29 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya saja, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan (Effendy,1990:9) Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles yang hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, dan lain sebagainya membuat para cendikiawan menyadari betapa pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science). Universitas Sumatera Utara 30 Di antara para sosiologi, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat, yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Carl I hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial politik memegang peranan yang sangat penting (Effendy 1990:10). Bahkan dalam defenisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedagkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunkasi terdiri adri dua aspek, pertama isi pesan (content of the message), kedua lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang dan bahasa( Effendy 1993:29). Universitas Sumatera Utara 31 II.1.1 Bentuk / Tatanan Komunikasi 1. Komunikasi Pribadi ( personal communication ) a. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communication ) b. Komunikasi intra pribadi ( intrapersonal communication ) 2. Komunikasi Kelompok ( group communication ) a. Komunikasi kelompok kecil ( small group communication ) 1. Ceramah ( lecture ) 2. Forum 3. Simposium 4. Diskusi panel 5. Seminar 6. Curah saran ( brainstorning ) b. Komunikasi kelompok besar ( large group communication / public speaking ) 3. Komunikasi Organisasi ( organization communication ) 4. Komunikasi Massa ( mass communication ) a. Komunikasi massa cetak ( printed mass communication ) 1. Surat kabar 2. Majalah 3. Buku, dll b. Komunikasi massa elektronik ( electronic mass communication ) 1. Radio 2. Televisi 3. Film, dll Universitas Sumatera Utara 32 II.1.2 Sifat Komunikasi Berdasarkan sifatnya komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Komunikasi verbal ( verbal communication ) a. Komunikasi lisan ( oral communicaton ) b. Komunikasi tulisan ( written communication ) 2. Komunikasi non verbal a. Komunikasi kial ( gesture / body communication ) b. Komunikasi gambar ( pictorial communication ) 3. Komunikasi tatap muka ( face- to – face communication ) 4. Komunikasi bermedia ( mediated communication ) II.1.3 Tujuan Komunikasi Berdasarkan tujuannya komunikasi terbagi empat yakni : 1. Untuk mengubah sikap ( to change the attitude ) 2. Untuk mengubah opini/pandangan ( to change the opinion ) 3. Untuk mengubah perilaku ( to change the behavior ) 4. Untuk mengubah masyarakat ( to change the society ) II.1.4 Fungsi Komunikasi 1. Menginformasikan ( to inform ) 2. Mendidik ( to educated ) 3. Menghibur ( to entertain ) 4. Mempengaruhi ( to influence ) Universitas Sumatera Utara 33 II.1.5 Metode Komunikasi Kata metode berasal dari bahasa inggris, artinya rangkaian yang sistematis. Metode komunikasi berarti kegiatan – kegiatan yang terorganisir yang meliputi : 1. Komunikasi informatif ( informatif communication ) 2. Komunikasi persuasif ( persuasive communication ) 3. Komunikasi pervasif ( pervasive communication ) 4. Komunikasi koersif ( coersive communication ) 5. Komunikasi instruktif ( instructive communication ) 6. Hubungan manusiawi ( human relation ) II.1.6 Teknik Komunikasi Teknik berasal dari kata “technicon” bahasa yunani, yang berarti ketrampilan. Berdasarkan ketrampilan komunikasi, maka teknik komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Jurnalistik 2. Hubungan masyarakat ( public relations ) 3. Periklanan ( advertasing ) 4. Propaganda 5. Publisitas ( publicity ) II.1.7 Model Komunikasi Universitas Sumatera Utara 34 1. Komunikasi satu tahap ( one step communication ) 2. Komunikasi dua tahap ( two step flow communication ) 3. Komunikasi banyak tahap ( multi step flow communication ) II.1.8 Bidang Komunikasi 1. Komunikasi sosial ( social communication ) 2. Komunikasi management ( management communication ) 3. Komunikasi perusahaan ( business communication ) 4. Komunikasi politik ( politic communication ) 5. Komunikasi pembangunan ( Development communication ) 6. Komunikasi internasional ( internasional communication ) 7. Komunikasi tradisional ( tradisional communication ) II.2 Pengertian Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran II.2.1 Pengertian pemasaran dan konsep pemasaran Asosiasi pemasaran Amerika mengemukakan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi ( Sunarto, 2006 : 5 ). Sedangkan, menurut Philip Kotler ( dalam Kotler, 1997 : 13 ) mendefinisikan bahwa “pemasaran suatu proses sosial dan majerial yang dalam proses itu individu dan kelompok memperoleh sesuatu yang mereka butuhkan dan Universitas Sumatera Utara 35 inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Begitu pula menurut Irawan, Wijaya dan Sudjoni dalam bukunya Prinsip – prinsip Pemasaran ( 1996 : 13 ) mengemukakan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya melalui proses pertukaran. Berdasarkan definisi diatas maka dapat diasumsikan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan (nasabah) sedemikian rupa sehingga produk (jasa) itu cocok dengan pelanggan (nasabah) dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Dan seharusnya, dalam pemasaran hendaknya menghasilkan pelanggan (nasabah) yang siap untuk membeli semua yang dibutuhkannya selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu. Sedangkan menurut Irawan, Wijaya dan Sudjoni dalam bukunya Prinsip – prinsip Pemasaran ( 1996 : 13 ) mengemukakan bahwa hal yang terpenting dalam konsep pemasaran yaitu suatu orientasi terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan, didukung oleh usaha pemasaran terpadu yang ditujukan untuk membangkitkan kepuasan pelanggan sebagai kunci untuk memenuhi tujuan – tujuan organisasi. Hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya perusahaan dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian dan kemampuan perusahaan untuk mengkombinasikan fungsi – fungsi pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain yang ditujukan untuk membangkitkan kepuasan pelanggan sebagai kunci untuk memenuhi tujuan – tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara 36 Adapun beberapa konsep – konsep inti dari pemasaran menurut Kotler ( dalam Kotler, 1997 : 8 ) adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan (needs) adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar. 2. Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. 3. Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. 4. Produk (barang, jasa dan gagasan) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. 5. Nilai adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya. 6. Pertukaran adalah tindakan seseorang untuk memperoleh produk yang diinginkan dengan menawarkan sesuatu sebagai ganti. 7. Transaksi merupakan perdangangan nilai – nilai antar kedua belah pihak. 8. Pasar yang terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keiinginan itu. 9. Pemasar adalah seseorang yang terlibat dalam kegiatan pemasaran yaitu mencari informasi, menganalisis, merencakan, melaksanakan dan mengevaluasi secara terus – menerus kegiatan tersebut. Adapun beberapa konsep yang dapat dipilih organisasi / perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran menurut Kotler ( dalam Kotler, 1997 : 14 ) adalah : Universitas Sumatera Utara 37 1. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. 2. Konsep produk menyatakan bahwa kosumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik. 3. Konsep menjual / penjualan menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan, biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup. 4. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Dalam hal ini maka dapat dihubungkan bahwa BRI dalam memasarkan produknya (jasa) lebih berorientasi kepada kosep pemasaran yaitu memasarkan produk dengan penjelasan yang langsung dijelaskan oleh customer service kepada nasabah yang disebut juga dengan personal selling. Menurut Theodore Levitt (dalam Kotler, 1997 : 18) yang menarik batasan yang tajam antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran mengemukakan bahwa kosep penjualan mengutamakan kebutuhan pihak penjual sedangkan konsep pemasaran mengutamakan pihak pembeli. Konsep penjualan dipenuhi dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai : konsep pemasaran dipenuhi gagasan atau ide – ide untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan segala hal yang berkaitan dengan penciptaan, penyampaian dan akhirnya pemakaian produk tersebut. Selain itu konsep pemasaran bersandar pada 4 tiang utama yaitu fokus pasar, orientasi kepada pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, dan kemampuan Universitas Sumatera Utara 38 menghasilkan laba. Secara singkat dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran merupakan upaya pemasaran terkoordinasi yang berfokus pada pasar dan berorientasi kepada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan perusaahaan. Menurut Peter Drucker ( dalam Kotler, 1991 : 17 ) mengemukakan bahwa pemasaran adalah keseluruhan bisnis itu sendiri dilihat dari sudut pandang hasil akhirnya, yakni dari sudut pandang pelanggan. Sedangkan menurut Edward W. Clindff et al yang dikutip Manullang ( dalam Simorangkir, 1988 : 4 – 5 ) mengemukakan bahwa pemasaran adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha untuk memenuhi permintaan yang saling berkaitan dan berinteraksi. Begitupun menurut Kotler ( dalam Kotler, 1991 : 36 ) mengemukakan bahwa “Pemasaran adalah penyediaan barang dan jasa yang tepat kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, harga yang tepat dengan komunikasi promosi yang tepat”. Sehingga pemasaran dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis dari kegiatan yang saling berhubungan dalam dunia usaha yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa, menentukan sasaran, harga, waktu dengan mengkomunikasikan dan mempromosikan secara tepat. Jadi, dari defenisi di atas maka dapat diasumsikan bahwa pemasaran adalah funsi bisnis yang berusaha untuk mengindetifikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang belum terpenuhi, mengukur seberapa besar pasar sasaran, mana yang paling baik II.2.2 Komunikasi Pemasaran Universitas Sumatera Utara 39 William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication and Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut : proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien ( Purba, 2006 : 126 ). Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembang pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut sumber atau source. Kedua disebut dengan encoding yaitu proses menerjemahkan tujuan – tujuan komunikasi ke dalam bentuk – bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima ( agency iklan,tenaga penjualan, personal selling, sales promotion, public relation dan direct marketing ), ketiga adalah transmisi, yaitu penyampaian pesan melalui media ( radio, tv, surat kabar, majalah dan brosur ), keempat adalah decoding yaitu tindakan konsumen sebagai penerima pesan ( respons dan interprestasi dari penerima ), kelima adalah feedback (tindakan) yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan. Pada perkembangannya, komunikasi sendiri dirasakan penting dalam berbagai bidang kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan uraian diatas, maka akan memudahkan nasabah / calon nasabah dalam memperoleh informasi dan memilih produk ( pelayanan jasa ) yang ditawarkan BRI yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Jadi petugas customer service tidak lepas dari peran dia sebagai komunikator dan promoter BRI yang berusaha untuk mempengaruhi nasabah agar membeli / menggunakan produk bahkan menambah tingkat pembelian / konsumsi produk ( pelayanan jasa ) yang ditawarkan. Untuk itu petugas custumer service harus menguasai komunikasi pemasaran dengan baik agar dapat berkomunikasi dengan nasabah Universitas Sumatera Utara 40 sehingga dapat mengambil keputusan penting mengenai pemenuhan keinginan dan kebutuhan nasabah. Bila dikaitkan dengan penelitian ini, komunikasi pemasaran berarti komunikasi yang dilakukan oleh bank BRI melalui kegiatan customer service dengan cara tatap muka ataupun bermedia yang sifatnya membujuk serta membantu nasbah maupun calon nasabah dalam mengambil keputusan untuk menggunakan / membeli bahkan berpotensi untuk menambah tingkat pembelian / konsumsi produk BRI dalam usaha meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi. Sistem komunikasi pemasaran terdiri dari atas 3 unsur utama : 1. Marketing Intelegence Adalah kemampuan suatu produsen untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang suatu produk pesaing baik itu kelebihan / kekurangan dari produk. Kelebihan dan kekurangan dapat dilihat dari sudut merek, features, sistem promosi maupun distribusi. BRI berusaha untuk menghasilkan produk – produk yang lebih unggul dibandingkan produk bank lainnya yang dapat memenuhi kepuasan nasabah / calon nasabahnya. 2. Understanding of Company Adalah upaya seseorang produsen untuk memahami lebih dahulu kesiapan perusahaanya untuk menghasilkan produk tersebut, contoh : modal, SDM, dan fasilitas. Upaya pemimpin – pemimpin BRI untuk memahami lebih Universitas Sumatera Utara 41 dahulu kesiapan BRI dalam menghasilkan produk baik itu modal, kualitas pegawai, maupun fasilitas – fasilitas yang dimiliki BRI. 3. Promotion Management Adalah kemampuan yang dimiliki oleh produsen untuk tetap menjaga terciptanya arus informasi tentang produk tersebut kepada distributor, pengecer maupun pembeli potensial ( pemakai langsung ). Kemampuan yang dimiliki petugas pelayanan nasbah ( customer service ) BRI untuk selalu memberikan informasi tentang produk – produk BRI kepada nasabah maupun calon nasabah sehingga mereka mengetahui keberadaan dari produk – produk tersebut. Definisi pemasaran jasa perbankan ( marketing ) menurut Luther H. Hodges Jr. dan Rollie Tilman Jr. dalam bukunya Bank Marketing “taxt and cases” disebutkan “Marketing is the creation and delvery of customer satisfying services at a profit to bank” ( pemasaran adalah penciptaan dan penyampaian jasa yang memuaskan nasabah dan mendatangkan keuntungan bagi bank ) ( dikutip oleh Tim Pusdik BRI dalam diklat Pemasaran, 1988 ). II.2.2.1 Marketing Mix Marketing mix merupakan strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran ( Kasmir, 2004: 120).Hampir semua perusahaan menggunakan strategi ini untuk mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan ketat sekarang ini. Universitas Sumatera Utara 42 Kotler (Kasmir,2004 : 121) menyebutkan konsep pembauran (marketing mix) tersiri dari empat P (4 P), yaitu : 1. Product Product adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Klasifikasi produk biasa atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama yaitu: a. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba / disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahanya, terdapat dua macam barang yaitu : 1. Barang tidak tahan lama ( Nondurable Goods ) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh, sabun, minuman dan makanan ringan, garam, gula dan lain – lain. 2. Barang tahan lama ( Durable Goods ) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian. Contoh, TV, lemari es, mobil, komputer dan lain – lain. b. Jasa ( service ) Universitas Sumatera Utara 43 Jasa merupakan akivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya, bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan dan lain – lain Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, yaitu : a. Care Benefit (Produk utama/inti), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah ‘istirahat dan tidur’. b. Produk Generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). Contohnya, hotel merupakan suatu bangunan yang memiliki banyak ruangan untuk disewakan. c. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Contoh, tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, air ledeng, telepon, lemari pakaian dan ketenangan. d. Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang ditambahi atau dilengkapi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepusaan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. Misalnya, hotel bisa menambahkan fasilitas tv, shampoo, bunga-bunga segar, check- Universitas Sumatera Utara 44 in yang cepat, check-out yang cepat, pelayanan kamar yang baik dan lain-lain. e. Produk potensial (potential product), yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Misalnya, hotel menambahkan fasilitas layanan internet, perekam video dengan kaset videonye, sepiring buah - buahan segar dan sebagainya. 2. Pricing Agar dapat sukses dalam memasarkan barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasaukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) meyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Tujuan - tujuan harga menurut Adrian Payne dalam bukunya How To get Close with costumer ,antara lain: 1. Survival Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan tindakan – tindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan sedang dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut dilakukan cenderung untuk bertahan. 2. Profit Maximization Universitas Sumatera Utara 45 Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode tertentu. 3. Sales Maximization Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar (market share) dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan. 4. Prestige Tujuan penentuan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif. 5. ROI (Return on investment) Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment yang diinginkan atau ROI. Faktor – faktor yang mempengaruhi penentuan harga jasa diantaranya adalah: 1. Elsatisitas permintaan Perusahaan jasa perlu mengetahui hubungan antara harga dan permintaan dan bagaimana besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat harga yang berbeda. 2. Struktur biaya Universitas Sumatera Utara 46 Para pemasar perlu mengetahui biaya dalam menyediakan layanan jasa dan bagaimana biaya – biaya bergerak seiring berjalannya waktu dan tingkat permintaan. 3. Persaingan Posisi baya – biaya (cost position) dan perilaku penentuan harga (pricing behavior) dari pesaing – pesaing merupakan elemen penting yang harus diperhatikan. 4. Positioning dari jasa yang ditawarkan. 5. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan. 6. Daur hidup jasa. 7. Sumber daya yang dipergunakan. 8. Kondisi ekonomi. 3. Place Place dalam service merupakan gabungan anatara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. a. Lokasi Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu: 1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Universitas Sumatera Utara 47 Perusahaan sebaiknya memilih tempat, dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak lamgsung: berarti service provider bertemu secara dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara dua pihak dapat terlaksana. b. Saluran distribusi (channels) Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun orang lain. 4. Promotion (promosi) 4.1 Pengertian dan Peranan Promosi Dalam dunia pemasaran, promosi bukanlah kata sepele. Promosi bahkan sama pentingnya dengan produk dan keseluruhan kegiatan perusahaan karena memang promosi merupakan sub ordinat dalam dalam strategi bauran pemasaran (marketing mix). Promosi merupakan salah satu sokoguru yang menopang bangunan pemasaran perusahaan. Tiga diantarannya ialah product (produk), price (harga) Universitas Sumatera Utara 48 dan place (tempat). Perusahaan yang mengabaikan aktivitas promosi sama artinya dengan membiarkan bengunan perusahaan itu jomplang karena kehilangan satu pilarnya. Promosi sebagai sebuah kata memang sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia. Kata promosi merupakan kata adopsian dari bahasa Inggris, yaitu promote, yang juga mengadopsi dari bahasa yunani, yaitu promovere. Secara sederhana promosi dapat diartikan, sebagaimana diungkapkan Rendra Widyatama dalam buku Pengantar Periklanan-nya, upaya menyampaikan suatu pesan tentang hal yang kurang dikenal sehingga menjadi lebih dikenal oleh publik (Kotler, 2002:61). Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu: 1. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar. 2. Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan, mempengaruhi atau untuk mengingatkan. 3. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya pesan (creating a strong presence), sumber pesan (who should develop it) 4. Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non personal communication. Universitas Sumatera Utara 49 Promosi yang merupakan bagian dari pendekatan strategi merketing mix, juga menurunkan satu himpunan strategi yang kemudian dikenal dengan promotion mix. Ada empat strategi promosi yang terhimpun dalam promotion mix, yaitu advertising (iklan), sales promotion (promosi penjualan), publicity (publisitas) dan personal selling (penjualan pribadi). 1. Advertising (Iklan) Sudarto Tjokrosisworo padanan kata dari (Suryadi,2006:62), iklan merupakan advertising dan advertentie, dengan pengertian penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif melalui suatu media penyampai. Terdapat beberapa tujuan periklanan diantaranya adalah: a. Iklan yang bersifat advertising), menerangkan adalah produk memberikan informasi (informative iklan yang secara panjang atau jasa dalam tahap lebar rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut. Misalnya sebuah Bank Syariah yang baru berdiri menjelaskan melalui iklan advertorial, apa dan bagaimana sistem opersai dan produk jasa yang ditawarkan oleh Bank Syariah. b. Iklan membujuk (persuasive advertising), iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. Misalnya perusahaan asuransi takaful mengiklankan kelebihan – kelebihan produknya dibanding asuransi Universitas Sumatera Utara 50 konvensional, di mana ada unsur saling bantu membantu diantara peserta dan unsur investasi adalam produk asuransinya. c. Iklan pengingat (reminder advertising), iklan ini akan sangat pentingdalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. Misalnya, perusahaan penerbangan Garuda Indonesia mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa kini Garuda lebih baik meski di usianya yang sudah mapan. d. Iklan pemantapan (reinforcement advertising), yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Misalnya lembaga pendidikian/atau bimbingan belajar Nurul Fikri mempublikasikan bahwa 80% siswanya diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka. Sehingga makin memantapkan pilihan para siswa SMU untuk memilih bimbingan belajar tersebut. Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku komsumen. Pada bisnis jasa perhotelan misalnya, sasaran pengiklanan adalah memperkenalkan produk baru hotel, menarik kelompok pelanggan baru, membangun ataupun memperbaiki citra hotel dan menjelaskan keadaan hotel secara umum. Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui: Universitas Sumatera Utara 51 1. Iklan di media cetak dan elektronik 2. Kemasan gambar bergerak 3. Brosur 4. Booklet 5. Poster 6. Leaflet 7. Direktori 8. Billboard 9. Display 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Sales Promotion dapat dibedakan ke dalam promosi yang diarahkan pada para konsumen (consumer promotion) sperti sampel, kupon, potongan harga (discount), sayembara, demonstrasi. Promosi yang diarahkan pada pedagang (trade promotion) seperti diskonto, pengiklanan, kontes dealer. Promosi yang ditujukan pada para salesman (sales force promotion) seperti bonus dan kontes. Pengaruh sales promotion acapkali dapat diukur dan lebih cepat daripada pengaruh pengiklanan. Penggunaan sales promotion sebagai alat meningkatkan penjualan, memiliki segi positif negatif bagi penjual. - Segi positif: Banyak alat sales promotion yang dapat menarik perhatian dan dapat merubah sikap pasif pembeli terhadap sesuatu produk. Melalui alat ini, pembeli diberi informasi bahwa mereka mendapat kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang istimewa, kesempatan mana hanya dapat Universitas Sumatera Utara 52 dimanfaatkan kali itu saja. Misalnya pembelian pesawat televisi berwarna antara tanggal sekian sampai tanggal sekian akan disertai hadiah sebuah alat video game. - Sisi negatif: di antara alat –alat promosi ini, ada yang menimbulkan kesan bahwa penjual mengkhawatirkan kelancaran penjualan produknya. Apabila alat – alat promosi tersebut terlalu sering digunakan, maka akan timbul pertanyaan para pembeli mengenai kegunaan atau kualitas produk yang ditawarkan. 3. Publicity (Publisitas) Promosi tidak selalu fokus pada nilai –nilai benefit dan fitur produk. Lebih jauh, promosi semestinya diorientasikanpulas pada nilai – nilai korporasi secara keseluruhan. Nilai – nilai korporasi dimaksud berkenaan dengan pembentukan persepsi publik atas perusahaan atau sering disebut dengan pencitraan perusahaan. Perusahaan dan produknya dapat menjadi perhatian umum, apabila diberitakan di dalam media massa. Publisitas dapat memberikan tiga manfaat kepada penjual: a. Karena pemberitaan di dalam media massa, oleh kebanayakan pembaca dipandang otentik dan objektif, maka mereka cenderung untuk lebih mempercayai berita daripada iklan. b. Publisitas dapat mencapai banyak pembeli potensial yang selalu berusaha menghindari salesman dan pengiklanan. Hal ini disebabkan karena pesan penjual sampai pada pembeli Universitas Sumatera Utara 53 potensial sebagai berita dan bukan sebagai komunikasi yang bertujuan penjualan. c. Publisitas, seperti halnya pengiklanan dapat mendramatisir perusahaan atau produk. 4. Personal Selling (Penjualan Pribadi) Personal selling dapat mengambil berbagai bentuk, antara lain kunjungan wakil perusahaan ke tempat pembeli (salesman/salesgirl), pelayanan penjualan di toko eceran dan undangan seorang direktur perusahaan kepada direktur perusahaan lain untuk makan bersama (business dinner). Personal selling dapat juga digunakan untuk macam – macam tujuan, misalnya untuk menimbulkan minat pada calon pembeli, menimbulkan preferensi terhadap barang tertentu, mengadakan transaksi jual beli dan sebagainya. Sebagai komponen “promotional mix”, personal selling memungkinkan penjual untuk: a. Mengadakan hubungan langsung dengan calon pembeli, sehingga dapat mengamati dari dekat karakteristik dan kebutuhan calon pembeli. b. Membina berbagai macam hubungan dengan pembeli, mulai dari hubungan perdagangan hingga hubungan persahabatan yang erat. Dalam banyak hal, penjual bersikap mengalah terhadap pembeli, ia harus menggunakan segenap kemampuannya untuk merayu calon pembeli. Tetapi ada kalanya untuk mendapatkan “order” penjual mengadakan tekanan atau melakukan tindakan – tindakan yang dapat Universitas Sumatera Utara 54 merugikan pembeli. Namun pada umumnya, penjual berusaha menjaga hubungan baik dengan para langgananya. c. Mendapat tanggapan dari calon pembeli. Berbeda dari pengiklanan, personal selling menyebabkan pembeli potensial merasa sulit untuk tidak memperhatikan apa yang dikatakan penjual. II.3 Personal Selling II.3.1 Sejarah Singkat Perkembang Personal Selling Personal Selling merupakan ilmu yang sudah tua umurnya, bersamaan dengan dimulainya sejarah asal mula manusia. Namun dalam perkembangannya, ilmu ini baru mendapat perhatian yang sungguh – sungguh pada pertengahan abad ke-19. Orang pertama yang merintis personal selling adalah John Wanamaker (1965) di Amerika Serikat. Ia terkenal dengan “service principle”, yang menganut paham :”Berikanlah service (pelayanan) yang terbaik, serta kualitas (mutu) yang terbaik, maka akhirnya pasar akan tumbuh di depan rumah anda”. (Baduara, 1992:3) Pada tahun 1884, Arthur E.Sheldon, mengembangkan service principle menjadi “personal selling” dan kemudian resmi menjadi “science of salesmanship”. Akibatnya dialah yang resmi dianggap sebagai “pioneer” pertama dalam ilmu menjual. Kegiatan menjual adalah suatu pekerjaan yang menuntut daya tarik yang erat kaitannya dengan seni. Oleh sebab itu, kegiatan menjual berkaitan erat Universitas Sumatera Utara 55 dengan persyaratan disiplin diri. Seorang penjual diharuskan memenuhi nilai – nilai pribadi (personal qualities) yang positif. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Charles Schriber dalam bukunya yang berjudul :Live and be free thru psychocybernetics, yang intinya bahwa masa depan seseorang akan sangat ditentukan oleh nilai – nilai pribadinya. Yaitu 85% ditentukan oleh nilai – nilai pribadi, dan hanya 15% ditentukan oleh nilai – nilai kejuruan (technical qualities). II.3.2 Definisi Personal Selling Dalam hubungan ruang lingkup personal selling, Jean Beltrand mencoba menampilkan lima definisi personal selling sebagai berikut : 1. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan yang sekaligus emnunjukan loyalitas penjual, atau penjual dalam pendekatan kepada seseorang atau orang lain, sehingga dapat membentuk suatu titik keputusan untuk menetapkan hak utama sebagai individu, dalam penetapan kesempatan milik atau minat. 2. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan profesional yang bersifat umum di dalam tugas – tugas memberikan pelayanan, pertolongan atau bantuan kerja sama, untuk membentuk suatu keputusan yang nyata, sekaligus membawa manfaat bagi masyarakat. 3. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan yang mempunyai segi penampilan kejujuran, keramahan dan persesuaian, serta pertimbangan mencapai suatu titik keputusan terhadap hal – hal yang berharga bagi seseorang atau menyenangkan bagi sesorang. Universitas Sumatera Utara 56 4. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan dalam segi menulis, mendisain, menemukan, mencipta serta seni membentuk suatu keinginan atau hasrat dari orang lain untuk menuntut hak miliknya berupa kepahlawanan, kemasyhuran, atau kehormatan. 5. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan dalam melaksanakan suatu kerja, tugas – tugas atau kewajiban yang dapat memberikan suatu keuntungan bagi pihak lain yang sekaligus menjadi alat pengambilan keputusan baginya untuk memberikan imbalan jasa kepada penjual (Baduara, 1992:14). Banyaknya definisi yang ditampilkan oleh Jean Beltran di atas menunjukkan bahwa ruang lingkup personal selling dalam praktek kehidupan sehari – hari adalah teramat luas. Oleh sebab itu mendefinisikan personal selling dapat dilakukan berdasarkan sudut pandang dalam ruang lingkup kegiatan apa personal selling itu ingin ditempatkan secara spesifik. Tujuan semua usaha pemasaran adalah menambah penjualan yang menguntungkan dengan menawarkan pemenuhan kebutuhan dalam jangka panjang. Penjualan personal merupakan cara promosi paling penting yang digunakan untuk mencapai tujuan ini (Stanton 1993:163). Defenisi personal selling menurut Paul D. Converse Harvey W Huegy dan Robert V Mitchel : “Oral presentation is a conversatiob with one or more prosoective customers for purpose of making sales”. Bila diterjemahkan secara bebas, maka yang dimaksud dengan personal sellig adalah penyajian secara lisan dalam bentuk percakapan kepada seseorang atau banyak calon pelanggan dengan Universitas Sumatera Utara 57 tujuan untuk melaksanakan penjualan. Personal Selling mempunyai peran penting dalam pelayanan bisnis yang melibatkan interaksi pribadi antara penjual jasa dengan pelanggan (Payne, 2004:155). Penjualan personal terdiri dari komunikasi individual personal, dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk periklanan promosi penjualan dan cara komunikasi lainnya.Dalam banyak situasi penjualan personal yang menghasilkan penjualan nyata (Stanton,1993 : 168). Robert dan Chase menggabungkan pengetahuan dan pengalaman dalam teori interaksi yang menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan Personal Selling: 5. Pendekatan nasabah Makin banyak persesuaian sifat-sifar fisik, sosial dan ciri-ciri kepribadian pelaanggan yang diketahui maka akan semakin besar peluang penjualan. 6. Kecakapan personal Makin menyakinkan dan dapat dipercaya tenaga penjualan atau customer service tersebut dalam penilaian pembeli, makin besar kemungkinan penjualan akan terlaksana. 7. Pengetahuan (knowledge) Makin mampu seorang tenaga penjual membuat para calon pembeli yakin terhadap produk yang sesuai dengan kebutuhannya, makin besar kemungkinan terjadinya penjualan terhadap suatu produk. Universitas Sumatera Utara 58 8. Relationship enhancement Frekuensi hubungan yang terjadi antara penjual dan pembeli dalam bisnis jasa sangat penting untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan. II.4. Bank II.4.1. Asal Mula Bank Pada zaman Babylonia, Yunani dan Romawi diduga usaha perbankan telah memegang peranan dalam lalu lintas perdagangan. Tugas bank pada waktu itu lebih bersifat tukar menukar mata uang, sehingga orang yang melakukannya disebut pedagang uang. pada umumnya pekerjaan pedagang uang hanyalah sebagai perantara menukarkan mata uang asing dengan mata uang sendiri atau sebaliknya. Kemudian usaha ini berkembang dengan menerima tabungam, menitipkan, ataupun meminjamkjan uang dengan memungut bunga pinjaman ( Suyatna 1999:3). Awal mula berdirinya bank secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut. Kira-kira tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal semmacam abnk. Bank ini meminjamkan emas dan oerak sebagai Greek Temple, yang menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya serta meminjamkan kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah muncul bankir-bankir swasta pertama. Operasinya meliputi penukaran uang dan segala bentuk Universitas Sumatera Utara 59 kegiatan bank. Lembaga perbankan yang pertama di Yunani timbul pada tahun 560 SM. Sekitar abad ke 16 di London ( Inggris), Amsterdam (Belanda) serta Antwerpen dan Leuven (Belgia) sebagai tukangtukang emas bersedia menerima uang logam utnuk disimpan. Srbagai tnada bukti prnyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpan suatu tanda depositi yang disebut Goldsmith’s note. Ini merupakan bukti bahwa tukang emas mempunyai hutang. Lambat laun tanda deposito itu diterima alat pembayaran atau menjadi uang kertas. Sejarah bank di Indonesia dimulai sebelum Perang Dunia II, pada waktu itu Nederland Indie yang memiliki tiga buah bank yang di dalamnya mempunyai peranan tertentu. Ketiga bank tersebut adalah : De Javasche Bank N.V, De Algemene Volksscredietbank, De Postpaarbank. Pasca Perang dunia kedua, bersamaan dengan kekalahan Jepang, pemerintah Belanda berusaha kembali ke Indonesia dengan membonceng tentara Inggris (sekutu) dan terjadilah perang melawan penjajah. Pada masa itu ada dua bank pemerinyah yakni : Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia. II.4.2 Defenisi Bank Defenisi bank menurut UU No 14/1967 Pasal 1 tentang Pokok-Pokok perbankan adalah “ lembaga yang usaha pokoknya memenrikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan Universitas Sumatera Utara 60 peredaran uang”. (Suyatno, 1999:1). Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.10 tahun 1998 Tentang Perubahan UndangUndang No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan : Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2004 : 302). Prof G. M Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan : “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayrannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang digital. II.4.3 Fungsi Bank Dilihat berbagai macam defenisi tentang bank maka dapat dikelompokkan fungsi bank menjadi tiga : 1. Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama ini bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dalam bentuk : Universitas Sumatera Utara 61 • Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta atau diambil kembali setiap saat • Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah ditentukan habis. • Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama si penyimpan giro, yang oenarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau perintah tertentu kepada bank. Pengertian pertama ini mencerminkan bahwa bank melaksanakn operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga. 2. Bank dilihat sebaagai pemberi kredit, ini berabati bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Menurut Mac leod (Suyatno 1999 :2) “bank is a shop for the sale of credit”. Jadi, fungsi bank terutama dilihat sebagau pemberi kredit, tanpa mempermasalahkjan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber ada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri. 3. Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanana/tabungan masyarakat maupun penciptaan uang bank. Universitas Sumatera Utara 62 Jenis tabungan ada empat macam yaitu tabungan Simpedes, Britama, tabungan onh dan Britama Dollar sedangkan jenis deposito memiliki dua macam yaitu Deposito valuta asing dan Deposito rupiah. II.5. Minat Minat adalah keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat kuat terhadap sesuatu. Minat adalah sikap yang menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu lebih rinci dalam diri seseorang, adanya keinginan/hasrat untuk melakukan sesuatu yang muncul akibat objek tertentu. Seorang komunikator dikatakan akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikannya apabila komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengan komunikannya agar dapat menimbulkan simpati komunikan terhadapnya. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan merupakan awal suksesnya sebuah komunikasi. Apabila perhatian komunikan lebih terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan lanjutan dari perhatian. Minat adalah rasa suka/senang dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu (Pandji, 1995:9) Sedangkan menurut Hurlock (1978 : 62), minat adalah suatu perangkat mental terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasatakut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Widjaya (2000:45), secara teori minat memiliki ciri – ciri sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 63 1. Minat tidak dibawa sejak lahir 2. Dapat berubah – ubah ( situasional dan temporal ) 3. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek 4. Objek itu dapat merupakan sesuatu hal tertentu, tapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal –hal tersebut. Minat menggunakan yang timbul dalam diri konsumen sangat didukung oleh beberapa faktor. Menurut Fransesco M. Nicosia, seorang konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk ataupun jasa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor luar, yaitu faktor lingkngan tempat tinggal yang mempengaruhi konsumen. Misalnya, karena dorongan teman, mengikuti orang lain yang menggunakan barang dan jasa tersebut dan sebagainya. 2. Faktor dalam, yaitu faktor pemikiran atau kejiwaan dari dalam diri konsumen itu sendiri yang bersifat rasional ( Engel, 1995:30 ). Apabila dikaitkan dengan penelitian ini, maka kegiatan personal selling yang dilakukan oleh Customer Service BRI harus dikreasikan dan dikmbangkan kembali agar lebih dapat lagi menarik perhatian dari pada nasabah. Dari perhatian dan kertertarikan itu akan timbul minat dalam diri calon nasabah untuk membuka nomor rekening yang baru. II.6. Teori AIDDA Universitas Sumatera Utara 64 Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action procedure , yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy ( 2000:89) AIDDA adalah akronim dari kata-kata attention (perhatian), interest (minat), Desire (hasrat), Descision (keputusan), Action ( tindakan/kegiatan). Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention). Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka atau komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan harus dapat menimbulkan daya tarik sendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya (Jeffkins, 1997 :120). Dari teori ini penulis mengkaji minat menabung diawali dari perhatian (attention) khalayak terhadap pesan yang disampaikan oleh Simpedes BRI melalui personal selling yang dilakukan oleh customer service di setiap unit BRI. Setelah itu timbul ketertarikan atau minat masyarakat untuk menabung di bank BRI dan timbul keinginan untuk merealisasikan minat tersebut. Hingga melakukan kegiatan menabung di Bank BRI. Dengan proses AIDDA ini merumuskan tinggi atau rendahnya minat menabung nasabah BRI II.7. TEORI SOR Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi Universitas Sumatera Utara 65 adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi (Effendy 1993: 254). Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah : a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini bukan how to change the attitude (bagaimana mengubah sikap komunikan). Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukutannya, mengutip pendapat Hovland, Jannis, Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : a) Perhatian b) Pengertian c) Penerimaan Universitas Sumatera Utara 66 Organisme : o o o Stimulus Perhatian Pengertian Penerimaan Response (Perubahan Sikap) GAMBAR 3. TEORI S-O-R Gambar diatas menunujukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka akan terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003:256) Universitas Sumatera Utara