PERKAWINAN : SEGERA ATASI MASALAH YANG TIMBUL Bagi yang belum melaluinya, pernikahan mungkin dianggap mudah. Namun, pada hakikatnya terdapat banyak 'ranjau' yang harus ditempuh. Bagi mereka yang tidak sabar dan tidak ada pegangan, kekacauan dalam rumahtangga mudah terjadi. Bahkan, bisa sampai terjadi perceraian. Anda tidak perlu khawatir dengan kenyataan demikian. Ingatlah terdapat lebih banyak orang yang berhasil dalam perkawinan. Rumahtangga mereka dipenuhi keharmonisan dan kasih sayang. Mereka kekal aman sebagai pasangan suami isteri yang bahagia, hingga ke anak cucu. Yang terpenting ialah sikap anda serta inisiatif yang diambil untuk memperindah pernikahan dari waktu ke waktu. Walaupun pernikahan anda berada dalam keadaan baik, anda haruslah senantiasa 'memeriksanya'. Segera atasi setiap masalah yang timbul. Jangan menunggu sehingga ia menjadi semakin parah. Di saat itulah segala-galanya mungkin sudah terlambat. Anda seharusnya memberikan perhatian sepenuhnya kepada pernikahan, juga pasangan anda. Maksudnya, jika pernikahan mulai pincang, jangan segera mengaku kalah, menyerahkan kepada keadaan atau mencari-cari kesalahan orang lain. Sepatutnya samasama mengusahakan penyelesaian untuk menjernihkan kekeruhan. MEMBUAT KEPUTUSAN Sering terjadi suami atau isteri mencoba menonjolkan bahwa dialah yang berkuasa dalam membuat sesuatu keputusan. Hal seperti itu perlu dihindari. Pasangan anda sebenarnya adalah 'rekan bisnis'. Justru, sama-sama berpadu tenaga untuk memperbaiki hubungan. Jika salah seorang dari anda merasa kalah dalam perebutan kekuasaan tersebut, hal itu dapat menggoyahkan pernikahan anda berdua. Banyak juga suami atau isteri yang kurang berkomunikasi atau menunjukkan reaksi mesra terhadap pasangannya. Sebenarnya perlakuan seperti memegang tangan atau mengurut punggung pasangan membuat dia gembira. Sekaligus menambahkan kemesraan di antara anda berdua. Gembirakanlah hati pasangan anda. Yaitu pada waktu setelah bertengkar ataupun di waktuwaktu biasa. Lakukanlah setiap hari. Hal itu pasti menumbuhkan suasana harmonis, penuh kegembiraan dalam rumahtangga. Memang tidak dapat dipungkiri kadangkala perlakuan pasangan kita membuatkan kita jadi marah. Anda berhak untuk marah, tetapi lakukanlah dengan tidak memusnahkan kasih sayang. Daripada menjerit atau menyergah, ada baiknya anda duduk bersama pasangan anda. Terangkan kepadanya apakah kesalahannya yang telah membuat anda jadi marah. Dengan cara ini dapat mengelakkan 'serangan balasan' darinya. Sebagai pasangan yang baik, dia pasti mencoba memperbaikinya di masa akan datang. Di samping itu, anda berdua akan lebih memahami antara satu sama lain. Dalam sebuah pernikahan, seharusnya tidak ada rahasia di antara suami isteri selama hal itu tidak mengganggu keutuhan rumah tangga. Ada baiknya anda berdua saling menceritakan masalah, harapan dan impian masing-masing, tentunya dengan cara lemah lembut. Ini lebih besar maknanya daripada anda menceritakannya kepada orang lain yang belum tentu berminat mendengarnya. Urusan keuangan sering menjadi puncak perselisihan suami isteri. Membiayai perbelanjaan dalam rumah tangga memang menjadi tanggung jawab suami. Jika si isteri juga bekerja dan ingin membantu meringankan beban suami, itu adalah tidak dilarang dan lebih baik. Ia merupakan sedekah dari isteri. Namun, jika hanya suami yang bekerja dan pendapatannya tidak besar, si isteri haruslah senantiasa ridha dengan rezeki yang ada. HORMATI PENDIRIAN PASANGAN ANDA Setiap individu mempunyai pendirian dan cara berpikir yang tersendiri. Dengan kenyataan ini, anda seharusnya dapat menerima perbedaan yang terdapat di antara anda dan pasangan anda. Jangan anggap perbedaan pendapat dengannya sebagai suatu tindakan melawan atau sebagainya. Pasangan anda tidak mungkin berpikir sama persis dengan jalan pikiran anda. Dia bebas mempunyai cara berpikir sendiri. Anda seharusnya menghormati pendiriannya itu, sebagaimana anda sendiri mau diri anda dihormati, dan selagi pikirannya itu tidak bertentangan dengan kehendak al-Quran dan sunnah. Terdapat juga segelintir suami atau isteri yang tidak dapat membedakan keperluan yang seharusnya didahulukan. Sebagai contoh: suami diundang menghadiri jamuan malam, merayakan ulang tahun perusahaan tempatnya bekerja sedangkan isterinya di rumah sedang demam dan terlantar sendirian. Ataupun isteri diminta berada di rumah pada hari minggu karena rekan-rekan suaminya akan datang berkunjung, sedangkan pada hari tersebut isteri ingin pergi berbelanja bersama kakaknya. Ternyata si suami dan isteri bersangkutan tidak dapat menyadari hal mana yang perlu didahulukan. Sepatutnya anda tanya diri sendiri, "Siapakah yang lebih penting dalam hidup saya; suami atau isteri saya atau orang lain? Siapakah yang akan sentiasa bersama saya, dalam suka dan duka?" Anda mungkin ingat banyak perkara yang pernah dilakukan oleh orang tua anda sepanjang perkawinan mereka. Tentu banyak perlakuan positif yang perlu anda teladani. Namun, tidak dapat disangkal pasti ada perlakuan negatif yang perlu anda hindarkan. Contohnya, ibu anda mungkin tidak memperhatikan sarapan ayah atau ayah pula sering memarahi ibu di hadapan orang lain. Perkara begini sepatutnya dihindari dalam hubungan anda suami isteri. Dengan kata lain, jangan ulangi kesalahan orang tua dahulu. Pernikahan akan lebih kukuh, malah diberkati jika pasangan mempunyai sesuatu pegangan atau rujukan. Yakni untuk menentukan tindakan wajar yang harus diambil dalam menangani segala masalah yang timbul. Pegangan dan rujukan yang paling ideal, tidak lain dan tidak bukan ialah al-Quran dan hadith. Dengannya, anda akan dapat membina perkawinan yang sempurna, penuh kasih sayang, dan senantiasa diberkati. (sumber: artikel di [email protected])