LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS Buku Pedoman Keterampilan Klinis PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA EKSTERNA Untuk Semester 4 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 Buku Pedoman Keterampilan Klinis PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA EKSTERNA Untuk Semester 4 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 2 TIM PENYUSUN Soeharto Widjanarko, dr., Sp.U Setya Anton T, dr., Sp.U Bimanggono Hernowo Murti, dr., Sp.U Krisna Yarsa Putra, dr., Sp.B Novianto Adi Nugroho, dr. Editor: Amandha Boy Timor Randita, dr., M.Med.Ed 3 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melakukan penyempurnaan dan pembaharuan pada Buku Manual Keterampilan Klinik Topik Pemeriksaan Perianal dan Genetalia Eksterna periode tahun 2017. Penyusun buku panduan ini ditujukan untuk memberikan pedoman bagi instruktur dan mahasiswa untuk melatih keterampilan pemeriksaan fisik pada perianal dan genetalia eksterna. Dengan adanya buku panduan ini diharapkan: 1. Instruktur mengetahui pembelajaran yang harus dicapai mahasiswa 2. Memberikan panduan pada mahasiswa tentang keterampilan klinik 3. Melakukan demonstrasi terkait keterampilan klinik tersebut. Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, staf pengelola skills lab serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah membantu proses penyusunan buku manual ini.Semoga kerjasama semua pihak dalam melaksanakan kegiatan keterampilan klinik ini akan lebih ditingkatkan demi keberhasilan pendidikan dokter yang profesional dan berkualitas. Penyusun juga mengharapkan sumbang saran dari semua pihak demi lebih sempurnanya buku manual ini, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pelaksana kegiatan skills lab secara keseluruhan. Surakarta, Januari 2017 Tim Penyusun 4 DAFTAR ISI Halaman sampul ............................................................................................... 1 Tim Penyusun ................................................................................................... 3 Kata pengantar ................................................................................................. 4 Daftar isi .......................................................................................................... 5 Abstrak ............................................................................................................ 6 Topik Pemeriksaan Perianal dan Genetalia Eksterna ........................................... . 7 Ceklis penilaian ................................................................................................. 26 5 ABSTRAK Modul keterampilan klinik ini merupakan panduan bagi instruktur dan mahasiswa terkait keterampilan pemeriksaan fisik pada perianal dan genetalia eksterna, khususnya genetalia maskulina. Tujuan pembelajaran dari keterampilan klinik ini adalah mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan ginjal, buli-buli (kandung kemih), penis dan scrotum, inguinal, rectal toucher dan mampu menginterpretasikan data yang didapat untuk membuat langkah diagnostik selanjutnya. Proses evaluasi mahasiswa akan dilakukan dengan metode OSCE yang ceklis penilaian juga dilatihkan pada proses pembelajaran. Sehingga setelah mahasiswa melalui keterampilan ini, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik perianal dan genetalia eksterna untuk menunjang penegakan diagnosis kasus-kasus genetalia maskulina. 6 PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA EKSTERNA A. PENDAHULUAN Dalam upaya menegakkan diagnosis terutama untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan traktus urogenital perlu dilakukan pemeriksaan genitalia eksterna dan pemeriksaan perianal. Pemeriksaan pada traktus urogenital laki-laki meliputi pemeriksaan ginjal, buli-buli (kandung kemih), pemeriksaan penis, pemeriksaan skrotum, pemeriksaan inguinal, dan pemeriksaan rectal toucher. Hasil yang didapat dari pemeriksaan ini dapat mengarahkan dokter dalam melakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna menegakkan diagnosis pada seorang penderita. B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari keterampilan PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA LAKI-LAKI ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Melakukan pemeriksaan ginjal. 2. Melakukan pemeriksaan buli-buli (kandung kemih). 3. Melakukan pemeriksaan penis dan scrotum. 4. Melakukan pemeriksaan inguinal. 5. Melakukan pemeriksaan rectal toucher. 6. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data yang didapat untuk membuat langkah diagnostik selanjutnya. *Bagian Ilmu Bedah, sub divisi Bedah Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta/ RSUD dr. Moewardi Surakarta. **Laboratorium Keterampilan Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7 C. PEMERIKSAAN UROLOGI, GENITALIA LAKI-LAKI EKSTERNA DAN PERIANAL Topografi Traktus Urinarius GINJAL PELVIS RENALIS URETER BULI-BULI URETRA Gambar 1. Topografi traktus urinarius GINJAL Inspeksi regio flank (ginjal) - Lihat tanda radang, warna kulit, bekas luka, bekas operasi, fistel, tumor,bulging. Palpasi Ginjal - Penderita tidur telentang, lutut kiri & kanan ditekuk. - Tekan ginjal ke depan dengan satu tangan yang ditempatkan di belakang. - Raba permukaan depan ginjal dengan tangan satunya. - Perintahkan penderita bernafas dalam dan rasakan turun naiknya ginjal dengan tangan yang di depan. G Gambar 2. Palpasi ginjal Pemeriksaan nyeri pada sudut kosto-vertebral : - Penderita duduk. 8 - Tekan / ketok (jangan terlalu keras) dengan bagian ulnar tangan pada sudut di antara otototot paraspinal dan tulang iga ke-12. Gambar 3. Nyeri ketok kosto-vertebral Rasa sakit dapat disebabkan : - Pielonefritis - Abses renal atau peri renal - Ginjal yang mengalami obstruksi akut - Glomerulonefritis akut Auskultasi “bising” arteria renalis : - Penderita telentang atau telungkup - Auskultasi dengan diafragma dari stetoskop di daerah epigastrium (1) atau pinggang (2), dengarkan bising (bruit) a.renalis. Gambar 4. Auskultasi bising a. renalis Penyebab-penyebab bising arteria renalis : - Stenosis arteria renalis - Fistula arteri-vena 9 - Tumor (neoplasma) vaskular Diagnosis banding massa di daerah pinggang 1. Bedakan ginjal dari organ lain : - Hati : pada umumnya mempunyai tepi tajam - Lien : - mempunyai celah - bergerak ke bawah dan ke medial dengan pernafasan (ginjal : ke bawah) Ginjal kadang-kadang menunjukkan adanya ”ballotement” : - Hidronefrosis Berat - Pionefrosis 2. Sebab-sebab pembesaran ginjal : - Hidronefrosis - Penyakit kista (tunggal/multipel) - Tumor - Trombosis vena renalis - Amiloidosis Kandung kemih / buli buli / vesica urinaria Inspeksi buli-buli : - Tanda radang, perubahan warna kulit, bekas luka di SOP (Simphisis Ostium Pubis), bekas operasi, fistel. - Bulging di atas SOP (retensi urine) Gambar 5. Inspeksi buli-buli tampak retensi urine 10 Palpasi Buli-buli : Tekanan di daerah suprapubik menimbulkan rangsangan untuk kencing bila buli-buli terasa penuh. Buli-buli yang penuh sulit diraba atau sulit diketahui dengan cara perkusi pada penderita-penderita : 1. Gemuk. 2. Bekas operasi perut bagian bawah. 3. Dinding abdomen tegang pada waktu dilakukan palpasi. Gambar 6. Palpasi buli-buli Perkusi buli-buli - Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara perkusi ”redup”. - Rongga usus yang berisi gas memberi suara perkusi ”timpanik”. Buli-buli yang penuh harus dapat dibedakan dengan : - Uterus : tumor, kehamilan - Ovarium : kista, tumor - Colon : recto sigmoid atau cecum - Tumor : neoplasma abdomen 11 Gambar 7. Perkusi buli-buli Penyebab buli-buli penuh : 1.Tonus buli-buli yang berkurang Kelainan neurogenik (misalnya : C.V.A, lesi sumsum tulang belakang) Miogenik (buli-buli yang over stretched) 2.Obstruksi infra-vesikal Kelainan kelenjar prostat (BPH, Ca, dan lain-lain) Striktura uretra 3.Keadaan umum : Usia lanjut (senil), sakit parah, poliuria Pada anak-anak, buli-buli terletak di dalam rongga abdomen di bagian bawah. Buli-buli akan turun ke dalam rongga pelvis bila anak menjadi dewasa. PENIS Inspeksi: - Lihat adanya kelainan kulit preputium, tanda radang, perubahan warna. - Bila belum dilakukan circumcisi pemeriksaan penis didahului dari lubang preputium, lubang yang terlalu sempit dinamakan phymosis yang mengakibatkan preputium tidak bisa diretraksi, penumpukan smegma, balanitis, ISK, keganasan. - Glans penis dinilai mulai dari OUE, lihat produk yg keluar dari OUE (urin, sperma, nanah, darah, batu, udara, feces), ukuran OUE yang terlalu kecil bisa karena meatal stenosis, letak OUE di ventral (hipospadia) tidak boleh dilakukan circumcisi, letak OUE di dorsal (epispadia). 12 - Balanitis, kondiloma akuminata, karsinoma. - Batang penis diperiksa sisi dorsal (corpos cavernosus & AV dorsalis), sisi ventral (corpus spongiosus yang berisi urethra) dilihat tanda radang, perubahan warna kulit, fistel. Preputium Gland penis tampak setelah dilakukan retraksi preputium Gambar 8. Inspeksi preputium & glans penis, gambar kiri sebelum retraksi, gambar kanan setelah retraksi. Palpasi penis Palpasi gland penis. Palpasi bagian dorsal dari batang penis, berisi corpus cavernosus, bila teraba bagian yang keras (plaque), dapat disebabkan : - “Peyronie’s disease” - Vena dorsalis yang mengalami trombosis - Karsinoma Palpasi bagian ventral dari batang penis: - Striktura - Karsinoma uretra - Ekstravasasi urin dengan jaringan parut (cicatrix) 13 Gambar 9. Anatomi penis 14 KELENJAR INGUINAL Gambar 10. Pembesaran kelenjar inguinal Inspeksi Kelenjar inguinal - Lihat adanya tanda radang, perubahan warna kulit, massa, ulkus. Palpasi kelenjar-kelenjar inguinal Penyebab pembesaran kelenjar inguinal. Penis : karsinoma, chancroid, sipilis, balanitis Tiap keradangan atau tumor yang berasal dari : skrotum, vulva, anus, tungkai. Pembesaran kelenjar-kelenjar limfe yang sistemik. Pada orang normal, biasanya kelenjar limfe inguinal dapat diraba. SCROTUM Inspeksi dari skrotum Testis kiri biasanya tergantung lebih rendah dari pada testis kanan. 15 Gambar 11. Anatomi skrotum Penyebab-penyebab pembengkakan Skrotum : Struktur : Patologi : - Dinding Skrotum - Edema pada penyakit-penyakit hati, ginjal, kegagalan jantung, idiopatik - Hematoma, ekstravasasi urin - Tunika vaginalis - Hidrokel - Testis - Tumor, torsi, radang - Epididimis - Epididimitis, TBC, Tumor (jinak) - Funikulus spermatikus - Hernia, Varikokel Palpasi Skrotum dan isinya Pemeriksaan dilakukan dalam posisi penderita telentang dan berdiri untuk memperoleh informasi tambahan. 16 Misalnya : Varikokel yang tidak mengecil pada penderita dalam posisi telentang, mencurigakan adanya obstruksi pada vena renalis. Palpasi isi skrotum Biasanya dilakukan dengan ibu jari pada satu bidang dan jari telunjuk serta jari tengah kanan yang bersangkutan di bidang sebelahnya. “Mass” yang besar lebih mudah diraba dengan menggunakan kedua tangan. Gambar 12. Palpasi isi skrotum Perabaan isi skrotum hendaknya sistematis dengan urutan sebagai berikut 1. Testis 2. Epididimis (kaput, korpus, kauda) 3. Funikulus 4. Meatus Inguinalis eksternus 17 3 4 2 1 Gambar 13. Urutan palpasi isi skrotum Transiluminasi pada pembesaran skrotum Dilakukan dengan sumber cahaya yang cukup kuat melalui celah/lubang kecil, ruang pemeriksaan digelapkan. Transiluminasi positif biasanya didapatkan pada hidrokel. Sebelum lampu dinyalakan Setelah lampu dinyalakan tampak transiluminasi positif Gambar 14. Transiluminasi skrotum Auskultasi isi skrotum : Bila terdengar bising usus : hernia 18 Hidrokel dan spermatokel Gambar 15. Kiri hidrokel dan kanan spermatokel Diagnosis banding dari Hidrokel - Spermatokel - Hernia - Tumor testis Perbedaan antara Hidrokel dan Spermatokel : Hidrokel : Testis terapung di dalam hidrokel (testis tidak teraba) Spermatokel : Testis jelas terpisah (di bawah/di samping) dari spermatokel Perbedaan antara Hidrokel dan Hernia : Hidrokel : Funikulus spermatikus teraba di atas tumor Hernia : Funikulus spermatikus tidak teraba di atas tumor Varikokel : - Sebagian besar terdapat di sebelah kiri - Teraba seperti kantung berisi cacing - Mengempis bila penderita tidur telentang (jika tidak, harus dicurigai tumor yang menekan/menyumbat v. renalis kiri) Varikokel yang kecil dapat ditemukan dengan terabanya pengisian pleksus di sekitar funikulus spermatikus pada waktu penderita batuk atau melakukan manuver Valsalva. 19 Gambar 16. Varikokel Hematokel : Terjadi Akumulasi darah di dalam tunika vaginalis, akibat : - Trauma pada skrotum - Pembedahan daerah skrotum - Trauma waktu kelahiran - Penyakit (diskrasia) darah Epididimitis Bakterial non spesifik : - Pembengkakan dan nyeri hebat/jelas - Funikulus biasanya menebal Kadang-kadang dapat diraba testis (normal dan tak nyeri) di samping epididimis yang nyeri tadi. Spesifik (tuberkulosis) : - Biasanya tak nyeri (kecuali akut) - Epididimis keras dan teratur - Vas deferens tak teratur/bentuk tasbih. 20 Gambar 17. Kiri : Epididimitis, kanan : tumor testis Tumor testis Biasanya testis membesar dan mengeras/lebih padat Epididimis dan funikulus pada umumnya normal Pada penderita dengan dugaan tumor testis, harus diperiksa juga : Leher metastase ke kelenjar limfe supra klavikular. Mammae ginekomasti (beberapa tumor yang memproduksi estrogen, “chorionic gonadotrophin”). Abdomen kelenjar limfe retroperitoneal yang membesar. Torsi testis Keluhan : nyeri hebat terjadi mendadak Gejala : - Testis yang bersangkutan terangkat ke atas (Derming sign) - Testis terletak lebih horisontal (Angle sign) - Nyeri dan pembengkakan seringkali sangat hebat sehingga isi skrotum tidak dapat diraba dan dipisah-pisahkan Bila dielevasikan akan bertambah nyeri pada torsi (Phren sign) 21 Gambar 18. Torsi testis Diagnosis banding nyeri di skrotum : Nyeri Onset Infeksi saluran kencing Palpasi : Testis Epididimitis Funikulus Umur Epididimitis (+) Cepat (+) Tumor Ringan/tidak nyeri Lambat (-) Torsi Hebat Mendadak/dramatik (-) Normal Nyeri Biasanya menebal 15 th - tua Tumor Normal Normal Struktur-struktur ini sukar diraba/ dipisah-pisahkan 15 th – 40 th Kriptorkismus Palpasi testis yang “undescended” : Anak yang diperiksa sebaiknya dipangku ibunya (atau waktu sedang dimandikan dalam bak hangat). 22 Gambar 19. Kriptorkismus Testis yang retraktil : - Sudah turun ke dalam skrotum, tapi seringkali naik ke pangkal skrotum atau masuk ke dalam kanalis inguinalis karena spasme m. Kremaster. Testis retraktil biasanya dapat ditarik ke dalam skrotum. PROSTAT & VESICULA SEMINALIS Anatomi prostat dan vesikula seminalis Gambar 20. Anatomi prostat dan vesikula seminalis Pemijatan (”massage’) kelenjar prostat Panah-panah menunjukkan arah pemijatan kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Tujuan pemijatan : - Terapi prostatitis, kronis, bengkak - Mengumpulkan getah prostat untuk pemeriksaan mikroskopik dan bakteriologik 23 Gambar 21. Masase prostat “Rectal toucher” (colok dubur) : Posisi pasien untuk pemeriksan rectal toucher adalah berdiri, knee chest, tidur miring, yg paling umum dilakukan adalah litotomi. Prosedur: - Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada penderita. - Beri pelicin pada anus dengan jari telunjuk yang bersarung tangan. - Lembekkan (relaksasi) sfinkter ani dengan tekanan jari yang halus. - Penilaian bulbocavernosus reflek dengan cara setelah jari telunjuk tangan kanan masuk dalam rectum, tangan kiri menekan glans penis. Menilai kontraksi - Periksa seluruh/sekeliling dinding rektum. - Raba kelenjar prostat Interpretasi yang didapatkan pada saat melakukan rectal toucher : 1. Tonus musculus sphinter ani : normal, meningkat atau menurun 2. Bulbocavernosus reflek : normal, meningkat, atau menurun 3. Lumen, ektra lumen, dingding rectum : terdapat massa atau tidak 4. Ukuran prostat : Grade 1 : sulcus medianus cekung, pole atas mudah teraba Grade 2 : Sulcus medianus mendatar, pole atas mudah teraba Grade 3 : Sulcus medianus cembung, pole atas sulit teraba (masih bisa dicapai) Grade 4 : sulcus medianus cembung, pole atas tidak dapat teraba 5. Nyeri tekan prostat (+) : prostatitis 6. Konsistensi : Padat-kenyal BPH 24 Keras Karsinoma Bengkak, lunak Prostatitis 7. Simetri : Asimetri Karsinoma 8. Mobilitas : mobilitas terbatas pada karsinoma lanjut, prostat melayang (floating prostat) pada ruptur uretra posterior 9. Sarung tangan lendir darah Diagnosis banding benjolan prostat yang keras : 1. Karsinoma 2. BPH (Benign Prostate Hypertrophy) yang menonjol lokal 3. Prostatitis menahun (kronis, non spesifik) 4. Prostatitis tuberkulosa 5. Prostatitis granulomatosa 6. Infark prostat 7. Batu-batu prostat 25 CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PERIANAL & GENITALIA EKSTERNA No Aspek Keterampilan yang Dinilai 0 SKOR 1 2 PEMERIKSAAN BULI-BULI (Kandung kencing) 1 Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan dan meminta pasien untuk relaks (merilekskan dinding abdomen) 2 Cuci tangan & memakai handscoen 3 Melakukan inspeksi buli-buli 4 Melakukan palpasi buli-buli pada daerah di atas simfisis pubis 5 Menanyakan pada pasien apakah ada rasa ingin kencing pada penekanan daerah buli-buli 6 Menilai apakah ada massa kontraktil atau ballootement 7 Melakukan perkusi daerah buli-buli PEMERIKSAAN PENIS 8 Melakukan inspeksi daerah penis dan glans penis, dan melakukan retraksi preputium pada pasien yang tidak sirkumsisi dan menilai ada atau tidaknya kelainan bawaan 9 Melakukan palpasi bagian dorsal penis 10 Melakukan palpasi daerah ventral penis untuk menilai uretra 11 Melakukan palpasi limphonodi inguinalis PEMERIKSAAN SCROTUM 12 Melakukan inspeksi pada scrotum (pasien dalam posisi telentang dan berdiri) 13 Menilai letak dan ukuran testis 14 Melakukan palpasi isi scrotum (ibu jari pada satu bidang dan jari telunjuk serta jari tengah kanan yang bersangkutan di bidang sebelahnya dan menggunakan kedua tangan untuk meraba massa yang besar) 15 Melakukan transiluminasi scrotum 16 Melakukan auskultasi scrotum PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHER 17 Meminta pasien tidur miring membelakangi pemeriksa (atau menghadap pemeriksa), atau posisi litotomi, dan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan pada pasien 18 Memberi pelicin pada anus dengan jari telunjuk yang bersarung tangan 19 Merelaksasikan sfingter ani dengan menekan dengan tekanan jari yang halus 20 Memeriksa dan menilai sekeliling dinding rectum 21 Meraba dan menilai kelenjar prostat 22 Melepas handscoen & cuci tangan 0 PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME JUMLAH SKOR Penjelasan 0 1 2 1 2 3 4 : Tidak dilakukan mahasiswa Dilakukan, tapi belum sempurna Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan). Nilai Mahasiswa : Jumlah Skor 48 x 100% 26