RINGKASAN EKSEKUTIF IRFAN HADISISWANTO, 2005. Analisis Portofolio Dan Peramalan Ketersediaan Bahan Baku Bagi Pasar Ikan Higienis Untuk Mendukung Forward Trading Jawa Barat (Studi Kasus : Pasar Ikan Higienis Mina Ayu Kabupaten Indramayu). Dibawah Bimbingan E. GUMBIRA-SA’ID Dan NAZIR HARJANTO. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Agro, mengembangkan sistem forward trading (perdagangan dimuka) bagi komoditas pertanian, yaitu perjanjian jual beli komoditas dalam jumlah, mutu dan tempat penyerahan tertentu untuk penyerahan barang fisik di kemudian hari. Fungsi utama perdagangan tersebut adalah tempat pembentukan harga yang transparan (price discovery) dengan pembentukan harga sebelum berproduksi. Pasar Ikan Higienis (PIH) merupakan program Departemen Kelautan dan Perikanan yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi ikan, meningkatkan penyerapan pasar dalam negeri dan menunjang kegiatan hilir industri perikanan dalam negeri dengan jalan menyediakan sarana dan prasarana pemasaran ikan yang memenuhi kebutuhan sanitasi dan higienis. Selama ini komoditas perikanan tangkap hanya diperdagangkan melalui sistem spot trading. Untuk itu perlu dijajaki kemungkinan agar komoditas tersebut dapat diperdagangkan melalui sistem forward trading. Untuk menjajaki alternatif tersebut dikaji PIH Mina Ayu Indramayu sebagai lembaga yang mempelopori perdagangan komoditas perikanan tangkap melalui perdagangan dimuka. Karakteristik usaha penangkapan ikan di laut sangat dipengaruhi oleh musim, sehingga jenis dan volume hasil tangkapan sangat berfluktuasi. Hal ini merupakan kendala yang harus dipecahkan agar komoditas ikan dapat diperdagangkan melalui forward trading (perdagangan dimuka). Esensi dari perdagangan dimuka (forward trading) adalah adanya jaminan ketersediaan komoditas dengan harga, volume, jenis dan kualitas yang sesuai dengan permintaan konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menyiasati kendala tersebut yaitu melalui peramalan produksi dan harga yang akurat sesuai dengan kapasitas sumberdaya yang dimiliki. Dari uraian diatas, masalah dalam penelitian ini kemudian dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimana expected return dan resiko komoditas-komoditas perikanan tangkap yang dihadapi PIH Mina Ayu dalam perdagangan dimuka ? ; (2) Bagaimana kombinasi portofolio komoditas yang memberikan resiko dan keuntungan optimal bagi PIH Mina Ayu ? ; (3) Bagaimana peramalan ketersediaan jenis dan volume komoditas perikanan tangkap yang harus dilakukan PIH Mina Ayu untuk mendukung perdagangan dimuka ? ; (4) Bagaimana peramalan harga komoditas perikanan tangkap yang harus dilakukan untuk mendukung perdagangan dimuka ?. Selanjutnya dilakukan analisis portofolio mean variance model (model Markowitz) untuk mengetahui lima komoditas yang memberikan keuntungan tertinggi yang kemudian ditentukan kombinasi portofolio optimalnya dengan kriteria resiko yang paling minimal. Lima komoditas tersebut kemudian diramalkan ketersediaan volume, harga beli dan harga jual yang disesuaikan dengan aset cold storage yang dimiliki oleh PIH Mina Ayu. Dari hasil analisa dengan portofolio model Markowitz diketahui lima komoditas memberikan return tertinggi yaitu Tongkol (Eastern litlle tuna/Euthynus spp), Tenggiri (Indo-Pacifik king mackerell/Scomberomorus guttatus), Bawal Hitam (Black promfet/Formio niger), Cumi-cumi (Commond squids/Loligo spp) dan Kembung (Indian mackerell/Rastrelliger spp). Kombinasi portofolio optimal dengan kriteria resiko minimal menghasilkan return sebesar 99,4% dan resiko 25,7% dengan komposisi investasi sebagai berikut: (1) Tongkol (Eastern litlle tuna/Euthynus spp) sebesar 11,909%, Tenggiri (Indo-Pacifik king mackerell/Scomberomorus guttatus) sebesar 31,070%, Bawal Hitam (Black promfet/Formio niger) sebesar 14,176%, Cumi-cumi (Commond Squids/Loligo spp) sebesar 26,264% dan Kembung (Indian mackerell/Rastrelliger spp) sebesar 16,580%. Model peramalan yang dipergunakan adalah time series analysis model Winter’s. Hasil peramalan volume kelima komoditas menunjukan bahwa PIH Mina Ayu dapat berperan dalam perdagangan dimuka dengan alasan ketersediaan bahan baku di Kabupaten Indramayu tersedia mencukupi dan PIH Mina Ayu dengan cold storage yang dimilikinya hanya membutuhkan bahan baku tersebut dalam volume yang relatif kecil. Peramalan harga di tingkat TPI dan Pasar Induk Caringin memberikan gambaran bahwa perbedaan harga yang terjadi merupakan potensi keuntungan bagi PIH Mina Ayu dalam perdagangan dimuka. Potensi keuntungan tersebut didapat karena dengan perdagangan dimuka PIH Mina Ayu dapat memotong tiga mata rantai pemasaran yang telah tersedia diperdagangan spot. Kata-kata kunci : Komoditas Perikanan Tangkap, PIH Mina Ayu Indramayu, Manajemen Strategi, Forward Trading, Portofolio Mean Variance Model (Markowitz), Time Series Analysis Metode Winter’s, Exploratory Studi Kasus.