Ringkasan Khotbah - 19 Apr'09 Mazmur 73:10-24 Pdt. Andi Halim Melalui pembelajaran dari pemazmur dalam mazmur 73 ini ada beberapa hal yang perlu dipaparkan pada khotbah kali ini : 1. Allah kita bukanlah Allah menurut paham Deisme. Bila kita menjalani hidup dengan fokus pada diri sendiri dan di dalam kehidupan sehari-hari, kita menyatakan bahwa Allah itu tidak ikut dalam urusan bisnisku, ini hakku, semuanya itu ada di tanganku dan Tuhan tidak ada hubungannya dengan kehidupanku maka hal seperti ini mengarah pada diri kita yang secara tidak langsung mengikuti paham Deisme meskipun kita tidak secara terbuka mengatakan setuju pada paham Deisme. Ada juga orang kristen yang tidak sepenuhnya penganut Deisme karena dalam hidupnya itu ada bagian dimana Allah berinteraksi di dalamnya namun ada bagian lain dimana Allah tidak berinteraksi seperti contohnya, untuk masalah hidup dan mati itu urusan Tuhan sedangkan jodoh itu bukan urusan Tuhan tetapi diri sendiri yang menentukan. Alkitab justru menentang hal-hal tersebut dan memaparkan dengan jelas bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu dan tidak ada perkara yang dapat terjadi di luar kekuasaan serta kedaulatan Allah. Di dalam tulisan Yoh 5:17 jelas menunjukkan bahwa ajaran Deisme itu salah. Tidak pernah ada satu pernyataan pun dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa Allah itu sudah tidak bekerja lagi di era akhir ini. Begitu pula apa yang tertulis dalam Rom 8:28. Allah berkuasa atas segala sesuatu itu jelas dan tegas dinyatakan pula dalam Rom 11:36. 2. Dari pembacaan mazmur 73 ini, kita bisa melihat satu aspek yaitu pemeliharaan Allah (providensia Allah). Semua yang terjadi itu tidak ada yang terjadi secara kebetulan melainkan semua yang terjadi itu sudah diatur dalam kuasa Allah, inilah yang menjadi penghiburan dan kekuatan yang datang dari Tuhan. Kita perhatikan kembali Maz 73:16-20, ada tertulis kata “Kau taruh…, Kau jatuhkan…” yang menyatakan kalimat aktif berarti Tuhan telah mengatur mereka dan Tuhan yang tetap bekerja. Melalui semua peristiwa, Tuhan mau meneguhkan anak-anak-Nya untuk tetap percaya bahwa Allah adalah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. 3. Pergumulan pemazmur seperti yang tertulis pada ayat 13-14. Hal yang menyakitkan bagi pemazmur. Hal-hal seperti itu dimaksudkan menguji integritas seseorang di dalam mentaati Tuhan. Tuhan menguji integritas terhadap kekudusan hidup. Apabila kita masih terus saja menggunakan ‘kacamata’ manusiawi maka kita akan goyah. Apalagi saat ini sudah banyak orang kristen yang hidupnya pragmatis. Namun akhirnya, Tuhan mencelikkan mata pemazmur dan memperlihatkan akhir hidup orang-orang fasik dan menunjukkan kehidupan pemazmur yang tidak sia-sia. Hidup beritegritas bukanlah hal yang mudah bagi orang kristen. Marilah kita menjadi orang kristen yang bukan hanya pandai mendengar 1/2 Ringkasan Khotbah - 19 Apr'09 firman, tetapi juga selalu bergumul untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Selanjutnya pada ayat 21-22. Apa yang dimaksud dari kalimat ‘seperti hewan aku di dekat-Mu’ dalam ayat 22 tersebut? Pernahkah kita berada di tengah obrolan dengan suatu topik pembicaraan dimana topiknya tidak kita mengerti sama sekali? Apalagi diri kita di samping Tuhan. Hal seperti itulah yang dirasakan oleh pemazmur dengan perkataannya, yang sulit mengerti apa yang Tuhan maksudkan. Walaupun tidak mengerti, pemazmur mengatakan untuk tetap dekat dengan Tuhan. Pemazmur tetap dekat kepada Tuhan karena Tuhan itu begitu mulia, Tuhan yang tidak pernah salah, dan selalu bertindak benar. Di ayat 21-24 yang kita baca, pada kalimat ‘Engkau memegang tangan kananku’ dan ‘dengan nasihat-Mu, Engkau menuntun aku…’ hal-hal itulah yang menjadi penghiburan bagi pemazmur. Tuhan adalah Konselor dan Pembimbing yang terbaik maka kita mau menurut kepada-Nya karena Tuhan yang memegang tangan kita. *) Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah. 2/2