BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah DR.Pirngadi Medan. Pemilihan lokasi penelitian didasari atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Pirgadi merupakan salah satu pelayanan kesehatan di Medan dan memiliki pencatatan data rekam medik tentang kasus penyakit Kanker Prostat. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Juli - Oktober 2016 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita Kanker Prostat yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan dengan jumlah penderita sebanyak 96 orang pada tahun 2011-2015. 3.3.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita Kanker Prostat yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 20112015, besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling). 34 Universitas Sumatera Utara 35 3.4 Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu status penderita Kanker Prostat yang dirawat di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dan dicabut sesuai dengan variabel yang diteliti. 3.5 Analisis Data Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dan MannWhitney. Jika syarat uji chi-square tidak terpenuhi, dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Kemudian data disajikan dalam bentuk narasi, table distribusi proporsi, diagram pie, dan diagram batang. 3.6 Defenisi Operasional 3.6.1 Penderita Kanker Prostat adalah semua pasien yang dinyatakan menderita Kanker Prostat yang dirawat berdasarkan diagnosis dokter sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. 3.6.2 Sosiodemografi terdiri dari : a. Umur adalah usia penderita Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien dan dikategorikan dengan kelompok umur yang berisiko untuk terjadinya Kanker Prostat, yaitu (WHO, 2010): 1. 46-55 tahun (lansia awal ) 2. 56-65 tahun ( lansia akhir ) 3. >65 tahun ( Manula) Untuk analisis statistik, umur dikategorikan menjadi: 1. ≤ 55 tahun 2. > 55 tahun Universitas Sumatera Utara 36 b. Suku adalah etnik ras yang melekat pada diri penderita Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien dikelompokan atas : 1. Jawa 2. Batak 3. Minang 4. Lain-lain c. Agama adalah kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh penderita Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikelompokan atas : 1. Islam 2. Kristen Protestan 3. Katolik 4. Budha 5. Hindu d. Pekerjaan adalah pekerjaan penderita Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikelompokan atas : 1. Pegawai Negeri(PNS) 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani 5.Tidak Bekerja/ Pensiunan e. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan ditamatkan penderita Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokan atas : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi /PT f. Status Perkawinan adalah keterangn yang pernikahan penderita Kanker Prostat yang dinyatakan dengan kawin, tidak kawan, atau duda yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas : Universitas Sumatera Utara 37 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Duda 3.6.3 Keluhan Utama adalah keluhan/gangguan fisik atau mental yang sering dirasakan oleh penderita Kanker Prostat dalam kesehariannya dan tercatat pada kartu status, dikelompokan atas : 1.Susah BAK 2.Nyeri BAK 3.Kencing Berdarah 3.6.4 Penatalaksanan Medis adalah penangnan yang diberikan terhadap pasien Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokan atas: 1. Operasi 2. Non-Operasi (Kemoterapi) 3. Operasi dan Kemoterapi 3.6.5 Stadium klinik adalah stadium atau keadaan penderita pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas (Kemenkes RI, 2015) : 1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium III 4. Stadium IV Untuk analisa statistik, stadium klinik dikategorikan menjadi (Diananda, 2009): 1. Stadium Awal (Stadium I, dan II ) 2. Stadium Lanjut (Stadium III, dan IV) Universitas Sumatera Utara 38 3.6.6 Lama rawatan adalah lamanya penderita mengalami perawatan di RS dihitung sejak tanggal mulai dirawat inap sampai dengan tanggal keluar sesuai dengan yang tercatat di dalam kartu status. 3.6.7 Sumber biaya adalah sumber pembiayaan yang digunakan Kanker Prostat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokan atas: 1. BPJS 2. Non-BPJS 3.6.8 Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi atau keadaan penderita Kanker Prostat pada waktu keluar dari rumah sakit, dikelompokkan atas : 1. Pulang Berobat Jalan (PBJ) 2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 3. Meninggal Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah RSUD Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Pirngadi didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama “Gementa Zieken Huis” yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr. W. Bays. Selanjutnya dengan masuknya Jepang ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil dan berganti nama dengan “Syuritsu Byusono Ince” dan sebagai direktur dipercayakan kepada putra Indonesia “Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro” yang akhirnya ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit ini. Setelah bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaannya, Rumah Sakit Umum Pirngadi diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Pusat/Kementerian Kesehatan di Jakarta. Dalam priode Tahun 1950 s/d 1952 Rumah Sakit Pirngadi mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah proses pendirian Fakultas Kedokteran USU, karena salah satu syarat pendirian Fakultas Kedokteran tersebut harus ada Rumah Sakit sebagai pendukung disamping harus adanya dosen pengajar yang saat itu pada umumnya adalah para dokter yang berkerja di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini, baik kebangsaan Belanda maupun Bangsa Indonesia sendiri. 39 Universitas Sumatera Utara 40 Sejak ditetapkan oleh Pemerintah berdirinya Fakultas Kedokteran USU tanggal 20 Agustus 1952, maka Rumah Sakit Pirngadi secara otomatis sebagai Teaching Hospital (Rumah Sakit Pendidikan) dipakai sebagai tempat kepaniteraan Klinik para Mahasiswa Kedokteran USU, juga membuka diri untuk mendidik para calon dokter dari fakultas lain baik yang ada di provinsi Sumatera Utara maupun Sumatera Barat dan Lampung. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan. Pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan resmi menjadi Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 433/Menkes/SK/IV/2007. RSUD Dr. Pirngadi berlokasi di jalan Prof. H. M. Yamin SH No. 47 Medan (Profil RSUD Dr. Pirngadi Medan, 2015). 4.1.2 Motto, Visi dan Misi RSUD Dr. Pirngadi Medan a. Motto Aegroti Salus Lex Suprema artinya adalah”Kepentingan Penderita adalah yang utama.” b. Visi dan Misi Visi dari RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah “ Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan dan Unggulan di Sumatera Bagian Utara Tahun 2015”. Universitas Sumatera Utara 41 Adapun Misi dari RSUD Dr. Pirngadi Medan: 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,professional,dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta tenaga kesehatan lain 3. Mengembangkan manajemen RS yang professional 4.2 Sosiodemografi Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat berdasarkan sosiodemografi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Sosiodemografi f % Umur (Tahun) 46-55 6 6,2 56-65 21 21,9 >65 69 71,9 Total 96 100 Suku Jawa 34 35,4 Batak 51 53,2 Melayu 1 1,0 Lain-lain 10 10,4 Total 96 100 Agama Islam 52 54,3 Kristen Protestan 39 40,6 Kristen Khatolik 3 3,1 Hindu 1 1,0 Budha 1 1,0 Total 96 100 Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 12 12,5 Pegawai Swasta 1 1,0 Wiraswasta 50 52,1 Petani 4 4,2 TidakBekerja/ Pensiunan 29 30,2 Total 96 100 Pendidikan SD 5 5,2 SMP 2 2,1 SMA 77 80,2 Akademi/Perguruan Tinggi 12 12,5 Total 96 100 Status Pernikahan Kawin 90 93,8 Duda 6 6,2 Total 96 100 Dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut: Berdasarkan umur, penderita kanker prostat paling banyak pada umur >65 tahun sebanyak 69 orang (71,9%) dan paling sedikit umur 46-56 tahun Universitas Sumatera Utara 43 sebanyak 6 orang (6,2%). Berdasarkan suku, penderita kanker prostat paling banyak suku Batak 51 orang (53,2%) dan paling sedikit pada suku Melayu 1 orang (1,0%). Berdasarkan agama, penderita kanker prostat paling banyak agama Islam 52 orang (54,3) dan paling sedikit agama Hindu dan Budha 1 orang (1,0%). %). Pekerjaan penderita kanker prostat yang paling banyak adalah wiraswasta sebanyak 50 orang (52,1%) dan paling sedikit adalah pegawai swasta yang hanya 1 orang (1,0%). Tingkat pendidikan, penderita kanker prostat paling banyak tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 77 orang (80,2%) dan paling sedikit adalah SMP yang hanya 2 orang (2,1%). Status pernikahan penderita kanker prostat paling banyak penderita sudah menikah sebanyak 90 orang (93,8%). 4.3 Keluhan Utama Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat berdasarkan keluhan utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 20112015 Keluhan Utama f % Susah BAK 6 6,3 Nyeri BAK 25 26 Kencing Berdarah 65 67,7 Total 96 100 Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa, distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 berdasarkan keluhan utama yang tertinggi yaitu dengan kencing berdarah 65 penderita (67,7%) dan terendah susah BAK sebanyak 6 penderita 6,3%. Universitas Sumatera Utara 44 4.4 Stadium Klinik Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker yang dirawat jalan berdasarkan infeksi oportunistik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Stadium Klinik f % Stadium I 2 2,0 Stadium II 4 4,2 Stadium III 6 6,3 Stadium IV 84 87,5 Total 96 100 Pengelompokan Stadium Klinik Stadium Awal ( I dan II) 6 6,2 Stadium Lanjut (III dan IV) 90 93,8 Total 96 100 Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa, distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat diketahui bahwa dari 96 penderita kanker prostat yang dirawat stadium IV sebanyak 84 orang (87,5%), diikuti dengan stadium III 6 orang (6,3%), stadium II sebanyak 4 orang (4,2), dan stadium I sebanyak 2 orang (2,0%). Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan pengelompokan stadium klinik terdapat 6 orang (6,2%) dengan stadium awal (I dan II) dan 90 orang 93,8% dengan stadium lanjut (III dan IV). 4.5 Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker yang dirawat berdasarkan penatalaksanaan Medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Penatalaksanaan medis f % Operasi 54 56,2 Kemoterapi 30 31,3 Operasi + Kemoterapi 12 12,5 Total 96 100 Dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat yang paling banyak dengan menerima tindakan medis adalah dengan operasi sebanyak 54 orang (56,2%), dan terendah kemoterapi sebanyak 12 orang (12,5%). 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat inap di berdasarkan lama rawatan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Lama Rawatan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 20112015 Lama rawatan rata-rata(hari) Mean 7,48 SD 4,75 Minimum 2 Maksimum 22 Dari tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa dari 63 orang penderita kanker prostat rata-rata lama rawatan adalah 7,48 (7 hari) dengan lama rawatan minimum 2 hari sebanyak 4 orang dan rawatan maksimum 22 hari 1 orang. 4.7 Sumber Biaya Distribusi proporsi penderita kanker prostat berdasarkan sumber biaya di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Sumber Biaya f % BPJS 90 93,8 Non-BPJS 6 6,2 Total 96 100 Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker prostat berdasarkan sumber biaya proporsi tertinggi adalah biaya pemerintah (BPJS) sebesar 93,8% , sedangkan biaya sendiri (Non-BPJS) sebesar 6,2%. 4.8 Keadaan Sewaktu Pulang Distribusi proporsi penderita kanker prostat berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Keadaan Sewaktu Pulang f % Pulang berobat jalan (PBJ) 54 85,7 Pulang Atas Permintaan 3 4,8 Sendiri (PAPS) Meninggal 6 9,5 Total 63 100 Dari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker prostat berdasarkan keadaan sewaktu pulang proporsi yang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 85,7% , sedangkan proporsi terendah yaitu Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4,8%. Universitas Sumatera Utara 47 4.9 Analisis Bivariat 4.9.1 Umur Berdasarkan Stadium Klinik Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD DR.Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Umur Total No Stadium Klinik ≤55 tahun >55 tahun f % f % f % 0 0 6 100 6 100 1. Stadium Awal 2. Stadium Lanjut p=0,1000 5 5,6 85 94,8 90 100 Dari tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker prostat dengan stadium awal pada kelompok umur ≤ 55 tahun tidak terdapat sedangkan pada kelompok umur >55 tahun 100%. Proporsi penderita kanker prostat dengan stadium lanjut pada kelompok umur ≤ 55 tahun 5,6%, pada kelompok umur >55 tahun 94,8%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel (50%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya digunakan uji alternatif lain dengan uji exact fisher diketahui p>0,05 (p=0,1000), sehingga tidak ada perbedaan proporsi antara umur berdasarkan stadium klinik. 4.9.2 Keluhan Utama Berdasarkan Stadium Klinik Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD DR.Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Keluhan Utama Total Kencing No Stadium Klinik Susah BAK Nyeri BAK Berdarah f % f % f % f % 0 0 6 100 0 0 6 100 1. Stadium Awal 65 72,2 90 100 0 0 25 27,8 2. Stadium Lanjut p=0,237 Universitas Sumatera Utara 48 Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker prostat pada stadium awal hanya terdapat dengan keluhan susah BAK 100%, sedangkan dengan keluhan nyeri BAK dan kencing berdarah tidak di jumpai. Proporsi penderita kanker prostat pada stadium lanjut dengan keluhan utama susah BAK tidak terdapat, keluhan utama nyeri BAK sebanyak 25 penderita 27,8% dan kencing berdarah sebanyak 65 orang 72,2%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel (50%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan uji kolmogorov smirnov untuk melihat nilai probabilitas. Dari hasil uji kolmogorov smirnov diketahui p>0,05 (p=0,237), sehingga didapat tidak ada perbedaan yang bermakna antara keluhan utama berdasarkan stadium klinik. 4.9.3 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik Distribusi proporsi penatalaksanaan medis penderita kanker prostat berdasarkan stadium klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Prostat yang Dirawat berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Penatalaksanaan Medis Total Operasi Non-Operasi Operasi Stadium Klinik No (kemoterapi) dan kemoterpi f % f % f % f % 1. Stadium Awal 5 83,3 1 16,7 0 0 6 100,0 2. Stadium Lanjut 49 54,4 29 32,2 12 13,3 90 100,0 p= 0,685 Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker prostat pada stadium awal yang menerima tindakan operasi sebanyak 5 orang 83,3%, Universitas Sumatera Utara 49 kemoterapi 1 orang 16,7% sedangkan dengan operasi + kemoterapi tidak terdapat. Proporsi penderita kanker prostat pada stadium lanjut yang menerima tindakan operasi 49 orang 54,4%, kemoterapi 29 orang 32,2% dan dengan operasi + kemoterapi 12 orang 13,3%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel (50%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan uji kolmogorov smirnov untuk melihat nilai probabilitas. Dari hasil uji kolmogorov smirnov diketahui p>0,05 (p=0,685), sehingga tidak ada perbedaan bermakna anta ra penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik. 4.9.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Inap berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 No Stadium Klinik Lama rawatan rata-rata 1 2 Stadium Awal Stadium Lanjut f 2 61 p= 0,031 Mean 2,50 7,64 SD 0,707 4,744 Dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa dari 63 penderita penderita kanker prostat terdapat 2 penderita dengan stadium awal yang memiliki lama rawatan rata-rat 2,50 ( 2 hari) dan 61 penderita dengan stadium lanjut yang memiliki lama rawatan rata-rata 7,64 ( 7 hari). Analisis statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh p<0,05 berarti secara statistik ada perbedaan proporsi antara lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik. Universitas Sumatera Utara 50 4.9.5 Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Stadium Klinik Penderita Kanker Prostat yang Dirawat berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 No Keadaan sewaktu pulang Stadium Klinik Stadium Awal Stadium Lanjut f % f % 2 3,7 52 96,3 0 0 3 100 0 0 6 100 Total f % 54 100 3 100 6 100 p= 0,205 Dari tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker prostat 1. 2. 3. PBJ PAPS Meninggal distribusi proporsi stadium klinik penderita kanker prostat yang dirawat berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat diketahui bahwa dari 63 penderita kanker prostat yang dirawat dengan keadaan sewaktu pulang PBJ sebanyak 2 orang (3,7%), sedangkan PAPS dan meninggal tidak terdapat pada stadium awal. Pada stadium lanjut dengan keadaaan sewaktu pulang PBJ sebanyak 52 orang (96,3%), PAPS sebanyak 3 orang (100%) dan Meninggal 6 orang (100%). Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel (66,7%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan uji kolmogorov smirnov untuk melihat nilai probabilitas. Dari hasil uji kolmogorov smirnov diketahui p.0,05 (p=0,205), sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Sosiodemografi Penderita Kanker Prostat 5.1.1 Umur Penderita Kanker Prostat Distribusi penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Umur 6.2% 21.9% >65 56-65 71.9% 46-55 Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Umur di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.1 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi umur tertinggi penderita kanker prostat pada kelompok umur >65 tahun 71,9% kemudian diikuti pada kelompok umur 56-65 tahun 21,9% dan proporsi terendah pada umur 46-55 tahun 6,2%. Insidens kanker prostat meningkat seiring pertambahan usia. Risiko yang dimiliki pria untuk menderita kanker prostat dalam seumur hidupnya mendekati 10%(Gondhowiardjo dkk, 2015). Umur merupakan salah satu faktor resiko 51 Universitas Sumatera Utara 52 terjadinya kanker prostat. Pada penelitian ini jumlah kasus penderita kanker prostat meningkat derastis di usia > 65 tahun dengan umur tertinggi penderita adalah 84 tahun sebanyak 1 orang. Penderita kanker prostat biasanya muncul secara laten sehingga banyak terjadi pada usia lanjut. Sepuluh persen pria usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostate tidak bergejala, pertumbuhan dari kanker prostat asimptomatis yang kebetulan ditemukan lamban sekali. Keganasan prostat 90% biasanya berupa Adenocarsinoma yang berasal dari kelenjar prostat yang menjadi hipotrofik pada usia dekade kelima sampai ketujuh. Pada dasarnya kelenjar prostat relatif kecil pada waktu masa anak-anak dan mulai tumbuh pada pubertas karena perangsangan testoteron. Kelenjar ini akan mencapai ukuran yang tetap menjelang usia sekita 20 tahun dan tetap dengan ukuran sampai usia 40 sampai 50 tahun. Pada penderita kanker prostat sel-sel kanker biasanya terjadi akibat adanya rangsangan untuk tumbuh lebih cepat oleh testoteron dan dihambat oelh pembuangan testis sehingga testoteron tidak dapat dibentuk (Guyton, 1990) Hasil ini sesuai dengan penelitian Dian tahun 2012 untuk penderita kanker prostat, kelompok usia terbanyak pada 61-70 tahun (48,9%) dengan usia rata-rata 66,09 tahun. 5.1.2 Suku Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Universitas Sumatera Utara 53 Suku 10.4% 1% Batak Jawa 53.2% 35.4% Lain-lain Melayu Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Suku di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015. Berdasarkan gambar 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi adalah suku Batak (53,2%) diikuti suku Jawa 35,4%, Lain-lain 10,4%, dan Melayu 1%. Proporsi suku Batak yang lebih besar dari suku lain bukan berarti bahwa suku Batak lebih beresiko untuk menderita kanker prostat namun hanya menunjukkan bahwa penderita kanker yang datang berobat ke RSUD DR.Pirngadi Medan adalah lebih banyak bersuku Batak didukung dengan fakta bahwa di Sumatera Utara pada tahun 2014 suku tertinggi adalah suku Batak 41.7%. 5.1.3 Agama Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi pekerjaan penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Universitas Sumatera Utara 54 1 3,1 Agama 1 Islam Kristen Protestan 40,6 54.3 Kristen Khatolik Hindu Budha Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Agama di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.3 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita kanker prostat berdasarkan Agama yaitu Islam 54,3%, diikuti Kristen Prostestan 40,6%, Kristen Katolik 3,1%, Budha dan Hindu adalah 1,0%. Proporsi agama Islam lebih banyak dari agama yang lain bukan berarti agama Islam lebih berisiko mengalami kanker prostat namun hanya menunjukkan bahwa penderita kanker prostat yang datang berobat ke rumah sakit RSUD DR.Pirngadi medan beragama Islam terjadi karena didukung fakta bahwa mayoritas penduduk kota Medan merupakan penganut agama Islam sebanyak 68,8% dan dan posisi kedua terbanyak adalan Kristen Protestan sebanyak 20,3%. Universitas Sumatera Utara 55 5.1.4 Pekerjaan Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi pekerjaan penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Pekerjaan 60 52,1 50 40 30,2 30 20 12,5 10 4,2 1 0 Wiraswasta Tidak Bekerja/ Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Petani Pegawai Swasta Gambar 5.4 Diagram Batang Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.4 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi pekerjaan kanker prostat adalah wiraswasta 52,1% diikuti oleh Tidak bekerja/ Pensiunan 30,2%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 12,5%, Petani 4,2%, dan yang terendah adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 1%. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa perkerjaan paling banyak adalah Wiraswasta. Hal ini bukan berarti wiraswasta lebih beresiko untuk menderita kanker prostat tetapi karena mayoritas penderita kanker prostat pekerjaannya adalah wiraswasta. Jenis pekerjaan tidak dapat berpengaruh dengan kejadian kanker prostat. Pada penderita yang sudah pensiun kemungkinan risiko untuk mengalami kanker prostat lebih besar karena berhubungan dengan usia yang Universitas Sumatera Utara 56 menua serta berkurangnya asupan serap dan tingginya asupan kalsium namun dari hasil penelitian ini, kelompok berisiko tinggi seperti pensiunan bukan merupakan jenis pekerjaan dengan proporsi tertinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Dian (2012) di RSU Pusat Haji Adam Malik medan tahun 2011 bahwa proporsi penderita kanker prostat pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 20 orang (44,4%), petani sebanyak 10 orang (22,2%), pensiunan sebanyak 7 orang (15,6%), dan PNS sebanyak 3 orang (6,7%). Adapun jenis pekerjaan yang lain seperti pegawai swasta dan tidak bekerja masing-masing sebanyak 2 orang (4,4%) serta pekerja lepas sebanyak 1 orang (2,2%). 5.1.5 Pendidikan Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Pendidikan 2.1% 5.2% 12.5% SMA Akademi/Perguruan Tinggi 80.2% SD SMP Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Universitas Sumatera Utara 57 Berdasarkan gambar 5.5 diatas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita kanker prostat berpendidikan SMA 80,2%, diikuti dengan Akademi/Perguruan Tinggi 12,5%, SD 5,2%, SMP 2,1%. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa pendidikan yang paling banyak adalah SMA. Hal ini bukan berarti bahwa SMA lebih berisiko menderita kanker prostat tetapi menunjukkan bahwa pendidikan SMA lebih banyak datang berobat ke RSUD DR.Pirngadi Medan didukung dengan fakta di Sumatera Utara pada tahun 2014 pendidikan tertinggi angkatan kerjanya adalah SLTA/Sederajat (35,48%). 5.1.6 Status Perkawinan Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi status perkawinan penderita kanker prostat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Status Perkawinan 6.2% Kawin Duda 93.8% Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Status Perkawinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Universitas Sumatera Utara 58 Berdasarkan gambar 5.6 di atas, dapat dilihat bahwa status perkawinan yang tertinggi adalah kawin sebanyak 93,8%, diikuti dengan duda 6,2% penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015. Hal ini tidak berarti bahwa orang yang sudah menikah lebih beresiko untuk menderita kanker prostat dari pada Duda atau yang belum menikah sebab terjadinya kanker prostat kemungkinan risiko untuk mengalami kanker prostat lebih besar karena berhubungan dengan usia yang menua serta berkurangnya asupan serap dan tingginya asupan kalsium. 5.2 Keluhan Utama Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat berdasarkan keluhan utama di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. 6.3% Kencing Berdarah 26% Nyeri BAK 67.7% Susah BAK Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Universitas Sumatera Utara 59 Berdasarkan gambar 5.7 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi keluhan utama lebih tinggi adalah dengan keluhan kencing berdarah 67,7%,di ikuti dengan nyeri BAK 26% dan susah BAK 6,3%. Keluhan utama kencing berdarah pada penderita kanker prostat lebih tinggi di karenakan akibat invasi sel kanker ke vesikula seminalis sehingga mengakibatkan disfungsi ereksi (ketidakmmapuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis untuk melakukan senggama yang memuaskan) (Gondhowiardjo dkk, 2015). 5.3 Stadium Klinik dan Pengelompokan Stadium Penderita Kanker Prostat 5.3.1 Stadium Klinik Penderita Kanker Prostat Distribusi Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan stadium klinik yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat diihat pada gambar berikut. Stadium Klinik 2% 4.2% 6.3% Stadium IV Stadium III Stadium II 87.5% Stadium I Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Universitas Sumatera Utara 60 Berdasarkan gambar 5.8 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker prostat dengan stadium tertinggi pada stadium 4 sebanyak 84 orang (87,5%), diikuti dengan stadium 3 sebanyak 6 orang (6,3%), stadium 2 sebanyak 4 orang (4,2%), dan terkecil pada stadium 1 sebanyak 2 orang (2,0%) Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker prostat pada umumnya ketahui sudah pada stadium 4. Hal ini dapat terjadi karena gejala bersifat asimtomatik sehingga tidak terdeteksi saat kanker masih stadium awal. 5.3.2 Pengelompokan Stadium Klinik Penderita Kanker Prostat Distribusi Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan stadium klinik yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat diihat pada gambar berikut. Pengelompokan Stadium Klinik 6.2% Stadium Lanjut (III dan IV) 93.8% Stadium Awal (I dan II) Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Pengelompokan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Universitas Sumatera Utara 61 Berdasarkan gambar 5.9 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi pengelompokan stadium klinik yang paling banyak adalah stadium lanjut (III dan IV) 93,8%, sedangkan pada stadium awal (I dan II) 6,2%. Hal ini disebabkan pada beberapa kasus kanker prostat baru terdiagnosis setelah mengalami keluhan rasa nyeri ketika buang air seni, rasa nyeri ketika ejakulasi, sering buang air kecil (BAK), rasa nyeri di tulang saat ditekan, serta adanya darah dalam air seni dan semen (sperma), akibat kanker telah menyebar ke luar dari kapsul prostat serta ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya misalnya : ke tulang ( tulang panggul, iga, dan tulang belakang) (supriyanto, 2010). 5.4 Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Penatalaksanaan Medis 12.4% Operasi 31.3% 56.3% Kemoterapi Operasi + Kemoterapi Gambar 5.10 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Universitas Sumatera Utara 62 Berdasarkan gambar 5.10 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi penatalaksanaan medis yang banyak dilakukan adalah dengan operasi 56,3%, di ikutin dengan kemoterapi 31,3% dan operasi dan kemoterapi 12,4%. Hal ini disebakan teknik operasi untuk penanganan kanker prostat terdiri atas dua cara : 1. Prostatectomy radikal merupakan prosedur pengangkatan seluruh kelenjar prostat beserta kedua vesikula seminalis. Prosedur ini dapat dilakukan secara retropubik, transperineal maupun laparoskopik. Teknik retropubik lebih populer, karena dapat sekaligus menilai KGB pelvik. Dalam berbagai panduan, prostatektomi radikal terutama dipilih pada kasus kanker prostat lokal. Indikasi pembedahan adalah pada kanker prostat Stadium T1b – T2, Nx – N0, M0 dan angka harapan hidup >10 tahun. Akan tetapi, berbagai studi masih terus dilakukan untuk mengetahui peranan bedah dalam tatalaksana kanker prostat lokal lanjut, terutama jika dikombinasikan dengan modalitas terapi lain (multimodalitas) suatu tehnik pembedahan dengan cara mengangkat seluruh prostat. Cara ini di indikasikan untuk kanker yang hanya mengenai prostat dan tidak menginvasi kapsula prostat, limfonodus dan organ lain disekitarnya. 2. Transurethral Resection of the Prostate (TUR-P) TUR-P merupakan suatu cara pembedahan pada kanker prostat apabila terjadi sumbatan pada urethra yang disebabkan oleh pembesaran prostate. TUR-P biasa dikenal cystoscope dimasukkan kedalam penis dan berfungsi untuk menghilangkan sumbatan pada urethra tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan pada stadium awal untuk mengangkat jaringan yang menghambat aliran urine. Pada stadium metastasis dimana kanker telah menyebar seluruh prostat pengangkatan testis (Orchiectomy)/kastrasi surgical Prosedur ini dilakukan Universitas Sumatera Utara 63 dengan mengangkat kedua testis, dimana hormon androgen (testosteron dan DHT) paling banyak dihasilkan untuk menurunkan kadar testosteron dan mengendalikan pertumbuhan kanker. Kemoterapi merupakan cara pengobatan terakhir yang digunakan untuk mengatasi kanker prostate. Kemoterapi belum dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup. Suatu penelitian telah menunjukkan bahwa tindakan kemoterapi yang dilakukan bersama cara pengobatan lainnya terbukti belum dapat meningkatkan kelangsungan hidup (Gondhowiardjo dkk, 2015) 5.5 Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Prostat Lama rawatan rata-rata penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 adalah 7,48 ( 7 hari). Lama rawatan tersingkat adalah 2 hari dan terlama adalah 22 hari Penderita kanker prostat yang dirawat inap selama 2 hari ada 4 orang (6,3%) diantara pasien ini 3 orang yang dengan stadium lanjut dan 1 orang dengan stadium awal. Penatalaksanaan medis operasi ada 2 orang, 1 orang kemoterapi, dan 1 orang operasi dan kemoterapi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pasien menerima tindakan TUR-P dan Injeksi Tropus 3M. Pasien meninggal sebanyak 6 orang dimana disebakan ada penyakit penyerta yang diderita pasien yaitu, DM Tipe 2 dan PJK. 5.6 Sumber Biaya Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat berdasarkan sumber biaya yang dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Universitas Sumatera Utara 64 Sumber Biaya 6.3% BPJS Non-BPJS 93.8% Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015. Berdasarkan gambar 5.11 diatas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi sumber biaya yang digunakan penderita kanker prostat selama perawatan di rumah sakit yaitu biaya pemerintah (BPJS) 93,8%, sedangkan biaya sendiri sebesar 6,3%. Hal ini terjadi karena sejak tahun 2014 RSUD Dr. Pirngadi Medan menerima rujukan BPJS dari berbagai fasiltas kesehtan tingkat 1 ataupun rumah sakit yang ada diMedan maupun di luar Medan 5.7 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Prostat Distribusi proporsi penderita kanker prostat berdasarkan kadaan sewaktu pulang yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Universitas Sumatera Utara 65 Keadaan Sewaktu Pulang 4.8% 9.5% Pulang Berobat Jalan (PBJ) Meninggal 85.7% Pulang Atas Permintaan Sendiri(PAPS) Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.12 diatas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi keadaan sewaktu pulang penderita kanker prostat adalah PBJ 85,7%, diikuti meninggal 9,5%, dan PAPS 4,8%. Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker prostat lebih banyak pulang berobat jalan karena bila sudah di diagnosa menderita kanker prostat sulit untuk sembuh lagi sehingga dilakukan pengontrolan kadar PSA dan kemoterapi. Pada penderita yang meninggal ada 6 orang 9,5% dimana 4 orang umur >65 tahun dan 2 orang ≤65 tahun serta ada penyakit penyerta yang diderita pasien yaitu, DM Tipe 2 dan PJK. Pada PAPS biasanya penderita ingin pulang untuk pindah kerumah sakit lainnya seperti ke rumah sakit luar negeri. Universitas Sumatera Utara 66 5.8 Analisis Bivariat 5.8.1 Umur Berdasarkan Stadium Klinik Distribusi proporsi umur penderita kanker prostat yang dirawat berdasarkan stadium klinik di RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. 120 100 94,4 Porporsi(%) 100 80 60 ≤55 40 >55 20 5,6 0 0 Stadium Awal Stadium Lanjut Stadium Klinik Gambar 5.13 Diagram Batang Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.13 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker prostat pada stadium awal tidak terdapat pada kelompok umur ≤ 55 tahun 100% sedangkan pada kelompok umur > 55 tahun 100%. Proporsi penderita kanker prostat pada stadium lanjut terdapat 5,6% pada kelompok umur ≤ 55tahun, dan 94,8% pada kelompok umur >55 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada stadium klinik lebih tinggi pada penderita yang berumur >55 tahun karena pada umumnya terjadi pada usia lansia akhir dengan stadium lanjut, sesuai Universitas Sumatera Utara 67 dengan teori bahwa kanker prostat berkembang saat pria usia lanjut. Semakin bertambahnya umur maka penderita kanker prostat semakin meningkat. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel (50%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya digunakan uji alternatif lain dengan uji exact fisher diketahui p>0,05 (p=0,1000), sehingga tidak ada perbedaan proporsi antara umur berdasarkan stadium klinik. 5.8.2 Keluhan Utama Berdasarkan Stadium Klinik Distribusi proporsi keluhan utama penderita kanker prostat yang dirawat di RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut. 120 100 Proporsi(%) 100 80 72,2 Susah BAK 60 Nyeri BAK 40 27,8 Kencing Berdarah 20 0 0 0 0 Stadium Awal Stadium Lanjut Stadium Klinik Gambar 5.14 Diagram Batang Distribusi Proporsi Keluhan Utama Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.14 di atas, dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker prostat dirawat pada stadium awal terdapat 100% dengan keluhan susah BAK dan tidak terdapat dengan keluhan nyeri BAK serta kencing Universitas Sumatera Utara 68 berdarah. Proporsi penderita kanker prostat pada stadium lanjut tidak terdapat dengan keluhan susah BAK , nyeri BAK 27,8% dan kencing berdarah 72,2% . Hal ini menunjukkan bahwa pada stadium klinik lebih tinggi pada penderita kanker prostat dengan keluhan susah BAK. Hal ini tidak sejalan dengan teori bahwa tanda dan gejala klinis pada tahap awal, kanker prostat dapat bersifat asimtomatik. Kecurigaan yang mengarah ke kanker prostat biasanya berawal dari pemeriksaan colok dubur atau ditemukannya peningkatan nilai PSA pada pemeriksaan medis berkala, sedangkan tanda dan gejala lanjut yang ditemukan antara lain: gangguan berkemih, nyeri saat ejakulasi, cairan semen yang bercampur darah (hematospermia) akibat invasi sel kanker ke vesikula seminalis, disfungsi ereksi, edema tungkai akibat penyebaran sel kanker ke Kelenjar Getah Bening (KGB), anoreksia, penurunan berat badan yang patologis, nyeri tulang, patah tulang patologis. Metastasis ke spinal bagian ekstradural dapat menimbulkan defisit neurologis seperti paraplegi dan inkontinensia (Gondhowiardjo dkk, 2015). Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel (50%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan uji kolmogorov smirnov untuk melihat nilai probabilitas. Dari hasil uji kolmogorov smirnov diketahui p>0,05 (p=0,237), sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan stadium klinik Universitas Sumatera Utara 69 5.8.3 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik Distribusi proporsi penatalaksanaan medis yang dirawat berdasarkan stadium klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini. 90 83,3 80 Proporsi(%) 70 54.5 60 50 Operasi 40 32,2 Non-operasi(kemoterapi) 30 20 Operasi + Kemoterapi 16,7 10 13,3 0 0 Stadium Klinik Stadium Lanjut Stadium Klinik Gambar 5.15 Diagram Batang Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 20112015 Berdasarkan gambar 5.15 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker prostat pada stadium awal yang menerima tindakan operasi 83,3%, tindakan non-operasi (kemoterapi) 16,7% dan tidak terdapat dengan tindakan operasi dan kemoterapi. Proporsi penderita kanker prostat pada stadium lanjut yang menerima tindakan operasi 54,5%, non-operasi (kemoterapi) 32,2% dan operasi dan kemoterapi 13,3%. Hal ini menunjukan bahwa pada stadium klinik lebih tinggi pada penderita kanker prostat dengan tindakan operasi. Universitas Sumatera Utara 70 Hal ini menunjukkan pada stadium awal penatalaksaaan medis biasanya dilakukan ialah melalui operasi pengangkatan prostat (prostatektomi). Sedangkan pada stadium lanjut kanker sudah menyebar, sehingga penatalaksanaan medis yang dilakukan yaitu manipulasi hormon untuk mengurangi kadar testoteron memalui pengangkatan testis (orkiektomy) maupun obat-obatan hormonal, selain manipulasi hormonal dapat juga dilakukan kemoterapi (supriyanto, 2010). Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel (50%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan uji kolmogorov smirnov untuk melihat nilai probabilitas. Dari hasil uji kolmogorov smirnov diketahui p>0,05 (p=0,685), sehingga tidak ada perbedaan bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik. 5.8.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik Distribusi proporsi Lama rawatan rata-rata yang dirawat berdasarkan stadium klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara 71 9 7,64 8 Proporsi(%) 7 6 5 4 3 2,05 2 1 0 Stadium Awal Stadium Lanjut Stadium Klinik Gambar 5.16 Diagram Batang Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.16 di atas, dapat diketahui bahwa dari 63 penderita kanker prostat terdapat 2 penderita dengan stadium awal yang memiliki lama rawatan rata-rata 2,50 ( 2 hari) dan 61 penderita dengan stadium lanjut yang memiliki lama rawatan rata-rata 7,64 ( 7 hari). Analisis statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh p<0,05 berarti secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik. 5.8.5 Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Distribusi proporsi stadium klinik yang dirawat berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2011-2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara 72 120 Proporsi(%) 100 100 96,3 100 80 60 Stadium Awal 40 StadiumLanjut 20 3,7 0 0 0 PBJ PAPS Meninggal Keadaan Sewaktu Pulang Gambar 5.17 Diagram Batang Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Prostat yang Dirawat Berdasarkan Stadium Klinik di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.17 di atas, dapat diketahui bahwa dari 63 penderita kanker prostat yang pulang berobat jalan 3,7% pada stadium awal dan 96,3% stadium lanjut. Pulang atas permintaan sendiri tidak terdapat pada stadium awal dan 100% stadium lanjut. Sedangkan meninggal tidak terdapat pada stadium awal dan 100% stadium lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa pada keadaan sewaktu pulang baik ketiga-tiganya penderita kanker prostat dengan stadium lanjut. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel (66,7%) dengan expected count kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan uji kolmogorov smirnov untuk melihat nilai probabilitas. Dari hasil uji kolmogorov smirnov diketahui p>0,05 (p=0,205), sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 6.1.1 Kesimpulan Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan sosiodemografi, proporsi tertinggi pada kelompok umur >65 tahun 71,9%, suku Batak 53,2%, agama Islam 54,3%, pekerjaan wiraswasta 52,1%, pendidikan SMA 80,2%, dan status perkawinan yaitu kawin 93,8%. 6.1.2 Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan keluhan utama diperoleh proporsi tertinggi pada penderita kanker prostat yang mengalami keluhan Kencing berdarah 67,7%. 6.1.3 Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan stadium klinik diperoleh proporsi tertinggi pada penderita kanker prostat adalah stadium IV 87,5%. 6.1.4 Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan penatalaksanaan medis diperoleh 56,2% yang melakukan Operasi. 6.1.5 Lama rawatan rata-rata penderita kanker prostat adalah 7,48 (7 hari). 6.1.6 Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan sumber biaya diperoleh proporsi tertinggi yang berobat dengan biaya pemerintah (BPJS) 93,8%. 6.1.7 Proporsi penderita kanker prostat berdasarkan keadaan sewaktu pulang diperoleh proporsi tertinggi pada kanker prostat yang pulang berobat jalan yaitu 85,7%. 6.1.8 Tidak ada perbedaan proporsi antara umur berdasarkan stadium klinik pada penderita kanker prostat (p=0,1000) 73 Universitas Sumatera Utara 74 6.1.9 Tidak ada perbedaan proporsi antara keluhan utama berdasarkan stadium klinik pada penderita kanker prostat (p=0,237) 6.1.10 Tidak ada perbedaan proporsi antara penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik pada penderita kanker prostat (p=0,685) 6.1.11 ada perbedaan proporsi antara lama rawatan berdasarkan stadium klinik pada penderita kanker prostat (p=0,031) 6.1.12 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita kanker prostat (p=0,205) 6.2 6.2.1 Saran Kepada pihak rumah sakit disarankan untuk meningkatkan pelayanan dan pemberian informasi kepada penderita kanker prostat khususnya yang pulang berobat jalan agar melakukan pemeriksaan rutin untuk mengurangi kadar PSA (Prostat Specific Antigents) dan menerapkan pola hidup sehat. 6.2.2 Kepada penderita kanker prostat agar rutin melakukan pemantauan perkembangan kanker melalui pemeriksaan kadar PSA (Prostate Spesific Antigens), dan untuk deteksi dini diharapkan melakukan screening sejak usia 40 tahun bila ada keluarga yang menderita dan melakukan pemeriksaan PSA (Prostat Specific Antigents) pada usia lebih dari 50 tahun. Universitas Sumatera Utara