BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu proses pengaturan yang dipakai dalam kehidupan pokok maupun kehidupan sekunder, untuk manusia menjalankan aktivitas keorganisasian maupun individu dimana proses tersebut menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan kelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber ekonomi atau faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah dicapai sebelumnya. Dalam hal mengarahkan suatu individu atau mayoritas orang-orang ke arah tujuan organisasional atau kelompok manusia. Menurut Terry (2003:3) menyatakan : “Management is defined as the process of administrering and coordinating resources efficiently, and in an effort to achievethe goals of the organization.” Menurut Hasibuan (2004:3) pengertian manajemen adalah : “Suatu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan suber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatutujuan tertentu.” Menurut Stoner (2006:4) pengertian manajemen adalah: “Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”. 14 15 Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian upaya organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dengan baik dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Jadi, manajemen sanga diperlukan dalam setiap bidang kegiatan usaha yang melibatkan 2 orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu dengan melalui kerja sama serta dengan memanfaatkan sumber-sumber lain. 2.2 Keuangan 2.2.1 Pengertian Keuangan Keuangan merupakan proses bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik. Dan untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan erat terhadap manajerial. Menurut Barlian dan Sundjaja (2003:34) pengertian keuangan adalah: ”Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelolah uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.” Menurut Gitman (2006:4) pengertian keuangan adalah: “Finance can be defined as the art science of managing money. Virtually all individuals and organization earn or raise money and spend invest money. Finance is concerned the proses instituations, markets, and instrument involved in the transfer of money among individuals,business, and goverment.” 16 Menurut Irawati (2006:54) keuangan adalah : “Proses suatu kegiatan yang berhubungan dengan dana atau uang yang dilakukan demi tujuan tertentu oleh setiap individu atau organisasi.” Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian keuangan adalah seni atau ilmu dalam proses suatu kegiatan untuk mengelola uang atau dana yang dilakukan oleh individu atau organisasi tertentu demi suatu tujuan yang telah direncanakan. 2.3 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan memainkan peranan penting dalam perkembangan sebuah perusahaan. Dalam penerapannya, manajemen keuangan tidak dapat berdiri sendiri. Manajemen keuangan selalu berkaitan erat dengan berbagai disiplin ilmu yang lain seperti akuntansi, ilmu ekonomi mikro dan makro, manajemen pemasaran, manajemen produksi, metode kuantitatif, dan manajemen sumber daya manusia. 2.3.1 Pengertian Manajemen Keuangan Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat terhadap ilmu manajerial. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihantagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur 17 penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian deviden) menurut Sutrisno (2005:2) menerangkan bahwa: “Manajemen Keuangan adalah semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana peruahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.” Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (2005 : 4) pengertian manajemen keuangan adalah: “Financial management is concerned with the maintenance and creation of economic value or wealth.” Sedangkan dalam bukunya, Darsono (2006 : 4) menerangkan bahwa : “Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurahmurahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk memperoleh laba.” Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian Manajemen Keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana-dana yang akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan perusahaan. Aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya aktivitas investasi, pendanaan, dan pengelolaan aktiva. 2.3.2 Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Weston & Copeland ( 1992 : 6) fungsi manajemen keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, pembiayaan dan dividen untuk suatu organisasi. Namun ketiga fungsi tersebut diuraikan lagi menjadi 4 kegiatan sebagai berikut : 18 1. Mengumpulkan dana dari sumber-sumber keuangan eksternal dan dialokasiskan untuk penggunaan yang berbeda-beda. 2. Memusatkan perhatian pada keputusan unvestasu dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya 3. Membuat semua keputusan bisnis yang menyangkut dengan keuangan perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin 4. Menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal, tempat dana diperoleh dan surat berharga perusahaan diperdagangkan. 2.3.3 Tujuan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian tingkat efisien untuk menentukan keputusan keuangan. Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang saham). Menurut Husnan (2004:6), tujuan manajemen keuangan adalah : “Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai.” Menurut Irawati (2006:4), tujuan manajemen keuangan adalah ”Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expents atau cost) guna mendapatkan suatu pengembalian keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion.” 19 Sedangkan menurut Ross, Westerfield, Jordan (2006 : 11) tujuan manajemen keuangan adalah sebagai berikut : “The goal of financial management is to maximize the current value per share share of the existing stock.” Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan merencanakan, memperoleh, mengelolah dan mengalokasiakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan yang sekaligus memberikan kemakmuran para pemegang saham. 2.4 Laporan Keuangan Bagi seorang investor sangatlah penting untuk mengetahui berbagai informasi tentang perusahaan-perusahaan yang ada. Hal ini dikarenakan informasi ini sangatlah berguna bagi seorang investor dalam menjalankan keputusan investasinya. Melalui informasi itu akan memberikan gambaran tentang suatu perusahaan dan bagi seorang investor dapat memperkirakan prospek perusahaanperusahaan itu dimasa yang akan datang. Informasi yang dimaksud dan sering digunakan secara umum adalah laporan keuangan. Laporan keuangan tersedia bagi para pelaku pasar dan telah dipublikasikan secara umum. 2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan Membahas manajemen keuangan tidak bisa lepas dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi laporan utama, yaitu : (1) neraca (2) laporan laba-rugi (3) laporan arus kas dan (4) laporan perubahan modal. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. yang 20 Pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2005:107) adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.” Sedangkan Sutrisno (2007:9) menyatakan bahwa : “Laporan keuangan itu disusun untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (manajemen, pemilik, kreditor, investor, pemerintah dan pihak-pihak lainnya).” Menurut IAI (2009:1) “Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. 21 2.4.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang berkepentingan terhadap semua perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda terhadap informasi keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, akan mencari informasi mana yang akan dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan keuangan perlu diklasifikasikan dalam berbagai jenis laporan keuangan. Jenis-jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46) adalah : “The four key financial statement required by the SEC for reporting to shareholder are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of stockholders’ equity, and (4) the statement of cash flows.” Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada tiga jenis laporan keuangan yang utama, yaitu income statement (laporan laba rugi), balance sheet (neraca), dan statement of cash flow (laporan arus kas). Sedangkan laporan lainnya yang juga tercantum dalam kutipan diatas merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang merupakan daftar pendukung (supporting statement) dari laporan keuangan utama dan bukan laporan keuangan yang berdiri sendiri. Jenis-jenis laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut : a. Laporan laba rugi (income statement) Income statement (laporan laba rugi) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dimana tertulis secara lengkap semuan pendapatan dan beban yang harus dibayar. Laporan laba rugi menurut Van horne & M.Wachowicz, JR (2006:153) adalah sebagai berikut : 22 “Laporan laba rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode waktu tertentu diakhiri dengan laba bersih atau rugi bersih untuk periode tersebut.” Dengan demikian dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi menggambarkan jumlah pendapatan, biaya, dan laba atau rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. b. Neraca (balance sheet) Neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu. Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Van horne & M. Wachowicz, JR (2005:193) mengatakan bahwa : “Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal teretentu yang menunjukkan total aktiva sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas pemilik.” Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan laporan pada saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutang-hutang, dan ekuitas pemilik. c. Laporan arus kas (statement of cash flows) Jenis laporan keuangan utama yang terakhir adalah laporan arus kas. Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu. d. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal atau Statement Of Owners Capital merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode tertentu. Di dalam laporan perubahan modal terdapat beberapa komponen diantaranya : 1. Modal awal : Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan yang digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal 23 perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahaan pada awal bulan pada tahun yang bersangkutan. 2. Laba / rugi : Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total biaya. 3. Prive : Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahaan yang digunakan untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang digunakan untuk keperluan pribadi. 4. Modal akhir : Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari penambahan modal awal ditambah dengan laba ( jika mengalami keuntungan ) atau pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha ( Jika mengalami kerugian ) kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil merupakan modal akhir. 2.4.3 Tujuan, Manfaat dan Pengguna Laporan Keuangan Hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan diantaranya adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dapat mencerminkan prestasi dari manajemen perusahaan pada periode tertentu. Dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Menurut IAI (2004 : 4), tujuan laporan keuangan ada tiga yaitu : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kebijakan dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. 3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilaksanakan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya 24 Manfaat laporan keuangan itu sendiri terletak pada interprestasi masing-masing pemakainya. Pemakain dalam konteks ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan. Secara luas manfaat laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan, dari hasil analisis tersebut diketahui potensi-potensi dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat mempergunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pengguna laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut : 1. Pengguna eksternal yang terdiri dari : ● kreditur dan investor ● pemerintah (eksekutif dan legislatif), Ditjen pajak, Instansi pemerintah terkait lainnya ● masyarakat umum, serikat pekerjaan, pelanggan 2. Pengguna internal yang terdiri dari : ● manajemen perusahaan ● karyawan perusahaan 2.4.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sesuatu hal yang penting dan berguna bagi berbagai pihak dalam pengambilan keputusan, tetapi hal ini bukan berarti tidak ada kelemahannya. Kita seharusnya sadari bahwa laporan keuangan memiliki sifat dan keterbatasan yang patut harus dipertimbangkan oleh para pengambil kaputusan dalam melakukan analisis suatu laporan keuangan. Menurut Harahap (2004 : 16) menyatakan bahwa sifat dan keterbatasn laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini. 25 Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksud untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti pihak yang akan membeli perusahaan. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikan pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan, jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh secara material terhadap kelayakan laporan keuangan. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan menggunakan istilahistilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan. 2.5 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan sangat perlu dilakukan demi mengetahui keadaan suatu perusahaan sebelum manajer keuangan mengambil sebuah keputusan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting bagi para pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan itu sebagai alat prediksi yaitu dapat memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang tentang keadaan suatu perusahaan yang tentunya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan itu terlebih dahulu. 26 Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui beberapa proses yaitu proses perbandingan, proses evaluasi, dan proses analisis trend yang nantinya akan memberikan hasil berupa prediksi tentang apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. 2.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan sebuah kegiatan penelaahan dengan mempelajari hubungan-hubungan atau tendensi-tendensi yang digunakan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasional serta perkembangan sebuah perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Wild, Subramanyan dan Halsey (2004 : 37) menyampaikan bahwa : “Financial statement analysis is the application of analytical tools and techniques to general purpose financial statement and related to estimates and inferenses in business alanysis.” Menurut Aliminsyah dan Padji MA (2005 : 166) analisis laporan keuangan merupakan : “Mencari hubungan yang ada antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan.” Menurut Munawir (2010;35) analisis laporan keuangan adalah : “Analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.” 27 Menurut Harahap (2009:190) analisis laporan keuangan berarti : "Menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian (2001:37), analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan." Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil. 2.5.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan data historis keuangan untuk membantu memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di masa mendatang. Investor pada prinsipnya sangat memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan yang akan dapat menjamin tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Sedangkan dari sudut manajemen, analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantipasi keadaan dimasa mendatang. 28 Menurut Harahap (2004 : 195-197) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah : Dapat memberikan informasi yang lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan Dapat mengetahui kesalahan yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain : Dapat menilai prestasi perusahaan Dapat memproyeksi keuangan perusahaan Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu : Posisi keuangan (asset, neraca, dan modal) Hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya) Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Rentabilitas dan Profitabilitas Indikator pasar modal Menilai perkembangan dari waktu ke waktu Melihat komposisi struktur keuangan dan arus kas 29 Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Prastowo dan Julianty (2005 : 57) menyatakan bahwa : “Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan, dan intuisi. Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut.” Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan merupakan suatu unsur-unsur penggabungan yang terdapat dalam laporan keuangan yang menghubungkan antara data- data keuangan secara keseluruhan baik berupa angka maupun dalam bentuk pernyataan yang diinformasikan secara relevan, andal dan dapat dipercaya disajiakan untuk para pengguna internal & eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan ekonomi. . 30 2.5.3 Teknik Analisi Laporan Keuangan Harahap (2004 : 216) mengemukakan teknik dalam analisis laporan keuangan sebagai berikut : Metode komperatif Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan membandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui : Perbandingan dalam beberapa tahun (horizontal) Perbandingan satu tahun buku (vertikal), yang dibandingkan adalah unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan Perbandingan dengan perusahaan yang terbaik Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (industrial norm) Perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan) Trend Analysis Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analisis ini biasanya dibuat melalui grafik. Common size financial statement (laporan bentuk awam) Metode ini adalah merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. Metode Indeks time series Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini maka dibuat indeks tahuntahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angkaangka laporan keuangan tersebut pada periode lain. Rasio Laporan Keuangan 31 Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan. Analisis sumber dan penggunaan kas dan dana Analisis sumber dan penggunaan dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan dan dilihat mutasinya. Semua teknik analisis yang digunakan itu adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis sebuah laporan keuangan. Dan kesemua teknik tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti oleh para pembacanya sehingga dapat digunakan dengan baik sebagai landasan dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihakpihak yang membutuhkan. 2.6 Analisis Rasio Keuangan 2.6.1 Rasio Sebagai Analisis Suatu ukuran sangat dibutuhkan oleh seorang analisis dalam melakukan sebuah analisis dan interprestasi sebuah laporan keuangan. Suatu ukuran digunakan untuk menjadi sebuah patokan dalam analisis sehingga akan meminimumkan adanya penyimpangan dalam kegiatan analisis. Dan ukuran yang banyak digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah rasio. Dengan menggunakan sebuah ratio kita mengetahui gambaran kuantitatif dari keadaan suatu perusahaan. Menurut Gitman (2003 : 49) analisis ratio adalah : “Ratio analysis involves methods of calculating and interpreting financial ratios to analyze and monitor the firm’s performance.” Menurut Harahap (2004: 297) mernyatakan bahwa : “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).” Sedangkan menurut Sundjaja (2002:68), 32 “laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”. Berdasarkan hal diatas diketahui bahwa analisis laporan keuangan merupakan sebuah teknik yang biasa dilakukan oleh manajer keuangan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan yang dilakukan dengan cara membandingkan dua variabel yang berasal dari pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. 2.6.2 Jenis Rasio Keuangan Untuk menganalisis suatu laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara analisis rasio keuangan. Hal ini dilakukan karena menganalisis rasio keuangan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan penggunaannya relatif mudah. Rasio keuangan yang dianalisis pun beragam sesuai dengan tujuannya. Berikut jenis rasio keuangan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2007 : 70) berdasarkan tujuan pengukurannya, yaitu : Rasio likuiditas, yaitu rasio yang tujuannya untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio leverage, yaitu ratio yang tujuannya untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio aktivitas, yaitu ratio yang tujuannya untuk mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam perusahaan. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang tujuannya untuk menunjukkan ukuran tingkat efektivitas dari manajemen seperti ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi. 33 Rasio pertumbuhan, yaitu rasio yang tujuannya untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi ditengah pertumbuhan ekonomi dan sektor usaha. Rasio penilaian yaitu ratio yang tujuannya untuk memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usaha diatas biaya investasi. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang diwakili oleh return on equity rasio (ROE). Rasio ini dipilih peneliti karena ratio ini dianggap akan sangat mempengaruhi nilai perusahaan dalam hal harga sahamnya. Profitabilitas yang tinggi akan membuat nilai perusahaan juga akan meningkatkan, ini seperti yang dikatakan oleh Shapiro (1991) dalam jurnalnya “Profitabilityratios measure management objectiveness as indicated by return on sales, assets, and owners equity”. 2.6.3 Manfaat Analisis Rasio Dengan menganalisis sebuah laporan keuangan akan didapat sebuah gambaran mengenai keadaan suatu perusahaan. Menurut Sartono (2001 : 113) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen keuangan (teori, konsep, dan aplikasi” menyatakan bahwa : “Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang financial yang akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa mendatang.” Berdasarkan rasio itu kita dapat mengetahui besarnya kemampuan dalam menciptakan laba dari perusahaan itu, besarnya penggunaan hutang yang digunakan perusahaan apakah masih rasional atau tidak, dan perencanaan pengeluaran yang akan digunakan dalam kegiatan investasi. Sehingga bila ada penyimpangan perusahaan dapat memperbaikinya dengan segera dan akhirnya tujuan perusahaan tercapai dan bagi pemegang saham pun kemakmurannya akan meningkat. 34 2.7 Pasar Keuangan 2.7.1 Pengertian Pasar Keuangan Dalam berinvestasi perlu diperhatikan perihal seperti tempat, skema, regulasi, ketepatan yang mencoba untuk lebih mengorganisir aktivitas investasi, tempat berinvestasi tersebut misalnya pasar keuangan. Menurut Gitman (2003:32) mengemukakan pemikirannya mengenai pasar keuangan sebagai berikut: “Financial markets are forums in which suppliers of funds and demanders of funds can transact business directly. The two key financial markets are the money market and the capital market.” Block (2005:625) mendefinisikan pasar keuangan sebagai berikut: “pasar keuangan merupakan tempat untuk orang-orang, lembaga, dan institusi yang mana membutuhkan dana untuk dipinjam atau diinvestasikan. Menurut Rusdin, (2008:45) pasar keuangan adalah : “Tempat dimana terjadinya proses proses terjadinya pertukaran uang atau dana oleh pihak tertentu untuk mencapai tujuannya masing-masing.” Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar keuangan merupakan titik temu anatara penawaran dan penerimaan akan financial assets disamping investasi pada pasar modal. Pasar keuangan adalah tempat dimana financial assets dan jasa-jasa keuangan yang diperdagangkan, baik yang baru diperdagangkan maupun yang sudah diperdagangkan dan berfungsi sebagai penghubung antar unit yang membutuhkan dana dan unit yang kelebihan dana. Jadi secara umum, fungsi pasar keuangan adalah untuk mempertemukan calon peminjam dari yang memiliki dana berlebih. 35 2.8 Pasar Uang 2.8.1 Pengertian Pasar Uang Pasar uang merupakan tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka pendek, dimana asset keuangan beredar kurang dari satu tahun. Menurut Pakarti (2001:20) pasar uang didefinisikan : “Suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara.” Djiwandono (2001 : 220), mendefinisikan pasar uang adalah sebagai berikut: “ Pasar uang merupakan pertemuan permintaan dan penawaran akan dana jangka pendek”. Sedangkan Menurut Joesoef (2008:8) mendefinisikan Pasar Uang adalah sebagai berikut : “Suatu mekanisme dimana dana dapat dipinjam / diinvestasikan melalui instrumen-instrumen finansial jangka pendek (biasanya tidak lebih dari satu tahun). Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pasar uanga adalah tempat bertemunya pihak yang berlebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu yang pendek. 2.9 Pasar Modal 2.9.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan tersebut digunakan untuk jangka waktu yang lama dalam tujuan menunjang pengembangan usaha organisasi atau perusahaan. Kegiatan jual beli dana tersebut dilakukan dalam suatu lembaga resmi yang disebut bursa efek. 36 Menurut Undang-undang Repoblik Indonesia No. 8 Tahun 995 tentang pasar modal pasal 1 ayat 13 mendefinisikan pasar modala adalah sebagai berikut: “Pasar modal adalah kegiatan bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Menurut Gitman (2003:25) mengemukakan pengertian pasar modal sebagai berikut : “pasar modal adalah sebuah pasar yang mana para penyedia dana dan pihak yang membutuhkan pendanaan jangka panjang memungkinkan untuk melakukan suatu transaksi.” Selanjutnya menurut Sundjaja dan Barlian (2003:424) mendefinisikan pasar modal dalam dua arti sebagai berikut: Pengertian Pasar Modal dalam arti yang sempit : “Pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dalam jangka waktu yang panjang.” Pengertian Pasar Modal dalam arti yang luas : “Pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersil dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek.” Sedangkan menurut Block (2005:646) mengemukakan definisis pasar modal dari beberapa instrumennya adalah sebagai berikut : “Capital markets are competitive market for equity securities or debt securities with maturitiesof more than one year. The best example of capital market securities are common stock, bond and preferent stock.” 37 Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah suatu tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli didalam kegiatan jual beli dana jangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, dan berfungsi sebagai sumber pembiayaan dunia usaha dan alternayif untuk melakukan investasi bagi investor maupun masyarakat. 2.9.2 Peranan Pasar Modal Hampir semua negara didunia ini memiliki pasar modal yang bertujuan untuk menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Pasar modal dalam suatu negara bisa berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau menerbitkan obligasi (Jogiyanto 2003:11) 2.9.3 Jenis-Jenis Pasar Modal Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal menurut Jogiyanto (2003:15) ada beberapa macam yaitu : 1. Pasar Perdana (Primary Market), yaitu pasar modal yang menjual pertama saham sekuritas lainnya sebelum sekuritas tersebut dicatatkan di bursa efek. Harga pasar di pasar ini ditentukan oleh peminjam emisi dan peruahaan yang go public. 2. Pasar Sekunder (Secondary market), yaitu pasar modal dalam bentuk bursa efek yang memperjualbelikan saham dan sekuritas pada umumnya setelah penjualan di primary market. Harga pasar di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi faktor emiten. 3. Pasar Ketiga (Third Market), yaitu pasar modal tempat saham dan sekuritas lain diperdagangkan diluar bursa efek. 38 4. Pasar Keempat (Fourth Market), yaitu pasar perdagangan saham antar investor atau antar pemegang saham tanpa melalui pialang atau perantara dagang efek. 2.9.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal Pasar modal sebagai tempat bertemunya penjual (emiten) dan pembeli (investor) tentu memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi pasar modal seperti yang dikemukakakn Husnan (2001:6) sebagai berikut : 1. Supply Sekuritas Berarti banyak perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas. Hal ini bukan hanya berarti bahwa banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekurutas, tetapi juga berarti bahwa rencana penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan sekuritas tersebut memang menguntungkan. 2. Demand akan Sekuritas Berarti tersedia jumlah dana yang memadai untuk membeli sekuritassekuritas yang ditawarkan ini berarti harus terdapat sejumlah pihak yang mempunyai dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membeli sekurutas-sekuritas yang ditawarkan. 3. Kondisi politik dan ekonomi Kondisi ekonomi politik dan ekonomi yang stabil dan dinamis merupakan syarat perkembangan dunia bisnis. Perkembangan bisnis akan menyebabkan permintaan akan dana (baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang) meningkat. Peningkatan permintaan ini yang akhirnya akan mendorong berkembangnya pasar modal. 4. Masalah hukum dan peraturan Masalah kepastian hukum dan peraturan sering merupakan masalah yang menjadi penghambat di Negara-negara yang sedang berkembang. Dalam bidang apapun nampaknya terjadi gejala ketertinggalan hukum dan peraturan dari perkembangan ekonomi. Peraturan yang melindungi para pemodal dari kecurangan (abuse) pihak emiten perlu ditegakkan. 39 5. Peran lembaga-lembaga pendukung Pasar Modal Lembaga pendukung pasar modal, seperti Badan Pengawas Pasar Modal (Stock Exchange Commision) yang memberikan ijin (dengan memeriksa perusahaan) bagi calon emiten, Bursa Efek, para pialang, Underwriter, akuntan, ahli umum, dan sebagainya harus telah ada dan bisa bekerja secara professional untuk mendukung beroperasinya pasar modal. 2.9.5 Instrumen Pasar Modal Indonesia Instrumen pasar modal pasa prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbeliakn melalui pasar modal. Instrumen pasar modal merupakan suatu bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya, yang dapat diperjualbelikan. Pemegang instrumen pasar modal mengharapkan memperoleh keuntungan dengan menahan instrumen tersebut. Pengertian efek menurut Undang-Undang Pasar Modal RI No. 8 Tahun 1995 butir 5 tentang Pasar Modal adalah sebagai berikut: “Efek adalah surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap rights, waran, opsi atau setiap turunan (derivative) dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek. Sedangkan menurut ”Paduan Bursa Efek Indonesia” mengenai instrumen pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, antara lain: 1. Saham Biasa (Common Stock) Merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dimiliki oleh pemilik saham berasal dari dividen dan kenaikan harga saham (capiatal gain). Pemilik saham biasa memiliki hak memilih dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian dividen, pengangkatan Direksi, Komisaris, dsb. 40 2. Saham Preferen (Preferrend Stock) Saham preferen adalah saham istemewa, yaitu pemilik akan menerima sejumlah dividen dengan jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak pilih dalah RUPS. 3. Obligasi (Bond) Obligasi adalah surat berharga yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (pemodal atau investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Obligasi tersebut membayarkan bunga yang ditujukan oleh coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut. 4. Obligasi Konversi Obligasi konversi hampir sama dengan obligasi biasa, yaitu mempunyai coupon rate, memiliki waktyu jatuh tempo, dan punya nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu dapat dikonversi (tukar) menjadi saham biasa sesuai persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Right Issue Merupakan produk turunan (derivative) dari saham. Right Issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Biasanya hak ini diberikan kepada pemegang harga saham lama ketika dilakukan penawaran umum terbatas. 6. Reksadana (Mutual Fund) Adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut juga manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. 7. Warant Meruapakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut, dengan harga tertentu, dan pada waktu tertentu. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang 41 nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun, setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham, maupun waran dapat diperdagangkan terpisah. Dengan demikian terlihat jelas bahwa pasar modal indonesia adalah tempat jual beli dana dalam berbagai bentik kepemilikan yang dapat dipilih oleh investor dalam alternatif investasi terhadap suatu perusahaan. 2.9.5 Mekanisme Pasar Modal Indonesia Pada tahap awal, perusahaan harus melakukan penawaran umum. Penawaran Umum (go public) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal dengan cara menjual saham atau obligasi. Penawaran umum dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada publik sehingga masyarakat dari berbagai lapisan membeli dan turut memegang saham atas perusahaan yang menerbitkan saham. Berikut ini merupakan tahapan yang harus dilakukan perusahaan dalam proses penawaran umum go public. Tahap persiapan 1. Perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membentuk kesepakatan di antara para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah sepakat, emiten menentukan penjamin emisi serta lembaga dan penunjang pasar yang meliputi lembaga-lembaga berikut ini.[6] 2. Penjamin emisi (under writer), merupakan pihak yang membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Tugasnya antara lain, menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan. 42 3. Akuntan publik (auditor independen), merupakan pihak yang bertugas melakukan audit dan pemeriksaan laporan keuangan calon emiten. 4. Penilai, yaitu pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan tingkat kelayakannya. 5. Konsultan hukum (legal opinion) membantu dan memberikan pendapat dari sisi hukum. 6. Notaris bertugas membuat angka-angka perubahan anggaran dasar, akta-akta perjanjian, dan notulensi rapat. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran Calon emiten melakukan pendaftaran dengan dilengkapi dokumendokumen pendukung kepada Bapepam. Kemudian bapepam memutuskan calon emiten memenuhi persyaratan atau tidak. Tahap Penawaran Saham Pada tahapan inilah emiten menawarkan sahamnya kepada masyarakat investor melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Dalam tahapan ini keinginan investor untuk memiliki saham terkadang tidak terpenuhi. Misalnya, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 150 juta lembar saham, sementara investor berminat untuk sejumlah 250 juta lembar saham. Investor yang belum mendapatkan saham dapat membelinya di pasar sekunder setelah saham dicatatkan di bursa efek.[8] Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek Setelah saham ditawarkan di pasar perdana, selanjutnya saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Pencatatan saham dapat dilakukan di bursa efek tersebut. 43 Proses perdagangan di bursa : Gambar 2.1 Sumber : www.idx.co.id Proses perdagangan secara remote : Gambar 2.2 Sumber : www.idx.co.id 44 2.10 Rasio Profitabilitas 2.10.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Berikut ini adalah pengertian profitabilitas menurut beberapa pakar keuangan. Riyanto (2001:35) juga menjelaskan bahwa : “ Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut “. Sartono (2001:122) menjelaskan : “ Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri ”. Sedangkan menurut Harahap (2006:304) : “ Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya“. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berhubungan dengan penjualan, jumlah aktiva maupun modal sendiri. 2.10.2 Pengertian Rasio Profitabilitas Dalam kegiatan bisnis, setiap perusahaan pasti tujuan utamanya akan berorientasi pada laba (keuntungan). Untuk mendapatkan laba maka perusahaan harus dapat menjual suatu barang lebih tinggi dari pada biaya produksinya. Oleh 45 karena itu setiap perusahaan akan selalu melakukan sebuah perencanaan dalam penentuan laba yang akan diperoleh dimasa mendatang. Namun perencanaan laba yang akan diperoleh ini pun hanya peramalan saja, bisa terjadi perubahan berdasarkan situasi dan kondisi yang akan terjadi dimasa depan berbeda dengan yang telah direncanakan. Salah satu alat untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang biasanya dilakukan adalah rasio profitabilitas. Melalui adanya rasio profitabilitas maka akan memberikan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu dan melalui informasi itu suatu perusahaan bila melakukan estimasi penerimaan laba dimasa mendatang. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba atau profit yang optimal melalui semua kemampuan dari semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan. Menurut Harahap (2004:304) : “ Rasio profitabilitas adalah salah satu teknik analisis rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.” Menurut Martono dan Harjito (2007:59) : “ Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi.” Sedangkan Menurut Sugiono dan Untung (2008:70) : “ Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemen yang mencerminkan pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja 46 perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal.” Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (keuntungan). 2.10.3 Ukuran Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan tolak ukur menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Menurut Irawati (2006:58), untuk mengukur rasio profitabilitas digunakan rasio-rasio sebagai berikut : Net Profit Margin (NPM) Gross Profit Margin (GPM) Operating Profit Margin (OPM) Operating Ratio (OR) Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE) Earning per Share (EPS) Return On Investment (ROI) Hanafi dan Halim (1996) menyatakan bahwa : “ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE yang berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Hal ini berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan.” Berdasarkan data yang tersedia pada laporan keuangan ICMD, dalam penelitian ini penulis menggunakan Return On Equity (ROE) sebagai indikator rasio profitabilitas. 47 Menurut Martono dan Harjito (2007 : 60) : ”Return On Equity (ROE) atau yang sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi pihak pemilik modal sendiri.” Rumus Return On Equity adalah : 2.11 Nilai Perusahaan 2.11.1 Pengertian Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat diukur dengan dari tinggi rendahnya harga saham di perusahaan yang bersangkutan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi perusahaan itu sendiri. Menurut Sartono (2001 : 226) “Nilai perusahaan merupakan penjumlahan nilai sendiri (E) dan nilai utang (D).” Pengertian nilai perusahaan menurut Brigham dan Erhardt (2002) adalah sebagai berikut : “Value is determined by result as reaveable in financial statement value of firm is stockholder wealth maximization, which translates into maximing the price of the firm’s common stock”. Menurut Brigham & Erhardt (2005) : “Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari free cash flow di masa mendatang pada tingkat diskonto sesuai rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital, WACC)”. 48 Free cash flow merupakan cash flow yang tersedia bagi investor (kreditur dan pemilik) setelah memperhitungkan seluruh pengeluaran untuk operasional perusahaan dan pengeluaran untuk investasi serta aktiva lancar bersih. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan dapat ditentukan dari perbandingan hasil sebagai kinerja perusahaan yang terlihat dari laporan keuangan, dimana nilai perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari free cash flow di masa mendatang pada tingkat diskonto sesuai ratarata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital,WACC). 2.11.2 Jenis-jenis Nilai Perusahaan Nilai perusahaan (Value of firm) berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham (nilai saham), maka nilai perusahaan akan maksimum. Memaksimumkan nilai perusahaan ini digunakan sebagai pengukur keberhasilan perusahaan berarti meningkatnya kemakmuran nilai perusahaan atau pemegang saham perusahaan. Menurut Gitman (2003:108), terdapat beberapa jenis nilai perusahaan yaitu terdiri dari : 1. Nilai Likuiditas (Liquidation Value) Nilai likuiditas adalah jumlah uang yang dapat direalisasikan jika sebuah aktiva atau sekelompok aktiva (contohnya perusahaan) dijual secara terpisah dari organisasi yang menjalankannya. 2. Nilai kelangsungan usaha adalah nilai perusahaan jika dijual sebagai operasi usaha yang berlanjut. 3. Nilai Buku (Book Value) Nilai buku suatu perusahaan adalah total aktiva dikurangi kewajiban dan saham preferen 4. seperti tercantum di neraca. Nilai Pasar (Market Value) Nilai pasar adalah harga memperdagangkan aktiva. 5. Nilai Intrinsik (Intrinsic Value) pasar yang digunakan untuk 49 Nilai intrinsik adalah harga saham-saham yang berdasarkan pada faktor yang dapat mempengaruhi penilaian. 2.11.3 Ukuran Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat didefinisikan sesuai dengan tujuan yang berbedabeda. Nilai likuidasi (liquidating value) merupakan nilai aktual per lembar saham yang akan diterima apabila seluruh aset perusahaan dijual sesuai harga saham, seluruh kewajiban dibayar dan kelebihannya dibagikan kepada pemegang saham (Gitman,2006:352). Nilai perusahaan berjalan (going concern value) adalah nilai perusahaan sebagai badan usaha yang masih beroperasi. Jika nilai perusahaan berjalan melebihi nilai likuiditasnya, maka perbedaannya disebut sebagai nilai pasar perusahaan. Nilai buku per lembar saham merupakan jumlah per lembar sahan yang akan diterima jika seluruh aset perusahaan dijual sesuai nilai buku (nilai akuntansi) perusahaan. Kelebihan dari hasil penjualan tersebut, setelah dikurangi kewajiban perusahaan, dibagikan kepada pemegang saham (Gitman, 2006:351). Nilai buku yaitu nilai aktiva yang dicatat dalam akuntansi perusahaan. Aktiva dalam nilai buku diartikan sebagai sebuah perusahaan termasuk seluruh aktiva dam kewajibannya. Nilai pasar (market value) adalah harga jual suatu barang. Nilai buku per lembar saham adalah jumlah seluruh modal saham biasa perusahaan, agio saham dan akumulasi laba ditahan dibagi dengan jumlah lembar saham beredar (outstanding share). Nilai pasar saham adalah nilai yang akan dibayar untuk selembar saham. Nilai ini bisa lebih atau kurang dari nilai buku saham, karena nilai pasar tergantung pada laba perusahaan, sedangkan nilai buku mencerminkan nilai historis. Nilai pasar dapat dilihat melalui harga saham perusahaan yang terjadi di bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan nilai perusahaan pada harga pasar yang di ukur dengan Price Book Value (PBV), Price Book Value (PBV) merupakan bagian dari rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. 50 Menurut Slamet (2003:41) : ” Price Book Value digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued atau overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar”. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Price Book Value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut : Perusahaan yang berjalan baik pada umumnya rasio PBV-nya mencapai di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin tinggi rasio ini akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi rasio tersebut, maka akan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham dan semakin besar rasio PBVnya, semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor. 2.12 Pengaruh profitabilitas dengan nilai perusahaan Dalam hal tingkat profitabilitas perusahaan berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan. Hal ini juga sesuai dengan teori singnally theory oleh Bhattacarya (1979) dalam jurnalnya yang berjudul “Imperfect information, dividend policy and the bird in the hand fallacy” yang mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas perusahaan merupakan salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan dimasa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk 51 membeli saham perusahaan tersebut dikarenakan investor memiliki pemikiran bahwa investasi pada perusahaan tersebut akan mendatangkan keuntungan. Dan tentu saja hal ini mendorong harga saham perusahaan tersebut naik menjadi lebih tinggi karena permintaan akan saham ini meningkat sedangkan saham yang beredar sama. Menurut Tjaraka (2008) mengemukakan bahwa, “return on equity sangat mempengaruhi harga saham perusahaan yang bersangkutan di samping faktor-faktor yang lain seperti earning per share, debt equity ratio dan lain-lain. Tingkat profitabilitas yang cukup tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini merupakan suatu daya tarik bagi investor yang mengakibatkan meningkatnya nilai saham perusahaan. Dengan meningkatnya nilai saham perusahaan, maka saham tersebut diminati oleh banyak investor, yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan. Dengan demikian biasanya investor akan memilih perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai pasar kekayaannya melalui harga saham yang tinggi dan kemampuan perusahaan memberikan keuntungan berupa return on equity yang mempengaruhi nilai perusahaan.