sintesa - Digital Library UIN Sunan Kalijaga

advertisement
SINTESA
Jurnalllmiah Pendidikan
Diterbitkan sejak Juli 2011
Y ayasan Pendidikan Islam (YPD Al Rahmah Yogyakarta
Pimpinan Umum
Sembodo Ardi Widodo
Pimpinan Redaksi
Sangkot Sirait
Redaktur Pelaksana
M. Imam Zamroni
Imam Machali
Muhajir
Tim ahli
Nizar Ali
Abdurrahman Assegaf
MahmudArif
Machas in
AbdulMunip
Alamat Redaksi
Y ayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Rahmah
n. Ori 1 No. 2 Papringan Yogyakarta 55281
Telepon: (0274) 514718-385238
Email: [email protected]
Jurnal ilmiah SINTESA diterbitkan dua kali dalam satu tahun. Jurnal ini
memfokuskan pada seputar wacana pendidikan. Redaksi menerima
sumbangan artikel ilmiah yang merupakan hasil penelitian atau artikel
ilmiah lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan yang akan dimuat tanpa
mengubah subtansi dari tulisan ygng dikirimkan. Ketentuan naskah untuk
jumal SINTESA dapat dibaca pada halaman dalam sampul belakang.
EDITORIAL JURNAL
Tidak bisa clipungkiri bahwa pemikiran para tokoh pencliclikan
Islam pada zaman dulu telah memberikan kontribusi bagi perkembangan
pencliclikan Islam saat ini. Kontribusi pemikiran para tokoh tersebut juga
telah menciptakan berbagai macam aliran/ paham dalam pencliclikan
Islam dewasa ini, seperti aliran religius konservatif, aliran humanistic dan
lain sebagainya. Berkembangnya aliran pernikiran penclidikan Islam tidak
dapat clipisahkan dengan perjumpaan pemikiran filsafat Yunani dengan
pemikiran umat Islam clitandai berkembangnya ilmu pengetahuan yang
clicapai masa keemasan umat Islam.
Berbagai macam corak dan aliran dalam pendidikan yang sudah
digagas oleh para tokoh penclidikan tersebut tentunya membawa
sejumlah implikasi dalam dunia pencliclikan secara praktis. Inovasi dan
upaya pengembangan pemikiran pencliclikan islam terus dilakukan oleh
pemerhati dan paktisi pencliclikan Islam. Sebngga perkembangan
pendidikan Islam semakin beragam. Tak jarang, sinergi dati pemikiran
tokoh-tokoh pendidikan membuahkan gagasan baru yang brilian dan
mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pencliclikan
Islam. Contoh praksis dapat cliketahui sekarang ini dengan banyaknya
lembaga pencliclikan islam yang cukup berkualitas.
Jurnal Ilmiah Sintesa kali ini mencoba untuk mengangkat
sejumlah artikel yang membahas tentang pemikiran pendidikan islamyang didahului dengan diskursus pemikiran pendidikan islam dati
sejumlah tokoh dan kemuclian untuk melihat implikasi pada pencliclikan
islam dalam realitas praktis. Artikel pertama eli tulis oleh Wiji Hidayati
dengan judul Aliran Pemikiran Penclidikan Islam Religius Konservatif
dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam. Tulisan ini mencoba untuk
mencliskusikan pemikiran al-Ghazali terkait dengan pendidikan Islam.
Aliran pencliclikan versi al-Ghazali
masuk pada Aliran Religius
Konservatif, serta merupakan pencliclikan klasik, implikai alirannya dapat
dilihat dari kurikulum pada Madrasah Nidzamiyah, juga penclidikan
pesantren di pondok pesantran Krapyak Y ogyakarta terse but selata5
dengan aliran versi al-Ghazali yang religius konservatif pendiclikan
cenderung bersikap murni keagamaan, diantaranya pesantren juga
mengkaji kitab al-Ghazali cliantaranya ikhya' u/umuddin. Juga merupakan
Kurikukulum penclidikan klasik lebih menekankankan isi pencliclikan
yang cliambil dari clisiplin,-clisiplin ilmu, isi clisusun secara logis sistematis,
terstruktur dengan berpusat pada intelektual berupa kitab-kitab kuning.
Tulisan kedua clitulis oleh Siti Johariyah dengan judul Aliran Kalam
''Muktazilah: dan Implikaisnya dalam Pencliclikan. Dalam tulisan pendek
ini clisampaikan bahwa, Implikasi pemikiran Muktazilah dalam
pencliclikan, mengarah pada pemikiran pencliclikan yang rasional filosofis.
Akal dijadikan sebagai tumpuan dalam menghadapi realita kehidupan
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
iii
sosial masyarakat. Semua persoalan kehidupan diliadapkan pada a..lzal,
termasuk bagaimana akal memandang ilmu pengetahuan dan
manfaatnya. Hal ini tentu saja berimplikasi pada totalitas kegiatan
pendidikan, termasuk konten/isi pendidikan.
Berbeda dengan itu, artkel ketiga yang ditulis oleh Mujahid dengan
judul Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Islam. Dalam tulisan singkat ini disampaikan bahwa Teori belajar
Humanistik telah mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan (humanis) yang
sesungguhnya telah dimilki oleh setiap manusia. Nilai-nilai dasar
kemanusiaan yang dibangun oleh psikologi humanistik meliputi, fitrah,
potensi, bakat, kreatif, kebebasan, kasih sayang yang semuanya ini tidak
pemah dimilki oleh makhluk lain. Pendidikan Islam yang dibangun harus
berpijak dari nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Dalam prosesnya nilai-nilai
kemanusiaan tidak boleh diabaikan apalagi ditinggalkan, sebaliknya
pendidikan Islam hams mampu mengakomodir dan mengembangkan
nilai-nilai kemanusian.
Dalam ranah praksis pendidikan, tulisan keempat yang ditulis oleh
Endah Agustiani yang berjudul Humor Kekerasan Dalam Film AnakAnak TeleV:isi Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Pola
Pikir Anak-Anak. Dalam tulisan pendek tersebut dikatakan bahwa,
dewasa ini perteleV:isian Indonesia memang marak dengan tayangan
kekerasan, yang sudah menjadi inti cerita dengan kemasan berbeda dalam
setiap program acara, khususnya acara hiburan dan tayangan untuk anakanak, kekerasan dibalut sebagai suatu bentuk humor. Kekerasan yang
.terdapat pada realitas di ekploitasi oleh media mas sa dan dikemas ke
dalam bentuk hiburan yang disajikan kepada setiap kalangan tanpa
melihat batasan umur.
Tulisan kelima yang ditulis oleh Nur Hidayat dengan judul Peran
Pendidik Dalam Menanamkan Nilai - Nilai Keteladanan Pada Anak
Didik. Mendiskusikan tentang masalah pentingnya keteladanan dalam
pendidikan. Sedangkan artikel keenam yang ditulis oleh Sauqi Futaqi yang
berjudul Pendidikan dan Birokrasi Mengungkap Relasi Kekuasaan
Birokrasi dan Pendidikan, yang mengungkap kebobrokan birokarasi
pendidikan di Indonesia. Sedangkan artikel ketujuh ditulis oleh Aliyatin
Nafisah dengan judul Karakter Muslim Sejati Versus Muslim KTP dan
Efek Sosialnya Dalam Kehidupan Manusia, yang mengulas tentang
masalah keislaman. Dikotomi islam KTP dan Islam sejati ternyata juga
membawa implikasi dalam pemahaman pendidikan Islam.
Demikianlah beberapa sumbangan pemikiran dan fakta-fakta
pendidikan yang bisa dipaparkan dalam Jurnal Sintesa edisi kali ini, dan
redaksi mengucapkan selamat membaca !
Tim Redaksi
iv
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
E D ITO RIAL
DAFfARISI
ALIRANPR
Wiji~·ati..
ALIRAN KA
DALAM PE
Siti Johar!Jah...
TEORI BEJ
TERHADAI
Mujahid .... .. .
HUMORKI
Endah Agus:i-P ERAN PE
NILAIKET
ur~at -
PENDIDIK
Sauqi Futaqi..
KAR.AKTEl
DAN
EF
M.ANUSI.A..
Aliyatin - -c;i;
)kan pada akal,
1getahuan dan
>talitas kegiatan
Mujahid dengan
clap Pendidikan
l. Teori belajar
(humanis) yang
~ili.i-nilai dasar
meliputi, fitrah,
1uanya ini tidak
dibangun harus
;esnya nilai-nilai
~. sebaliknya
1engembangkan
ang ditulis oleh
rm Film Anaknbentukan Pola
;:atakan bahwa,
:ngan tayangan
. berbeda dalam
;.m untuk anakCekerasan yang
.an dikemas ke
rnlangan tanpa
an judul Peran
an Pada Anak
:ladanan dalam
1qi Futaqi yang
asi Kekuasaan
kan birokarasi
s oleh Aliyatin
tslim KTP dan
:lgUlas tentang
i ternyata juga
DAFTARISI
ED ITO.R IAL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR lSI......................................................... ............. v
ALIRAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
Wiji HidC!Jati ........ . ..... ... .......... . . ;........... .. ...... .........................
1
ALIRAN KALAM "MUKTAZILAH" DAN IMPLIKASINYA
DALAM PENDIDIKAN
Siti Joharfyah. .... ...................... .. .............. . .... .. .... .... . . . . ..... 25
TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
Ml!}ahid . .. . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . .... .. .... . 41
HUMOR KEKERASAN
Endah Agustiani ............... .... ... .. :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 55
PERAN PENDIDIK DALAM MENANAMKAN NILAI NILAI KETELADANAN P ADA ANAK DIDIK
N ur HidC!Jaf ................................................................ .. ....... ................... ...... 75
PENDIDIKAN DAN BIROKRASI
Sauqi Futaqi.... .... .. . .. .. .. .. . ..... . ...... ..... ........ ..... ...... .. ..... ... 89
KARAKTER MUSLIM SEJATI VERSUS MUSLIM KTP
DAN · EFEK SOSIALNYA DALAM
KEHIDUPAN
MANUS lA
Af!yatin N#sah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105
an fakta-fakta
tsi kali ini, dan
Tim Redaksi
idikan SINTESA
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
v
ALIRAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
Religius Konservatif dan lmplikasinya
dalam Pendidikan Islam
(Telaah Pemikiran Al-Ghazali)
Oleh: Wiji Hidayati
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstract
Variety of Islamic Thought in his footsteps can be traced from the marked
development of science reached the golden age of Islam, in continuing to shape the flow
of Islamic education, according to Muhammad ]awwad Rid/a which is divided into
three streams: the first stream of conseroative religious (a/-dinry a/-muhafidi), second rational religious lines (a/-dinitry a/- 'aq/an&J, and three pragmatic instrumental (a/Dzara'i . ) this paper willfocus on the stucfy of religious conseroative flow (al-dinry alal-muhafidi)with leaders of a/ - Ghazali and its implications in the thought of
Islamic education . Educational thought of a/- Ghaza!i prioritize religious knowledge
and maintain contimtiry of education during the religious character of Prophet. Can be
seen from his thoughts on cuniculum appear on AI- Ghazali's epistimologi oriented
sources of knowledge and how to get it al- Gha:?.fZii sqys that Qalbu I?J nature reacfy
to receive a// the essence of the oiject of science. Science available to it is divided into
two kinds: Syar'ryyah I dinryyah and aqliyyah I ghair Syar'ryyah, teacher, he is a
man of knowledge, charity and teaching, and the students have ten duty, with priority
Prioritize purification of reprehensible morals and vices, such thoughts have
implications in practice masakini Islamic education, include Islamic religious
education held in schools and boarding schools. Then this flow can be called a
conseroative religious education stream which retains all the classic heritage of
Knowledge, ideas or values that have been found I?J earlier thinkers.
Key Word: Aliran Religius Konservatif, Al- Ghazali, Pendidikan Islam.
PENDAHULUAN
Berkemb~ngnya
aliran pemikiran pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkari dengan perjumpaan pemikiran
filsafat Yunani dengan
pernikiran umat Islam ditandai berkembangnya ilmu pengetahuan yang
dicapai masa keemasan umat Islam, kita ketahui bersama bahwa masa
Volume 3, Nom or 1, Juli 2013
1
puncaknya adalah pada masa bani Abbasiyah di Bagdad terutama pada
masa berkembangnya Mu'tazilah selama 50 tahun mendapat dukungan
dari pemerintah, dengan pandangannya yang kosmopolit berhasil
mengadopsi ilmu dari tradisi Yunani dan mengembangkannya lebih jauh
dalam pemikiran Islam, tradisi keilmuan Islam1
Menurut Philip K.Hitti bahwa Titik tertinggi pengaruhYunani
terjadi pada masa al-Ma'mun, kecenderungan rasionalistik khalifah dan
para pendukungnya dari kelompok Mu'tazilah, menyatakan bahwa teksteks keagamaan harus bersesuaian dengan nalar manusia, mendorong
untuk mencari pembenaran pendapatnya itu dalam karya-karya Yunani2 •
Karena
mengedepankan rasional,
sebagian umat Islam
merisaukan atas pemikiran Mu'tazilah, maka Mu'tazilah secara perlahan
digeser dan diganti oleh pAliran Asy'ariyah dengan membangun kembali
ajaran yang pada saat itu menjadi warisan sunni Islam oleh Abu Hasan
Al-Asy'ari.
Adanya perkembangan perbedaan pemikiran umat Islam di atas,
melahirkan bidang pemikiran pendidikan Islam, pada hakekatnya
disebabkan adanya
esensi dan substansi ajaran Islam sendiri yang
memberi ruang gerak bagi penggunaan akal pikiran, serta motivasi untuk
berpikir bagi seseorang yang tentu dapat berdampak pada pemahaman
yang bervariasi antara satu tokoh satu dengan lainnya, sehingga memiliki
kecenderungan untuk membentuk aliran dan pemikiran tersendiri.
Muhammad Jawwad Ridla membagi aliran utama pemikiran
pendidikan Islam menjadi riga aliran yakni: Aliran religius konservatif (aldin!J al-muha.ftd:?) , kedua aliran religius-rasional (al-dinif!Y al- 'aqlan!J), dan
ketiga pragmatis instrumental (ai-Dzara'ij
Adapun tokohnya al-Ghazali, Nashiruddin
al-Thusi, Ibnu
Jamaah, Sahnun. Dalam makalah ini akan membahs satu aliran yakni
Aliran religius konservatif (al-din!J al- al-muhcifidi) dengan menelaah
pemikiran Al-Ghazali dan implikasinya dalam pendidikan Islam . Para
tokoh aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian sempit, yakni
1 Noeng Muhajir,
Suplemen Filstifat Edisi II: Filstifat Islam Telaah Fungsiona/
Cfogyakarta: Rake Sarasin, 2003) hlm. 2
2 Philip K Hitti, History ojThe Arabs: Rujukan Induk dan Paling OtoritatifTentang
Sdarah Peradaban Islam, terj. Gakarta: Serambi llmu Semesta, 2005) hlm. 386
3 Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi
Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan Islam
( Perspektif Sosiologis-Filoso.fts) terj. Mahmud Arif ( Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002) hlm.
74. Baca juga di buku tulisan Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan
Islam: Hadloroh Keilmuan Tokoh Klasik sampai Modern( Jakarta: raja Grafindo Persada,
2013) hlm. 57
2
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
K.a.rena
De
d.a.:!.
2.1- Ha dis
d2lam Tati . . -
--.::>e,m I
.
.
C2.::
1{1 T2D
.:>..ebidupan
~
}resina mbu.:::Igz::
bersama ~ D!z
ti:Jdakan ~
Aaapun yang
.KO!l.Ser\2.UI..
-~
-onservatif
Aajizl filsafu-;.
mran, bg&
~b~
setid.aknya 2.CZ
~=-
.
'
berupaya~
p2da kesrnh ,. ~
seperti ser:::l'C...:Z"
p~
~Luka:l 0~
m
,.
"elang rer
.
.
Q12SO 1251 ,y:~ C
,..._
Volum e 3,
td terutama pada
1dapat dukungan
nopolit berhasil
:annya lebih jauh
pengaruhY unani
;tik khalifah dan
kan bahwa tekslSia, mendorong
-karya Yunani2•
an umat Islam
secara perlahan
tbangun kembali
oleh Abu Hasan
1.at Islam di atas,
•ada hakekatnya
un sendiri yang
1 motivasi untuk
1da pemahaman
:hingga memiliki
'!!Sendiri.
tama pemikiran
; konservatif (alai- 'aqlanfy), dan
al-Thusi, Ibnu
ttu aliran yakni
ngan menelaah
tn Islam . Para
sempit, yakni
11
Telaah Fungsional
ing OtoritatifTentang
l.
hanya mencakup ilmu-ilmu yang clibutuhkan saat sekarang (hidup d.i
dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat (alThusi dalam Adab ai-Mu ta'allim) Penuntut ilmu berkeharusan
mengawali belajarnya dengan Kitabullah AI-Quran. la berusaha
menghafalkan dan mampu menafsirkannya. Ulumul Quran,
karena itu merupakan induk semua ilmu, lalu dilanjutkan belajar
al-Hadis dan Ulumul Hadis, Ushul, Nahwu dan Sharaf (Ibnu Jama'ah
dalam Tadzkirat.).
ALIRAN PENDIDIKAN RELIGIUS -KONSERVATIF
Pengertian
Aliran biasa clisebut madhhab atau madrasah, merupakan pola
pemikiran dan pelembagaan ideologis yang sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat, karena memperoleh akseptabilitas komunal dan
kesinambungannya eli topang oleh adanya sitem norma yang clisepakati
bersama. 4 Dianggap ideologis karena aliran sering mengarah pada
tindakan pembenaran dan pemihakan yang tak sepenuhnya rasional.
Adapun yang dimaksud dalah tulisan ini adalah aliran Religius
konservatif.
Aliran
Religius - konservatif (al-dinfy al-mucifidfj, terma
konservatif
menurut Abd. Rahman Assegaf semula dipakai dalam
kajian filsafafat Yunani,
secara historis paham conseroatism, ( latin:
conseroare, Inggris to preseroe) merupakan aliran politik dan falsafah sosial
yang berupaya memelihara dan mendukung lembaga-lembaga traclisional,
etidaknya adalah dengan melakukan perubahan secara bertahap dalam
masyarakat5; sebagian kalangan pendukung paham conservatism
berupaya untuk memelihara sesuatu seperti asalnya dengan menekankan
pada kestabilan dan kesinambungan, sedangkan kalangan lain menentang
modernisasi dan berupaya untuk kembali ke jalan dari sesuatu yang ada
eperti semula6
Penggunaan istilah conservatism secara politik pertama kali
dilakukan oleh Francois-Renr de Chateaubriand pada tahun 1819
menjelang revolusi perancis,
istilah conservatism secara historis
cliasosiasikan dengan politik sayap kanan yang sejak itu cliartikan secara
386
'fYU Muqaddimat fi
ri Pendidikan Islam
7acana, 2002) hlm.
~kiran Pendidikan
rrafindo Persada,
fidikan SINTESA
4
Mahmud Arif, "Episti.mologi Pendidikan Islam Kajian atas Nalar Masa
K.eernasan islam dan Implikasinya di Indonesia", Disertasz;
tidak diterbitkan
ogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunari Klijaga Yogyakarta) hlm. 121
5 Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh .. . hlm. 59
6 Ibid
olume 3, Nomor 1, Juli 2013
3
beragam. Edmund Burke, seorang politikus Anglo-Irlanelia yang bekerja
eli dewan umum Inggris ( British House of Commons) dan yang
menentang Revolusi perancis, elianggap sebagai salah satu pencliri faham
conservatism eli Inggris, paham ini secara sikap tidaklah menonjol
karakter filosofisnya, namun ia merniliki kekuatan tetap dalam
melaksanakan fungsinya yang tanpa batas waktu untuk mengembangkan
masyarakat yang bebas. 7
Bila peristilahan conservatism dikaitkan ke dalam pemikiran
peneliclikan Islam dengan nama religius konservatif, maka penafsiran
terhadap realitas dunia berpangkal dari ajaran agama sehingga semua
yang menyangkut tujuan belajar, pembagian ilmu yang dicari oleh
pembelajar, erika mu'allim dan muta'allim dan lain sebagainya harus
dibingkai dengan ajaran agama.
Persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagamaan.
Memalffiai ilmu dengan pengertian yang lebih sempit, yakni hanya
mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang (hidup eli dunia)
yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak eli akhirat. Sedangkan
menurut Muhammad Jawa Ridla mengatakan bahwa Aliran religius
konservatif ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan
cenderung bersikap murni keagamaan.
Para tokoh aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian
sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat
sekarang (hidup di dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat
kelak di akhirat (al-Thusi dalam Adab al-Mu ta'allim) Penuntut ilmu
berkeharusan mengawali belajarnya dengan Kitabullah AI-Quran.
la berusaha menghafalkan dan mampu menafsirkannya. Ulumul
Quran, karena itu merupakan induk semua ilmu, lalu dilanjutkan
belajar al-Hadis dan Ulumul Hadis, Ushul, Nahwu dan Sharaf (Ibnu
Jama'ah dalam Tadzkirat.).3 adapun tokoh-tokoh aliran pemikiran
pendidikan ini adalah a1Ghazali, 4 Nasiruddin al-Thusi. 8 Yang
pemikirannya cenderung pada basis keagamaan.
Aliran religius konservatif dalam peneliclikan Islam memiliki cirri
sangat Kendal dengan agama, sehingga merupakan suatu aliran yang
kental dengan keagamaan, agama sangat menjiwai pola pikir dan cara
pandang para tokohnya, tercermin dalam tujuan keagamaan sebagai
·tujuan penelielikan.
7
Ibid
Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi
Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat", Tiga Aliran Utama ... hlm. 22.
8
4
Jurnal 1/miah Pendidikan SINTESA
Latar Belakan<<:
-
;.:: ~ 06- lid2:1
ci:lgga ::n_, tu ~
Ciri e::
end.i d.i:k2.
.:!be:ralisme ;
_e32g2-i ben
re=c.at>at oen
-.. ,
~
p erta:n.a
m a:....
timbm
.
:.=-::::tayyah det
~ _...,...::l.rn.ha.n cj
_:_ sebllii!l
2'a
"~"'"'
~
_-.....
aadia yang beke~a
runons) dan yang
sam pendiri faham
tidaklah menonjol
[all
tetap dalam
mengembangkan
dalam pemikiran
maka penafsiran
a sehingga semua
yang dicari oleh
sebagainya harus
nurni keagatnaan.
cpit, yakni hanya
·dup di dunia)
kb.irat. Sedangkan
Aliran religius
!alan pendidikan
an pengertian
dibutuhkan saat
::nbawa manfaat
~ Penuntut ilmu
"'lab AI-Quran.
~ya . Ulumul
lalu dilanjutkan
dan Sharaf (Ibnu
..iran pemikiran
al-Thusi. 8 Yang
memiliki cirri
suatu aliran yang
>h pikir dan cara
::agamaan sebagai
rn.iyyu Muqaddimat fi
lm. 22.
~ndidikan
SINTESA
Latar Belakang sosial-filosofis aliran pendidikan Islam
Untuk memahami perkembangan aliran pemikiran pendidikan
Islam religius konservatif Menurut Muhammad Jawa Ridla, hendaknya
memahami bahwa dalam perjalanan sejarah dinamika sosial dan
ebudayaan masyarakat muslim ditemukan adanya "mutiara-mutiara" pendidikannya, dalam kurun waktu riga tahapan historis:
Tahap pertama, berawal dari hijrah Nabi Muhammad SAW
hingga berdirinya Dar af.:.Hikmah eli Baghdad tahun 217 H/ 832
_.f.;Tahap kedua, berawal dari berdirinya Dar al-Hikmah hingga
munculnya madrasah Nizamiyah di Baghdad sekitar tahun 462
H / 1065 M.dan Tahap ketiga, masa setelah era madrasah Nizamiyah
hingga runtuhnya kekhalifahan Turki U smani9 •
Ciri terpenting tahap pertama ditinjau dari sudut pemikiran
dan pendidikan adalah adanya kontrol pemikiran keagamaan atas
liberalisme" dan merebaknya keterikatan kuat ("konservatisme")
sebagai bentuk upaya menjaga kontinuitas masa Rasul dan upaya
memegang teguh terhadapnya. Memang, dalam beberapa hal
terdapat penyimpangan dari karakteristik general itu. Pada era
tahap pertama ini muncul gerakan rasionalisme Islam, sebagaimana
juga muncul pemikiran politik yang "sekuler": pemikiran politik
ang timbul dari terjadinya konflik antara pendukung dinasti
mayyah dengan para penentangnya, yang berakhir dengan
keruntuhan dinasti ini sehingga relatif tidak sampai berumur lama
bagi sebuah kerajaan besar. Peristiwa-peristiwa konflik politik
pada era Umayah sudah cukup populer dan tercatat dalam
lembaran sejarah yang berawal dari adanya pemberontakan
terhadap pemerintahan sahabat U sman dan berakhir dengan
jatubnya kekuasaan dinasti Umayah, sehingga tidak begitu penting
hgi diulang-ulang bagi pengkaji pendidikan Hanya saja, semangat
1:asionalisme yang muncul di era itu sebagai bagian dati sejarah
osial dan budaya Islam merupakan benih perubahan-perubahan
historis yang punya dampak kuat terhadap perkembangan
pemikiran Islam pada umumnya dan secara khusus . pemikiran
pendidikannya. 10
Pada periode ini belum ditemukan pemikiran pendidikan
ang istimewa, selain penuturan tentang kemuliaan ilmu dan
kemuliaan usaha mencarinya. Hal ini dikarenakan pemikiran umat
9
Ibid., hlm. 22
IOibid,. hlm 22-23
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
5
Islam masih menunjukkan pada kesederhanaan sistem pengajaran
dan pendidikan yang dikenal dan kebutuhan akan teori pendidikan
yang fungsional-praktis.
Fase kedua yakni, fase perkembangan sumber sosialftlosofis pernikiran pendidikan Islam, terkait erat dengan berdirinya
Dar a/-Hikmah di Baghdad tahun 217 H/832 M. Keterkaitan ini
dapat dilihat dari adanya gerakan pembentukan teori-teori pendidikan (educational theoriifng) pada masyarakat muslim yang terjadi
bersamaan dengan munculnya "madrasah-madrasah" Islam sebagai
institusi pendidikan tinggi 11 •
Hal ini berlangsung tidak berapa lama setelah berdirinya
Dar ai-Hikmah. Madrasah pertama adalah madrasah Abu Hatim alBisti, yang meninggal pada tahun 345 H, atau pada penghujung
awal abad IV H 12• Pada mas a ini, kelompok Ikhwan a/-5 hafa mulai
mengembangkan teori-teori pendidikannya. Dan al-Farabi
(meninggal tahun 339 H) telah menyusun karya monumentalnya
Ihsha' ai-Uium. Pendirian Dar al-Hikmah diprakarsai oleh
khalifah al-Makmun (217 H/832 M), 13 sebagai perwujudan respon
kultural terhadap tidak mungkin dihindarinya pengaruh-pengaruh
budaya bukan Islam yang ditemui umat Islam dalam perkembangan "ekspansinya" yang tidak mempunyai persiapan program
so sial.
Dar al-Hikmah menyuguhkan kepada para pernikir Muslim
semua warisan Helinistik-Klasik yang banyak dibawa oleh para
ilmuwan yang lari dari tekanan kaisar Jusentyan di Kostantia dan
para ilmuwan yang pindah ke Syiria, Irak dan Iran, khususnya
madrasah N as hi bin dan J undisyapur. Pada saat Islam meluas pada
abad VII dan VIII M hingga ke negeri-negeri itu, terjadilah kontak
langsung dengan warisan budayanya, sehingga umat Islam
mendapatkan sisi-sisi positif yang layak diakomodir. Tidak lama
berselang, pada abad IX M (abad III dan IV H), muncul gerakan
massif penerjemahan; penerjemahan filsafat Yunani, buku-buku
kedokteran, matematika dan disiplin ilmu lain ke dalam bahasa
Arab."14
Ibid,. him. 30.
Ibid
13 Ahmad Syalabi,
Kashshaf,1954) him. 101
14 Ibid
TEORIPEXl
D1ilam ~
renrang t:e:01: _ ·
da1am b a:::: . .:.
oleh ~ana ,,
pendidikan, :ai:
?IO es belajru:.
Teori
pemelihara e2::
pendidikan se
menempari
rosesbelaja::::
pendidikan reE
iungsi pendicE
pada ajarnn 2g::
:nasa Nabi r
Qur'an.
Seda::!:
h2.h~a minicJE
pelal-sanaan pc:
~ ribadi, reo::_
~oa2l_·
TOO::
bahv:-a el-crt:.:I
niliri relah dite
11
12
6
History OJ Muslim Education, ( Beirut-Libanon: Dar al-
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
~
sesuai d~
Volu e 3,
...
sistem pengajaran
t.n teori pendidikan
n sumber sosialdengan berdirinya
L Keterkaitan ini
teori-teori pendiaslim yang terj adi
>ah" Islam sebagai
setelah berdirinya
;ah Abu Hatim alpada penghujung
·an ai-Shafa mulai
Dan al-Farabi
a monumentalnya
d.iprakarsai oleh
JerWUjudan respon
~h-pengaruh
a dalam perkemerslapan program
m pemikir Muslim
clibawa oleh para
eli Kostantia dan
Iran, khususnya
Warn meluas pada
erjadilah kontak
~ . umat Islam
10dir. Tidak lama
muncul gerakan
lll.all..i, buku-buku
ke dalam bahasa
Dar al-Hikmah mempunyai fungsi tidak hanya terbatas pada
penerj emahan. Institusi ini pada perkembangan berikutnya
menjadi model baru bagi institusi penelitia,n dan perguruan tinggi,
atau dengan kata lain institusi akademis 15 .Masa penerjemahan segera
disus ul dengan datangnya masa lain, yakni masa inovasi pemikiran
(ashr al-intaj wa al-ibtikar).
TEORI PENDIDIKAN KLASIK
Dalam kajian teori pendidikan umum dikenal beberapa pendapat
tentang teori pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh H ugh C, Black
dalam bukunya A Flourfold Classification of Education Theories yang dikutip
oleh Nana Syaodih ·Sukmadinata mengemukakan ada empat teori
pendidikan, yaitu teori tradisional, teori progresif, teori basil belajar, teori
proses belajar.
Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai
pemelihara dan penerus warisan budaya, teori progresif memandang
pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak, dalam teori ini anak
menempati kedudukan sentral dalam pendidikan. Teori basil belajar
sesuai dengan namanya teori ini menutamakan basil, sedangkan teori
proses belajarmengutamakan proses belajar. 16 Bila diperhatikan, aliran
pendidikan religius konservatif sejalan dengan teori tradisional bahwa
fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus budaya, yang fokus
pada ajaran agama yang telah diletakkan dasar-dasar pendidikannya pada
masa Nabi Muhammad SAW mengutamakan sumber pendidikan alQur'an.
Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan
bahwa minimal ada empat teori pendidikan yang dipandang mendasari
pelaksanaan pendidikan yaitu Teori pendidikan klasik, teori pendidikan
pribadi, teori pendidikan teknologi Pendidikan dan teori pendidikan
interaksional. 17
Teori Pendidikan klasik (classical educationa~, teori. ini berasumsi
bahwa seluruh warisan budaya yaitu pengetahuan dan ide-ide atau nilainilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu, pendidikan berfungsi
15
Rarnayulis, Sejarah Pendiclikan Islam Napaktilas perubahan Konsep, ftlsafat dan
metodologi Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW Sampai Ulama Nusantara, Oakarta: Mulia
eirot-Libanon: Dar al-
·endidikan SINTESA
Kalam 2012) hlm.120
16
Nana Syaodjh Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
(Bandung: Remaja Rosdakar}ra, 2000) hlm. 24
17 Ibid, hlm. 7
.
Volum e 3, Nomor 1, Juli 2013
7
memelihara, mengawetkan dan meneruskan semua wansan budaya
kepada generasi berikutnya. 18
Teori pendiclikan pribadi (personalized education), teori ini .
berasumsi bahwa sejak clilahlrkan anak telah merniliki potensi-potensi,
untuk berfikir, berbuat, memecahkan masalah maupuri untuk belajardan
berkembang sendiri, teori ini mengutamakan peranan siswa
teori ini mengatakan bahwa
Teori Teknologi Pendidikan,
pendididkan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan
pemelihara budaya lama.
Teori Pendidikan interaksional, teori ini berasumsi bahwa
manusia· sebagai makhluk sosial, dalam kehldupannya manusia selalu
membutuhkan manusia lain, selalu hldup bersama, berinteraksi dan
19
.
b ek etp sama.
TOKOH ALIRAN RELIGIUS KONSERVATIF: AL-GHAZALI
Biografi Al-Ghazali
Nama lengkap Imam Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad
ibn Muhammad al-Ghazali. Beliau lahlr pada 450 Hijriah/1048 Masehi
pada abad kelima Hijriah (awal abad keenam Hijriah) di desa Taberan
distrik Thus, Persia. Pada masa tersebut bersamaan dengan zaman
munculnya mazhab dan perbedaan agama.
Imam al-Ghazali memulai belajar di kala masih kecil.
Mempelajari fikih dati Syaikh Ahmad ibn Muhammad al-Radzakani
di kota Thusi. Kemudian berangkat ke jurjan menuntut ilmu dari
Imam Abu Nashr al-Ismaili dan menulis buku at-a'Iiqat. Kemudian
pulangke Thusi. Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru
kepada Imam Haramain al-Juwaini dengan penuh kesungguhan,
sehlngga berhasil menguasai dengan sangat baik fikih mazhab Syafi'i
dan fikih khllaf, ilmu perdebatan, ushul, manthlq, hlkmah dan
falsafah 20•
Al- Ghazali pergi ke pusat kekhalifahan di Baghdad dalam
usia 28 tahun. Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah
Imam Ghazali ke Kota Mu'askar yang ketika itu menjadi gudang para
sarjan'a. Di sinilah ia berjumpa dengan wazir Nidzamul Mulk. Kehadiran
18
Ibid., hlm. 8
19Ibid,; hlm. 10-13
20 Abd Rachman Assegaf, Aliran Pemik.iran Pendidikan Islam: Had/arah ... h1m
C..:.-Ghazali ·sa
::1e jadi 11 imarr
la tingg
_ r eliha t kepak
:::l2.Ka waz:u: _ 12
can rektor 11 di
"Jada 1065. Pe
menjadi guru c
Karena
engan para
erkembang c
sangat tinggi
D i Bat
_ -izamiyah a
kekhalifaha n,,
perkuliahan ·
_ emikiran, ar
dicatat oleh S:
sekitar 183 b ~
_.lajalis-i Gha1
dalam usia rn1
kalangan dari
Su:nni, Zindiqi
_\teis. Dan iJ
Kehidupannya
akademiknya l
te.rkenal di Sea
Selama
ermasuk di a
_-\qil dan Abu :
permusuhan
dengan cepat ~
popularitas P'
waktu yang :
m enulis hebe
sudah mengu:
para filsuf Mt
Ibn Miskawail
Kajian
Kemampuann
100
8
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
Volume 3, .Nomo
...
a wansan budaya
'ucation)1 teori 1n1
ki potensi-potensi,
n ·untuk belajardan
. SlSWa
tengatakan bahwa
·ompetensi bukan
beraswnsi bahwa
:ya manusia selalu
, berinteraksi dan
AL-GHAZALI
!2mid Muhammad
riah/ 1048 Masehi
~ di desa Taberan
dengan zaman
cala masih kecil.
d al-Radzakani
tut ilmu dari
'liqat. Kemudian
rcr dan berguru
kesungguhan,
r:::1 mazhab Syafi'i
~a. hikmah dan
Baghdad dalam
;al, berangkatlah
-adi gudang para
r~ 11' Kehadiran
· Had/arab... hlm
... didikan SINTESA
.
2.1-Ghazali disambut baik, dan karena kedalaman ilmunya, al-Ghazali
=:1enjadi "imam" di wilayah Kharasa.
la tinggal di Kota Mu'askar hingga berumur 34 tahun.
_.felihat kepakaran al-Ghazali dalam bidang flkih, teologi dan falsafah,
maka wazir Nizam al-Mulk mengangkatnya menjadi "guru besar" teologi
dan "rektor" di Madrasah Nizamiyah di Baghdad yang telah didirikan
!Y<ida 1065. Pengangkatan ini terjadi pada 484/juli 1091. jadi, saat
enjadi guru besar (profesor), al-Ghazali baru berusia 34 tahun.
Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli dan berdebat
engan para ulama dan mengalahkan mereka. Di sinilah beliau
berkembang dan menjadi terkenal serta mencapai kedudukan yang
..,angat tinggi.
Di Baghdad beliau diangkat menjadi Rektor Madrasah
_'\izamiyah oleh Nizamul Mulk. ratusan ulama, pejabat
liekhalifahan,dan
bangsawan
yang
berkuasa
menghadiri
perkuliahan Imam Ghazali Yang disampaikan dengan penuh
p emikiran, argumen dan alasan. Kebanyakan daftar perkuliahan
dicatat oleh Sayyid bin Fariz dan Ibn Lubban, keduanya mencatat
ekitar 183 bahan perkuliahan yang kemudian dikumpulkan dalam
_.1ajalis-i Ghazzaliyah. Imam Ghazali adalah pengikut Imam Syafi'i
dalam usia mudanya, tetapi di Baghdad al-Ghazali bergaul dengan
kalangan dari berbagai mazhab flkih, pemikiran, dan gagasan: Syi'i,
Sunni, Zindiqi, Majusi, Teolog sklolastik, Kristen, Yahudi, maupun
_-\.teis. Dan ini berpengaruh pada pemikiran Imam Ghazali dan
""ehidupannya berubah total. Di Baghdad, al-Ghazali meniti karier
akademiknya hingga mencapai kesuksesan, menjadi sosok atau tokoh
erkenal di Seantero lrak.
Selama empat tahun ia mengajar sekitar 300-an siswa ulama,
termasuk di antaranya beberapa pemuka mazhab Hanafi semisal ibn
_-\qil dan Abu al-Khattab; suatu hal yang amat langkah terjadi pada saat
permusuhan antarmazhab sangat runcing seperti itu. Karenanya
dengan cepat al-Ghazali menjadi terkenal di Irak, hampir mengalahkan
popularitas penguasa dan panglima di ibukota Abbasiyah. Dalam
waktu yang sama, secara otodidak, ia mempelajari falsafah dan
m enulis beberapa buku. Dalam tempo kurang dari dua tahun, ia
:udah menguasai falsafah Yunani, terutama yang sudah diolah oleh
para filsuf Muslim semisal al-Farabi (870-950), Ibn Sina (980-1037),
Ibn Miskawaihi (936-1030), dan al-Ikhwan al-Shafa.
Kajian filsafat meliputi logika, metafisika, dan fisika.
Kemampuannya di bidang ini diselaraskannya dengan misi penguasa dan
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
9
ulama yakni mengantisipasi pengaruh falsafah yang dianggap berbahaya
bagi agama. Karenanya ia meluncurkan k.arya keduanya di bidang ini,
Tahcifut ai-Falasifah.
Namun,
pada
109 5, al-Ghazali secara tiba-tiba
meninggalkan Baghdad. D ia meninggalkan pos1s1 strategik
akademik-politik yang demikian memuncak ini dengan segala
popularitasnya. Dia juga bahkan meninggalkan keluarga dan
kemewahan menuju Damaskus untuk menjalani suatu kehidupan
yang sama sekali lain dari kehidupannya selama ini.
Al-Gh azali menempuh sebuah kehidupan sebagai seorang
sufi yang fakir dan zuhud terhadap dunia. Ia meninggalkan Baghdad
dengan mengenakan pakaian sufi dan menyelinap di suatu malam
pada tahun 488 H. Ia pergi ke Damaskus lalu mengasingkan diri dalam
sebuah kamar Masjid dan dengan penuh kesungguhan mclakukan,
ibadah , tafakur dan zikir, menjalani disiplin asketik serta praktik
keagam aan yang sangat keras. Di sini dia mengabiskan waktu
selama dua tahun dalam kesendirian dan kesunyian.
Epistimologi AlGhazali
Epistimologi merupakan salah satu cabang filsafat ilmu, menurut
Noeng Muhadjir, epistimologi berupaya mencari kebenaran (truth)
berdasar fakta kebenaran di bangun dengan logika dan didahului oleh uji
konfirmasi tentang data yang dihimpun, epistimologi berupaya
menghimpun empiri yang relevan untuk di bangun secara rasional
menjadi kebenaran ilmu21
Menurut Saeful Anwar, bahwa Epistimologi Al-Ghazali
berorientasi pada sumber ilmu dan cara memperolehnya22 al-Ghazali
mengatakan bahwa Qalbu pada fitrahnya siap menerima semua essensi
yang menjadi obyek ilmu. Ilmu yang ada padanya terbagi dua macam:
Syar'iyyah/ diniyyah dan aqliyyah/ghair syar'iyyah. Dimaksud ilmu-ilmu
syar'iyyah/ diniyyah ( keagamaan) adalah ilmu-ilmu yang diambil secara
taqlid kepada nabi, dengan mempelajari dan memahami al-Qur'an dan
Hadis, dan tak diperoleh dengan akal semata, seperti matematika, atau
dengan eksperimen seperti kedokteran atau dengan pendengaran seperti
bahasa. 23 Ilmu-ilmu aqliyyah (rasional) adalah ilmu-ilmu yang diperoleh
3itab _\]ll I
S2hah2
t:;ma h Begi
mnnya~
::1~ dike
.:reutuh.an rna
c:erseb
. us
2.
t
bercL
~~
c:ni:a, aitu :
.alan akhirat .
::::m amalat, ya
terdiri dari ~
:2Zk:i: ah da..ri
'munjiyat).3.
dari usul, sep
!lm.U qira'at, il
dan umat tf
:nutammimat,
:· tihat, yang ru
D ari~
nu:dlu 'ain, ya
-ontekstual (a
yaitu keempa'
bukan syar'in
se.mua ilmu
emaslahatan
yang mutlak c
edokteran,m
t:eknologi tek:
filoso fis tenta
menambahkc
21
N oeng Muhajir, Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta, Rake Sarasin, 2011) hhn.63
Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghozali (Analisis Tentang Dimensi
Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Ilmu Era Paripatetik) Diserlasi, tidak diterbitkan
(Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001) him. 588
23 Ibid., him. 457
22
24
Hujj:
25
Saefi.
t.th) hlm.
Volume 3, Nomt
10
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
dianggap berbahaya
tanya di bidang ini,
secara
tiba-tiba
posisi strategik
ini dengan segala
.n keluarga dan
i suatu kehidupan
1.
sebagai seorang
lnggalkan Baghdad
p di suatu malam
asingkan diri dalam
guhan mclakukan,
cetik serta praktik
engabiskan waktu
J.
.afat ilmu, menurut
kebenaran (truth)
n didahului oleh uji
timologi berupaya
un secara rasional
wlogi Al-Ghazali
!hnya22 al-Ghazali
.
.
tl1Ila semua essens1
erbagi dua macam:
1maksud ilmu-ilmu
'2ng diambil secara
tami al-Qur'an dan
:i ma.tematika, atau
endengaran seperti
mu yang diperoleh
ii:l, 2011) hlm.63
;;is Tentang Dimensi
rer.asi, tidak diterbitkan
eagan akal, dalam arti bukan dengan taklid dan pendengaran, ilmu
2.qlirrah ini terbagi dua yaitu: dharuriyyat (a priori), dan muktasabah (a
posteriori/inferensial) yakni yang diperoleh dengan belajar dan
24
~buktian-pembukrian
llmu-ilmu syar'iyyah terbagi empat macam:1. Usul (pokok), yaitu
"tab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Ijma'Umat dan Atsar (tradisi)
-2.habat. Ijma' termasuk pokok karena fungsinya menunjukkan alunnah. Begitu pula atsar sebab para sahabat menyaksikan situasi
mrunnya wahyu dan menangkap klausul-klausul kontekstual yang ridak
:::mngkin diketahui orang lain, dimana bahasa kadang ridak menampung
keutuhan makna yang tertangkap dengan klausul-klausul kontektual
rer:sebut. 2. Furu' (cabang) yaitu hasil pemahaman dan pengembangan
dari usul berdasarkan makna-makna yang lebih luas yang tertangkap akal.
Masalah furu' terbagi dua yakni a. menyangkut kemaslahatan
unia, yaitu fiqh dan b. menyangkut kemaslahatan akhirat, yaitu ilmu
~alan akhirat yang terdiri dari dua bagian: Ilmu Mukasyafah dan. ilmu
:nu'amalat, yang menjadi fokus utama ihya, terbagi dua :ilmu lahir yang
rerdiri dari ibadat dan adat/ mu'amalat; dan ilmu barin yang menyangkut
caz.k:iyah dari akhlak tercela(muhlika~ dan tahliyah dengan akhlak terpuji
(munjiyat).3. Alat (penunjang) untuk memahami dan menghasilkan ilmu
dati usul, seperri ilmu bahasa Arab. 4. Mutammimat(pelengkap) seperti
.ilmu qira'at, ilmu tafsir, ilmu ushul fiqh, ilmu hadis, ilmu kisah para Nabi
dart umat terdahulu. Dsb. Ilmu usul fiqh dimasukkan ke dalam
mutammimat, bukan alat, rupanya karena melihat fungsinya sebagai alat
"jti.hat, yang hanya dibutuhkan oleh para mujtahid. 25
Dari sudut hukum mempelajarinya, ilmu-ilmu syari'ah ada yang
fardlu 'ain, yaitu hukum-hukum syara' yang wajib atas seseorang secara
-ontekstual (ala muqtada al- hal/ wqjib al-waq~ dan ada yang fardlu kifayah,
aitu keempat ilmu di atas yang ridak termasuk fardlu 'ain. llmu-ilmu
bukan syar'iyyah ada yang terpuji, tcrcela dan mubah, yang terpuji adalah
semua ilmu gayr syar'iyyah yang berguna atau diperlukan untuk
kemaslahatan dunia. Ia terbagi dua: a. fardlu kifayah, yaitu semua ilmu
yang mutlak dibutuhkan untuk tegaknya kehidupan duniawi, seperti ilmu
kedokteran,matemarika teknologi industry, pertanian, polirik, miter,
teknologi teksril; jahit menjahit dsb.b. Fadlilah (keutamaan) yaitu kajian
filosofis tentang ilmu-ilmu tersebut yang ridak mutlak diperlukan, tetapi
menambah kekuatan bagi kadar yang diperlukan sebagai basis.
24
Hujjat al-Islam al-Ghazali, Ii?J,a' Vlum ai-Din I, (Semarang: Thoha Putera,
t.th) him.
zs Saeful Anwar, Filsajat I/mu Al-Ghazali... rJm. 458
'endidikan SINTESA
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
11
Pada dasarnya semua ilmu sebagai kebenaran obyektif tidak ada
26
yang tercela , tetapi ada yang tercela karena faktor lain, yakni merugikan,
baik terhadap orang lain, seperti sihir. Maupun terhadap diri sendiri
seperti astrologi. Dari sudut aksiologi, ilmu-ilmu syar'iyyah pun ada yang
tercela karena faktor lain, sehingga al-Ghazali mep.gecam keras
penggeseran lima term keagamaan dari maknanya semula, yang menjurus
pada kondisi tidak ilrn1ah yaitu term 'ilm, fiqh, tawhid, zikr dan hikmah
Dalam klasifikasi tersebut di atas teologi (kalam) filsafat tidak
masuk sebagai disiplin tersendiri, ini bukan hanya karena ekses negative
dari kalam sebagi sebuah bid'ah yang berupa polemik-apologetik, dan
bahwa ia tak dapat mencapai kebenaran yang hakiki atau membuat orang
27
menjadi beriman , tetapi yang lebih mendasar bahwa ilmu ada dua jenis :
aqliyyah(rasional) seperti kedokteran dan matematika dan diniyyah
(keagamaan). Masing-masing terbagi dua: Kulliyyah (generai-Universa~ dan
Juz'!Jyah (Parsial Parlikular) ilmu agama yang general adalah kalam dimana
semua ilmu keagamaan lainnya adalah cabang yang berdiri di atasnya, jadi
ia adalah induk yang bersifat general dan menjadi basis dari seluruh
disiplin ilmu-ilmu keagamaan parsial, dan menjadi syarat mutlak bagi
seorang ahli ilmu agama yang generalis.
Demikian pula al-Ghazali memandang filsafat bukan sebuah
disiplin ilmu parsial, melainkan lebih merupakan aliran atau model
pemikiran. Dimana disiplin-disiplin cabangnya sudah berdiri sendiri,
matematika sudah otonom, logika dan metafisika sudah ditransfer ke
dalam kalam, fisika terbagi dua· bagian, pertama, bagian spekulatif yang
terlibat dalam diskusi-diskusi yang kontradiksi dengan agama, sehingga
tak dapat di anggap sebagai ilmu, bagian lain mendiskusikan karakteristik
fisik yang mirip dengan ilmu kedokteran; tetapi ilmu kedokteran sangat
berguna28
Klasifikasi ilmu kepada syar'iyyah dan gayr syar'iyyah itu cukup
realistik, dan secara de facto telah diterima dan diikuti berbagai kalangan
pasca Al-Ghozali, seperti Ibn Rusyd dari filosof 9 Ibn Taimiyah dari
muslim ortodoks, ibn Khaldun dari kaum Asy'ari, Tasy Kubra Zadah
dari kaum Maturidi dan sebagian syi'ah. 30
Pemikiran Pendidikan Al-Ghazali
26
27
28
12
Pem.ikir.
e;>; timologi al·
_eaurut Muh:
~
a penJe
··ebodohan; ke
calam prograr
31
:>eserta didik
Sis tern
~ engetahuan 1
-ailasufal-Mul
dirinya itu ke
·-omponen da
2.!.-Ghazali terle
an dunia.
Tujuan Pen
Tujuan
epada reali~
pen ekananny
..-..epada Allal
cinggi atau r
pendidikan dia
menyebabkan 1
Rumu:
.Allah swt, ter
j adikan )in da
Dzar!Jat: 56)
Tujua1
dip engaruhi
as awuf me l
ang harus d
mau t dapat
31
Ibid., hlm. 459
Hujjat al-I slam al-Ghazali, Ihya' Vlum a/-Din I, ... hlm. 22-24
Hujjat al-lslam a.i-Ghazali, Ihya' Vlum at-Din I ... hlm. 23
29
Ibn Rusyd, Fasl ai-Maqalfi Ma bC!Jn ai-Hikmah wa ai-Syari'ah
30
Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghozali.. . hlm. 462
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
Mllha
fi Ushulih al-Ijt
Islam . .. hlm. 120
32 Abd.
Fikr,1982) hlm. 4
33 Mans
Book, tt.) hlm. 4
Volume 3, Nome
...
obyektif tidak ada
, yakni merugikan,
J.adap cliri sendiri
ryah pun ada yang
mep.gecam keras
lla, yang menjurus
cikr dan hikmah
tlam) filsafat tidak
!ll.a ekses negative
ik-apologetik, dan
.u membuat orang
mu ada dua jenis :
ka dan cliniyyah
11eral- Universa~ dan
Llah kalam dimana
liri eli atasnya, jadi
n.sis dari seluruh
rarat mutlak bagi
fat bukan sebuah
!iran atau model
berdiri sendiri,
:lah clitransfer ke
n spekulatif yang
agama, sehingga
rikan karakteristik
cedokteran sangat
r'iyyah itu cukup
:>erbagai kalangan
m Tairniyah dari
1Sf Kubra Zadah
22-24
!.3
'ah
ndidikan SINTESA
Pemikiran penclidikan al-Ghazali tidak dapat dilepaskan dari
al-Ghazali, pernikiran al-Ghazali mengenai pendidikan
- e::n:rut Muhammad Jawad Ridla berkisar pada tiga hal pokok yakni
?E=~:na p en jelasan tentang keutamaan ilmu-pengetahuan atas
i::eoodohan; kedua , Pengklasifikasian ilmu-ilmu yang termasuk ke
program kurikuler dan Kode etik bagi pendidik (guru) dan
ena clidik31
~ ,i:,emologi
Sistem
pendidikan
al-Ghazali
dipengaruhi
ilmu
. _ e:Igetahuan yang dikuasainya, seorang filosof juga ahli tasawuf
1:-ailasufa i-Mutasawwiftn/2 Dua corak ilmu yang terpadu dalam
: ~ ~ ya itu kemudian turut mempengaruhi formulasi komponenomponen dalam sistem pendidikannya. Ciri khas system penclidikan
-Ghazali terletak pada pengajaran moral religius tanpa mengabaikan
an dunia.
-~
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut al-Ghazali harus mengarah
·-epada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak, dengan titik
_ enekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub
kepada Allah" 33 dan bukan untuk mencari kedudukan yang
:inggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Sebab jika tujuan
pendidikan diarahkan selain untuk mendekatkan diri pada Allah, akan
menyebabkan kesesatan dan kemudlaratan.
Rumusan tujuan pendidikan didasarkan kepada firman
Allah swt, ten tang tujuan penciptaan manusia yaitu: "Tidaklah Aku
..!adikan )in dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku" CQ.S. ai:Jzariyat: 56)
Tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh al-Ghazali
"pengaruhi ilmu tasawuf yang dikuasainya, kare n a aj a ran
asaw uf memandang dunia ini bukan merupakan hal utama
_ang harus didewakan, tidak abadi dan akan rusak, sedangkan
au t da pat memutuskan kenikmatannya setiap saat. Dunia
31 MUhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat
·
:: Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan
Jlam... hlm. 120
3 2 Abd. Al-Ghani Abud, ai-Fikr ai-Tarbawi 'Inda ai-Ghazali (Beirut: Dar al:nk::,1982) hlm.47
33 Mansoor A. Quraishi, Some aspects Of Muslim Education, ( Lahore, Universal
Book, tt.) hlm. 4
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
13
hanya tempat lewat sementara, tidak kekal. Sedangkan akhirat
adalah desa yang kekal dan maut senantiasa mengintai setiap manusia.
b. Kurikulum pendidikan
Kurikulum pendidikan Islam sebagaimana dikemukakan oleh
Omar Mohammad Al-Taoumy Al-Syaibani, kurikulum digunakan kata'
Manhaj dirasi ' diartikan sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik
atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau yang dilatihnya
untuk mengembangkan pengetahuan, kettampilan dan sikap mereka34•
Sedangkan para ahli · pendidikan Islam klasik kata kurikulum
menggunakan kata ai-Maddah yang berarti materi . irnplikasi dari
penggunaan istilah ai-Maddah ini, kurikulum diartikan serangkaian mata
pelajaran yang harus diberikan kepada murid dalam tingkat tertentu35 •
Maka kurikulum pendidikan Islam dapat dipahami dengan sejumlah ilmu
pengetahuan berupa materi pelajaran yang diajarkan dalam proses
pembelajaran. Maka kurikulum dimaksudkan
dalam arti yang
sempit, yaitu seperangkat ilmu yang diberikan oleh pendidik
kepada peserta didik agar.dapat mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.Kurikulum pendidikan Islam menurut al-Ghazali
sangat terkait dengan pandangannya tentang epistimologi yakni
terkait dengan sumber ilmu dan cara memperolehnya, rumusan
kurikulum menurut al-Ghazali sebagaimana dijelaskan Abudin
Nata 36 la membagi ilmu ke dalam riga pendekatan. Pertama, pembagian
ilmu dari segi sumbemya; kedua, pembagian ilmu dilihat dari segi jauh
dekatnya dengan Tuhan; dan ketiga, pembagian ilmu dari segt.
hukumnya.
Menurut al-Ghazali, bahwa dilihat dari segi sumbernya, ada
ilmu yang bersumber dari syariat (Al-Qur'an dan. Al-Hadis), dan
ilmu yang sumbernya bukan dari syariat. Ilmu yang bersumber dari
syariat terdiri dari ilmu ushul (ilmu pokok), yaitu ilmu Al-Qur'an,
Al-Sunnah Nabi, pendapat sahabat dan ijma, ilmu furu (cabang),
yaitu fikih, ilmu bahasa, dan gramatika, serta ilmu pelengkap
34 Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaybany, Falsafah Pendidikan Islam,
(Jakarta:Bulan Bintang,1979) him. 478
35 M. Miftahul Ulum, "Pendidikan Islam Dan Realitas Sosial ( Studi Atas
Kurikulum Pendidikan Islam MAN Model eli Propoinsi Jawa Timur)'' , Disertasi, tidak
diterbitkan ( Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008)
hlm.
36 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Qakarta: Kencana, 2011) him. 162164 , lihat juga Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Qakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1994) hlm. 162-163
14
Jurnal llmiah Pendidikan SINTESA
' utammimah),
u tafsir, N2
:2ash dan dzal
_\da pun ilm u y:
rerpuji, yaitu iln
usus menge
l::TIUila, yaitu
~ emerintahan;
industri sandar
oembuatan r
·p erb olehkan
sastta, sejarah ~
.:_:n u ten ung, s 1
Selanju
_ engetahuan y
_eperti sihir, a:
re:rcela, kari sif
_ engetahuan y
nanyak lebih t1
llmu pengetal
melepaskan m
m enyucikan
:nengerjakanny
m endekatkan
m empersiapka
pengetahuan y:
te:rcela, sepert
tet:Sebut jika <
~eraguan, dan
dan ingkar.
Ilml
kaitannya den
kepada: (1) ili
seperti ilmu ag
ini tidak wajU
antara kaum l\
antara kaum 1
berclosa. Di
kedokteran, i
dan jahit menj
37
Ibid.,
Volume 3, Nome
....
edangkan akhirat
:ai setiap manusia.
dikemukakan oleh
m digunakan kata'
ilalui oleh pendidik
.tau yang dilatihnya
u. sikap mereka34 •
ik kata kurikulum
eri . implikasi dari
rr serangkaian mata
n tingkat tertentu35 •
e:ngan sejumlah ilmu
u:kan dalam proses
dalam arti yang
aa oleh pendidik
mjuan yang telah
e:mrut al-Ghazali
~pistimologi yakni
olehnya, rumusan
ijelaskan Abudin
?ertama, pembagian
~ dari segi jauh
· ~-. ilmu dari segi
-- sumbernya, ada
- "'"\1-Hadis), dan
crsumber dari
.!.....:Ilu Al-Qur'an,
-=. furu (cabang),
!:::::tu pelengkap
Pendidikan Islam,
• Pendidikon SINTESA
{m:tJammimah), yaitu ilmu qiraat, Makharij al-Huruf wa al-Alfadz,
:=::::tu tafsir, Nasikh dan Mansukh, lafadz umum dan khusus, lafaz
- ~c:h dan dzahir, serta biografi dan sejarah perjuangan sahabat.
_.!...dapun ilmu yang bukan berasal dari syariat, terdiri atas: (1) ilmu yang
?uji, yaitu ilmu kedokteran, ilmu berhitung, dan ilmu perusahaan.
sus mengenai ilmu perusahaan, diperinci menjadi: (a) pokok dan
!::2ma, yaitu pertanian, pertenunan, pembangunan, dan tata
_ e111erintahan; (b) penunjang, yang terdiri dari pertukangan besi dan
·-:austri sandang; (c) pelengkap, yang terdiri dari pengolaan pangan
embuatan roti), pertenunan Gahit-menjahit); (2) flmu yang
~ = perb olehkan (tidak merugikan), yang terdiri dari kebudayajan,
sasu:a, sejarah dan puisi; dan (3) ilmu yang tercela (merugikan), yaitu
:::Uu tenung, sihir, dan bagian tertentu dari filsafat37•
Selanjutnya dilihat dari segi objeknya: (1) ada ilmu
_ engetahuan yang tercela secara mutlak, baik sedikit maupun banyak,
seperti sihir, azimat, ntijum, dan ilmu tentang ramalan nasib. Ilmu ini
rercela, kari sifat manfaat, baik di dunia maupun di akhirat; (2) ada ilmu
~ engetahuan yang terpuji, baik sedikit maupun banyak. Namun kalau
banyak lebih terpuji, seperti ilmu agama dan ilmu tentang beribadat.
u pengetahuan seperti ini terpuji secara mutlak, karena dapat
~depaskan manusia (yang mempelajarinya) dari perbuatan tercela,
enyucikan diri, membantu manusia mengenai kebaikan dan
mengerjakannya, memberitahu manusia ke jalan dan usaha
mendekatkan diri kepada Allah dalam mencari ridha-Nya guna
m empersiapkan dunia untuk kehidupan akhirat yang kekal; dan (3) ilmu
pengetahuan yang dalam kadar tertentu, terpuji, tetapi jika mendalaminya
LeiCela, seperti filsafat naturalisme. Menurut al-Ghazali, ilmu-ilmu
rersebut jika diperdalam akan menimbulkan kekacauan pikiran dan
'reraguan, dan akhirnya cenderung mendorong manusia kepada kufur
ci2n ingkar.
Ilmu dilihat dari segi status hukum mempelajarinya dalam
· rannya dengan nilai gunanya, ilmu pengetahuan dapat digolongkan
.__.epada: (1) ilmu fardlu 'ain yang wajib dipelajari oleh setiap indiviclu,
seperti ilmu agama dan cabang-cabangnya; (2) ilmu fardlu kifqyah. Ilmu
· · tidak wajib dipelajari oleh setiap Muslim, melainkan cukup jika di
z::::rara kaum Muslimin adalah yang mempelajarinya. Jika seorang pun di
::::mu::a kaum Muslim tidak ada yang mempelajarinya, maka mereka akan
erclosa. Di antara yang tergolong fardlu kifqyah ini adalah ilmu
--..lokteran, ilmu hitung, pertanian, politik, pengobatan tradisional,
cz:1 iahit menjahit.
37
Ibid., hlm.163
e 3, Nomor 1, Juli 2013
15
Kurikukulum pendidikan klasik lebih menekankankan isi
pendidikan yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, isi disusun secara
logis sistematis, terstruktur dengari berpusat pada intelektual.
c.
Kewajiban Peserta Didik
Seorang peserta didik menurut al-Ghazali, hendaknya
memperhatikan
kewajiban, yaitu: pertama Mengutamakan
penyucian diri dari akhlak tercela dan sifat buruk, sebab, ilmu
itu bentuk peribadatan hati, shalat rohani dan pendekatan batin
kepada Allah.38 ,
kedua Peserta didik menjaga diri dari kesibukan-kesibukan
duniawi, dan seyogianya berkelana jauh dari tempat tinggalnya.
Sebab, bergelut dengan kesibukan-kesibukan duniawi dapat
memalingkan konsentrasi belajarnya, sehingga kemampuan menguasai
ilmu yang dipelajari menjadi tumpul.
Ketiga, Tidak membusungkan dada terhadap orang alim
(guru), melainkan bersedia patuh dalam segala urusan dan bersedia
mendengarkan nasihatnya.
Keempat,
Bagi
penuntut ilmu pemula hendaknya
menghindarkan diri darimengkaji variasi pemikiran dan tokoh,
baik m enyangkut ilmu-ilmu duniawi maupun ilmu-ilmu ukhrawi.
Kelima Penuntut ilmu tidak mengabaikan suatu disiplin ilmu
apa pun yang terpuji
Keenam Penuntut ilmu dalam mendalami suatu disiplin
ilmu tidak dilakukan sekaligus, akan tetapi perlu bertahap dan
memprioritaskan yang terpenting. keilmuan yang termulia, yaitu
ilmu-ilmu akhirat, baik ilmu mu'amalah maupun ilmu muka.ryqfah.
Tujuan ilmu mu'amalah adalah ilmu muka.syafoh, sedangkan tujuan dari
ilmu muka.syqfah adalah ma'rifatullah.
Ketujuh Penuntut ilmu tidak melangkah mendalami tahap ilmu
berikutnya hingga ia benar-benar menguasai tahap ilmu selumnya.
Kedelapan Penuntut ilmu hendaknya mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan dapat memperoleh ilmu yang paling
mulia.
Kesembilan Tujuan belajar penuntut ilmu adalah
pembersihan batin dan menghiasinya dengan keutamaan serta
pendekatan diri kepada Allah serta meningkatkan spiritualnya.
-
~jiba:J
- -G
ealis
dan
Bet:ang
=-egru;kan l
ergelui
---'-~~~"'" et:ika
delafY<
Pertamt
-..,....... Jerlakula
L- ~& anakn
:- sisi aya ba
a.gi anak-aru
~-......-,u......·
- e:rrelamatkru
yang m
39 Muha
-shulih al-Ijti
~ ... hlm.125~Hadlarah ...
-
38
Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqadd.imat
fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat", Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan
Islam .. .hlm.124. llhat Juga Abd Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam:
Had/arab .. . h1m 116
16
Jurnalllmiah Pendidikan SINTESA
40
Ibid., 1
_\ssegaf, A/iran ...
olume 3, Nomo
...
e:nekankankan isi
· i disusun secara
!ktual.
.zali,
hendaknya
~ engutamakan
tuk, sebab, ilmu
endekatan batin
mkan-kesibukan
npat tinggalnya.
duniawi dapat
npuan menguasai
p orang alim
;an dan bersedia
hendaknya
ran dan tokoh,
u ukhrawi.
disiplin ilmu
Ila
· suatu disiplin
bertahap dan
.e nnulia, yaitu
!lmu muka.rycifah.
~~ tujuan dari
ll.ami tahap ilmu
au selumnya.
etahui faktor::m yang paling
u
adalah
eutamaan serta
:_;tualnya.
~
Muqaddimat
Teori Pendidikan
Pendidikan Islam:
didikan SINTESA
Kesepuluh Penuntut ilmu mengetahui relasi ilmu-ilmu yang
ciikajinya dengan orientasi yang dituju, sehingga dapat memilah dan
emilib ilmu mana yang harus diutamakan. 39
Dari sepuluh hal di atas dapat diketahui bahwa al-Ghazali
;nemiliki corak pemikiran pendidikan Islam religius konservatif
akni memprioritaskan ilmu agama dan mempertahankan
ontinyuitas pendidikan pada masa Nabi yang bercorak agama.
Dengan ciri, pertama, bahwa kegiatan menuntut ilmu itu tiada lain
erorientasi pada pencapaian ridha Allah. Karenanya, ilmu
erfungsi membersihkan jiwa manusia dari ambisi dan tujuan yang
~dah . Ilmu menyeru pada keluhuran jiwa dan kemuliaan rohani.
dua, etika peserta didik tersebut memperkuat teori ilhami yang
oleh al-Ghazali dijadikan sebagai landasan teori pendidikannya. Pada
.a nyak tempat ia menandaskan, bahwa ilham adalah cahaya yang
dilimpahkan Allah ke dalam hati manusia. Ketiga, peneguhan
juan agamawi dalam kegiatan menuntut ilmu. Keempat, terdapat
pembatasan term al-ilm hanya pada ilmu tentangA.IIah. 40
Kewajiban Guru ( Pendidik)
Al-Ghazali berpandangan "idealistik" terhadap profesi
guru. Idealisasi guru, menurutnya guru adalah orang yang berilmu,
beramal dan mengajarkan ilmunya,
al-Ghazali menekankan
perlunya keterpaduan ilmu dengan amaL
Berangkat dari perspektif idealistik profesi guru, al-Ghazali
m enegaskan bahwa orang yang sibuk mengajar merupakan orang
ang "bergelut" dengan sesuatu yang amat penting, sehingga ia perlu
menjaga etika dan kode etik profesinya. Kode etik guru (pendidik)
meliputi delapan hal :
Pertama, Menyayangi para peserta didiknya, bahkan
memperlakukan mereka seperti perlakuan dan kasih sayang guru
kepada anaknya sendiri. Nabi Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya
p osisi saya bagi kamu sekalian sama halnya dengan posisi orang tua
bagi anak-anaknya". Artinya, guru memiliki kepedulian tinggi dalam
menyelamatkan para peserta didik dari siksa neraka, guru adalah
orang yang memberi bimbingan bagi kehidupan akhirat yang abadi,
d
39
Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat
fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan
I.r/am... hlm.125- 128. Lihat Juga Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan
Islam: Hadlarah .. . him 116-119
40 Ibid., MuhammadJawwad Ridla, "al-Fikr al . . . hlm.129. Lihat Abd Rachman
Ass~f, A/iran .. . him. 119
Volume 3, Nomor 1, Ju/i 2013
17
yakni mengajarkan ilmu-ilmu dunia yang diorientasikan pada tujuan
akhirat, bukan hanya tujuan duniawi.
Kedua, Guru bersedia sungguh-sungguh mengikuti tuntunan
Rasulullah Saw., sehingga ia tidak mengajar untuk mencari upah atau
untuk mendapatkan penghargaan dan tanda jasa. Akan tetapi, mengajar
semata-mata mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri
kepad a-Nya.
Ketiga Guru hendaknya memberi nasihat kepada para
peserta didiknya, dalam mempelajari ilmu hendaknya sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik. Guru juga perlu mengingatkan
peserta didiknya bahwa tujuan menuntut ilmu adalah mendekatkan
diri kepada Allah, bukan mencari kedudukan, kekayaan, dan
popularitas. Sedapat mungkin guru menanamkan sikap ini dalam diri
peserta didik terhadap tujuan-tujuan duniawi semacam itu
Keempat, guru mencegah peserta didik jatuh terjerembab
ke dalam akhlak tercela melalui cara sepersuasif mungkin dengan
cara penuh kasih sayang, tidak dengan cara mencemooh dan kasar.
Sebab, cara yang terakhir ini menyebabkan hilangnya kewibawaan
guru dan harga diri peserta didik, dan pada gilirannya peserta didik
pun malah semakin kurang ajar.
&lima, Guru menyampaikan materi pengajarannya sesuai
dengan tingkat pemahaman peserta didiknya. la tidak mengajarkan
materi yang berda di luar jangkauan pemahaman peserta clicliknya,
karena dapat mengakibatkan keputusasaan . atau apatisme terhadap
materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Saw., "Kami
para Nabi diperintahkan untuk menempatkan manusia sesuai
dengan proporsinya, dan mendakwahi mereka sesuai dengan
tingkat kecerdasannya. Maka dari itu, perlu disampaikan
kebenaran secara lugas sekiranya memang memungkinkan dicerna.
Nabi juga bersabda: "Seseorang yang menyampaikan warta kepada
suatu kaum yang di luar jangkauan pemahaman mereka, niscaya
akan menimbulkan fitnah bagi sebagian yang lain".
Keenam Terhadap peserta didik yang berkemampuan
renda h , guru menyampaikan materi yang jelas, konkret dan sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam mencernanya.
Jangan sampai guru menuturkan kepada peserta cliclik terse but bahwa
nanti akan ada materi yang sangat remit dan kompleks, karena hal
itu dapat berpengaruh buruk bagi minat belajarnya dan mengacaukan
pikirannya.
Ketujuh Guru mau mengamalkan ilmunya, sehingga yang
ada adalah rr
bagaimanapur
edangkan pc
abjhar jauh le
sehingga bila t
eteladanan41
Bila
a.tas, tampak
:nenghendaki
aha-usaha p
clan peserta d
adalah dapat •
;ang tanpa pa1
llfPUKASI
PENDIDIK.!
Berda~
:Jendidikan A
:>eSerta didik
.ronservatif ya
Adap1
Konservatif
IDrikulum, pe;
Knrikulum
lmpli
~ dapat
--dzamiyah, 1
:xadidikan di
5eOO.gaimana
Qur'an, meml
:?:qh 42 sedru
Kedokteran) 1
.........::nu-ilmu Ag
5>rmal madra
Ibid.
R2chma n Assega
41
.2:n.
18
Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA
42 Mahn
5 baca jug
'olume 3, Nome
...
asikan pada tujuan
1engikuti tuntunan .
mencari upah atau
mn tetapi, mengajar
n endekatkan diri
iha t kepada para
mya sesuai dengan
~rlu mengingatkan
lalah mendekatkan
1, kekayaan, dan
cikap ini dalam diri
·"' "a adalah menyatunya ucapan dan rindakan. Hal ini penring, sebab
~anapun ilmu hanya diketahui dengan mata hati (basha'ir),
sedangkan perbuatan diketahui dengan mata kepala (abshar). Pemilik
dJ.rbar jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pemilik basha'ir,
sehingga bila te~adi kontradiksi antara ilmu dan amal, akan menghambat
~..eladanan41
Bila ditelaah dari rumusan erika peserta didik dan erika guru di
tampak jelas bahwa al-Ghazali memfokuskan pada agama yakni
::nenghendaki tertanamnya nilai-nilai akhlak, peribadatan, ketuhanan, dan
aha-usaha pembersihan jiwa dari kepentingan duniawi bagi para guru
cian peserta didik. Karakter demikian ditinjau dari sudut pandang Islam
2dalah dapat meningkatkan morivasi proses belajar guru-peserta didik
yang tanpa pamrih, dan belajar itu sendiri menjadi amal ibadah.
~.
litu
atuh terjerembab
m ungkin dengan
::emooh dan kasar.
gnya kewibawaan
Jnya peserta didik
~
:tgajarannya sesuai
'<hk mengajarkan
::>eserta didiknya,
~ atisme terhadap
\abi Saw., "Karni
.
.
:::1anus1a sesua1
sesuai dengan
disampaikan
r.Z:cinkan dicerna.
r:a.:1 warta kepada
:::1ereka, niscaya
:nencernanya.
bahwa
- ~eis, karena hal
=-- mengacaukan
::
...e~sebut
. sehingga yang
-:fldikan SINTESA
Th!PUKASI
PEMIKIRAN
AL-GHAZALI
DALAM
P~IDI~IS~
Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa pernikiran
pendidikan Al-Ghazali yang melipuri tujuan, kurikulum, pendidik dan .
rserta didik lebih condong pada corak pemikiran pendidikan religius
~ons ervarif yang menekankan pada agama.
Adapun irnplikasi pemikiran aliran pemikiran pendidikan
Konservarif fokus al-Ghazali terhadap pola pendidikan Islam dari
kurikulum, pendidik dan peserta didik dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kurikulum
Implikasi pernikiran al-Ghazali terhadap kurikulum pendidikan
Islam dapat dilihat diantaranya adalah kurikulum pada Madrasah
~ldzarniyah, kurikulum diartikan al-madda yakni materi Adapun materi
pendidikan di madrasah Nizarniyah adalah materi-materi keagamaan,
sebagaimana dijelaskan oleh Mahmud yunus materinya melipuri alQur'an, membaca, menulis, sastra Arab, Sejarah Nabi SAW, Fiqh, Ushul
Fiqh 42 sedang ilmu-ilmu kealaman (Fisika, Kimia, Astronorni dan
Kedokteran) ridak dimasukkan dalam kurikulum madrasah Nizarniyah.
Ilmu-ilmu Agama yang mendominasi kurikulum lembaga pendidikan
~otmal madras~ ini, diperlukan untuk memahami dan menjelaskan
41
Ibid., Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al ... him. 129-132. Lihat Abd
Rachman Assegaf, A/iran . .. him. 119-122
42 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Gakarta: Hidakarya Agung, 1992)
hlm. 75 baca juga Ramayulis, Ramayulis, Sejarah pendidikan .. .. hlm.141
Volum e 3, Nomor 1, Juli 2013
19
makna Al-Quran, materi ini tumbuh menjacli inti dari pengajaran yaitu
hadits dan tafsir.
Implikasi pemikiran al-Ghazali terhadap KuPkulum Pendidikan
Pesantren. dalam tulisan ini clicontohkan Pondok Pesantren Krapyak
Yogyakarta, menurut K.H. Ali Ma'shum penclidikan pesantren bertujuan
untuk mencetak ulama43 , maka mendorong mengembangkan berbagai
disiplin ilmu, Al-Qur'an menjadi materi pokok, kemudian bidang
syari'ah, ilmu pengetahuan umum, kesenian, tasawwuf serta filsafat
Islam 44 meski ilmu pengetahuan harus clikembangkan, namun eli
kalangan pesantren masih mempertanyakan lebih mulia mana ilmu
syari'ah dengan ilmu umum? Ditinjau dari segi adanya hukum fardlu ain
pada batas tertentu ilmu syari'ah lebih mulia karena yang fardlu ain ialah
mempelajari ilmu syariah sampai batas ilmul- hal yaitu ilmu-ilmu dasar
tentang beragama.
Dari clisiplin ilmu tersebut cliturunkan ke kurikulum pesantren
berupa materi Al-Qur'an, kitab kuning. Kitab kuning berfungsi sebagai
bahan pelajaran bagi santri, yang memuat materi pelajaran, Karena kitab
kuning menggunakan bahasa Arab maka sekaligus praktik pengalaman
nahwa, sharaf dan lughah, cliantaranya kitab yang mendasari jiwa
kesantrian dan iki?Ja' ulumuddin climana kitab ini memiliki gaya bahasa
yang tinggi. 45 Karena untuk mempelajari cliperlukan terlebih dahulu
mempelajari kitab tafsir, hadis, musthalah hadis, ushul fiqh dan qawa'idul
Fiqhiyyah, santri perlu waktu yang panjang untuk ngesahi kitab, masa
sekarang untuk membantu kemudahan dalam mempelajari kitab
kuning, ada kitab-kitab terjemahnya dalam bahasa Jawa atau bahasa
Indonesia sehingga tidak perlu lagi santri untuk belajar dalam waktu yang
lama, namun memiliki kekhawatiran adanya kitab-kitab terjemhan tidak
sungguh-sungguh mempelajari kitab-kitab kuning, serta pendalaman
bahasa Arab.
Di bidang
syari'ah, kitab-kitab sebagai tuntunan untuk
menjalankan syari'at secara hirarkhi dari kitab terendah sampai kitab
tertinggi meliputi lima tingkatan yaitu: Tingkat pertama,kitab saftnatun
Najah, Taqtib, tingkat kedua Tahtir, Kifqyatul akhyar, tingkat ketiga
Fatkhul Mu'in, Minhajul Qawim,tingkat keempat Fathul Wahab, Mughni
Muhtcz.h AI-Minhaj Iii Nawaw; anNihC!Jah Imam Haramain, Tuhfah, Ubab Iii
3H. Ali Ma'shum, Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NU Pesantren dan
U/ama (Yogyakarta: Lajnah Ta'lifWa Nasyr (LTN) NU DIY, 1993) hlm. 8
44 H. Ali Ma'shum, .Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NU Pesantren dan
U/ama .. . hlm. 81-82
45 H . Ali Ma'shum, Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NU Pesantren dan
Ulama .. .hlm. 86
4
20
Jurnal 1/miah Pendidikan SINTESA
.= - _.........,
__.,--5
.::neae=~
,.._,......,__,,........... se5
didik
vaitu
likan
pyak
tjuan
)agai
dang
.s.afat
ndi
ilm
2ill
Ma:dad, Ir.ryad libni Mughri, Raudlah Iii Nawawi, al-hawi Iii Quzy;aini,
Muharrar fir Rafi'i dan Khulashah Iii Ghazali, tingkat terakhir al-Um, aiRisalah, AkhkamulQur'an dan ai-Musnacr
Al-Qur'an yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Krapyak,
kemudian kitab-kitab kuning tersebut ditulis oleh para tokoh pada masa
lampau, dipertahankan untuk digunakan pada tiap-tiap tingkat secara
terus menerus secara ajek, daftar kitab yang dipelajari di pondok
pesantren sesuai dengan tingkatan santri, kyai menggunakan kitab-kitab
tersebut dalam mengajar baik secara bandongan atau sorogan, yang pada
tingkat maka para santri harus memiliki kitab-kitab untuk diberikan
makna yang disampaikan oleh kyai.
Pendidik
Q'2s;:
c::=:e:::
c:z:l
Implikasi pemikiran al-Ghazali
dapat di di Indonesia,
pemakalah mencoba menjelaskan terkait pendidik, yakni dengan
terbitnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 yang melahirkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14
Tahun 2005 disebutkan bahwa untuk mengangkat harkat dan martabat
guru, maka guru adalah jabatan professional, maka guru harus memiliki
empat kompetensi yaitu: kompetensi profesional, pedagogik, social dan
kepribadian. Kemudian diterbitkan peraturan Menteri Agama republik
Indonesia No. 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan Agama di
sekolah
bahwa guru Agama harus memiliki
selain memiliki 4
kompetensi juga harus memiliki kompetensi kepemimpinan dianataranya
adalah kemampuan pembudayaan pengamalan ajaran agama dan perilaku
akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai bagian dari proses
pembelajaran
Dari lima kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, maka
ini memiliki pola
kompetensi kepribadian serta kepemimpinan
pemikiran sebagaimana pola pemikiran al-Ghazali tentang erika guru
yang mehekankan pada akhlak mulia.
Walaupun demikian, menurut Abd. Assegaf bahwa setting
dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pendidikan yang
menempatkan posisi guru bukan hanya sebagai panggilan moral untuk
mengajar, namun juga memiliki posisi strategic sebagai sebuah profesi,
maka konsep kehidupan yang menjauhi dari orientasi duniawi, materi dan
tanpa imbalan kesejabteraan yang memadai, kiranya tidak menjawab
persoalan mendasar yang dihadapi oleh guru saat ini. sebagai sebuah
46
H . Ali Ma'shurn, Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NV Pesanmn dan
Ulama .. .hlm. 143
.
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
21
profesi, guru, sama seperti profesi yang lain semisal dokter, hakim,
pengacara, mcmeri, .-Lw b in sebagainya, semua dituntut untuk peke~aan
yang diharga.i dengan penghasilan yang layak atau sesuai. Guru bisa tetap
melaksanakan fungsi akhlak, peribadatan, dan pensucian jiwa, tanpa
harus meninggalkan haknya untuk memperoleh penghidupan atau
penghasilan atas jerih payahnya dalam melaksanakan .tugas mengajar47
Peserta didik
Implikasi pemikiran al-Ghozali tentang peserta didik dapat
diperhatikan di pendidikan pesantren diantaranya pesantren Krapyak
Yogyakarta sebagaimana dijelaskan oleh Ainurrafiq Dawam bahwa
didalam pelaksanaan pendidikan pesantren terdapat tata tertib yang harus
di taati bagi santri dan larangan yang harus ditinggalkan, hal ini agar
santri akan menjadi manusia yang shaleh dan alim (berilmu) juga shalih48
sesuai dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan al-Ghazali.
KESIMPULAN
Aliran pendidikan versi al-Ghazali masu.k pada Aliran Religius
Konservatif, serta merupakan pendidikan klasik, implikai alirannya dapat
dilihat dari kurikulum pada Madrasah Nidzamiyah, juga pendidikan
pesantren di pondok pesantran Krapyak Y ogyakarta tersebut selaras
dengan aliran versi al-Ghazali yang religius konservatif pendidikan
cenderung bersikap murni keagamaan, diantaranya pesantren juga
mengkaji kitab al-Ghazali diantaranya ikhya' u/umuddin. Juga merupakan
Kuriku.kulum pendidikan klasik lebih menekankankan isi pendidikan
yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, isi disusun secara logis sistematis,
terstruktur dengan berpusat pada intelektual berupa kitab-kitab kuning.
lsi pendidikan atau materi atau ilmu diambil dari khazanah
ilmu pengetahuan, berupa disiplin-disiplin ilmu yang telah ditemukan
dan dikembangkan oleh para ahli tempo dulu. Materi ilmu
pengetahuan yang diambil dari disiplindisiplin ilmu tersebut telah
tersusun secara logis dan sistematis.
Bila diperhatikan, aliran pendidikan religius konservatif sejalan
dengan teori tradisional bahwa fungsi pendidikan sebagai pemelihara
47
Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadlarah ...
him 122
48
Ainurrafiq Dawam, "K.H. Ali Maksum Dan Pengembangan Pendidikan
Pesantren" DalamJurnal Ilmiah Pendidikan Sintesa, volume 2 Nomor 1, Juni 2012 (
Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Islam(YPI) al-Rahmah, 2012) him. 42
22
Jurnalllmiah Pendidikan SINTESA
3
...
1 dokter, hakim,
: untuk pekerjaan
,, Guru bisa tetap
.cian jiwa, tanpa
!nghidupan atau
as mengajar47
didik dapat
santren Krapyak
Dawam bahwa
tertib yang harus
ran, hal ini agar
mu) juga shalih48
azali.
- 2e=e;:cs budaya, yang fokus pada ajaran agama yang telah diletakk.an
r~-<";;.;;:;r pendidikannya
pada masa Nabi Muhammad SAW
-::akao sumber pendidikan al-Qur'an .
DAFTAR PUSTAKA
Rzcb.man Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh
&ilmuan Tokoh Klasik sampai !vfodern, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013
!.rta
~~ ~ ata,
_ ·· .;;c
Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011
Syalabi, History Of Muslim Education, Beirut-Libanon: Dar alKashshaf, 19 54
~-----anq
Dawam, "K.H. Ali Maksum Dan Pengembangan Pendidikan Pesantten"
Dalam Jurnai Iimiah Pendidikan Sintesa, volume 2 Nomor 1, Juni 2012,
Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Islam (YPI) al-Rahmah, 2012.
a. Aliran Religius
i alirannya dapat
juga pendidikan
tersebut selaras
v-atif pendidikan
pesantren juga
uga merupakan
. isi pendidikan
. logis sistematis,
>-kitab kuning.
dari khazanah
:e.la.h di tern ukan
M ateri ilmu
1 tersebut telah
.servatif sejalan
agai pemelihara
rlam: Hadlarah ...
qcii-at al-Islam al-Ghazali, If?ya' Vlum ai-Din I, Semarang: Thoha Putera,
tth.
;-='a1udin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1994
.f2hmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Hidakarya Agung,
1992
_.fansoor A. Quraishi, Some aspects Of Muslim Education, Lahore, Universal
Book, tt.
Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu
Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga
A/iran. Utama Teori Pendidikan Islam (Perspektif Sosiologis-Filosqfts)
terj. Mahmud Arif, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002
_.i Miftahul Ulum, "Pendidikan Islam Dan Realitas Sosial ( Studi Atas
Kurikulum Pendidikan Islam MAN Model di Propoinsi Jawa
Timur)'' , Disertasi, tidak diterbitkan Y ogyakarta: Program Pasca
Sarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta, 2008
mgan Pendidikan
mor 1, Juni 2012 (
m. 42
didikan SINTESA
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
23
Nana Syaoclih Sukmadinata, Pengembangan Kuriku/um Teori dan Praktek,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
Noeng Muhajir, Suplemen Filsafat Edisi II: Filsafat Islam Telaah Fungsional,
Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003
______ , Fi/safat 1/mu, Yogyakarta, Rake Sarasin, 2011
Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaybany, Falsafah Pendidikan Islam,
Jaka..•1:a:Bulan Bintang, 1979
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar lsi Untuk SatuanPendidikan dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008
tentang Standar lsi dan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2010
Tentang,Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah
Philip K Hitti, History of The Arabs: Rujukan Induk dan Paling Otoritatif
Tentang Sqarah Peradaban Islam, terj. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2005
Ramayulis, Sqarah Pendidikan Islam Napaktilas perubahan Konsep, filsafat
dan metodo/ogi Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW Sampai Ulama
Nusantara, Oakarta: Mulia Kalam 2012
Ramayulis dan Sasul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam Mengenal
Tokoh Pendidikan di Dunia Islam dan Indonesia, Ciputat: Quantum
Teaching, 2005
Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghozali ( Analisis Tentang Dirnensi
Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Ilmu Era Paripatetik)
Diserl~ tidak diterbitkan.Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2001.
24
Jurnallfmiah Pendidikan SINTESA
"'
tl dokter, hakim,
t untuk pekerjaan
i. Guru bisa tetap
1cian jiwa, tanpa
enghidupan atau
• 47
;as mengaJar
erta didik dapat
:santren Krapyak
Dawam bahwa
tertib yang harus
kan, hal ini agar
lmu) juga shalih48
cazali.
dan penerus budaya, yang fokus pada ajaran agama yang telah diletakkan
dasar-dasar pendiclikannya
pada masa Nabi Muhammad SAW
:::1engutamakan sumber pendiclikan al-Qur'an.
DAFTAR PUSTAKA
_\bd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh
Keilmuan Tokoh Klasik sampai lv!odern, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013
_lbd. Al-Ghani Abud, ai-Fikr a!-Tarbawi 'Inda a/-Ghazali, Beirut: Dar al• 'ikt:, 1982
_\budin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011
_\bmad Syalabi, History Of Muslim Education, Beirut-Libanon: Dar alKashshaf, 19 54
_\inurrafiq Dawam, "KH. Ali Maksum Dan Pengembangan Pendidikan Pesantren"
Dalam ]11rnai Iimiah Pendidik.an Sintesa, volume 2 Nomor 1, Juni 2012,
Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Islam (YPI) al-Rahmah, 2012.
a Aliran Religius
u alirannya dapat
juga pendidikan
tersebut selaras
\atif pendidikan
pesantren juga
Juga merupakan
t isi pendidikan
. logis sistematis,
f-kitab kuning.
dari khazanah
:elah di tern ukan
Materi ilmu
1 tersebut telah
Hujjat al-Islam al-Ghazali, Ihya' Vlum ai-Din
t.th.
L Semarang: Thoha Putera,
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, J akarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1994
_.fahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Hidakarya Agung,
1992
Mansoor A. Quraishi, Some aspects Of Muslim Education, Lahore, Universal
Book, tt.
Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu
Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga
A/iran Utama Teori Pendidikan Islam (Perspektif Sosiologis-Filosofts)
t'erj. Mahmud Arif, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002
ervatif sejalan
agai pemelihara
~lam :
Hadlarah ...
M. Miftahul Ulum, "Pendidikan Islam Dan Realitas Sosial ( Studi Atas
Kurikulum Pendiclikan Islam MAN Model di Propoinsi J awa
Timur)'' , Disertasi, tidak diterbitkan Y ogyakarta: Program Pasca
Sarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta, 2008
m.gan Pendidikan
mor 1, Juni 2012 (
m. 42
didikan SINTESA
Volume 3, Nomor 1, Juli 2013
23
I SSN 2088 - 4281
II IIIII III
II
Yayasan Pendidikan Islam (YPI)
AI Rahmah Yogyakarta
Jl. Ori 1 No. 2 Papringan Yogyakarta 55281
Telepon: (0274) 514718- 385238
Email: [email protected]
Download