SINTESA Jurnalllmiah Pendidikan Diterbitkan sejak Juli 2011 Y ayasan Pendidikan Islam (YPD Al Rahmah Yogyakarta Pimpinan Umum Sembodo Ardi Widodo Pimpinan Redaksi Sangkot Sirait Redaktur Pelaksana M. Imam Zamroni Imam Machali Muhajir Tim ahli Nizar Ali Abdurrahman Assegaf MahmudArif Machas in AbdulMunip Alamat Redaksi Y ayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Rahmah n. Ori 1 No. 2 Papringan Yogyakarta 55281 Telepon: (0274) 514718-385238 Email: [email protected] Jurnal ilmiah SINTESA diterbitkan dua kali dalam satu tahun. Jurnal ini memfokuskan pada seputar wacana pendidikan. Redaksi menerima sumbangan artikel ilmiah yang merupakan hasil penelitian atau artikel ilmiah lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah subtansi dari tulisan ygng dikirimkan. Ketentuan naskah untuk jumal SINTESA dapat dibaca pada halaman dalam sampul belakang. EDITORIAL JURNAL Tidak bisa clipungkiri bahwa pemikiran para tokoh pencliclikan Islam pada zaman dulu telah memberikan kontribusi bagi perkembangan pencliclikan Islam saat ini. Kontribusi pemikiran para tokoh tersebut juga telah menciptakan berbagai macam aliran/ paham dalam pencliclikan Islam dewasa ini, seperti aliran religius konservatif, aliran humanistic dan lain sebagainya. Berkembangnya aliran pernikiran penclidikan Islam tidak dapat clipisahkan dengan perjumpaan pemikiran filsafat Yunani dengan pemikiran umat Islam clitandai berkembangnya ilmu pengetahuan yang clicapai masa keemasan umat Islam. Berbagai macam corak dan aliran dalam pendidikan yang sudah digagas oleh para tokoh penclidikan tersebut tentunya membawa sejumlah implikasi dalam dunia pencliclikan secara praktis. Inovasi dan upaya pengembangan pemikiran pencliclikan islam terus dilakukan oleh pemerhati dan paktisi pencliclikan Islam. Sebngga perkembangan pendidikan Islam semakin beragam. Tak jarang, sinergi dati pemikiran tokoh-tokoh pendidikan membuahkan gagasan baru yang brilian dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pencliclikan Islam. Contoh praksis dapat cliketahui sekarang ini dengan banyaknya lembaga pencliclikan islam yang cukup berkualitas. Jurnal Ilmiah Sintesa kali ini mencoba untuk mengangkat sejumlah artikel yang membahas tentang pemikiran pendidikan islamyang didahului dengan diskursus pemikiran pendidikan islam dati sejumlah tokoh dan kemuclian untuk melihat implikasi pada pencliclikan islam dalam realitas praktis. Artikel pertama eli tulis oleh Wiji Hidayati dengan judul Aliran Pemikiran Penclidikan Islam Religius Konservatif dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam. Tulisan ini mencoba untuk mencliskusikan pemikiran al-Ghazali terkait dengan pendidikan Islam. Aliran pencliclikan versi al-Ghazali masuk pada Aliran Religius Konservatif, serta merupakan pencliclikan klasik, implikai alirannya dapat dilihat dari kurikulum pada Madrasah Nidzamiyah, juga penclidikan pesantren di pondok pesantran Krapyak Y ogyakarta terse but selata5 dengan aliran versi al-Ghazali yang religius konservatif pendiclikan cenderung bersikap murni keagamaan, diantaranya pesantren juga mengkaji kitab al-Ghazali cliantaranya ikhya' u/umuddin. Juga merupakan Kurikukulum penclidikan klasik lebih menekankankan isi pencliclikan yang cliambil dari clisiplin,-clisiplin ilmu, isi clisusun secara logis sistematis, terstruktur dengan berpusat pada intelektual berupa kitab-kitab kuning. Tulisan kedua clitulis oleh Siti Johariyah dengan judul Aliran Kalam ''Muktazilah: dan Implikaisnya dalam Pencliclikan. Dalam tulisan pendek ini clisampaikan bahwa, Implikasi pemikiran Muktazilah dalam pencliclikan, mengarah pada pemikiran pencliclikan yang rasional filosofis. Akal dijadikan sebagai tumpuan dalam menghadapi realita kehidupan Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 iii sosial masyarakat. Semua persoalan kehidupan diliadapkan pada a..lzal, termasuk bagaimana akal memandang ilmu pengetahuan dan manfaatnya. Hal ini tentu saja berimplikasi pada totalitas kegiatan pendidikan, termasuk konten/isi pendidikan. Berbeda dengan itu, artkel ketiga yang ditulis oleh Mujahid dengan judul Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam. Dalam tulisan singkat ini disampaikan bahwa Teori belajar Humanistik telah mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan (humanis) yang sesungguhnya telah dimilki oleh setiap manusia. Nilai-nilai dasar kemanusiaan yang dibangun oleh psikologi humanistik meliputi, fitrah, potensi, bakat, kreatif, kebebasan, kasih sayang yang semuanya ini tidak pemah dimilki oleh makhluk lain. Pendidikan Islam yang dibangun harus berpijak dari nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Dalam prosesnya nilai-nilai kemanusiaan tidak boleh diabaikan apalagi ditinggalkan, sebaliknya pendidikan Islam hams mampu mengakomodir dan mengembangkan nilai-nilai kemanusian. Dalam ranah praksis pendidikan, tulisan keempat yang ditulis oleh Endah Agustiani yang berjudul Humor Kekerasan Dalam Film AnakAnak TeleV:isi Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Pola Pikir Anak-Anak. Dalam tulisan pendek tersebut dikatakan bahwa, dewasa ini perteleV:isian Indonesia memang marak dengan tayangan kekerasan, yang sudah menjadi inti cerita dengan kemasan berbeda dalam setiap program acara, khususnya acara hiburan dan tayangan untuk anakanak, kekerasan dibalut sebagai suatu bentuk humor. Kekerasan yang .terdapat pada realitas di ekploitasi oleh media mas sa dan dikemas ke dalam bentuk hiburan yang disajikan kepada setiap kalangan tanpa melihat batasan umur. Tulisan kelima yang ditulis oleh Nur Hidayat dengan judul Peran Pendidik Dalam Menanamkan Nilai - Nilai Keteladanan Pada Anak Didik. Mendiskusikan tentang masalah pentingnya keteladanan dalam pendidikan. Sedangkan artikel keenam yang ditulis oleh Sauqi Futaqi yang berjudul Pendidikan dan Birokrasi Mengungkap Relasi Kekuasaan Birokrasi dan Pendidikan, yang mengungkap kebobrokan birokarasi pendidikan di Indonesia. Sedangkan artikel ketujuh ditulis oleh Aliyatin Nafisah dengan judul Karakter Muslim Sejati Versus Muslim KTP dan Efek Sosialnya Dalam Kehidupan Manusia, yang mengulas tentang masalah keislaman. Dikotomi islam KTP dan Islam sejati ternyata juga membawa implikasi dalam pemahaman pendidikan Islam. Demikianlah beberapa sumbangan pemikiran dan fakta-fakta pendidikan yang bisa dipaparkan dalam Jurnal Sintesa edisi kali ini, dan redaksi mengucapkan selamat membaca ! Tim Redaksi iv Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA E D ITO RIAL DAFfARISI ALIRANPR Wiji~·ati.. ALIRAN KA DALAM PE Siti Johar!Jah... TEORI BEJ TERHADAI Mujahid .... .. . HUMORKI Endah Agus:i-P ERAN PE NILAIKET ur~at - PENDIDIK Sauqi Futaqi.. KAR.AKTEl DAN EF M.ANUSI.A.. Aliyatin - -c;i; )kan pada akal, 1getahuan dan >talitas kegiatan Mujahid dengan clap Pendidikan l. Teori belajar (humanis) yang ~ili.i-nilai dasar meliputi, fitrah, 1uanya ini tidak dibangun harus ;esnya nilai-nilai ~. sebaliknya 1engembangkan ang ditulis oleh rm Film Anaknbentukan Pola ;:atakan bahwa, :ngan tayangan . berbeda dalam ;.m untuk anakCekerasan yang .an dikemas ke rnlangan tanpa an judul Peran an Pada Anak :ladanan dalam 1qi Futaqi yang asi Kekuasaan kan birokarasi s oleh Aliyatin tslim KTP dan :lgUlas tentang i ternyata juga DAFTARISI ED ITO.R IAL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii DAFTAR lSI......................................................... ............. v ALIRAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM Wiji HidC!Jati ........ . ..... ... .......... . . ;........... .. ...... ......................... 1 ALIRAN KALAM "MUKTAZILAH" DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN Siti Joharfyah. .... ...................... .. .............. . .... .. .... .... . . . . ..... 25 TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM Ml!}ahid . .. . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . .... .. .... . 41 HUMOR KEKERASAN Endah Agustiani ............... .... ... .. :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 55 PERAN PENDIDIK DALAM MENANAMKAN NILAI NILAI KETELADANAN P ADA ANAK DIDIK N ur HidC!Jaf ................................................................ .. ....... ................... ...... 75 PENDIDIKAN DAN BIROKRASI Sauqi Futaqi.... .... .. . .. .. .. .. . ..... . ...... ..... ........ ..... ...... .. ..... ... 89 KARAKTER MUSLIM SEJATI VERSUS MUSLIM KTP DAN · EFEK SOSIALNYA DALAM KEHIDUPAN MANUS lA Af!yatin N#sah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105 an fakta-fakta tsi kali ini, dan Tim Redaksi idikan SINTESA Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 v ALIRAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM Religius Konservatif dan lmplikasinya dalam Pendidikan Islam (Telaah Pemikiran Al-Ghazali) Oleh: Wiji Hidayati Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: [email protected] Abstract Variety of Islamic Thought in his footsteps can be traced from the marked development of science reached the golden age of Islam, in continuing to shape the flow of Islamic education, according to Muhammad ]awwad Rid/a which is divided into three streams: the first stream of conseroative religious (a/-dinry a/-muhafidi), second rational religious lines (a/-dinitry a/- 'aq/an&J, and three pragmatic instrumental (a/Dzara'i . ) this paper willfocus on the stucfy of religious conseroative flow (al-dinry alal-muhafidi)with leaders of a/ - Ghazali and its implications in the thought of Islamic education . Educational thought of a/- Ghaza!i prioritize religious knowledge and maintain contimtiry of education during the religious character of Prophet. Can be seen from his thoughts on cuniculum appear on AI- Ghazali's epistimologi oriented sources of knowledge and how to get it al- Gha:?.fZii sqys that Qalbu I?J nature reacfy to receive a// the essence of the oiject of science. Science available to it is divided into two kinds: Syar'ryyah I dinryyah and aqliyyah I ghair Syar'ryyah, teacher, he is a man of knowledge, charity and teaching, and the students have ten duty, with priority Prioritize purification of reprehensible morals and vices, such thoughts have implications in practice masakini Islamic education, include Islamic religious education held in schools and boarding schools. Then this flow can be called a conseroative religious education stream which retains all the classic heritage of Knowledge, ideas or values that have been found I?J earlier thinkers. Key Word: Aliran Religius Konservatif, Al- Ghazali, Pendidikan Islam. PENDAHULUAN Berkemb~ngnya aliran pemikiran pendidikan Islam tidak dapat dipisahkari dengan perjumpaan pemikiran filsafat Yunani dengan pernikiran umat Islam ditandai berkembangnya ilmu pengetahuan yang dicapai masa keemasan umat Islam, kita ketahui bersama bahwa masa Volume 3, Nom or 1, Juli 2013 1 puncaknya adalah pada masa bani Abbasiyah di Bagdad terutama pada masa berkembangnya Mu'tazilah selama 50 tahun mendapat dukungan dari pemerintah, dengan pandangannya yang kosmopolit berhasil mengadopsi ilmu dari tradisi Yunani dan mengembangkannya lebih jauh dalam pemikiran Islam, tradisi keilmuan Islam1 Menurut Philip K.Hitti bahwa Titik tertinggi pengaruhYunani terjadi pada masa al-Ma'mun, kecenderungan rasionalistik khalifah dan para pendukungnya dari kelompok Mu'tazilah, menyatakan bahwa teksteks keagamaan harus bersesuaian dengan nalar manusia, mendorong untuk mencari pembenaran pendapatnya itu dalam karya-karya Yunani2 • Karena mengedepankan rasional, sebagian umat Islam merisaukan atas pemikiran Mu'tazilah, maka Mu'tazilah secara perlahan digeser dan diganti oleh pAliran Asy'ariyah dengan membangun kembali ajaran yang pada saat itu menjadi warisan sunni Islam oleh Abu Hasan Al-Asy'ari. Adanya perkembangan perbedaan pemikiran umat Islam di atas, melahirkan bidang pemikiran pendidikan Islam, pada hakekatnya disebabkan adanya esensi dan substansi ajaran Islam sendiri yang memberi ruang gerak bagi penggunaan akal pikiran, serta motivasi untuk berpikir bagi seseorang yang tentu dapat berdampak pada pemahaman yang bervariasi antara satu tokoh satu dengan lainnya, sehingga memiliki kecenderungan untuk membentuk aliran dan pemikiran tersendiri. Muhammad Jawwad Ridla membagi aliran utama pemikiran pendidikan Islam menjadi riga aliran yakni: Aliran religius konservatif (aldin!J al-muha.ftd:?) , kedua aliran religius-rasional (al-dinif!Y al- 'aqlan!J), dan ketiga pragmatis instrumental (ai-Dzara'ij Adapun tokohnya al-Ghazali, Nashiruddin al-Thusi, Ibnu Jamaah, Sahnun. Dalam makalah ini akan membahs satu aliran yakni Aliran religius konservatif (al-din!J al- al-muhcifidi) dengan menelaah pemikiran Al-Ghazali dan implikasinya dalam pendidikan Islam . Para tokoh aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian sempit, yakni 1 Noeng Muhajir, Suplemen Filstifat Edisi II: Filstifat Islam Telaah Fungsiona/ Cfogyakarta: Rake Sarasin, 2003) hlm. 2 2 Philip K Hitti, History ojThe Arabs: Rujukan Induk dan Paling OtoritatifTentang Sdarah Peradaban Islam, terj. Gakarta: Serambi llmu Semesta, 2005) hlm. 386 3 Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan Islam ( Perspektif Sosiologis-Filoso.fts) terj. Mahmud Arif ( Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002) hlm. 74. Baca juga di buku tulisan Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh Keilmuan Tokoh Klasik sampai Modern( Jakarta: raja Grafindo Persada, 2013) hlm. 57 2 Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA K.a.rena De d.a.:!. 2.1- Ha dis d2lam Tati . . - --.::>e,m I . . C2.:: 1{1 T2D .:>..ebidupan ~ }resina mbu.:::Igz:: bersama ~ D!z ti:Jdakan ~ Aaapun yang .KO!l.Ser\2.UI.. -~ -onservatif Aajizl filsafu-;. mran, bg& ~b~ setid.aknya 2.CZ ~=- . ' berupaya~ p2da kesrnh ,. ~ seperti ser:::l'C...:Z" p~ ~Luka:l 0~ m ,. "elang rer . . Q12SO 1251 ,y:~ C ,..._ Volum e 3, td terutama pada 1dapat dukungan nopolit berhasil :annya lebih jauh pengaruhY unani ;tik khalifah dan kan bahwa tekslSia, mendorong -karya Yunani2• an umat Islam secara perlahan tbangun kembali oleh Abu Hasan 1.at Islam di atas, •ada hakekatnya un sendiri yang 1 motivasi untuk 1da pemahaman :hingga memiliki '!!Sendiri. tama pemikiran ; konservatif (alai- 'aqlanfy), dan al-Thusi, Ibnu ttu aliran yakni ngan menelaah tn Islam . Para sempit, yakni 11 Telaah Fungsional ing OtoritatifTentang l. hanya mencakup ilmu-ilmu yang clibutuhkan saat sekarang (hidup d.i dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat (alThusi dalam Adab ai-Mu ta'allim) Penuntut ilmu berkeharusan mengawali belajarnya dengan Kitabullah AI-Quran. la berusaha menghafalkan dan mampu menafsirkannya. Ulumul Quran, karena itu merupakan induk semua ilmu, lalu dilanjutkan belajar al-Hadis dan Ulumul Hadis, Ushul, Nahwu dan Sharaf (Ibnu Jama'ah dalam Tadzkirat.). ALIRAN PENDIDIKAN RELIGIUS -KONSERVATIF Pengertian Aliran biasa clisebut madhhab atau madrasah, merupakan pola pemikiran dan pelembagaan ideologis yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, karena memperoleh akseptabilitas komunal dan kesinambungannya eli topang oleh adanya sitem norma yang clisepakati bersama. 4 Dianggap ideologis karena aliran sering mengarah pada tindakan pembenaran dan pemihakan yang tak sepenuhnya rasional. Adapun yang dimaksud dalah tulisan ini adalah aliran Religius konservatif. Aliran Religius - konservatif (al-dinfy al-mucifidfj, terma konservatif menurut Abd. Rahman Assegaf semula dipakai dalam kajian filsafafat Yunani, secara historis paham conseroatism, ( latin: conseroare, Inggris to preseroe) merupakan aliran politik dan falsafah sosial yang berupaya memelihara dan mendukung lembaga-lembaga traclisional, etidaknya adalah dengan melakukan perubahan secara bertahap dalam masyarakat5; sebagian kalangan pendukung paham conservatism berupaya untuk memelihara sesuatu seperti asalnya dengan menekankan pada kestabilan dan kesinambungan, sedangkan kalangan lain menentang modernisasi dan berupaya untuk kembali ke jalan dari sesuatu yang ada eperti semula6 Penggunaan istilah conservatism secara politik pertama kali dilakukan oleh Francois-Renr de Chateaubriand pada tahun 1819 menjelang revolusi perancis, istilah conservatism secara historis cliasosiasikan dengan politik sayap kanan yang sejak itu cliartikan secara 386 'fYU Muqaddimat fi ri Pendidikan Islam 7acana, 2002) hlm. ~kiran Pendidikan rrafindo Persada, fidikan SINTESA 4 Mahmud Arif, "Episti.mologi Pendidikan Islam Kajian atas Nalar Masa K.eernasan islam dan Implikasinya di Indonesia", Disertasz; tidak diterbitkan ogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunari Klijaga Yogyakarta) hlm. 121 5 Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh .. . hlm. 59 6 Ibid olume 3, Nomor 1, Juli 2013 3 beragam. Edmund Burke, seorang politikus Anglo-Irlanelia yang bekerja eli dewan umum Inggris ( British House of Commons) dan yang menentang Revolusi perancis, elianggap sebagai salah satu pencliri faham conservatism eli Inggris, paham ini secara sikap tidaklah menonjol karakter filosofisnya, namun ia merniliki kekuatan tetap dalam melaksanakan fungsinya yang tanpa batas waktu untuk mengembangkan masyarakat yang bebas. 7 Bila peristilahan conservatism dikaitkan ke dalam pemikiran peneliclikan Islam dengan nama religius konservatif, maka penafsiran terhadap realitas dunia berpangkal dari ajaran agama sehingga semua yang menyangkut tujuan belajar, pembagian ilmu yang dicari oleh pembelajar, erika mu'allim dan muta'allim dan lain sebagainya harus dibingkai dengan ajaran agama. Persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagamaan. Memalffiai ilmu dengan pengertian yang lebih sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang (hidup eli dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak eli akhirat. Sedangkan menurut Muhammad Jawa Ridla mengatakan bahwa Aliran religius konservatif ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagamaan. Para tokoh aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang (hidup di dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat (al-Thusi dalam Adab al-Mu ta'allim) Penuntut ilmu berkeharusan mengawali belajarnya dengan Kitabullah AI-Quran. la berusaha menghafalkan dan mampu menafsirkannya. Ulumul Quran, karena itu merupakan induk semua ilmu, lalu dilanjutkan belajar al-Hadis dan Ulumul Hadis, Ushul, Nahwu dan Sharaf (Ibnu Jama'ah dalam Tadzkirat.).3 adapun tokoh-tokoh aliran pemikiran pendidikan ini adalah a1Ghazali, 4 Nasiruddin al-Thusi. 8 Yang pemikirannya cenderung pada basis keagamaan. Aliran religius konservatif dalam peneliclikan Islam memiliki cirri sangat Kendal dengan agama, sehingga merupakan suatu aliran yang kental dengan keagamaan, agama sangat menjiwai pola pikir dan cara pandang para tokohnya, tercermin dalam tujuan keagamaan sebagai ·tujuan penelielikan. 7 Ibid Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat", Tiga Aliran Utama ... hlm. 22. 8 4 Jurnal 1/miah Pendidikan SINTESA Latar Belakan<<: - ;.:: ~ 06- lid2:1 ci:lgga ::n_, tu ~ Ciri e:: end.i d.i:k2. .:!be:ralisme ; _e32g2-i ben re=c.at>at oen -.. , ~ p erta:n.a m a:.... timbm . :.=-::::tayyah det ~ _...,...::l.rn.ha.n cj _:_ sebllii!l 2'a "~"'"' ~ _-..... aadia yang beke~a runons) dan yang sam pendiri faham tidaklah menonjol [all tetap dalam mengembangkan dalam pemikiran maka penafsiran a sehingga semua yang dicari oleh sebagainya harus nurni keagatnaan. cpit, yakni hanya ·dup di dunia) kb.irat. Sedangkan Aliran religius !alan pendidikan an pengertian dibutuhkan saat ::nbawa manfaat ~ Penuntut ilmu "'lab AI-Quran. ~ya . Ulumul lalu dilanjutkan dan Sharaf (Ibnu ..iran pemikiran al-Thusi. 8 Yang memiliki cirri suatu aliran yang >h pikir dan cara ::agamaan sebagai rn.iyyu Muqaddimat fi lm. 22. ~ndidikan SINTESA Latar Belakang sosial-filosofis aliran pendidikan Islam Untuk memahami perkembangan aliran pemikiran pendidikan Islam religius konservatif Menurut Muhammad Jawa Ridla, hendaknya memahami bahwa dalam perjalanan sejarah dinamika sosial dan ebudayaan masyarakat muslim ditemukan adanya "mutiara-mutiara" pendidikannya, dalam kurun waktu riga tahapan historis: Tahap pertama, berawal dari hijrah Nabi Muhammad SAW hingga berdirinya Dar af.:.Hikmah eli Baghdad tahun 217 H/ 832 _.f.;Tahap kedua, berawal dari berdirinya Dar al-Hikmah hingga munculnya madrasah Nizamiyah di Baghdad sekitar tahun 462 H / 1065 M.dan Tahap ketiga, masa setelah era madrasah Nizamiyah hingga runtuhnya kekhalifahan Turki U smani9 • Ciri terpenting tahap pertama ditinjau dari sudut pemikiran dan pendidikan adalah adanya kontrol pemikiran keagamaan atas liberalisme" dan merebaknya keterikatan kuat ("konservatisme") sebagai bentuk upaya menjaga kontinuitas masa Rasul dan upaya memegang teguh terhadapnya. Memang, dalam beberapa hal terdapat penyimpangan dari karakteristik general itu. Pada era tahap pertama ini muncul gerakan rasionalisme Islam, sebagaimana juga muncul pemikiran politik yang "sekuler": pemikiran politik ang timbul dari terjadinya konflik antara pendukung dinasti mayyah dengan para penentangnya, yang berakhir dengan keruntuhan dinasti ini sehingga relatif tidak sampai berumur lama bagi sebuah kerajaan besar. Peristiwa-peristiwa konflik politik pada era Umayah sudah cukup populer dan tercatat dalam lembaran sejarah yang berawal dari adanya pemberontakan terhadap pemerintahan sahabat U sman dan berakhir dengan jatubnya kekuasaan dinasti Umayah, sehingga tidak begitu penting hgi diulang-ulang bagi pengkaji pendidikan Hanya saja, semangat 1:asionalisme yang muncul di era itu sebagai bagian dati sejarah osial dan budaya Islam merupakan benih perubahan-perubahan historis yang punya dampak kuat terhadap perkembangan pemikiran Islam pada umumnya dan secara khusus . pemikiran pendidikannya. 10 Pada periode ini belum ditemukan pemikiran pendidikan ang istimewa, selain penuturan tentang kemuliaan ilmu dan kemuliaan usaha mencarinya. Hal ini dikarenakan pemikiran umat 9 Ibid., hlm. 22 IOibid,. hlm 22-23 Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 5 Islam masih menunjukkan pada kesederhanaan sistem pengajaran dan pendidikan yang dikenal dan kebutuhan akan teori pendidikan yang fungsional-praktis. Fase kedua yakni, fase perkembangan sumber sosialftlosofis pernikiran pendidikan Islam, terkait erat dengan berdirinya Dar a/-Hikmah di Baghdad tahun 217 H/832 M. Keterkaitan ini dapat dilihat dari adanya gerakan pembentukan teori-teori pendidikan (educational theoriifng) pada masyarakat muslim yang terjadi bersamaan dengan munculnya "madrasah-madrasah" Islam sebagai institusi pendidikan tinggi 11 • Hal ini berlangsung tidak berapa lama setelah berdirinya Dar ai-Hikmah. Madrasah pertama adalah madrasah Abu Hatim alBisti, yang meninggal pada tahun 345 H, atau pada penghujung awal abad IV H 12• Pada mas a ini, kelompok Ikhwan a/-5 hafa mulai mengembangkan teori-teori pendidikannya. Dan al-Farabi (meninggal tahun 339 H) telah menyusun karya monumentalnya Ihsha' ai-Uium. Pendirian Dar al-Hikmah diprakarsai oleh khalifah al-Makmun (217 H/832 M), 13 sebagai perwujudan respon kultural terhadap tidak mungkin dihindarinya pengaruh-pengaruh budaya bukan Islam yang ditemui umat Islam dalam perkembangan "ekspansinya" yang tidak mempunyai persiapan program so sial. Dar al-Hikmah menyuguhkan kepada para pernikir Muslim semua warisan Helinistik-Klasik yang banyak dibawa oleh para ilmuwan yang lari dari tekanan kaisar Jusentyan di Kostantia dan para ilmuwan yang pindah ke Syiria, Irak dan Iran, khususnya madrasah N as hi bin dan J undisyapur. Pada saat Islam meluas pada abad VII dan VIII M hingga ke negeri-negeri itu, terjadilah kontak langsung dengan warisan budayanya, sehingga umat Islam mendapatkan sisi-sisi positif yang layak diakomodir. Tidak lama berselang, pada abad IX M (abad III dan IV H), muncul gerakan massif penerjemahan; penerjemahan filsafat Yunani, buku-buku kedokteran, matematika dan disiplin ilmu lain ke dalam bahasa Arab."14 Ibid,. him. 30. Ibid 13 Ahmad Syalabi, Kashshaf,1954) him. 101 14 Ibid TEORIPEXl D1ilam ~ renrang t:e:01: _ · da1am b a:::: . .:. oleh ~ana ,, pendidikan, :ai: ?IO es belajru:. Teori pemelihara e2:: pendidikan se menempari rosesbelaja:::: pendidikan reE iungsi pendicE pada ajarnn 2g:: :nasa Nabi r Qur'an. Seda::!: h2.h~a minicJE pelal-sanaan pc: ~ ribadi, reo::_ ~oa2l_· TOO:: bahv:-a el-crt:.:I niliri relah dite 11 12 6 History OJ Muslim Education, ( Beirut-Libanon: Dar al- Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA ~ sesuai d~ Volu e 3, ... sistem pengajaran t.n teori pendidikan n sumber sosialdengan berdirinya L Keterkaitan ini teori-teori pendiaslim yang terj adi >ah" Islam sebagai setelah berdirinya ;ah Abu Hatim alpada penghujung ·an ai-Shafa mulai Dan al-Farabi a monumentalnya d.iprakarsai oleh JerWUjudan respon ~h-pengaruh a dalam perkemerslapan program m pemikir Muslim clibawa oleh para eli Kostantia dan Iran, khususnya Warn meluas pada erjadilah kontak ~ . umat Islam 10dir. Tidak lama muncul gerakan lll.all..i, buku-buku ke dalam bahasa Dar al-Hikmah mempunyai fungsi tidak hanya terbatas pada penerj emahan. Institusi ini pada perkembangan berikutnya menjadi model baru bagi institusi penelitia,n dan perguruan tinggi, atau dengan kata lain institusi akademis 15 .Masa penerjemahan segera disus ul dengan datangnya masa lain, yakni masa inovasi pemikiran (ashr al-intaj wa al-ibtikar). TEORI PENDIDIKAN KLASIK Dalam kajian teori pendidikan umum dikenal beberapa pendapat tentang teori pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh H ugh C, Black dalam bukunya A Flourfold Classification of Education Theories yang dikutip oleh Nana Syaodih ·Sukmadinata mengemukakan ada empat teori pendidikan, yaitu teori tradisional, teori progresif, teori basil belajar, teori proses belajar. Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus warisan budaya, teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak, dalam teori ini anak menempati kedudukan sentral dalam pendidikan. Teori basil belajar sesuai dengan namanya teori ini menutamakan basil, sedangkan teori proses belajarmengutamakan proses belajar. 16 Bila diperhatikan, aliran pendidikan religius konservatif sejalan dengan teori tradisional bahwa fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus budaya, yang fokus pada ajaran agama yang telah diletakkan dasar-dasar pendidikannya pada masa Nabi Muhammad SAW mengutamakan sumber pendidikan alQur'an. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan bahwa minimal ada empat teori pendidikan yang dipandang mendasari pelaksanaan pendidikan yaitu Teori pendidikan klasik, teori pendidikan pribadi, teori pendidikan teknologi Pendidikan dan teori pendidikan interaksional. 17 Teori Pendidikan klasik (classical educationa~, teori. ini berasumsi bahwa seluruh warisan budaya yaitu pengetahuan dan ide-ide atau nilainilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu, pendidikan berfungsi 15 Rarnayulis, Sejarah Pendiclikan Islam Napaktilas perubahan Konsep, ftlsafat dan metodologi Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW Sampai Ulama Nusantara, Oakarta: Mulia eirot-Libanon: Dar al- ·endidikan SINTESA Kalam 2012) hlm.120 16 Nana Syaodjh Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakar}ra, 2000) hlm. 24 17 Ibid, hlm. 7 . Volum e 3, Nomor 1, Juli 2013 7 memelihara, mengawetkan dan meneruskan semua wansan budaya kepada generasi berikutnya. 18 Teori pendiclikan pribadi (personalized education), teori ini . berasumsi bahwa sejak clilahlrkan anak telah merniliki potensi-potensi, untuk berfikir, berbuat, memecahkan masalah maupuri untuk belajardan berkembang sendiri, teori ini mengutamakan peranan siswa teori ini mengatakan bahwa Teori Teknologi Pendidikan, pendididkan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pemelihara budaya lama. Teori Pendidikan interaksional, teori ini berasumsi bahwa manusia· sebagai makhluk sosial, dalam kehldupannya manusia selalu membutuhkan manusia lain, selalu hldup bersama, berinteraksi dan 19 . b ek etp sama. TOKOH ALIRAN RELIGIUS KONSERVATIF: AL-GHAZALI Biografi Al-Ghazali Nama lengkap Imam Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali. Beliau lahlr pada 450 Hijriah/1048 Masehi pada abad kelima Hijriah (awal abad keenam Hijriah) di desa Taberan distrik Thus, Persia. Pada masa tersebut bersamaan dengan zaman munculnya mazhab dan perbedaan agama. Imam al-Ghazali memulai belajar di kala masih kecil. Mempelajari fikih dati Syaikh Ahmad ibn Muhammad al-Radzakani di kota Thusi. Kemudian berangkat ke jurjan menuntut ilmu dari Imam Abu Nashr al-Ismaili dan menulis buku at-a'Iiqat. Kemudian pulangke Thusi. Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain al-Juwaini dengan penuh kesungguhan, sehlngga berhasil menguasai dengan sangat baik fikih mazhab Syafi'i dan fikih khllaf, ilmu perdebatan, ushul, manthlq, hlkmah dan falsafah 20• Al- Ghazali pergi ke pusat kekhalifahan di Baghdad dalam usia 28 tahun. Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah Imam Ghazali ke Kota Mu'askar yang ketika itu menjadi gudang para sarjan'a. Di sinilah ia berjumpa dengan wazir Nidzamul Mulk. Kehadiran 18 Ibid., hlm. 8 19Ibid,; hlm. 10-13 20 Abd Rachman Assegaf, Aliran Pemik.iran Pendidikan Islam: Had/arah ... h1m C..:.-Ghazali ·sa ::1e jadi 11 imarr la tingg _ r eliha t kepak :::l2.Ka waz:u: _ 12 can rektor 11 di "Jada 1065. Pe menjadi guru c Karena engan para erkembang c sangat tinggi D i Bat _ -izamiyah a kekhalifaha n,, perkuliahan · _ emikiran, ar dicatat oleh S: sekitar 183 b ~ _.lajalis-i Gha1 dalam usia rn1 kalangan dari Su:nni, Zindiqi _\teis. Dan iJ Kehidupannya akademiknya l te.rkenal di Sea Selama ermasuk di a _-\qil dan Abu : permusuhan dengan cepat ~ popularitas P' waktu yang : m enulis hebe sudah mengu: para filsuf Mt Ibn Miskawail Kajian Kemampuann 100 8 Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA Volume 3, .Nomo ... a wansan budaya 'ucation)1 teori 1n1 ki potensi-potensi, n ·untuk belajardan . SlSWa tengatakan bahwa ·ompetensi bukan beraswnsi bahwa :ya manusia selalu , berinteraksi dan AL-GHAZALI !2mid Muhammad riah/ 1048 Masehi ~ di desa Taberan dengan zaman cala masih kecil. d al-Radzakani tut ilmu dari 'liqat. Kemudian rcr dan berguru kesungguhan, r:::1 mazhab Syafi'i ~a. hikmah dan Baghdad dalam ;al, berangkatlah -adi gudang para r~ 11' Kehadiran · Had/arab... hlm ... didikan SINTESA . 2.1-Ghazali disambut baik, dan karena kedalaman ilmunya, al-Ghazali =:1enjadi "imam" di wilayah Kharasa. la tinggal di Kota Mu'askar hingga berumur 34 tahun. _.felihat kepakaran al-Ghazali dalam bidang flkih, teologi dan falsafah, maka wazir Nizam al-Mulk mengangkatnya menjadi "guru besar" teologi dan "rektor" di Madrasah Nizamiyah di Baghdad yang telah didirikan !Y<ida 1065. Pengangkatan ini terjadi pada 484/juli 1091. jadi, saat enjadi guru besar (profesor), al-Ghazali baru berusia 34 tahun. Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli dan berdebat engan para ulama dan mengalahkan mereka. Di sinilah beliau berkembang dan menjadi terkenal serta mencapai kedudukan yang ..,angat tinggi. Di Baghdad beliau diangkat menjadi Rektor Madrasah _'\izamiyah oleh Nizamul Mulk. ratusan ulama, pejabat liekhalifahan,dan bangsawan yang berkuasa menghadiri perkuliahan Imam Ghazali Yang disampaikan dengan penuh p emikiran, argumen dan alasan. Kebanyakan daftar perkuliahan dicatat oleh Sayyid bin Fariz dan Ibn Lubban, keduanya mencatat ekitar 183 bahan perkuliahan yang kemudian dikumpulkan dalam _.1ajalis-i Ghazzaliyah. Imam Ghazali adalah pengikut Imam Syafi'i dalam usia mudanya, tetapi di Baghdad al-Ghazali bergaul dengan kalangan dari berbagai mazhab flkih, pemikiran, dan gagasan: Syi'i, Sunni, Zindiqi, Majusi, Teolog sklolastik, Kristen, Yahudi, maupun _-\.teis. Dan ini berpengaruh pada pemikiran Imam Ghazali dan ""ehidupannya berubah total. Di Baghdad, al-Ghazali meniti karier akademiknya hingga mencapai kesuksesan, menjadi sosok atau tokoh erkenal di Seantero lrak. Selama empat tahun ia mengajar sekitar 300-an siswa ulama, termasuk di antaranya beberapa pemuka mazhab Hanafi semisal ibn _-\qil dan Abu al-Khattab; suatu hal yang amat langkah terjadi pada saat permusuhan antarmazhab sangat runcing seperti itu. Karenanya dengan cepat al-Ghazali menjadi terkenal di Irak, hampir mengalahkan popularitas penguasa dan panglima di ibukota Abbasiyah. Dalam waktu yang sama, secara otodidak, ia mempelajari falsafah dan m enulis beberapa buku. Dalam tempo kurang dari dua tahun, ia :udah menguasai falsafah Yunani, terutama yang sudah diolah oleh para filsuf Muslim semisal al-Farabi (870-950), Ibn Sina (980-1037), Ibn Miskawaihi (936-1030), dan al-Ikhwan al-Shafa. Kajian filsafat meliputi logika, metafisika, dan fisika. Kemampuannya di bidang ini diselaraskannya dengan misi penguasa dan Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 9 ulama yakni mengantisipasi pengaruh falsafah yang dianggap berbahaya bagi agama. Karenanya ia meluncurkan k.arya keduanya di bidang ini, Tahcifut ai-Falasifah. Namun, pada 109 5, al-Ghazali secara tiba-tiba meninggalkan Baghdad. D ia meninggalkan pos1s1 strategik akademik-politik yang demikian memuncak ini dengan segala popularitasnya. Dia juga bahkan meninggalkan keluarga dan kemewahan menuju Damaskus untuk menjalani suatu kehidupan yang sama sekali lain dari kehidupannya selama ini. Al-Gh azali menempuh sebuah kehidupan sebagai seorang sufi yang fakir dan zuhud terhadap dunia. Ia meninggalkan Baghdad dengan mengenakan pakaian sufi dan menyelinap di suatu malam pada tahun 488 H. Ia pergi ke Damaskus lalu mengasingkan diri dalam sebuah kamar Masjid dan dengan penuh kesungguhan mclakukan, ibadah , tafakur dan zikir, menjalani disiplin asketik serta praktik keagam aan yang sangat keras. Di sini dia mengabiskan waktu selama dua tahun dalam kesendirian dan kesunyian. Epistimologi AlGhazali Epistimologi merupakan salah satu cabang filsafat ilmu, menurut Noeng Muhadjir, epistimologi berupaya mencari kebenaran (truth) berdasar fakta kebenaran di bangun dengan logika dan didahului oleh uji konfirmasi tentang data yang dihimpun, epistimologi berupaya menghimpun empiri yang relevan untuk di bangun secara rasional menjadi kebenaran ilmu21 Menurut Saeful Anwar, bahwa Epistimologi Al-Ghazali berorientasi pada sumber ilmu dan cara memperolehnya22 al-Ghazali mengatakan bahwa Qalbu pada fitrahnya siap menerima semua essensi yang menjadi obyek ilmu. Ilmu yang ada padanya terbagi dua macam: Syar'iyyah/ diniyyah dan aqliyyah/ghair syar'iyyah. Dimaksud ilmu-ilmu syar'iyyah/ diniyyah ( keagamaan) adalah ilmu-ilmu yang diambil secara taqlid kepada nabi, dengan mempelajari dan memahami al-Qur'an dan Hadis, dan tak diperoleh dengan akal semata, seperti matematika, atau dengan eksperimen seperti kedokteran atau dengan pendengaran seperti bahasa. 23 Ilmu-ilmu aqliyyah (rasional) adalah ilmu-ilmu yang diperoleh 3itab _\]ll I S2hah2 t:;ma h Begi mnnya~ ::1~ dike .:reutuh.an rna c:erseb . us 2. t bercL ~~ c:ni:a, aitu : .alan akhirat . ::::m amalat, ya terdiri dari ~ :2Zk:i: ah da..ri 'munjiyat).3. dari usul, sep !lm.U qira'at, il dan umat tf :nutammimat, :· tihat, yang ru D ari~ nu:dlu 'ain, ya -ontekstual (a yaitu keempa' bukan syar'in se.mua ilmu emaslahatan yang mutlak c edokteran,m t:eknologi tek: filoso fis tenta menambahkc 21 N oeng Muhajir, Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta, Rake Sarasin, 2011) hhn.63 Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghozali (Analisis Tentang Dimensi Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Ilmu Era Paripatetik) Diserlasi, tidak diterbitkan (Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001) him. 588 23 Ibid., him. 457 22 24 Hujj: 25 Saefi. t.th) hlm. Volume 3, Nomt 10 Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA dianggap berbahaya tanya di bidang ini, secara tiba-tiba posisi strategik ini dengan segala .n keluarga dan i suatu kehidupan 1. sebagai seorang lnggalkan Baghdad p di suatu malam asingkan diri dalam guhan mclakukan, cetik serta praktik engabiskan waktu J. .afat ilmu, menurut kebenaran (truth) n didahului oleh uji timologi berupaya un secara rasional wlogi Al-Ghazali !hnya22 al-Ghazali . . tl1Ila semua essens1 erbagi dua macam: 1maksud ilmu-ilmu '2ng diambil secara tami al-Qur'an dan :i ma.tematika, atau endengaran seperti mu yang diperoleh ii:l, 2011) hlm.63 ;;is Tentang Dimensi rer.asi, tidak diterbitkan eagan akal, dalam arti bukan dengan taklid dan pendengaran, ilmu 2.qlirrah ini terbagi dua yaitu: dharuriyyat (a priori), dan muktasabah (a posteriori/inferensial) yakni yang diperoleh dengan belajar dan 24 ~buktian-pembukrian llmu-ilmu syar'iyyah terbagi empat macam:1. Usul (pokok), yaitu "tab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Ijma'Umat dan Atsar (tradisi) -2.habat. Ijma' termasuk pokok karena fungsinya menunjukkan alunnah. Begitu pula atsar sebab para sahabat menyaksikan situasi mrunnya wahyu dan menangkap klausul-klausul kontekstual yang ridak :::mngkin diketahui orang lain, dimana bahasa kadang ridak menampung keutuhan makna yang tertangkap dengan klausul-klausul kontektual rer:sebut. 2. Furu' (cabang) yaitu hasil pemahaman dan pengembangan dari usul berdasarkan makna-makna yang lebih luas yang tertangkap akal. Masalah furu' terbagi dua yakni a. menyangkut kemaslahatan unia, yaitu fiqh dan b. menyangkut kemaslahatan akhirat, yaitu ilmu ~alan akhirat yang terdiri dari dua bagian: Ilmu Mukasyafah dan. ilmu :nu'amalat, yang menjadi fokus utama ihya, terbagi dua :ilmu lahir yang rerdiri dari ibadat dan adat/ mu'amalat; dan ilmu barin yang menyangkut caz.k:iyah dari akhlak tercela(muhlika~ dan tahliyah dengan akhlak terpuji (munjiyat).3. Alat (penunjang) untuk memahami dan menghasilkan ilmu dati usul, seperri ilmu bahasa Arab. 4. Mutammimat(pelengkap) seperti .ilmu qira'at, ilmu tafsir, ilmu ushul fiqh, ilmu hadis, ilmu kisah para Nabi dart umat terdahulu. Dsb. Ilmu usul fiqh dimasukkan ke dalam mutammimat, bukan alat, rupanya karena melihat fungsinya sebagai alat "jti.hat, yang hanya dibutuhkan oleh para mujtahid. 25 Dari sudut hukum mempelajarinya, ilmu-ilmu syari'ah ada yang fardlu 'ain, yaitu hukum-hukum syara' yang wajib atas seseorang secara -ontekstual (ala muqtada al- hal/ wqjib al-waq~ dan ada yang fardlu kifayah, aitu keempat ilmu di atas yang ridak termasuk fardlu 'ain. llmu-ilmu bukan syar'iyyah ada yang terpuji, tcrcela dan mubah, yang terpuji adalah semua ilmu gayr syar'iyyah yang berguna atau diperlukan untuk kemaslahatan dunia. Ia terbagi dua: a. fardlu kifayah, yaitu semua ilmu yang mutlak dibutuhkan untuk tegaknya kehidupan duniawi, seperti ilmu kedokteran,matemarika teknologi industry, pertanian, polirik, miter, teknologi teksril; jahit menjahit dsb.b. Fadlilah (keutamaan) yaitu kajian filosofis tentang ilmu-ilmu tersebut yang ridak mutlak diperlukan, tetapi menambah kekuatan bagi kadar yang diperlukan sebagai basis. 24 Hujjat al-Islam al-Ghazali, Ii?J,a' Vlum ai-Din I, (Semarang: Thoha Putera, t.th) him. zs Saeful Anwar, Filsajat I/mu Al-Ghazali... rJm. 458 'endidikan SINTESA Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 11 Pada dasarnya semua ilmu sebagai kebenaran obyektif tidak ada 26 yang tercela , tetapi ada yang tercela karena faktor lain, yakni merugikan, baik terhadap orang lain, seperti sihir. Maupun terhadap diri sendiri seperti astrologi. Dari sudut aksiologi, ilmu-ilmu syar'iyyah pun ada yang tercela karena faktor lain, sehingga al-Ghazali mep.gecam keras penggeseran lima term keagamaan dari maknanya semula, yang menjurus pada kondisi tidak ilrn1ah yaitu term 'ilm, fiqh, tawhid, zikr dan hikmah Dalam klasifikasi tersebut di atas teologi (kalam) filsafat tidak masuk sebagai disiplin tersendiri, ini bukan hanya karena ekses negative dari kalam sebagi sebuah bid'ah yang berupa polemik-apologetik, dan bahwa ia tak dapat mencapai kebenaran yang hakiki atau membuat orang 27 menjadi beriman , tetapi yang lebih mendasar bahwa ilmu ada dua jenis : aqliyyah(rasional) seperti kedokteran dan matematika dan diniyyah (keagamaan). Masing-masing terbagi dua: Kulliyyah (generai-Universa~ dan Juz'!Jyah (Parsial Parlikular) ilmu agama yang general adalah kalam dimana semua ilmu keagamaan lainnya adalah cabang yang berdiri di atasnya, jadi ia adalah induk yang bersifat general dan menjadi basis dari seluruh disiplin ilmu-ilmu keagamaan parsial, dan menjadi syarat mutlak bagi seorang ahli ilmu agama yang generalis. Demikian pula al-Ghazali memandang filsafat bukan sebuah disiplin ilmu parsial, melainkan lebih merupakan aliran atau model pemikiran. Dimana disiplin-disiplin cabangnya sudah berdiri sendiri, matematika sudah otonom, logika dan metafisika sudah ditransfer ke dalam kalam, fisika terbagi dua· bagian, pertama, bagian spekulatif yang terlibat dalam diskusi-diskusi yang kontradiksi dengan agama, sehingga tak dapat di anggap sebagai ilmu, bagian lain mendiskusikan karakteristik fisik yang mirip dengan ilmu kedokteran; tetapi ilmu kedokteran sangat berguna28 Klasifikasi ilmu kepada syar'iyyah dan gayr syar'iyyah itu cukup realistik, dan secara de facto telah diterima dan diikuti berbagai kalangan pasca Al-Ghozali, seperti Ibn Rusyd dari filosof 9 Ibn Taimiyah dari muslim ortodoks, ibn Khaldun dari kaum Asy'ari, Tasy Kubra Zadah dari kaum Maturidi dan sebagian syi'ah. 30 Pemikiran Pendidikan Al-Ghazali 26 27 28 12 Pem.ikir. e;>; timologi al· _eaurut Muh: ~ a penJe ··ebodohan; ke calam prograr 31 :>eserta didik Sis tern ~ engetahuan 1 -ailasufal-Mul dirinya itu ke ·-omponen da 2.!.-Ghazali terle an dunia. Tujuan Pen Tujuan epada reali~ pen ekananny ..-..epada Allal cinggi atau r pendidikan dia menyebabkan 1 Rumu: .Allah swt, ter j adikan )in da Dzar!Jat: 56) Tujua1 dip engaruhi as awuf me l ang harus d mau t dapat 31 Ibid., hlm. 459 Hujjat al-I slam al-Ghazali, Ihya' Vlum a/-Din I, ... hlm. 22-24 Hujjat al-lslam a.i-Ghazali, Ihya' Vlum at-Din I ... hlm. 23 29 Ibn Rusyd, Fasl ai-Maqalfi Ma bC!Jn ai-Hikmah wa ai-Syari'ah 30 Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghozali.. . hlm. 462 Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA Mllha fi Ushulih al-Ijt Islam . .. hlm. 120 32 Abd. Fikr,1982) hlm. 4 33 Mans Book, tt.) hlm. 4 Volume 3, Nome ... obyektif tidak ada , yakni merugikan, J.adap cliri sendiri ryah pun ada yang mep.gecam keras lla, yang menjurus cikr dan hikmah tlam) filsafat tidak !ll.a ekses negative ik-apologetik, dan .u membuat orang mu ada dua jenis : ka dan cliniyyah 11eral- Universa~ dan Llah kalam dimana liri eli atasnya, jadi n.sis dari seluruh rarat mutlak bagi fat bukan sebuah !iran atau model berdiri sendiri, :lah clitransfer ke n spekulatif yang agama, sehingga rikan karakteristik cedokteran sangat r'iyyah itu cukup :>erbagai kalangan m Tairniyah dari 1Sf Kubra Zadah 22-24 !.3 'ah ndidikan SINTESA Pemikiran penclidikan al-Ghazali tidak dapat dilepaskan dari al-Ghazali, pernikiran al-Ghazali mengenai pendidikan - e::n:rut Muhammad Jawad Ridla berkisar pada tiga hal pokok yakni ?E=~:na p en jelasan tentang keutamaan ilmu-pengetahuan atas i::eoodohan; kedua , Pengklasifikasian ilmu-ilmu yang termasuk ke program kurikuler dan Kode etik bagi pendidik (guru) dan ena clidik31 ~ ,i:,emologi Sistem pendidikan al-Ghazali dipengaruhi ilmu . _ e:Igetahuan yang dikuasainya, seorang filosof juga ahli tasawuf 1:-ailasufa i-Mutasawwiftn/2 Dua corak ilmu yang terpadu dalam : ~ ~ ya itu kemudian turut mempengaruhi formulasi komponenomponen dalam sistem pendidikannya. Ciri khas system penclidikan -Ghazali terletak pada pengajaran moral religius tanpa mengabaikan an dunia. -~ Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan menurut al-Ghazali harus mengarah ·-epada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak, dengan titik _ enekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah" 33 dan bukan untuk mencari kedudukan yang :inggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Sebab jika tujuan pendidikan diarahkan selain untuk mendekatkan diri pada Allah, akan menyebabkan kesesatan dan kemudlaratan. Rumusan tujuan pendidikan didasarkan kepada firman Allah swt, ten tang tujuan penciptaan manusia yaitu: "Tidaklah Aku ..!adikan )in dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku" CQ.S. ai:Jzariyat: 56) Tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh al-Ghazali "pengaruhi ilmu tasawuf yang dikuasainya, kare n a aj a ran asaw uf memandang dunia ini bukan merupakan hal utama _ang harus didewakan, tidak abadi dan akan rusak, sedangkan au t da pat memutuskan kenikmatannya setiap saat. Dunia 31 MUhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat · :: Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan Jlam... hlm. 120 3 2 Abd. Al-Ghani Abud, ai-Fikr ai-Tarbawi 'Inda ai-Ghazali (Beirut: Dar al:nk::,1982) hlm.47 33 Mansoor A. Quraishi, Some aspects Of Muslim Education, ( Lahore, Universal Book, tt.) hlm. 4 Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 13 hanya tempat lewat sementara, tidak kekal. Sedangkan akhirat adalah desa yang kekal dan maut senantiasa mengintai setiap manusia. b. Kurikulum pendidikan Kurikulum pendidikan Islam sebagaimana dikemukakan oleh Omar Mohammad Al-Taoumy Al-Syaibani, kurikulum digunakan kata' Manhaj dirasi ' diartikan sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau yang dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, kettampilan dan sikap mereka34• Sedangkan para ahli · pendidikan Islam klasik kata kurikulum menggunakan kata ai-Maddah yang berarti materi . irnplikasi dari penggunaan istilah ai-Maddah ini, kurikulum diartikan serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan kepada murid dalam tingkat tertentu35 • Maka kurikulum pendidikan Islam dapat dipahami dengan sejumlah ilmu pengetahuan berupa materi pelajaran yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Maka kurikulum dimaksudkan dalam arti yang sempit, yaitu seperangkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar.dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.Kurikulum pendidikan Islam menurut al-Ghazali sangat terkait dengan pandangannya tentang epistimologi yakni terkait dengan sumber ilmu dan cara memperolehnya, rumusan kurikulum menurut al-Ghazali sebagaimana dijelaskan Abudin Nata 36 la membagi ilmu ke dalam riga pendekatan. Pertama, pembagian ilmu dari segi sumbemya; kedua, pembagian ilmu dilihat dari segi jauh dekatnya dengan Tuhan; dan ketiga, pembagian ilmu dari segt. hukumnya. Menurut al-Ghazali, bahwa dilihat dari segi sumbernya, ada ilmu yang bersumber dari syariat (Al-Qur'an dan. Al-Hadis), dan ilmu yang sumbernya bukan dari syariat. Ilmu yang bersumber dari syariat terdiri dari ilmu ushul (ilmu pokok), yaitu ilmu Al-Qur'an, Al-Sunnah Nabi, pendapat sahabat dan ijma, ilmu furu (cabang), yaitu fikih, ilmu bahasa, dan gramatika, serta ilmu pelengkap 34 Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaybany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,1979) him. 478 35 M. Miftahul Ulum, "Pendidikan Islam Dan Realitas Sosial ( Studi Atas Kurikulum Pendidikan Islam MAN Model eli Propoinsi Jawa Timur)'' , Disertasi, tidak diterbitkan ( Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008) hlm. 36 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Qakarta: Kencana, 2011) him. 162164 , lihat juga Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Qakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994) hlm. 162-163 14 Jurnal llmiah Pendidikan SINTESA ' utammimah), u tafsir, N2 :2ash dan dzal _\da pun ilm u y: rerpuji, yaitu iln usus menge l::TIUila, yaitu ~ emerintahan; industri sandar oembuatan r ·p erb olehkan sastta, sejarah ~ .:_:n u ten ung, s 1 Selanju _ engetahuan y _eperti sihir, a: re:rcela, kari sif _ engetahuan y nanyak lebih t1 llmu pengetal melepaskan m m enyucikan :nengerjakanny m endekatkan m empersiapka pengetahuan y: te:rcela, sepert tet:Sebut jika < ~eraguan, dan dan ingkar. Ilml kaitannya den kepada: (1) ili seperti ilmu ag ini tidak wajU antara kaum l\ antara kaum 1 berclosa. Di kedokteran, i dan jahit menj 37 Ibid., Volume 3, Nome .... edangkan akhirat :ai setiap manusia. dikemukakan oleh m digunakan kata' ilalui oleh pendidik .tau yang dilatihnya u. sikap mereka34 • ik kata kurikulum eri . implikasi dari rr serangkaian mata n tingkat tertentu35 • e:ngan sejumlah ilmu u:kan dalam proses dalam arti yang aa oleh pendidik mjuan yang telah e:mrut al-Ghazali ~pistimologi yakni olehnya, rumusan ijelaskan Abudin ?ertama, pembagian ~ dari segi jauh · ~-. ilmu dari segi -- sumbernya, ada - "'"\1-Hadis), dan crsumber dari .!.....:Ilu Al-Qur'an, -=. furu (cabang), !:::::tu pelengkap Pendidikan Islam, • Pendidikon SINTESA {m:tJammimah), yaitu ilmu qiraat, Makharij al-Huruf wa al-Alfadz, :=::::tu tafsir, Nasikh dan Mansukh, lafadz umum dan khusus, lafaz - ~c:h dan dzahir, serta biografi dan sejarah perjuangan sahabat. _.!...dapun ilmu yang bukan berasal dari syariat, terdiri atas: (1) ilmu yang ?uji, yaitu ilmu kedokteran, ilmu berhitung, dan ilmu perusahaan. sus mengenai ilmu perusahaan, diperinci menjadi: (a) pokok dan !::2ma, yaitu pertanian, pertenunan, pembangunan, dan tata _ e111erintahan; (b) penunjang, yang terdiri dari pertukangan besi dan ·-:austri sandang; (c) pelengkap, yang terdiri dari pengolaan pangan embuatan roti), pertenunan Gahit-menjahit); (2) flmu yang ~ = perb olehkan (tidak merugikan), yang terdiri dari kebudayajan, sasu:a, sejarah dan puisi; dan (3) ilmu yang tercela (merugikan), yaitu :::Uu tenung, sihir, dan bagian tertentu dari filsafat37• Selanjutnya dilihat dari segi objeknya: (1) ada ilmu _ engetahuan yang tercela secara mutlak, baik sedikit maupun banyak, seperti sihir, azimat, ntijum, dan ilmu tentang ramalan nasib. Ilmu ini rercela, kari sifat manfaat, baik di dunia maupun di akhirat; (2) ada ilmu ~ engetahuan yang terpuji, baik sedikit maupun banyak. Namun kalau banyak lebih terpuji, seperti ilmu agama dan ilmu tentang beribadat. u pengetahuan seperti ini terpuji secara mutlak, karena dapat ~depaskan manusia (yang mempelajarinya) dari perbuatan tercela, enyucikan diri, membantu manusia mengenai kebaikan dan mengerjakannya, memberitahu manusia ke jalan dan usaha mendekatkan diri kepada Allah dalam mencari ridha-Nya guna m empersiapkan dunia untuk kehidupan akhirat yang kekal; dan (3) ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu, terpuji, tetapi jika mendalaminya LeiCela, seperti filsafat naturalisme. Menurut al-Ghazali, ilmu-ilmu rersebut jika diperdalam akan menimbulkan kekacauan pikiran dan 'reraguan, dan akhirnya cenderung mendorong manusia kepada kufur ci2n ingkar. Ilmu dilihat dari segi status hukum mempelajarinya dalam · rannya dengan nilai gunanya, ilmu pengetahuan dapat digolongkan .__.epada: (1) ilmu fardlu 'ain yang wajib dipelajari oleh setiap indiviclu, seperti ilmu agama dan cabang-cabangnya; (2) ilmu fardlu kifqyah. Ilmu · · tidak wajib dipelajari oleh setiap Muslim, melainkan cukup jika di z::::rara kaum Muslimin adalah yang mempelajarinya. Jika seorang pun di ::::mu::a kaum Muslim tidak ada yang mempelajarinya, maka mereka akan erclosa. Di antara yang tergolong fardlu kifqyah ini adalah ilmu --..lokteran, ilmu hitung, pertanian, politik, pengobatan tradisional, cz:1 iahit menjahit. 37 Ibid., hlm.163 e 3, Nomor 1, Juli 2013 15 Kurikukulum pendidikan klasik lebih menekankankan isi pendidikan yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, isi disusun secara logis sistematis, terstruktur dengari berpusat pada intelektual. c. Kewajiban Peserta Didik Seorang peserta didik menurut al-Ghazali, hendaknya memperhatikan kewajiban, yaitu: pertama Mengutamakan penyucian diri dari akhlak tercela dan sifat buruk, sebab, ilmu itu bentuk peribadatan hati, shalat rohani dan pendekatan batin kepada Allah.38 , kedua Peserta didik menjaga diri dari kesibukan-kesibukan duniawi, dan seyogianya berkelana jauh dari tempat tinggalnya. Sebab, bergelut dengan kesibukan-kesibukan duniawi dapat memalingkan konsentrasi belajarnya, sehingga kemampuan menguasai ilmu yang dipelajari menjadi tumpul. Ketiga, Tidak membusungkan dada terhadap orang alim (guru), melainkan bersedia patuh dalam segala urusan dan bersedia mendengarkan nasihatnya. Keempat, Bagi penuntut ilmu pemula hendaknya menghindarkan diri darimengkaji variasi pemikiran dan tokoh, baik m enyangkut ilmu-ilmu duniawi maupun ilmu-ilmu ukhrawi. Kelima Penuntut ilmu tidak mengabaikan suatu disiplin ilmu apa pun yang terpuji Keenam Penuntut ilmu dalam mendalami suatu disiplin ilmu tidak dilakukan sekaligus, akan tetapi perlu bertahap dan memprioritaskan yang terpenting. keilmuan yang termulia, yaitu ilmu-ilmu akhirat, baik ilmu mu'amalah maupun ilmu muka.ryqfah. Tujuan ilmu mu'amalah adalah ilmu muka.syafoh, sedangkan tujuan dari ilmu muka.syqfah adalah ma'rifatullah. Ketujuh Penuntut ilmu tidak melangkah mendalami tahap ilmu berikutnya hingga ia benar-benar menguasai tahap ilmu selumnya. Kedelapan Penuntut ilmu hendaknya mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan dapat memperoleh ilmu yang paling mulia. Kesembilan Tujuan belajar penuntut ilmu adalah pembersihan batin dan menghiasinya dengan keutamaan serta pendekatan diri kepada Allah serta meningkatkan spiritualnya. - ~jiba:J - -G ealis dan Bet:ang =-egru;kan l ergelui ---'-~~~"'" et:ika delafY< Pertamt -..,....... Jerlakula L- ~& anakn :- sisi aya ba a.gi anak-aru ~-......-,u......· - e:rrelamatkru yang m 39 Muha -shulih al-Ijti ~ ... hlm.125~Hadlarah ... - 38 Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqadd.imat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat", Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam .. .hlm.124. llhat Juga Abd Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Had/arab .. . h1m 116 16 Jurnalllmiah Pendidikan SINTESA 40 Ibid., 1 _\ssegaf, A/iran ... olume 3, Nomo ... e:nekankankan isi · i disusun secara !ktual. .zali, hendaknya ~ engutamakan tuk, sebab, ilmu endekatan batin mkan-kesibukan npat tinggalnya. duniawi dapat npuan menguasai p orang alim ;an dan bersedia hendaknya ran dan tokoh, u ukhrawi. disiplin ilmu Ila · suatu disiplin bertahap dan .e nnulia, yaitu !lmu muka.rycifah. ~~ tujuan dari ll.ami tahap ilmu au selumnya. etahui faktor::m yang paling u adalah eutamaan serta :_;tualnya. ~ Muqaddimat Teori Pendidikan Pendidikan Islam: didikan SINTESA Kesepuluh Penuntut ilmu mengetahui relasi ilmu-ilmu yang ciikajinya dengan orientasi yang dituju, sehingga dapat memilah dan emilib ilmu mana yang harus diutamakan. 39 Dari sepuluh hal di atas dapat diketahui bahwa al-Ghazali ;nemiliki corak pemikiran pendidikan Islam religius konservatif akni memprioritaskan ilmu agama dan mempertahankan ontinyuitas pendidikan pada masa Nabi yang bercorak agama. Dengan ciri, pertama, bahwa kegiatan menuntut ilmu itu tiada lain erorientasi pada pencapaian ridha Allah. Karenanya, ilmu erfungsi membersihkan jiwa manusia dari ambisi dan tujuan yang ~dah . Ilmu menyeru pada keluhuran jiwa dan kemuliaan rohani. dua, etika peserta didik tersebut memperkuat teori ilhami yang oleh al-Ghazali dijadikan sebagai landasan teori pendidikannya. Pada .a nyak tempat ia menandaskan, bahwa ilham adalah cahaya yang dilimpahkan Allah ke dalam hati manusia. Ketiga, peneguhan juan agamawi dalam kegiatan menuntut ilmu. Keempat, terdapat pembatasan term al-ilm hanya pada ilmu tentangA.IIah. 40 Kewajiban Guru ( Pendidik) Al-Ghazali berpandangan "idealistik" terhadap profesi guru. Idealisasi guru, menurutnya guru adalah orang yang berilmu, beramal dan mengajarkan ilmunya, al-Ghazali menekankan perlunya keterpaduan ilmu dengan amaL Berangkat dari perspektif idealistik profesi guru, al-Ghazali m enegaskan bahwa orang yang sibuk mengajar merupakan orang ang "bergelut" dengan sesuatu yang amat penting, sehingga ia perlu menjaga etika dan kode etik profesinya. Kode etik guru (pendidik) meliputi delapan hal : Pertama, Menyayangi para peserta didiknya, bahkan memperlakukan mereka seperti perlakuan dan kasih sayang guru kepada anaknya sendiri. Nabi Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya p osisi saya bagi kamu sekalian sama halnya dengan posisi orang tua bagi anak-anaknya". Artinya, guru memiliki kepedulian tinggi dalam menyelamatkan para peserta didik dari siksa neraka, guru adalah orang yang memberi bimbingan bagi kehidupan akhirat yang abadi, d 39 Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan I.r/am... hlm.125- 128. Lihat Juga Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadlarah .. . him 116-119 40 Ibid., MuhammadJawwad Ridla, "al-Fikr al . . . hlm.129. Lihat Abd Rachman Ass~f, A/iran .. . him. 119 Volume 3, Nomor 1, Ju/i 2013 17 yakni mengajarkan ilmu-ilmu dunia yang diorientasikan pada tujuan akhirat, bukan hanya tujuan duniawi. Kedua, Guru bersedia sungguh-sungguh mengikuti tuntunan Rasulullah Saw., sehingga ia tidak mengajar untuk mencari upah atau untuk mendapatkan penghargaan dan tanda jasa. Akan tetapi, mengajar semata-mata mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepad a-Nya. Ketiga Guru hendaknya memberi nasihat kepada para peserta didiknya, dalam mempelajari ilmu hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Guru juga perlu mengingatkan peserta didiknya bahwa tujuan menuntut ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan mencari kedudukan, kekayaan, dan popularitas. Sedapat mungkin guru menanamkan sikap ini dalam diri peserta didik terhadap tujuan-tujuan duniawi semacam itu Keempat, guru mencegah peserta didik jatuh terjerembab ke dalam akhlak tercela melalui cara sepersuasif mungkin dengan cara penuh kasih sayang, tidak dengan cara mencemooh dan kasar. Sebab, cara yang terakhir ini menyebabkan hilangnya kewibawaan guru dan harga diri peserta didik, dan pada gilirannya peserta didik pun malah semakin kurang ajar. &lima, Guru menyampaikan materi pengajarannya sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didiknya. la tidak mengajarkan materi yang berda di luar jangkauan pemahaman peserta clicliknya, karena dapat mengakibatkan keputusasaan . atau apatisme terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Saw., "Kami para Nabi diperintahkan untuk menempatkan manusia sesuai dengan proporsinya, dan mendakwahi mereka sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Maka dari itu, perlu disampaikan kebenaran secara lugas sekiranya memang memungkinkan dicerna. Nabi juga bersabda: "Seseorang yang menyampaikan warta kepada suatu kaum yang di luar jangkauan pemahaman mereka, niscaya akan menimbulkan fitnah bagi sebagian yang lain". Keenam Terhadap peserta didik yang berkemampuan renda h , guru menyampaikan materi yang jelas, konkret dan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam mencernanya. Jangan sampai guru menuturkan kepada peserta cliclik terse but bahwa nanti akan ada materi yang sangat remit dan kompleks, karena hal itu dapat berpengaruh buruk bagi minat belajarnya dan mengacaukan pikirannya. Ketujuh Guru mau mengamalkan ilmunya, sehingga yang ada adalah rr bagaimanapur edangkan pc abjhar jauh le sehingga bila t eteladanan41 Bila a.tas, tampak :nenghendaki aha-usaha p clan peserta d adalah dapat • ;ang tanpa pa1 llfPUKASI PENDIDIK.! Berda~ :Jendidikan A :>eSerta didik .ronservatif ya Adap1 Konservatif IDrikulum, pe; Knrikulum lmpli ~ dapat --dzamiyah, 1 :xadidikan di 5eOO.gaimana Qur'an, meml :?:qh 42 sedru Kedokteran) 1 .........::nu-ilmu Ag 5>rmal madra Ibid. R2chma n Assega 41 .2:n. 18 Jurna/1/miah Pendidikan SINTESA 42 Mahn 5 baca jug 'olume 3, Nome ... asikan pada tujuan 1engikuti tuntunan . mencari upah atau mn tetapi, mengajar n endekatkan diri iha t kepada para mya sesuai dengan ~rlu mengingatkan lalah mendekatkan 1, kekayaan, dan cikap ini dalam diri ·"' "a adalah menyatunya ucapan dan rindakan. Hal ini penring, sebab ~anapun ilmu hanya diketahui dengan mata hati (basha'ir), sedangkan perbuatan diketahui dengan mata kepala (abshar). Pemilik dJ.rbar jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pemilik basha'ir, sehingga bila te~adi kontradiksi antara ilmu dan amal, akan menghambat ~..eladanan41 Bila ditelaah dari rumusan erika peserta didik dan erika guru di tampak jelas bahwa al-Ghazali memfokuskan pada agama yakni ::nenghendaki tertanamnya nilai-nilai akhlak, peribadatan, ketuhanan, dan aha-usaha pembersihan jiwa dari kepentingan duniawi bagi para guru cian peserta didik. Karakter demikian ditinjau dari sudut pandang Islam 2dalah dapat meningkatkan morivasi proses belajar guru-peserta didik yang tanpa pamrih, dan belajar itu sendiri menjadi amal ibadah. ~. litu atuh terjerembab m ungkin dengan ::emooh dan kasar. gnya kewibawaan Jnya peserta didik ~ :tgajarannya sesuai '<hk mengajarkan ::>eserta didiknya, ~ atisme terhadap \abi Saw., "Karni . . :::1anus1a sesua1 sesuai dengan disampaikan r.Z:cinkan dicerna. r:a.:1 warta kepada :::1ereka, niscaya :nencernanya. bahwa - ~eis, karena hal =-- mengacaukan :: ...e~sebut . sehingga yang -:fldikan SINTESA Th!PUKASI PEMIKIRAN AL-GHAZALI DALAM P~IDI~IS~ Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa pernikiran pendidikan Al-Ghazali yang melipuri tujuan, kurikulum, pendidik dan . rserta didik lebih condong pada corak pemikiran pendidikan religius ~ons ervarif yang menekankan pada agama. Adapun irnplikasi pemikiran aliran pemikiran pendidikan Konservarif fokus al-Ghazali terhadap pola pendidikan Islam dari kurikulum, pendidik dan peserta didik dapat dijelaskan sebagai berikut: Kurikulum Implikasi pernikiran al-Ghazali terhadap kurikulum pendidikan Islam dapat dilihat diantaranya adalah kurikulum pada Madrasah ~ldzarniyah, kurikulum diartikan al-madda yakni materi Adapun materi pendidikan di madrasah Nizarniyah adalah materi-materi keagamaan, sebagaimana dijelaskan oleh Mahmud yunus materinya melipuri alQur'an, membaca, menulis, sastra Arab, Sejarah Nabi SAW, Fiqh, Ushul Fiqh 42 sedang ilmu-ilmu kealaman (Fisika, Kimia, Astronorni dan Kedokteran) ridak dimasukkan dalam kurikulum madrasah Nizarniyah. Ilmu-ilmu Agama yang mendominasi kurikulum lembaga pendidikan ~otmal madras~ ini, diperlukan untuk memahami dan menjelaskan 41 Ibid., Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al ... him. 129-132. Lihat Abd Rachman Assegaf, A/iran . .. him. 119-122 42 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Gakarta: Hidakarya Agung, 1992) hlm. 75 baca juga Ramayulis, Ramayulis, Sejarah pendidikan .. .. hlm.141 Volum e 3, Nomor 1, Juli 2013 19 makna Al-Quran, materi ini tumbuh menjacli inti dari pengajaran yaitu hadits dan tafsir. Implikasi pemikiran al-Ghazali terhadap KuPkulum Pendidikan Pesantren. dalam tulisan ini clicontohkan Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, menurut K.H. Ali Ma'shum penclidikan pesantren bertujuan untuk mencetak ulama43 , maka mendorong mengembangkan berbagai disiplin ilmu, Al-Qur'an menjadi materi pokok, kemudian bidang syari'ah, ilmu pengetahuan umum, kesenian, tasawwuf serta filsafat Islam 44 meski ilmu pengetahuan harus clikembangkan, namun eli kalangan pesantren masih mempertanyakan lebih mulia mana ilmu syari'ah dengan ilmu umum? Ditinjau dari segi adanya hukum fardlu ain pada batas tertentu ilmu syari'ah lebih mulia karena yang fardlu ain ialah mempelajari ilmu syariah sampai batas ilmul- hal yaitu ilmu-ilmu dasar tentang beragama. Dari clisiplin ilmu tersebut cliturunkan ke kurikulum pesantren berupa materi Al-Qur'an, kitab kuning. Kitab kuning berfungsi sebagai bahan pelajaran bagi santri, yang memuat materi pelajaran, Karena kitab kuning menggunakan bahasa Arab maka sekaligus praktik pengalaman nahwa, sharaf dan lughah, cliantaranya kitab yang mendasari jiwa kesantrian dan iki?Ja' ulumuddin climana kitab ini memiliki gaya bahasa yang tinggi. 45 Karena untuk mempelajari cliperlukan terlebih dahulu mempelajari kitab tafsir, hadis, musthalah hadis, ushul fiqh dan qawa'idul Fiqhiyyah, santri perlu waktu yang panjang untuk ngesahi kitab, masa sekarang untuk membantu kemudahan dalam mempelajari kitab kuning, ada kitab-kitab terjemahnya dalam bahasa Jawa atau bahasa Indonesia sehingga tidak perlu lagi santri untuk belajar dalam waktu yang lama, namun memiliki kekhawatiran adanya kitab-kitab terjemhan tidak sungguh-sungguh mempelajari kitab-kitab kuning, serta pendalaman bahasa Arab. Di bidang syari'ah, kitab-kitab sebagai tuntunan untuk menjalankan syari'at secara hirarkhi dari kitab terendah sampai kitab tertinggi meliputi lima tingkatan yaitu: Tingkat pertama,kitab saftnatun Najah, Taqtib, tingkat kedua Tahtir, Kifqyatul akhyar, tingkat ketiga Fatkhul Mu'in, Minhajul Qawim,tingkat keempat Fathul Wahab, Mughni Muhtcz.h AI-Minhaj Iii Nawaw; anNihC!Jah Imam Haramain, Tuhfah, Ubab Iii 3H. Ali Ma'shum, Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NU Pesantren dan U/ama (Yogyakarta: Lajnah Ta'lifWa Nasyr (LTN) NU DIY, 1993) hlm. 8 44 H. Ali Ma'shum, .Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NU Pesantren dan U/ama .. . hlm. 81-82 45 H . Ali Ma'shum, Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NU Pesantren dan Ulama .. .hlm. 86 4 20 Jurnal 1/miah Pendidikan SINTESA .= - _........., __.,--5 .::neae=~ ,.._,......,__,,........... se5 didik vaitu likan pyak tjuan )agai dang .s.afat ndi ilm 2ill Ma:dad, Ir.ryad libni Mughri, Raudlah Iii Nawawi, al-hawi Iii Quzy;aini, Muharrar fir Rafi'i dan Khulashah Iii Ghazali, tingkat terakhir al-Um, aiRisalah, AkhkamulQur'an dan ai-Musnacr Al-Qur'an yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Krapyak, kemudian kitab-kitab kuning tersebut ditulis oleh para tokoh pada masa lampau, dipertahankan untuk digunakan pada tiap-tiap tingkat secara terus menerus secara ajek, daftar kitab yang dipelajari di pondok pesantren sesuai dengan tingkatan santri, kyai menggunakan kitab-kitab tersebut dalam mengajar baik secara bandongan atau sorogan, yang pada tingkat maka para santri harus memiliki kitab-kitab untuk diberikan makna yang disampaikan oleh kyai. Pendidik Q'2s;: c::=:e::: c:z:l Implikasi pemikiran al-Ghazali dapat di di Indonesia, pemakalah mencoba menjelaskan terkait pendidik, yakni dengan terbitnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang melahirkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa untuk mengangkat harkat dan martabat guru, maka guru adalah jabatan professional, maka guru harus memiliki empat kompetensi yaitu: kompetensi profesional, pedagogik, social dan kepribadian. Kemudian diterbitkan peraturan Menteri Agama republik Indonesia No. 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan Agama di sekolah bahwa guru Agama harus memiliki selain memiliki 4 kompetensi juga harus memiliki kompetensi kepemimpinan dianataranya adalah kemampuan pembudayaan pengamalan ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai bagian dari proses pembelajaran Dari lima kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, maka ini memiliki pola kompetensi kepribadian serta kepemimpinan pemikiran sebagaimana pola pemikiran al-Ghazali tentang erika guru yang mehekankan pada akhlak mulia. Walaupun demikian, menurut Abd. Assegaf bahwa setting dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pendidikan yang menempatkan posisi guru bukan hanya sebagai panggilan moral untuk mengajar, namun juga memiliki posisi strategic sebagai sebuah profesi, maka konsep kehidupan yang menjauhi dari orientasi duniawi, materi dan tanpa imbalan kesejabteraan yang memadai, kiranya tidak menjawab persoalan mendasar yang dihadapi oleh guru saat ini. sebagai sebuah 46 H . Ali Ma'shurn, Ajakan Suci Pokok-Pokok Pikiran tentang NV Pesanmn dan Ulama .. .hlm. 143 . Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 21 profesi, guru, sama seperti profesi yang lain semisal dokter, hakim, pengacara, mcmeri, .-Lw b in sebagainya, semua dituntut untuk peke~aan yang diharga.i dengan penghasilan yang layak atau sesuai. Guru bisa tetap melaksanakan fungsi akhlak, peribadatan, dan pensucian jiwa, tanpa harus meninggalkan haknya untuk memperoleh penghidupan atau penghasilan atas jerih payahnya dalam melaksanakan .tugas mengajar47 Peserta didik Implikasi pemikiran al-Ghozali tentang peserta didik dapat diperhatikan di pendidikan pesantren diantaranya pesantren Krapyak Yogyakarta sebagaimana dijelaskan oleh Ainurrafiq Dawam bahwa didalam pelaksanaan pendidikan pesantren terdapat tata tertib yang harus di taati bagi santri dan larangan yang harus ditinggalkan, hal ini agar santri akan menjadi manusia yang shaleh dan alim (berilmu) juga shalih48 sesuai dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan al-Ghazali. KESIMPULAN Aliran pendidikan versi al-Ghazali masu.k pada Aliran Religius Konservatif, serta merupakan pendidikan klasik, implikai alirannya dapat dilihat dari kurikulum pada Madrasah Nidzamiyah, juga pendidikan pesantren di pondok pesantran Krapyak Y ogyakarta tersebut selaras dengan aliran versi al-Ghazali yang religius konservatif pendidikan cenderung bersikap murni keagamaan, diantaranya pesantren juga mengkaji kitab al-Ghazali diantaranya ikhya' u/umuddin. Juga merupakan Kuriku.kulum pendidikan klasik lebih menekankankan isi pendidikan yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, isi disusun secara logis sistematis, terstruktur dengan berpusat pada intelektual berupa kitab-kitab kuning. lsi pendidikan atau materi atau ilmu diambil dari khazanah ilmu pengetahuan, berupa disiplin-disiplin ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli tempo dulu. Materi ilmu pengetahuan yang diambil dari disiplindisiplin ilmu tersebut telah tersusun secara logis dan sistematis. Bila diperhatikan, aliran pendidikan religius konservatif sejalan dengan teori tradisional bahwa fungsi pendidikan sebagai pemelihara 47 Abd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadlarah ... him 122 48 Ainurrafiq Dawam, "K.H. Ali Maksum Dan Pengembangan Pendidikan Pesantren" DalamJurnal Ilmiah Pendidikan Sintesa, volume 2 Nomor 1, Juni 2012 ( Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Islam(YPI) al-Rahmah, 2012) him. 42 22 Jurnalllmiah Pendidikan SINTESA 3 ... 1 dokter, hakim, : untuk pekerjaan ,, Guru bisa tetap .cian jiwa, tanpa !nghidupan atau as mengajar47 didik dapat santren Krapyak Dawam bahwa tertib yang harus ran, hal ini agar mu) juga shalih48 azali. - 2e=e;:cs budaya, yang fokus pada ajaran agama yang telah diletakk.an r~-<";;.;;:;r pendidikannya pada masa Nabi Muhammad SAW -::akao sumber pendidikan al-Qur'an . DAFTAR PUSTAKA Rzcb.man Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh &ilmuan Tokoh Klasik sampai !vfodern, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 !.rta ~~ ~ ata, _ ·· .;;c Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011 Syalabi, History Of Muslim Education, Beirut-Libanon: Dar alKashshaf, 19 54 ~-----anq Dawam, "K.H. Ali Maksum Dan Pengembangan Pendidikan Pesantten" Dalam Jurnai Iimiah Pendidikan Sintesa, volume 2 Nomor 1, Juni 2012, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Islam (YPI) al-Rahmah, 2012. a. Aliran Religius i alirannya dapat juga pendidikan tersebut selaras v-atif pendidikan pesantren juga uga merupakan . isi pendidikan . logis sistematis, >-kitab kuning. dari khazanah :e.la.h di tern ukan M ateri ilmu 1 tersebut telah .servatif sejalan agai pemelihara rlam: Hadlarah ... qcii-at al-Islam al-Ghazali, If?ya' Vlum ai-Din I, Semarang: Thoha Putera, tth. ;-='a1udin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994 .f2hmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Hidakarya Agung, 1992 _.fansoor A. Quraishi, Some aspects Of Muslim Education, Lahore, Universal Book, tt. Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran. Utama Teori Pendidikan Islam (Perspektif Sosiologis-Filosqfts) terj. Mahmud Arif, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002 _.i Miftahul Ulum, "Pendidikan Islam Dan Realitas Sosial ( Studi Atas Kurikulum Pendidikan Islam MAN Model di Propoinsi Jawa Timur)'' , Disertasi, tidak diterbitkan Y ogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta, 2008 mgan Pendidikan mor 1, Juni 2012 ( m. 42 didikan SINTESA Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 23 Nana Syaoclih Sukmadinata, Pengembangan Kuriku/um Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 Noeng Muhajir, Suplemen Filsafat Edisi II: Filsafat Islam Telaah Fungsional, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003 ______ , Fi/safat 1/mu, Yogyakarta, Rake Sarasin, 2011 Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaybany, Falsafah Pendidikan Islam, Jaka..•1:a:Bulan Bintang, 1979 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar lsi Untuk SatuanPendidikan dasar dan Menengah Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar lsi dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2010 Tentang,Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah Philip K Hitti, History of The Arabs: Rujukan Induk dan Paling Otoritatif Tentang Sqarah Peradaban Islam, terj. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005 Ramayulis, Sqarah Pendidikan Islam Napaktilas perubahan Konsep, filsafat dan metodo/ogi Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW Sampai Ulama Nusantara, Oakarta: Mulia Kalam 2012 Ramayulis dan Sasul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam Mengenal Tokoh Pendidikan di Dunia Islam dan Indonesia, Ciputat: Quantum Teaching, 2005 Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghozali ( Analisis Tentang Dirnensi Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Ilmu Era Paripatetik) Diserl~ tidak diterbitkan.Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001. 24 Jurnallfmiah Pendidikan SINTESA "' tl dokter, hakim, t untuk pekerjaan i. Guru bisa tetap 1cian jiwa, tanpa enghidupan atau • 47 ;as mengaJar erta didik dapat :santren Krapyak Dawam bahwa tertib yang harus kan, hal ini agar lmu) juga shalih48 cazali. dan penerus budaya, yang fokus pada ajaran agama yang telah diletakkan dasar-dasar pendiclikannya pada masa Nabi Muhammad SAW :::1engutamakan sumber pendiclikan al-Qur'an. DAFTAR PUSTAKA _\bd Rachman Assegaf, A/iran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadloroh Keilmuan Tokoh Klasik sampai lv!odern, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 _lbd. Al-Ghani Abud, ai-Fikr a!-Tarbawi 'Inda a/-Ghazali, Beirut: Dar al• 'ikt:, 1982 _\budin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011 _\bmad Syalabi, History Of Muslim Education, Beirut-Libanon: Dar alKashshaf, 19 54 _\inurrafiq Dawam, "KH. Ali Maksum Dan Pengembangan Pendidikan Pesantren" Dalam ]11rnai Iimiah Pendidik.an Sintesa, volume 2 Nomor 1, Juni 2012, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Islam (YPI) al-Rahmah, 2012. a Aliran Religius u alirannya dapat juga pendidikan tersebut selaras \atif pendidikan pesantren juga Juga merupakan t isi pendidikan . logis sistematis, f-kitab kuning. dari khazanah :elah di tern ukan Materi ilmu 1 tersebut telah Hujjat al-Islam al-Ghazali, Ihya' Vlum ai-Din t.th. L Semarang: Thoha Putera, Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, J akarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994 _.fahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Hidakarya Agung, 1992 Mansoor A. Quraishi, Some aspects Of Muslim Education, Lahore, Universal Book, tt. Muhammad Jawwad Ridla, "al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi Ushulih al-Ijtimaiyyati wa al-"Aqlaniyyat" , Tiga A/iran Utama Teori Pendidikan Islam (Perspektif Sosiologis-Filosofts) t'erj. Mahmud Arif, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002 ervatif sejalan agai pemelihara ~lam : Hadlarah ... M. Miftahul Ulum, "Pendidikan Islam Dan Realitas Sosial ( Studi Atas Kurikulum Pendiclikan Islam MAN Model di Propoinsi J awa Timur)'' , Disertasi, tidak diterbitkan Y ogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta, 2008 m.gan Pendidikan mor 1, Juni 2012 ( m. 42 didikan SINTESA Volume 3, Nomor 1, Juli 2013 23 I SSN 2088 - 4281 II IIIII III II Yayasan Pendidikan Islam (YPI) AI Rahmah Yogyakarta Jl. Ori 1 No. 2 Papringan Yogyakarta 55281 Telepon: (0274) 514718- 385238 Email: [email protected]