1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sulawesi terletak di dalam kawasan Wallacea yang telah lama dikenal sebagai pusat biodiversitas. Hal ini disebabkan oleh tingginya derajat endemisme di antara fauna aslinya (Myers et al. 2000; Whitten et al. 2002). Danau Matano adalah salah satu danau tua di dunia yang terdapat di Pulau Sulawesi yang terbentuk sekitar 1,7 juta tahun lalu (Haffner et al. 2001). Danau ini dihuni oleh biota akuatik endemik. Saat ini terdapat lebih dari 35 spesies ikan di danau tersebut, lima belas spesies diantaranya adalah endemik yang digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu: Telmatherinidae (sembilan spesies), Gobiidae (empat spesies), Oryziidae dan Hemiramphidae (masing-masing satu spesies) (Tantu & Nilawati 2007a). Telmatherina antoniae (Kottelat 1991) adalah salah satu dari sembilan Telmatherinidae yang ditemukan di Danau Matano. Ikan ini berukuran relatif kecil dengan panjang baku kurang dari 100 mm dan memiliki warna yang cerah. Individu jantan memiliki dua bentuk warna yaitu biru dan kuning, memiliki tingkah laku yang atraktif dan berwarna indah. Warna yang indah dan tingkah laku atraktif tersebut membuat ikan ini sangat berpotensi untuk dijadikan ikan hias yang memiliki nilai ekonomi. Masyarakat sekitar danau menyebut ikan T. antoniae dan umumnya ikanikan famili Telmatherinidae dengan nama opudi. Saat ini ikan opudi tidak dieksploitasi untuk tujuan konsumsi maupun ekonomi oleh masyarakat, tetapi ikan ini sedang menghadapi beberapa masalah karena aktivitas yang intensif di perairan maupun di daratan sekeliling danau. Beberapa aktivitas yang diprediksi memiliki potensi mengganggu habitat dan kelangsungan hidup ikan antara lain: perluasan lahan pertambangan yang terus mendekati tepian danau, pembangunan konstruksi jalan lingkar danau, perluasan permukiman, konstruksi dan pengoperasian dam, perubahan badan sungai, pembalakan di sekitar daerah aliran sungai, pembukaan lahan perkebunan, limbah rumah tangga dan buangan minyak dari mesin-mesin perahu transportasi. 2 Dampak nyata dari aktivitas tersebut di atas secara kualitatif dapat dilihat dari semakin meningkat dan meluasnya daerah litoral yang terpapar bahan-bahan tersuspensi. Secara fisik, dampak itu ditandai oleh meningkatnya kekeruhan perairan dan perubahan sistem hidrologis dari kondisi alami ke kondisi buatan akibat adanya pengoperasian dam di aliran sungai keluar danau (outlet). Peningkatan aktivitas di sekeliling danau menimbulkan kekhawatiran tentang kelangsungan ikan ini di habitatnya. Aktivitas-aktivitas lain yang mengancam keberadaan T. antoniae di Danau Matano adalah budidaya dan introduksi ikan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Jumlah ikan eksotik di danau terus meningkat setiap tahun. McKinnon et al. (2000) dan Hadiaty & Wirjoatmodjo (2002) mencatat lima spesies, sementara Tantu & Nilawati (2007b) mendokumentasikan 20 spesies ikan bukan asli. Keberadaan spesies ikan bukan asli di habitat spesies ikan endemik dikhawatirkan menimbulkan tekanan terhadap spesies endemik baik melalui predasi maupun kompetisi (Wijeyaratne & Perera 2001). Selain itu, spesies ikan bukan asli bisa menyebabkan penurunan populasi spesies endemik (Leyse et al. 2003). Ikan bukan asli di Danau Matano umumnya melakukan aktivitas mencari makan, membangun sarang dan bereproduksi di daerah litoral. Apabila masalah degradasi habitat dan peningkatan populasi ikan eksotik di danau ini berakumulasi, kelangsungan T. antoniae diprediksi terganggu. Beberapa topik penelitian mengenai ikan Danau Matano yang telah dilakukan antara lain: radiasi adaptif dan hibridisasi (Herder et al. 2006a); keragaman dan evolusi (Herder et al. 2006b); pemeriksaan pendahuluan “sailfin silversides” (Teleostei: Telmatherinidae) di Danau-danau Malili Sulawesi (Indonesia), dengan sinopsis sistematika dan ancaman-ancamannya (Herder et al. 2008); radiasi adaptif dan genetika populasi (Heath et al. 2006); pemeliharaan polimorfisme warna jantan pada telmatherinid (Gray et al. 2006); deskripsi perbandingan tingkah laku kawin ikan Telmatherinidae dari danau-danau Malili Sulawesi (Gray & McKinnon 2006); dan seleksi seksual pada ikan yang ditampilkan melalui polimorfisme warna yang dipengaruhi oleh lingkungan (Gray et al. 2008a); serta makan telur secara sembunyi- 3 sembunyi pada Telmatherina sarasinorum, ikan endemik dari Sulawesi (Gray et al. 2008b). Studi-studi tersebut difokuskan pada biologi evolusi dan ekologi tingkah laku untuk menelaah mengenai asal dan keragaman biologi dari danau-danau ini. Studi mengenai aspek reproduksi T. antoniae dilaporkan oleh Sumassetiyadi (2003). Penelitian ini menelaah ekobiologi untuk memetakan aspek habitat, biologi reproduksi, dan ancaman yang dihadapi oleh T. antoniae untuk mendapatkan konsep pengelolaan ikan-ikan T. antoniae di Danau Matano. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakter habitat, pola distribusi, pertumbuhan dan reproduksi ikan endemik T. antoniae di daerah litoral Danau Matano. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan dasar pengelolaan ikan endemik di danau tersebut. Kebaruan Kebaruan penelitian ini adalah penggunaan ikan endemik opudi T. antoniae dalam kajian hubungan habitat, pola distribusi, pertumbuhan, dan reproduksi di Danau Matano.