BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang tersebar di
seluruh dunia dan digemari oleh berbagai kalangan. Bentuk struktur dan warna
bunga anggrek yang unik menjadi alasan bagi para penyuka tanaman ini. Di
Indonesia, tanaman anggrek menjadi sumber devisa dan komoditas penting bagi
para petani tanaman hias (Virnanto, 2010). Akan tetapi, data BPS tahun 2012
menunjukkan produksi anggrek di Indonesia mengalami penurunan dibanding
tahun-tahun sebelumnya.
Penurunan produksi tanaman anggrek disebabkan oleh banyak faktor,
salah satunya yaitu proses pertumbuhan dan pemeliharaan tanaman anggrek yang
cukup lama untuk mencapai pembungaan. Di samping faktor tersebut, faktor
penyakit yang terjadi di tingkat pembibitan turut menjadi salah satu faktor
penurunan produksi anggrek. Salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
masalah serius pada tanaman anggrek adalah penyakit busuk lunak. Penyakit ini
disebabkan oleh patogen berupa bakteri yang menyerang bagian jaringan tanaman
anggrek. Beberapa bakteri dari genus Pectobacterium, Pseudomonas, Dickeya,
Burkholderia dan Erwinia diketahui merupakan bakteri penyebab penyakit busuk
lunak pada tanaman anggrek. Penyakit busuk lunak dapat dialami oleh semua
jenis anggrek sehingga menjadi salah satu penyakit tanaman yang mendapat
perhatian (Keith dan Sewake, 2009). Menurut Wu et al. (2011) penyakit busuk
lunak ini merupakan penyakit yang sangat merusak dan mengakibatkan
penurunan produksi anggrek.
Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan mikroorganisme agensia
hayati yang dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi keparahan penyakit
akibat serangan patogen. Mikroorganisme yang banyak diteliti umumnya adalah
mikroorganisme yang berasosiasi dengan tanaman terutama yang berasosiasi
mutualisme seperti PGPR. Di samping rhizosfer, beberapa bakteri juga ditemukan
hidup di dalam jaringan tanaman seperti biji, akar, batang, bunga, buah dan daun
(Hung et al., 2007; Tanawy, 2009). Bakteri-bakteri tersebut mampu hidup dan
berkolonisasi dalam jaringan tanaman tanpa mengakibatkan efek negatif, yang
sering disebut dengan sifat endofitik.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, bakteri yang diisolasi dari
jaringan tanaman diketahui berkemampuan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dengan memproduksi berbagai fitohormon seperti indole3-acetic acid, asam giberelin, asam absisat dan lainnya (Sgroy et al., 2009; Shi et
al., 2009). Selain itu, bakteri tersebut juga mampu meningkatkan ketersediaan
nutrisi seperti nitrogen dan fosfat atau unsur mineral lainnya bagi pertumbuhan
tanaman inangnya (Stajković et al., 2009; Shahab et al., 2009).
Bakteri yang berasosiasi dan hidup dalam jaringan tanaman juga mampu
mengendalikan serangan patogen dengan memproduksi enzim seperti peroxidase,
chitinase, protease, β-1,3 glukanase dan senyawa fenol yang bersifat antagonis
terhadap patogen (Harish et al., 2008). Di samping itu, bakteri tersebut diketahui
mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres abiotik seperti stres
kekeringan dengan menghasilkan senyawa-senyawa alkaloid seperti loline
alkaloid (Kuldau dan Bacon, 2008). Hal ini didukung dengan adanya penelitian
yang dilakukan oleh Tanawy (2009) yang menunjukkan kemampuan tanaman
padi bertahan hidup pada kondisi kadar salinitas yang tinggi. Kemampuan
tanaman padi tersebut diindikasikan karena adanya bakteri Enterobacteriaceae
yang diisolasi dari akar yang mampu memfiksasi nitrogen dan meningkatkan
pertumbuhan tanaman padi tersebut (Tanawy, 2009).
Dengan berbagai kemampuannya dalam mendukung tanaman, bakteri
yang diisolasi dari jaringan tanaman menjadi salah satu kandidat yang dapat
dikembangkan sebagai agensia hayati. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh
Tsavkelova et al. (2007a) berbagai spesies bakteri diisolasi dari rhizoplane dan
akar tanaman anggrek Paphiopedilum appletonianum dan Pholidota articulata.
Berbagai spesies bakteri tersebut mampu memproduksi IAA serta meningkatkan
jumlah dan panjang akar biji kacang merah. Dalam kesimpulannya, Tsavkelova et
al. (2007a) menyatakan bahwa isolat bakteri yang terpilih juga dapat efisien
dalam penelitian perkecambahan biji anggrek. Akan tetapi, hingga saat ini belum
ada penelitian yang meninjau pengaruh bakteri yang diisolasi dari jaringan
tanaman anggrek terhadap peningkatan pertumbuhan dan penekanan penyakit
busuk lunak yang sering dialami tanaman anggrek. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan dengan menyeleksi berbagai bakteri hasil isolasi dari jaringan tanaman
anggrek yang mampu memproduksi hormon pertumbuhan tanaman sehingga
dapat mendukung pertumbuhan planlet serta menekan perkembangan penyakit
busuk lunak pada planlet P. amabilis.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah bakteri asal jaringan anggrek mampu memproduksi hormon
pertumbuhan tanaman?
2. Apakah bakteri asal jaringan anggrek mampu meningkatkan pertumbuhan
planlet P. amabilis?
3. Apakah bakteri asal jaringan anggrek mampu menekan penyakit busuk
lunak pada planlet P. amabilis?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
pengembangan
penelitian
sebelumnya
(Anggraeni, 2012) untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan bakteri
yang sebelumnya telah diisolasi dari jaringan anggrek sebagai bakteri pemacu
pertumbuhan tanaman anggrek disamping sebagai biokontrol terhadap penyakit
busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri patogen Pectobacterium sp.
D. Tujuan Penelitian
1. Menyeleksi berbagai isolat bakteri asal jaringan anggrek yang mampu
memproduksi hormon pertumbuhan tanaman.
2. Mengetahui pengaruh inokulasi bakteri asal jaringan anggrek dalam
meningkatkan pertumbuhan planlet P. amabilis.
3. Mengetahui pengaruh inokulasi bakteri asal jaringan anggrek dalam
menekan
perkembangan
penyakit
busuk
Pectobacterium sp. pada planlet P. amabilis.
lunak
akibat
bakteri
E. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan mengenai bakteri yang berasal
dari jaringan anggrek dan kemampuannya dalam memproduksi hormon
pertumbuhan.
2. Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh spesies-spesies bakteri yang
berpotensi sebagai agensia hayati dalam meningkatkan pertumbuhan dan
pengendalian penyakit busuk lunak pada tanaman anggrek pada
umumnya.
Download