Penggunaan antibiotik pada anak

advertisement
Dr. Ratih Puspita
RSUD Tangerang, 21 Maret 2014
Antibiotik
Bakterisid
(membunuh
populasi kuman)
concentrationdependent killing
(aminoglikosida,
fluorokuinolon)
Bakteriostatik
(menghambat
multiplikasi
kuman)
time-dependent killing
(β-lactam, makrolida,
Klindamisin,Azitromisin,
Tetrasiklin, vancomisin)
Cara Kerja
Hambat sintesis
dinding sel kuman
Nama Antibiotik
penicillin, sefalosporin,
vancomycin, teicoplanin,
bacitracin
Sifat
Bakterisid
Hambat sintesis
aminoglikosida
protein (ireversibel)
Bakterisid
Hambat sintesis
protein (reversibel)
Bakteriostatik
tetrasiklin, kloramfenikol,
makrolid, ketolide, linezolide,
muciprocin
Hambat
Ko-trimoksazol
metabolisme kuman
Bakterisid
Hambat sintesis
asam inti
kuinolon, rifampin, nitrofurantoin, Bakterisid
metronidazole
Merusak membran
sel kuman
polymixin, gramicidin, daptomicyn Bakterisid
Intensitas bakterisid ditentukan oleh tinggi
kadarnya dalam darah/jaringan.
 SEMAKIN TINGGI KADARNYA di atas MIC maka
daya bunuh kuman semakin meningkat

Untuk antibiotika “concentration dependent killing” parameter :
AUC/MIC dan C-Max/ MIC
“semakin besar dosis, semakin baik daya bunuh kumannya”
“semakin besar AUC/MIC dan C-Max/MIC, semakin baik daya
bunuh kuman
 Bila
kita ingin meningkatkan daya bunuh
kuman maka kita harus meningkatkan dosis
(walaupun itu berarti mengurangi frekuensi
pemberian antibiotika)
 Contoh : Gentamisin 2 x 40 mg IV

Bila ingin mengoptimalkan daya bunuh kuman
maka seharusnya dosis dirubah menjadi:
Gentamisin 1 x 80 mg
Memberikan gentamisin 3 x 40 (meningkatkan frekuensi)
tidak akan meningkatkan daya bunuh kuman
 Intensitas
bakterisid ditentukan oleh lama
kadar diatas MIC
 Infus kontinus merupakan pilihan pemberian
“semakin lama dosis berada di atas MIC, semakin baik daya
bunuh kumannya” ATAU
“semakin lama atau semakin sering T above MIC, semakin baik
daya bunuh kuman
 Bila
kita ingin meningkatkan daya bunuh kuman
maka kita harus mempertahankan konsentrasi
selama /sesering mungkin berada di atas MIC
 Misal: Cefotaxime : 2 x 500 mg iv

Bila ingin mengoptimalkan daya bunuh kuman maka
seharusnya dosis dirubah menjadi: Cefotaxim
4x
250 mg atau 3x500mg
Memberikan Cefotaxim1 x 1000 mg atau 2x750 mg
(meningkatkan dosis), tidak akan meningkatkan daya
bunuh kuman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Beta laktam
Aminoglikosida
Makrolida
Tetrasiklin
Kuinolon
Sulfonamid
Vankomisin
Linezolid
Tigesiklin
Penicillin
 coccus, N. meningitidis, syphilis, listeria,
leptospirosis
 Amoxicillin
  penicillin + gram (-) -- E.coli, Proteus,H. influenza,
H. pylori, N. meningitidis, shigella, klebsiella
 Spiroceta
 + Klavulanat  + anaerob (bacteroides)
 Oxacillin/Nafcillin/Dicloxacillin
 Coccus
 Piperacillin and Ticarcillin
 Coccus, gram negatif termasuk pseudomonas.
 MRSA (-)

Generasi I
 Cefazolin:
 Staph, non-enterococal strep; prophylactic in clean
surgeries, cellultis, folliculitis
Generasi II
 Cefuroxime:
 Infeksi respiratorik: Strep pneumoniae, H.influenza,
M.cattarhalis
 Meningitis ec pneumococcus, H.influenza,
N.meningitidis
 Cefoxitin/Cefotetan:
 Infeksi intra-abdominal, khususnya anerob
Generasi III
 Cefotaxime & Ceftriaxone:
 Staph and non-enterococcal strep; spektrum luas untuk
gram negatif
 SSP, parum, endovascular, sal cerna (bukan anaerob),
sinusitis, otitis
 TIDAK untuk Pseudomonas, TIDAK untuk infeksi bilier
 Ceftazidime:
 Gram negative termasuk Pseudomonas; febrile
neutropenia; infeksi SSP
 Potensi untuk gram positif berkurang
Generasi IV
Cefepime & Cefpirome:
 Enterobacter, Citrobacter, Serratia; Pseudomonas; gram
positif; febrile netropeni, infeksi SSP
Imepenem:
 Sedikit lebih poten untuk gram (+) daripada
meropenem atau ertapenem
 Ertapenem:
 Gram (-) aerobic
 TIDAK untuk pseudomonas ,E. faecalis,
nocardia
 Meropenem:
 Gram (-) aerobic
 Doripenem:
 SSP, pseudomonas

 Eritromisin, klaritromisin, Azitromisin
 Spektrum luas untuk gram (+) termasuk MRSA
 Bakteri atipik: Mycoplasma, Chlamydia,
Legionella
 N.gonorrhea, H influenza, Legionella

Lincomycin:
 Gram positif terutama S aureus

Clindamycin:
 Gram positif aerobik (strep, staph termasuk
MRSA)
 Necrotizing fascitis
 Anaerobik (tapi tidak sebaik metronidazole)
 Indikasi: profilaksis infeksi katup jantung pada
ektraksi gigi

Ciprofloxacin:
 Gram (-) aerobik, termasuk Pseudomonas.
 SSP, prostat, paru
 Terbatas untuk staph

Non-ciprofloxacin: Ofloxacin, Levofloxacin,
Moxifloxacin, Gemifloxacin
 Patogen sistem respiratorik, gram (-) enterik
 Levofloxacin: pseudomonas
 Beberapa bakteri atipik: Mycoplasma,
Chlamydia, Legionella
Spektrum luas, aerobik dan anaerobik,
chlamydia, rickettsia, mycoplasma
 Indikasi: typhoid fever, meningitis bakterialis,
infeksi anerobik, rickettsiosis, brucellosis.

 Indikasi:



peroral untuk kolitis pseudomembranosa
IV untuk infeksi MRSA
pengganti penicillin pd profilaksis bedah jantung
dan bedah gigi; infeksi streptococci, enterococci,
H influenzae, proteus spp.
 spektrum
gram luas, resistensi lebih sukar
daripada sulfa saja.
 Indikasi: infeksi kemih, kelamin, cerna
termasuk tifoid, nafas termasuk
Pneumocystis carinii.
 Pneumonia
 Sepsis
 Meningitis
bakterialis
 Febrile neutropenia
Penyebab
 1 bulan – 10 tahun
 Streptococcus
pneumonia
 Haemophilus influenza
 Neonatus &
imunokompromais
 Staphylococcus aureus
 Bakteri Gram negatif
 Infeksi nosokomial
 Bakteri Gram negatif
Pilihan Antibiotika
 Ringan
 ampisilin,
amoksisilin
 Berat
 sefalosporin
gen.ketiga
 Nosokomial
 sefalosporin
gen.ketiga/
penisilin +
aminoglikosid
Penyebab
 Haemophilus influenza
tipe b
 Streptococcus
pneumonia
 Streptococcus grup B
 Staphylococcus aureus
 Neonatus
 bakteri enterik Gram
negatif
Pilihan Antibiotika
 Sefalosporin /
penisilin +
aminoglikosid
 Kadang-kadang +
vankomisin
 Antibiotik sesuai
hasil uji resistensi
Penyebab
 Haemophilus influenza
tipe b
 Streptococcus
pneumonia
 Neonatus
 Streptococcus grup B
 Bakteri enterik Gram
negatif (E.coli,
Klebsiela pneumonia)
 Listeria
monocytogenes
Pilihan Antibiotika
 Bayi
 Ampisilin +
kloramfenikol
 Sefotaksim
 Seftriakson
 Anak yang lebih
besar
 Ampisilin
 Sefotaksim
 Seftriakson
 Aminoglikosid
+ betalaktam antipseudomonas
 Kombinasi 2 betalaktam
 Vankomisin + aminoglikosid + betalaktam
antipseudomonas
 Monoterapi sefalosporin gen.ketiga atau
karbapenem
 Vankomisin + sefalosporin gen.ketiga
 Demam
tifoid
 Diare akut
 Infeksi Saluran Kemih
 ISPA
 Pioderma
 Durasi
Antibiotik: 7-14 hari
 Pilihan:

Kloramfenikol 100mg/kg/hari : 4, max 2 g
 masih pilihan pertama
 (+) efikasi terbaik (demam turun H+4)
 (-) relaps
 ES: aplasia, Gray baby syndrome




Amoksisilin/Ampisilin 100 mg/kg/hari : 4
 Demam turun H+5
Kotrimoksazol 10 mg/kg/hari : 3
 Demam turun H+6
Sefiksim 15-20 mg/kg/hari : 2
 lini II
 kekambuhan rendah
Seftriakson (60 mg/kg/hari), Sefotaksim
(80mg/kg/hari)
 bila ada komplikasi
 70%
e.c. virus
 Indikasi





ANTIBIOTIK:
Etiologi sudah teridentifikasi
Pasien imunokompromais
Kolera
Disertai gejala septikemia
Darah dalam feses*
 Sindrom
Disentri
 Shigella: Kotrimoksazol, Sefiksim
 Amuba: Metronidazol
 Kolera
 Tetrasiklin, Kotrimoksazol, Eritromisin,
Kloramfenikol
 Oral:



Amoksisilin 20-40 mg/kg/hari
Kotrimoksazol 6-8 mgTMP/kg/hari
Sefiksim 8 mg/kg/hari
 Intravena:





Gentamisin
Amikasin
Sefotaksim
Seftriakson
Seftazidim
 7-14
hari
 Streptococcus





beta hemolyticus grup A
Nyeri menelan, demam, sakit kepala
Tonsil membesar dengan eksudat kuning,
detritus
Petekie pada faring atau palatum molle
Uvula bengkak dan merah
Pembesaran KGB
 Pilihan:


Amoksisilin 50 mg/kg/hari : 3
Eritromisin 20-40 mg/kg/hari : 4 (10 hari)
 Furunkel,
karbunkel,
impetigo (krustosa, bulosa)
erisipelas, selulitis
 Penisilin,
makrolida
 Kloksasilin, Amoksisilin,
Klindamisin
Gunakan aku
secara bijak
ya...!
Q
Quino
lones
G
Gliko
peptid
A
Amino
glikosid
B
Beta Laktam
Download