BAB V KESIMPULAN Melalui norm life cycle, kita dapat

advertisement
BAB V
KESIMPULAN
Melalui norm life cycle, kita dapat menganalisis bagaimana suatu norma menyebar
kedalam komunitas internasional
dan
mempengaruhi aktor-aktor
dalam hubungan
internasional secara khusus mempengaruhi negara. Negara-negara akan mengubah tingkah
lakunya, menyesuaikan dirinya dengan berbagai norma internasional yang semula
bertentangan dengan kepentingan atau identitas negaranya demi kesesuaiannya dengan
komunitas
internasional
dan
menegaskan
identitasnya
sebagai
anggota
komunitas
internasional. Bentuk penyesuaian itu nyata dalam berbagai kebijakan dan undang-undang
serta peraturan yang dikeluarkan oleh negara tersebut.
Tahapan
UNDRIP
sudah
berada
pada
norm
cascade
dan
proses
norm
cascade/penerimaan dimulai pada saat isu tentang masyarakat adat diakomodir pada tahun
1982 oleh Human Right Council melalui ECOSOC (Economic and Social Council). Setelah
itu dibentuk WGIP (Working Group on Indigenous Populations) melalui ECOSOC Resolution
34/82 di Genewa, Switzerland dan diadakan berbagai intersessional session yang membahas
tentang persetujuan draft untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat untuk diadopsi
oleh General Assembly dan negara-negara sebagai platform memperjuangkan hak-hak
masyarakat adat. Hal tersebut dilakukan supaya isu-isu tentang masyarakat adat tidak hanya
dibahas dalam UNHRC namun dalam lembaga-lembaga UN yang lain juga memasukkan isu
tentang masyarakat adat dan membuat kebijakan-kebijakan untuk memberikan perhatian lebih
terhadap masyarakat adat.
Pada saat itulah formulasi awal dari draft mengenai Declaration on the Rights of
Indigenous Peoples, dan negosiasi dimulai. Perwakilan dari masyarakat adat, delegasi
pemerintah, dan para ahli mengenai hal tersebut pun ikut aktif berpartisipasi dalam proses
tersebut. Proses pembentukan draft yang dilakukan oleh WGIP (Working Group on
Indigenous Populations) berlangsung lama yaitu dari tahun 1983-1994 hingga akhirnya draft
tersebut disetujui oleh sub commission for prevention of discrimination on minorities untuk
dipertimbangkan kembali oleh komisi HAM. Tentunya dalam lamanya proses pembentukan
atau penyusunan draft tersebut terjadi perdebatan antar anggota pembentukan draft serta dari
refresentatif lain seperti masyarakat adat, organisasi masyarakat adat, refresentatif dari
pemerintah, dan dari UN Agencies khususnya terkait the right to self determination of
85
indigenous peoples dan the control over natural resource on indigenous peoples traditional
land.
Setiap aktor yang terlibat dalam pembentukan draft tentunya memiliki dan membawa
kepentingannya masing-masing dan akan berusaha untuk mendapatkan dan merealisasikan
kepentingannya. Kalaupun kepentingannya sulit untuk direalisasi dan satu-satunya jalan
adalah dengan kerjasama maka menurut Axelrod dan Keohane para aktor akan mencoba
melakukan pilihan rasional dengan cara menghitung keuntungan dan kerugian mereka apa
ketika akan bersedia atau tidak bersedia melakukan kerjasama dalam pembentukan draft
UNDRIP. Kemudian faktor yang paling menonjol dalam perdebatan terhadap pembentukan
draft mengenai hak-hak masyarakat adat adalah faktor Mutuality of Interest (saling
menguntungkan/sama-sama berkepentingan).
Pernyataan-pernyataan Amerika, Kanada, dan Australia sebagai negara yang to defect
memiliki kepentingan yang menekankan mengenai kedaulatan dan hukum nasional di negara
mereka yang menurut mereka bertentangan dengan isi dari deklarasi UNDRIP terutama
mengenai the right to self determination of indigenous people dan the control over natural
resource on indigenous peoples traditional land. Sehingga bagi Amerika, Kanada, dan
Australia apabila mereka mengadopsi UNDRIP hal tersebut tidak sesuai dengan hukum
nasional di negara mereka masing-masing dan akan susah untuk diaplikasikan atau
diimplementasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan.
Beda hal dengan pernyataan-pernyataan dari Guatemala, Meksiko dan Prancis selaku
sebagai negara yang mendukung, bagi mereka sudah semestinya para masyarakat adat diakui
dan diperlakukan sama dengan masyarakat yang lain. Satu-satunya cara bagi mereka agar hak
tersebut terakomodir adalah dengan diadopsinya hak-hak mengenai masyarakat adat.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, penulis melihat bahwa adanya kepentingan yang
berbeda antara Amerika, Australia, dan Kanada selaku sebagai negara yang to defect, dengan
Meksiko, Guatemala, dan Prancis selaku sebagai negara yang menerima. Sehingga
mempersulit untuk dilakukannya kerjasama antara mereka, hal tersebut pulalah yang bagi
penulis menjadi salah satu faktor lamanya proses pengadopsian UNDRIP oleh PBB.
86
Maka dari itu bisa dikatakan bahwa antara negara-negara yang mendukung deklarasi
mengenai hak-hak masyarakat adat dengan yang menolak deklarasi memiliki persepsi
kepentingan yang berbeda. Hal tersebut bisa dilihat dari pernyataan-pernyataan negara yang
menolak seperti Amerika, New Zealand, Australia, dan Kanada, dan negara-negara yang
menerima deklarasi tersebut yaitu Meksiko, Guatemala , dan Francis dan yang lainnya.
Namun ketika dilihat dari pernyataan-pernyataan lain dari Amerika, Kanada, Australia,
dan New Zealand terlihat bahwa pada dasarnya mereka memiliki keinginan untuk melakukan
penyesuaian yang Axelrod dan Keohane menyebutnya sebagai game theory stug hunt yaitu
preferensi yang dimana kerjasama yang saling menguntungkan lebih diinginkan daripada
pengingkaran sepihak (unilateral defection). Secara sederhana preferensi yang lebih
diinginkan adalah bagaimana merubah CC (Cooperate-Cooperate) lebih prioritas daripada DC
(Defect-Cooperate).
Dari pernyataan-pernyataan aktor-aktor negara terlihat ada keinginan dari para aktor
negara untuk melakukan penyesuaian dengan beberapa syarat lainnya. Australia mengakui
keberadaan masyarakat adat di wilayahnya dan pada akhirnya memberikan hak kepada
masyarakat adat untuk mengelola sumberdaya alam dengan catatan bahwa pemerintah
Australia harus ikut berperan dalam hal tersebut, dan masyarakat adat tidak boleh menjual
tanah yang dikelola. New Zealand mengakui keberadaan masyarakat adat ditempatnya dan
bersedia untuk melakukan kerjasama meskipun pada pernyataanya New Zealand tidak
menyinggung mengenai pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat adat di negaranya.
Selanjutnya Kanada mengatakan bahwa hak-hak masyarakat adat sudah terlindungi di Kanada
dengan menggunakan mekanisme khusus di Kanada, dan hal tersebut sebagai hal inti untuk
melindungi dan mempromosi hak-hak masyarakat adat di Kanada.
Aktor lain dalam WGIP yaitu masyarakat adat. Aktor-aktor masyarakat adat tentunya juga
memiliki kepentingan yang menyebabkan terjadinya perdebatan-perdebatan dalam proses
pembentukan draft mengenai hak-hak masyarakat adat dari usulan-usulan yang diberikan oleh
masing-masing delegasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dicantumkan dalam draft
tersebut. Aktor dari masyarakat adat menginginkan bahwa redaksi draft yang sudah ada tidak
perlu untuk dirubah lagi terutama mengenai he right to self determination of indigenous
87
people dan the control over natural resource on indigenous peoples traditional land. Apabila
perubahan dilakukan, maka bagi mereka kerugian akan lebih banyak mereka dapatkan
daripada keuntungannya.
88
Download