melalui iklan layanan masyarakat - UDINUS

advertisement
LAPORAN TUGAS AKHIR
MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP
ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN)
MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
A14.17802 Tugas Akhir Komunikasi Visual
Semester Ganjil - 2015/2016
TEGUH SETIONO
A14.2011.01273
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2016
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
JUDUL
: MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP
ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN)
MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
NAMA
: TEGUH SETIONO
NIM
: A14.2011.01273
Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui,
Semarang, 12 Februari 2016
Edy Mulyanto, SSi, M.Kom
Pembimbing I
Toto Haryadi, M.Ds
Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M
Dekan Fakultas Ilmu Komputer
ii
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
JUDUL
: MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP
ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN)
MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
NAMA
: TEGUH SETIONO
NIM
: A14.2011.01273
Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan
Dihadapan Dewan Penguji pada sidang Tugas Akhir
Semarang, 24 Februari 2016
Dewan Penguji
Hanny Haryanto, S.Kom, M.T
Ketua Penguji
Dzuha Hening Yanuarsari, M.Ds
Penguji I
Ahmad Akrom, M.Kom
Penguji II
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertandatangan di bawah
ini, saya:
NAMA
: TEGUH SETIONO
NIM
: A14.2011.01273
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul:
MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL
CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN
MASYARAKAT
Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing
telah saya jelaskan sumbernya). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir
bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup,
maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang
melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya.
Semarang, 24 Februari 2016
Yang menyatakan,
Teguh Setiono
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertandatangan di bawah
ini, saya:
NAMA
: TEGUH SETIONO
NIM
: A14.2011.01273
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan pada
Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive)
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL
CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN
MASYARAKAT
Beserta perangkat yang diperlukan dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini
Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, menyalin ulang
(memperbanyak), menggunakan, mendistribusikan, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Semarang, 24 Februari 2016
Yang menyatakan,
Teguh Setiono
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
lancar dan dapat menyusun laporan dengan baik. Tugas Akhir yang berjudul
“MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL
CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN
MASYARAKAT” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Desain pada program studi Desain Komunikasi Visual,
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir dan menyusun laporan ini, penulis telah
mendapatkan bimbingan, bantuan, nasihat, dan motivasi serta saran-saran dari
berbagai pihak, khususnya Dosen Pembimbing. Oleh karena itu pada kesempatan
yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Istri tercinta dan keluarga, yang selalu mendoakan, memberi dukungan serta
semangat hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
2.
Bapak Dr. Ir, Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universtas Dian
Nuswantoro Semarang
3.
Bapak Dr. Abdul Syukur, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
4.
Ibu Ir. Siti Hadiati Nugraini, M.Kom, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Desain Komunikasi Visual - S1
5.
Bapak Edy Mulyanto, SSi, M.Kom dan Bapak Toto Haryadi, M.Ds selaku
Dosen Pembimbing
6.
Ibu Umi Rosyidah, S.Kom, M.T selaku Dosen Wali.
7.
Jajaran staf DKK Semarang khususnya Bidang Kesehatan Keluarga dan
Promosi Kesehatan
8.
Mas Sony dan Mbak Deozela sekeluarga yang telah banyak meluangkan
waktu untuk membantu
9.
Sahabat-sahabat Mahasiswa DKV Universitas Dian Nuswantoro
vi
10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini. Semoga perancangan Tugas Akhir dan penyusunan
laporan ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 12 Februari 2016
Penulis
Teguh Setiono
vii
ABSTRAK
Tingginya angka kematian ibu di Kota Semarang disebabkan oleh komplikasi
kehamilan, yang mana komplikasi kehamilan tersebut sebenarnya dapat dicegah
dan dideteksi dini melalui antenatal care (pemeriksaan kehamilan) secara rutin.
Namun demikian, masih banyak ibu hamil yang terlambat memeriksakan
kehamilannya dan bahkan tidak memeriksakan kehamilannya ke puskesmas
maupun bidan. Dari permasalahan tersebut, penulis terdorong untuk memberikan
informasi yang bersifat persuasif melalui iklan layanan masyarakat dengan
pendekatan yang kreatif sehingga dapat mudah diterima dan diingat oleh
masyarakat khususnya ibu hamil yang pada akhirnya akan dapat merubah perilaku
ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Dalam penelitian
penulis menggunakan metode kualitatif dengan data diperoleh dari wawancara
dan data di analisis menggunakan metode analisis 5W+1H. Hasil analisis tersebut
digunakan untuk membuat konsep perancangan iklan layanan masyarakat. Media
utama yang digunakan berupa iklan audio visual. Selain untuk mempermudah
penerimaan pesan, media ini dipilih untuk menggambarkan visual secara nyata
dari pesan yang disampaikan. Untuk memperkuat penyampaian pesan, penulis
juga menggunakan media pendukung yang bisa bermanfaat untuk ibu hamil, yaitu
berupa poster, kalender kehamilan, pulpen, totebag dan mug. Dengan didukung
oleh pemilihan media yang dekat dengan ibu hamil tersebut diharapkan pesan
lebih tertanam dibenak ibu hamil untuk lebih peduli dan tergerak melakukan
pemeriksaan kehamilan sehingga menghasilkan bayi yang sehat dan keluarga
bahagia.
Kata Kunci : Antenatal Care, Iklan Layanan Masyarakat, Komplikasi Kehamilan
viii
ABSTRACT
The high rate of maternal mortality in the Semarang city caused by complications
of pregnancy, in which the pregnancy complications actually could be prevented
and detected early through antenatal care on a regular basis. Nevertheless, there
are still many pregnant women late checkups and even checkups to health centers
and midwives. Of these problems, authors are encouraged to provide persuasive
information through public service advertising with a creative approach that can
be readily accepted and remembered by people, particularly pregnant women
who will ultimately be able to change the behavior of pregnant women for
antenatal routine. In the study the authors use qualitative methods to the data
obtained from interviews and the data were analyzed using analytical methods
5W+1H. The results of this analysis are used to create the design concept of
public service ads. The main media used in the form of audio-visual advertising.
In addition to facilitate the receipt of the message, the media have been selected to
illustrate the real visual of the message. To strengthen the delivery of messages,
the author also uses supporting media that can be beneficial for pregnant women,
namely in the form of posters, a pregnancy calendar, pens, totebags and mugs.
Supported by a selection of media that is close to the expectant mother expected
more messages embedded in the minds of pregnant women to be more concerned
and moved antenatal so as to produce a healthy baby and a happy family.
Keywords: antenatal care, complications of pregnancy, public service ads
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR .................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .....................v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI …… ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................4
1.3 Tujuan Perancangan .........................................................................4
1.4 Manfaat Perancangan .......................................................................4
1.5 Batasan Masalah ...............................................................................5
1.6 Metodologi Perancangan ..................................................................5
1.6.1 Metode Penelitian .......................................................................5
1.6.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................6
1.6.3 Metode Analisis Data .................................................................7
1.6.1 Metode Perancangan ...................................................................7
1.6.1 Skema Metode Perancangan .......................................................8
1.7 Tinjauan Teori Permasalahan ...........................................................9
1.6 Tinjauan Teori Perancangan Desain ................................................14
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
2.1 Tinjauan Antenatal Care Dan Fakta Di Masyarakat ........................28
2.2 Data Dinas Kesehatan Kota Semarang ............................................35
x
2.3 Segmentasi Target Audiens .............................................................36
2.4 Faktor Penghambat dan Pendukung ................................................36
2.4.1 Faktor Penghambat .....................................................................36
2.4.2 Faktor Pendukung ......................................................................37
2.5 Analisis Data ...................................................................................37
2.6 Usulan Pemecahan Masalah ............................................................39
2.6.1 Permasalahan ..............................................................................39
2.6.2 Pemecahan Masalah ...................................................................39
BAB III KONSEP PERANCANGAN
3.1 Konsep Kreatif .................................................................................41
3.1.1 Strategi Kreatif ..........................................................................41
3.1.2 Pendekatan Isi Pesan .................................................................41
3.1.3 Penentuan “What to say” dan “How to say” .............................42
3.1.4 Desire Response ........................................................................42
3.2 Program Kreatif ...............................................................................42
3.2.1 Tema Pokok ...............................................................................42
3.2.2 Pendukung Tema .......................................................................43
3.2.3 Pedoman Bentuk Kreatif ...........................................................43
3.2.4 Daya Tarik Pesan Iklan ..............................................................43
3.3 Media Planning ................................................................................44
3.3.1 Strategi Media ............................................................................44
3.3.2 Program Media ..........................................................................46
3.4 Biaya Perancangan ..........................................................................48
3.4.1 Biaya Media ...............................................................................48
3.4.2 Biaya Kreatif ..............................................................................48
3.4.3 Total Biaya Perancangan ...........................................................48
BAB IV VISUALISASI DESAIN
4.1 Pra Produksi .....................................................................................49
4.1.1 Ide Cerita ...................................................................................49
xi
4.1.2 Pengembangan Ide Cerita ..........................................................49
4.1.3 Storyline .....................................................................................50
4.1.4 Setting Adegan ..........................................................................51
4.1.5 Script ..........................................................................................51
4.1.6 Storyboard .................................................................................54
4.1.7 Format Iklan Layanan Masyarakat ............................................56
4.1.8 Program Visual ...........................................................................57
4.2 Produksi ...........................................................................................58
4.2.1 Karakter Tokoh ..........................................................................58
4.2.2 Setting Background ...................................................................60
4.3 Pasca Produksi .................................................................................61
4.3.1 Editing .......................................................................................61
4.3.2 Sound .........................................................................................63
4.3.3 Final Story ..................................................................................64
4.4 Media Pendukung ............................................................................67
4.4.1 Poster .........................................................................................67
4.4.2 Kalender Kehamilan ..................................................................71
4.4.3 Pulpen ........................................................................................72
4.4.4 Totebag ......................................................................................73
4.4.5 Mug ............................................................................................73
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................75
4.2 Saran ................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik penyebab & waktu kejadian kematian ibu maternal ...............2
Gambar 1.2
Bagan Alir Penelitian ........................................................................8
Gambar 1.3
Konsep antenatal care ......................................................................14
Gambar 1.4
Unexpected - iklan mc donald ...........................................................14
Gambar 1.5
Stop global warming .........................................................................15
Gambar 2.6 Grafik Jumlah & Angka Kematian Ibu Jawa Tengah
Tahun 2010-2014 .............................................................................28
Gambar 2.7 Grafik Jumlah & Angka kematian ibu Kota Semarang
Tahun 2012 – 2014 ...........................................................................29
Gambar 2.8 Grafik penyebab ibu hamil tidak periksa kehamilan .........................32
Gambar 2.9
Struktur organisasi DKK Semarang ..................................................35
Gambar 4.10 Iklan Tri Versi Ibu ............................................................................57
Gambar 4.11 Iklan Line .........................................................................................58
Gambar 4.12 Karakter Tokoh Anak .......................................................................58
Gambar 4.13 Karakter Tokoh Ibu ..........................................................................59
Gambar 4.14 Karakter Tokoh Nenek ......................................................................59
Gambar 4.15 Karakter Tokoh Ayah ........................................................................59
Gambar 4.16 Ruang Keluarga ................................................................................60
Gambar 4.17 Ruang Keluarga ................................................................................60
Gambar 4.18 Halaman Rumah ...............................................................................61
Gambar 4.19 Pemakaman ......................................................................................61
Gambar 4.20 Editing Video 1 ................................................................................62
Gambar 4.21 Editing Video 2 .................................................................................62
Gambar 4.22 Editing Audio ...................................................................................63
Gambar 4.23 Pilihan Sketsa Poster 1 ......................................................................67
Gambar 4.24 Referensi Poster ................................................................................68
Gambar 4.25 Pilihan Layout Poster 1 ....................................................................68
Gambar 4.26 Poster 1 ..............................................................................................69
Gambar 4.27 Sketsa Poster 2 .................................................................................70
xiii
Gambar 4.28 Poster 2 .............................................................................................71
Gambar 4.29 Aplikasi media kalender kehamilan ..................................................72
Gambar 4.30 Aplikasi media pulpen.......................................................................72
Gambar 4.31 Aplikasi media totebag ......................................................................73
Gambar 4.32 Aplikasi media mug ..........................................................................74
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Program Media .....................................................................................47
Tabel 3.2 Biaya Media ..........................................................................................48
Tabel 4.3 Storyboard .............................................................................................54
Tabel 4.4 Final Story ............................................................................................64
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada umumnya kehamilan seseorang dapat berkembang dengan
normal dengan usia kehamilan yang cukup dan melahirkan bayi yang sehat.
Namun tidak semua masa kehamilan hingga persalinan dapat berjalan
normal dan menggembirakan ibu, suami dan keluarga, tetapi ibu hamil bisa
menghadapi masa ketidaknyamanan, kesakitan, bahkan hingga bisa
menyebabkan kematian ibu hamil maupun bayi. Dalam dunia kesehatan,
salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pelayanan
kesehatan dalam program pembangunan kesehatan yaitu diukur dari tinggi
rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu merupakan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015).
Dinas kesehatan Jawa Tengah menyebutkan bahwa Kota Semarang
yang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah masih termasuk dalam
kabupaten/kota di Jawa Tengah yang memiliki angka kematian ibu tinggi.
Kota Semarang dengan segala fasilitas kesehatan yang didukung oleh
teknologi kesehatan memadai, dokter spesialis yang melimpah, transportasi
dan kondisi geologis yang mudah, tingkat pendidikan dan ekonomi
masyarakat yang diatas rata-rata ternyata masih dijumpai angka kematian
ibu yang tinggi. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
menyebutkan bahwa 72 dari 204 dokter spesialis kandungan terkonsentrasi
di Semarang. Dengan kondisi tersebut seharusnya Kota Semarang menjadi
percontohan bagi kota-kota lain di Jawa Tengah.
1
2
6.06%
3.03%
Eklampsia
18.18%
18.18%
Perdarahan
48.48%
Penyakit
Infeksi
27.27%
54.55%
Nifas
Bersalin
Hamil
Lain-lain
24.24%
Gambar 1.1 Grafik penyebab & waktu kejadian kematian ibu maternal
Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014
Menurut data dalam Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014
didapatkan penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan oleh
komplikasi kehamilan yaitu eklampsia (48,48 %), perdarahan (24,24 %),
disebabkan karena penyakit sebesar 18,18 %, disebabkan karena infeksi
sebesar 3,03 % dan lain-lain sebesar 6,06 %. Kondisi saat meninggal paling
banyak yaitu pada masa nifas sebesar 54,55 %, yang diikuti waktu bersalin
sebesar (27,27 %).
Lebih dari 90 % penyebab kematian tersebut dapat dideteksi dan
dicegah apabila ibu melakukan antenatal care (pemeriksaan kehamilan)
secara rutin untuk mengantisipasi sedini mungkin hal-hal yang akan
mengancam keselamatan ibu dan janin (Balitbangkes, 2013). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dkk. (2012), ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal care rendah atau kurang dari 4 kali berisiko
mengalami kematian neonatal 7,3 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal care rutin. Oleh karena itu, kunjungan
antenatal care secara rutin.sangat penting untuk mengurangi resiko
kehamilan.
Pemeriksaan antenatal care pertama kali yang ideal yaitu sedini
mungkin semenjak ibu dinyatakan positif hamil (Kemenkes RI, 2012).
Namun pada kenyataannya masih banyak ibu hamil yang tidak
memeriksakan kehamilannya setelah dinyatakan positif hamil atau terlambat
3
memeriksakan kehamilannya. Menurut Ketua Forum Masyarakat Madani
(FMM) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kota Semarang, Ahmad Jawahir,
mengatakan bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak peduli dengan
kehamilannya, bahkan ada yang enam bulan belum pernah periksa
kehamilan, hal itu tentu mempengaruhi tingginya angka kematian ibu di
Kota Semarang (Tribunjateng.com, 2015). Sebagian besar ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care setelah trimester kedua kehamilan dan
hanya jika ibu mengalami gangguan atau keluhan saja. Padahal pemeriksaan
antenatal care sedini mungkin sangat penting karena pada trimester pertama
merupakan proses terbentuknya organ-organ tubuh penting pada janin
(Kompas.com, 2015).
Kesadaran masyarakat akan kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa masih
banyak ditemukan beberapa puskesmas di Kota Semarang dengan cakupan
K1 & K4 yang rendah. 8 dari 37 puskesmas di Kota Semarang masih
memiliki cakupan K1 rendah sebesar 62,41% dan 19 dari 37 puskesmas
masih memiliki cakupan K4 rendah sebesar 84,30% (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2014). K1 dan K4 merupakan indikator yang digunakan untuk
menilai pelayanan kesehatan ibu hamil. Rendahnya kunjungan antenatal
care tentu sangat memprihatinkan mengingat pelayanan antenatal care
untuk deteksi dini komplikasi kehamilan penyebab kematian ibu dan untuk
pendidikan tentang kehamilan.
Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Semarang lebih kepada
layanan kesehatan, perbaikan fasilitas maupun peningkatan kompetensi
tenaga medis dan yang bersifat teknis lainnya sehingga perlu adanya peran
serta masyarakat dalam mengentaskan permasalahan kehamilan ini.
Penyampaian informasi secara tepat dalam bentuk iklan layanan
masyarakat yang membahas mengenai antenatal care menjadi sangat
dibutuhkan sebagai solusi untuk memberikan pengetahuan yang dapat
meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care. Menurut
Pujiyanto (2013), Iklan layanan masyarakat merupakan proses penyampaian
4
informasi yang bersifat persuasif atau mendidik khalayak melalui media
periklanan agar pengetahuannya bertambah, menumbuhkan kesadaran sikap
dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang disampaikan,
serta mendapatkan citra yang baik di benak masyarakat. Oleh karena itu,
penulis sangat terdorong untuk merancang iklan layanan masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care yang dapat
mendeteksi dini komplikasi kehamilan yang pada akhirnya akan dapat
mengurangi angka kematian ibu di Kota Semarang pada khususnya dan di
Jawa Tengah pada umumnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat
disimpulkan rumusan masalah yaitu:
Bagaimana meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal
care (pemeriksaan kehamilan) di Kota Semarang melalui iklan layanan
masyarakat?
1.3
Tujuan Perancangan
Dalam sebuah perancangan tentunya tidak lepas dari tujuan yang
hendak dicapai.. Dalam perancangan ini memiliki tujuan yaitu:
Meningkatkan
kesadaran
ibu
hamil
terhadap
antenatal
care
(pemeriksaan kehamilan) di Kota Semarang melalui iklan layanan
masyarakat.
1.4
Manfaat Perancangan
Adapun manfaat yang didapat dari perancangan iklan layanan
masyarakat ini yaitu sebagai berikut :
a.
Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil dari perancangan iklan layanan masyarakat ini diharapkan
mampu menambah pengetahuan yang akan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan)
5
sehingga ibu hamil akan rutin melakukan kunjungan antenatal care
demi kesehatan ibu dan janin.
b.
Manfaat Bagi Klien
Dapat
membantu
klien
dalam hal
mensosialisasikan
kepada
masyarakat terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan) yang
pada akhirnya akan dapat mengurangi angka kematian ibu di Kota
Semarang.
c.
Manfaat Bagi Universitas
Perancanagan ini sebagai bentuk bukti bahwa Unversitas dapat
melahirkan mahasiswa yang unggul dalam bidang desain komunikasi
visual dan diterima dengan baik oleh masyarakat luas.
d.
Manfaat Bagi Penulis
Dengan
perancangan
ini
dapat
menambah
pengalaman
dan
pengetahuan serta sebagai wujud kepedulian untuk menerapkan ilmu
yang telah didapat untuk menyelesaikan masalah yang sedang
berkembang di masyarakat.
1.5
Batasan Masalah
Agar perancangan ini menghasilkan desain yang tepat maka
diperlukan adanya batasan-batasan. Perancangan ini sebatas pada iklan
layanan masyarakat dengan materi hanya berfokus pada dampak dan
penyebab ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care. Sasaran
secara geografis dari perancangan ini adalah wilayah Kota Semarang.
Perancangan ini ditujukan untuk seluruh masyarakat kota Semarang, usia
18-40 tahun, terutama ibu hamil dan keluarga.
1.6
Metodologi Perancangan
1.6.1 Metode Penelitian
Dalam perancangan tugas akhir ini penulis menggunakan
pendekatan metode kualitatif, karena perancangan ini bersifat
deskriptif, artinya perancangan ini menekankan pada pengaruh antar
6
variabel, yaitu kesadaran ibu hamil dan antenatal care dengan tujuan
agar penulis mendapatkan makna hubungan antara kesadaran ibu hamil
dengan antenatal care. Dengan menggunakan matode kualitatif ini
diharapkan dapat menjawab masalah mengenai antenatal care bagi ibu
hamil yang terdapat dalam rumusan masalah dari perancangan tugas
akhir ini.
1.6.2 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data akan di peroleh melalui metode wawancara dengan Ibu
Siti Minasari, SKM selaku Kepala Seksi Kesehatan Ibu Dinas
Kesehatan Kota Semarang dan masyarakat khususnya ibu hamil
sebagai objek pelayanan antenatal care.
Topik wawancara untuk Ibu Siti Minasari, SKM selaku Kepala
Seksi Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah
informasi seputar pelayanan antenatal care, dan upaya yang sudah
dilakukan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Sedangkan
informasi akan penulis dapatkan dari ibu hamil yaitu mengenai
sejauh mana pengetahuan ibu hamil terhadap antenatal care dan
seputar fakta permasalahan yang ada dilapangan sehingga penulis
dapat mengetahui aspek psikografi maupun behaviour dari ibu hamil.
2. Data Sekunder
a. Kepustakaan
Melalui
mengumpulkan
kepustakaan
data
maupun
ini
penulis
informasi
mencari
dari
buku
dan
yang
berhubungan dengan permasalahan yaitu pelayanan antenatal
care dan seputar kehamilan serta buku pedoman kesehatan yang
didapat dari dinas kesehatan. Selain itu juga digunakan untuk
mencari teori-teori dasar yang berhubungan dengan desain
komunikasi visual untuk menunjang dan mendukung perancangan
tugas akhir ini.
7
b. Internet
Internet digunakan untuk menambah informasi maupun
data-data pendukung yang diperlukan. Dalam perancangan ini
penulis mencari data dari internet melalui web resmi Dinas
Kesehatan, mulai dari tingkat Kota Semarang hingga Dinas
Kesehatan RI, berita dari tribunjateng.com, suaramerdeka.com,
kompas.com, dan dari sumber terpercaya lainnya.
1.6.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis menggunakan
metode 5W+1H (what, who, where, when. why, how). Sudut pandang
yang digunakan dalam metode 5W+1H ini yaitu sudut pandang dari
permasalahan, klien, dan dari sudut pandang target audience
perancangan tugas akhir ini. Yang akan dibahas dalam metode 5W+1H
yaitu mengenai apa itu pelayanan antenatal care, mengapa ibu hamil
harus melakukan kunjungan antenatal care dan apa dampak jika ibu
hamil tidak melakukan kunjungan antenatal care.
1.6.4 Metode Perancangan
Dari latar belakang akan didapatkan rumusan masalah, kemudian
ditentukan tujuan perancangan. Setelah itu menentukan data yang harus
dikumpulkan dan mencari data tersebut serta menentukan target
audiennya. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dan
penentuan konsep. Setelah itu ditentukan strategi desain yang akan
digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
8
1.6.5 Skema Metode Perancangan
Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian
9
1.7
Tinjauan Teori Permasalahan
1.
Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu hamil selama kehamilannya
sampai saat persalinan dan dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)
(Kemenkes RI, 2013).
2.
Tujuan & Manfaat Antenatal Care
Tujuan antenatal care menurut Saifudin (2008:90) adalah :
a.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang anak.
b.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
ibu dan bayi.
c.
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat
penyakit secara umum
d.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
f.
Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Manfaat antenatal care yaitu dapat ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
persalinannya (Manuaba, 2010:109).
3.
Kunjungan Antenatal Care
Standart minimal pemeriksaan antenatal care menurut Dinas
Kesehatan (2015) setidaknya dilakukan sebanyak 4 kali selama
kehamilan dengan frekuensi yaitu :
10
a.
Minimal 1 kali pada trimester I sebelum usia kehamilan 14
minggu
b.
Minimal 1 kali pada trimester II usia kehamilan 14-28 minggu
c.
Minimal 2 kali pada trimester III usia kehamilan 28-36 minggu
atau lebih
Sedangkan menurut Manuaba (2010:111), standar pemeriksaan
antenatal care dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut :
Pemeriksaan pertama; Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah
diketahui terlambat haid. Pemeriksaan ulang; Setiap bulan sampai umur
kehamilan 7 bulan, Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 9
bulan, Setiap 1 minggu sejak umur hamil 9 bulan sampai terjadi
persalinan. Pemeriksaan khusus bila terjadi keluhan-keluhan tertentu.
4.
Tempat Pelayanan Antenatal Care
Tempat pemberian pelayanan antenatal care meliputi rumah sakit
pemerintah/ swasta,
rumah sakit bersalin, puskesmas/ puskesmas
pembantu, posyandu dan tempat praktek swasta (bidan dan dokter).
5.
Pelayanan Antenatal Care Beserta Manfaatnya
Standar pelayanan antenatal care 10 T sesuai dalam Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu (2012) terdiri dari:
a.
Timbang Berat Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
antenatal care dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
b.
Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA).
Dilakukan hanya pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama
11
(beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu
hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah.
c.
Ukur Tekanan Darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal care dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau
proteinuria)
d.
Ukur Tinggi Fundus Uteri
Dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan
ada
gangguan
pertumbuhan
janin.
Standar
pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
e.
Tentukan Presentasi Janin dan Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester
II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan letak
janin. Sedangkan Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
f.
Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT.
g.
Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama.
h.
Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
12
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal
care meliputi:
1) Pemeriksaan golongan darah,
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya
untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester
ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena
kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang
janin dalam kandungan.
3) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan
pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria
merupakan
salah
satu
indikator
terjadinya
preeklampsia pada ibu hamil.
i.
Tatalaksana/Penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
j.
Komunikasi, Informasi,dan Edukasi (KIE) Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi tentang kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat,
peran
suami/keluarga
dalam
kehamilan
dan
perencanaan
13
persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
serta kesiapan menghadapi komplikasi.
6.
Kerangka Konsep Antenatal Care
Ibu Hamil Sehat
Antenatal
Care
Ibu Hamil
Persalinan Aman,
Bayi Sehat
Ibu Hamil
Beresiko
Rujukan
Penanganan
Gambar 1.3 Konsep antenatal care
Sumber: Kemenkes RI, 2012
7.
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktorfaktor lain yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti
lingkungan,
makanan,
minuman
dan
pelayanan
kesehatan
(Notoatmodjo, 2010:46). Dengan kata lain, perilaku kesehatan
merupakan semua kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan
dengan
kesehatan,
baik
pemeliharaan,
peningkatan,
maupun
pencegahan masalah kesehatan.
Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2010), membedakan
adanya 3 tingkat domain/ranah perilaku yaitu :
a.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap suatu
objek yang didapat melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek memiliki tingkat yang berbedabeda, yaitu Tahu; apabila seseorang mampu mengingat kembali
apa yang sudah diamatinya, Memahami; apabila seseorang
14
mampu menjelaskan secara benar apa yang sudah diketahuinya,
Aplikasi;
apabila
mengaplikasikan
apa
seseorang
yang
mampu
sudah
menggunakan/
diketahui/dipahaminya,
Analisis; apabila seseorang mampu menjabarkan dan mencari
hubungan antar komponen yang terdapat dari objek yang
diketahuinya,
Sintesis;
merangkum/menghubungkan
apabila
seseorang
komponen-komponen
mampu
yang
diketahuinya kedalam bentuk yang baru, Evaluasi; apabila
seseorang mampu melakukan penilaian terhadap suatu objek
tertentu.
b.
Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu yang sudah melibatkan pendapat dan emosi
seseorang. Sikap merupakan kesiapan/kesediaan untuk bertindak
dan belum merupakan tindakan. Sikap seseorang dipengaruhi oleh
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi.
c.
Tindakan/praktik
Tindakan merupakan wujud dari sikap atau merupakan aksi
nyata dari sikap yang sudah ditunjukkan.
1.8
Tinjauan Teori Perancangan Desain
1.
Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah jenis periklanan yang dilakukan
oleh pemerintah, suatu organisasi komersial ataupun non komersial
untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis terutama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Widyatmoko, 2007).
Iklan layanan masyarakat merupakan ajakan atau imbauan kepada
masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi
kepentingan umum melalui perubahan kebiasaan atau perilaku
masyarakat yang tidak/kurang baik menjadi yang lebih baik yang
15
bersifat sosial, bukan semata-mata mencari keuntungan (Pujiyanto,
2013).
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, mengajak atau mendidik khalayak dimana
tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan
keuntungan sosial (Widyatama, 2007).
Berdasarkan definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa iklan
layanan masyarakat (ILM) merupakan iklan yang menyajikan pesanpesan sosial yang bertujuan untuk mengajak atau mendidik khalayak
agar pengetahuan masyarakat bertambah, membangkitkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat, dan mengubah perilaku dan kebiasaan
masyarakat terhadap masalah sosial yang diiklankan. Iklan layanan
masyarakat ini bersifat sosial, bukan untuk mencari keuntungan
(bisnis).
2.
Indikator Iklan Yang Baik
Menurut Budiman Hakim (2006: 49-63), iklan yang bagus harus
mengandung unsur SUPER “A”, yang tiap hurufnya mengandung
makna yaitu :
a.
Simple
Simple berarti iklan yang sederhana secara elemen, tampilan
dan
outputnya,
namun
bukan
berarti
sederhana
dalam
pemikirannya, justru pemikiran yang bertingkat dan mendalam.
Untuk iklan yang simple menggunakan elemen sedikit mungkin
namun mampu berbicara (mengkomunikasikan pesan) semaksimal
mungkin.
b.
Unexpected
Iklan yang smart diperlukan ide yang unik dan orisinil. Ide
yang tidak disangka-sangka akan jauh lebih diingat oleh khalayak
dan menjadi top of mind diantara ribuan iklan yang setiap hari
muncul di masyarakat.
16
Gambar 1.4 Unexpected - iklan mc donald
Sumber: Lanturan Tapi Relevan
c.
Persuasive
Iklan harus mempunyai daya pengaruh untuk menyihir orang
melakukan sesuatu. Daya pengaruh yang kuat harus mampu
menggerakkan khalayak untuk melakukan dan mengikuti pesan
yang disampaikan.
d.
Entertaining
Untuk berada dibenak khalayak sasaran, iklan yang dibuat
harus mampu menghibur khalayak sasaran, sehingga iklan yang
menghibur mampu melintas dibenak khalayak sasaran. Entertaining
tidak berarti lucu, dalam skala yang lebih luas diartikan mampu
mempermainkan emosi khalayak sasarannya. Seperti tertawa,
menyanyi, menari, menangis, terharu dan sebagainya. Dengan
catatan permainan emosi tersebut harus mengangkat pesan yang
diiklankan.
e.
Relevan
Ide
yang
muncul
untuk
iklan
bagaimanapun
harus
dikembalikan pada relevansi. Seunik apapun idenya, syaratnya
cuma
satu,
yaitu
relevan.
Ide
harus
mampu
dipertanggungjawabkan, harus rasional, dan harus ada korelasi
dengan pesan yang disampaikan.
17
f.
Acceptable
Iklan yang bagus adalah iklan yang mampu diterima
masyarakat. Terutama tidak bersinggungan dengan nilai-nilai
masyarakat yang menjadi konsumen kita. Bagaimanapun juga,
tujuan akhir dari iklan adalah bisa diterima oleh khalayak dan
akhirnya mengikuti pesan yang disampaikan dalam iklan.
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa iklan yang
baik harus memuat unsur SUPER “A” (Simple, Unexpected,
Persuasive, Entertaining, Relevan, Acceptable). Dengan memahami
bagaimana iklan yang bagus dan baik akan membantu penulis dalam
menentukan dan sebagai acuan dalam menilai dan merancang iklan
layanan masyarakat yang akan dibuat nantinya sehingga diharapkan
mampu menjawab permasalahan.
3.
Tujuan Iklan
Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam
dari alat komunikasi yang penting bagi perusahaan dan organisasi
lainnya, menurut Terence A. Shimp (2000:261) adalah sebagai berikut:
a.
Informing (memberikan informasi)
Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif
b.
Persuading (mengajak)
iklan yang efektif akan mampu membujuk konsumen untuk
mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
c.
Remainding (mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap
ingatan para konsumen.
segar dalam
18
d.
Adding Value (memberikan nilai tambah)
Periklanan
memberikan
nilai
tambah
dengan
cara
penyempurnaan kuali tas dan inovasi pada merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen.
e.
Assisting (mendampingi)
Peranan
periklanan
adalah
sebagai
pendamping
yang
menfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses
komunikasi pemasaran.
4.
Penekanan Pesan Pada Iklan Layanan Masyarakat
Iklan Layanan Masyarakat menurut Pujiyanto (2013:203-213)
bila diperhatikan sesuai temanya terdapat empat kelompok yang
masing-masing memiliki karakter dan teknik penyampaian sendirisendiri, yaitu sebagai berikut :
a.
Tema Larangan dan Sindiran
Gambar 1.5 Stop global warming
Sumber: Iklan Layanan Masyarakat
Pesan bertema larangan dan sindiran pada iklan layanan
masyarakat biasanya memiliki awalan headline dengan kata
“jangan”, “stop”, “dilarang”, “hentikan”, dan sebagainya. Iklan
layanan masyarakat kelompok ini lebih tegas dan biasanya
permasalahan yang diangkat sudah akut, terlalu lama atau sudah
19
keterlaluan sehingga penyampaian menggunakan kata yang bersifat
keras atau kasar. Selain verbal, iklan layanan masyarakat ini
menggunakan gambar/ilustrasi sebagai ujung tombak dalam
mengkomunikasikan pesan.
b.
Tema Peringatan atau Ancaman
Iklan layanan masyarakat dengan tema peringatan atau
ancaman bersifat keras, biasanya dengan menggunakan kata
“awas”, “waspadalah”, dan sebagainya
c.
Tema Imbauan atau Anjuran
Tema imbauan atau anjuran dalam iklan layanan masyarakat
memberikan
informasi
dan
mengajak
masyarakat
untuk
mengikutinya. Jenis iklan ini bersifat lebih halus dalam
penyampaian pesan dan biasanya menggunakan kata “taatilah”,
“ikutilah”, “pastikan”, “ayo”, dan sebagainya.
5.
Gaya dalam Mengeksekusi Pesan
Menurut M. Suyanto (2008:1-11) gaya dalam mengeksekusi
pesan iklan yaitu sebagai berikut :
a.
Menjual langsung (straight sell)
Gaya menjual langsung tertuju langsung pada informasi
produk atau jasa. Gaya eksekusi ini sering digunakan bersama daya
tarik rasional yang memfokuskan pesan pada produk atau jasa serta
manfaat dan atau atribut spesifiknya.
b.
Potongan kehidupan (slice of life)
Menunjukkan satu atau beberapa orang yang menggunakan
produk tersebut dalam keadaan normal. Umumnya didasarkan
padapendekatan
pemecahan
masalah
sehari-hari.
Kemudian
pengiklan menunjukkan bahwa produk yang diiklankan sebagai
pemecah masalah. Pengiklan menyukai gaya ini, karena percaya
bahwa gaya ini efektif untuk menyajikan situasi yang sebagian
besar konsumen mendapatkan manfaat dari kelebihan produk
20
tersebut. Jenis iklan ini mencoba menggambarkan atau memotret
suatu masalah atau konflik yang biasanya dihadapi konsumen
dalam kehidupannya sehari-hari.
c.
Gaya hidup (life style)
Menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan suatu
gaya hidup konsumen.
d.
Fantasi (fantasy) khayalan
Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menciptakan
fantasi di sekitar produk tersebut atau penggunaannya.
e.
Suasana atau citra (mood or image)
Membangkitkan suasana atau citra di sekitar produk tersebut,
seperti kecantikan, cinta, atau ketenangan. Tidak ada pengakuan
atas produk tersebut kecuali melalui sugesti, terutama yang sedang
mencari citra “canggih” dan “global”.
f.
Music (musical)
Menggunakan latar belakang musik atau menunjukkan satu
atau beberapa orang atau tokoh kartun yang sedang menyanyikan
suatu lagu tentang produk tersebut.
g.
Simbol kepribadian (personality symbol)
Menciptakan suatu karakter yang menjadi personifikasi
produk tersebut. Karakter tersebut dapat berupa orang, binatang,
atau animasi.
h.
Keahlian teknis (technical expertise)
Menunjukkan
keahlian,
pengalaman,
dan
kebanggaan
perusahaan dalam membuat produk tersebut.
i.
Bukti ilmiah (scientific evidence)
Menyajikan bukti survey atau bukti ilmiah atau laboratorium
bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain.
j.
Bukti kesaksian (testimonial evidence)
Menampilkan seorang sumber yang sangat terpercaya,
disukai, atau ahli yang mendukung produk tersebut.
21
k.
Perbandingan (comparison)
Merupakan cara langsung yang menunjukkan keunggulan
merek terhadap pesaing/posisi merek terkenal/merek baru/merek
pemimpin industry.
l.
Kombinasi
Kombinasi merupakan teknik eksekusi pesan dalam iklan
yang merupakan gabungan dari teknik-teknik lain
6.
Tipografi
Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Nuradi (1996) dalam
Pujiyanto (2013: 94) mengatakan bahwa tipografi adalah seni memilih,
menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk
keperluan percetakan maupun reproduksi.
Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jumlah
rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkan jenis
huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan
ruang yang tersedia, menandai naskah untuk proses typesetting,
menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda (Jefkins dalam
Pujiyanto, 2013).
Tipografi adalah suatu proses seni untuk menyusun bahan
publikasi menggunakan huruf cetak. Maksud dari “menyusun” disini
meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam
sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan
yang dikehendaki (Kusrianto, 2009).
Berdasarkan
beberapa
pandangan
diatas
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa tipografi merupakan seni untuk memilih,
merancang, menyusun, merangkai, menggabungkan dan mengatur tata
letak huruf dan jenis huruf dalam sebuah komposisi yang harmonis
dengan maksud dan tujuan tertentu.
Dengan memahami definisi tipografi akan menjadi pengingat
penulis dalam menentukan dan merancang tata letak huruf dalam iklan
22
layanan masyarakat yang akan menghasilkan sebuah komposisi yang
harmonis sehingga dapat menarik khalayak yang mana tipografi
mempunyai peran untuk memastikan agar informasi yang ingin
disampaikan oleh suatu karya komunikasi visual dapat tersampaikan
dengan tepat.
Dalam
periklanan,
tipografi
berperan
penting
dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak. Tipografi mempunyai peran
untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu
karya komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat. Peran
tipografi berupa headline maupun bodycopy pada iklan. Ada empat
prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu
desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.
1.
Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf
tersebut dapat terbaca. Seorang desainer harus mengenal dan
mengerti karakter bentuk suatu huruf dengan baik.
2.
Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan
hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas.
Dalam menggabungkan huruf dan huruf harus memperhatikan
hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya
spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut harus dilihat dan
dirasakan. Ketidaktepatan menggunakan spasi dapat mengurangi
kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi
yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan
kurang jelas.
3.
Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah kemampuan
suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain
komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts
yang kita gunakan untuk headline dalam brosur tentunya berbeda
dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Setiap karya desain
mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang
digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak
23
tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan
baik.
4.
Clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam
suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target yang
dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan
target audiencenya maka informasi yang disampaikan harus dapat
dimengerti oleh target audiencenya. Beberapa unsur desain yang
dapat mempengaruhi clarity adalah, tampilan visual, warna,
pemilihan tipografi, dan lain-lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tipografi sangat
berperan dalam menyampaikan informasi maupun pesan kepada
khalayak. Setidaknya ada empat prinsip pokok tipografi yang
mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility,
clarity, visibility, dan readibility, yang mana keempat prinsip tersebut
menjadi penentu keberhasilan pesan verbal dalam iklan layanan
masyarakat.
Dengan memahami prinsip pokok tipografi akan membantu
penulis dalam merancang tipografi dalam iklan layanan masyarakat
yang akan dibuat dengan harapan pesan verbal yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh khalayak.
7.
Ilustrasi
Unsur desain yang tidak kalah penting dalam suatu karya
periklanan yaitu ilustrasi. Pada prinsipnya ilustrasi bertujuan untuk
menarik daya minat khalayak agar mengetahui maksud pesan yang
disampaikan. Ilustrasi dapat memperjelas informasi yang sudah
diwujudkan dengan kata-kata atau kalimat. Dalam periklanan, ilustrasi
berfungsi sebagai penarik perhatian dan merangsang minat khalayak
untuk mengetahui keseluruhan pesan, bahkan dengan ilustrasi khalayak
bisa menafsirkan pesan yang disampaikan tanpa membaca kata atau
kalimat verbal. Ilustrasi dianggap sebagai bahasa universal yang dapat
24
menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Ilustrasi
merupakan representasi visual dari pesan yang disampaikan. Ilustrasi
dalam penerapannya bisa ditampilkan melalui teknik fotografi, digital
imaging, line art, drawing, dan teknik lainnya.
Sebagai daya tarik, ilustrasi harus dibuat semenarik mungkin dan
sekreatif mungkin sesuai dengan target audiens namun tetap relevan
dengan pesan yang akan disampaikan. Menurut M. Suyanto (2006: 111132) menyebutkan bahwa daya tarik pesan pada periklanan bisa
dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :
a.
Daya Tarik Selebritis, menggunakan selebritis sebagai penyampai
pesan
b.
Humor, menggunakan metode humor untuk menarik perhatian
c.
Kesalahan, menunjukkan kesalahan agar tidak mengulangi
kesalahan tersebut
d.
Rasional, menampilkan manfaat dan alasan logis pesan yang
disampaikan
e.
Emosional, pendekatan emosional yang berhubungan dengan faktor
psikologis khalayak sasaran
f.
Rasa Takut, pendekatan dengan mengidentifikasi konsekuensi
negatif terhadap perilaku yang tidak aman.
g.
Kombinasi, menggunakan perpaduan dari berbagai daya tarik yang
ada.
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa ilustrasi
menjadi daya tarik utama dalam penyampaian pesan. Ilustrasi menjadi
representasi visual dari pesan verbal yang disampaikan. Oleh karena itu
ilustrasi dibuat sekreatif dan semenarik mungkin sesuai dengan
khalayak sasaran.
Dengan mengetahui dan memahami berbagai jenis daya tarik
dalam periklanan diatas dapat menginspirasi dan membantu penulis
dalam mencari dan menentukan ide yang pas dan sesuai dengan
khalayak sasaran dalam menyampaikan pesan iklan layanan masyarakat
25
yang akan dibuat sehingga dapat menarik khalayak sasaran untuk
memahami pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan mengikuti
dan melakukan sesuai dengan pesan yang disampaikan.
8.
Warna
Warna merupakan salah satu unsur desain yang menghasilkan
daya tarik visual dalam sebuah karya desain. Dalam sebuah karya iklan,
warna memainkan peranan yang sangat besar dalam pengambilan
keputusan untuk mengikuti pesan iklan, dan kenyataannya warna lebih
mempunyai daya tarik pada emosi daripada akal. Pada dasarnya orang
akan tertarik pada media komunikasi pertama kali pada warna yang
ditampilkan karena indra mata kita lebih mudah untuk melihatnya.
Dalam media komunikasi iklan warna ditampilkan pada background,
ilustrasi maupun tipografi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu
karena pada dasarnya setiap warna memiliki kesan dan makna
tersendiri.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa warna sebagai
salah satu unsur desain yang menghasilkan daya tarik visual berperan
penting dalam mempengaruhi keberhasilan pesan yang disampaikan.
Dengan mengetahui teori dasar warna yang berhubungan dengan
periklanan akan membantu penulis dalam merancang iklan layanan
masyarakat yang dapat membangkitkan emosi khalayak dengan warnawarna yang mempunyai makna secara psikologis yang dapat diterima
oleh khalayak sasaran.
Didalam warna dikenal dua golongan warna, yaitu :
a.
Warna Panas
Warna panas terdiri dari warna merah, jingga, kuning.
Secara psikologis, warna panas dihubungkan dengan sikap
spontan, meriah, semangat, hangat, membangkitkan selera, ceria
dan penuh gairah.
26
b.
Warna Dingin
Warna dingin dihubungkan dengan sikap tertutup, sejuk,
santai, berkembang, harapan, tenang dan fresh. Warna dingin
meliputi warna hijau, biru, ungu.
9.
Layout
Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk
mendukung konsep/pesan yang dibawanya (Rustan, 2009).
Layout dalam desain iklan layanan masyarakat adalah proses
memilih
dan
menata
elemen-elemen
desain
yang ada
untuk
membawakan pesan atau informasi yang menghasilkan suatu sarana
komunikasi yang efektif (Pujiyanto, 2013).
Berdasarkan definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa layout
merupakan suatu proses menata, memilih dan menyusun elemenelemen desain pada suatu bidang dalam media tertentu untuk
mendukung pesan kepada khalayak.
Dengan mengetahui definisi tentang layout dapat membantu
penulis dalam menyusun dan merancang iklan layanan masyarakat yang
enak dilihat sesuai dengan khalayak sasaran.
Menurut Surianto Rustan (2009, 74-86), terdapat prinsip dasar
layout yang digunakan dalam merancang sebuah desain, yaitu sebagai
berikut :
a.
Sequence/urutan
Sequence/urutan sering disebut juga dengan hierarki/flow/
aliran, yaitu prinsip layout yang berfungsi untuk mengatur urutan
yang mana dulu informasi yang harus dilihat pembaca, yang mana
yang kedua, dan seterusnya. Dengan adanya sequence akan
membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan
matanya sesuai dengan yang kita inginkan.
27
b.
Emphasis/penekanan
Emphasis/penekanan sering disebut juga dengan pusat
perhatian/point of interest. Diantara elemen-elemen layout harus
ada yang menjadi pusat perhatian sebagai representasi dari inti
pesan yang disampaikan.
c.
Balance/keseimbangan
Balance/keseimbangan yang dimaksud dalam layout berarti
bahwa bidang layout menghasilkan kesan dan rasa yang seimbang
dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan
meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pada
pengaturan letak, tetapi juga pada ukuran, arah, warna, dan lainlain. Ada dua macam keseimbangan dalam layout, yaitu
keseimbangan simetris (bagian kanan dan kiri bidang layout
disusun sama/seimbang) dan keseimbangan asimetris (bagian
kanan bidang layout tidak sama dengan bagian kiri namun tetap
tampak dinamis dan seimbang).
d.
Unity/kesatuan
Unity/kesatuan yaitu prinsip bagaimana mengorganisasikan
seluruh elemen dalam bidang layout saling berkaitan, selaras dan
disusun secara tepat. Elemen-elemen desain disusun sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang enak
dilihat.
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa sebenarnya
prinsip dasar layout tidak jauh beda dengan prinsip dasar desain, yaitu
Sequence atau urutan, Emphasis atau penekanan, Balance atau
keseimbangan, dan Unity atau kesatuan.
Dengan memahami prinsip dasar layout ini akan membantu
penulis dalam menyusun dan menata layout sehingga dapat
menghasilkan iklan layanan masyarakat yang mampu menarik khalayak
secara efektif.
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
2.1. Tinjauan Tentang Antenatal Care Dan Fakta Di Masyarakat
Antenatal care berperan penting dalam pencegahan meningkatnya
Angka Kematian Ibu. Menurut WHO Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2011, 81% diakibatkan karena
komplikasi kehamilan, komplikasi kehamilan diakibatkan oleh rendahnya
kunjungan antenatal care oleh ibu hamil sehingga komplikasi tersebut tidak
terdeteksi secara dini.
130
126,55
per 100.000 KH
125
120
116.01
116.34
2011
2012
118.62
711
kasus
2013
2014
115
110
104.97
105
100
2010
Gambar 2.6 Grafik Jumlah & Angka Kematian Ibu Jawa Tengah
Tahun 2010-2014
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir angka kematian
ibu terus mengalami peningkatan. Pada 2010 tercatat sebanyak 611 kasus,
2011 tercatat 668 kasus, 2012 tercatat 675 kasus, 2013 tercatat sebanyak
668 kasus, dan 711 kasus kematian ibu melahirkan terjadi pada tahun 2014
atau setara dengan 126,55 per 100.000 KH. Hal ini berarti setiap hari
terdapat 2 (dua) orang ibu hamil meninggal di Jawa Tengah. Tingginya
28
29
angka kematian ibu tersebut menjadi perhatian khusus Gubernur Jawa
Tengah, Ganjar Pranowo beserta jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah dalam diskusi yang bertema Turunkan Angka Kematian Ibu
Melahirkan dan Bayi Baru Lahir di Hotel Dafam Semarang, Senin
(14/9/2015), untuk segera menekan permasalahan ini (Beritajateng.net,
2015). Upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini ialah dengan memperbaiki pelayanan gawat darurat di
Rumah Sakit yang menangani persalinan, mengevaluasi layanan Jampersal,
dan memperbaiki fasilitas pelayanan kesehatan hingga ke tingkat desa.
Dalam diskusi tersebut, Ganjar memaparkan faktor terjadinya kasus
kematian ibu terjadi karena kekurangan dokter, menikah dini, transportasi,
fasilitas-fasilitas yang kurang memadai serta asupan gizi yang kurang. Hal
itu hanya terjadi di daerah-daerah terpencil (Metrosemarang.com, 2015).
130
122,25
per 100.000 KH
120
110
107.95
33
kasus
2013
2014
100
90
80.06
80
70
2012
Gambar 2.7 Grafik Jumlah & Angka kematian ibu Kota Semarang
Tahun 2012 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014
Sedangkan untuk wilayah Kota Semarang masih termasuk dalam
kabupaten/kota di Jawa Tengah yang memiliki angka kematian ibu tinggi.
Berdasarkan data dalam Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014
didapatkan angka kematian ibu di Kota Semarang dalam tiga tahun terakhir
30
cenderung meningkat. Pada tahun 2014 sebanyak 33 kasus atau sebesar
122,25 per 100.000 KH, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013
yaitu 29 kasus atau sebesar 107,95 per 100.000 KH, sedangkan tahun 2012
sebanyak 22 kasus atau sebesar 80,06 per 100.000 KH.
Menurut data dalam Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014
didapatkan penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan oleh
komplikasi kehamilan yaitu eklampsia (48,48 %), perdarahan (24,24 %),
disebabkan karena penyakit sebesar 18,18 %, disebabkan karena infeksi
sebesar 3,03 % dan lain-lain sebesar 6,06 %. Kondisi saat meninggal paling
banyak yaitu pada masa nifas sebesar 54,55 %, yang diikuti waktu bersalin
sebesar (27,27 %). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa eklampsia
menempati urutan tertinggi penyebab kematian ibu dibandingkan dengan
yang lainnya.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
menunjukkan bahwa kasus eklampsia tiap tahun mengalami peningkatan
yaitu tahun 2012 terdapat 239 kasus, tahun 2013 terdapat 279 kasus dan
tahun 2014 terdapat 354 kasus. Preeklampsia tersebut dapat dideteksi sedini
mungkin dengan pemeriksaan antenatal care secara teratur mulai trimester I
sampai dengan trimester III. Begitu juga dengan penyebab kematian
lainnya, lebih dari 90 % penyebab kematian tersebut dapat dideteksi dan
dicegah apabila ibu melakukan antenatal care (pemeriksaan kehamilan)
secara rutin untuk mengantisipasi sedini mungkin hal-hal yang akan
mengancam keselamatan ibu dan janin (Balitbangkes, 2013).
Pelayanan Antenatal care bertujuan memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi sejak awal
kehamilan hingga persalinan. Dengan pelayanan antenatal care maka dapat
diketahui resiko dan komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk
melakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Meskipun demikian, masih banyak dijumpai ibu hamil yang tidak
memeriksakan kehamilannya setelah dinyatakan positif hamil sebagaimana
hasil survei profil wanita di Jawa Tengah tahun 2011 ditemukan bahwa
31
18,0% ibu hamil tidak pernah melakukan pemeriksaan antenatal care, 0,4%
pemeriksaan oleh dukun, dan 81,6% ke pelayanan kesehatan (Puskesmas).
Kondisi di Kota Semarang juga tidak jauh berbeda dengan hasil
survei, seperti yang dinyatakan oleh Ketua Forum Masyarakat Madani
(FMM) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kota Semarang, Ahmad Jawahir,
bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak peduli dengan kehamilannya,
bahkan ada yang enam bulan belum pernah periksa kehamilan, hal itu tentu
mempengaruhi tingginya angka kematian ibu di Kota Semarang. Fakta
tersebut didukung oleh data dari laporan tahunan bidang kesehatan keluarga
tahun 2014 yang menyebutkan bahwa 8 dari 37 puskesmas di Kota
Semarang memilki cakupan K1 rendah dan 19 dari 37 puskesmas memiliki
cakupan K4 rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maryani
(2015) menyebutkan bahwa kasus kematian ibu di wilayah kerja puskesmas
Poncol dan Gayamsari disebabkan karena ibu hamil selama masa kehamilan
tidak melakukan pemeriksaan antenatal care.
Sedangkan hasil survei yang dilakukan penulis masih banyak
ditemukan ibu hamil terlambat dalam melakukan pemeriksaan antenatal
care. Hal ini dapat dilihat dari catatan kunjungan pada buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA). Ibu hamil tidak berkunjung pada awal kehamilan atau
trimester pertama melainkan berkunjung setelah trimester kedua kehamilan
atau bulan keempat usia kehamilan. Padahal pemeriksaan antenatal care
sedini mungkin sangat penting karena pada trimester pertama merupakan
proses terbentuknya organ tubuh penting pada janin dan pada masa ini dapat
dideteksi kemungkinan komplikasi kehamilan dan kelainan kehamilan
lainnya. Alasan keterlambatan pemeriksaan antenatal care disebabkan
karena terlambat mengetahui tentang kehamilannya yang merupakan
kehamilan pertama dari si ibu.
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat satu bulan, kemudian periksa ulang satu kali sebulan
sampai usia kehamilan 7 bulan, periksa ulang 2x sebulan sampai usia
kehamilan 9 bulan, dan periksa ulang setiap minggu sesudah usia kehamilan
32
9 bulan, serta periksa khusus bila ada keluhan-keluhan (Manuaba, 2010).
Alasan lain ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care yaitu
disebabkan karena ibu hamil yang bekerja sehingga tidak ada waktu untuk
memeriksakan kehamilan yaitu sebanyak 11 dari 74 responden atau sebesar
13%, walaupun penulis juga mendapati ibu hamil lain yang juga bekerja
tetapi bisa melakukan kunjungan antenatal care rutin. Sebagian besar ibu
hamil yang bekerja yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care
tersebut berasal dari wilayah puskesmas Mangkang.
5
10 7%
13%
26
35%
enggan
33
45%
sakit hamil hal biasa
bekerja
terlambat tahu
hamil
Gambar 2.8 Grafik penyebab ibu hamil tidak periksa kehamilan
Dari hasil interview yang dilakukan penulis, 26 dari 74 responden
beralasan adanya anggapan bahwa sakit ketika mengalami kehamilan
merupakan hal yang wajar yang dialami oleh ibu hamil sehingga merasa
tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan antenatal care. Hal ini karena
pengaruh pengalaman keluarga dalam mendidik ibu hamil tersebut.
Keluarga tersebut tidak menyadari bahwa semua wanita hamil merupakan
kondisi yang sangat rentan beresiko kematian (Balitbangkes, 2013).
Anggapan tersebut juga dikarenakan oleh ibu hamil sudah merasa paham
dengan kehamilannya, karena pada kehamilan pertama bisa dilewati dengan
sehat, padahal risiko adanya komplikasi bisa terjadi di kehamilan
berikutnya, sebagaimana penuturan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr
Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), Dwiana Ocviyanti, bahwa sebagian
besar ibu hamil hanya rutin pemeriksaan antenatal care di kehamilan
33
pertama, kehamilan selanjutnya sudah merasa piawai dan tidak rutin lagi.
Padahal justru risiko komplikasi akan meningkat di kehamilan selanjutnya.
Alasan lain ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care
yaitu dikarenakan ibu hamil tidak mau atau enggan untuk periksa kehamilan
yaitu sebesar 45% atau 33 dari 74 responden. Ibu hamil sebenarnya sudah
tahu tentang pemeriksaan kehamilan, namun tetap tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan. Alasan ibu hamil enggan melakukan pemeriksaan
antenatal care bermacam-macam, diantaranya yaitu karena ibu hamil malas
melakukan kegiatan apapun yang dikarenakan oleh sakit dan kecapekan
karena hamil. Selain itu adanya anggapan bahwa melakukan pemeriksaan
antenatal care 1 atau 2 kali saja sudah cukup selama hamil karena merasa
kehamilannya berjalan normal. Hal lainnya yaitu disebabkan adanya rasa
takut keguguran dari ibu hamil sehingga pemeriksaan kehamilan dilakukan
saat kehamilan dianggap kuat. Alasan lain yaitu ibu hamil tidak ada yang
mengantar ke puskesmas dikarenakan suami sibuk bekerja. Hal ini
membuktikan suami/keluarga berperan juga dalam pemeriksaan antenatal
care.
Dampak yang bisa diakibatkan karena kurangnya partisipasi ibu hamil
akan pemeriksaan antenatal care yaitu tidak dapat diketahui secara dini
berbagai komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian ibu
(anemia, preeklamsia/ eklamsia, pendarahan), kelainan letak janin, KEK
(Kekurangan Energi Kronik), BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan bayi
premature. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal care, akan dapat
ditemukan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini,
sehingga
dapat
diperhitungkan
dan
dipersiapkan
langkah-langkah
pertolongan selama kehamilan maupun persalinannya nanti.
Salah satu faktor minimnya pengetahuan ibu hamil terhadap dampak
yang dapat terjadi apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal
care ini dikarenakan informasi yang berkaitan dengan kehamilan di
khalayak publik masih kurang karena hanya berada di fasilitas kesehatan
seperti puskesmas. Upaya yang dilakukan pemerintah lebih kepada layanan
34
kesehatan, perbaikan fasilitas maupun peningkatan kompetensi tenaga medis
dan yang bersifat teknis lainnya sehingga perlu adanya peran serta
masyarakat dalam mengentaskan permasalahan kehamilan ini.
2.2. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang
Dinas Kesehatan Kota Semarang merupakan satuan kerja perangkat
daerah di Kota Semarang yang memiliki tanggung jawab menjalankan
kebijakan pemerintah Kota Semarang dalam bidang kesehatan. Dinas
Kesehatan Kota Semarang beralamat di Jalan Pandanaran No.79 Semarang.
KEDUDUKAN
Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala dinas yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Kepala
Daerah melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas Kesehatan diangkat dan
diberhentikan oleh Walikota dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
VISI & MISI
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kota Semarang yang Mandiri untuk
Hidup Sehat
Misi : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan
hidup sehat
MOTTO
Masyarakat Sehat Kebanggaan Kami
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
a.
Perumusan kebijaka teknis pelaksanaan dan pengendalian dibidang
kesehatan
35
b.
Pembinaan
umum
dibidang
kesehatan
meliputi
pendekatan
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif),
pemulihan (rehabilitatif) dan berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan Gubernur Jawa Tengah.
c.
Pembinaan operasional, pengurusan tata usaha termasuk pemberian
rekomendasi dan perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Walikota.
d.
Pembinaan pengendalian teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan
dasar dan upaya kesehatan rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis
ayang ditetapkan oleh menteri kesehatan.
e.
Penetapan angka kredit bagi petugas kesehatan.
f.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang
tugasnya
STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 2.9 Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Semarang
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015
36
2.3. Segmentasi Target Audiens
1.
Target Primer
a.
Demografis
Secara
demografis
target
audiens
meliputi
jenis
kelamin
perempuan, kategori usia 18 sampai 40 tahun dengan golongan
ekonomi menengah ke bawah.
b.
Georgafis
Warga yang bertempat tinggal di wilayah Kota Semarang
c.
Psikografi
Wanita yang acuh dan kurang perhatian terhadap kehamilan
d.
Behavior
Ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya
2.
Target Sekunder
a.
Demografis
Semua jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dengan segala usia
dan status sosial
b.
Psikografi
Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap kehamilan
c.
Behavior
Konsumtif terhadap isu kehamilan yang berkembang di masyarakat
2.4. Faktor Penghambat dan Pendukung
2.4.1. Faktor Penghambat
Sudah
melekatnya
pemahaman
masyarakat
bahwa
gejala
kehamilan merupakan hal yang wajar dan alamiah yang tidak perlu
membutuhkan
pemeriksaan
ataupun
perawatan
dokter
selama
kehamilan. Selain itu, informasi yang berkaitan dengan kehamilan di
khalayak publik masih kurang karena hanya berada di fasilitas
kesehatan seperti puskesmas. Faktor lainnya yaitu masih kurangnya
dukungan suami maupun keluarga yang dikarenakan oleh kesibukan
kerja.
37
2.4.2. Faktor Pendukung
Dukungan pemerintah yang kini mulai lebih peduli dan menjadi
prioritas terhadap masalah kehamilan maupun angka kematian ibu pada
umumnya. Dari segi media penyampaian informasi, saat ini semakin
bervariatif dengan adanya videotron, internet maupun media sosial
yang biasa dijangkau oleh target audiens selain media konvensional
yang sudah ada.
2.5. Analisis Data
Analisis digunakan digunakan penulis dalam perancangan tugas akhir
ini adalah metode 5W+1H
1.
What
Ibu hamil seharusnya secara rutin dan antusias melakukan
pemeriksaan antenatal care yang sebenarnya merupakan kebutuhan
ibu hamil untuk merawat kandungannya, namun pada kenyataanya
masih banyak ditemui ibu hamil yang enggan, dan terlambat
melakukan pemeriksaan antenatal care. Ibu hamil tidak menyadari
keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan antenatal care dapat
membahayakan kesehatan ibu dan kandungannya. Antenatal care
yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu hamil selama kehamilannya untuk memantau kemajuan kehamilan
dan tumbuh kembang janin.
Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah sudah berupaya dengan
memperbaiki pelayanan antenatal care dan fasilitas maupun
peningkatan kompetensi tenaga medis
2.
Where
Permasalahan yang diangkat berada di wilayah Kota Semarang.
Tempat untuk pemeriksaan antenatal care bisa didapatkan di Rumah
Sakit, bidan/dokter praktek, puskesmas, maupun posyandu.
38
3.
When
Permasalahan terjadi setiap hari. Pemeriksaan antenatal care bisa
didapatkan setiap hari selama jam kerja/sesuai jadwal praktek
bidan/dokter.
4.
Who
Kejadian ini dialami oleh ibu hamil yang bertempat tinggal di Kota
Semarang. Yang dapat memberikan pelayanan antenatal care yaitu
dokter, perawat, dan bidan, bukan dukun bayi.
5.
Why
Terjadi karena ketidaktahuan masyarakat mengenai dampak yang bisa
terjadi apabila tidak melakukan pemeriksaan antenatal care secara
rutin, yaitu tidak dapat diketahui secara dini berbagai komplikasi
kehamilan
yang
dapat
menyebabkan
kematian
ibu
(anemia,
preeklamsia/ eklamsia, pendarahan), kelainan letak janin, KEK
(Kekurangan Energi Kronik), BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan
bayi premature. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal care, ibu
hamil akan dapat mengetahui dan dapat ditemukan berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan
dan dipersiapkan langkah-langkah pertolongan selama kehamilan
maupun persalinannya nanti.
6.
How
Untuk itu perlu diberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pelayanan antenatal care melalui iklan layanan masyarakat yang tepat
dan mengena agar masyarakat dapat merubah perilaku yang
sebelumnya masih enggan dan terlambat melakukan melakukan
pemeriksaan antenatal care menjadi rajin dan rutin dalam melakukan
pemeriksaan antenatal care.
39
2.6. Usulan Pemecahan Masalah
2.6.1. Permasalahan
Antenatal care merupakan faktor penting dalam menekan
angka kematian ibu di Kota Semarang. Komplikasi kehamilan yang
menjadi penyebab terbesar dari kematian ibu di Kota Semarang
dapat dideteksi dan dicegah apabila ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care (ANC) secara rutin. Namun pada
kenyataanya masih banyak ditemui ibu hamil yang enggan, dan
terlambat
melakukan
pemeriksaan
antenatal
care.
Padahal
pemeriksaan antenatal care sedini mungkin sangat penting karena
pada trimester pertama merupakan proses terbentuknya organ tubuh
penting pada janin.
Dengan
pemeriksaan
antenatal
care,
dapat
dideteksi
kemungkinan komplikasi kehamilan dan kelainan lainnya yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan dan
persalinan. Keterlambatan pemeriksaan antenatal care dipengaruhi
oleh kurangnya kepedulian ibu terhadap kehamilan dan dampak
yang bisa diakibatkan dari keterlambatan pemeriksaan antenatal
care yang dikarenakan kurangnya informasi tentang antenatal care
yang bisa dijangkau oleh masyarakat dan ibu hamil pada khususnya.
Upaya pemerintah selama ini lebih kepada perbaikan pelayanan
antenatal care dan fasilitas maupun peningkatan kompetensi tenaga
medis sehingga perlu peran serta masyarakat terutama ibu hamil
untuk lebih peduli terhadap kehamilannya.
2.6.2. Pemecahan Masalah
Dari semua analisis diatas dapat penulis simpulkan bahwa
banyak ibu hamil yang belum menyadari bahwa pemeriksaan
antenatal care sangat penting untuk mendeteksi komplikasi
kehamilan dan kelainan lainnya yang bisa menyebabkan kematian.
Dengan kata lain, ibu hamil kurang menyadari bahwa pemeriksaan
bisa berdampak pada tidak terdeteksinya komplikasi kehamilan yang
40
dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi
melalui media yang ditentukan untuk memberikan pemahaman yang
bersifat persuasif akan pemeriksaan antenatal care bagi ibu hamil
dengan pendekatan yang sesuai dengan target audiens sehingga
dapat menumbuhkan kesadaran dan akhirnya dapat merubah perilaku
yang sebelumnya masih enggan dan terlambat melakukan melakukan
pemeriksaan antenatal care menjadi rajin dan rutin dalam
melakukan pemeriksaan antenatal care.
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
3.1
Konsep Kreatif
Berdasarkan permasalahan yang telah terpaparkan di atas maka sebagai
salah satu pemecahan masalahnya adalah perlu adanya perancangan iklan
layanan masyarakat yang persuasif dan menarik sekaligus informatif kepada
masyarakat bahwa pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk
mendeteksi komplikasi kehamilan dan kelainan lainnya yang bisa
menyebabkan kematian. Kematian ibu hamil ini tentu dampaknya tidak
hanya dirasakan oleh ibu hamil tetapi juga keluarga. Oleh karena itu, big
idea dalam perancangan ini yaitu keluarga.
3.1.1
Strategi Kreatif
Strategi kreatif dalam penyampaian pesan pada perancangan
ini dengan menggunakan media audio visual. Selain itu akan
mengadakan sosialisasi terutama ke wilayah yang memiliki angka
kematian ibu tinggi di Kota Semarang dengan memfasilitasi
konsultasi kehamilan dan cek kehamilan gratis yang didukung oleh
DKK Semarang.
3.1.2
Pendekatan Isi Pesan
Pesan yang akan disampaikan pada ikan layanan masyarakat
ini menggunakan pendekatan sebab akibat dengan kombinasi
pengembangan pada sisi emosional yang dapat menyentuh hati ibu
hamil dengan memperlihatkan dampak yang terjadi pada orangorang terdekat/keluarga apabila ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian.
Pendekatan sebab akibat dipadukan dengan gaya slice of life
(potongan kehidupan) yang menampilkan kebiasaan ibu hamil yang
41
42
tidak memeriksakan kehamilan sehingga akan lebih mudah di terima
dan dipahami oleh target audience.
3.1.3
Penentuan “what to say?” dan “how to say?”
“what to say?”
Iklan layanan masyarakat ini menyampaikan pesan bahwa
akibat dari ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
tidak hanya berdampak langsung pada ibu yang dapat menyebabkan
kematian,
melainkan
juga
berdampak
pada
orang-orang
terdekat/keluarga.
“how to say?”
Iklan layanan masyarakat ini menggunakan media utama iklan
audio visual dengan pendekatan sebab akibat yang menyentuh hati
ibu hamil dengan memperlihatkan dampak yang terjadi pada orangorang terdekat/keluarga apabila ibu hamil meninggal pada saat/pasca
melahirkan sehingga pesan mudah tersampaikan dan diingat oleh
target audiens.
3.1.4
Desire Response
Efek yang diharapkan dari perancangan iklan layanan
masyarakat ini adalah target audience dapat dengan mudah
menangkap pesan dari iklan ini sehingga target audience lebih peduli
dengan kesehatan kehamilan. Pada akhirnya akan dapat mengubah
pola pikir dan sikap target audience untuk selalu memeriksakan
kehamilannya sehingga dapat mencegah ibu hamil dari komplikasi
kehamilan yang dapat menyebabkan kematian.
3.2
Program Kreatif
3.2.1
Tema Pokok
Tema pokok dari iklan layanan masyarakat ini yaitu dampak yang
terjadi pada orang-orang terdekat/keluarga apabila ibu hamil meninggal
43
akibat
tidak
melakukan
pemeriksaan
kehamilan
selama
masa
kehamilan.
3.2.2
Pendukung Tema
Adanya perhatian dari DKK Semarang yang menjadikan
permasalahan kehamilan sebagai salah satu prioritas dalam agenda
kegiatan tahun 2015.
3.2.3
Pedoman Bentuk Kreatif
Pesan Verbal
Pesan verbal dari iklan layanan masyarakat ini adalah
memberikan stimulus berupa informasi bahwa dampak kematian ibu
hamil akan sangat dirasakan oleh orang-orang terdekat/keluarga,
dengan harapan akan dapat menyentuh sisi emosional target audiens.
Kemudian diikuti oleh kalimat ajakan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.
Pesan Visual
Pesan yang akan disampaikan dari iklan layanan masyarakat ini
adalah pemeriksaan kehamilan dapat mencegah ibu hamil dari
komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian dengan
menekankan bahwa akibatnya tidak hanya berdampak langsung pada
ibu melainkan juga berdampak pada orang-orang terdekat/keluarga.
3.2.4
Daya Tarik Pesan Iklan
Pesan dalam iklan layanan masyarakat ini disampaikan dalam
bentuk
audio
visual
dengan
menggunakan
pendekatan
sebab
akibat/kesalahan dipadukan dengan gaya pelaksanaan pesan iklan slice
of life (potongan kehidupan) dengan menampilkan kisah kehidupan
sehari-hari yang menjadi kebiasaan ibu hamil yang enggan melakukan
pemeriksaan kehamilan.
44
3.3
Media Planning
3.3.1
Strategi Media
Media yang digunakan dalam iklan layanan masyarakat ini adalah
media yang disukai dan benar-benar dekat dengan target audience
sehingga akan dapat dengan mudah diterima oleh target audiens.
a.
Media Utama
Iklan Audio visual ini menjadi media utama dalam
penyampaian pesan karena selain disukai oleh target audiens, audio
visual lebih mudah diingat dan diterima oleh target audiens. Audio
visual mempunyai kelebihan dapat menggambarkan suatu visual
yang sebenarnya terjadi dan dapat dengan mudah diterima dan
dipahami oleh khalayak. Dalam iklan audio visual ini menampilkan
adegan yang terjadi dan menjadi kebiasaan ibu hamil pada
umumnya dengan meninggalkan atau enggan memeriksakan
kehamilan sehingga akan membuat target audiens berfikir kembali
dengan apa yang sudah dilakukannya, yang pada akhirnya akan
menimbulkan kesadaran untuk rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan. Iklan ini memiliki durasi 60 detik sesuai dengan
standart periklanan. Iklan ini akan ditayangkan di videotron tugu
muda semarang selama 3 bulan sehingga dengan berulang-ulang
melihat video tersebut akan selalu diingat oleh target audiens.
b.
Media pendukung
1. Poster
Poster lebih menekankan pada kekuatan visual yang dapat
menarik perhatian khalayak untuk berhenti dan membacanya.
Poster akan dibuat dengan beberapa versi dengan tema dan
pesan yang sama. Penggunaan tampilan poster dengan beberapa
versi ini akan memungkinkan target audiens untuk lebih mudah
dalam memahami pesan. Selain itu adanya tema yang sama dari
beberapa versi poster tersebut akan lebih memudahkan orang
untuk mengingat pesan yang disampaikan. Penggunaan media
45
poster akan ditempatkan pada tiap-tiap puskesmas, posyandu
dan bidan praktik yang tersebar di wilayah Kota Semarang.
2. Kalender kehamilan
Kalender kehamilan merupakan kalender yang didesain
khusus untuk ibu hamil yang mana ibu hamil dapat menghitung
hari perminggu hingga tiba saatnya bayi lahir. Kalender ini juga
digunakan sebagai pengingat jadwal pemeriksaan kehamilan.
Kalender dibuat per minggu sesuai dengan tahap perkembangan
janin. Dengan adanya kalender ini diharapkan ibu hamil bisa
meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan si buah hati.
Pada kalender ini menuntut ibu hamil untuk berinteraksi dengan
mencoret hitungan minggu yang sudah berlalu. Pada kalender
ini juga memuat informasi seperti pada stiker dari pemerintah
yang sudah berjalan berupa data tentang perencanaan persalinan
ysng meliputi nama ibu, perkiraan kelahiran, tempat persalinan,
transportasi yang akan digunakan dan calon pendonor darah
untuk
mengantisipasi
kekurangan
darah
akibat
proses
persalinan.
3. Pulpen
Pulpen ini merupakan pelengkap dari kalender kehamilan
yang mana pulpen ini digunakan untuk mencoret kalender per
minggunya. Dengan mencoret kalender tersebut secara tidak
langsung akan melihat pesan pada pulpen sehingga pesan akan
masuk ke dalam benak ibu hamil.
4. Totebag
Totebag ini berfungsi sebagai tempat buku KIA dan bisa
digunakan sebagai tempat apa saja sesuai kebutuhan ibu hamil.
Totebag ini bisa sebagai media kampanye berjalan, karena orang
46
bisa melihat pesan yang ada pada totebag ketika dipakai dimana
saja. Media ini dipilih karena sangat dekat dan sangat berguna
bagi target audiens. Pada media ini memuat informasi berupa
data tentang kematian ibu hamil yang berupa tulisan dan kalimat
tanya yang akan membuat ibu hamil berfikir untuk selalu
melakukan pemeriksaaan kehamilan. Selain itu juga berisi
ajakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada versi
yang lain, tetap memuat himbauan tentang dampak kematian ibu
hamil yang disebabkan karena komplikasi kehamian sangat
dirasakan keluarga.
5. Mug
Mug juga media yang tepat untuk penyampaian pesan
dalam iklan ini. Kebiasaan ibu hamil yang mengharuskan untuk
minum obat maupun minum susu menjadi alasan pemilihan
media ini. Media ini merupakan salah satu media yang paling
dekat dengan ibu hamil dan paling sering digunakan oleh ibu
hamil. Frekuensi ibu hamil yang lebih sering minum obat atau
susu secara tidak langsung akan menambah pengulangan pesan
dan pesan yang terulang-ulang akan dapat dengan mudah
teringat di benak ibu hamil.
3.3.2
Program Media
Wilayah jangkauan dalam pelaksanaan iklan ini yaitu meliputi
wilayah Kota Semarang. Pelaksanaannya berlangsung selama empat
bulan dengan frekuensi sebagai berikut :
47
Tabel 3.1 Program Media
Media
Februari
Penempatan
I
Audio Visual
Poster
II
III IV
I
II
III IV I
II
III IV
Bidan
Kehamilan
Puskesmas, Bidan
Mug
I
Mei
Posyandu, Puskesmas,
Penyuluhan, Posyandu,
Totebag
III IV
April
Videotron Tugu Muda
Kalender
Pulpen
II
Maret
Penyuluhan, Posyandu,
Puskesmas, Bidan
Penyuluhan, Posyandu,
Puskesmas, Bidan
Penyuluhan, Posyandu,
Puskesmas, Bidan
47
48
3.4
Biaya Perancangan
3.4.1
Biaya Media
Tabel 3.2 Biaya Media
Media
Harga
Jumlah
Harga Total
Audio Visual
Rp 35.000.000
Per bulan
Rp 105.000.000
Poster
Rp 3.000,00
500 pcs
Rp 1.500.000,00
Kalender
Rp 5.000,00
100 pcs/bulan
Rp 500.000,00
Totebag
Rp 8.000,00
100 pcs/bulan
Rp 800.000,00
Mug
Rp 10.000,00
100 pcs/bulan
Rp 1.000.000,00
Kehamilan
TOTAL
3.4.2
Rp 108.800.000
Biaya Kreatif
20% dari Biaya Media
= 20% x Rp 108.800.000
= 21.000.000
3.4.3 Total Biaya Perancangan
Biaya Media + Biaya Kreatif
= Rp 108.800.000 + Rp 21.000.000
= Rp 129.800.000
BAB IV
VISUALISASI DESAIN
5.1 Pra Produksi
5.1.1
Ide Cerita
Ide
cerita
dalam
Iklan
layanan
masyarakat
ini
yaitu
menggambarkan seorang anak yang merupakan korban dari ibu yang
meninggal karena komplikasi kehamilan. Pemilihan ide cerita ini
berdasarkan pada kurangnya kepedulian ibu terhadap kehamilan yang
mana dapat dilihat dari kurangnya kesadaran ibu hamil terhadap
pemeriksaan kehamilan, namun ketika sudah melahirkan, si ibu sangat
peduli terhadap si anak. Pendekatan dalam cerita menggunakan
pendekatan sebab akibat dengan dipadukan dengan gaya slice of life
untuk menunjukkan realitas yang terjadi di masyarakat.
5.1.2
Pengembangan Ide Cerita
Dengan penggunaan gaya slice of life pada iklan layanan
masyarakat ini, ide cerita dikembangkan berdasarkan pada kondisi
permasalahan di lapangan. Fakta-fakta yang ada yang berhubungan
dengan permasalahan dapat dimasukkan ke dalam cerita namun tetap
dipilih yang dapat mewakili pesan dengan tetap merujuk pada durasi
yang ada.
Pernyataan seputar fakta yang bisa dijadikan pengembangan ide
cerita diantaranya yaitu mengenai angka kematian ibu di Kota
Semarang
yang
tinggi,
penyebab
kematian
ibu
dikarenakan
komplikasi kehamilan, komplikasi kehamilan dapat dideteksi melalui
antenatal care/pemeriksaan kehamilan, ibu hamil tidak segera
memeriksakan kehamilannya, ibu hamil terlambat memeriksakan
kehamilan, ibu hamil stress atau tidak nyaman dengan kehamilannya,
ketika hamil merasa tidak nyaman, namun setelah melahirkan sangat
sayang dengan bayinya, ibu tahu dengan pemeriksaan kehamilan,
namun enggan periksa, ibu tidak periksa karena tidak ada yang
49
50
mengantar ke puskesmas atau bidan, paradigma orang tua yang
menganggap tidak perlu memeriksakan kehamilan, pemeriksaan
kehamilanhanya 1 atau 2 kali saja diakhir atau sebelum melahirkan,
pengetahuan orang tua yang menganggap sakit ketika hamil itu adalah
hal yang biasa yang tidak memerlukan dokter untuk menanganinya,
ibu yang pertama kali hamil kurang mengetahui harus bagaimana
ketika dinyatakan positif hamil, ibu yang sudah sering hamil
cenderung menganggap kehamilan merupakan hal yang biasa, ibu
hamil kedua atau ketiga merasa sudah berpengalaman, ibu hamil lebih
menuruti orang tuanya yang dianggap sudah berpengalaman dengan
kehamilan.
Bertepatan dengan momentum hari ibu nasional tanggal 22
Desember menjadi tambahan ide yang dapat dimasukkan ke dalam
cerita dan program iklan layanan masyarakat pada umumnya.
Alur yang akan digunakan dalam iklan layanan masyarakat ini
yaitu alur mundur. Alur ini dipilih untuk mendukung penggunaan
pendekatan sebab akibat dan untuk memberikan kesan dramatis pada
video iklan layanan masyarakat ini.
5.1.3
Storyline
Menceritakan tentang seorang anak yang sudah sekolah tingkat
taman kanak-kanak yang pulang dari sekolah dijemput oleh ayahnya
mengendarai sepeda motor. Sesampainya di rumah si Anak
menanyakan kepada neneknya yang sedang menyapu tentang ibunya
(yang sudah meninggal) karena di sekolah ada acara peringatan hari
ibu. Mendengar anaknya berkata seperti itu, si Ayah teringat istrinya
yang enggan memeriksakan kehamilan walaupun sudah diingatkan.
Istrinya juga tidak mau memeriksakan walaupun sudah tahu saatnya
periksa. Si Ayah teringat kalau nenek membiarkan istrinya untuk tidak
memeriksakan kehamilannya. Si Ayah teringat ketika di pemakaman
istrinya yang sudah meninggal. Teringat hal tersebut, si Nenek
51
memeluk cucunya dengan berlinang air mata, begitu juga cucunya ikut
meneteskan air mata.
Kemudian muncul himbauan bahwa dampak kematian ibu hamil
akan sangat dirasakan oleh keluarga dan mengajak untuk periksa
kehamilan secara rutin untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan
penyebab kematian ibu. Closing iklan dengan menampilkan logo
DKK Semarang dan logo DKV UDINUS.
5.1.4
Setting Adegan
Setting adegan dalam iklan layanan masyarakat ini sebagian
besar berada di area rumah sebagai tempat aktifitas ibu hamil maupun
keluarga. Hal ini untuk menggambarkan situasi sebenarnya dan
konsep dari video ini sendiri dengan ilustrasi slice of life yang
menggambarkan kehidupan sehari-hari agar audiens lebih cepat
menerima pesan dan mudah diingat.
5.1.5
Script
SCENE 1
EXT. IKON KOTA SEMARANG. SIANG HARI.
LS.TIMELAPSE IKON KOTA SEMARANG
CUT TO
SCENE 2
EXT. AYAH MENJEMPUT ANAKNYA MENGENDARAI SEPEDA
MOTOR. DI SEKOLAH. SIANG HARI.
MS. AYAH MENJEMPUT ANAKNYA MENGENDARAI SEPEDA
MOTOR
CUT TO
52
SCENE 3
INT. ANAK BERCERITA KEPADA NENEK TENTANG ACARA
HARI IBU DI SEKOLAH. DI RUMAH. SIANG HARI.
CU. ANAK BERCERITA KEPADA NENEKNYA
ANAK : NEK, KATA BU GURU BESOK ADA ACARA HARI
IBU, BUNDA DISURUH DATENG, BUNDA KOQ GAK PULANGPULANG?
MS. AYAH MENDENGAR ANAKNYA BERCERITA KEPADA
NENEKNYA
CU. WAJAH AYAH TERINGAT ISTRINYA
CUT TO
SCENE 4
INT. FLASH BACK. SUDAH SAATNYA PERIKSA TAPI
TIDAK MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA. DI RUMAH. SIANG
HARI.
ECU. ISTRI SEDANG MEMBERSIHKAN BUKU-BUKU,
MELIHAT BUKU KIA
CU. TERMENUNG SESAAT,TERINGAT KALAU KEHAMILANNYA
BELUM DIPERIKSAKAN KE DOKTER, NAMUN TETAP TIDAK
MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA
FADE IN
SCENE 5
EXT. FLASH BACK. ISTRI MELIHAT TETANGGA
MEMERIKSAKAN KEHAMILAN. DI RUMAH. SIANG HARI.
MS. ISTRI MELIHAT TETANGGA YANG MAU MEMERIKSAKAN
KEHAMILAN
CU. TERMENUNG SESAAT,TERINGAT KALAU KEHAMILANNYA
BELUM DIPERIKSAKAN KE DOKTER, NAMUN TETAP TIDAK
MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA
53
SCENE 6
INT. FLASH BACK. NENEK MELARANG ANAKNYA PERIKSA
KE DOKTER. DI RUMAH. SIANG HARI.
MS. ANAKNYA MENAHAN NYERI DI PERUTNYA YANG HAMIL
MS. NENEK MEMBANTU ANAKNYA TERSEBUT
ANAK : KAYAKNYA PERLU PERIKSA KE DOKTER BU..
NENEK : GAK USAH GAK PA PA, TAR JUGA ILANG
SENDIRI SAKITNYA
FADE IN
SCENE 7
EXT. FLASH BACK. AYAH YANG SEDIH DAN BERDOA
UNTUK ISTRINYA YANG SUDAH MENINGGAL. DI
PEMAKAMAN. SIANG HARI.
MS. AYAH YANG SEDIH DAN BERDOA UNTUK ISTRINYA
FADE IN
SCENE 8
INT. NENEK DAN CUCUNYA MENANGIS BERPELUKAN. DI
RUMAH. SIANG HARI.
MS. NENEK DAN CUCUNYA MENANGIS BERPELUKAN
FADE TO BLACK
SCENE 9
CLOSING
[TEXT] DAMPAK KEMATIAN IBU SANGAT DIRASAKAN OLEH
KELUARGA.
PERIKSAKAN KEHAMILAN SECARA RUTIN UNTUK
MENDETEKSI DINI KOMPLIKASI KEHAMILAN PENYEBAB
KEMATIAN IBU
LOGO DKV UDINUS + DKK SEMARANG
54
5.1.6
Storyboard
Tabel 4.3 Storyboard
Visual
Keterangan
Timelapse ikon Kota Semarang
Kamera : Very Long Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 3 detik
Ayah menjemput anaknya
mengendarai sepeda motor
Kamera : Long Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 4 detik
Anak bercerita kepada neneknya
Kamera : Close Up
SFX : backsound musik
Dialog : si Anak : nek, kata bu guru
besok ada acara hari ibu, bunda
disuruh dateng, bunda koq gak pulangpulang?
Durasi : 8 detik
Ayah teringat istrinya
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 4 detik
55
Istri sedang membersihkan buku-buku,
melihat buku KIA
Kamera : Extreme Close Up
SFX : backsound musik
Dialog : si Anak : o iya ya saatnya
periksa..
Durasi : 6 detik
Istri melihat tetangga yang mau
memeriksakan kehamilan
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Durasi : 6 detik
Nenek melarang anaknya periksa ke
dokter
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Istri : kayaknya perlu periksa
ke dokter bu..
Nenek : gak usah gak pa pa, tar juga
ilang sendiri sakitnya
Durasi : 10 detik
Ayah yang sedih dan berdoa untuk
istrinya yang sudah meninggal
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 4 detik
56
Nenek dan cucunya menangis
berpelukan
Kamera : Close Up
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 5 detik
Closing ( infografis, bodyteks dan
logo penyelenggara iklan)
Kamera : SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 10 detik
5.1.7
Format Iklan Layanan Masyarakat
Format output iklan layanan masyarakat ini yaitu H.264 / mp4
HD 1080p 29.97. Dengan format ini dapat menghasilkan gambar video
dengan kualitas yang lebih tajam dan lebih bagus.
Hardware :
1. Camera Canon EOS 60D 2 buah
2. Lensa Canon AF 18-55mm F3.5-5.6 dan fix 50mm F1.8
3. Tripod Sony dan Velbon
4. Lighting LED
5. Slider Track
6. Sony Recorder
Software :
1.
Adobe Premiere Pro CS6
2.
Adobe Audition CS6
3.
Adobe After Effects CS6
57
5.1.8
Program Visual
1. Karakter tokoh
Tokoh dalam iklan audio visual ini meliputi sebuah keluarga yang
terdiri dari anak, ayah, ibu dan nenek. Tokoh memiliki karakter yang
sederhana karena mereka dari golongan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah sesuai dengan target audiens.
2. Setting background
Tempat pengambilan gambar dalam iklan ini sebagian besar berada
di area rumah sebagai tempat beraktifitas sebuah keluarga.
3. Wardrobe
Tokoh dalam iklan layanan masyarakat ini menggunakan wardrobe
yang sederhana yang biasa dipakai sehari-hari sesuai dengan peran
dalam cerita seperti baju daster ibu hamil, seragam sekolah anak,
pakaian sehari-hari ayah dan nenek.
4. Properti
Properti yang dipakai dalam iklan layanan masyarakat ini lebih
kepada benda-benda yang dipakai sehari-hari sesuai dengan cerita
seperti sepeda motor, sapu, buku KIA, kalender.
5. Tone
Referensi tone warna :
Gambar 4.10 Iklan tri versi ibu
58
Gambar 4.11 Iklan line
5.2 Produksi
5.2.1
Karakter Tokoh
Gambar 4.12 Karakter tokoh anak
59
Gambar 4.13 Karakter tokoh ibu
Gambar 4.14 Karakter tokoh nenek
Gambar 4.15 Karakter tokoh ayah
60
5.2.2
Setting Background
a. Interior
Gambar 4.16 Ruang Keluarga 1
Gambar 4.17 Ruang Keluarga 2
61
b. Eksterior
Gambar 4.18 Halaman rumah
Gambar 4.19 Pemakaman
5.3 Pasca Produksi
5.3.1
Editing
Tahap
editing
meliputi
proses
pemilihan,
pemotongan,
penyusunan dan olah warna atau color correction. Hasil video
pengambilan gambar di pilih dan di susun sesuai dengan urutan cerita
pada script. Pemotongan gambar dilakukan untuk menyesuaikan angle
kamera dan cerita. Penyusunan gambar dihubungkan dengan transisi
video sesuai dengan script. Pengisian sound dialog juga penulis
62
lakukan pada tahap ini. Pada tahap ini penulis menggunakan software
Adobe Premiere Pro CS6.
Gambar 4.20 Editing Video 1
Gambar 4.21 Editing Video 2
Tahap berikutnya, color correction, penulis menggunakan
software Adobe After Effect CS6. Color correction atau ada juga yang
menyebutnya dengan color grading digunakan untuk memberikan
rasa atau tema pada video. Pada video iklan layanan masyarakat ini
terdapat dua style warna untuk membedakan kejadian sekarang
dengan kejadian masa lampau sesuai dengan cerita. Pengaturan
pencahayaan juga penulis lakukan untuk mengisi area yang dirasa
memerlukan tambahan cahaya. Pemberian teks juga dilakukan pada
63
tahap ini. Setelah selesai tahap editing, file diekspor menjadi file video
sesuai format video yang sudah ditentukan.
5.3.2
Sound
Sound merupakan salah satu unsur penting dalam suatu video.
Sound dapat menunjukkan nuansa dari video dan memberikan kesan
dramatis sesuai dengan apa yang menjadi konsep dari video. Pada
video iklan layanan masyarakat ini sound berasal dari tiga sumber,
yaitu dialog, narasi dan backsound. Untuk dialog dan narasi, penulis
melakukan editing sound untuk menghilangkan noise yang berlebihan
sehingga
menghasilkan
suara
yang
jernih.
Editing
sound
menggunakan software Adobe Audition CS6.
Gambar 4.22 Editing Audio
Untuk mendukung kesan dramatis pada iklan layanan masyarakat ini
penulis menggunakan backsound dari composer Lee Rosevere dengan
judul Memories dari Album Music for Malls.
64
5.3.3
Final Story
Tabel 4.4 Final Story
Visual
Keterangan
Ayah dan anak tiba dirumah setelah
pulang dari sekolah mengendarai
sepeda motor, nenek sedang menyapu
Kamera : extreme close up
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 4 detik
Anak bercerita kepada neneknya
Kamera : Close Up
SFX : backsound musik
Dialog : si Anak : Nek, bunda kemana
koq gak pulang-pulang? ada undangan
dari sekolah..
Durasi : 8 detik
Ayah teringat istrinya
Kamera : Close up
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 4 detik
65
Istri sedang membersihkan buku-buku,
melihat buku KIA dan sudah
diingatkan suaminya
Kamera : Extreme Close Up
SFX : backsound musik
Dialog : istri : o iya ya saatnya
periksa..
Durasi : 6 detik
Istri melihat tetangga yang mau
memeriksakan kehamilan namun sang
istri tidak segera memeriksakan
kehamilannya juga
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Durasi : 6 detik
Nenek melarang anaknya periksa ke
dokter
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Istri : kayaknya perlu periksa
ke dokter bu..
Nenek : gak usah gak pa pa, tar juga
ilang sendiri sakitnya
Durasi : 10 detik
66
Ayah yang sedih dan berdoa untuk
istrinya yang sudah meninggal
Kamera : Medium Shot
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 4 detik
Nenek dan cucunya menangis
berpelukan
Kamera : Close Up
SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 5 detik
Closing ( infografis, bodyteks dan
logo penyelenggara iklan)
Kamera : SFX : backsound musik
Dialog : Durasi : 13 detik
Total Durasi
60 detik
67
5.4 Media Pendukung
5.4.1
Poster
Poster sebagai pendukung iklan layanan masyarakat ini memiliki
dua versi yang masih berhubungan dengan inti cerita dalam iklan audio
visual. Kedua versi tersebut memiliki visual yang berbeda namun tetap
memiliki konsep, style dan makna yang sama dengan tetap mengusung
keluarga sebagai big idea. Dari ide tersebut penulis membuat sketsa
ilustrasi yang nantinya akan dipilih untuk dieksekusi.

Gambar 4.23 Pilihan sketsa poster 1
Pada poster pertama lebih menunjukkan anak sebagai anggota
keluarga yang merasakan dampak langsung dari kematian ibu yang
disebabkan oleh komplikasi kehamilan. Didalam visual poster terdapat
interaksi antara anak dan ibu, namun hanya hayalan atau angan-angan si
anak. visual poster menggambarkan betapa anak sangat membutuhkan
kehadiran ibu. Tidak seperti anak-anak pada umumnya yang dekat
dengan ibu, dalam poster ini si anak hanya bisa menghayal kehadiran
ibundanya untuk menemani si anak bermain. Hal itu juga terlihat pada
pesan verbal “aku kangen bunda” dengan menggunakan tulisan manual
yang seperti tulisan anak-anak pada umumnya.
Visualisasi
terinspirasi
dari
kebiasaan
anak
yang
suka
menggambar dimana saja dengan media apa saja. Teknik visualisasi
68
menggunakan
fotografi
dipadu dengan
digital
drawing untuk
menambah kesan gambaran anak-anak.
Gambar 4.24 Referensi poster
Teknik fotografi menggunakan bird angle untuk menarik
perhatian dan mendapatkan kesan dramatis. Penyajian visual seperti itu
diharapkan mampu dengan mudah diterima dan dipahami oleh khalayak
khususnya target audiens.

Gambar 4.25 Pilihan layout poster 1
69
Gambar 4.26 Poster 1
Pada poster kedua tetap mengusung konsep yang sama namun
dengan visualisasi yang berbeda. Visualisasi menggambarkan dampak
yang dirasakan oleh ayah dari kematian istrinya yang ditampilkan
dengan kondisi ketika si anak sedang sakit. Moment tersebut tentu
sangat merindukan kehadiran sang istri sebagai seseorang yang sangat
dekat dengan anaknya. Visualisasi tetap menggunakan teknik fotografi
dengan angle yang sama untuk konsistensi dan masih dalam satu
kesatuan dengan poster yang sebelumnya.Tone warna yang digunakan
dalam kedua poster tersebut lebih cenderung kekuningan untuk
menunjukkan kesan dramatis dan serius dengan didukung oleh
pencahayaan untuk memperkuat tone warna dan visual.
70
Gambar 4.27 Sketsa poster 2
Font yang digunakan dalam poster ini sama dengan font pada
perancangan iklan layanan masyarakat ini untuk menunjukkan
konsistensi. Font yang digunakan untuk headline dan bodycopy dari
jenis font yang sama yaitu Titilium yang merupakan jenis font san serif.
Font ini dipilih karna mempunyai kesan yang tegas namun tidak kaku
dan tetap enak dilihat.
Headline menggunakan font Titilium Bold
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890
Bodycopy menggunakan font Titilium Semibold
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890
Warna pada headline dan bodycopy menggunakan warna panas
untuk menunjukkan ketegasan dan juga merupakan tema warna Dinas
Kesehatan Kota Semarang pada periode saat ini. Warna headline
71
menggunakan warna merah, sedangkan warna bodycopy menggunakan
warna putih.
Gambar 4.28 Poster 2
Layout pada kedua poster tersebut yaitu menggunakan center
layout dengan dipadukan dengan prinsip dasar layout keseimbangan
asimetris sehingga poster lebih terlihat seimbang namun tidak monoton.
5.4.2
Kalender Kehamilan
Kalender kehamilan merupakan kalender yang didesain khusus
untuk ibu hamil yang mana ibu hamil dapat menghitung hari perminggu
hingga tiba saatnya bayi lahir. Kalender ini juga digunakan sebagai
pengingat jadwal pemeriksaan kehamilan. Kalender dibuat per minggu
sesuai dengan tahap perkembangan janin. Dengan adanya kalender ini
diharapkan ibu hamil bisa meningkatkan kepedulian terhadap
perkembangan si buah hati. Pada kalender ini menuntut ibu hamil untuk
berinteraksi dengan mencoret hitungan minggu yang sudah berlalu.
Pada kalender ini juga memuat informasi seperti pada stiker dari
pemerintah yang sudah berjalan berupa data tentang perencanaan
72
persalinan ysng meliputi nama ibu, perkiraan kelahiran, tempat
persalinan, transportasi yang akan digunakan dan calon pendonor darah
untuk mengantisipasi kekurangan darah akibat proses persalinan. Selain
itu juga memuat tanda bahaya batas waktu usia kehamilan untuk segera
melahirkan bayi dengan adanya tanda warna merah dan waspada atau
perhatian dengan tanda warna transparan.
Gambar 4.29 Aplikasi media kalender kehamilan
5.4.3
Pulpen
Pulpen ini merupakan pelengkap dari kalender kehamilan yang
mana digunakan untuk mencoret kalender per minggunya.
Gambar 4.30 Aplikasi media pulpen
73
5.4.4
Totebag
Fungsi dari totebag ini selain sebagai tempat buku KIA bisa juga
dipakai tempat apa saja dan dibawa kemana saja. Pada media ini
memuat informasi berupa data tentang kematian ibu hamil yang berupa
tulisan dan kalimat tanya yang akan membuat ibu hamil berfikir untuk
selalu melakukan pemeriksaaan kehamilan. Selain itu juga berisi ajakan
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada versi yang lain, tetap
memuat himbauan tentang dampak kematian ibu hamil yang disebabkan
karena komplikasi kehamian sangat dirasakan keluarga.
Gambar 4.31 Aplikasi media totebag
5.4.5
Mug
Media ini merupakan salah satu media yang paling dekat dengan
ibu hamil dan paling sering digunakan oleh ibu hamil. Frekuensi ibu
hamil yang lebih sering minum obat atau susu secara tidak langsung
akan menambah pengulangan pesan dan pesan yang terulang-ulang
akan dapat dengan mudah teringat di benak ibu hamil. Mug digunakan
sebagai media kampanye dengan tampilan berisi himbauan bahwa
dampak kematian ibu hamil yang disebabkan karena komplikasi
kehamilan
sangat dirasakan oleh keluarga dan hal tersebut dapat
74
dicegah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Dengan penggunaan mug sebagai media ini diharapkan pesan akan
tersampaikan dengan baik karena mug dipakai sehari-hari untuk
kebutuhan ibu hamil ketika minum susu maupun minum vitamin.
Gambar 4.32 Aplikasi media mug
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari perancangan iklan layanan masyarakat ini dapat disimpulkan
bahwa media audio visual merupakan salah satu media yang tepat untuk
meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care (pemeriksaan
kehamilan) karena dengan media tersebut ibu hamil dapat melihat secara
nyata penyebab dan dampak dari ibu hamil yang tidak melakukan
pemeriksaan antenatal care. Media audio visual juga dapat mempermudah
proses penyampaian pesan kepada ibu hamil. Pesan dari perancangan iklan
layanan masyarakat ini yaitu mengajak masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin yang dapat mendeteksi dini komplikasi
kehamilan yang menjadi penyabab kematian ibu. Dengan pendekatan sebab
akibat secara negatif sangat tepat untuk menunjukkan dampak secara nyata
yang dirasakan oleh keluarga yang pada akhirnya sisi emosional yang ingin
disentuh oleh pesan dalam iklan layanan masyarakat ini. Iklan audio visual
ini menggunakan gaya slice of life sehingga dapat menampilkan sesuatu
kejadian yang nyata yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat terutama
ibu hamil sehingga pesan mudah diingat dan diterima oleh masyarakat.
Penyampaian pesan dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini
tidak hanya menggunakan satu media saja, media pendukung dibutuhkan
untuk memperkuat penyampaian pesan kepada masyarakat. Media
pendukung yang bisa dimanfaatkan oleh ibu hamil, diantaranya yaitu berupa
poster, kalender kehamilan, pulpen, totebag dan mug. Pemilihan media
pendukung yang dekat dengan ibu hamil dalam iklan layanan masyarakat ini
diharapkan pesan lebih tertanam dibenak masyarakat untuk lebih peduli dan
tergerak melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga menghasilkan bayi
yang sehat dan keluarga bahagia.
75
76
5.2 Saran
Mengingat bahwa permasalahan tingginya angka kematian ibu
merupakan permasalahan yang kompleks, penulis berharap ada perancang
berikutnya yang mau mengangkat tema yang sama namun dengan topik
yang berbeda atau bisa dengan melanjutkan dari antenatal care ini yaitu
pemeriksaan ibu pada masa nifas sehingga ada kesinambungan dalam
penyampaian pesan kepada masyarakat. Hal tersebut tentu akan sangat
berguna bagi masyarakat dan pemerintah terkait dalam rangka menuju
Indonesia Sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Andi Zulkifli. dkk. Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini di Rumah
Sakit Bersalin. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni
2012: 283-288.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015. Laporan Tahunan Bidang Kesehatan
Keluarga Tahun 2014. Semarang.
_________________, 2015. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. Semarang.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015. Buku Saku Kesehatan Tahun 2014.
Semarang.
_________________, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2014.
Semarang.
Hakim, Budiman. 2006. Lanturan Tapi Relevan. Yogyakarta : Galangpress Media
Utama.
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
_________________, 2012. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta.
_________________, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.
Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan:Teori & Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam
MilleniumDevelopment Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi.
Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
77
78
Saifuddin, dkk. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Setyowati, Maryani. dkk. 2014. Penerapan Data Mining Untuk Mencegah Kasus
Kematian Ibu Dan Anak Di Puskesmas Kota Semarang. Laporan Akhir
Penelitian Ipteks, Juli 2014.
Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga
Suyanto, M. 2006. Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia. Yogyakarta
: Andi.
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Widyatmoko, FX. 2007. Irama Visual: Dari Tukang Reklame Sampai
Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Beritajateng.net, 2015. Dinkes Jateng Tekan Jumlah Angka Kematian Ibu dan
Bayi.
http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari-ini/dinkes-jateng-
tekan-jumlah-angka-kematian-ibu-dan-bayi/11962. Diakses pada tanggal 22
September 2015.
Beritajateng.net, 2015. Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Mencapai 403 Kasus
di
Kota
Semarang.
http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari-
ini/kematian-ibu-hamil-dan-melahirkan-mencapai-403-kasus-di-kotasemarang/30799. Diakses pada tanggal 22 September 2015.
Kompasiana.com, 2015. Sulitnya Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Rutin Pada
Awal
Kehamilan.
http://www.kompasiana.com/tatikbahar/sulitnya-
melakukan-pemeriksaan-kehamilan-rutin-pada-awalkehamilan_54f5e8e0a33311e9748b465e.
Diakses
pada
tanggal
22
September 2015.
Kompas.com,
2014.
Tiga
Ancaman
Penyebab
Kematian
Ibu.
http://health.kompas.com/read/
2014/01/29/0910059/Tiga.Ancaman.Penyebab.Kematian.Ibu. Diakses pada
tanggal 22 September 2015.
79
Metrosemarang.com, 2015. Minim Edukasi, Angka Kematian Ibu Hamil Tinggi.
http://metrosemarang.com/minim-edukasi-angka-kematian-ibu-hamil-tinggi.
Diakses pada tanggal 22 September 2015.
Metrosemarang.com, 2015. Tekan Kematian Ibu dan Anak, Ganjar Berburu Ibu
Hamil.
http://metrosemarang.com/tekan-kematian-ibu-dan-anak-ganjar-
berburu-ibu-hamil. Diakses pada tanggal 22 September 2015.
Suaramerdeka.com, 2015. Kematian Ibu Melahirkan Cenderung Meningkat.
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kematian-ibu-melahirkancenderung-meningkat/. Diakses pada tanggal 22 September 2015.
Tribunnews.com, 2015. Memprihatinkan, Angka Kematian Ibu Di Kota Semarang
Tinggi.
http://jateng.tribunnews.com/2015/02/13/memprihatinkan-angka-
kematian-ibu-kota-semarang-tinggi. Diakses pada tanggal 22 September
2015.
LAMPIRAN
80
81
DOKUMENTASI PAMERAN
Download