Term Of Reference (TOR) Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup

advertisement
 Term Of Reference (TOR) Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH) Publik 2010 PENDAHULUAN Sejak pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, rezim ini terus disibukan dengan isu “Cicak Vs Buaya”, “Pelemahan Institusi KPK”, dan “Mega Skandal Kasus Century”. Begitu antusiasnya publik, politisi dan media massa atas 3 kasus ini, sehingga hampir setiap pemberitaan terkait 3 kasus ini, selalu saja menjadi berita utama (headline). Imbasnya, berita‐berita terkait isu lingkungan hidup menjadi agak sulit naik ke permukaan. Tantangannya adalah ruang untuk mendorong adanya penegakan hukum dan penuntasan kasus‐
kasus korupsi di nasional maupun daerah yang terkait kasus lingkungan, semakin terbuka lebar. Dari sisi kebijakan lingkungan hidup, sebagaimana analisa yang sudah disampaikan dalam dokumen evaluasi 5 tahun pemerintahan SBY‐JK (WALHI, Oktober 2009) dan Outlook Lingkungan Hidup 2010, (WALHI, Januari 2010), rezim SBY masih kental dengan corak: eksploitatif, liberal, berorientasi pasar, mendorong penghancuran lingkungan hidup serta melanggaran Hak Asasi Manusia. Corak ekonomi‐
politik lainnya: setia bersandarkan pada skema utang luar negeri! Fakta lainnya, perlawanan rakyat mempertahankan hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, wilayah kelola, serta hak‐hak atas tanah, masih dihadapi dengan tindakan kekerasan dan kriminalisasi dari aparat negara. Tentu saja peran modal (capital) tidak bisa dilepaskan dalam konteks ini. Cabang‐cabang produksi negara yang penting semisal: pertambangan, perkebunan skala besar, industri properti, proyek infrastruktur, dan migas, menjadi arena pertarungan penting, dimana rakyat jelata vis a vis hadap‐hadapan dengan negara dan kuasa modal besar. Kekerasan modal (capital violenced) merupakan babak lanjut dari fakta yang tak terbantahkan bagaimana negara dan aparatusnya tunduk di bawah‐kaki kuasa neokolonialisme dan neoliberalisme. Perebutan tanah, air dan ruang kelola terjadi secara masif di lapangan, yang melibatkan korban Kaum Miskin Pedesaan (KMD) maupun Kaum Miskin Kota (KMK). Ini belum ditambahkan dengan penerapan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Area/FTA); mulai dari IJEPA (Indonesia dan Jepang), ACFTA (ASEAN‐China FTA), New Zealand‐Australia (NZFTA,) hingga dengan Uni‐Eropa dan juga dengan Amerika Serikat. Dalam konteks gerakan penyelamatan lingkungan hidup dan penegakan keadilan sosial politik dan ekonomi, kenyataan dan dinamika yang terjadi seperti digambarkan di atas harus menjadi salah satu pijakan penting bagi seluruh gerakan pro‐demokarasi dan lingkungan hidup untuk selalu secara rutin merefleksikan diri, mengevaluasi dan membaca ulang agenda‐agenda strategisnya agar memahami apa yang terjadi dan merapikan kembali pola gerakan yang dibangun sehingga lebih efektif serta realistik dalam menjawab tantangan dan kebutuhan seluruh konstituennya. SINERGISASI ADVOKASI DAN KAMPANYE KESELAMATAN SUMBER‐SUMBER KEHIDUPAN DAN LINGKUNGAN Gerakan masyarakat sipil sejatinya telah memberikan kontribusi signifikan pada beberapa level kegiatan dalam rangka penurunan laju kerusakan lingkungan di Indonesia. Kerja‐kerja penyadaran publik yang di kemas dalam agenda pengorganisasian sampai dengan agenda advokasi kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat serta keselamatan lingkungan menjadi agenda utama yang secara terus‐menerus dijalankan. Namun sepertinya setiap rejim yang sedang berkuasa terjebak dalam agenda pemenuhan kebutuhan sekelompok orang yang telah berjasa menghantarkannya ke tampuk kekuasaan. Politik balas budi ini dalam implementasinya telah menyebabkan laju kerusakan lingkungan di indonesia berjalan secara linier menuju kerusakan yang semakin parah dan tak terpulihkan. Sementata masyarakat sipil yang secara terus‐menerus bergerak dengan agenda yang sudah ditetapkan cenderung masih parsial. Kondisi ini membuat gerakan yang dibangun mudah sekali untuk di patahkan oleh kelompok korporatokrasi yang telah menjadi benalu dan secara massif melakukan destruksi terhadap sumber‐sumber kehidupan. Menyadari berbagai tantangan perubahan tersebut, maka gerakan lingkungan di Indonesia justru harus di integrasikan menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar (gerakan sosial), yakni gerakan rakyat untuk demokratisasi. Hanya dengan demikian, maka gerakan lingkungan akan memiliki basis yang lebih kuat; lebih peka terhadap berbagai bentuk manipulasi ideologis maupun praktek ketidak adilan ekologis; lebih solid dan lebih punya gaung di tengah‐tengah ketidak‐pastian politik; bahkan menjadi lebih resisten terhadap berbagai klaim ideologis politik yang potensi melemahkan gerakan lingkungan dan gerakan rakyat. Menjawab permasalahan serta tantangan yang harus dijawab, WALHI mencoba mengambil peran untuk membangun kebersamaan dalam menyusun grand design Goal program: Memastikan terbangunnya konsolidasi yang solid antar jaringan guna mendukung kampanye anti destruksi sumber‐sumber kehidupan di Indonesia. A. Tujuan Kegiatan 1. Mengkampanyekan berbagai kasus kerusakan lingkungan hidup dan pelanggaran HAM di Indonesia 2. Mengetahui dan memahami situasi sosial‐ekonomi dan politik secara regional, nasional maupun internasional pasca pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II 3. Memperkuat gerakan sosial lingkungan hidup 4. Mengumpulkan berbagai pandangan dari berbagai kalangan diantaranya adalah pemerintah, pengusaha, kaum intelektual, komunitas korban, komunitas‐komunitas peduli lingkungan dan publik pada umumnya, mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang adil dan berkelanjutan. 5. Membangun strategi advokasi lingkungan yang partisipatif, holistik, integratif, realistis dan terukur serta operasional. 6. Memberikan ruang partisipasi publik baik dalam bentuk materi, gagasan atau ide, saran dan kritik terhadap agenda‐agenda gerakan pro‐demokrasi dan lingkungan hidup B. Output kegiatan Output dari kegiatan ini adalah : ‐ Terkonsolidasinya agenda advokasi lingkungan hidup di Indonesia ‐ Adanya agenda advokasi lingkungan bersama‐sama yang realistik, terukur dan holistik ‐ Adanya ruang bagi dukungan dan partisipasi publik untuk berperan aktif serta berpartisipasi langsung dalam mendorong dan memperkuat agenda penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia ‐ Menguatnya dukungan jaringan nasional, internasional terhadap advokasi lingkungan hidup di indonesia C. Desain Kegiatan Design kegiatan KNLH ini akan di bagi dalam dua bagian besar. A. Event Publik Even publik merupakan media yang akan disiapkan bagi para peserta KNLH guna menyuarakan agenda‐agenda keselamatan lingkungan yang telah dan sedang dilaksanakan. Kegiatan ini akan laksanakan dalam bentuk seminar sehari bersama dengan pembahasan potret gerakan lingkungan hidup di Indonesia dan implikasinya terhadap gerakan kedaulatan rakyat atas sumber‐sumber kehidupan Kegiatan bertujuan untuk: a. Menyatukan kesamaan pandang atas kondisi sumber‐sumber kehidupan di Indonesia b. Menyiapkan ruang debat yang konstrutif dengan dasar potret lingkungan yang ada c. Menciptakan media sharing informasi dan pengalaman atas kerja‐kerja kampanye yang telah dilakukan d. Merumuskan kerangka fikir yang akan menjadi basis argumen penyusunan program strategis bagi organisasi advokasi lingkungan di Indonesia Dalam impelemtasinya, kegiatan ini akan dilakukan dengan cara: 1. pameran lingkungan Pameran lingkungan ini akan mengangkat masalah potret pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Pameran ini akan melibatkan peran masyarakat seluas mungkin, serta memberikan gambaran visual kepada publik tentang kondisi dan dampak pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. Selain itu pameran ini juga bisa dijadikan ajang untuk mempublikasikan harapan serta keinginan dari publik mengenai kondisi lingkungan hidup seperti apa yang mereka harapkan. Tempat dan Waktu pameran Pameran akan dilaksanakan selama 4 hari bertempat di Pelataran Galeri Cipta II TIM pada tanggal 22 – 25 April 2010 mulai pukul 10.00 – 21.00 setiap harinya. Keterangan keikutsertaan Pameran Lingkungan 1. Mengisi Formulir pendaftaran dan mengembalian kepada panita acara selambat‐
lambatnya pukul 12.00 wib pada selasa 13 april 2010, melalui fax 021‐79416 73/email :[email protected]/[email protected] 2. Lembaga yang terikut serta akan di hubungi oleh pihak panitia penyelenggara pada hari senin 12 April 2010. 3. Pameran akan terbagi menjadi 5 bagian antara lain Komunitas Korban PSDA, Komunitas pecinta Lingkungan Hidup, NGO‐NGO, Lembaga pendidikan. 4. Para peserta pameran Lingkungan KNLH Publik WALHI 2010 tidak di pungut biaya. 5. Masing – masing lembaga akan di berikan ruang kampanye public dengan ukuran stand pameran seluas 2x3 M. 6. Masing‐masing lembaga akan di berikan 1 buah meja dan 2 buah kursi. 7. Hak penetapan, kepesertaan dan perubahan stand sepenuhnya diatur oleh penyelenggara. 2. Seminar tentang potret gerakan pelestarian lingkungan dari berbagai sektor peserta dari seminar publik ini adalah sebagai berikut : 1. Komunitas Korban PSDA dan pecinta lingkungan hidup 2. Pemerintah 3. DPR 4. Pengusaha 5. NGO 3. Deklarasi gerakan rakyat dalam mempertahankan sumbers‐sumber kehidupan di Indonesia Pentas Seni Budaya dan Testimonial Pentas seni dan budaya dijadikan ajang atau wadah untuk menyatakan pendapat, wacana, kritik sosial, dan sebagainya yang diapresiasikan melalui seni. Seluruh peserta dalam KNLH Publik 2010 ini mempunyai hak untuk memanfaatkan acara ini sebagai tempat untuk menampilkan karya seninya. Testimoni dilakukan oleh perwakilan OR selama ini menjadi korban lingkungan dan pelanggaran HAM. Kegiatan ini ditujukan bahwa tindakan advokasi yang dijalankan selama adalah sesuatu yang benar adanya. Testimoni ini akan memberikan cermin gerakan advkasi lingkungan yang dilakukan selama ini mendapatkan perlawanan dari kelompok desktruktif dengan mengandalkan beberapa kelompok sebagai pendukung aktivitas desktruksi yang mereka lakukan. Dalam pelaksanaan akan ada 5 orang dari representasi bioregional ( Jawa, kalimatan, Sulawesi, sumatera dan banusrama serta papua) yang akan memberikan kesaksian atas tindakan kriminalisasi rakyat atas tindakan penyelamatan kawasan ekologi genting yang dilakukan B. Merumuskan agenda gerakan advokasi dan kampanye keselamatan lingkungan Kegiatan ini bertujuan untuk mengakomodir semua pendapat dan masukan dari parapihak yang merupakan pemangku kepentingan dalam menjalankan agenda advokasi dan kampanye keselamatan lingkungan. Secara spesifik kegiatan ini bertujuan untuk: 1. Membangun dan menguatkan solidaritas serta soliditas organisasi rakyat sebagai modal dasar dalam mendorong pengelolaan sumberdaya alam yang lebih adil dan lestari 2. Analisis strategis atas potret pengelolaan sumber‐sumber penghidupan sebagai cermin atas pengembilan kebijakan dan regulasi negara dalam pengelolaan lingkungan hidup 3. Refleksi dan perumusan agenda advokasi dan kampanye bersama gerakan prodemokrasi dan lingkungan hidup di Indonesia dan tantangannya ke depan Dalam implementasinya kegiatan ini akan diserahkan kepada para peserta yang akan menjadi pemandu dalam setiap diskusi yang dilaksanakan sesuai dengan tematik issue yang sedang dijalankan. Namun secara garis besar kelompok diskusi ini merupakan representasi dari kerja‐
kerja advokasi lingkungan yang selama ini dilaksanakan yaitu: 1. group NGO dan OR yang melakukan advokasi SDA dan masyarakat Adat 2. group NGO dan OR yang melakukan advokasi dan kampanye pada issue hutan dan perkebunan besar 3. group NGO dan OR yang melakukan advokasi dan kampanye perubahan iklim dan clean energi 4. group NGO dan OR yang melakukan advokasi dan kampanye pesisir dan kelauatan 5. group NGO dan OR yang melakukan advokasi dan kampanye kedaulatan atas pangan dan air E. Waktu dan Tempat Waktu : 22 – 25 April 2010 Tempat : GALERI CIPTA II – Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya No. 73 Demikian Term of References ini dibuat sebagai panduan dan usulan awal dalam merancang kegiatan/acara yang akan diselenggarakan pada Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup ‐ Publik 2010 
Download