BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri bahan kimia terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang tercatat oleh American Chemistry Council, yang menunjukkan terjadinya peningkatan penjualan bahan kimia setiap tahunnya, khususnya di wilayah Asia-Pasifik. Pada tahun 2011 total penjualan bahan kimia di dunia telah mencapai $4.998,4 milyar, hal tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 45,87% dari tahun 2009 dengan total penjualan sebesar $3.426,7 milyar. Penjualan di wilayah Asia-Pasifik sendiri adalah $2.337,9 milyar atau 46,77% dari total penjualan di tahun 2011, dengan peningkatan sebesar 65,12% dari tahun 2009. Adanya tren yang terus meningkat menjadikan industri kimia sebagai industri yang cukup diminati oleh banyak perusahaan di dunia. Di Indonesia sendiri telah banyak perusahaan bergerak dalam industri kimia, walaupun kebanyakan dari mereka hanya berperan sebagai distributor. PT. Lautan Luas, PT Pakar Widya Chemindo, PT. Pintu Mas Mulya, dan PT. Jaya Warindo merupakan beberapa contoh distributor bahan kimia yang berdomisili di Indonesia. Banyaknya distributor bahan kimia menjadikan persaingan di Indonesia cukup ketat di dalam menyalurkan bahan kimia. Walaupun industri bahan kimia di Indonesia cukup menjanjikan, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi bila perusahaan memutuskan untuk 1 2 bergerak di dalamnya. Karena kebanyakan pemasok bahan kimia berasal dari luar negeri seperti negara-negara di Eropa dan Amerika, permasalahan umum yang kerap dihadapi oleh distributor adalah lamanya waktu yang diperlukan dari pesanan dilakukan hingga barang diterima, atau yang seringkali kita dengar dengan istilah lead time. Lamanya lead time mengharuskan adanya perencanaan dan pengelolaan persediaan yang baik agar perusahaan dapat melayani pelanggan, disamping tetap menjaga level persediaan yang seminimal mungkin. Resiko yang dihadapi bila perusahaan tidak mampu melayani permintaan pelanggan adalah perusahaan akan kehilangan peluang untuk memperoleh profit, bahkan lebih parah lagi dapat berujung pada beralihnya pelanggan ke pesaing. Sebaliknya apabila perusahaan menjaga level persediaan yang tinggi, maka terdapat biaya penyimpanan yang tinggi yang harus dibayarkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh distributor kimia untuk meminimalisasi permasalahan yang dihadapi adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi sendiri terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan dari teknologi informasi secara langsung mempengaruhi cara perusahaan menjalankan bisnisnya, di mana sekarang teknologi informasi tidak hanya menjadi pendukung suatu bisnis semata, melainkan telah menjadi suatu bagian integral dari proses bisnis perusahaan. Pemanfaatan teknologi informasi pun kini telah beragam, mulai dari menyediakan website untuk berinteraksi dengan pelanggan, menggunakan sistem ERP untuk integrasi antar departemen di dalam suatu perusahaan, menggunakan e-SCM untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari rantai pasokan, serta masih banyak lagi kegunaannya. 3 Salah satu pemanfaatan Teknologi Informasi yang bermanfaat bagi perusahaan adalah electronic Supply Chain Management yang kerap disingkat menjadi e-SCM. Supply Chain Management (SCM) adalah sebuah proses rumit yang membutuhkan koordinasi dari banyak kegiatan, sehingga pengiriman barang dan jasa dari pemasok ke pelanggan secara langsung dapat dilakukan dengan efisien dan efektif dengan mempertimbangkan semua pihak (Turban, 2010, p289). SCM dapat membantu perusahaan dalam mengoptimasi produksi dan meningkatkan output, mengurangi waktu produksi, mengoptimasi logistik dan distribusi, mempersingkat pemenuhan pesanan, dan mengurangi biaya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Pada akhirnya, tujuan dari SCM adalah untuk memperoleh profit dengan menambah nilai dan menciptakan efisiensi, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan (Naslund, 2010, p11). Dengan menggabungkan teknologi informasi dengan SCM, maka terbentuklah e-SCM. SCM yang didukung oleh teknologi informasi dapat meningkatkan kegiatankegiatan di dalam manajemen dan operasi rantai pasokan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan adanya peluang untuk memperoleh manfaat dari teknologi e-SCM, banyak perusahaan dari berbagai industri yang menggunakan e-SCM di dalam proses bisnis mereka. Melihat permasalahan manajemen rantai pasokan yang kerap kali dihadapi oleh distributor-distributor bahan kimia di Indonesia dan peluang yang muncul dengan adanya teknologi informasi, khususnya e-SCM, penulis ingin melakukan pengkajian terhadap masalah manajemen rantai pasokan yang dihadapi oleh salah satu distributor bahan kimia di Indonesia, yakni PT Pakar Widya Chemindo, serta 4 melakukan analisis dan perancangan e-SCM yang nantinya dapat diintegrasikan ke dalam proses bisnis perusahaan. PT. Pakar Widya Chemindo, selaku perusahaan yang menjadi distributor bahan kimia khusus, telah berdiri sejak tahun 1992. PT. Pakar Widya Chemindo saat ini memiliki sekitar 25 pemasok bahan kimia dari berbagai negara dan memiliki pelanggan yang tersebar luas di Indonesia. Keluhan PT. Pakar Widya Chemindo adalah perusahaan seringkali dihadapkan dengan kehabisan persediaan barang untuk melayani pelanggan, namun di sisi lain ada kalanya yang terjadi justru sebaliknya yakni penumpukkan persediaan di gudang yang menyebabkan tingginya biaya penyimpanan. Dengan adanya sistem e-SCM, diharapkan perusahaan dapat menanggulangi permasalahan manajemen rantai pasokan yang dihadapi, sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan mampu mengungguli pesaing-pesaingnya. 1.2 Rumusan Masalah Setelah mengidentifikasi latar belakang masalah selanjutnya dapat dilakukan perumusan masalah. Rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang masalah diatas antara lain: 1. Masalah apa yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan supply chain management? Apa penyebabnya? 2. Apa solusi penyelesaian masalah yang dapat diusulkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan? 5 3. Bagaimanakah electronic Supply Chain yang sesuai dengan penyelesaian masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja supply chain management perusahaan? 1.3 Ruang Lingkup Karena luasnya topik yang dapat dibahas, maka penulisan skripsi ini akan difokuskan dengan ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup di dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Analisis dan perancangan sistem berfokus di dalam aliran persediaan dari pemasok hingga ke pelanggan. 2. Analisis hanya dilakukan untuk produk Cyclohexanone Peroxide (CHPO), HISOL D203, dan Sorocat PMDDS-20 sesuai dengan rekomendasi perusahaan. 3. Pembangunan sistem tidak membahas masalah implementasi sistem. 4. Pembangunan sistem tidak membahas masalah anggaran biaya dan waktu. 5. Pembangunan sistem tidak membahas masalah keamanan sistem. 6. Pembangunan sistem tidak membahas masalah pembayaran. 1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Tujuan dari penelitian antara lain: 1. Menganalisis masalah supply chain management yang dihadapi oleh PT. Pakar Widya Chemindo dan mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut. 6 2. Menganalisis cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 3. Merancang usulan electronic Supply Chain Management sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja supply chain management perusahaan. 1.4.2 Manfaat Manfaat dari penelitian antara lain: 1. Meningkatkan kemampuan perusahaan di dalam melayani kebutuhan pelanggan. 2. Membantu perusahaan di dalam perencanaan penjadwalan pemesanan kembali ke pemasok. 3. Membantu perusahaan di dalam menentukan tingkat persediaan yang dapat memenuhi permintaan pelanggan, namun tetap menghindari terjadinya penumpukkan persediaan barang. 4. Meminimalisasi biaya yang berkaitan dengan manajemen rantai pasokan dan persediaan. 5. Meningkatkan integrasi data di dalam perusahaan dan integrasi antara perusahaan dengan member rantai pasokan lainnya. 7 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian di dalam skripsi ini terbagi menjadi metode pengumpulan data dan metode analisis dan perancangan sistem. 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data terbagi menjadi 2 yakni pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. 1. Data primer Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan melakukan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan mengunjungi tempat kerja untuk melihat secara langsung proses bisnis perusahaan dengan tujuan memperoleh gambaran jelas tentang proses bisnis, sedangkan wawancara dilakukan secara tatap muka langsung serta tak langsung melalui email dan telepon dengan pihak perusahaan. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan dan studi dokumen. Studi kepustakaan dilakukan agar memperoleh data yang diperlukan untuk menjadi landasan teoritis dalam kerangka pemikiran. Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan buku, jurnal, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan. 8 1.5.2 Metode Analisis dan Perancangan Sistem Sebelum melakukan analisis dan perancangan sistem, terdapat analisisanalisis awal yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Tahapan analisis awal ini didasarkan pada preliminary steps yang terbagi menjadi 5 tahapan sebagai berikut: 1. Energize the Organization: bertujuan untuk menyiapkan perusahaan terhadap sistem e-SCM yang akan dibangun. 2. Enterprise Vision: analisis lingkungan industri yang mempengaruhi cara perusahaan untuk mencapai visi. Tahapan ini dilakukan menggunakan Porter’s Five Forces Analysis. 3. Supply Chain Value Assessment: analisis rantai pasokan perusahaan untuk mengidentifikasi nilai dari aktivitas rantai pasokan. Tahapan ini dilakukan menggunakan Porter’s Value Chain Analysis. 4. Opportunity Analysis: analisis peluang untuk memperbaiki manajemen rantai pasokan dan meminimalisasi permasalahan yang dihadapi perusahaan. Tahapan ini menggunakan analisis penetapan metode forecasting dan analisis sistem pengelolaan persediaan menggunakan metode EOQ. 5. Strategy Decision: tahapan penentuan keputusan setelah melakukan tahapan-tahapan sebelumnya. Setelah tahapan analisis awal dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis dan perancangan sistem e-SCM. Analisis dan perancangan sistem e-SCM dilakukan dengan metode Object Oriented Analysis Design (OOAD) oleh 9 Satzinger. Pada tahap analisis yang digunakan antara lain: class diagram, use case diagrams, use case descriptions, system sequence diagrams, dan activity diagrams. Pada tahap perancangan yang digunakan antara lain: architecture design, interaction diagrams, design class diagram, package diagrams, user interface designs, dan database design. 1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab 1 dikemukakan apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Pada bab 2 dikemukakan apa saja teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan perusahaan, analisis yang digunakan, dan solusi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. BAB 3 : ANALISIS SISTEM BERJALAN Pada bab 3 dibahas profil perusahaan, struktur organisasi, sistem yang sedang berjalan di perusahaan saat ini, dan analisis yang dilakukan terhadap perusahaan untuk memperoleh solusi yang memungkinkan di dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. 10 BAB 4 : PERANCANGAN SISTEM Pada bab 4 dibahas analisis dan perancangan dari sistem electronic Supply Chain Management yang diusulkan sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi saat ini oleh perusahaan. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab 5 dikemukakan apa yang menjadi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran untuk pengembangan sistem kedepannya.