PENGARUH LIKUIDITAS ASET PERUSAHAAN TERHADAP

advertisement
PENGARUH LI KUIDI TAS ASET PERUSAHAAN TERHADAP LI KUIDITAS
SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2000-2010
Oleh: Agus Cartian
Pembimbing : Zaafri Ananto Husodo, Ph.D
ABSTRAK
Penelitian ini mempelajari pengaruh tingkat likuiditas aset perusahaan terhadap
likuiditas saham yang diwakili oleh dua alternatif ukuran likuiditas yaitu zero return
dan ukuran Illiquid dari Amihud. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan di
Indonesia yang terdaftar di BEI periode 2000 sampai 2010. Analisis regresi data panel
digunakan untuk menguji pengaruh tingkat likuiditas aset terhadap likuiditas saham.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat likuiditas aset perusahaan
mempengaruhi secara positif terhadap likuiditas saham yang diwakili oleh zerro
return tapi tidak berpengaruh secara signifikan jika likuiditas aset perusahaan diukur
oleh WAL1 dan likuiditas saham diwakili oleh ukuran Illiq. Hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas aset perusahaan maka semakin tinggi tingkat
likuiditas saham.
Kata Kunci : Likuiditas aset, Likuiditas saham, Zerro return, Illiq
Pendahuluan
Dalam konteks investasi portofolio dan diversifikasi internasional, pasar modal
dari negara-negara berkembang (emerging market) memiliki peranan yang penting dan
sudah menjadi perhatian lebih bagi para investor asing maupun lokal. Investor lokal
maupun asing yang ingin berinvestasi pada emerging market termasuk Indonesia harus
memperhatikan risiko-risiko terkait emerging market, seperti ketidakstabilan politik,
permasalahan terkait infrastruktur domestik, volatilitas nilai tukar dan masih
banyaknya perusahaan privat yang belum membuka kepemilikan sahamnya kepada
publik. Risiko-risiko tersebut menyebabkan emerging market identik dengan tingkat
volatilitas yang tinggi. Kendati demikian investor dapat dengan mudah menghasilkan
tingkat pengembalian yang sangat tinggi, bahkan melebihi 75% per tahun (Lesmond,
2005). Sebagai penyeimbang dari tingkat pengembalian yang sangat tinggi, terdapat
risiko likuiditas yang harus diperhitungkan oleh investor. Risiko likuiditas adalah
kemungkinan dimana investor tidak dapat memperdagangkan aset yang dimilikinya
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
karena tidak terdapat permintaan yang sesuai dengan harga yang dia tawarkan atau
investor harus menjual aset tersebut dengan harga yang lebih rendah dibandingkan
dengan harga ekspektasi dari investor tersebut. Jika risiko ini terjadi maka akan
muncul biaya likuiditas, biaya yang harus ditangung oleh investor karena ada risisko
likuiditas. Konsep likuditas ini merupakan aspek yang sangat penting dalam penilaian
aset keuangan Bekaert (2003).
Informasi mengenai likuiditas aset maupun likuiditas saham perusahaan dapat
membantu investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi. Informasi ini bisa
memberikan gambaran kepada investor mengenai aset keuangan mana yang mudah
diperjualbelikan di pasar. Informasi ini sangat penting bagi tipe investor yang menyukai
investasi dalam jangka waktu yang pendek.
Dalam berinvestasi, para investor menilai sebuah perusahaan berdasarakan
expected return dari aset yang dimiliki perusahaan pada saat ini, serta memperhatikan
expected return dari investasi perusahaan di masa yang akan datang, dan dividen yang
akan dibagikan kepada investor, Gopalan (2010), Hal ini menunjukan bahwa struktur
aset perusahaan sangat berpengaruh dalam proses valuasi perusahaan oleh investor.
Pentingnya konsep likuiditas dalam aspek penilaian aset keuangan membuat
banyak akademisi yang melakukan penelitian mengenai topik likuiditas ini. Walaupun
demikian, sampai saat ini masih belum ada ukuran yang pasti mengenai likuiditas
sebuah aset. Secara umum, Alexander, Sharpe dan Bailey (1993) mendefinisikan
likuiditas sebagai kemampuan investor untuk menjual harta atau aset yang dimilikinya
tanpa harus melakukan konsesi atau kelonggaran harta. Dari berbagai penelitian
mengenai topik likuiditas aset, mayoritas penelitian tersebut membahas mengenai
faktor determinan dalam menentukan kebijakan likuiditas aset perusahaan. Peneliti
menganggap bahwa masih sedikit penelitian yang membahas mengenai hubungan
antara likuiditas aset dengan likuiditas saham. Padahal likuiditas saham merupakan
salah satu faktor yang diperhatikan oleh investor dalam berinvestasi. Salah satu peneliti
yang melakukan penelitian tentang hubungan likuiditas saham dengan real asset adalah
Gopalan, Kadan, Pevzner (2010) mereka mencoba melihat hubungan antara likuiditas
saham dengan likuiditas aset. Penelitian ini berdasarkan fenoma yang terjadi selama
krisis global yang menunjukan adanya tren yang sama antara likuiditas saham dengan
likuiditas aset. Gopalan (2010) menyatakan bahwa hubungan antara likuiditas aset dan
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
likuiditas saham bisa memiliki hubungan negatif maupun positif tergantung dari
intensitas perusahaan menginvestasikan kembali aset yang dimilikinya. Peneliti lain
yang melakukan penelitian dengan topik yang sama adalah
Yang (2010), dalam
penelitiannya Yang (2010) mencoba mencari hubungan antara likuiditas aset dengan
likuiditas saham di 40 negara. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa
hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham memilki variansi yang berbeda
di negara yang berbeda. Hubungan ini ditentukan oleh kekuatan hukum di negara
tersebut terhadap perlindungan pemegang saham, serta rating standar akuntansi di
negara tersebut. Menurut Peneliti, kedua penelitian yang telah dilakukan tersebut sangat
menarik karena mereka menggunakan ukuran likuiditas aset yang sama namun
menggunakan ukuran likuiditas saham yang berbeda. Hal ini menunjukan bahwa topik
hubungan likuiditas aset dengan likuiditas saham sangat menarik untuk diteliti. Selain
itu, topik ini menjadi lebih menarik lagi dengan adanya isu terkini mengenai buble
effect di pasar-pasar modal dunia. Isu ini menggambarkan bahwa harga-harga saham
yang tercermin di bursa efek sudah tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari harga
saham tersebut. Dengan adanya kesenjangan dan perbedaan arah tujuan penelitian,
Peneliti berharap penelitian ini bisa melengkapi penelitan-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dan bisa menjadi pemicu untuk dilakukannya penelitianpenelitian selanjutnya terkait topik likuiditas aset
Landasan Teori
Berikut peneliti akan menjabarkan penurunan model hubungan likuiditas aset
dengan likuiditas saham. Penurunan model ini disadur dari penelitian yang dilakukan
oleh Gopalan, Kadan dan Pevzner (2010). Kunci utama dalam penurunan model ini
adalah likuiditas saham perusahaan pada hari ini ditentukan oleh struktur aset yang
dimiliki oleh perusahaan pada hari ini dan ekpektasi terhadap investasi perusahaan di
masa yang akan datang.
Diasumsikan akan tiga tanggal 0,1 dan 2. Pada tanggal 0 kita mengakui bahwa
perusahaan memiliki asset-in-places dengan nominal sebesar $1. Aset tersebut terdiri
GDULVHMXPODKNDVVHEHVDUĮGDQSURMHNLQYHVWDVLVHEHVDU>-Į@GLPDQDĮWHUGLVWULEXVL
QRUPDO Į
>@ 'DODP PRGHO LQL Į GLDUWLNDQ VHEDJDL WLQJNDW OLNXLGLWDV aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini, dari setiap jumlah kas yang diinvestasikan ke
dalam sebuah projek akan menghasilkan return sebesar x unit dari kas pada tanggal 2,
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
dimana x merupakan penjumlahan dari nilai x itu sendiri dengan eror x, dimana eror
dari x terdistribusi normal.
Pada tanggal 1 , manajemen perusahaan memutuskan untuk mengalokasikan kas
yang dimiliki kepada dividen interim dan investasi akan projek baru, dan pada tanggal
0 saham dari perusahaan sudah diperdagangkan di pasar modal.
Dalam hal ini
diasumsikan bahwa tujuan dari manajemen perusahaan sesuai dengan persetujuan dari
pemegang saham. Dalam hal ini porsi kas yang diinvestasikan pada projek baru
dilambangkan dengan ¥ dimana ¥ > 0 dan 1 - ¥ melambangkan jumlah kas yang
dialokasikan untuk dividen interim. Nilai dari ¥ > 0 menunjukan kas berlebih dari
perusahaan.Output yang dihasilkan dari jumlah kas yang diinvestasikan kepada projek
baru di hasilkan oleh fungsi acak produksi sebagai berikut :
< NĮK–Hy)
(2.1)
dimana, ey adalah unexpected shock GDULSURGXNVL\DQJWHUGLVWULEXVLQRUPDOGDQNĮK–
excpected production dari projek baru. Parameter k, dimana k > 0 menuntukan ukuran
tingkat produktivitas, semakin tinggi nilai k maka semakin tinggi produktivitas
marginal investasi perusahaan, dan menggambarkan peluang pertumbuhaan yang lebih
bagus. Pada tanggal 1 manajemen perusahaan sudah memutuskan secara optimal
pengalokasian dari kas terhada dividen interim dan investasi projek baru. Sehingga
ekpektasi dari nilai perusahaan merupakan fungsi dari kas yang dialokasikan kepada
investasi projek baru (¥) bisa dituliskan sebagai berikut :
V (¥) = (1-Į—xNĮK–Į-¥)
(2.2)
dimana, (1-Į DGDODK NRPSRVLVL LQYHVWDVL SHUXVDKDQ WHUKDGDS SURMHN GDQ µ x adalah
UHWXUQGDULLQYHVWDVLWHUVHEXWNĮK–PHQXQMXNDQexcpected dari investasi projek baru
GDQ Į -¥) merupakan excpected cashflow dari dividen yang dibagikan oleh
perusahaan. Persamaan ini menggambarkan valuasi fundamental terhadap aset yang
dimiliki oleh perusahaan.
Kembali lagi pada tanggal 0, ketika saham perusahaan diperdagangkan di pasar
maka para investor akan mengantisipasi dari keputusan manajemen dalam
pengalokasian kas pada tanggal 1. Akibatnya, ekspektasi investor terhadap nilai
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
perusahaan adalah V(¥*), dan variance dari nilai perusahaan pada tanggal 0 bisa
digambarkan dengan persamaan matematis sebagai berikut:
2
(¥* )2
(2.3)
dari persamaan di atas bisa diartikan bahwa variance dari nilai perusahan terdiri dari
variabilty atas nilai dari asset-in-places perusahaan, variablility dari investasi
perusahaan serta kontribusi dari korelasi dari nilai projek masa yang akan datang
dengan projek yang sudah ada. Menurut Kyle (1985) dalam kondisi keseimbangan,
dimana transaksi saham terjadi, market maker di pasar saham menggunakan fungsi
pricing linier GHQJDQ VORSH VDPD GHQJDQ .\OH¶V ODPEGD \ang merupakan ukuran
teoretis dari illikuiditas saham pada model ini, dimana:
(2.4)
dimana,
bersifat endogenous \DQJGLSHUROHKGDULSHUVDPDDQ'DULXNXUDQ .\OH¶V
lambda bisa dijelaskan bahwa semakin tinggi nilai
dibandingkan nilai
maka
VHPDNLQ WLQJJL QLODL .\OH¶V ODPEGD DUWLQ\D VHPDNLQ WLQJJL XNXUDQ LOOLNXLGLWDV
sahamnya yang artinya semakin rendah tingkat likuiditasnya. untuk mengetahui
hubungan antara asset liquidity dengan likuiditas saham, bisa dilihat dari hubungan
SHUVDPDDQGDQGLPDQDSHUVDPDDQDGDODKSHUVDPDDQSURNVLQLODLĮ
(2.5)
Dari hubungan persamaan aljabar di atas dapat dijelaskan bahwa peningkatan
QLODL Į DNDQ PHQ\HEDENDQ GXD HIHN \DQJ EHUODZDQDn terhadap variansi cash flow
perusahaan
. Pertama, menyebabkan peningkatan terhadap proporsi asset-in-places
sehingga mengurangi nilai
. Kedua, menyebabkan peningkatan internal cash yang
dimiliki oleh manajemen yang menyebabkan peningkatan investasi. Peningkatan
investasi ini akan meningkatkan nilai
6HSDQMDQJ QLODL Į OHELK NHFLO GDUL QLODL ,
maka efek pertama akan lebih dominan, yang menyebabkan peningkatan likuiditas
saham VHEDOLN MLND QLODL Į OHELK Eesar dibandingan
, maka efek kedua akan lebih
dominan yang menyebabkan penurunan likuiditas saham.
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Dari penjelasan persamaan (2.5) tersebut maka hubungan antara likuiditas aset dengan
likuiditas saham dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Valuation Uncertainty Hypothesis
Teori ini menjelaskan bahwa hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham
memiliki hubungan yang positif, semakin liquid aset yang dimiliki oleh perusahaan
maka semakin likuid saham perusahaan tersebut. Artinya teori ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi tingkat likuiditas aset perusahaan maka semakin tinggi likuiditas
saham perusahaan tersebut. Teori ini menjelaskan bahwa semakin likuid aset yang
ada di perusahaan maka semakin rendah tingkat ketidakpastian dalam melakukan
valuasi terhadap perusahaan. Hal ini berkaitan dengan asset-in-place yang bisa
memudahkan investor dalam menilai perusahaan karena rendahnya tingkat informasi
asimetris.
2. I nvestment Uncertainty Hypothesis
Teori ini menjelaskan bahwa hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham
memiliki hubungan yang negatif,artinya semakin tinggi tingkat likuiditas aset
perusahaan maka semakin rendah likuiditas saham. Hubungan ini bisa dijelaskan
bahwa semakin tinggi tingkat aset likuid yang ada di perusahaan maka hal ini akan
mendorong perusahaan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang, hal ini
disebabkan karena tingkat pengembalian dari investasi yang bersal dari pendanaan
internal lebih tinggi. Hal ini mendorong akan ketidakpastian investasi di masa yang
akan datang yang menyebabkan tingkat asymetric information lebih tinggi yang
akibatnya likuiditas saham akan semakin rendah.
Data dan metodologi
Data yang digunakan di penelitian ini adalah, saham-saham yang memiliki data
laporan keuangan secara konsisten selama periode penelitian, khususnya untuk data kas
dan setara kas dan total aset.( Yang, 2010). Data yang digunakan pada penelitian di
bagi menjadi tiga bagian. Pertama, data yang digunakan untuk menghitung likuiditas
saham, yaitu closing prices harian, Volume perdagangan harian dan jumlah saham yang
beredar. Data tersebut digunakan untuk menghitung likuiditas saham zeros (LIQ) dan
ukuran ILLIQ (ILLIQ) dari Amihud. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan data
laporan keuangan perusahaan yaitu kas dan setara kas, total aset tidak lancar dan total
aset untuk mengetahui ukuran WAL 1, WAL 2 dan WAL 3 sebagai ukuran dari tingkat
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
likuiditas aset perusahaan. Penulis juga menggunakan data yang digunakan sebagai
variable control dari model regresi, yaitu market capitalization, market to book ratio,
Capital expenditure, Return on Assets ratio. Volatility, leverage dan variabel dummy
untuk periode krisis.
Penelitian ini menggunakan dua ukuran variable independent dan tiga ukuran
variable dependen serta menggunakan beberapa variable control. Untuk variable
independen penulis menggunakan ukuran zero return dan ukuran ILLIQ dari Amihud.
Untuk mendapatkan ukuran zeros penulis mengunakan formula berikut, Lesmond,
Ogden, dan Trzcinka (1999) :
dimana T adalah jumlah hari perdagangan dalam sebulan serta menggunakan return
individu dari saham. Return ini diperoleh dengan cara mengurangi harga saham hari ini
dengan harga saham hari sebelumnya. Ukuran ini memiliki dua komponen penting
yaitu bisa menangkap noise trading dan kedua bisa menangkap frekuensi perdagangan
di bursa.
Untuk ukuran ILLIQuid dari Amihud Penulis menggunakan formula sebagai berikut :
ILIQ Amihud
dimana,
adalah jumlah hari perdagangan saham i di bursa selama tahun t,
adalah return dari saham i pada hari j,
adalah volume perdagangan saham i, dan
adalah harga penutupan dari saham i.
Variabel dependen dari penelitian ini, penulis menggunakan tiga ukuran sebagai
indikator likuiditas aset perusahaan yaitu WAL 1, WAL 2 dan WAL 3. Ukuran ini
pernah digunakan dalam penelitian Gopalan (2010):
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
* 0 Dalam menganalisi hubungan variabel bebas dengan terikat, penelitian ini
menggunakan analisis data panel dengan melakukan beberapa uji untuk mengetahui
model yang terbaik.
Pembahasan.
Dalam bab pembahasan ini penulis akan fokus terhadap variabel bebas dan variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ukuran zero retun dan ukuran illiq sebagai
variabel terikat dan WAL1, WAL2 dan WAL3 sebagai variabel bebas yang merupakan
proksi dari likuiditas aset. Sebelum menganalisis secara parsial antar variabel, peneliti
melakukan uji global dari model yang dihasilkan (lihat tabel 4.8). Dari tabel output bisa
GLOLKDWQLODL)VWDWLVWLNDGDODKDUWLQ\DGHQJDQQLODLĮ PDNDNHSXWXVDQQ\DDGDODK
tolak Ho, artinya secara bersama-sama variabel bebas bisa menjelaskan pengaruh terhadap
variabel terikat secara signifikan. Model tersebut memiliki nilai R2 sebesar 0.6358 artinya
model tersebut bisa menjelaskan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
sebesar 63,58%.
Selanjutnya peneliti melakukan uji parsial dari model estimasi yang dihasilkan (lihat
juga tabel 4.9). Dari tabel output dapat dilihat nilai p-value dari variabel WAL1, WAL2 dan
WAL3 adalah 0.09, 0.022, 0.096 secara berturut-WXUXW DUWLQ\D GHQJDQ QLODL Į PDND
keputusannya adalah tolak Ho, artinya bahwa variabel WAL1, WAL2 dan WAL3 bisa
mempengaruhi variabel zero return secara signifikan. Dari hasil tabel output tersebut dapat
disimpulkan bahwa aset likuiditas dengan menggunakan tiga ukuran WAL sebagai proksi
berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi zero return.
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Untuk mengetahui arah hubungan antara WAL1, WAL2 dan WAL3 dengan zero return
bisa dilihat dari nilai koefisien untuk masing-masing variabel, dari tabel output bisa dilihat
bahwa nilai koefisien untuk variabel WAL1, WAL2 dan WAL3 adalah negatif, hal ini bisa
diartikan bahwa hubungan antara WAL1, WAL2 dan WAL3 dengan zero return adalah
positif. Peneliti mengartikan arah hubungan berlawanan dengan tanda dari nilai koefisien
karena
kenaikan nilai ukuran zero return berlawanan dengan tingkat likuiditas saham,
artinya jika nilai zero return naik maka likuiditas saham akan turun, begitupun sebaliknya
jika nilai zero retun turun. Oleh karena itu, untuk mengetahui hubungan antara zero return
dengan WAL1, WAL2 dan WAL3 dari model estimasi di atas harus diartikan terbalik dengan
tanda dari nilai koefisien untuk ketiga variabel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
WAL1, WAL2 dan WAL3 sebagai ukuran dari tingkat likuiditas aset perusahaan
berpengaruh secara postif terhadap ukuran likuiditas saham zero return.
Dengan melihat hasil output tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa, likuiditas aset
berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi zero return,
penemuan ini bisa dijelaskan dengan teori valuation uncertainty hypotesis pada bab tiga
sekaligus mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gopalan (2010).
Analisis Hubungan Likuiditas Saham dengan Likuiditas aset menggunakan ukuran
I LLI Q
Setelah melakukan analisis hubungan likuiditas aset dengan likuiditas saham dengan
menggunkan proksi zero return, berikutnya penulis akan melakukan analisis yang sama tetapi
menggunakan proksi likuiditas saham yang berbeda yaitu ukuran ILLIQ, hal ini bertujuan
sebagai pembanding antar proksi likuiditas saham. Sebelum menganalisis secara parsial antar
variabel, peneliti melakukan uji global dari model yang dihasilkan (lihat tabel 4.9). Dari tabel
output bisa dilihat nilai F statistik adalah 0.0027 DUWLQ\D GHQJDQ QLODL Į PDND
keputusannya adalah tolak Ho, artinya secara bersama-sama variabel bebas bisa menjelaskan
pengaruh
terhadap variabel terikat secara signifikan. Model tersebut memiliki nilai R 2
sebesar 0.6191 artinya model tersebut bisa menjelaskan pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat sebesar 61,91%.
Selanjutnya peneliti melakukan uji parsial dari model estimasi yang dihasilkan (lihat juga
tabel 4.10). Dari tabel output dapat dilihat nilai p-value dari variabel WAL1, WAL2 dan
WAL3 adalah 0.535, 0.014, 0.096 secara berturut-WXUXW DUWLQ\D GHQJDQ QLODL Į PDND
keputusannya adalah tolak Ho kecuali untuk variabel bebas WAL1. artinya bahwa variabel
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
WAL2 dan WAL3 bisa mempengaruhi variabel ILLIQ secara signifikan tetapi untuk ukuran
likuiditas aset dengan ukuran WAL1 tidak signifikan. Dari hasil tabel output tersebut dapat
disimpulkan bahwa aset likuiditas dengan menggunakan dua ukuran WAL yaitu WAL2 dan
WAL3 sebagai proksi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi
ILLIQ.
Melihat dari tabel output 4.9 variabel WAL1 yang merupakan salah satu ukuran dari
likuiditas aset tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap varibel ILLIQ sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat likuiditas aset jika menggunakan ukuran WAL1 tidak
mempengaruhi secara signifikat terhadap likuiditas saham jika menggunakan ukuran ILLIQ.
Menurut Lesmond (2005) menjelaskan bahwa ukuran likuiditas dengan menggunakan prices
base lebih baik menjelaskan likuiditas saham dibandingkan dengan ukuran likuiditas dengan
menggunakan volume based. Selain itu juga menurut Bekaert, et.al (2003) menyatakan bahwa
kualitas data volume saham di negara emerging market tidak bagus. Hal ini disebabkan
karena adanya kemungkinan yang besar nilai volume untuk saham adalah nol.
Untuk mengetahui arah hubungan antara WAL2 dan WAL3 dengan ILLIQ bisa dilihat dari
nilai koefisien untuk masing-masing variabel, dari tabel output bisa dilihat bahwa nilai
koefisien untuk variabel WAL2 dan WAL3 adalah negatif, hal ini bisa diartikan bahwa
hubungan antara WAL2 dan WAL3 dengan ILLIQ adalah positif. Peneliti mengartikan arah
hubungan berlawanan dengan tanda dari nilai koefisien karena kenaikan nilai ukuran ILLIQ
berlawanan dengan tingkat likuiditas saham, artinya jika nilai ILLIQ naik maka likuiditas
saham akan turun, begitupun sebaliknya jika nilai ILLIQ turun. Oleh karena itu, untuk
mengetahui hubungan antara dengan WAL2 dan WAL3 dari model estimasi di atas harus
diartikan terbalik dengan tanda dari nilai koefisien untuk ketiga variabel tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa WAL2 dan WAL3 sebagai ukuran dari tingkat likuiditas aset
perusahaan berpengaruh secara postif terhadap ukuran likuiditas saham zero return.
Dengan melihat hasil output tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa, likuiditas aset berpengaruh
secara postif dan signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi ILLIQ, penemuan ini
bisa dijelaskan dengan teori valuation uncertainty hypotesis pada bab tiga sekaligus
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gopalan (2010).
Dari uMLSDUVLDO\DQJWHODKGLODNXNDQWHUOLKDWEDKZDGHQJDQQLODLĮ WHUGDSDWGXDYDULDEHO
kontrol yang tidak signifikan mempengaruhi likuiditas saham (zero return dan ukuran ILLIQ)
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
yaitu MTB dan ROA. Hal ini menunjukan bahwa di perusahaan diIndonesia tingkat likuiidtas
saham tidak berbeda antara perusahaan yang memiliki nilai MTB dan ROA yang berbeda.
Kesimpulan
Penelitian mempelajari pengaruh keputusan manajerial perusahaan dalam struktur
underlying asset perusahaan atau likuiditas aset terhadap likuiditas saham. Untuk mengetahui
pengaruh tersebut penelitian ini mempelajari pengaruh WAL1, WAL2 dan WAL3 yang
merupakan ukuran dari likuiditas aset terhadap zero return dan ukuran ILLIQ yang
merupakan proksi ukuran dari likuiditas saham. Penelitian ini menggunkan data panel dari
166 perusahan indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian
dari tahun 2000 samapai tahun 2010. Dari hasil Uji pemilihan model, penelitian ini
menggunkan model Fixed Effect Model (FEM) dan menggunkan metode GLS (General Least
square) untuk mengakomodasi pelanggaran asumsi Heterodestisitas dan Autokorelasi.
Hasil penelitian ini adalah bahwa selama rentang waktu dari tahun 2000 sampai tahun
2010 likuiditas aset memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas saham jika
menggunakan proksi ukuran zero return dan ILLIQ, tetapi pengaruh ini tidak signifikan jika
menggunakan ukuran WAL1 sebagai proksi likuiditas aset dengan ukuran likuiditas saham
ILLIQ dari amihud. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa, keputusan manajerial dalam
struktur aset perusahaan dalam hal ini tingkat likuiditas aset memiliki pengaruh positif
terhadap likuiditas saham. Pengaruh ini bisa dijelaskan dengan konsep valuation uncertainty
Hypothesis. Berdasarkan konsep tersebut menyatakan bahwa peningkatan asset in place di
dalam perusahaan akan memudahkan investor dalam melakukan penilain terhadap
perusahaan karena rendahnya tingkat asymatric information. Secara tidak langsung penelitian
ini mendukung akan keberadaan valuation uncertaintyh hypothesis. Oleh karena itu peneliti
bisa megambil sebuah kesimpulan, bahwa peningkatan likuiditas aset perusahaan di
Indonesia memiliki pengaruh yang positif terhadap likuiditas saham karena peningkatan
tingkat likuiditas aset bisa mengurangi asymetric information yang memudahkan investor
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
untuk melakukan penilaian terhadap perusahaan. Hal ini menyebabkan peningkatan likuiditas
saham di pasar modal.
DAFTAR REFERENSI
Aitken M, and Commerton-Forde. (2003). How Should Liquuidity be Measured. Pacific-Basin Finance Journal
11, 45-59.
Aitken, M and Winn, R. (1997). What is this thing called Liquidity?. Working Paper. Securities Industry reserch
center of Asia Pacific.
Amihud, Y and Mendelson, H. (1986). Asset Pricing and the bid ask spread. Journal of Financial Economic
(17) 223-249.
Amihud, Yakov. (2002). ILLIQuidity and Stock returns. Cross-section and time series effect. Journal of
financial Market, 5, 31-56
Bates, Thomas, Kathleen M. Kahle, and Rene Stulz, 2010, Why do US firms hold so much more cash than they
used to? Forthcoming Journal of Finance.
Bekaert, G., Harvey, C,. Lunblad, C. (2003). Liquidity and Excpected returns. Lessons from emerging markets.
working paper, Duke University.
Bodie, Ztvi, Alex Kane, and Alan J. Markus. (2008). Essentials of Investments, 7th edition. Singapore:
McGraw-Hill
Chris, Brooks. (2008). Introductory Econometrics for Finance, Second Edition. Cambrirdge University Press.
Datar, V., Naik, N., & Radcliffe, R. (1998). Liquidity and Asset returns: An alternative test. Journal of
Financial Market, 1(2), 203-219.
Denis,. J., David., Sibilkov, Valeriy. (2007). Financial Contraint,Investment, and the Value of Likuiditas aset.
Working Paper.
Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Menuju ASEAN Economics Community 2015.
Dittmar, Amy, and Jan Mahrt-Smith, 2007, Corporate governance and the value of likuiditas asets, Journal of
Financial Economics 83, 599-634.
.
Faulkender,. M. Wang. (2006). Corporate Financial Policy and the Value of Cash. The Journal of Finance Vol.
LXI, No 4.
Ferreira, M. Dan A. Vilela, 2004, Why do firm fold cash? Evidence from EMU countries, Europian Financial
Management 10, 295319.
Foley, C. Fritz, Jay Hartzell, Sheridan Titman, and Garry J. Twite, 2007, Why do firms hold so much cash? A
tax-based explanation, Journal of Financial Economics 86, 579-607.
Fresard,. Laurent. (2009). Three Essays on Corporate Likuiditas aset. PhD Thesis. University of Neuchatel.
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Gopalan, Radhakrishnan.,Kadan,Ohad., Pevzner Mikhail. (2010). Investment Decisions, Asset Liquidity, and
Likuiditas saham. Forthcoming journal of Financial and Quantitative Analysis.
Gramatikos, Theoharry and Vermeulen, Robert. (2011). Transmission of the financial and Soverign debt crises
to the EMU: Stock Prices,CDS Spreads and Exchanges Rates. Journal of International Money and
Finance.
Harford, Jarrad, Sattar Mansi, and William Maxwell, 2008, Corporate governance and a firm¶VOLNXLGLWDVDVHWV
Journal of Financial Economics 87, 535-555.
Haushalter, David, Sandy Klasa, and William Maxwell, 2007, The influence of product market dynamics on the
ILUP¶VOLNXLGLWDVDVHWVDQGKHGJLQJEHKDYLRUJournal of Financial Economics 84, 797-825.
Jain, Neelam. (2002). Debt, Mangerial incentive and Learning. Discussion Paper. University of Copenhagen.
Kyle, A. (1985). Continuous auctions and insider trading. Econometrica, 53, 1315-1335.
Lesmond, D., Ogden, J., Trzcinka, C. (1999). A new estimates of transaction costs. Review of Financial Studies,
12, 1113-1141.
Lesmond, David. (2005). Liquidity of Emerging Market. Journal of Financial Economic 77, 411-452.
Levine, R., and Schmukler, S. (2003). Migration, Spillovers, and Trade Diversion: The Impact of
Internationalization on Stock Market Liquidity. NBER Working Paper 9614.
Megginson, William L. (1997). Corporate Finance Theory. New York : Addison-wesley Educational Publisher
Inc.
Morellec, E. (2001). Asset Liquidity, Capital Structure and Secure Debt. Journal of Economic. 61, 173-206.
Myers, S., and R. Rajan. (1998). The Paradox of Liquidity. Quarterly Journal of Economic, 113, 733-771.
Opler, Timothy, Larry Pinkowitz, and Rene Stulz, 1999, The determinants and implications of corporate
likuiditas asets, Journal of Financial Economics 14, 1059-1082.
Riddick, Leigh A. and Toni M. Whited, 2008, The corporate propensity to save, forthcoming Journal of
Finance.
Roll, Richard. (1984). A Simple Implicit Measure of the Effective Bid-Ask spread in an Efficient Market.
Journal of Finance (39). 1127-1139.
Rouwenhorst, K. Geert. (1998). International Momentum Strategies. Journal of Finance 53, 267-284.
Ruslan Y. Goyenko, Craig W. Holden, Charles A. Trzcinka.(2009). Do Liquidity measures measure liquidity?.
Journal of Financial Economics. 92 153-181.
Sang-Gyung Jun, Marathe,Achla.,Shawky A. Hany. (2003). Liquidity and Stock return in emerging equity
markets. Emerging Market Review 4 1-24.
Schlingeman, F.; R. Stulz and R. Walkling. (2002). Divestitures and the liquidity of the market for Corporate
Assets. Journal of Financial Economics, 64, 117-144.
Servaes, Henri. Tufano, Peter. (2006). The Theory and Practice of Corporate Liquidity Policy. Deutsche Bank.
Shleifer, A., and R Vishny. (1992). Liquidation Values and Debt Capacity: A Market Equilibrium Approch.
Journal of Finance, 47, 1343-1366.
Sibilkov, Valery. (2007). Asset Liquidity and Capital Structure. Working paper. University of Wisconsin.
Simuthin, Mikhail. (2010). Excess Cash and Stock Returns. Working paper. The University of British
Columbia.
Singh, Datuk, R. A. ASEAN Capital Market Integration Issues and Challenges. Working paper.
Sufi, Amir, 2009, Bank lines of credit in corporate finance: An empirical analysis, Review of Financial Studies
22, 1057-1088.
Williamson, O. (1988). Corporate Finance and Corporate Governence. Journal of Finance, 43. 567-591.
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
www.bi.go.id
www.bkpm.go.id
Youngjoo Lee, (2010). Financial crisis and corporate likuiditas asets: Evidence from East Asian firms. Working
paper. University at Buffalo.
Y. Yang. (2010). Asset Liquidity and Stock Liquidity : International Evidences. Working Paper.
Zhang, Junli. (2011). The Relationship between working capital management and the corporate likuiditas asets.
0DVWHU¶VWKHVLV8QLYHUVLW\RIHDVWHUQILQODQG
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Nama Variable
Operasionalisasi
Keterangan
Variable
Dependent Variable
Ukuran Likuiditas saham
Amihud Dependent Variable
Ukuran Likuiditas saham
Zeros (LI Q)
I LLI Quid
(I LLI Q)
WAL1
Independent Variable
Ukuran Likuiditas Aset
WAL2
Independent Variabel
Ukuran Likuisitas Aset
WAL3
Independent Variabel
Ukuran Likuiditas Aset
Log(M kt. Cap)
Control Variable
Capital expenditure
Control Variabe
ROA
Control Variable
Log natural dari nilai kapitalisasi
pasar
Rasio belanja modal terhadap total
asset
Rasio EBITDA terhadap total asset
M TB
Control Variable
Rasio Nilai pasar equity perusahaan
terhadap nilai buku.
Leverage
Control Variable
Total Debt di bagi dengan total aset
Volatilitas
Control Variable
Standar Deviasi dari return bulanan
selama 12 bulan tahun sebelumnya.
Dummy
Control Variable
Variable dummy untuk tahun
terjadinya krisis selama periode
penelitian. Dimana 1 untuk tahun
terjadi krisis global dan 0 untuk
tahun tidak terjadi krisis global.
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Tabel 4.3 : Output
Berikut disajikan tabel output Lagrangian multiplier tes. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunakan varibale
terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung
dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didapatkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio
market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets.
Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan standar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisis
merupakan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan
laporan keuangan selama periode penelitian 2000-2010.
(A) Zero_return
e
u
chi2 (1)
Prob > chi2
(B)
Var
sd=sqrt(var)
0.07
0.265
0.028
0.167
0.029
0.17
2314.76
0.000
Illiq
e
u
chi2 (1)
Prob > chi2
Var
sd=sqrt(var)
2.225
1.492
2.184
1.478
0.000
0.000
0.29
0.0081
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Tabel 4.4: Output
Berikut disajikan tabel output uji Hausman test. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunakan varibale terikat ILLIQ.
Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar ratarata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan rasio market to book
dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage
merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, , crisis merupakan dummy
untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan
selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A)
Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B)
Prob)chi2
98.23
0.000
(B)
Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B)
Prob)chi2
0.29
0.008
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Tabel 4.5: Output
Berikut disajikan tabel output Chow test. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunakan varibale terikat ILLIQ. Zero
return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata
tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan rasio market to book dari
nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan
rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisis merupakan dummy untuk
periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama
periode penelitian 2000-1LODLĮ (A)
Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B)
Prob Chi2
24.25
0.0000
(B)
Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B)
Prob Chi2
0.35
0.0025
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Tabel 4.6 : Tabel Korelasi
Berikut disajikan tabel korelasi menggunakan STATA dari variabel yang digunakan.WAL 1, WAL 2 dan WAL 3 merupakan proksi ukuran dari
likuiditas aset. Log_CapMarkt didapatkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupakan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan
rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total
modal. Volatility merupakan standar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, , crisis merupakan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi
penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-2010.
WAL 1
WAL 2
WAL 3
Log_Capmarkt
MTB
ROA
Capex
Leverage
Volatility
Dummy
WAL 1
1.000
0.6226
0.6183
0.0444
0.0006
0.0458
-­‐0.0018
-­‐0.0361
-­‐0.037
0.0018
WAL 2
WAL 3
Log_Capmarkt
MTB
ROA
Capex
Leverage
Volatility
Dummy
1.000
0.6514
-­‐0.0348
-­‐0.0038
0.0245
-­‐0.0586
0.0026
-­‐0.0026
0.0237
1.000
-­‐0.0208
-­‐0.0045
0.0246
-­‐0.0372
-­‐0.0036
-­‐0.0158
0.0155
1.000
0.0861
0.007
0.1752
-­‐0.1142
0.1491
0.0008
1.000
0.0025
0.0262
-­‐0.0257
0.0438
0.0378
1.000
0.0143
-­‐0.0315
-­‐0.0656
-­‐0.0159
1.000
-­‐0.0197
0.0126
-­‐0.0043
1.000
0.0037
0.0086
1.000
0.409
1.000
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Tabel 4.7 : Output
Berikut disajikan tabel output uji heterokedastisitas dengan software Stata. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B)
menggunkan varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero
return. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar.
MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal
terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan
sebelumnya, crisi merupkan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten
mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A)
Chi 2
Prob>chi2
68538.35
0
Chi 2
Prob>chi2
0.0024
0
(B)
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Tabel 4.8 : Output
Berikut disajikan tabel output uji Autokorelasi dengan software Stata. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunkan
varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ
dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan
ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total
assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan standar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, , crisi
merupkan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan
laporan keuangan selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A)
F (1,165)
Prob> f
98.945
0
(B)
F (1,165)
Prob> f
1.470
0.227
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
yt = 0.786 ± 0.0346x2t -0.0110x3t ± 0.03x4t ± 0.027x5t ± 0.00023x6t - 0.00002x7t - 0.201x8t + 0.003x9t + 0.755x10t + 0.0036x11t +
(0.067)
(0.05)
(0.11) (0.12)
(0.002)
(0.0003)
(0.0001)
(0.86)
(0.001)
(0.17)
(0.013)
Tabel 4.9 : Output
Berikut disajikan tabel estimasi regressi GLS dengan persamaan regresi
Dimana,
likuiditas saham yang menjadi variabel terikat pada model ini adalah ukuran Zero Return,
utama, sedangkan untuk
dan
salah satu ukuran
adalah proksi ukuran likuiditas aset yang merupakan varible bebas
berturut-turut adalah fixed effect untuk perusahaan dan variabel dummy untuk tahun. Variabel kontrol yang digunakan dalam
model ini adalah Log Capmarkt, mtb, roa, capex,leverage,volatility dan dummy. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan
hari yang memiliki zero return. Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan
rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal.
Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, dummy merupkan varbel kontrol dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian
1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-2VLJQLILNDQSDGDĮ VLJQLILNDQSDGDĮ Variabel
Cons_
WAL 1
WAL 2
WAL 3
Log_Capmarkt
MTB
ROA
Capex
Leverage
Volatility
Dummy
F Statistik 2
R
Adjusted R2
Coef
0.786383
-­‐0.0346348
-­‐0.0110233
-­‐0.0310321
0.0268442
-­‐0.0002362
-­‐0.0000225
-­‐0.2010926
0.0031692
0.7553114
0.0036634
Std. Err.
0.0679342
0.0501919
0.1119805
0.1197362
0.002894
0.0003618
0.0001757
0.861117
0.0010328
0.1692002
0.0130111
Z
11.58
-­‐0.69
-­‐0.1
-­‐0.26
-­‐9.28
-­‐0.65
-­‐0.13
-­‐2.34
3.07
4.46
0.28
P> |z|
0**
0.09*
0.022**
0.096*
0**
0.514
0.898
0.02**
0.002**
0**
0.078*
0.000**
0.6358
0.6172
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
yt = -1.03 - 0.28x2t ± 2.68x3t ± 2.60x4t + 0.04x5t + 0.014x6t + 0.0001x7t + 0.38x8t -0.001x9t + 0.61x10t + 0.26x11t+
(0.59) (0.44)
(0.98) (1.05)
(0.025)
(0.003) (0.001)
(0.75)
(0.009)
(1.49)
(0.115)
Tabel 4.10 Output :
Berikut disajikan tabel estimasi regressi GLS dengan persamaan regresi
Dimana,
likuiditas saham yang menjadi variable terikat pada model ini adalah ukuran ILLIQ dari Amihud,
bebas utama, sedangkan untuk
dan
salah satu ukuran
adalah proksi ukuran likuiditas aset yang merupakan varible
berturut-turut adalah fixed effect untuk perusahaan dan variable dummy untuk tahun. Variable kontrol yang digunakan
dalam model ini adalah Log Capmarkt, mtb, roa, capex, bhar,leverage,volatility dan dummy. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud
(2002). Log_CapMarkt didapatkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA
terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar
deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisi merupkan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di
BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-VLJQLILNDQSDGDĮ VLJQLILNDQSDGDĮ Variabel
Cons_
WAL 1
WAL 2
WAL 3
Log_Capmarkt
MTB
ROA
Capex
Leverage
Volatility
Dummy
F Statistik 2
R
Adjusted R2
Coef
-­‐1.032.981
-­‐0.0274647
-­‐2.683
-­‐2.608
0.0425257
0.0147501
0.0001047
0.3869202
-­‐0.001496
0.6111681
0.2593303
Std. Err.
0.599241
0.4427374
0.9877689
1.056
0.0255275
0.003191
0.00155
0.7595828
0.0091098
1.492
0.1147692
Z
-­‐1.72
0.62
-­‐2.72
2.47
1.67
4.62
0.07
0.51
-­‐0.16
0.41
-­‐2.26
P> |z|
0.085*
0.535
0.007**
0.014**
0.096*
0.530
0.946
0.01**
0.07*
0.082**
0.024**
0.0027**
0.6208
0.6191
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013
Download