BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Itik merupakan unggas air yang populer di masyarakat dibandingkan unggas air lainnya seperti entog dan angsa. Nenek moyang itik berasal dari Amerika Utara dan merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Itik tersebut dijinakkan oleh manusia hingga terbentuk itik yang dipelihara sekarang yang disebut Anas platyrhinchos domesticus (Chavez & Lasmini, 1978). Dari zaman Belanda peternakan itik Magelang terkenal akan kualitas bertelurnya yang baik, beberapa literatur mengatakan itik Magelang mampu bertelur dua ratus lima puluh sampai tiga ratus butir per ekor per tahun. Itik Magelang dapat dibedakan dari itik keturunan Indian runner lainnya, yaitu terdapat lingkar bulu putih menyerupai kalung di lehernya (Mahfudz, 2005). Di Yogyakarta khususnya di daerah Kabupaten Sleman banyak ditemui peternakan itik Magelang sebagai itik petelur. Namun, sangat jarang di lakukan penelitian gambaran kadar mineral dalam darah itik Magelang seperti kalsium dan fosfor. Mineral adalah salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu (Arifin, 2008). Mineral yang sangat berperan dalam proses pembentukan telur salah satunya adalah fosfor. Deposisi mineral khususnya fosfor pada proses pembentukan cangkang telur sangat penting (Suprapto, 2012). 1 2 Fosfor menyusun 0,15 sampai 0,20% dari jaringan lunak pada tubuh. Sekitar 25% bahan mineral dalam tubuh terdiri dari fosfor. Untuk mencapai penampilan dan status reproduksi optimal dibutuhkan mineral yang cukup di dalam pakannya. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan mineral tersebut di dalam darah. Mineral merupakan aspek yang tidak boleh terlewatkan oleh peternak itik petelur. Kebutuhan konsumsi mineral pada dasarnya tidak terlalu banyak untuk setiap harinya, namun apabila kebutuhan mineral tidak tercukupi dari hari ke hari akan berpengaruh pada fungsi fisiologis dari itik tersebut. Fosfor sering di sandingkan dengan kalsium pada peranannya, karena berperan pada proses pembentukan tulang, kerangka tubuh, dan kerabang telur. Fosfor, kalsium, dan vitamin D berperan penting dalam mencapai kesempurnaan metabolisme tubuh itik (Murtidjo, 2005). Sehingga harus diperhatikan ketersediaan fosfor dalam darah beserta komponen yang berperan dalam regulasinya, seperti kalsium dan vitamin D, karena itik merupakan hewan unggas air yang salah satu produksi utamanya adalah telur yang dari awal proses pembentukan sampai terbentuknya telur memerlukan fosfor sebagai salah mineral yang dibutuhkan. Kadar fosfor di dalam darah unggas sangat beragam tergantung dari jenis spesies dan status reproduksinya. Pada ayam, kandungan fosfor darah berkisar 2,53,5 mg/dl. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa pada ayam layer betina yang sedang bertelur terjadi peningkatan kadar fosfor dalam darah hingga 7 mg/dl (Choi, 1979), sedangkan menurut Mulley (1979) itik Indian Runner memiliki kadar darah 3 berkisar 0,8-5,6 mg/dl. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai kadar fosfor serum pada itik betina di Indonesia. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status kadar mineral fosfor pada darah itik betina dewasa yang bertelur dan tidak bertelur. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran mineral fosfor pada darah itik yang bertelur dan tidak bertelur sehingga dapat digunakan untuk dasar pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil pemeriksaan kimia klinik darah itik.