BAB. 8 (Gaya dan Benda) 7/21/2017 1 Penyebab gerak benda, adalah gaya. Bentuk dan banyaknya F yang bekerja pada benda menyebabkan beberapa kemungkinan gerakan benda tersebut. 1. Jika resultan F bekerja pada benda nol (F = 0) atau (Σ F = 0), maka kemungkinan benda diam (v = 0) atau bergerak lurus beraturan (v ≠ 0). 2. Jika F bekerja (F ≠ 0, ΣF ≠ 0) tetapi setitik tangkap (berlaku sebagai F tunggal) maka, kemungkinan benda akan bergerak lurus berubah beraturan, 3. Jika F bekerja pada benda lebih dari satu (jadi ada ΣF) dan tidak satu titik tangkap [walaupun (Σ F = 0), maka masih ada kemungkinan 7/21/2017 2 benda berputar]. Macam-macam gerak dapat terjadi karena nilai F yang bervariasi (baik besar, arah atau mungkin keduanya yaitu besar dan arah). Bagaimanapun bentuk F yang bekerja pada benda, gerak benda tersebut memenuhi hukum kedua Newton ( F = m a ). 7/21/2017 3 A. Keseimbangan Gaya-gaya Letak titik tangkap beberapa F di dalam benda akan memberikan beberapa kemungkinan dari benda tersebut. 1. Benda akan tetap diam (dalam keadaan statik). 2. Bergerak translasi, rotasi atau mengguling. 3. Jika benda bertranslasi (v tetap), disebut benda dalam keseimbangan rotasi ( = 0). 4. Jika benda bergerak rotasi (ω tetap), disebut benda dalam keseimbangan translasi ( F = 0). 7/21/2017 4 1. Resultan gaya-gaya sejajar. Gaya berat (w), merupakan salah satu bentuk resultan dari gaya-gaya sejajar. Resultan F dari masing-masing berat partikel penyusun benda. 0 r2 F2 w = Σ mi g F = F1 + F2 + F3 + F4 r1 F1 r 7/21/2017 r3 r4 F3 F F4 F = Σ Fi r x F = Σ ri x Fi = Σ i 5 r letak posisi pusat berat (mungkin pusat m) ri letak posisi masing-masing gaya, gaya berat, (mungkin massa) Fi gaya-gaya, gaya berat, (mungkin m) m r i ri m atau r i ri mi M Komponen persm dalam sistem koordinat tiga dimensi kartesian m x i M xi , m y i M yi dan m z i zi M Secara teori letak titik tangkap F berat dan pusat m belum tentu sama. 7/21/2017 6 Hal tersebut terjadi karena nilai g tidak tetap (nilai g tergantung pada jarak atraksi dua benda). 7/21/2017 Navier 1785 - 1836 7 Contoh. Empat buah titik benda massa m kg, 2 m kg, 3 m kg dan 4 m kg disusun dalam satu garis lurus dengan jarak tetap 1 meter (mulai dari salah satu ujung). Tentukan letak pusat titik berat dan pusat massanya ? Penyelesaian. Karena garis lurus dianggap tidak ada y dan z jadi persm-nya adalah, m x i xi mi (m kg)(0 m) (2 m kg)(1 m) (3 m kg)( 2 m) (4 m kg)(3 m) (m kg) (2 m kg) (3 m kg) (4 m kg) 2m 7/21/2017 8 Letak titik tangkap gaya sejauh (2 m) dari benda yang bermassa m (atau berada pada posisi massa 3 m). Letak titik pusat m sama yaitu 2 m dari ujung bermassa m (titik tangkap gaya = titik pusat m jika nilai gravitasi tetap). w1 = m1 g, w2 = m2 g dst. 7/21/2017 9 Contoh. Plat lingkaran jari-jari 2 R dan dalam plat tersebut terdapat lobang piringan kecil jari-jari r dengan pusat lingkarannya pada satu garis lurus. Bentuk benda tersebut dinamakan X. Dimanakah letak titik berat benda X tersebut ? Penyelesaian. r D C X 2R 7/21/2017 Benda C dianggap sebagai benda jumlahan benda jarijari r dan 2 R. Dengan de mikian posisi pusat m benda C (lingkaran penuh) berada pada pusat sumbu koordinat (0, 0) sehingga posisi pusat m C berlaku, 10 mD X D m X X X XC mD m X Posisi XD dan XX adalah posisi pusat m benda D dan X, dengan demikian XC = 0 sehingga dihasilkan, mD X D XX mX Jika m jenis benda ρ, maka m benda ρ V sehingga mD = r2 ρ ℓ, dengan ℓ tebal benda dan m benda X menjadi, mX = (2 r)2 ρ ℓ - r2 ρ ℓ. Dalam hal ini XD = - r sehingga, XX 7/21/2017 ( r )( r 2 ) r 2 2 (2 r ) r 3 (nilai tersebut di sebelah kanan C) 11 2. Keseimbangan Statik Bila posisi benda dalam keadaan diam, benda disebut dalam keadaan keseimbangan statik. Bila benda dalam keadaan seimbang statik harus dipenuhi: Dari pernyataan, = r x F, F = 0 dan = 0 Persm di atas ditulis dalam komponen tiga dimensi ekuivalen dengan persm, Fx = F1x + F2x + F3x + ……. + Fnx Fy = F1y + F2y + F3y + ……. + Fny Fz = F1z + F2z + F3z + ……. + Fnz 7/21/2017 12 x = 1x + 2x + 3x + …… + nx y = 1y + 2y + 3y + … …. + ny z = 1z + 2z + 3z + ………. + nz Apabila seluruh gaya terletak di dalam satu bidang datar analisisnya cukup menggunakan tiga persm yaitu: Fx = 0, Fy = 0 dan z = 0 Hal tersebut terjadi, = r x F. tersebut memberikan dua jenis arah putaran ke kiri dan ke kanan. Dalam penjumlahan jika momen satu diberi tanda (+) maka yang lain (arah berbeda) harus diberi tanda (-), (dan sebaliknya). 7/21/2017 13 Kesetimbangan Benda Tegar Benda tegar dikatakan setimbang apabila memiliki percepatan translasi nol (a = 0) dan percepatan sudut nol ( = 0). Benda berada dalam keadaan setimbang, berlaku: Σ F = 0 dan Σ = 0. ΣFx = 0 , ΣFy = 0 7/21/2017 dan Σ = 0 14 Bab 6-14 Contoh. Seorang m = 60 kg (berat wo = 600 N) naik pada tangga homogen yang bersandar (berdiri) pada lantai dengan sudut 60o terhadap horisontal dan ditahan oleh gaya (F) 5 N agar tidak menggeser. Panjang tangga 5 m dan berat 10 N [titik tangkap berat tangga (wt) berada di tengah-tengah]. Sampai dimana orang tersebut naik (memanjat) sebelum tangga tersebut menggeser. Penyelesaian. Misal orang naik sejauh x m dari dasar, = 60o). 7/21/2017 15 F2 F1 β Fx = 0 dipenuhi oleh gaya (F - F1 = 0), nilai F1 = 5N. 2,5 m Fy = 0 dipenuhi oleh gaya wo + wt F2 = 0 F2 = 610 N. 0 x wt wo F A Momen A = 0 (diambil pada titik A) sehingga berlaku, A = 0. F (0) + F1 (0B) + F2 (A0) - wt [(0,5 AB) cos ] - wo (x) cos + F1 (AB sin 60o) + F2 (AB cos 60o) - wt [(0,5)(5 m) cos 60o] - wo (x) cos 60o = 0 7/21/2017 16 Dengan memasukkan nilai angka diperoleh, 5 N (5 m) ½ + 610 N (5 m) ½ - 10 N (2,5 m) ½ - 600 N (x m) ½ = 0 Dari persm di atas nilai x (dihitung), sebagai nilai tinggi orang memanjat tangga sebelum tangga tergelincir. 1512,5 12,5 3 x m x dari titik A, 5 m 300 Artinya orang tersebut naik sampai ke puncak tang ga, tangga belum tergelincir. 7/21/2017 17 Contoh. Suatu gaya F1 = A j, bekerja pada suatu titik dengan vektor posisi r1 = a i. Gaya lain F2 = B i, bekerja pada suatu titik dengan vektor posisi r2 = b j. Tentukan lengan momen L, dari resultan gaya relatif terhadap titik 0 (pusat koordinat). Penyelesaian. Gaya total, F = F1 + F2 = B i + A j. Besar F, F = √B2 + A2 Momen F terhadap 0, = r1 x F1 + r2 x F2 = a i x A j + b j x B i = (aA – bB) k = aA – bB Panjang lengan momen, L = 7/21/2017 F aA bB A2 B 2 18 Pengaruh Gaya Dalam Benda. Benda bergerak jika (Σ F ≠ 0), dan benda diam jika gaya (Σ F = 0) walaupun tidak selamanya (mungkin berputar atau bergerak lurus). Perilaku gerak benda tergantung dari bentuk F yang bekerja pada benda tersebut (terdapat F tetap dan F tidak tetap). F tidak tetap (sebagai bentuk variabel), mungkin sebagai fungsi perpindahan, kecepatan dan waktu, contoh F berubah misal F sentral (berubah arah). 7/21/2017 19 Gaya Normal (Dalam Bidang Datar) Benda diam di atas bidang datar berlaku Σ F = 0. Benda (diam) memiliki berat (w = m g, bentuk F) untuk memenuhi keadaan Σ F = 0, dimunculkan konsep F normal (N). Arah F normal (N) tegak lurus bidang tumpunya (F normal merupakan reaksi dari bidang terhadap benda), sehingga N = m g. N Hal tersebut terjadi karena be rat benda seluruhnya menekan bidang tumpunya. 7/21/2017 mg 20 Dalam Bidang Miring Benda berada dalam bidang miring. F yang bekerja pada benda dapat diuraikan menjadi beberapa F. 7/21/2017 mg Hal tersebut terjadi karena w (hanya sebagian) menekan bidang tumpu yaitu, m g cos (karena arah gaya berat menuju pusat bumi, sudut bidang miring dengan horisontal). 21 Gaya-gaya Geseran Benda yang bergerak pada permukaan benda lain atau bergerak di dalam benda lain (misal dalam fluida) akan memperoleh hambatan (geseran). F geseran muncul karena hasil interaksi dua benda tersebut. Arah F geseran selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Besar kecilnya nilai F geseran tergantung pada keadaan benda yang melakukan kontak tersebut. Nilai F geseran dapat didasarkan pada bentuk benda, maupun permukaan kontak benda. 7/21/2017 22 Misalnya tergantung pada luas (sempitnya) permukaan dan kasar-halusnya permukaan kontak (misal gerak benda padat di atas permukaan zat padat), dapat tergantung pada bentuk benda (misal gerak benda bentuk bola berbeda dengan bentuk kubus di dalam fluida). Peristiwa F geseran dalam gerak benda, merupakan gejala yang cukup kompleks dan merupakan konsep statistik. Kriteria F geseran ditentukan berdasarkan konsep pengamatan. 7/21/2017 23 Geseran Dalam Bidang Datar Benda yang bergerak di dalam bidang datar memperoleh F geseran (Ff ) nilainya sebanding dengan besarnya F normal (N). Ff = N tetapan, disebut koefisien geseran. Nilai μ ditentukan oleh besaran yang terkait (misal dapat kasar atau halusnya permukaan kontak). Nilai ada dua jenis yaitu: (k), kinetik dimiliki oleh benda yang bergerak. (s), statik dimiliki oleh benda yang diam. 7/21/2017 Umumnya nilai k s. 24 Bila pada benda bekerja gaya (F) sejajar bidang, posisi N akan bergeser (searah F). Muncul gaya Ff sehingga Σ F = 0, (jika benda masih diam). Bila benda karena gaya (F) N bergerak (searah sumbu x), hukum Newton II tetap berv laku (Σ F = m a). F F i - Ff i = m (a i) x Ff F - μk N = m (a) mg 7/21/2017 Benda tetap diam, F = μs N. 25 Agar benda yang semula diam, menjadi bergerak mutlak harus dipenuhi nilai F s N. Bila F s N benda tidak akan bergerak. Selama benda diam, selalu berlaku nilai F = s N. Bila F ditambah, maka nilai s juga bertambah, tetapi nilai s suatu saat akan menjadi maksm. Sehingga jika F ditambah lagi, menyebabkan nilai F s N sehingga benda lalu bergerak. Setelah benda bergerak benda tidak lagi memiliki s tetapi memiliki k . 7/21/2017 26 Contoh. Benda berat 50 N di atas lantai horisontal yang ka sar. a. Bila F horisontal 20 N bekerja pada benda tetapi benda tetap diam. Berapakah besarnya F geserannya ? b. F ditambah menjadi 40 N benda siap akan gerak. Berapakah nilai s ? ber- c. Dari peristiwa (b) selanjutnya benda bergerak dengan kecepatan tetap dan nilai Ff susut menjadi 32 N. Berapakah nilai k ? Penyelesaian. 7/21/2017 27 Selama benda masih diam, artinya kecepatan dan percepatan benda nol, Σ F = 0, sehingga berlaku persm F = Ff = 20 N. N N 20 N 40 N ff 50 N 7/21/2017 28 Dengan demikian nilai gaya geseran 20 N. Benda siap bergerak, artinya nilai s telah mencapai maksm (F > Ff benda bergerak). jadi nilai koefisien geseran statik telah maksm s = Ff /N = 40 N/50 N = 0,8. Benda bergerak dengan kecepatan tetap, artinya a = 0 F = 0. Nilai F = 32 N merupakan F geseran kinetik, sehingga nilai koefisien geseran maksm, Fk 32 N k 0,64 N 50 N 7/21/2017 29 Geseran Dalam Bidang Miring Benda dalam bidang miring kemungkinan akan bergerak naik atau turun. Benda massa m bergerak dalam bidang miring mendapat gaya geseran, formula persm berlaku F = m a. N F v w sin μs N 7/21/2017 Bergerak ke atas jika dipenuhi, F m g sin + s N. Jika syarat telah dipenuhi benda bergerak naik, dengan w cos persm, mg F – m g sin - k N = m a. 30 F v N μs N w sin w cos mg Bergerak turun jika dipenuhi, m g sin F + s N. Jika syarat telah dipenuhi benda bergerak turun, dengan persm, m g sin – F - k N = m a. Jika turun dengan sendirinya (F = 0), persm ge- raknya menjadi, (syarat m g sin s N). m g sin – k N = m a. 7/21/2017 31 Contoh. Dua balok, balok pertama massa m dan kedua M. Kedua balok berada pada bidang miring dengan sudut kemiringan . Koefisien gesekan balok dengan bidang miring μ1 dan μ2. Hitung F kontak dan sudut minimum bidang miring agar balok siap untuk bergerak ! Penyelesaian. M m 7/21/2017 Agar kedua balok dapat bergerak bersamasama perlu μ1 > μ2 . F v f m g sin m g sin + F - μ1 m g cos = m a. 32 f v F M g sin M g sin - F – μ2 M g cos = M a. Dari ke dua persm dikurangkan diperoleh F, (m M )(a g sin ) (M 2 m 1 ) g cos F 2 Sudut minimum bidang miring adalah sudut terkecil, yang dimiliki agar benda siap bergerak, a masih nol. m g sin + M g sin - μ1 m g cos – μ2 M g cos = (m + M) a = 0 (m g + M g) sin = (μ1 m g + μ2 M g) cos . tan 7/21/2017 1 m 2 M mM 33 Gaya Sentral. F sentral adalah F yang arahnya selalu lewat (menuju) titik pusat (titik tetap tertentu bentuk F = Fr̂ ). Dengan demikian F sentral dan vektor posisi sejajar (satu garis) sehingga momen F rˆ x F 0 Sebagai akibat gaya sentral dL 0 yang akhirnya dt akan memberi interpretasi besaran L tetap, tetapi ada dua kemungkinan jika L tetap. 7/21/2017 34 Kemungkinan pertama dipenuhi F = 0 atau a = 0 dan disajikan oleh partikel bebas. F m ℓ d r v Partikel bebas partikel yang bergerak lurus dengan kecepatan te tap (nilai m, d dan L tetap). Kemungkinan kedua jika, F 0 akan dipenuhi jika L tetap (bentuk F r yaitu jika gaya sentral. Dari gambar, memperlihatkan jika L = m v r sin atau L = m v d. Gaya alamiah umumnya F sentral, misal bumi mengelilingi matahari akibat adanya F sentral. Salah satu F sentral adalah berat. Bumi mengelilingi matahari dengan L reatif tetap. 7/21/2017 35 Gerak karena gaya sentral edarnya terletak dalam bidang (bidang v dan r). 7/21/2017 36 Gerak dalam Lintasan Lengkung Gerak benda dalam lintasan lengkung, percepatan benda (a) bila diuraikan akan memiliki komponen aT (percepatan tangensial merupakan komponen percepatan dengan arah menyinggung lintasan) dan komponen aN (percepatan normal atau sentripetal komponen tegak lurus lintasan arah menuju pusat lengkungan). dv FT m aT FT m dt v2 FN m a N FN m r r, jari-jari lintasan (melingkar r jari-jari lingkaran). 7/21/2017 37 Gerak melingkar berlaku, FN = m ω2 r. Di dalam gerak melingkar beraturan partikel hanya memiliki aN , (aT = 0). Besaran percepatan dinyatakan dalam bentuk vektor, a = ω x v. Karena F = m a sehingga, F = m (ω x v) = ω x m v = ω x p dp pv FT dan FN dt r 7/21/2017 38 Contoh. Carilah gaya tangensial dan normal, dari peluru (massa m) yang ditembakkan mendatar dengan kecepatan awal vo dari puncak bangunan ! Penyelesaian. vo 0 A y P x FN mg gt 7/21/2017 FT Misal setelah t detik benda berada di titik P (telah turun sejauh y kecepatan vo arah y, g t) dan x, vo t. Kecepatan di titik P nilainya, v 2 v x2 v y2 v 2 vo2 g 2t 2 dv Gaya tangensia l, FT m dt 39 FT m 7/21/2017 g 2t vo2 g 2 t 2 40 Gerak Benda dalam Kulit Bola Gerak benda dalam kulit bola, dapat terjadi di luar kulit permukaan luar atau kulit permukaan dalam bola. 7/21/2017 41 Gerak Benda, Pada Kulit Bagian Dalam Posisi A, D w E w N N N NN r C B A w 7/21/2017 v2 N wm r w v2 N mgm r Posisi B, w v2 N w cos m r v2 N m g cos m r 42 Gerak Benda, Pada Kulit Bagian Dalam Posisi C = E, D w E w N N N NN r C B A w w v2 N m r Posisi D, v2 Nwm r v2 N m mg r w Antara posisi C, D dan E ada kemungkinan benda meninggalkan lintasan (jatuh, jika kecepatan tidak cukup). 7/21/2017 43 Benda meninggalkan lintasan, berlaku N = 0. v2 Posisi B, m g cos m r 2 v Posisi D, m g m r Jika benda harus terus berputar pada lintasan permukaan dalam kulit bola (tidak meninggalkan lintasan), perlu memiliki nilai kelajuan v gr gr , merupakan nilai kritis. Catatan. Pesoalan gerak partikel pada kulit bola bagian dalam = gerak benda diikat dengan tali (N, tegangan tali). 7/21/2017 44 Contoh. N Sebuah pesawat terbang bergerak dalam suatu lintasan melingkar vertikal berjari-jari r dengan kecepatan tetap v. Tentu kan berat semu penerbang massa m pada posisi di titik A, B dan C dari lintasan lihat gambar. Penyelesaian. v C w r N A N B w v w 7/21/2017 45 Dalam gerak melingkar penerbang mengalami gaya sentrifugal, F = m (v2/r). Posisi titik A gaya berat penerbang merupakan resultan mg dan F sehingga berat semunya menjadi wA = m g + F. Posisi titik B gaya berat penerbang merupakan resultan m g dan F sehingga berat semunya menjadi, wB F (mg ) 2 2 Posisi titik C gaya F ke atas akibatnya berat semunya wC = m g – F. 7/21/2017 46 Gerak Benda, Pada Kulit Bagian Luar. N A Posisi A berlaku, FN = m aN, v N B w w cos w v r v2 w N m r v2 N mg m r Posisi B berlaku, v2 w cos N m r Pada posisi B mungkin benda meninggalkan lintasan (berlaku N = 0), nilai kritis benda meninggalkan lintasan, 7/21/2017 v g r cos 47 Contoh. 7/21/2017 48 Contoh. 7/21/2017 49 Contoh. 7/21/2017 50 Gaya Sebagai Variabel Kecepatan Gaya sebagai variabel kecepatan dapat berupa k v (mungkin dapat k v2 atau yang lain, k tetapan). Pernyataan (k v) menyiratkan nilai gaya geseran bertambah seiring bertambahnya kecepatan Gaya sebagai variabel kecepatan yang paling seder hana adalah kv [bentuk, gaya geseran dalam fluida, (gaya stokes k = 6 r bila benda berbentuk bola jari-jari r)]. kekentalan fluida. Persamaan gerak benda dalam fluida mengacu hukum Newton II (jika gerak benda ke bawah gaya geser arah ke atas sehingga persamaan menjadi), F-6rv=ma F-kv=m a 7/21/2017 51 Jika nilai persamaan di depan tetap, suatu saat F = 0, ( a = 0, F = k v). Kondisi tersebut menyebabkan kecepatan bola tetap (maksimum kecepatan bola yang dicapai, disebut kecepatan batas/ambang (vL) Diperoleh bentuk persamaan: F F vL vL 6 r k Jika bola dilepas dari permukaan fluida, (vo = 0 atau gerak karena beratnya sendiri), akan berlaku F = m g sehingga bentuk nilai kecepatan batasnya menjadi: 7/21/2017 52 mg mg vL vL 6 r k 7/21/2017 53 Contoh. Suatu bola massa m dilempar tegak lurus di udara (atmosfer) dan mendapat gaya geseran sebesar c v2, (c tetapan, c = m k). Buktikan hubungan antara kelajuan dan keketinggian saat na ik dinyatakan sebagai v2 = A [exp (- 2 k y) - 1]. Penyelesaian. F = m a, benda naik berarti - m g - c v2 = m a. dv dv a av dt dy 7/21/2017 54 Persm gerak benda, dv c 2 v dv v g v k dy g dy m 2 v k y v 2 v dv g 2 g 0 2 g 2 0 k dy n v k n k 2 k y v k 2 g v g g 2 k 2 k y exp ( 2 k y ) v n k k g k g 2 v [exp ( 2 k y ) 1] terbukti. k 7/21/2017 55 7/21/2017 56 Contoh. Sebuah cincin (massa m) mempunyai titik manikmanik (anggap titik massa dan massa juga m) ditempel di pinggiran cincin. Jari-jari cincin R (momen inersia cincin I). Cincin dan manik-manik bergerak bersama. Mula-mula kecepatan sudut mereka o dan manik-manik berada di posisi paling rendah. Berapakah nilai maksimum o agar sistem tidak melompat saat manik-manik berada pada posisi tertinggi ? Anggap lantai kasar, sehingga sistem cincin manik-manik dapat menggelinding tanpa slip. Penyelesaian. Teori yang mendasari, Kekekalan energi, hukum Newton. 7/21/2017 57 Lanjutan. Ek sistem (Ek cincin + Ek manik-manik). Pada saat mula-mula manik-manik berada di dasar, sehingga kecepatannya tepat nol. 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 EK 0 mv0 I 0 m0 R mR 0 mR 0 2 2 2 2 Pada saat manik-manik berada di puncak, Ek cincin diberikan oleh, Ek = m R2 ω2 1 2 Ek manik-manik EK m mv ,kecepatan manik-manik 2 v = kecepatan manik-manik terhadap pusat cincin + kecepatan pusat cincin 7/21/2017 58 Lanjutan. = kecepatan translasi pusat cincin + kecepatan akibat rotasi cincin = R + R = 2 R. 1 2 Ek manik-manik = m 2 R 2m 2 R 2 2 Ep manik manik = 2 m g R. 2 2 2 2 2 2 mR mR 2 mR 2mgR Kekekalan energi: 0 1 2 2g 2 Sederhanakan: 0 3 3R Gaya normal yang diberikan oleh lantai diberikan oleh w manik-manik dan cincin dikurangi dengan gaya sentripegal akibat rotasi manik-manik terhadap 7/21/2017 59 pusat cincin. Lanjutan. Syarat supaya lepas dari lantai, N = 0. 1 3 Didapatkan, 2mg m02 R 2mg 0 3 8g 8g 0 Disederhanakan, R R 2 0 7/21/2017 60 Gaya Variabel Jarak (Hukum Hooke). Hukum Hooke dinyatakan sebagai, F = - k x. k tetapan, x simpangan. Besaran x dapat diganti sebagai x sehingga bentuk hukum Hooke menjadi F = - k x. Gaya elastik merupakan gaya sentral (arah selalu menuju pusat). Jika partikel (benda) dikenai gaya elastik (gaya pegas) bentuk persm geraknya, 2 2 d x k d x 2 x 0 atau x 0 2 2 m dt dt 7/21/2017 61 Bentuk penyelesaiannya, x = A cos (ω t + φ) x , simpangan gerak (satuan meter), A amplitudo (simpangan maks, satuan meter), ω frekuensi sudut (satuan radian perdetik), t waktu (satuan detik) dan φ pase awal gerakan (satuan radian). Frekuensi, 2 1 T T f T periode (satuan detik) dan f frekuensi (satuan hezt) 7/21/2017 62 7/21/2017 63 Gaya Variabel Massa. Gaya, sistem variable massa, yaitu sistem gerakan benda dengan massa berubah (perubahan massa dapat bertambah atau berkurang). Misal gerak roket dengan memperhitungkan massa bahan bakar gas yang hilang (sitem massa berkurang). Gerak luncuran salju, bentuk bola salju makin besar (massa bertambah). Penambahan maupun pengurangan massa teratur tiap satuan waktu. 7/21/2017 64 Persm geraknya mengikuti hukum Newton kedua (F = dp/dt). Persoalan penyelesaian, bagaimana bentuk dpnya. 7/21/2017 65 Peninjauan Sistem Roket (massa berkurang). Roket melepasan massa (bahan bakar) dengan kontinyu. Roket kecepatan v relatif terhadap bumi. Kecepatan gas ke luar, v! relatif terhadap bumi. Gas lepas berkecepatan ve = v! - v relatif terhadap roket (secara umum nilainya tetap). Misal mula-mula massa roket m dalam waktu dt masa berkurang dm dan secara bersamaan kecepatan roket bertambah dv. 7/21/2017 66 Momentum saat t + dt setelah massa berkurang dm adalah p! = (m + dm)(v + dv) – v! dm p! = m v + v dm + m dv + dv dm – (ve + v) dm Besaran dm dv nilainya sangat kecil (diabaikan) persm di atas menjadi, p! = m v + v dm – ve dm Saat t momentum (p = m v) setelah penambahan waktu dt terjadi perubahan momentum dp = p! - p yang berarti dp = m dv - ve dm. 7/21/2017 67 Perubahan momentum sistem tiap satuan wak-tu dt atau gaya bentuknya menjadi, d d d (p) m ( v ) v e (m) dt dt dt Gaya dorong roket = gaya lepasnya (lontaran) bahan bakar. dm Besaran v e dt roket. dinyatakan sebagai gaya dorong Pembicaraan, mengabaikan geseran udara dan variasi gravitasi karena ketinggian. 7/21/2017 68 Jika roket bergerak tegak lurus F = m g sebagai perlambatan, persm-nya menjadi t v m dm dm g dt dv ve g dt dv ve m m 0 vo mo Dalam persoalan persm tersebut, misal roket vergerak vertikal berarti v arah ke atas, g dan ve ke bawah sehingga persm menjadi, dv v e dm g dt m dt v m dm Bila gaya luar (F = 0) persm menjadi, dv ve m vo mo 7/21/2017 69 Contoh. Sebuah roket bermassa mo memiliki kecepatan awal vo, untuk menambah kecepatannya, roket melepas kan bahan bakarnya dengan kecepatan relatif terhadap roket ve. Jika gaya gesekan udara diabaikan, tentukan kecepatan roket setiap saat ! Penyelesaian. Jika roket mengeluarkan bahan bakar dm dengan kecepatan relatif terhadap roket ve, kecepatan roket menjadi v + dv dan massa roket menjadi m – dm. Persm menjadi, m v + 0 = (m – dm)(v + dv) + dm (v + dv – ve) 7/21/2017 70 m dv = ve dm v m dm m v dv ve m m v vo ve n mo o o Arah ve berlawanan dengan v sehingga persm ha- rus menjadi, m v v o v e n mo Jika mo = 850 kg, dm/dt = 2,3 kg s-1, ve = 2800 m s-1. Gaya dorongnya, ve (dm/dt) = (2800 m s-1)(2,3 kg s-1) = 6440 newton. F 6440 N 2 Percepatan , a 7,6 m s m 850 kg 7/21/2017 71 Bila percepatan gravitasi bumi (9,8 m s-2) berat roket menjadi, w = m g = (850 kg)(9,8 m s-2) = 8300 N Nilai 6440 N < 8300 N Sehingga untuk lepas perlu tenaga lebih besar dari berat roket (≥ 8300 N untuk naik). Bila massa bahan bakar yang telah lepas 180 kg, berapakah kecepatannya ? 7/21/2017 72 850 kg mo 1 1 4300 m s v ve n ( ) (2800 m s ) n m 180 kg Kecepatan ini dihasilkan saat roket telah berada di angkasa luar (tidak ada gaya gravitasi). 7/21/2017 73 Contoh. Sebuah roket massa mula-mula (mo = 8000 kg). Kecepatan lepas bahan bakarnya (dm/dt) 100 kg s-1 dan kecepatan keluar gas relatif terhadap roket ve 980 m s-1. Roket digerakkan tegak lurus, berapa lama roket akan meninggalkan tanah ? Penyelesaian. Akibat pancaran gas (bahan bakar) sistem massa roket berkurang sehingga berat roket berkurang dalam t detik, berat menjadi, dm w mo t g dt 7/21/2017 74 Gaya dorong akibat pancaran gas, dve dp dm F ve m dt dt dt ve kecepatan roket relatif terhadap gas atau kece- patan gas relatif terhadap roket. Gas dilepas dengan kecepatan tetap berarti, dve/dt = 0. Agar roket naik harus dipenuhi F > w atau, jika g = 9,8 m s-2 akan dihadm dm ve t g , silkan nilai t > 100 detik. mo dt dt (980)(100) > (20000 – 100 t)(9,8) t > 100 detik. 7/21/2017 75 Peninjauan Sabuk Berjalan (Massa bertambah) Massa, dijatuhkan pada ban (sabuk) yang sedang berjalan. Dalam kasus ini berlaku v = ve sehingga bentuk persm-nya menjadi, dv dm d (mv) Fm v F dt dt dt Persm di atas merupakan kasus khusus sabuk (pembawa barang) yang bergerak, massa sabuk dianggap nol (diabaikan). Misal massa yang dijatuhkan ke dalam sabuk dinyatakan (dm/dt) dan kecepatan sabuk v tetap, (jadi gaya F yang dikerjakan hanya menggerakkan (membawa) benda. 7/21/2017 76 Massa sabuk M dan massa jatuh setiap saat m sehingga momentum total tiap saat p = (M + m) v. dp dm Digunakan gaya, F v dt dt Gaya tersebut yang menjadi bagian untuk merubah massa dan bukan merubah kecepatan. 7/21/2017 77