Keberadaan Mengenai Tuhan: dalam kajian Ilmu Filsafat Tuhan

advertisement
Keberadaan Mengenai Tuhan: dalam kajian Ilmu Filsafat
Tuhan. Kata yang sering kita dengar, kita agungkan, bahkan kita jadikan sebuah petunjuk hidup. Tapi
pernahkah kita melihatnya? Lalu bagaimana kita bisa meyakini akan keberadaan Tuhan?
Menyelidiki akan Kebenaran Tuhan tidak jarang akan membuat sebuah iman yang tadinya telah
dibangun dan menjadi dinding yang kokoh berubah menjadi reuntuhan puing-puing rongsokan. Dan
mudah berubah haluan, tentu. Tapi mari kita belajar bersama menguak misteri ini, walaupun
mungkin mungkin tidan akan berdampak bagi saudara. Tapi paling tidak kita mempunyai
kesempatan untuk berbagi suatu hal yang bermanfaat.
Perdebatan mengenai keberadaan Tuhan memang tidak pernah habis dan selalu seru. Seperti yang
telah kita ketahui bersama bahwa Tuhan menyangkut kehidupan seseorang. Oleh karena itu topik ini
tidak pernah sepi peminat. Perdebatan ini terjadi antara kaum atheis (tidak beragama) dan kaum
theis (kaum beragama), dimana kaum atheis melihat keberadaan tuhan melalui relisasi dari apa yang
mereka lihat dan mereka rasakan, singkatnya apa yang bisa ditangkap oleh alat indera mereka.
Sedangkan kaum theis mempunyai pandangan dengan memasukkan unsur-unsur di luar logika dan
jangkauan akal manusia, dan bahkan mungkin sesuatu yang tidak dapat dibuktikan oleh riset.
Jika anda bertanya kepada saya pribadi, apakah saya percaya tuhan ada atau tidak ada? Maka saya
akan menjawab dengan segenap hati, saya adalah golongan orang yang mempercayai adanya tuhan,
dan termasuk pengikut setianya. Dan apabila saudara meminta saya membuktikannya, maka saya
akan berdiam diri sejenak, mengumpulkan segenap kekuatan dan keyakinan. Saya tidak akan
terburu-buru mengutarakan pendapat saya, melainkan saya akan mengajak anda bersama-sama
untuk menguraikan, dan membuktikan tentang apa yang saya yakini.
Pertama-tama marilah kita lihat sekeliling kita. Di sekitar kita terdapat banyak sekali benda, hidup
maupun mati. Pertanyaannya sekarang adalah dari mana mereka berasal, ataukah ada dengan
sendirinya? Kalau kita menanyakan itu untuk sebuah meja atau sebuah kursi, tentu kita mengetahui
secara langsung siapa penciptanya. Manusia! Sekarang bagaimana apabila paertanyaan tersebut kita
tujukan untuk sebuah pohon di pinggir jalan, atau kupu-kupu indah yang hinggap dia atas bunga?
Seorang atheis mungkin akan menjawab, “hal tersebut terjadi seiring dengan terciptanya alam
semesta, dimana bumi terbentuk oleh lapisan atmosfir yang unik, dan secara perlahan menciptakan
kehidupan itu sendiri di dalamnya”. Sangat rasional dan ilmiah, tapi bagaimana dengan orang yang
beragama? Kalau anda adalah orang yang beragama pasti anda akan mempunyai keyakinan bahwa
dunia ini diciptakan oleh kekuatan agung yang tiada tara, yaitu Tuhan. Atas apa keyakinan mereka
tersebut? Mari kita diskusikan.
Didalam dunia ini ada dua hal, yaitu sesuatu yang dapat diciptakan oleh manusia dan sesuatu yang
diciptakan oleh tuhan. Sesuatu dapat dikatakan ciptaan manusia apabila benda tersebut dapat juga
diciptakan oleh orang lain, misalkan buku, meja dan kursi, serta alat-alat yang lain. Selain itu ada
sesuatu yang tidak bisa diciptakan oleh manusia, misalkan kupu-kupu tersebut. Lantas siapa yang
menciptakannya? Orang yang beragama pasti punya keyakinan bahwa tidak mungkin semua yang
ada di dunia ini tercipta dengan sendirinya, dengan segala keteraturannya dan dengan segala
kerumitannya. Pasti ada suatu kekuatan yang luar biasa yang telah menciptakan dunia ini.
Pertanyaannya siapakah itu? Apakah matahari yang menjadi pusat tata surya ini? Matahari memang
mempunyai kekuatan yang luar biasa, mampu menerangi dan memberikan daya kepada sistem tata
surya ini. Tetapi matahari suatu saat nanti juga akan mati, seperti nasib dunia ini. Masalahnya kita
sebagai manusia mempunyai keterbatasan dalam indera kita termasuk otak kita, jadi kemungkinan
yang paling rasional adalah kekuatan itu haruslah bukan berbentuk materi. Tidak dapat dijangkau
oleh indera manusia dan tidak sedikitpun mempunyai sifat seperti ciptaanya, karena dia bersifat
“Maha”. Lantas?
Dialah Tuhan pencipta alam semesta dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Teori ini sangat
rentan dimentahkan karena Tuhan tidak dapat tersentuh oleh indera manusia, oleh karenanya tidak
ada riset terhadap tuhan itu sendiri. Tetapi hal tersebut dapat dilakuan dengan meriset segala
sesuatu ciptaan tuhan. Tetapi tetap saja ada celah untuk menyangkal tori ini.
Banyak sekali artikel ataupun karangan ilmiah tertulis yang menguak akan keberadaan tuhan. Tetapi
semua itu sebenarnya mempunyai satu kesamaan yaitu teori penciptaan. Kalau kita berbicara teori
penciptaan, maka pertanyaan yang muncul kemudian adalah pasti ada tuhan lain dibalik tuhan, dan
seterusnya seingga tidak akan ada habisnya. Sehingga tetap menjadi misteri benarkah tuhan ada?
Lantas kalau ada, tuhan yang mana? Kalau kita disodori pertanyaan seperti itu, memang sangat sulit
untuk menjawab, karena pertanyaan itu memang sangat rasional. Lantas bagaimana
membuktikannya?
Karena keterbatasan kita sebagai manusia dan karena tuhan bukan merupakan hal yang bersifat
materi, maka satu-satunya jalan adalah dengan mempelajari dan menguak informasi yang benarbenar dari tuhan, yaitu wahyu. Tetapi bukankah wahyu itu adalah sebuah buku, dan setiap orang
mungkin saja membuatnya, lantas bagaimana bisa disebut berasal dari tuhan? Wahyu atau kitab
suci, memang berbentuk buku, dan memang kita pula yang membuat, tapi dalam artian, mencetak
isinya, dan dalam hal penggandaan. Sedangkan isi dari wahyu itu sendiri merupakankumpulan
informasi dari tuhan yang dikirimkan kepada para rasul untuk disebarkan ajarannya. Lantas
bagaimana kita mengetahui bahwa itu benar berasal dari tuhan? Di atas sudah saya jelaskan bahwa
di dunia ini ada dua hal yaitu, benda ciptaan manusia dan benda ciptaan tuhan. Seperti yang telah
diketahui bahwa benda ciptaan manusia adalah benda yang orang lain-pun dapat membuatnya. Nah
sekarang wahyu ini, isinya sangat komples, bukan hanya berisikan informasi tentang kehidupan
sekarang, melainkan masa lampau, dan bahkan yang akan datang. Sekarang apakah ada manusia
yang mengaku sebagai pencipta atau yang membuat wahyu tersebut? Kalau memang ada bisakah
dia mengulanginya sekali lagi, dan orang lain-pun bisa menirunya? Jawabannya adalah TIDAK!
Tidak ada seorangpun yang bisa menciptakan wahyu seperti itu sampai sekarang ini, sehingga itu
menjadi bukti bahwa itu benar-benar berasal dari tuhan. Tetapi permasalahan belum selesai sampai
disitu. Sekarang tugas kita adalah mencari tahu dan meriset apakah isi dari wahyu itu benar-benar
sesuai dengan keadaan yang ada, baik sekarang maupun yang telah terjadi. Kalau kita sudah
mendapatkan jawaban atas yang telah kita cari, maka sesungguhnya tuhan itu nyata adanya.
Download