bab ii landasan teori - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Struktur Aktiva
Menurut Suwarjono (2005:184) aktiva adalah manfaat ekonomik masa datang
yang cukup pasti (probable) yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil
transaksi atau kejadia masa lalu. Sedangkan menurut Niswonger,dkk (2005:44) bahwa
yang dimaksud dengan aktiva adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau
usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik atau hak yang mempunyai nilai ekonomis.
Lalu menurut Munawir (2004:14) bahwa yang dimaksud dengan aktiva usaha yaitu tidak
terbatas pada kekayaan aktiva berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaranpengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva
yang tidak berwujud lainnya (intangible asset) misalnya goodwill, hak paten, hak
menertibkan dan sebagainnya. Struktur aktiva adalah susunan penyajian aktiva dalam
rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet. Struktur
aktiva dapat dipandang dari aspek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva
dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Untuk keperluan
ini struktur aktiva dapat dipandang dari dua sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk
beroperasi perusahaan selama periode akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus
disediakan untuk beroperasi perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan aktiva yang
harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi berlangsung adalah golongan
aktiva lancar.
5
6
Di lain pihak, aktiva yang harus disediakan untuk beroperasinya perusahaan
adalah golongan aktiva tetap. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
keadaan siap pakai dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun (Standar Akuntansi Keuangan (SAK), 2009:16.2).
Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar modalnya tertanam dalam
aktiva tetap (fixed asset). Dari keseluruhan jumlah aktiva tetap, maka ada beberapa yang
merupakan “keharusan” dalam perusahaan–perusahaan industri, karena tanpa aktiva
tersebut proses produksi tidak akan mungkin berjalan. Ada perusahaan–perusahaan yang
menggunakan aktiva tetap dalam jumlah yang relatif jauh lebih besar dibandingkan
dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi. Perusahaan yang
menggunakan aktiva tetap yang relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah
tenaga kerja disebut sebagai perusahaan yang “capital intensive”, sedangkan perusahaan–
perusahaan yang memperkerjakan jauh lebih banyak tenaga kerja dibandingkan dengan
mesin–mesin, disebut sebagai perusahaan yang “labor intensive”. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio aktiva tetap atas total aktiva (struktur aktiva),
maka semakin tinggi tingkat capital intensive.
Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan
struktur aktiva yang fleksibel yaitu aktiva yang lebih mudah dicairkan (liquid) cenderung
menggunakan leverage lebih besar daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak
fleksibel. Oleh karena itu, pemilihan jenis aktiva oleh suatu perusahaan akan
mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan tersebut. Dalam penelitian yang
7
dilakukan oleh Hartono menunjukkan struktur aktiva mempunyai hubungan yang positif
dengan struktur modal. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Saidi (2004),
Agus Eko Sujianto (2001), dan Harjudi (1995).
B.
Ukuran Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan
berbagai sumber daya alam dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa yang akan dijual
(Salvatore, 2005). Menurut Sawir (2004) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dan
struktur keuangan dalam hamper setiap studi untuk alasan yang berbeda.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh
total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva (Sujianto,
2004:129). Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
ukuran perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan
karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin
banyak modal yang ditanam. Semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang.
Semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia di kenal masyarat. Dari uraian yang
telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa beasr kecilnya (ukuran) perusahaan akan
berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar
suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga perusahaan
tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan
jumlah pinjaman juga semakin besar pula. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada
total asset perusahaan (Suwito et al, 2005)Dari penelitian yang dilakukan para ahli yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif, yang berarti kenaikan
8
ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikan struktur modal adalah penelitian yang
dilakukan Saidi (2004) dan Harjudi (1995).
C.
Operating leverage
Menurut Brigham dan Houston (2004), operating leverage adalah tingkat sejauh mana
biaya-biaya tetapa digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan. Operating leverage
merupakan kepekaan EBIT terhadap penjualan perusahaan (Sawir, 2004). Dalam ilmu fisika,
yang dimaksud dengan leverage (pengungkitan) adalah penggunaan alat pengungkit untuk
mengangkut objek yang berat dengan sedikit kekuatan. Dalam ilmu politik, jika seseorang
memiliki leverage, tindakan atau perkataan sekecil apa pun yang dilontarkan akan dapat
mencapai banyak tujuan. Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva
yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Karena dalam jangka
panjang semua biaya menjadi variable, maka analisis ini adalah pengakuan bahwa biaya-biaya
yang ditanggung perusahaan dapat dipisahkan menjadi dua jenis biaya yaiutu biaya tetap dan
biaya variable.
D.
Struktur Modal
1.
Pengertian struktur modal
Istilah struktur modal ini berkaitan erat dengan perusahaan dalam rangka pendanaan dan
pembiayaan (leverage). Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan
bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Struktur modal adalah bauran sumber
pendanaan permanen (jangka panjang) yang digunakan perusahaan (Agness 2004:1). Struktur
9
modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca
sumber modal perusahaan.
Struktur modal adalah perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri
(Riyanto, 2004:299). Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana
perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari
sumber eksternal adalah dana yang berasal dari kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang
diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri. Struktur modal diukur dengan membandingkan
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin tinggi akibat
membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharpakan akan menaikan harga saham tersebut. Struktur modal yang
optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesinambungan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2004).
2.
Teori pendekatan struktur modal
1) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh .Jensen dan Meckling pada tahun 1976 (Horne dan
Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004), yang menyebutkan bahwa manajemen merupakan
10
agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap
agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendeglegasikan wewenang
kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen
disebut biaya agensi.
2) Signaling Theory
Isyarat (signal) menurut Brigham dan Houston (2004) adalah suatu tindakan yang
diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap
modal baru yang diperlukan degan cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi
target stuktur modal yang normal.
3) Pecking Order Hypotesis
Teori ini juga disebut teori Hierarki Pendanaan (Financial Hierarchy). Teori ini
menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling
disukai. Teori ini berbasis pada informasi asimetri dan memiliki penjelesan yang berbeda
dari teori saling tukar (trade off theory). Teori ini membedakan ekuitas dari laba ditahan
dan penerbitan saham baru. Argumentasi pecking order didasarkan pada informasi
asimetri sehingga biaya pendanaan eksternal menjadi lebih mahal dan manajer akan
menggunakan sumber pendanaan yang memiliki biaya yang paling murah yakni dari
sumber pendanaan internal, bila kebutuhan investasi lebih tinggi dari modal internal.,
11
tambahan utang merupakan urutan kedua, dan yang terakhir adalah penerbitan ekuitas
baru.
4) Trade Off Theory
Konsep trade off dalam balancing theory adalah menyeimbangkan manfaat dan biaya
dari penggunaan utang dalam struktur modal sehingga disebut pula sebagai trade off
theory (Brigham et all, 1999 dalam Kaaro,2003). Berdasarkan teori Modigliani dan
Miller (1996) dalam manurung(2004), semakin besar utang yang digunakan, semakin
tinggi nilai perusahaan. Model Meodigliani dan Miller mengabaikan faktor biaya
kebangkrutan dan biaya keagenan. Struktur modal yang optimal dapat ditemukan dengan
menyeimbangkan antara keuntungan penggunaan utang dengan biaya kebangkrutan dan
biaya keagenan yang disebut model trade off (Pangeran, 2004).
3.
Komponen struktur modal
Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen (Riyanto,
2004:240), yaitu :
a.
Modal Asing/Hutang Jangka Panjang (Long-Term Debt)
Modal asing/hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang,
umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk
membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena
kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen hutang
jangka panjang ini terdiri dari :
12
a) Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak
bergerak (tanah dan bangunan) kecuali kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara
pembayaran tertentu.
b) Obligasi (Bond)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam
uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu.
Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan
aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.
b.
Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam
dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber
intern maupun sumber extern. Sumber intern di dapat dari keuntungan yang dihasilkan
peerusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Komponen modal sendiri terdiri dari :
1. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu Perseroan
Terbatas (P.T), dimana modal saham terdiri dari :
a)
Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan
oleh investor, dimana pemilik saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia
13
membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang
ditanamkan.
b)
Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan
kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang.
2. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai deviden.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
Faktor – faktor yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan menurut
Brigham dan Houston (2004:39-41) adalah :
a.
Stabilitas Penjualan
Jika penjualan relatif stabil, perusahaan dapat secara aman menggunakan hutang lebih
tinggi dan berani menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b.
Struktur Aktiva
Apabila aktiva perusahaan cocok digunakan untuk dijadikan agunan kredit perusahaan
tersebut cenderung menggunakan banyak hutang.
b.
Leverage operasi
Jika hal–hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil
cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan
mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
14
c.
Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan–perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat, akan
membutuhkan dana dari sumber ekstern yang lebih besar.
d.
Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang
yang relatif kecil. Laba ditahannya yang tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan.
e.
Pajak
Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan, sedangkan deviden
tidak. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar
keuntungan dari penggunaan pajak, semakin besar daya tarik penggunaan hutang.
f.
Pengendalian
Pengaruh hutang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen bisa
mempengaruhi struktur modal.
g.
Sifat Manajemen
Sifat manajemen akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan mengenai cara
pemenuhan kebutuhan dana.
h.
Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Peringkat
Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor–faktor leverage yang tepat bagi
perusahaan mereka, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali
mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
i.
Keadaan Pasar Modal
15
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan dalam menjual sekuritas harus
menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.
j.
Kondisi Internal Perusahaan
Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik bagi
investor, maka perusahaan lebih menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada
mengeluarkan saham.
k.
Fleksibilitas Keuangan.
Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu dapat menyediakan modal yang
diperlukan untuk mendukung operasi.
Sedangkan menurut Riyanto (2004:297) struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh
faktor-faktor utama :
a.
Tingkat bunga
Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku saat itu.
b.
Stabilitas Earning
Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perushaan akan menentukan apakah
perushaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak.
c.
Susunan dari aktiva
Kebanyakan dari perushaan industri di mana sebagian besar dari modalnya tertanam
dalam bentuk aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari
modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya hanya
pelengkap.
16
d.
Kadar resiko dari aktiva
Makin lama modal harus diikatkan, makin tinggi derajat resikonya, makin mendesak
keperluan akan pembelajaan seluruhnya atau sebagian besar dengan modal sendiri.
e.
Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sekiranya dapat dipenuhi dari satu sumber maka
tidak perlu mencari sumber lain.
f.
Keadaan pasar modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan. Berhubungan dengan hal tersebut
maka dalam rangka usaha mengeluarkan suatu sekuritas haruslah menyesuaikan dengan
keadaan pasar modal.
g.
Sifat pasar modal
Sifat manajer yang optimis dan risk seeker akan lebih berani untuk membiayai
perusahaan dari hutang. Demikian juga sebaliknya untuk risk averter akan lebih suka
pendanaan intern.
h.
Besarnya suatu perusahaan
Perusahaan besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi
kebutuhannya dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Menurut Hanafi (2008:345) beberapa pertimbangan dalam menentukan struktur modal
antar lain :
a.
Stabilitas Penjualan
Perusahaan yang mempunyai penjualan yang stabil, bisa menggunakan utang yang
semakin tinggi. Semakin stabil penjualan suatu perushaan, semakin mampu perusahaan
17
tersebut menutup kewajiban-kewajiabannya. Jika kondisi ekonomi memburuk, perushaan
dengan penjualan yang stabil mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk bisa
menutup kewajibannya.
b.
Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi akan lebih menguntungkan
jika memakai utang.
c.
Struktur Aset
Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang lebih besar (yang berusia panjang),
apalagi jika digabung dengan tingkat permintaan produk yang stabil akan menggunakan
utang yang besar. Perusahaan yang mempunyai aset lancar lebih banyak, yang nilainya
akan tergantung dari profitabilitas perusahaan, akan menggunakan utang yang lebih
sedikit.
d.
Sikap Manajemen
Manajemen yang konservatif akan menggunakan utang yang lebih sedikit, dan
sebaliknya, pemegang saham yang ingin menjaga kendali atas perusahaan akan
menggunakan
utang
yang
lebih
banyak.
Sebaliknya,
jika
perusahaan
tidak
berkepentingan terhadap kendali perusahaan, akan cenderung menerbitkan saham baru.
D. Laporan Keuangan
1. Definisi Laporan Keuangan
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas” (Raja 2012:16). Laporan yang memuat
informasi mengenai perolehan laba yang ditujukkan dengan laba bersih pada perhitungan
18
laba rugi perusahaan sangat penting bagi investor, karena laporan tersebut memberikan
informasi yang dapat membantu pembacanya dalam menjumlahkan waktu dan ketidak
6
pastian dari arus kas masa depan yang berguna untuk untuk menilai ekonomi suatu
perusahaan dan menetukan probabilitas dari pembayaran kembali hutang perusahaan
kepada kreditur. Informasi laporan keuangan yang tersaji oleh pihak manajemen
merupakan dasar dalam menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang
hasilnya merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan.Secara
umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah: ”laporan yang menunjukan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu” (kasmir, 2010)
1.
Tujuan Laporan Keuangan
Dalam PSAK No.1 (Revisi 2009) dikatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan penguna laporan keuangan juga menunjukan hasil
pertangungjawaban manajemen atas pengunaan sumber daya yang dipercaya kepada
merekan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,laporan menyajikan informasi mengenai
entitas yang meliputi :
(a) Asset;
(b) Liabilitas;
(c) Ekuitas;
(d) Pendapatan dan beban termasuk keuntunga dan kerugian;
(e) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan
(f) Arus kas.
19
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam cacatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan
dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
2.
Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
komponen-komponen berikut ini:
a. Laporan posisi keuangan
Laporan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan
yang terdiri dari tiga unsur yaitu, aset, liabilities dan ekuitas perusahaan pada saat
tertentu. Sehingga menunjukan persamaan, sebagai berikut:
Aset= Liabilities + Ekuitas
1) Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan .
2) Liabilities merupakan kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu.
3) Ekuitas merupakan hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
liabilities.
b.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan yang menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui
dalam satu periode.
20
c.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah komponen laporan keuangan yang
menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas.Laporan ini sangat bermanfaat
untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva
perusahaan laporan ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan
penerbitan, pembelian kembali saham, reinvestasi laba.Laporan ini dipersiapkan
setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau laporan ekuitas pemilik seringkali
dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas selama
suatu periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktiva operasi , investasi dan
pendanaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Penyajian atas laporan keuangan menurut ikatan Akutan Indonesia (2004: 1.17):
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan dengan sistematis pada pos dalam
neraca, laporan laba rugi, laporan kas harus berkitan dengan informasi yang
didapat dalam catatan atas laporan keuangan.
F. Penelitian Sebelumnya
Penelitian Saidi (2004) meneliti tentang “Faktor–Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI Tahun 1997–2002”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaaan manufaktur yang go public di
Bursa Efek Indonesia sebanyak 130 perusahaan manufaktur. Sampel penelitian sebanyak
97 perusahaan. Penentuan anggota sampel dalam penelitian imi dilakukan dengan metode
21
random sampling. Penelitian ini melibatkan enam variabel yang terdiri atas satu variabel
terikat (Y) dan lima variabel bebas (X). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, dan struktur
kepemilikan perusahaan secara bersama–sama berpengaruh terhadap struktur modal.
Sedangkan secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan struktur
kepemilikan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, sementara risiko
bisnis berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian Hartono (1990) meneliti tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal dan Pengaruh Struktur Modal Terhadap Biaya Modal Pada PD Bank
Pasar di Karesidenan Surakarta”. Populasi dan sampel dalam penelitian ini
mengkhususkan pada Bank Pasar milik Pemerintah Daerah atau disebut PD Bank Pasar.
Untuk daerah karesidenan Surakarta yang terdiri dari enam (6) Kabupaten dan satu (1)
Kotamadia terdapat lima (5) PD Bank Pasar, yaitu : PD Bank Pasar Kodia Surakarta, PD
Bank Pasar Kabupaten Karanganyar, PD Bank Pasar Kabupaten Klaten, PD Bank Pasar
Kabupaten Sukoharjo, dan PD Bank Pasar Kabupaten Boyolali. Karena ke lima PD Bank
Pasar ini mempunyai perbedaan jumlah aktiva, jumlah kredit yang beredar, dan jumlah
deposito yang menyolok, maka ke lima PD Bank Pasar tersebut semuanya diteliti.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian Hartono menggunakan metode
observasi, metode wawancara, dan metode perpustakaan. Variabel-variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian Hartono meliputi : penjualan, struktur aktiva, tingkat
pertumbuhan, dan profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah penjualan (kredit yang beredar), dan struktur aktiva.
22
Sedangkan faktor-faktor lain seperti : profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan tidak secara
signifikan berpengaruh terhadap struktur modal.
Penelitian Harjudi (1995) meneliti tentang “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Studi Kasus Pada PT Semen
Cibinong Periode 1976-1993”. Penelitian ini bersifat studi kasus yang dilakukan di PT
Cibinong, sehingga tidak diperlukan sampel. Jenis dan sumber data yang digunakan
adalah data internal sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak (BAPEPAM) yang
terdiri dari data laporan keuangan tahunan, dan prospektus PT Semen Cibinong. Prosedur
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan observasi.
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu variabel
tidak bebas (X) adalah struktur modal dan variabel bebas (Y) adalah ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan
struktur aktiva mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dengan
ditunjukkan koefisien regresi yang positif). Sedangkan profitabilitas mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal PT Semen Cibinong Indonesia yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang negatif, artinya keuntungan yang diperoleh
sebagian besar ditanamkan ke dalam perusahaan.
Penelitian Agus (2001) mengambil judul “Analisis Variabel-Variabel yang
Mempengaruhi Struktur Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di
Bursa Efek Indonesia”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
go public di Bursa Efek Indonesia sebagaimana yang terdaftar pada ICMD 1998 dan
homepage Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode
23
purposive sampling dengan tipe judgment sampling. Dengan kriteria pemilihan sampel,
yaitu perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia
secara terus menerus per semester dari tahun 1997 sampai dengan tahun 1999 semester
kedua, serta perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam kelompok perusahaan
manufaktur yang menghasilkan produk, maka sampel penelitian ditetapkan sebanyak 30
perusahaan. Variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah struktur keuangan,
struktur aktiva, intensitas aktiva, ukuran perusahaan, derajat operating leverage,
pertumbuhan penjualan, dan return on asset. Hasil dari penelitian ini adalah struktur
aktiva, intensitas aktiva, ukuran perusahaan, derajat operating leverage, pertumbuhan
penjualan, dan return on asset berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap
struktur keuangan.
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat hubungan
antara variabel terikat (dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel)
digambarkan dalam kerangaka sebagai berikut.
Struktur aktiva
E.
(X1)
Ukuran perusahaan
Struktur Modal
(X2)
(Y)
Operating leverage
H.
Hipotesis
(X3)
Gambar 2.1
Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan dan operating leverage terhadap struktur modal.
24
H.
Hipotesis
Hipotesis yang dapat diambil dari permasalahan diatas adalah :
Ho1
:
Tidak terdapat pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan dan operating
leverage secara bersama-sama terhadap struktur modal.
Ha1
:
Terdapat pengaruh antara struktur aktiva, ukuran perusahaan dan
operating leverage secara bersama-sama terhadap struktur modal.
Ho2
:
Tidak terdapat pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan dan operating
leverage secara parsial terhadap struktur modal.
Ha2
:
Terdapat pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas secara
parsial terhadap struktur modal.
Download