PENGARUH LI KUIDI TAS ASET PERUSAHAAN TERHADAP LI KUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2000-2010 Oleh: Agus Cartian Pembimbing : Zaafri Ananto Husodo, Ph.D ABSTRAK Penelitian ini mempelajari pengaruh tingkat likuiditas aset perusahaan terhadap likuiditas saham yang diwakili oleh dua alternatif ukuran likuiditas yaitu zero return dan ukuran Illiquid dari Amihud. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI periode 2000 sampai 2010. Analisis regresi data panel digunakan untuk menguji pengaruh tingkat likuiditas aset terhadap likuiditas saham. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat likuiditas aset perusahaan mempengaruhi secara positif terhadap likuiditas saham yang diwakili oleh zerro return tapi tidak berpengaruh secara signifikan jika likuiditas aset perusahaan diukur oleh WAL1 dan likuiditas saham diwakili oleh ukuran Illiq. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas aset perusahaan maka semakin tinggi tingkat likuiditas saham. Kata Kunci : Likuiditas aset, Likuiditas saham, Zerro return, Illiq Pendahuluan Dalam konteks investasi portofolio dan diversifikasi internasional, pasar modal dari negara-negara berkembang (emerging market) memiliki peranan yang penting dan sudah menjadi perhatian lebih bagi para investor asing maupun lokal. Investor lokal maupun asing yang ingin berinvestasi pada emerging market termasuk Indonesia harus memperhatikan risiko-risiko terkait emerging market, seperti ketidakstabilan politik, permasalahan terkait infrastruktur domestik, volatilitas nilai tukar dan masih banyaknya perusahaan privat yang belum membuka kepemilikan sahamnya kepada publik. Risiko-risiko tersebut menyebabkan emerging market identik dengan tingkat volatilitas yang tinggi. Kendati demikian investor dapat dengan mudah menghasilkan tingkat pengembalian yang sangat tinggi, bahkan melebihi 75% per tahun (Lesmond, 2005). Sebagai penyeimbang dari tingkat pengembalian yang sangat tinggi, terdapat risiko likuiditas yang harus diperhitungkan oleh investor. Risiko likuiditas adalah kemungkinan dimana investor tidak dapat memperdagangkan aset yang dimilikinya Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 karena tidak terdapat permintaan yang sesuai dengan harga yang dia tawarkan atau investor harus menjual aset tersebut dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga ekspektasi dari investor tersebut. Jika risiko ini terjadi maka akan muncul biaya likuiditas, biaya yang harus ditangung oleh investor karena ada risisko likuiditas. Konsep likuditas ini merupakan aspek yang sangat penting dalam penilaian aset keuangan Bekaert (2003). Informasi mengenai likuiditas aset maupun likuiditas saham perusahaan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi. Informasi ini bisa memberikan gambaran kepada investor mengenai aset keuangan mana yang mudah diperjualbelikan di pasar. Informasi ini sangat penting bagi tipe investor yang menyukai investasi dalam jangka waktu yang pendek. Dalam berinvestasi, para investor menilai sebuah perusahaan berdasarakan expected return dari aset yang dimiliki perusahaan pada saat ini, serta memperhatikan expected return dari investasi perusahaan di masa yang akan datang, dan dividen yang akan dibagikan kepada investor, Gopalan (2010), Hal ini menunjukan bahwa struktur aset perusahaan sangat berpengaruh dalam proses valuasi perusahaan oleh investor. Pentingnya konsep likuiditas dalam aspek penilaian aset keuangan membuat banyak akademisi yang melakukan penelitian mengenai topik likuiditas ini. Walaupun demikian, sampai saat ini masih belum ada ukuran yang pasti mengenai likuiditas sebuah aset. Secara umum, Alexander, Sharpe dan Bailey (1993) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan investor untuk menjual harta atau aset yang dimilikinya tanpa harus melakukan konsesi atau kelonggaran harta. Dari berbagai penelitian mengenai topik likuiditas aset, mayoritas penelitian tersebut membahas mengenai faktor determinan dalam menentukan kebijakan likuiditas aset perusahaan. Peneliti menganggap bahwa masih sedikit penelitian yang membahas mengenai hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham. Padahal likuiditas saham merupakan salah satu faktor yang diperhatikan oleh investor dalam berinvestasi. Salah satu peneliti yang melakukan penelitian tentang hubungan likuiditas saham dengan real asset adalah Gopalan, Kadan, Pevzner (2010) mereka mencoba melihat hubungan antara likuiditas saham dengan likuiditas aset. Penelitian ini berdasarkan fenoma yang terjadi selama krisis global yang menunjukan adanya tren yang sama antara likuiditas saham dengan likuiditas aset. Gopalan (2010) menyatakan bahwa hubungan antara likuiditas aset dan Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 likuiditas saham bisa memiliki hubungan negatif maupun positif tergantung dari intensitas perusahaan menginvestasikan kembali aset yang dimilikinya. Peneliti lain yang melakukan penelitian dengan topik yang sama adalah Yang (2010), dalam penelitiannya Yang (2010) mencoba mencari hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham di 40 negara. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham memilki variansi yang berbeda di negara yang berbeda. Hubungan ini ditentukan oleh kekuatan hukum di negara tersebut terhadap perlindungan pemegang saham, serta rating standar akuntansi di negara tersebut. Menurut Peneliti, kedua penelitian yang telah dilakukan tersebut sangat menarik karena mereka menggunakan ukuran likuiditas aset yang sama namun menggunakan ukuran likuiditas saham yang berbeda. Hal ini menunjukan bahwa topik hubungan likuiditas aset dengan likuiditas saham sangat menarik untuk diteliti. Selain itu, topik ini menjadi lebih menarik lagi dengan adanya isu terkini mengenai buble effect di pasar-pasar modal dunia. Isu ini menggambarkan bahwa harga-harga saham yang tercermin di bursa efek sudah tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari harga saham tersebut. Dengan adanya kesenjangan dan perbedaan arah tujuan penelitian, Peneliti berharap penelitian ini bisa melengkapi penelitan-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan bisa menjadi pemicu untuk dilakukannya penelitianpenelitian selanjutnya terkait topik likuiditas aset Landasan Teori Berikut peneliti akan menjabarkan penurunan model hubungan likuiditas aset dengan likuiditas saham. Penurunan model ini disadur dari penelitian yang dilakukan oleh Gopalan, Kadan dan Pevzner (2010). Kunci utama dalam penurunan model ini adalah likuiditas saham perusahaan pada hari ini ditentukan oleh struktur aset yang dimiliki oleh perusahaan pada hari ini dan ekpektasi terhadap investasi perusahaan di masa yang akan datang. Diasumsikan akan tiga tanggal 0,1 dan 2. Pada tanggal 0 kita mengakui bahwa perusahaan memiliki asset-in-places dengan nominal sebesar $1. Aset tersebut terdiri GDULVHMXPODKNDVVHEHVDUĮGDQSURMHNLQYHVWDVLVHEHVDU>-Į@GLPDQDĮWHUGLVWULEXVL QRUPDO Į >@ 'DODP PRGHO LQL Į GLDUWLNDQ VHEDJDL WLQJNDW OLNXLGLWDV aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini, dari setiap jumlah kas yang diinvestasikan ke dalam sebuah projek akan menghasilkan return sebesar x unit dari kas pada tanggal 2, Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 dimana x merupakan penjumlahan dari nilai x itu sendiri dengan eror x, dimana eror dari x terdistribusi normal. Pada tanggal 1 , manajemen perusahaan memutuskan untuk mengalokasikan kas yang dimiliki kepada dividen interim dan investasi akan projek baru, dan pada tanggal 0 saham dari perusahaan sudah diperdagangkan di pasar modal. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tujuan dari manajemen perusahaan sesuai dengan persetujuan dari pemegang saham. Dalam hal ini porsi kas yang diinvestasikan pada projek baru dilambangkan dengan ¥ dimana ¥ > 0 dan 1 - ¥ melambangkan jumlah kas yang dialokasikan untuk dividen interim. Nilai dari ¥ > 0 menunjukan kas berlebih dari perusahaan.Output yang dihasilkan dari jumlah kas yang diinvestasikan kepada projek baru di hasilkan oleh fungsi acak produksi sebagai berikut : < NĮKHy) (2.1) dimana, ey adalah unexpected shock GDULSURGXNVL\DQJWHUGLVWULEXVLQRUPDOGDQNĮK excpected production dari projek baru. Parameter k, dimana k > 0 menuntukan ukuran tingkat produktivitas, semakin tinggi nilai k maka semakin tinggi produktivitas marginal investasi perusahaan, dan menggambarkan peluang pertumbuhaan yang lebih bagus. Pada tanggal 1 manajemen perusahaan sudah memutuskan secara optimal pengalokasian dari kas terhada dividen interim dan investasi projek baru. Sehingga ekpektasi dari nilai perusahaan merupakan fungsi dari kas yang dialokasikan kepada investasi projek baru (¥) bisa dituliskan sebagai berikut : V (¥) = (1-ĮxNĮKĮ-¥) (2.2) dimana, (1-Į DGDODK NRPSRVLVL LQYHVWDVL SHUXVDKDQ WHUKDGDS SURMHN GDQ µ x adalah UHWXUQGDULLQYHVWDVLWHUVHEXWNĮKPHQXQMXNDQexcpected dari investasi projek baru GDQ Į -¥) merupakan excpected cashflow dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Persamaan ini menggambarkan valuasi fundamental terhadap aset yang dimiliki oleh perusahaan. Kembali lagi pada tanggal 0, ketika saham perusahaan diperdagangkan di pasar maka para investor akan mengantisipasi dari keputusan manajemen dalam pengalokasian kas pada tanggal 1. Akibatnya, ekspektasi investor terhadap nilai Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 perusahaan adalah V(¥*), dan variance dari nilai perusahaan pada tanggal 0 bisa digambarkan dengan persamaan matematis sebagai berikut: 2 (¥* )2 (2.3) dari persamaan di atas bisa diartikan bahwa variance dari nilai perusahan terdiri dari variabilty atas nilai dari asset-in-places perusahaan, variablility dari investasi perusahaan serta kontribusi dari korelasi dari nilai projek masa yang akan datang dengan projek yang sudah ada. Menurut Kyle (1985) dalam kondisi keseimbangan, dimana transaksi saham terjadi, market maker di pasar saham menggunakan fungsi pricing linier GHQJDQ VORSH VDPD GHQJDQ .\OH¶V ODPEGD \ang merupakan ukuran teoretis dari illikuiditas saham pada model ini, dimana: (2.4) dimana, bersifat endogenous \DQJGLSHUROHKGDULSHUVDPDDQ'DULXNXUDQ .\OH¶V lambda bisa dijelaskan bahwa semakin tinggi nilai dibandingkan nilai maka VHPDNLQ WLQJJL QLODL .\OH¶V ODPEGD DUWLQ\D VHPDNLQ WLQJJL XNXUDQ LOOLNXLGLWDV sahamnya yang artinya semakin rendah tingkat likuiditasnya. untuk mengetahui hubungan antara asset liquidity dengan likuiditas saham, bisa dilihat dari hubungan SHUVDPDDQGDQGLPDQDSHUVDPDDQDGDODKSHUVDPDDQSURNVLQLODLĮ (2.5) Dari hubungan persamaan aljabar di atas dapat dijelaskan bahwa peningkatan QLODL Į DNDQ PHQ\HEDENDQ GXD HIHN \DQJ EHUODZDQDn terhadap variansi cash flow perusahaan . Pertama, menyebabkan peningkatan terhadap proporsi asset-in-places sehingga mengurangi nilai . Kedua, menyebabkan peningkatan internal cash yang dimiliki oleh manajemen yang menyebabkan peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini akan meningkatkan nilai 6HSDQMDQJ QLODL Į OHELK NHFLO GDUL QLODL , maka efek pertama akan lebih dominan, yang menyebabkan peningkatan likuiditas saham VHEDOLN MLND QLODL Į OHELK Eesar dibandingan , maka efek kedua akan lebih dominan yang menyebabkan penurunan likuiditas saham. Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Dari penjelasan persamaan (2.5) tersebut maka hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Valuation Uncertainty Hypothesis Teori ini menjelaskan bahwa hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham memiliki hubungan yang positif, semakin liquid aset yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin likuid saham perusahaan tersebut. Artinya teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas aset perusahaan maka semakin tinggi likuiditas saham perusahaan tersebut. Teori ini menjelaskan bahwa semakin likuid aset yang ada di perusahaan maka semakin rendah tingkat ketidakpastian dalam melakukan valuasi terhadap perusahaan. Hal ini berkaitan dengan asset-in-place yang bisa memudahkan investor dalam menilai perusahaan karena rendahnya tingkat informasi asimetris. 2. I nvestment Uncertainty Hypothesis Teori ini menjelaskan bahwa hubungan antara likuiditas aset dengan likuiditas saham memiliki hubungan yang negatif,artinya semakin tinggi tingkat likuiditas aset perusahaan maka semakin rendah likuiditas saham. Hubungan ini bisa dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat aset likuid yang ada di perusahaan maka hal ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang, hal ini disebabkan karena tingkat pengembalian dari investasi yang bersal dari pendanaan internal lebih tinggi. Hal ini mendorong akan ketidakpastian investasi di masa yang akan datang yang menyebabkan tingkat asymetric information lebih tinggi yang akibatnya likuiditas saham akan semakin rendah. Data dan metodologi Data yang digunakan di penelitian ini adalah, saham-saham yang memiliki data laporan keuangan secara konsisten selama periode penelitian, khususnya untuk data kas dan setara kas dan total aset.( Yang, 2010). Data yang digunakan pada penelitian di bagi menjadi tiga bagian. Pertama, data yang digunakan untuk menghitung likuiditas saham, yaitu closing prices harian, Volume perdagangan harian dan jumlah saham yang beredar. Data tersebut digunakan untuk menghitung likuiditas saham zeros (LIQ) dan ukuran ILLIQ (ILLIQ) dari Amihud. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan yaitu kas dan setara kas, total aset tidak lancar dan total aset untuk mengetahui ukuran WAL 1, WAL 2 dan WAL 3 sebagai ukuran dari tingkat Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 likuiditas aset perusahaan. Penulis juga menggunakan data yang digunakan sebagai variable control dari model regresi, yaitu market capitalization, market to book ratio, Capital expenditure, Return on Assets ratio. Volatility, leverage dan variabel dummy untuk periode krisis. Penelitian ini menggunakan dua ukuran variable independent dan tiga ukuran variable dependen serta menggunakan beberapa variable control. Untuk variable independen penulis menggunakan ukuran zero return dan ukuran ILLIQ dari Amihud. Untuk mendapatkan ukuran zeros penulis mengunakan formula berikut, Lesmond, Ogden, dan Trzcinka (1999) : dimana T adalah jumlah hari perdagangan dalam sebulan serta menggunakan return individu dari saham. Return ini diperoleh dengan cara mengurangi harga saham hari ini dengan harga saham hari sebelumnya. Ukuran ini memiliki dua komponen penting yaitu bisa menangkap noise trading dan kedua bisa menangkap frekuensi perdagangan di bursa. Untuk ukuran ILLIQuid dari Amihud Penulis menggunakan formula sebagai berikut : ILIQ Amihud dimana, adalah jumlah hari perdagangan saham i di bursa selama tahun t, adalah return dari saham i pada hari j, adalah volume perdagangan saham i, dan adalah harga penutupan dari saham i. Variabel dependen dari penelitian ini, penulis menggunakan tiga ukuran sebagai indikator likuiditas aset perusahaan yaitu WAL 1, WAL 2 dan WAL 3. Ukuran ini pernah digunakan dalam penelitian Gopalan (2010): Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 * 0 Dalam menganalisi hubungan variabel bebas dengan terikat, penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan melakukan beberapa uji untuk mengetahui model yang terbaik. Pembahasan. Dalam bab pembahasan ini penulis akan fokus terhadap variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ukuran zero retun dan ukuran illiq sebagai variabel terikat dan WAL1, WAL2 dan WAL3 sebagai variabel bebas yang merupakan proksi dari likuiditas aset. Sebelum menganalisis secara parsial antar variabel, peneliti melakukan uji global dari model yang dihasilkan (lihat tabel 4.8). Dari tabel output bisa GLOLKDWQLODL)VWDWLVWLNDGDODKDUWLQ\DGHQJDQQLODLĮ PDNDNHSXWXVDQQ\DDGDODK tolak Ho, artinya secara bersama-sama variabel bebas bisa menjelaskan pengaruh terhadap variabel terikat secara signifikan. Model tersebut memiliki nilai R2 sebesar 0.6358 artinya model tersebut bisa menjelaskan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 63,58%. Selanjutnya peneliti melakukan uji parsial dari model estimasi yang dihasilkan (lihat juga tabel 4.9). Dari tabel output dapat dilihat nilai p-value dari variabel WAL1, WAL2 dan WAL3 adalah 0.09, 0.022, 0.096 secara berturut-WXUXW DUWLQ\D GHQJDQ QLODL Į PDND keputusannya adalah tolak Ho, artinya bahwa variabel WAL1, WAL2 dan WAL3 bisa mempengaruhi variabel zero return secara signifikan. Dari hasil tabel output tersebut dapat disimpulkan bahwa aset likuiditas dengan menggunakan tiga ukuran WAL sebagai proksi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi zero return. Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Untuk mengetahui arah hubungan antara WAL1, WAL2 dan WAL3 dengan zero return bisa dilihat dari nilai koefisien untuk masing-masing variabel, dari tabel output bisa dilihat bahwa nilai koefisien untuk variabel WAL1, WAL2 dan WAL3 adalah negatif, hal ini bisa diartikan bahwa hubungan antara WAL1, WAL2 dan WAL3 dengan zero return adalah positif. Peneliti mengartikan arah hubungan berlawanan dengan tanda dari nilai koefisien karena kenaikan nilai ukuran zero return berlawanan dengan tingkat likuiditas saham, artinya jika nilai zero return naik maka likuiditas saham akan turun, begitupun sebaliknya jika nilai zero retun turun. Oleh karena itu, untuk mengetahui hubungan antara zero return dengan WAL1, WAL2 dan WAL3 dari model estimasi di atas harus diartikan terbalik dengan tanda dari nilai koefisien untuk ketiga variabel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa WAL1, WAL2 dan WAL3 sebagai ukuran dari tingkat likuiditas aset perusahaan berpengaruh secara postif terhadap ukuran likuiditas saham zero return. Dengan melihat hasil output tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa, likuiditas aset berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi zero return, penemuan ini bisa dijelaskan dengan teori valuation uncertainty hypotesis pada bab tiga sekaligus mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gopalan (2010). Analisis Hubungan Likuiditas Saham dengan Likuiditas aset menggunakan ukuran I LLI Q Setelah melakukan analisis hubungan likuiditas aset dengan likuiditas saham dengan menggunkan proksi zero return, berikutnya penulis akan melakukan analisis yang sama tetapi menggunakan proksi likuiditas saham yang berbeda yaitu ukuran ILLIQ, hal ini bertujuan sebagai pembanding antar proksi likuiditas saham. Sebelum menganalisis secara parsial antar variabel, peneliti melakukan uji global dari model yang dihasilkan (lihat tabel 4.9). Dari tabel output bisa dilihat nilai F statistik adalah 0.0027 DUWLQ\D GHQJDQ QLODL Į PDND keputusannya adalah tolak Ho, artinya secara bersama-sama variabel bebas bisa menjelaskan pengaruh terhadap variabel terikat secara signifikan. Model tersebut memiliki nilai R 2 sebesar 0.6191 artinya model tersebut bisa menjelaskan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 61,91%. Selanjutnya peneliti melakukan uji parsial dari model estimasi yang dihasilkan (lihat juga tabel 4.10). Dari tabel output dapat dilihat nilai p-value dari variabel WAL1, WAL2 dan WAL3 adalah 0.535, 0.014, 0.096 secara berturut-WXUXW DUWLQ\D GHQJDQ QLODL Į PDND keputusannya adalah tolak Ho kecuali untuk variabel bebas WAL1. artinya bahwa variabel Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 WAL2 dan WAL3 bisa mempengaruhi variabel ILLIQ secara signifikan tetapi untuk ukuran likuiditas aset dengan ukuran WAL1 tidak signifikan. Dari hasil tabel output tersebut dapat disimpulkan bahwa aset likuiditas dengan menggunakan dua ukuran WAL yaitu WAL2 dan WAL3 sebagai proksi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi ILLIQ. Melihat dari tabel output 4.9 variabel WAL1 yang merupakan salah satu ukuran dari likuiditas aset tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap varibel ILLIQ sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas aset jika menggunakan ukuran WAL1 tidak mempengaruhi secara signifikat terhadap likuiditas saham jika menggunakan ukuran ILLIQ. Menurut Lesmond (2005) menjelaskan bahwa ukuran likuiditas dengan menggunakan prices base lebih baik menjelaskan likuiditas saham dibandingkan dengan ukuran likuiditas dengan menggunakan volume based. Selain itu juga menurut Bekaert, et.al (2003) menyatakan bahwa kualitas data volume saham di negara emerging market tidak bagus. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan yang besar nilai volume untuk saham adalah nol. Untuk mengetahui arah hubungan antara WAL2 dan WAL3 dengan ILLIQ bisa dilihat dari nilai koefisien untuk masing-masing variabel, dari tabel output bisa dilihat bahwa nilai koefisien untuk variabel WAL2 dan WAL3 adalah negatif, hal ini bisa diartikan bahwa hubungan antara WAL2 dan WAL3 dengan ILLIQ adalah positif. Peneliti mengartikan arah hubungan berlawanan dengan tanda dari nilai koefisien karena kenaikan nilai ukuran ILLIQ berlawanan dengan tingkat likuiditas saham, artinya jika nilai ILLIQ naik maka likuiditas saham akan turun, begitupun sebaliknya jika nilai ILLIQ turun. Oleh karena itu, untuk mengetahui hubungan antara dengan WAL2 dan WAL3 dari model estimasi di atas harus diartikan terbalik dengan tanda dari nilai koefisien untuk ketiga variabel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa WAL2 dan WAL3 sebagai ukuran dari tingkat likuiditas aset perusahaan berpengaruh secara postif terhadap ukuran likuiditas saham zero return. Dengan melihat hasil output tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa, likuiditas aset berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap likuiditas saham dengan proksi ILLIQ, penemuan ini bisa dijelaskan dengan teori valuation uncertainty hypotesis pada bab tiga sekaligus mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gopalan (2010). Dari uMLSDUVLDO\DQJWHODKGLODNXNDQWHUOLKDWEDKZDGHQJDQQLODLĮ WHUGDSDWGXDYDULDEHO kontrol yang tidak signifikan mempengaruhi likuiditas saham (zero return dan ukuran ILLIQ) Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 yaitu MTB dan ROA. Hal ini menunjukan bahwa di perusahaan diIndonesia tingkat likuiidtas saham tidak berbeda antara perusahaan yang memiliki nilai MTB dan ROA yang berbeda. Kesimpulan Penelitian mempelajari pengaruh keputusan manajerial perusahaan dalam struktur underlying asset perusahaan atau likuiditas aset terhadap likuiditas saham. Untuk mengetahui pengaruh tersebut penelitian ini mempelajari pengaruh WAL1, WAL2 dan WAL3 yang merupakan ukuran dari likuiditas aset terhadap zero return dan ukuran ILLIQ yang merupakan proksi ukuran dari likuiditas saham. Penelitian ini menggunkan data panel dari 166 perusahan indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dari tahun 2000 samapai tahun 2010. Dari hasil Uji pemilihan model, penelitian ini menggunkan model Fixed Effect Model (FEM) dan menggunkan metode GLS (General Least square) untuk mengakomodasi pelanggaran asumsi Heterodestisitas dan Autokorelasi. Hasil penelitian ini adalah bahwa selama rentang waktu dari tahun 2000 sampai tahun 2010 likuiditas aset memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas saham jika menggunakan proksi ukuran zero return dan ILLIQ, tetapi pengaruh ini tidak signifikan jika menggunakan ukuran WAL1 sebagai proksi likuiditas aset dengan ukuran likuiditas saham ILLIQ dari amihud. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa, keputusan manajerial dalam struktur aset perusahaan dalam hal ini tingkat likuiditas aset memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas saham. Pengaruh ini bisa dijelaskan dengan konsep valuation uncertainty Hypothesis. Berdasarkan konsep tersebut menyatakan bahwa peningkatan asset in place di dalam perusahaan akan memudahkan investor dalam melakukan penilain terhadap perusahaan karena rendahnya tingkat asymatric information. Secara tidak langsung penelitian ini mendukung akan keberadaan valuation uncertaintyh hypothesis. Oleh karena itu peneliti bisa megambil sebuah kesimpulan, bahwa peningkatan likuiditas aset perusahaan di Indonesia memiliki pengaruh yang positif terhadap likuiditas saham karena peningkatan tingkat likuiditas aset bisa mengurangi asymetric information yang memudahkan investor Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 untuk melakukan penilaian terhadap perusahaan. Hal ini menyebabkan peningkatan likuiditas saham di pasar modal. DAFTAR REFERENSI Aitken M, and Commerton-Forde. (2003). How Should Liquuidity be Measured. Pacific-Basin Finance Journal 11, 45-59. Aitken, M and Winn, R. (1997). What is this thing called Liquidity?. Working Paper. Securities Industry reserch center of Asia Pacific. Amihud, Y and Mendelson, H. (1986). Asset Pricing and the bid ask spread. Journal of Financial Economic (17) 223-249. Amihud, Yakov. (2002). ILLIQuidity and Stock returns. Cross-section and time series effect. Journal of financial Market, 5, 31-56 Bates, Thomas, Kathleen M. Kahle, and Rene Stulz, 2010, Why do US firms hold so much more cash than they used to? Forthcoming Journal of Finance. Bekaert, G., Harvey, C,. Lunblad, C. (2003). Liquidity and Excpected returns. Lessons from emerging markets. working paper, Duke University. Bodie, Ztvi, Alex Kane, and Alan J. Markus. (2008). Essentials of Investments, 7th edition. Singapore: McGraw-Hill Chris, Brooks. (2008). Introductory Econometrics for Finance, Second Edition. Cambrirdge University Press. Datar, V., Naik, N., & Radcliffe, R. (1998). Liquidity and Asset returns: An alternative test. Journal of Financial Market, 1(2), 203-219. Denis,. J., David., Sibilkov, Valeriy. (2007). Financial Contraint,Investment, and the Value of Likuiditas aset. Working Paper. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Menuju ASEAN Economics Community 2015. Dittmar, Amy, and Jan Mahrt-Smith, 2007, Corporate governance and the value of likuiditas asets, Journal of Financial Economics 83, 599-634. . Faulkender,. M. Wang. (2006). Corporate Financial Policy and the Value of Cash. The Journal of Finance Vol. LXI, No 4. Ferreira, M. Dan A. Vilela, 2004, Why do firm fold cash? Evidence from EMU countries, Europian Financial Management 10, 295319. Foley, C. Fritz, Jay Hartzell, Sheridan Titman, and Garry J. Twite, 2007, Why do firms hold so much cash? A tax-based explanation, Journal of Financial Economics 86, 579-607. Fresard,. Laurent. (2009). Three Essays on Corporate Likuiditas aset. PhD Thesis. University of Neuchatel. Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Gopalan, Radhakrishnan.,Kadan,Ohad., Pevzner Mikhail. (2010). Investment Decisions, Asset Liquidity, and Likuiditas saham. Forthcoming journal of Financial and Quantitative Analysis. Gramatikos, Theoharry and Vermeulen, Robert. (2011). Transmission of the financial and Soverign debt crises to the EMU: Stock Prices,CDS Spreads and Exchanges Rates. Journal of International Money and Finance. Harford, Jarrad, Sattar Mansi, and William Maxwell, 2008, Corporate governance and a firm¶VOLNXLGLWDVDVHWV Journal of Financial Economics 87, 535-555. Haushalter, David, Sandy Klasa, and William Maxwell, 2007, The influence of product market dynamics on the ILUP¶VOLNXLGLWDVDVHWVDQGKHGJLQJEHKDYLRUJournal of Financial Economics 84, 797-825. Jain, Neelam. (2002). Debt, Mangerial incentive and Learning. Discussion Paper. University of Copenhagen. Kyle, A. (1985). Continuous auctions and insider trading. Econometrica, 53, 1315-1335. Lesmond, D., Ogden, J., Trzcinka, C. (1999). A new estimates of transaction costs. Review of Financial Studies, 12, 1113-1141. Lesmond, David. (2005). Liquidity of Emerging Market. Journal of Financial Economic 77, 411-452. Levine, R., and Schmukler, S. (2003). Migration, Spillovers, and Trade Diversion: The Impact of Internationalization on Stock Market Liquidity. NBER Working Paper 9614. Megginson, William L. (1997). Corporate Finance Theory. New York : Addison-wesley Educational Publisher Inc. Morellec, E. (2001). Asset Liquidity, Capital Structure and Secure Debt. Journal of Economic. 61, 173-206. Myers, S., and R. Rajan. (1998). The Paradox of Liquidity. Quarterly Journal of Economic, 113, 733-771. Opler, Timothy, Larry Pinkowitz, and Rene Stulz, 1999, The determinants and implications of corporate likuiditas asets, Journal of Financial Economics 14, 1059-1082. Riddick, Leigh A. and Toni M. Whited, 2008, The corporate propensity to save, forthcoming Journal of Finance. Roll, Richard. (1984). A Simple Implicit Measure of the Effective Bid-Ask spread in an Efficient Market. Journal of Finance (39). 1127-1139. Rouwenhorst, K. Geert. (1998). International Momentum Strategies. Journal of Finance 53, 267-284. Ruslan Y. Goyenko, Craig W. Holden, Charles A. Trzcinka.(2009). Do Liquidity measures measure liquidity?. Journal of Financial Economics. 92 153-181. Sang-Gyung Jun, Marathe,Achla.,Shawky A. Hany. (2003). Liquidity and Stock return in emerging equity markets. Emerging Market Review 4 1-24. Schlingeman, F.; R. Stulz and R. Walkling. (2002). Divestitures and the liquidity of the market for Corporate Assets. Journal of Financial Economics, 64, 117-144. Servaes, Henri. Tufano, Peter. (2006). The Theory and Practice of Corporate Liquidity Policy. Deutsche Bank. Shleifer, A., and R Vishny. (1992). Liquidation Values and Debt Capacity: A Market Equilibrium Approch. Journal of Finance, 47, 1343-1366. Sibilkov, Valery. (2007). Asset Liquidity and Capital Structure. Working paper. University of Wisconsin. Simuthin, Mikhail. (2010). Excess Cash and Stock Returns. Working paper. The University of British Columbia. Singh, Datuk, R. A. ASEAN Capital Market Integration Issues and Challenges. Working paper. Sufi, Amir, 2009, Bank lines of credit in corporate finance: An empirical analysis, Review of Financial Studies 22, 1057-1088. Williamson, O. (1988). Corporate Finance and Corporate Governence. Journal of Finance, 43. 567-591. Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 www.bi.go.id www.bkpm.go.id Youngjoo Lee, (2010). Financial crisis and corporate likuiditas asets: Evidence from East Asian firms. Working paper. University at Buffalo. Y. Yang. (2010). Asset Liquidity and Stock Liquidity : International Evidences. Working Paper. Zhang, Junli. (2011). The Relationship between working capital management and the corporate likuiditas asets. 0DVWHU¶VWKHVLV8QLYHUVLW\RIHDVWHUQILQODQG Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Nama Variable Operasionalisasi Keterangan Variable Dependent Variable Ukuran Likuiditas saham Amihud Dependent Variable Ukuran Likuiditas saham Zeros (LI Q) I LLI Quid (I LLI Q) WAL1 Independent Variable Ukuran Likuiditas Aset WAL2 Independent Variabel Ukuran Likuisitas Aset WAL3 Independent Variabel Ukuran Likuiditas Aset Log(M kt. Cap) Control Variable Capital expenditure Control Variabe ROA Control Variable Log natural dari nilai kapitalisasi pasar Rasio belanja modal terhadap total asset Rasio EBITDA terhadap total asset M TB Control Variable Rasio Nilai pasar equity perusahaan terhadap nilai buku. Leverage Control Variable Total Debt di bagi dengan total aset Volatilitas Control Variable Standar Deviasi dari return bulanan selama 12 bulan tahun sebelumnya. Dummy Control Variable Variable dummy untuk tahun terjadinya krisis selama periode penelitian. Dimana 1 untuk tahun terjadi krisis global dan 0 untuk tahun tidak terjadi krisis global. Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Tabel 4.3 : Output Berikut disajikan tabel output Lagrangian multiplier tes. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunakan varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didapatkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan standar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisis merupakan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-2010. (A) Zero_return e u chi2 (1) Prob > chi2 (B) Var sd=sqrt(var) 0.07 0.265 0.028 0.167 0.029 0.17 2314.76 0.000 Illiq e u chi2 (1) Prob > chi2 Var sd=sqrt(var) 2.225 1.492 2.184 1.478 0.000 0.000 0.29 0.0081 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Tabel 4.4: Output Berikut disajikan tabel output uji Hausman test. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunakan varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar ratarata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan rasio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, , crisis merupakan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A) Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B) Prob)chi2 98.23 0.000 (B) Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B) Prob)chi2 0.29 0.008 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Tabel 4.5: Output Berikut disajikan tabel output Chow test. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunakan varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan rasio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisis merupakan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A) Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B) Prob Chi2 24.25 0.0000 (B) Chi2 (9) = (b-­‐B)'[V_b-­‐V_B)^(-­‐1)](b-­‐B) Prob Chi2 0.35 0.0025 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Tabel 4.6 : Tabel Korelasi Berikut disajikan tabel korelasi menggunakan STATA dari variabel yang digunakan.WAL 1, WAL 2 dan WAL 3 merupakan proksi ukuran dari likuiditas aset. Log_CapMarkt didapatkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupakan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan standar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, , crisis merupakan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-2010. WAL 1 WAL 2 WAL 3 Log_Capmarkt MTB ROA Capex Leverage Volatility Dummy WAL 1 1.000 0.6226 0.6183 0.0444 0.0006 0.0458 -­‐0.0018 -­‐0.0361 -­‐0.037 0.0018 WAL 2 WAL 3 Log_Capmarkt MTB ROA Capex Leverage Volatility Dummy 1.000 0.6514 -­‐0.0348 -­‐0.0038 0.0245 -­‐0.0586 0.0026 -­‐0.0026 0.0237 1.000 -­‐0.0208 -­‐0.0045 0.0246 -­‐0.0372 -­‐0.0036 -­‐0.0158 0.0155 1.000 0.0861 0.007 0.1752 -­‐0.1142 0.1491 0.0008 1.000 0.0025 0.0262 -­‐0.0257 0.0438 0.0378 1.000 0.0143 -­‐0.0315 -­‐0.0656 -­‐0.0159 1.000 -­‐0.0197 0.0126 -­‐0.0043 1.000 0.0037 0.0086 1.000 0.409 1.000 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Tabel 4.7 : Output Berikut disajikan tabel output uji heterokedastisitas dengan software Stata. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunkan varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisi merupkan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A) Chi 2 Prob>chi2 68538.35 0 Chi 2 Prob>chi2 0.0024 0 (B) Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Tabel 4.8 : Output Berikut disajikan tabel output uji Autokorelasi dengan software Stata. Tabel (A) menggunakan variabel terikat zero return dan tabel (B) menggunkan varibale terikat ILLIQ. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan standar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, , crisi merupkan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-1LODLĮ (A) F (1,165) Prob> f 98.945 0 (B) F (1,165) Prob> f 1.470 0.227 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 yt = 0.786 ± 0.0346x2t -0.0110x3t ± 0.03x4t ± 0.027x5t ± 0.00023x6t - 0.00002x7t - 0.201x8t + 0.003x9t + 0.755x10t + 0.0036x11t + (0.067) (0.05) (0.11) (0.12) (0.002) (0.0003) (0.0001) (0.86) (0.001) (0.17) (0.013) Tabel 4.9 : Output Berikut disajikan tabel estimasi regressi GLS dengan persamaan regresi Dimana, likuiditas saham yang menjadi variabel terikat pada model ini adalah ukuran Zero Return, utama, sedangkan untuk dan salah satu ukuran adalah proksi ukuran likuiditas aset yang merupakan varible bebas berturut-turut adalah fixed effect untuk perusahaan dan variabel dummy untuk tahun. Variabel kontrol yang digunakan dalam model ini adalah Log Capmarkt, mtb, roa, capex,leverage,volatility dan dummy. Zero return merupakan ukuran likuiditas saham yang dihitung dari persentase tahunan hari yang memiliki zero return. Log_CapMarkt didaptkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, dummy merupkan varbel kontrol dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-2VLJQLILNDQSDGDĮ VLJQLILNDQSDGDĮ Variabel Cons_ WAL 1 WAL 2 WAL 3 Log_Capmarkt MTB ROA Capex Leverage Volatility Dummy F Statistik 2 R Adjusted R2 Coef 0.786383 -­‐0.0346348 -­‐0.0110233 -­‐0.0310321 0.0268442 -­‐0.0002362 -­‐0.0000225 -­‐0.2010926 0.0031692 0.7553114 0.0036634 Std. Err. 0.0679342 0.0501919 0.1119805 0.1197362 0.002894 0.0003618 0.0001757 0.861117 0.0010328 0.1692002 0.0130111 Z 11.58 -­‐0.69 -­‐0.1 -­‐0.26 -­‐9.28 -­‐0.65 -­‐0.13 -­‐2.34 3.07 4.46 0.28 P> |z| 0** 0.09* 0.022** 0.096* 0** 0.514 0.898 0.02** 0.002** 0** 0.078* 0.000** 0.6358 0.6172 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 yt = -1.03 - 0.28x2t ± 2.68x3t ± 2.60x4t + 0.04x5t + 0.014x6t + 0.0001x7t + 0.38x8t -0.001x9t + 0.61x10t + 0.26x11t+ (0.59) (0.44) (0.98) (1.05) (0.025) (0.003) (0.001) (0.75) (0.009) (1.49) (0.115) Tabel 4.10 Output : Berikut disajikan tabel estimasi regressi GLS dengan persamaan regresi Dimana, likuiditas saham yang menjadi variable terikat pada model ini adalah ukuran ILLIQ dari Amihud, bebas utama, sedangkan untuk dan salah satu ukuran adalah proksi ukuran likuiditas aset yang merupakan varible berturut-turut adalah fixed effect untuk perusahaan dan variable dummy untuk tahun. Variable kontrol yang digunakan dalam model ini adalah Log Capmarkt, mtb, roa, capex, bhar,leverage,volatility dan dummy. ILLIQ dihitung dari akar rata-rata tahunan ukuran illikuiditas Amihud (2002). Log_CapMarkt didapatkan dari nilai log dari kapitalisasi pasar. MTB merupkan ratio market to book dari nilai equity. ROA merupakan rasio dari EBITDA terhadap total asset. Capex merupakan ratio belanja modal terhadap total assets. Leverage merupakan rasio total debt terhadap total modal. Volatility merupakan stndar deviasi dari return harian 12 bulan sebelumnya, crisi merupkan dummy untuk periode krisis. Jumlah observasi penelitian 1825 dengan 166 perusahaan yang terdaftar di BEI dan konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian 2000-VLJQLILNDQSDGDĮ VLJQLILNDQSDGDĮ Variabel Cons_ WAL 1 WAL 2 WAL 3 Log_Capmarkt MTB ROA Capex Leverage Volatility Dummy F Statistik 2 R Adjusted R2 Coef -­‐1.032.981 -­‐0.0274647 -­‐2.683 -­‐2.608 0.0425257 0.0147501 0.0001047 0.3869202 -­‐0.001496 0.6111681 0.2593303 Std. Err. 0.599241 0.4427374 0.9877689 1.056 0.0255275 0.003191 0.00155 0.7595828 0.0091098 1.492 0.1147692 Z -­‐1.72 0.62 -­‐2.72 2.47 1.67 4.62 0.07 0.51 -­‐0.16 0.41 -­‐2.26 P> |z| 0.085* 0.535 0.007** 0.014** 0.096* 0.530 0.946 0.01** 0.07* 0.082** 0.024** 0.0027** 0.6208 0.6191 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013 Universitas Indonesia Pengaruh Liluiditas ..., Agus Cartian, FE UI, 2013