya sekarang dicantumkan lebih
awal dibanding utang yang jatuh temponya dalam tahun berikunya.
Utang usaha dan utang pajak upah biasanya dicantumkan sebelum
utang lainnya.
3. Modal atau aktiva bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu
yayasan. Aktiva tersebut mencerminkan saldo yang ada setelah
kewajiban yayasan dilunasi.
Neraca juga diperlukan untuk melihat perkembangan perusahaan
dari tahun ke tahun, mengetahui aktiva dan pasiva serta berguna dalam
pengajuan kredit perbankan untuk perluasan usaha.
2.9.2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi atau Income Statement pada setiap periode
akuntansi,
perusahaan
menyajikan
laporan
keuangan
sebagai
pertanggung jawaban kepada pemilik perusahaan, baik pada
perusahaan dagang maupun pada perusahaan industri (manufaktur).
Laporan laba rugi dipergunakan untuk menggambarkan informasi
mengenai penghasilan, biaya dan pendapatan bersih perusahaan dalam
menghasilkan labar selama periode waktu tertentu. (Hidayat, 2013).
58
Komponen dalam laba rugi terdiri dari :
1. Penjualan
2. Pendapatan
3. Beban
4. Beban penjualan
5. Beban administrasi
6. Laba kotor
7. Laba usaha
8. Laba (rugi) sebelum pajak
9. Biaya-biaya usaha sendiri
2.9.3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan arus kas yang masuk dan keluar
dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan laporan arus kas
diantaranya untuk memberikan gambaran kegiatan manajemen dalam
operasi, investasi dan pendanaan. Informasi tersebut berguna untuk
memprediksi arus kas perusahaan pada masa yang akan datang.
Penyajian laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut :
1. Arus kas dari aktivitas operasi
2. Arus kas dari aktivitas investasi
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
59
2.10. Analisis Laporan Keuangan
2.10.1 Return On Investment (ROI)
Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (2013), return on
investment adalah salah satu rasio profitabilitas dalam keuangan
bisnis. Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan yang sangat fundamental, yaitu
sudahkah perusahaan mendapatkan pengembalian nilai yang
sebanding
dengan
investasi-investasi
yang
dilakukan
oleh
perusahaan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, analis
berpindah ke dua pengukuran, yaitu margin keuntungan dari
perusahaan, yang berkemampuan melakukan prediksi kemampuan
dari perusahaan untuk mengatur pengeluarannya, dan persentase
pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan itu
sendiri. Dua faktor yang menjadi penting saat rasio profitabilitas
dibahas adalah:
•
Pengendalian biaya : seberapa baik perusahaan mengendalikan
cost of goods sold, pengeluaran operasional, biaya-biaya
keuangan, dan pengeluaran lain yang relatif kepada setiap uang
dari penjualan yang dilakukan perusahaan?
•
Efisiensi utilisasi aset-aset : Seberapa efektif manajemen dari
perusahaan
atas
penggunaan
menghasilkan pendapatan?
aset-aset
perusahaan
untuk
60
Tujuan melakukan analisis ROI adalah untuk mengevaluasi
keputusan yang telah kita jalankan sehingga di masa yang akan
datang kita dapat menentukan secara tepat investasi yang akan kita
lakukan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan :
•
Seandainya marketing champaign yang kita lakukan hanya
bersifat satu kali dan kita tidak mengetahui pengaruhnya
terhadap return yang diharapkan, biaya yang kita keluarkan ini
harus dimasukkan ke dalam investasi pemasaran.
•
Sebagian biaya yang dikeluarkan terkadang menghasilkan
keuntungan
yang
berkelanjutan,
misalnya
biaya
yang
dikeluarkan untuk pembuatan informasi teknologi.
Besarnya ROI dipengaruhi dua faktor yaitu Turnover dari
operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk
operasi) dan Profit Margin (keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam persentase dan jumlah penjualan bersih). Faktor dasar yang
menentukan ROI dari sebuah investasi adalah: (Abrams, 2012)
1. Semua biaya finansial investasi awal dan ivestasi berikutnya.
2. Semua perolehan finansial termasuk peningkatan dana (jika ada)
dari investasi dan kembalinya uang investor.
61
Adapun tiga cara yang lazim digunakan untuk menganalisis
tingkat pengembalian investasi (ROI) yaitu :
1. Nilai Sekarang (neto) (Net Present Value)
Diperoleh dengan cara mengurangkan biaya total (yang
dikonversikan ke dalam nilai sekarang dengan menggunakan
tingkat diskonto, tingkat bunga dasar pada batasan tertentu
(hurdle rate) secara umum merupakan tingkat pengembalian
oleh seluruh proyek untuk dapat dikatakan layak). Ini ditetapkan
terhadap beberapa bandingan investasi lainnya seperti invetasi
pada saham dengan risiko rendah dari total nilai sekarang
manfaat tersebut.
2. Periode Pengembalian (Payback Period)
Periode yang dibutuhkan untuk menutup atau mengembalikan
biaya total (biaya pengembangan dan biaya pendukungan)
melalui akumulasi manfaat.
3. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return)
Didapatkan dengan menggunakan persamaan eksponesial
yang akan menghitung tingkat bunga yang dibutuhkan untuk
membuat total nilai manfaat di masa datang akan sama dengan
total nilai biaya di masa datang.
62
ROI dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Laba setelah pajak
ROI =
X 100%
Total aset
2.10.2. Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk
dan arus keluar kas (Titman, 2014). Karena NPV dari suatu
investasi adalah perkiraan dampak dari peluang investasi pada nilai
perusahaan, Salah satu tujuan utama dari perusahaan adalah untuk
meningkatkan kekayaan pemegang saham. NPV adalah standar
kriteria utama untuk mengevaluasi peluang investasi baru. Dengan
demikian,
NPV
memperkirakan
jumlah
kekayaan
menciptakan proyek. Berikut rumus untuk NPV :
Dimana :
Bt = Keuntungan pada tahun ke – t atau capital interest
Ct = Biaya pada tahun ke – t atau cost at year – t
t
= Tingkat suku bunga atau interest level
n
= Umur ekonomis proyek atau project economis age
yang
63
Jika NPV lebih besar dari nol, proyek ini akan menambah nilai
dan harus diterima, tetapi jika NPV negatif proyek harus ditolak.
Jika NPV proyek adalah persis nol (yang sangat tidak mungkin)
proyek ini akan tidak akan berjalan baik.
2.10.3. Payback Period (PP)
Payback Period adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
sebuah proyek untuk memulihkan biaya awal dari kas bersih yang
mengalir menghasilkan. Periode ini kadang-kadang disebut
sebagai waktu yang dibutuhkan untuk investasi untuk membayar
sendiri" (Noreen, 2014). Payback period dinyatakan dalam tahun.
Lalu annual net cash inflow adalah setiap tahun yang sama.
Berikut rumus untuk menghitung Payback Period :
•
Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana
investasi atau proyek berbeda jumlahnya setiap tahun :
a - b
Payback Period = n +
x 1 tahun
c - d
Dimana :
n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi
initial investment
64
a = Jumlah initial investment
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n + 1
•
Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana
investasi atau proyek sama jumlahnya setiap tahun :
Initial Investment
Payback Period =
x 1 tahun
Cash Flow
2.10.4. Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah indikator tingkat efisiensi dari
suatu investasi. Suatu proyek atau investasi dapat dilakukan
apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada
laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain,
seperti bunga deposito bank, reksadana, dan lainnya. Menurut
Kimmel, Weygandt dan Kieso (2013), internal rate of return atau
disingkat IRR adalah besarnya potongan yang menghasilkan net
present value sebesar nol (0) untuk sebuah proyek. IRR digunakan
dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk
itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan
harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau
Minimum atractive rate of return (MARR). MARR adalah laju
65
pengeembalian miinimum dari suatu investtasi yang berani dilakukkan
oleh seorang
s
inveestor.
Deengan kata lain IRR adalah tinggkat pengem
mbalian yaang
menyyebabkan NP
PV proyek ittu sama denngan nol. Arttinya jika IR
RR
melebbihi tingkat pengembalian yang diinnginkan makka proyek biisa
diterima dan diharapkan
d
untuk menningkatkan nilai, nam
mun
mbalian yaang
sebaliiknya jika IRR kuranng dari tinggkat pengem
diingiinkan, makaa proyek tiidak dapat diterima daan diharapkkan
untukk berkurang nilainya. Contohnya
C
jiika kita mennginvestasikkan
$100 sekarang di sebuahh proyek, dan diharrapkan unttuk
s
(1) tahuun,
mengghasilkan $120 nantinya dengan tengggat waktu satu
IRR untuk
u
investtasi tersebut adalah 20%
%. Kita dapatt menunjukkkan
bahw
wa ini benar dengan
d
melaakukan pem
motongan/disccount arus kas
k
$120 untuk satu tahun
t
pada besar
b
20%, yang
y
menghaasilkan sebuuah
preseent value yanng sama denngan pengeluuaran kas aw
wal yaitu $100
(CF0 = -100). Hassilnya adalahh sebuah nett present valuue sebesar nol
n
Ruumus perhituungan IRR sebagai berikkut :
Dimaana :
r = IRR yaitu tiingkat diskonto yang meenghasilkan NPV
N
=0
n = Jumlah tahuun
66
2.10.5. Break Event Point (BEP)
BEP adalah tingkat penjualan di mana keuntungan adalah nol.
Setelah BEP telah tercapai, Net Operating Income (NOI) akan
meningkat dengan jumlah margin kontribusi unit untuk setiap unit
tambahan yang telah dijual (Noreen, 2014).
Bila ingin memasukan laba yang dianggarkan maka dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
•
Kuantitas penjualan yang harus dicapai pada tingkat laba yang
diinginkan.
Biaya tetap + laba
BEP (unit) =
Harga jual/unit – biaya variabel/unit
•
Jumlah rupiah penjualan yang harus dicapai pada tingkat laba
yang direncanakan.
Biaya tetap + laba
BEP (rupiah) =
Contribution margin ratio
Dapat disimpulkan bahwa BEP adalah titik di mana total
pendapatan sama dengan total biaya, dengan kata lain laba sama
dengan nol.
67
Kegunaan analisis break even point adalah memberi gambaran
tentang batas jumlah minimal yang harus diusahakan agar
perusahaan tidak menderita kerugian dan break even point dapat
juga dipakai untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya
diperoleh pada persyaratan tertentu, misalnya penjualan yang
seharusnya diperoleh akan sama dengan jumlah penjualan pada
keadaan break even ditambah sejumlah penjualan lain yang
diperlukan untuk memperoleh laba yang dimaksud.
Berikut beberapa manfaat dari break even point :
•
Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba.
•
BEP menyediakan informasi tentang berbagai tingkat
jumlah volume suatu penjualan dan hubungannya dengan
potensi mendapatkan laba berdasarkan tingkat volume
penjualan yang bersangkutan.
•
Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan.
•
Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang
sangat mudah dibaca ataupun dimengerti.
Tujuan break even point adalah mempelajari hubungan antara
volume penjualan, harga dan biaya sehingga dapat digunakan dalam
penetapan harga jual produk yang menguntungkan bagi perusahaan
agar memberikan laba.
Download