LAPORAN TUGAS AKHIR MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT A14.17802 Tugas Akhir Komunikasi Visual Semester Ganjil - 2015/2016 TEGUH SETIONO A14.2011.01273 PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 2016 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERSETUJUAN TUGAS AKHIR JUDUL : MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT NAMA : TEGUH SETIONO NIM : A14.2011.01273 Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 12 Februari 2016 Edy Mulyanto, SSi, M.Kom Pembimbing I Toto Haryadi, M.Ds Pembimbing II Mengetahui, Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M Dekan Fakultas Ilmu Komputer ii UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL : MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT NAMA : TEGUH SETIONO NIM : A14.2011.01273 Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji pada sidang Tugas Akhir Semarang, 24 Februari 2016 Dewan Penguji Hanny Haryanto, S.Kom, M.T Ketua Penguji Dzuha Hening Yanuarsari, M.Ds Penguji I Ahmad Akrom, M.Kom Penguji II iii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertandatangan di bawah ini, saya: NAMA : TEGUH SETIONO NIM : A14.2011.01273 Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul: MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Semarang, 24 Februari 2016 Yang menyatakan, Teguh Setiono iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertandatangan di bawah ini, saya: NAMA : TEGUH SETIONO NIM : A14.2011.01273 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan pada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive) Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Beserta perangkat yang diperlukan dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, menyalin ulang (memperbanyak), menggunakan, mendistribusikan, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Semarang, 24 Februari 2016 Yang menyatakan, Teguh Setiono v KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan dapat menyusun laporan dengan baik. Tugas Akhir yang berjudul “MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL TERHADAP ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN) MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Desain pada program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir dan menyusun laporan ini, penulis telah mendapatkan bimbingan, bantuan, nasihat, dan motivasi serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya Dosen Pembimbing. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Istri tercinta dan keluarga, yang selalu mendoakan, memberi dukungan serta semangat hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. 2. Bapak Dr. Ir, Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universtas Dian Nuswantoro Semarang 3. Bapak Dr. Abdul Syukur, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro 4. Ibu Ir. Siti Hadiati Nugraini, M.Kom, Ph.D selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual - S1 5. Bapak Edy Mulyanto, SSi, M.Kom dan Bapak Toto Haryadi, M.Ds selaku Dosen Pembimbing 6. Ibu Umi Rosyidah, S.Kom, M.T selaku Dosen Wali. 7. Jajaran staf DKK Semarang khususnya Bidang Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan 8. Mas Sony dan Mbak Deozela sekeluarga yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu 9. Sahabat-sahabat Mahasiswa DKV Universitas Dian Nuswantoro vi 10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga perancangan Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang, 12 Februari 2016 Penulis Teguh Setiono vii ABSTRAK Tingginya angka kematian ibu di Kota Semarang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, yang mana komplikasi kehamilan tersebut sebenarnya dapat dicegah dan dideteksi dini melalui antenatal care (pemeriksaan kehamilan) secara rutin. Namun demikian, masih banyak ibu hamil yang terlambat memeriksakan kehamilannya dan bahkan tidak memeriksakan kehamilannya ke puskesmas maupun bidan. Dari permasalahan tersebut, penulis terdorong untuk memberikan informasi yang bersifat persuasif melalui iklan layanan masyarakat dengan pendekatan yang kreatif sehingga dapat mudah diterima dan diingat oleh masyarakat khususnya ibu hamil yang pada akhirnya akan dapat merubah perilaku ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Dalam penelitian penulis menggunakan metode kualitatif dengan data diperoleh dari wawancara dan data di analisis menggunakan metode analisis 5W+1H. Hasil analisis tersebut digunakan untuk membuat konsep perancangan iklan layanan masyarakat. Media utama yang digunakan berupa iklan audio visual. Selain untuk mempermudah penerimaan pesan, media ini dipilih untuk menggambarkan visual secara nyata dari pesan yang disampaikan. Untuk memperkuat penyampaian pesan, penulis juga menggunakan media pendukung yang bisa bermanfaat untuk ibu hamil, yaitu berupa poster, kalender kehamilan, pulpen, totebag dan mug. Dengan didukung oleh pemilihan media yang dekat dengan ibu hamil tersebut diharapkan pesan lebih tertanam dibenak ibu hamil untuk lebih peduli dan tergerak melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga menghasilkan bayi yang sehat dan keluarga bahagia. Kata Kunci : Antenatal Care, Iklan Layanan Masyarakat, Komplikasi Kehamilan viii ABSTRACT The high rate of maternal mortality in the Semarang city caused by complications of pregnancy, in which the pregnancy complications actually could be prevented and detected early through antenatal care on a regular basis. Nevertheless, there are still many pregnant women late checkups and even checkups to health centers and midwives. Of these problems, authors are encouraged to provide persuasive information through public service advertising with a creative approach that can be readily accepted and remembered by people, particularly pregnant women who will ultimately be able to change the behavior of pregnant women for antenatal routine. In the study the authors use qualitative methods to the data obtained from interviews and the data were analyzed using analytical methods 5W+1H. The results of this analysis are used to create the design concept of public service ads. The main media used in the form of audio-visual advertising. In addition to facilitate the receipt of the message, the media have been selected to illustrate the real visual of the message. To strengthen the delivery of messages, the author also uses supporting media that can be beneficial for pregnant women, namely in the form of posters, a pregnancy calendar, pens, totebags and mugs. Supported by a selection of media that is close to the expectant mother expected more messages embedded in the minds of pregnant women to be more concerned and moved antenatal so as to produce a healthy baby and a happy family. Keywords: antenatal care, complications of pregnancy, public service ads ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR .................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .................................................... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .....................v KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi ABSTRAK .............................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................................... ix DAFTAR ISI …… ....................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................4 1.3 Tujuan Perancangan .........................................................................4 1.4 Manfaat Perancangan .......................................................................4 1.5 Batasan Masalah ...............................................................................5 1.6 Metodologi Perancangan ..................................................................5 1.6.1 Metode Penelitian .......................................................................5 1.6.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................6 1.6.3 Metode Analisis Data .................................................................7 1.6.1 Metode Perancangan ...................................................................7 1.6.1 Skema Metode Perancangan .......................................................8 1.7 Tinjauan Teori Permasalahan ...........................................................9 1.6 Tinjauan Teori Perancangan Desain ................................................14 BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Antenatal Care Dan Fakta Di Masyarakat ........................28 2.2 Data Dinas Kesehatan Kota Semarang ............................................35 x 2.3 Segmentasi Target Audiens .............................................................36 2.4 Faktor Penghambat dan Pendukung ................................................36 2.4.1 Faktor Penghambat .....................................................................36 2.4.2 Faktor Pendukung ......................................................................37 2.5 Analisis Data ...................................................................................37 2.6 Usulan Pemecahan Masalah ............................................................39 2.6.1 Permasalahan ..............................................................................39 2.6.2 Pemecahan Masalah ...................................................................39 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Konsep Kreatif .................................................................................41 3.1.1 Strategi Kreatif ..........................................................................41 3.1.2 Pendekatan Isi Pesan .................................................................41 3.1.3 Penentuan “What to say” dan “How to say” .............................42 3.1.4 Desire Response ........................................................................42 3.2 Program Kreatif ...............................................................................42 3.2.1 Tema Pokok ...............................................................................42 3.2.2 Pendukung Tema .......................................................................43 3.2.3 Pedoman Bentuk Kreatif ...........................................................43 3.2.4 Daya Tarik Pesan Iklan ..............................................................43 3.3 Media Planning ................................................................................44 3.3.1 Strategi Media ............................................................................44 3.3.2 Program Media ..........................................................................46 3.4 Biaya Perancangan ..........................................................................48 3.4.1 Biaya Media ...............................................................................48 3.4.2 Biaya Kreatif ..............................................................................48 3.4.3 Total Biaya Perancangan ...........................................................48 BAB IV VISUALISASI DESAIN 4.1 Pra Produksi .....................................................................................49 4.1.1 Ide Cerita ...................................................................................49 xi 4.1.2 Pengembangan Ide Cerita ..........................................................49 4.1.3 Storyline .....................................................................................50 4.1.4 Setting Adegan ..........................................................................51 4.1.5 Script ..........................................................................................51 4.1.6 Storyboard .................................................................................54 4.1.7 Format Iklan Layanan Masyarakat ............................................56 4.1.8 Program Visual ...........................................................................57 4.2 Produksi ...........................................................................................58 4.2.1 Karakter Tokoh ..........................................................................58 4.2.2 Setting Background ...................................................................60 4.3 Pasca Produksi .................................................................................61 4.3.1 Editing .......................................................................................61 4.3.2 Sound .........................................................................................63 4.3.3 Final Story ..................................................................................64 4.4 Media Pendukung ............................................................................67 4.4.1 Poster .........................................................................................67 4.4.2 Kalender Kehamilan ..................................................................71 4.4.3 Pulpen ........................................................................................72 4.4.4 Totebag ......................................................................................73 4.4.5 Mug ............................................................................................73 BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan ......................................................................................75 4.2 Saran ................................................................................................76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Grafik penyebab & waktu kejadian kematian ibu maternal ...............2 Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian ........................................................................8 Gambar 1.3 Konsep antenatal care ......................................................................14 Gambar 1.4 Unexpected - iklan mc donald ...........................................................14 Gambar 1.5 Stop global warming .........................................................................15 Gambar 2.6 Grafik Jumlah & Angka Kematian Ibu Jawa Tengah Tahun 2010-2014 .............................................................................28 Gambar 2.7 Grafik Jumlah & Angka kematian ibu Kota Semarang Tahun 2012 – 2014 ...........................................................................29 Gambar 2.8 Grafik penyebab ibu hamil tidak periksa kehamilan .........................32 Gambar 2.9 Struktur organisasi DKK Semarang ..................................................35 Gambar 4.10 Iklan Tri Versi Ibu ............................................................................57 Gambar 4.11 Iklan Line .........................................................................................58 Gambar 4.12 Karakter Tokoh Anak .......................................................................58 Gambar 4.13 Karakter Tokoh Ibu ..........................................................................59 Gambar 4.14 Karakter Tokoh Nenek ......................................................................59 Gambar 4.15 Karakter Tokoh Ayah ........................................................................59 Gambar 4.16 Ruang Keluarga ................................................................................60 Gambar 4.17 Ruang Keluarga ................................................................................60 Gambar 4.18 Halaman Rumah ...............................................................................61 Gambar 4.19 Pemakaman ......................................................................................61 Gambar 4.20 Editing Video 1 ................................................................................62 Gambar 4.21 Editing Video 2 .................................................................................62 Gambar 4.22 Editing Audio ...................................................................................63 Gambar 4.23 Pilihan Sketsa Poster 1 ......................................................................67 Gambar 4.24 Referensi Poster ................................................................................68 Gambar 4.25 Pilihan Layout Poster 1 ....................................................................68 Gambar 4.26 Poster 1 ..............................................................................................69 Gambar 4.27 Sketsa Poster 2 .................................................................................70 xiii Gambar 4.28 Poster 2 .............................................................................................71 Gambar 4.29 Aplikasi media kalender kehamilan ..................................................72 Gambar 4.30 Aplikasi media pulpen.......................................................................72 Gambar 4.31 Aplikasi media totebag ......................................................................73 Gambar 4.32 Aplikasi media mug ..........................................................................74 xiv DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Program Media .....................................................................................47 Tabel 3.2 Biaya Media ..........................................................................................48 Tabel 4.3 Storyboard .............................................................................................54 Tabel 4.4 Final Story ............................................................................................64 xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya kehamilan seseorang dapat berkembang dengan normal dengan usia kehamilan yang cukup dan melahirkan bayi yang sehat. Namun tidak semua masa kehamilan hingga persalinan dapat berjalan normal dan menggembirakan ibu, suami dan keluarga, tetapi ibu hamil bisa menghadapi masa ketidaknyamanan, kesakitan, bahkan hingga bisa menyebabkan kematian ibu hamil maupun bayi. Dalam dunia kesehatan, salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dalam program pembangunan kesehatan yaitu diukur dari tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu merupakan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015). Dinas kesehatan Jawa Tengah menyebutkan bahwa Kota Semarang yang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah masih termasuk dalam kabupaten/kota di Jawa Tengah yang memiliki angka kematian ibu tinggi. Kota Semarang dengan segala fasilitas kesehatan yang didukung oleh teknologi kesehatan memadai, dokter spesialis yang melimpah, transportasi dan kondisi geologis yang mudah, tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat yang diatas rata-rata ternyata masih dijumpai angka kematian ibu yang tinggi. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa 72 dari 204 dokter spesialis kandungan terkonsentrasi di Semarang. Dengan kondisi tersebut seharusnya Kota Semarang menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Jawa Tengah. 1 2 6.06% 3.03% Eklampsia 18.18% 18.18% Perdarahan 48.48% Penyakit Infeksi 27.27% 54.55% Nifas Bersalin Hamil Lain-lain 24.24% Gambar 1.1 Grafik penyebab & waktu kejadian kematian ibu maternal Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014 Menurut data dalam Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014 didapatkan penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan oleh komplikasi kehamilan yaitu eklampsia (48,48 %), perdarahan (24,24 %), disebabkan karena penyakit sebesar 18,18 %, disebabkan karena infeksi sebesar 3,03 % dan lain-lain sebesar 6,06 %. Kondisi saat meninggal paling banyak yaitu pada masa nifas sebesar 54,55 %, yang diikuti waktu bersalin sebesar (27,27 %). Lebih dari 90 % penyebab kematian tersebut dapat dideteksi dan dicegah apabila ibu melakukan antenatal care (pemeriksaan kehamilan) secara rutin untuk mengantisipasi sedini mungkin hal-hal yang akan mengancam keselamatan ibu dan janin (Balitbangkes, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dkk. (2012), ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care rendah atau kurang dari 4 kali berisiko mengalami kematian neonatal 7,3 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care rutin. Oleh karena itu, kunjungan antenatal care secara rutin.sangat penting untuk mengurangi resiko kehamilan. Pemeriksaan antenatal care pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin semenjak ibu dinyatakan positif hamil (Kemenkes RI, 2012). Namun pada kenyataannya masih banyak ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya setelah dinyatakan positif hamil atau terlambat 3 memeriksakan kehamilannya. Menurut Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kota Semarang, Ahmad Jawahir, mengatakan bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak peduli dengan kehamilannya, bahkan ada yang enam bulan belum pernah periksa kehamilan, hal itu tentu mempengaruhi tingginya angka kematian ibu di Kota Semarang (Tribunjateng.com, 2015). Sebagian besar ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care setelah trimester kedua kehamilan dan hanya jika ibu mengalami gangguan atau keluhan saja. Padahal pemeriksaan antenatal care sedini mungkin sangat penting karena pada trimester pertama merupakan proses terbentuknya organ-organ tubuh penting pada janin (Kompas.com, 2015). Kesadaran masyarakat akan kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa masih banyak ditemukan beberapa puskesmas di Kota Semarang dengan cakupan K1 & K4 yang rendah. 8 dari 37 puskesmas di Kota Semarang masih memiliki cakupan K1 rendah sebesar 62,41% dan 19 dari 37 puskesmas masih memiliki cakupan K4 rendah sebesar 84,30% (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014). K1 dan K4 merupakan indikator yang digunakan untuk menilai pelayanan kesehatan ibu hamil. Rendahnya kunjungan antenatal care tentu sangat memprihatinkan mengingat pelayanan antenatal care untuk deteksi dini komplikasi kehamilan penyebab kematian ibu dan untuk pendidikan tentang kehamilan. Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Semarang lebih kepada layanan kesehatan, perbaikan fasilitas maupun peningkatan kompetensi tenaga medis dan yang bersifat teknis lainnya sehingga perlu adanya peran serta masyarakat dalam mengentaskan permasalahan kehamilan ini. Penyampaian informasi secara tepat dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang membahas mengenai antenatal care menjadi sangat dibutuhkan sebagai solusi untuk memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care. Menurut Pujiyanto (2013), Iklan layanan masyarakat merupakan proses penyampaian 4 informasi yang bersifat persuasif atau mendidik khalayak melalui media periklanan agar pengetahuannya bertambah, menumbuhkan kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang disampaikan, serta mendapatkan citra yang baik di benak masyarakat. Oleh karena itu, penulis sangat terdorong untuk merancang iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care yang dapat mendeteksi dini komplikasi kehamilan yang pada akhirnya akan dapat mengurangi angka kematian ibu di Kota Semarang pada khususnya dan di Jawa Tengah pada umumnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu: Bagaimana meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan) di Kota Semarang melalui iklan layanan masyarakat? 1.3 Tujuan Perancangan Dalam sebuah perancangan tentunya tidak lepas dari tujuan yang hendak dicapai.. Dalam perancangan ini memiliki tujuan yaitu: Meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan) di Kota Semarang melalui iklan layanan masyarakat. 1.4 Manfaat Perancangan Adapun manfaat yang didapat dari perancangan iklan layanan masyarakat ini yaitu sebagai berikut : a. Manfaat Bagi Masyarakat Hasil dari perancangan iklan layanan masyarakat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan yang akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan) 5 sehingga ibu hamil akan rutin melakukan kunjungan antenatal care demi kesehatan ibu dan janin. b. Manfaat Bagi Klien Dapat membantu klien dalam hal mensosialisasikan kepada masyarakat terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan) yang pada akhirnya akan dapat mengurangi angka kematian ibu di Kota Semarang. c. Manfaat Bagi Universitas Perancanagan ini sebagai bentuk bukti bahwa Unversitas dapat melahirkan mahasiswa yang unggul dalam bidang desain komunikasi visual dan diterima dengan baik oleh masyarakat luas. d. Manfaat Bagi Penulis Dengan perancangan ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan serta sebagai wujud kepedulian untuk menerapkan ilmu yang telah didapat untuk menyelesaikan masalah yang sedang berkembang di masyarakat. 1.5 Batasan Masalah Agar perancangan ini menghasilkan desain yang tepat maka diperlukan adanya batasan-batasan. Perancangan ini sebatas pada iklan layanan masyarakat dengan materi hanya berfokus pada dampak dan penyebab ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care. Sasaran secara geografis dari perancangan ini adalah wilayah Kota Semarang. Perancangan ini ditujukan untuk seluruh masyarakat kota Semarang, usia 18-40 tahun, terutama ibu hamil dan keluarga. 1.6 Metodologi Perancangan 1.6.1 Metode Penelitian Dalam perancangan tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif, karena perancangan ini bersifat deskriptif, artinya perancangan ini menekankan pada pengaruh antar 6 variabel, yaitu kesadaran ibu hamil dan antenatal care dengan tujuan agar penulis mendapatkan makna hubungan antara kesadaran ibu hamil dengan antenatal care. Dengan menggunakan matode kualitatif ini diharapkan dapat menjawab masalah mengenai antenatal care bagi ibu hamil yang terdapat dalam rumusan masalah dari perancangan tugas akhir ini. 1.6.2 Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data akan di peroleh melalui metode wawancara dengan Ibu Siti Minasari, SKM selaku Kepala Seksi Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan Kota Semarang dan masyarakat khususnya ibu hamil sebagai objek pelayanan antenatal care. Topik wawancara untuk Ibu Siti Minasari, SKM selaku Kepala Seksi Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah informasi seputar pelayanan antenatal care, dan upaya yang sudah dilakukan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Sedangkan informasi akan penulis dapatkan dari ibu hamil yaitu mengenai sejauh mana pengetahuan ibu hamil terhadap antenatal care dan seputar fakta permasalahan yang ada dilapangan sehingga penulis dapat mengetahui aspek psikografi maupun behaviour dari ibu hamil. 2. Data Sekunder a. Kepustakaan Melalui mengumpulkan kepustakaan data maupun ini penulis informasi mencari dari buku dan yang berhubungan dengan permasalahan yaitu pelayanan antenatal care dan seputar kehamilan serta buku pedoman kesehatan yang didapat dari dinas kesehatan. Selain itu juga digunakan untuk mencari teori-teori dasar yang berhubungan dengan desain komunikasi visual untuk menunjang dan mendukung perancangan tugas akhir ini. 7 b. Internet Internet digunakan untuk menambah informasi maupun data-data pendukung yang diperlukan. Dalam perancangan ini penulis mencari data dari internet melalui web resmi Dinas Kesehatan, mulai dari tingkat Kota Semarang hingga Dinas Kesehatan RI, berita dari tribunjateng.com, suaramerdeka.com, kompas.com, dan dari sumber terpercaya lainnya. 1.6.3 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis menggunakan metode 5W+1H (what, who, where, when. why, how). Sudut pandang yang digunakan dalam metode 5W+1H ini yaitu sudut pandang dari permasalahan, klien, dan dari sudut pandang target audience perancangan tugas akhir ini. Yang akan dibahas dalam metode 5W+1H yaitu mengenai apa itu pelayanan antenatal care, mengapa ibu hamil harus melakukan kunjungan antenatal care dan apa dampak jika ibu hamil tidak melakukan kunjungan antenatal care. 1.6.4 Metode Perancangan Dari latar belakang akan didapatkan rumusan masalah, kemudian ditentukan tujuan perancangan. Setelah itu menentukan data yang harus dikumpulkan dan mencari data tersebut serta menentukan target audiennya. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dan penentuan konsep. Setelah itu ditentukan strategi desain yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 8 1.6.5 Skema Metode Perancangan Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian 9 1.7 Tinjauan Teori Permasalahan 1. Pengertian Antenatal Care Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu hamil selama kehamilannya sampai saat persalinan dan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kemenkes RI, 2013). 2. Tujuan & Manfaat Antenatal Care Tujuan antenatal care menurut Saifudin (2008:90) adalah : a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi. c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. f. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Manfaat antenatal care yaitu dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2010:109). 3. Kunjungan Antenatal Care Standart minimal pemeriksaan antenatal care menurut Dinas Kesehatan (2015) setidaknya dilakukan sebanyak 4 kali selama kehamilan dengan frekuensi yaitu : 10 a. Minimal 1 kali pada trimester I sebelum usia kehamilan 14 minggu b. Minimal 1 kali pada trimester II usia kehamilan 14-28 minggu c. Minimal 2 kali pada trimester III usia kehamilan 28-36 minggu atau lebih Sedangkan menurut Manuaba (2010:111), standar pemeriksaan antenatal care dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut : Pemeriksaan pertama; Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. Pemeriksaan ulang; Setiap bulan sampai umur kehamilan 7 bulan, Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 9 bulan, Setiap 1 minggu sejak umur hamil 9 bulan sampai terjadi persalinan. Pemeriksaan khusus bila terjadi keluhan-keluhan tertentu. 4. Tempat Pelayanan Antenatal Care Tempat pemberian pelayanan antenatal care meliputi rumah sakit pemerintah/ swasta, rumah sakit bersalin, puskesmas/ puskesmas pembantu, posyandu dan tempat praktek swasta (bidan dan dokter). 5. Pelayanan Antenatal Care Beserta Manfaatnya Standar pelayanan antenatal care 10 T sesuai dalam Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu (2012) terdiri dari: a. Timbang Berat Badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal care dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA). Dilakukan hanya pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama 11 (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah. c. Ukur Tekanan Darah. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal care dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria) d. Ukur Tinggi Fundus Uteri Dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. e. Tentukan Presentasi Janin dan Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ) Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan letak janin. Sedangkan Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin. f. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. g. Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. h. Periksa laboratorium (rutin dan khusus) 12 Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal care meliputi: 1) Pemeriksaan golongan darah, Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. 2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. 3) Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil. i. Tatalaksana/Penanganan Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. j. Komunikasi, Informasi,dan Edukasi (KIE) Efektif KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi tentang kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan 13 persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi. 6. Kerangka Konsep Antenatal Care Ibu Hamil Sehat Antenatal Care Ibu Hamil Persalinan Aman, Bayi Sehat Ibu Hamil Beresiko Rujukan Penanganan Gambar 1.3 Konsep antenatal care Sumber: Kemenkes RI, 2012 7. Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktorfaktor lain yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010:46). Dengan kata lain, perilaku kesehatan merupakan semua kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan kesehatan, baik pemeliharaan, peningkatan, maupun pencegahan masalah kesehatan. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2010), membedakan adanya 3 tingkat domain/ranah perilaku yaitu : a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap suatu objek yang didapat melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek memiliki tingkat yang berbedabeda, yaitu Tahu; apabila seseorang mampu mengingat kembali apa yang sudah diamatinya, Memahami; apabila seseorang 14 mampu menjelaskan secara benar apa yang sudah diketahuinya, Aplikasi; apabila mengaplikasikan apa seseorang yang mampu sudah menggunakan/ diketahui/dipahaminya, Analisis; apabila seseorang mampu menjabarkan dan mencari hubungan antar komponen yang terdapat dari objek yang diketahuinya, Sintesis; merangkum/menghubungkan apabila seseorang komponen-komponen mampu yang diketahuinya kedalam bentuk yang baru, Evaluasi; apabila seseorang mampu melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. b. Sikap Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan pendapat dan emosi seseorang. Sikap merupakan kesiapan/kesediaan untuk bertindak dan belum merupakan tindakan. Sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi. c. Tindakan/praktik Tindakan merupakan wujud dari sikap atau merupakan aksi nyata dari sikap yang sudah ditunjukkan. 1.8 Tinjauan Teori Perancangan Desain 1. Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan masyarakat adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, suatu organisasi komersial ataupun non komersial untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Widyatmoko, 2007). Iklan layanan masyarakat merupakan ajakan atau imbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum melalui perubahan kebiasaan atau perilaku masyarakat yang tidak/kurang baik menjadi yang lebih baik yang 15 bersifat sosial, bukan semata-mata mencari keuntungan (Pujiyanto, 2013). Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial (Widyatama, 2007). Berdasarkan definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa iklan layanan masyarakat (ILM) merupakan iklan yang menyajikan pesanpesan sosial yang bertujuan untuk mengajak atau mendidik khalayak agar pengetahuan masyarakat bertambah, membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, dan mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat terhadap masalah sosial yang diiklankan. Iklan layanan masyarakat ini bersifat sosial, bukan untuk mencari keuntungan (bisnis). 2. Indikator Iklan Yang Baik Menurut Budiman Hakim (2006: 49-63), iklan yang bagus harus mengandung unsur SUPER “A”, yang tiap hurufnya mengandung makna yaitu : a. Simple Simple berarti iklan yang sederhana secara elemen, tampilan dan outputnya, namun bukan berarti sederhana dalam pemikirannya, justru pemikiran yang bertingkat dan mendalam. Untuk iklan yang simple menggunakan elemen sedikit mungkin namun mampu berbicara (mengkomunikasikan pesan) semaksimal mungkin. b. Unexpected Iklan yang smart diperlukan ide yang unik dan orisinil. Ide yang tidak disangka-sangka akan jauh lebih diingat oleh khalayak dan menjadi top of mind diantara ribuan iklan yang setiap hari muncul di masyarakat. 16 Gambar 1.4 Unexpected - iklan mc donald Sumber: Lanturan Tapi Relevan c. Persuasive Iklan harus mempunyai daya pengaruh untuk menyihir orang melakukan sesuatu. Daya pengaruh yang kuat harus mampu menggerakkan khalayak untuk melakukan dan mengikuti pesan yang disampaikan. d. Entertaining Untuk berada dibenak khalayak sasaran, iklan yang dibuat harus mampu menghibur khalayak sasaran, sehingga iklan yang menghibur mampu melintas dibenak khalayak sasaran. Entertaining tidak berarti lucu, dalam skala yang lebih luas diartikan mampu mempermainkan emosi khalayak sasarannya. Seperti tertawa, menyanyi, menari, menangis, terharu dan sebagainya. Dengan catatan permainan emosi tersebut harus mengangkat pesan yang diiklankan. e. Relevan Ide yang muncul untuk iklan bagaimanapun harus dikembalikan pada relevansi. Seunik apapun idenya, syaratnya cuma satu, yaitu relevan. Ide harus mampu dipertanggungjawabkan, harus rasional, dan harus ada korelasi dengan pesan yang disampaikan. 17 f. Acceptable Iklan yang bagus adalah iklan yang mampu diterima masyarakat. Terutama tidak bersinggungan dengan nilai-nilai masyarakat yang menjadi konsumen kita. Bagaimanapun juga, tujuan akhir dari iklan adalah bisa diterima oleh khalayak dan akhirnya mengikuti pesan yang disampaikan dalam iklan. Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa iklan yang baik harus memuat unsur SUPER “A” (Simple, Unexpected, Persuasive, Entertaining, Relevan, Acceptable). Dengan memahami bagaimana iklan yang bagus dan baik akan membantu penulis dalam menentukan dan sebagai acuan dalam menilai dan merancang iklan layanan masyarakat yang akan dibuat nantinya sehingga diharapkan mampu menjawab permasalahan. 3. Tujuan Iklan Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam dari alat komunikasi yang penting bagi perusahaan dan organisasi lainnya, menurut Terence A. Shimp (2000:261) adalah sebagai berikut: a. Informing (memberikan informasi) Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif b. Persuading (mengajak) iklan yang efektif akan mampu membujuk konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. c. Remainding (mengingatkan) Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap ingatan para konsumen. segar dalam 18 d. Adding Value (memberikan nilai tambah) Periklanan memberikan nilai tambah dengan cara penyempurnaan kuali tas dan inovasi pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. e. Assisting (mendampingi) Peranan periklanan adalah sebagai pendamping yang menfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. 4. Penekanan Pesan Pada Iklan Layanan Masyarakat Iklan Layanan Masyarakat menurut Pujiyanto (2013:203-213) bila diperhatikan sesuai temanya terdapat empat kelompok yang masing-masing memiliki karakter dan teknik penyampaian sendirisendiri, yaitu sebagai berikut : a. Tema Larangan dan Sindiran Gambar 1.5 Stop global warming Sumber: Iklan Layanan Masyarakat Pesan bertema larangan dan sindiran pada iklan layanan masyarakat biasanya memiliki awalan headline dengan kata “jangan”, “stop”, “dilarang”, “hentikan”, dan sebagainya. Iklan layanan masyarakat kelompok ini lebih tegas dan biasanya permasalahan yang diangkat sudah akut, terlalu lama atau sudah 19 keterlaluan sehingga penyampaian menggunakan kata yang bersifat keras atau kasar. Selain verbal, iklan layanan masyarakat ini menggunakan gambar/ilustrasi sebagai ujung tombak dalam mengkomunikasikan pesan. b. Tema Peringatan atau Ancaman Iklan layanan masyarakat dengan tema peringatan atau ancaman bersifat keras, biasanya dengan menggunakan kata “awas”, “waspadalah”, dan sebagainya c. Tema Imbauan atau Anjuran Tema imbauan atau anjuran dalam iklan layanan masyarakat memberikan informasi dan mengajak masyarakat untuk mengikutinya. Jenis iklan ini bersifat lebih halus dalam penyampaian pesan dan biasanya menggunakan kata “taatilah”, “ikutilah”, “pastikan”, “ayo”, dan sebagainya. 5. Gaya dalam Mengeksekusi Pesan Menurut M. Suyanto (2008:1-11) gaya dalam mengeksekusi pesan iklan yaitu sebagai berikut : a. Menjual langsung (straight sell) Gaya menjual langsung tertuju langsung pada informasi produk atau jasa. Gaya eksekusi ini sering digunakan bersama daya tarik rasional yang memfokuskan pesan pada produk atau jasa serta manfaat dan atau atribut spesifiknya. b. Potongan kehidupan (slice of life) Menunjukkan satu atau beberapa orang yang menggunakan produk tersebut dalam keadaan normal. Umumnya didasarkan padapendekatan pemecahan masalah sehari-hari. Kemudian pengiklan menunjukkan bahwa produk yang diiklankan sebagai pemecah masalah. Pengiklan menyukai gaya ini, karena percaya bahwa gaya ini efektif untuk menyajikan situasi yang sebagian besar konsumen mendapatkan manfaat dari kelebihan produk 20 tersebut. Jenis iklan ini mencoba menggambarkan atau memotret suatu masalah atau konflik yang biasanya dihadapi konsumen dalam kehidupannya sehari-hari. c. Gaya hidup (life style) Menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan suatu gaya hidup konsumen. d. Fantasi (fantasy) khayalan Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menciptakan fantasi di sekitar produk tersebut atau penggunaannya. e. Suasana atau citra (mood or image) Membangkitkan suasana atau citra di sekitar produk tersebut, seperti kecantikan, cinta, atau ketenangan. Tidak ada pengakuan atas produk tersebut kecuali melalui sugesti, terutama yang sedang mencari citra “canggih” dan “global”. f. Music (musical) Menggunakan latar belakang musik atau menunjukkan satu atau beberapa orang atau tokoh kartun yang sedang menyanyikan suatu lagu tentang produk tersebut. g. Simbol kepribadian (personality symbol) Menciptakan suatu karakter yang menjadi personifikasi produk tersebut. Karakter tersebut dapat berupa orang, binatang, atau animasi. h. Keahlian teknis (technical expertise) Menunjukkan keahlian, pengalaman, dan kebanggaan perusahaan dalam membuat produk tersebut. i. Bukti ilmiah (scientific evidence) Menyajikan bukti survey atau bukti ilmiah atau laboratorium bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain. j. Bukti kesaksian (testimonial evidence) Menampilkan seorang sumber yang sangat terpercaya, disukai, atau ahli yang mendukung produk tersebut. 21 k. Perbandingan (comparison) Merupakan cara langsung yang menunjukkan keunggulan merek terhadap pesaing/posisi merek terkenal/merek baru/merek pemimpin industry. l. Kombinasi Kombinasi merupakan teknik eksekusi pesan dalam iklan yang merupakan gabungan dari teknik-teknik lain 6. Tipografi Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Nuradi (1996) dalam Pujiyanto (2013: 94) mengatakan bahwa tipografi adalah seni memilih, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan percetakan maupun reproduksi. Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda (Jefkins dalam Pujiyanto, 2013). Tipografi adalah suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Maksud dari “menyusun” disini meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki (Kusrianto, 2009). Berdasarkan beberapa pandangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tipografi merupakan seni untuk memilih, merancang, menyusun, merangkai, menggabungkan dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf dalam sebuah komposisi yang harmonis dengan maksud dan tujuan tertentu. Dengan memahami definisi tipografi akan menjadi pengingat penulis dalam menentukan dan merancang tata letak huruf dalam iklan 22 layanan masyarakat yang akan menghasilkan sebuah komposisi yang harmonis sehingga dapat menarik khalayak yang mana tipografi mempunyai peran untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat. Dalam periklanan, tipografi berperan penting dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Tipografi mempunyai peran untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat. Peran tipografi berupa headline maupun bodycopy pada iklan. Ada empat prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility. 1. Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter bentuk suatu huruf dengan baik. 2. Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut harus dilihat dan dirasakan. Ketidaktepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. 3. Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak 23 tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik. 4. Clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan target audiencenya maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh target audiencenya. Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah, tampilan visual, warna, pemilihan tipografi, dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tipografi sangat berperan dalam menyampaikan informasi maupun pesan kepada khalayak. Setidaknya ada empat prinsip pokok tipografi yang mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility, yang mana keempat prinsip tersebut menjadi penentu keberhasilan pesan verbal dalam iklan layanan masyarakat. Dengan memahami prinsip pokok tipografi akan membantu penulis dalam merancang tipografi dalam iklan layanan masyarakat yang akan dibuat dengan harapan pesan verbal yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak. 7. Ilustrasi Unsur desain yang tidak kalah penting dalam suatu karya periklanan yaitu ilustrasi. Pada prinsipnya ilustrasi bertujuan untuk menarik daya minat khalayak agar mengetahui maksud pesan yang disampaikan. Ilustrasi dapat memperjelas informasi yang sudah diwujudkan dengan kata-kata atau kalimat. Dalam periklanan, ilustrasi berfungsi sebagai penarik perhatian dan merangsang minat khalayak untuk mengetahui keseluruhan pesan, bahkan dengan ilustrasi khalayak bisa menafsirkan pesan yang disampaikan tanpa membaca kata atau kalimat verbal. Ilustrasi dianggap sebagai bahasa universal yang dapat 24 menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Ilustrasi merupakan representasi visual dari pesan yang disampaikan. Ilustrasi dalam penerapannya bisa ditampilkan melalui teknik fotografi, digital imaging, line art, drawing, dan teknik lainnya. Sebagai daya tarik, ilustrasi harus dibuat semenarik mungkin dan sekreatif mungkin sesuai dengan target audiens namun tetap relevan dengan pesan yang akan disampaikan. Menurut M. Suyanto (2006: 111132) menyebutkan bahwa daya tarik pesan pada periklanan bisa dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut : a. Daya Tarik Selebritis, menggunakan selebritis sebagai penyampai pesan b. Humor, menggunakan metode humor untuk menarik perhatian c. Kesalahan, menunjukkan kesalahan agar tidak mengulangi kesalahan tersebut d. Rasional, menampilkan manfaat dan alasan logis pesan yang disampaikan e. Emosional, pendekatan emosional yang berhubungan dengan faktor psikologis khalayak sasaran f. Rasa Takut, pendekatan dengan mengidentifikasi konsekuensi negatif terhadap perilaku yang tidak aman. g. Kombinasi, menggunakan perpaduan dari berbagai daya tarik yang ada. Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa ilustrasi menjadi daya tarik utama dalam penyampaian pesan. Ilustrasi menjadi representasi visual dari pesan verbal yang disampaikan. Oleh karena itu ilustrasi dibuat sekreatif dan semenarik mungkin sesuai dengan khalayak sasaran. Dengan mengetahui dan memahami berbagai jenis daya tarik dalam periklanan diatas dapat menginspirasi dan membantu penulis dalam mencari dan menentukan ide yang pas dan sesuai dengan khalayak sasaran dalam menyampaikan pesan iklan layanan masyarakat 25 yang akan dibuat sehingga dapat menarik khalayak sasaran untuk memahami pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan mengikuti dan melakukan sesuai dengan pesan yang disampaikan. 8. Warna Warna merupakan salah satu unsur desain yang menghasilkan daya tarik visual dalam sebuah karya desain. Dalam sebuah karya iklan, warna memainkan peranan yang sangat besar dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti pesan iklan, dan kenyataannya warna lebih mempunyai daya tarik pada emosi daripada akal. Pada dasarnya orang akan tertarik pada media komunikasi pertama kali pada warna yang ditampilkan karena indra mata kita lebih mudah untuk melihatnya. Dalam media komunikasi iklan warna ditampilkan pada background, ilustrasi maupun tipografi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu karena pada dasarnya setiap warna memiliki kesan dan makna tersendiri. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa warna sebagai salah satu unsur desain yang menghasilkan daya tarik visual berperan penting dalam mempengaruhi keberhasilan pesan yang disampaikan. Dengan mengetahui teori dasar warna yang berhubungan dengan periklanan akan membantu penulis dalam merancang iklan layanan masyarakat yang dapat membangkitkan emosi khalayak dengan warnawarna yang mempunyai makna secara psikologis yang dapat diterima oleh khalayak sasaran. Didalam warna dikenal dua golongan warna, yaitu : a. Warna Panas Warna panas terdiri dari warna merah, jingga, kuning. Secara psikologis, warna panas dihubungkan dengan sikap spontan, meriah, semangat, hangat, membangkitkan selera, ceria dan penuh gairah. 26 b. Warna Dingin Warna dingin dihubungkan dengan sikap tertutup, sejuk, santai, berkembang, harapan, tenang dan fresh. Warna dingin meliputi warna hijau, biru, ungu. 9. Layout Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya (Rustan, 2009). Layout dalam desain iklan layanan masyarakat adalah proses memilih dan menata elemen-elemen desain yang ada untuk membawakan pesan atau informasi yang menghasilkan suatu sarana komunikasi yang efektif (Pujiyanto, 2013). Berdasarkan definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa layout merupakan suatu proses menata, memilih dan menyusun elemenelemen desain pada suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung pesan kepada khalayak. Dengan mengetahui definisi tentang layout dapat membantu penulis dalam menyusun dan merancang iklan layanan masyarakat yang enak dilihat sesuai dengan khalayak sasaran. Menurut Surianto Rustan (2009, 74-86), terdapat prinsip dasar layout yang digunakan dalam merancang sebuah desain, yaitu sebagai berikut : a. Sequence/urutan Sequence/urutan sering disebut juga dengan hierarki/flow/ aliran, yaitu prinsip layout yang berfungsi untuk mengatur urutan yang mana dulu informasi yang harus dilihat pembaca, yang mana yang kedua, dan seterusnya. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan. 27 b. Emphasis/penekanan Emphasis/penekanan sering disebut juga dengan pusat perhatian/point of interest. Diantara elemen-elemen layout harus ada yang menjadi pusat perhatian sebagai representasi dari inti pesan yang disampaikan. c. Balance/keseimbangan Balance/keseimbangan yang dimaksud dalam layout berarti bahwa bidang layout menghasilkan kesan dan rasa yang seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pada pengaturan letak, tetapi juga pada ukuran, arah, warna, dan lainlain. Ada dua macam keseimbangan dalam layout, yaitu keseimbangan simetris (bagian kanan dan kiri bidang layout disusun sama/seimbang) dan keseimbangan asimetris (bagian kanan bidang layout tidak sama dengan bagian kiri namun tetap tampak dinamis dan seimbang). d. Unity/kesatuan Unity/kesatuan yaitu prinsip bagaimana mengorganisasikan seluruh elemen dalam bidang layout saling berkaitan, selaras dan disusun secara tepat. Elemen-elemen desain disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang enak dilihat. Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa sebenarnya prinsip dasar layout tidak jauh beda dengan prinsip dasar desain, yaitu Sequence atau urutan, Emphasis atau penekanan, Balance atau keseimbangan, dan Unity atau kesatuan. Dengan memahami prinsip dasar layout ini akan membantu penulis dalam menyusun dan menata layout sehingga dapat menghasilkan iklan layanan masyarakat yang mampu menarik khalayak secara efektif. BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan Tentang Antenatal Care Dan Fakta Di Masyarakat Antenatal care berperan penting dalam pencegahan meningkatnya Angka Kematian Ibu. Menurut WHO Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2011, 81% diakibatkan karena komplikasi kehamilan, komplikasi kehamilan diakibatkan oleh rendahnya kunjungan antenatal care oleh ibu hamil sehingga komplikasi tersebut tidak terdeteksi secara dini. 130 126,55 per 100.000 KH 125 120 116.01 116.34 2011 2012 118.62 711 kasus 2013 2014 115 110 104.97 105 100 2010 Gambar 2.6 Grafik Jumlah & Angka Kematian Ibu Jawa Tengah Tahun 2010-2014 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir angka kematian ibu terus mengalami peningkatan. Pada 2010 tercatat sebanyak 611 kasus, 2011 tercatat 668 kasus, 2012 tercatat 675 kasus, 2013 tercatat sebanyak 668 kasus, dan 711 kasus kematian ibu melahirkan terjadi pada tahun 2014 atau setara dengan 126,55 per 100.000 KH. Hal ini berarti setiap hari terdapat 2 (dua) orang ibu hamil meninggal di Jawa Tengah. Tingginya 28 29 angka kematian ibu tersebut menjadi perhatian khusus Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam diskusi yang bertema Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Baru Lahir di Hotel Dafam Semarang, Senin (14/9/2015), untuk segera menekan permasalahan ini (Beritajateng.net, 2015). Upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini ialah dengan memperbaiki pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit yang menangani persalinan, mengevaluasi layanan Jampersal, dan memperbaiki fasilitas pelayanan kesehatan hingga ke tingkat desa. Dalam diskusi tersebut, Ganjar memaparkan faktor terjadinya kasus kematian ibu terjadi karena kekurangan dokter, menikah dini, transportasi, fasilitas-fasilitas yang kurang memadai serta asupan gizi yang kurang. Hal itu hanya terjadi di daerah-daerah terpencil (Metrosemarang.com, 2015). 130 122,25 per 100.000 KH 120 110 107.95 33 kasus 2013 2014 100 90 80.06 80 70 2012 Gambar 2.7 Grafik Jumlah & Angka kematian ibu Kota Semarang Tahun 2012 – 2014 Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014 Sedangkan untuk wilayah Kota Semarang masih termasuk dalam kabupaten/kota di Jawa Tengah yang memiliki angka kematian ibu tinggi. Berdasarkan data dalam Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014 didapatkan angka kematian ibu di Kota Semarang dalam tiga tahun terakhir 30 cenderung meningkat. Pada tahun 2014 sebanyak 33 kasus atau sebesar 122,25 per 100.000 KH, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 29 kasus atau sebesar 107,95 per 100.000 KH, sedangkan tahun 2012 sebanyak 22 kasus atau sebesar 80,06 per 100.000 KH. Menurut data dalam Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014 didapatkan penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan oleh komplikasi kehamilan yaitu eklampsia (48,48 %), perdarahan (24,24 %), disebabkan karena penyakit sebesar 18,18 %, disebabkan karena infeksi sebesar 3,03 % dan lain-lain sebesar 6,06 %. Kondisi saat meninggal paling banyak yaitu pada masa nifas sebesar 54,55 %, yang diikuti waktu bersalin sebesar (27,27 %). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa eklampsia menempati urutan tertinggi penyebab kematian ibu dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang menunjukkan bahwa kasus eklampsia tiap tahun mengalami peningkatan yaitu tahun 2012 terdapat 239 kasus, tahun 2013 terdapat 279 kasus dan tahun 2014 terdapat 354 kasus. Preeklampsia tersebut dapat dideteksi sedini mungkin dengan pemeriksaan antenatal care secara teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III. Begitu juga dengan penyebab kematian lainnya, lebih dari 90 % penyebab kematian tersebut dapat dideteksi dan dicegah apabila ibu melakukan antenatal care (pemeriksaan kehamilan) secara rutin untuk mengantisipasi sedini mungkin hal-hal yang akan mengancam keselamatan ibu dan janin (Balitbangkes, 2013). Pelayanan Antenatal care bertujuan memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi sejak awal kehamilan hingga persalinan. Dengan pelayanan antenatal care maka dapat diketahui resiko dan komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Meskipun demikian, masih banyak dijumpai ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya setelah dinyatakan positif hamil sebagaimana hasil survei profil wanita di Jawa Tengah tahun 2011 ditemukan bahwa 31 18,0% ibu hamil tidak pernah melakukan pemeriksaan antenatal care, 0,4% pemeriksaan oleh dukun, dan 81,6% ke pelayanan kesehatan (Puskesmas). Kondisi di Kota Semarang juga tidak jauh berbeda dengan hasil survei, seperti yang dinyatakan oleh Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kota Semarang, Ahmad Jawahir, bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak peduli dengan kehamilannya, bahkan ada yang enam bulan belum pernah periksa kehamilan, hal itu tentu mempengaruhi tingginya angka kematian ibu di Kota Semarang. Fakta tersebut didukung oleh data dari laporan tahunan bidang kesehatan keluarga tahun 2014 yang menyebutkan bahwa 8 dari 37 puskesmas di Kota Semarang memilki cakupan K1 rendah dan 19 dari 37 puskesmas memiliki cakupan K4 rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maryani (2015) menyebutkan bahwa kasus kematian ibu di wilayah kerja puskesmas Poncol dan Gayamsari disebabkan karena ibu hamil selama masa kehamilan tidak melakukan pemeriksaan antenatal care. Sedangkan hasil survei yang dilakukan penulis masih banyak ditemukan ibu hamil terlambat dalam melakukan pemeriksaan antenatal care. Hal ini dapat dilihat dari catatan kunjungan pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ibu hamil tidak berkunjung pada awal kehamilan atau trimester pertama melainkan berkunjung setelah trimester kedua kehamilan atau bulan keempat usia kehamilan. Padahal pemeriksaan antenatal care sedini mungkin sangat penting karena pada trimester pertama merupakan proses terbentuknya organ tubuh penting pada janin dan pada masa ini dapat dideteksi kemungkinan komplikasi kehamilan dan kelainan kehamilan lainnya. Alasan keterlambatan pemeriksaan antenatal care disebabkan karena terlambat mengetahui tentang kehamilannya yang merupakan kehamilan pertama dari si ibu. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan, kemudian periksa ulang satu kali sebulan sampai usia kehamilan 7 bulan, periksa ulang 2x sebulan sampai usia kehamilan 9 bulan, dan periksa ulang setiap minggu sesudah usia kehamilan 32 9 bulan, serta periksa khusus bila ada keluhan-keluhan (Manuaba, 2010). Alasan lain ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care yaitu disebabkan karena ibu hamil yang bekerja sehingga tidak ada waktu untuk memeriksakan kehamilan yaitu sebanyak 11 dari 74 responden atau sebesar 13%, walaupun penulis juga mendapati ibu hamil lain yang juga bekerja tetapi bisa melakukan kunjungan antenatal care rutin. Sebagian besar ibu hamil yang bekerja yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care tersebut berasal dari wilayah puskesmas Mangkang. 5 10 7% 13% 26 35% enggan 33 45% sakit hamil hal biasa bekerja terlambat tahu hamil Gambar 2.8 Grafik penyebab ibu hamil tidak periksa kehamilan Dari hasil interview yang dilakukan penulis, 26 dari 74 responden beralasan adanya anggapan bahwa sakit ketika mengalami kehamilan merupakan hal yang wajar yang dialami oleh ibu hamil sehingga merasa tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan antenatal care. Hal ini karena pengaruh pengalaman keluarga dalam mendidik ibu hamil tersebut. Keluarga tersebut tidak menyadari bahwa semua wanita hamil merupakan kondisi yang sangat rentan beresiko kematian (Balitbangkes, 2013). Anggapan tersebut juga dikarenakan oleh ibu hamil sudah merasa paham dengan kehamilannya, karena pada kehamilan pertama bisa dilewati dengan sehat, padahal risiko adanya komplikasi bisa terjadi di kehamilan berikutnya, sebagaimana penuturan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), Dwiana Ocviyanti, bahwa sebagian besar ibu hamil hanya rutin pemeriksaan antenatal care di kehamilan 33 pertama, kehamilan selanjutnya sudah merasa piawai dan tidak rutin lagi. Padahal justru risiko komplikasi akan meningkat di kehamilan selanjutnya. Alasan lain ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care yaitu dikarenakan ibu hamil tidak mau atau enggan untuk periksa kehamilan yaitu sebesar 45% atau 33 dari 74 responden. Ibu hamil sebenarnya sudah tahu tentang pemeriksaan kehamilan, namun tetap tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Alasan ibu hamil enggan melakukan pemeriksaan antenatal care bermacam-macam, diantaranya yaitu karena ibu hamil malas melakukan kegiatan apapun yang dikarenakan oleh sakit dan kecapekan karena hamil. Selain itu adanya anggapan bahwa melakukan pemeriksaan antenatal care 1 atau 2 kali saja sudah cukup selama hamil karena merasa kehamilannya berjalan normal. Hal lainnya yaitu disebabkan adanya rasa takut keguguran dari ibu hamil sehingga pemeriksaan kehamilan dilakukan saat kehamilan dianggap kuat. Alasan lain yaitu ibu hamil tidak ada yang mengantar ke puskesmas dikarenakan suami sibuk bekerja. Hal ini membuktikan suami/keluarga berperan juga dalam pemeriksaan antenatal care. Dampak yang bisa diakibatkan karena kurangnya partisipasi ibu hamil akan pemeriksaan antenatal care yaitu tidak dapat diketahui secara dini berbagai komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian ibu (anemia, preeklamsia/ eklamsia, pendarahan), kelainan letak janin, KEK (Kekurangan Energi Kronik), BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan bayi premature. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal care, akan dapat ditemukan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah pertolongan selama kehamilan maupun persalinannya nanti. Salah satu faktor minimnya pengetahuan ibu hamil terhadap dampak yang dapat terjadi apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care ini dikarenakan informasi yang berkaitan dengan kehamilan di khalayak publik masih kurang karena hanya berada di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Upaya yang dilakukan pemerintah lebih kepada layanan 34 kesehatan, perbaikan fasilitas maupun peningkatan kompetensi tenaga medis dan yang bersifat teknis lainnya sehingga perlu adanya peran serta masyarakat dalam mengentaskan permasalahan kehamilan ini. 2.2. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang Dinas Kesehatan Kota Semarang merupakan satuan kerja perangkat daerah di Kota Semarang yang memiliki tanggung jawab menjalankan kebijakan pemerintah Kota Semarang dalam bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Semarang beralamat di Jalan Pandanaran No.79 Semarang. KEDUDUKAN Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas Kesehatan diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. VISI & MISI Visi : Terwujudnya Masyarakat Kota Semarang yang Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan hidup sehat MOTTO Masyarakat Sehat Kebanggaan Kami TUGAS POKOK DAN FUNGSI a. Perumusan kebijaka teknis pelaksanaan dan pengendalian dibidang kesehatan 35 b. Pembinaan umum dibidang kesehatan meliputi pendekatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) dan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah. c. Pembinaan operasional, pengurusan tata usaha termasuk pemberian rekomendasi dan perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota. d. Pembinaan pengendalian teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya kesehatan rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis ayang ditetapkan oleh menteri kesehatan. e. Penetapan angka kredit bagi petugas kesehatan. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang tugasnya STRUKTUR ORGANISASI Gambar 2.9 Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Semarang Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015 36 2.3. Segmentasi Target Audiens 1. Target Primer a. Demografis Secara demografis target audiens meliputi jenis kelamin perempuan, kategori usia 18 sampai 40 tahun dengan golongan ekonomi menengah ke bawah. b. Georgafis Warga yang bertempat tinggal di wilayah Kota Semarang c. Psikografi Wanita yang acuh dan kurang perhatian terhadap kehamilan d. Behavior Ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya 2. Target Sekunder a. Demografis Semua jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dengan segala usia dan status sosial b. Psikografi Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap kehamilan c. Behavior Konsumtif terhadap isu kehamilan yang berkembang di masyarakat 2.4. Faktor Penghambat dan Pendukung 2.4.1. Faktor Penghambat Sudah melekatnya pemahaman masyarakat bahwa gejala kehamilan merupakan hal yang wajar dan alamiah yang tidak perlu membutuhkan pemeriksaan ataupun perawatan dokter selama kehamilan. Selain itu, informasi yang berkaitan dengan kehamilan di khalayak publik masih kurang karena hanya berada di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Faktor lainnya yaitu masih kurangnya dukungan suami maupun keluarga yang dikarenakan oleh kesibukan kerja. 37 2.4.2. Faktor Pendukung Dukungan pemerintah yang kini mulai lebih peduli dan menjadi prioritas terhadap masalah kehamilan maupun angka kematian ibu pada umumnya. Dari segi media penyampaian informasi, saat ini semakin bervariatif dengan adanya videotron, internet maupun media sosial yang biasa dijangkau oleh target audiens selain media konvensional yang sudah ada. 2.5. Analisis Data Analisis digunakan digunakan penulis dalam perancangan tugas akhir ini adalah metode 5W+1H 1. What Ibu hamil seharusnya secara rutin dan antusias melakukan pemeriksaan antenatal care yang sebenarnya merupakan kebutuhan ibu hamil untuk merawat kandungannya, namun pada kenyataanya masih banyak ditemui ibu hamil yang enggan, dan terlambat melakukan pemeriksaan antenatal care. Ibu hamil tidak menyadari keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan antenatal care dapat membahayakan kesehatan ibu dan kandungannya. Antenatal care yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu hamil selama kehamilannya untuk memantau kemajuan kehamilan dan tumbuh kembang janin. Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah sudah berupaya dengan memperbaiki pelayanan antenatal care dan fasilitas maupun peningkatan kompetensi tenaga medis 2. Where Permasalahan yang diangkat berada di wilayah Kota Semarang. Tempat untuk pemeriksaan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, bidan/dokter praktek, puskesmas, maupun posyandu. 38 3. When Permasalahan terjadi setiap hari. Pemeriksaan antenatal care bisa didapatkan setiap hari selama jam kerja/sesuai jadwal praktek bidan/dokter. 4. Who Kejadian ini dialami oleh ibu hamil yang bertempat tinggal di Kota Semarang. Yang dapat memberikan pelayanan antenatal care yaitu dokter, perawat, dan bidan, bukan dukun bayi. 5. Why Terjadi karena ketidaktahuan masyarakat mengenai dampak yang bisa terjadi apabila tidak melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin, yaitu tidak dapat diketahui secara dini berbagai komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian ibu (anemia, preeklamsia/ eklamsia, pendarahan), kelainan letak janin, KEK (Kekurangan Energi Kronik), BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan bayi premature. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal care, ibu hamil akan dapat mengetahui dan dapat ditemukan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah pertolongan selama kehamilan maupun persalinannya nanti. 6. How Untuk itu perlu diberikan informasi kepada masyarakat mengenai pelayanan antenatal care melalui iklan layanan masyarakat yang tepat dan mengena agar masyarakat dapat merubah perilaku yang sebelumnya masih enggan dan terlambat melakukan melakukan pemeriksaan antenatal care menjadi rajin dan rutin dalam melakukan pemeriksaan antenatal care. 39 2.6. Usulan Pemecahan Masalah 2.6.1. Permasalahan Antenatal care merupakan faktor penting dalam menekan angka kematian ibu di Kota Semarang. Komplikasi kehamilan yang menjadi penyebab terbesar dari kematian ibu di Kota Semarang dapat dideteksi dan dicegah apabila ibu melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) secara rutin. Namun pada kenyataanya masih banyak ditemui ibu hamil yang enggan, dan terlambat melakukan pemeriksaan antenatal care. Padahal pemeriksaan antenatal care sedini mungkin sangat penting karena pada trimester pertama merupakan proses terbentuknya organ tubuh penting pada janin. Dengan pemeriksaan antenatal care, dapat dideteksi kemungkinan komplikasi kehamilan dan kelainan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan. Keterlambatan pemeriksaan antenatal care dipengaruhi oleh kurangnya kepedulian ibu terhadap kehamilan dan dampak yang bisa diakibatkan dari keterlambatan pemeriksaan antenatal care yang dikarenakan kurangnya informasi tentang antenatal care yang bisa dijangkau oleh masyarakat dan ibu hamil pada khususnya. Upaya pemerintah selama ini lebih kepada perbaikan pelayanan antenatal care dan fasilitas maupun peningkatan kompetensi tenaga medis sehingga perlu peran serta masyarakat terutama ibu hamil untuk lebih peduli terhadap kehamilannya. 2.6.2. Pemecahan Masalah Dari semua analisis diatas dapat penulis simpulkan bahwa banyak ibu hamil yang belum menyadari bahwa pemeriksaan antenatal care sangat penting untuk mendeteksi komplikasi kehamilan dan kelainan lainnya yang bisa menyebabkan kematian. Dengan kata lain, ibu hamil kurang menyadari bahwa pemeriksaan bisa berdampak pada tidak terdeteksinya komplikasi kehamilan yang 40 dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi melalui media yang ditentukan untuk memberikan pemahaman yang bersifat persuasif akan pemeriksaan antenatal care bagi ibu hamil dengan pendekatan yang sesuai dengan target audiens sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dan akhirnya dapat merubah perilaku yang sebelumnya masih enggan dan terlambat melakukan melakukan pemeriksaan antenatal care menjadi rajin dan rutin dalam melakukan pemeriksaan antenatal care. BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Konsep Kreatif Berdasarkan permasalahan yang telah terpaparkan di atas maka sebagai salah satu pemecahan masalahnya adalah perlu adanya perancangan iklan layanan masyarakat yang persuasif dan menarik sekaligus informatif kepada masyarakat bahwa pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi komplikasi kehamilan dan kelainan lainnya yang bisa menyebabkan kematian. Kematian ibu hamil ini tentu dampaknya tidak hanya dirasakan oleh ibu hamil tetapi juga keluarga. Oleh karena itu, big idea dalam perancangan ini yaitu keluarga. 3.1.1 Strategi Kreatif Strategi kreatif dalam penyampaian pesan pada perancangan ini dengan menggunakan media audio visual. Selain itu akan mengadakan sosialisasi terutama ke wilayah yang memiliki angka kematian ibu tinggi di Kota Semarang dengan memfasilitasi konsultasi kehamilan dan cek kehamilan gratis yang didukung oleh DKK Semarang. 3.1.2 Pendekatan Isi Pesan Pesan yang akan disampaikan pada ikan layanan masyarakat ini menggunakan pendekatan sebab akibat dengan kombinasi pengembangan pada sisi emosional yang dapat menyentuh hati ibu hamil dengan memperlihatkan dampak yang terjadi pada orangorang terdekat/keluarga apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian. Pendekatan sebab akibat dipadukan dengan gaya slice of life (potongan kehidupan) yang menampilkan kebiasaan ibu hamil yang 41 42 tidak memeriksakan kehamilan sehingga akan lebih mudah di terima dan dipahami oleh target audience. 3.1.3 Penentuan “what to say?” dan “how to say?” “what to say?” Iklan layanan masyarakat ini menyampaikan pesan bahwa akibat dari ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan tidak hanya berdampak langsung pada ibu yang dapat menyebabkan kematian, melainkan juga berdampak pada orang-orang terdekat/keluarga. “how to say?” Iklan layanan masyarakat ini menggunakan media utama iklan audio visual dengan pendekatan sebab akibat yang menyentuh hati ibu hamil dengan memperlihatkan dampak yang terjadi pada orangorang terdekat/keluarga apabila ibu hamil meninggal pada saat/pasca melahirkan sehingga pesan mudah tersampaikan dan diingat oleh target audiens. 3.1.4 Desire Response Efek yang diharapkan dari perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah target audience dapat dengan mudah menangkap pesan dari iklan ini sehingga target audience lebih peduli dengan kesehatan kehamilan. Pada akhirnya akan dapat mengubah pola pikir dan sikap target audience untuk selalu memeriksakan kehamilannya sehingga dapat mencegah ibu hamil dari komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian. 3.2 Program Kreatif 3.2.1 Tema Pokok Tema pokok dari iklan layanan masyarakat ini yaitu dampak yang terjadi pada orang-orang terdekat/keluarga apabila ibu hamil meninggal 43 akibat tidak melakukan pemeriksaan kehamilan selama masa kehamilan. 3.2.2 Pendukung Tema Adanya perhatian dari DKK Semarang yang menjadikan permasalahan kehamilan sebagai salah satu prioritas dalam agenda kegiatan tahun 2015. 3.2.3 Pedoman Bentuk Kreatif Pesan Verbal Pesan verbal dari iklan layanan masyarakat ini adalah memberikan stimulus berupa informasi bahwa dampak kematian ibu hamil akan sangat dirasakan oleh orang-orang terdekat/keluarga, dengan harapan akan dapat menyentuh sisi emosional target audiens. Kemudian diikuti oleh kalimat ajakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pesan Visual Pesan yang akan disampaikan dari iklan layanan masyarakat ini adalah pemeriksaan kehamilan dapat mencegah ibu hamil dari komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian dengan menekankan bahwa akibatnya tidak hanya berdampak langsung pada ibu melainkan juga berdampak pada orang-orang terdekat/keluarga. 3.2.4 Daya Tarik Pesan Iklan Pesan dalam iklan layanan masyarakat ini disampaikan dalam bentuk audio visual dengan menggunakan pendekatan sebab akibat/kesalahan dipadukan dengan gaya pelaksanaan pesan iklan slice of life (potongan kehidupan) dengan menampilkan kisah kehidupan sehari-hari yang menjadi kebiasaan ibu hamil yang enggan melakukan pemeriksaan kehamilan. 44 3.3 Media Planning 3.3.1 Strategi Media Media yang digunakan dalam iklan layanan masyarakat ini adalah media yang disukai dan benar-benar dekat dengan target audience sehingga akan dapat dengan mudah diterima oleh target audiens. a. Media Utama Iklan Audio visual ini menjadi media utama dalam penyampaian pesan karena selain disukai oleh target audiens, audio visual lebih mudah diingat dan diterima oleh target audiens. Audio visual mempunyai kelebihan dapat menggambarkan suatu visual yang sebenarnya terjadi dan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh khalayak. Dalam iklan audio visual ini menampilkan adegan yang terjadi dan menjadi kebiasaan ibu hamil pada umumnya dengan meninggalkan atau enggan memeriksakan kehamilan sehingga akan membuat target audiens berfikir kembali dengan apa yang sudah dilakukannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Iklan ini memiliki durasi 60 detik sesuai dengan standart periklanan. Iklan ini akan ditayangkan di videotron tugu muda semarang selama 3 bulan sehingga dengan berulang-ulang melihat video tersebut akan selalu diingat oleh target audiens. b. Media pendukung 1. Poster Poster lebih menekankan pada kekuatan visual yang dapat menarik perhatian khalayak untuk berhenti dan membacanya. Poster akan dibuat dengan beberapa versi dengan tema dan pesan yang sama. Penggunaan tampilan poster dengan beberapa versi ini akan memungkinkan target audiens untuk lebih mudah dalam memahami pesan. Selain itu adanya tema yang sama dari beberapa versi poster tersebut akan lebih memudahkan orang untuk mengingat pesan yang disampaikan. Penggunaan media 45 poster akan ditempatkan pada tiap-tiap puskesmas, posyandu dan bidan praktik yang tersebar di wilayah Kota Semarang. 2. Kalender kehamilan Kalender kehamilan merupakan kalender yang didesain khusus untuk ibu hamil yang mana ibu hamil dapat menghitung hari perminggu hingga tiba saatnya bayi lahir. Kalender ini juga digunakan sebagai pengingat jadwal pemeriksaan kehamilan. Kalender dibuat per minggu sesuai dengan tahap perkembangan janin. Dengan adanya kalender ini diharapkan ibu hamil bisa meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan si buah hati. Pada kalender ini menuntut ibu hamil untuk berinteraksi dengan mencoret hitungan minggu yang sudah berlalu. Pada kalender ini juga memuat informasi seperti pada stiker dari pemerintah yang sudah berjalan berupa data tentang perencanaan persalinan ysng meliputi nama ibu, perkiraan kelahiran, tempat persalinan, transportasi yang akan digunakan dan calon pendonor darah untuk mengantisipasi kekurangan darah akibat proses persalinan. 3. Pulpen Pulpen ini merupakan pelengkap dari kalender kehamilan yang mana pulpen ini digunakan untuk mencoret kalender per minggunya. Dengan mencoret kalender tersebut secara tidak langsung akan melihat pesan pada pulpen sehingga pesan akan masuk ke dalam benak ibu hamil. 4. Totebag Totebag ini berfungsi sebagai tempat buku KIA dan bisa digunakan sebagai tempat apa saja sesuai kebutuhan ibu hamil. Totebag ini bisa sebagai media kampanye berjalan, karena orang 46 bisa melihat pesan yang ada pada totebag ketika dipakai dimana saja. Media ini dipilih karena sangat dekat dan sangat berguna bagi target audiens. Pada media ini memuat informasi berupa data tentang kematian ibu hamil yang berupa tulisan dan kalimat tanya yang akan membuat ibu hamil berfikir untuk selalu melakukan pemeriksaaan kehamilan. Selain itu juga berisi ajakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada versi yang lain, tetap memuat himbauan tentang dampak kematian ibu hamil yang disebabkan karena komplikasi kehamian sangat dirasakan keluarga. 5. Mug Mug juga media yang tepat untuk penyampaian pesan dalam iklan ini. Kebiasaan ibu hamil yang mengharuskan untuk minum obat maupun minum susu menjadi alasan pemilihan media ini. Media ini merupakan salah satu media yang paling dekat dengan ibu hamil dan paling sering digunakan oleh ibu hamil. Frekuensi ibu hamil yang lebih sering minum obat atau susu secara tidak langsung akan menambah pengulangan pesan dan pesan yang terulang-ulang akan dapat dengan mudah teringat di benak ibu hamil. 3.3.2 Program Media Wilayah jangkauan dalam pelaksanaan iklan ini yaitu meliputi wilayah Kota Semarang. Pelaksanaannya berlangsung selama empat bulan dengan frekuensi sebagai berikut : 47 Tabel 3.1 Program Media Media Februari Penempatan I Audio Visual Poster II III IV I II III IV I II III IV Bidan Kehamilan Puskesmas, Bidan Mug I Mei Posyandu, Puskesmas, Penyuluhan, Posyandu, Totebag III IV April Videotron Tugu Muda Kalender Pulpen II Maret Penyuluhan, Posyandu, Puskesmas, Bidan Penyuluhan, Posyandu, Puskesmas, Bidan Penyuluhan, Posyandu, Puskesmas, Bidan 47 48 3.4 Biaya Perancangan 3.4.1 Biaya Media Tabel 3.2 Biaya Media Media Harga Jumlah Harga Total Audio Visual Rp 35.000.000 Per bulan Rp 105.000.000 Poster Rp 3.000,00 500 pcs Rp 1.500.000,00 Kalender Rp 5.000,00 100 pcs/bulan Rp 500.000,00 Totebag Rp 8.000,00 100 pcs/bulan Rp 800.000,00 Mug Rp 10.000,00 100 pcs/bulan Rp 1.000.000,00 Kehamilan TOTAL 3.4.2 Rp 108.800.000 Biaya Kreatif 20% dari Biaya Media = 20% x Rp 108.800.000 = 21.000.000 3.4.3 Total Biaya Perancangan Biaya Media + Biaya Kreatif = Rp 108.800.000 + Rp 21.000.000 = Rp 129.800.000 BAB IV VISUALISASI DESAIN 5.1 Pra Produksi 5.1.1 Ide Cerita Ide cerita dalam Iklan layanan masyarakat ini yaitu menggambarkan seorang anak yang merupakan korban dari ibu yang meninggal karena komplikasi kehamilan. Pemilihan ide cerita ini berdasarkan pada kurangnya kepedulian ibu terhadap kehamilan yang mana dapat dilihat dari kurangnya kesadaran ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan, namun ketika sudah melahirkan, si ibu sangat peduli terhadap si anak. Pendekatan dalam cerita menggunakan pendekatan sebab akibat dengan dipadukan dengan gaya slice of life untuk menunjukkan realitas yang terjadi di masyarakat. 5.1.2 Pengembangan Ide Cerita Dengan penggunaan gaya slice of life pada iklan layanan masyarakat ini, ide cerita dikembangkan berdasarkan pada kondisi permasalahan di lapangan. Fakta-fakta yang ada yang berhubungan dengan permasalahan dapat dimasukkan ke dalam cerita namun tetap dipilih yang dapat mewakili pesan dengan tetap merujuk pada durasi yang ada. Pernyataan seputar fakta yang bisa dijadikan pengembangan ide cerita diantaranya yaitu mengenai angka kematian ibu di Kota Semarang yang tinggi, penyebab kematian ibu dikarenakan komplikasi kehamilan, komplikasi kehamilan dapat dideteksi melalui antenatal care/pemeriksaan kehamilan, ibu hamil tidak segera memeriksakan kehamilannya, ibu hamil terlambat memeriksakan kehamilan, ibu hamil stress atau tidak nyaman dengan kehamilannya, ketika hamil merasa tidak nyaman, namun setelah melahirkan sangat sayang dengan bayinya, ibu tahu dengan pemeriksaan kehamilan, namun enggan periksa, ibu tidak periksa karena tidak ada yang 49 50 mengantar ke puskesmas atau bidan, paradigma orang tua yang menganggap tidak perlu memeriksakan kehamilan, pemeriksaan kehamilanhanya 1 atau 2 kali saja diakhir atau sebelum melahirkan, pengetahuan orang tua yang menganggap sakit ketika hamil itu adalah hal yang biasa yang tidak memerlukan dokter untuk menanganinya, ibu yang pertama kali hamil kurang mengetahui harus bagaimana ketika dinyatakan positif hamil, ibu yang sudah sering hamil cenderung menganggap kehamilan merupakan hal yang biasa, ibu hamil kedua atau ketiga merasa sudah berpengalaman, ibu hamil lebih menuruti orang tuanya yang dianggap sudah berpengalaman dengan kehamilan. Bertepatan dengan momentum hari ibu nasional tanggal 22 Desember menjadi tambahan ide yang dapat dimasukkan ke dalam cerita dan program iklan layanan masyarakat pada umumnya. Alur yang akan digunakan dalam iklan layanan masyarakat ini yaitu alur mundur. Alur ini dipilih untuk mendukung penggunaan pendekatan sebab akibat dan untuk memberikan kesan dramatis pada video iklan layanan masyarakat ini. 5.1.3 Storyline Menceritakan tentang seorang anak yang sudah sekolah tingkat taman kanak-kanak yang pulang dari sekolah dijemput oleh ayahnya mengendarai sepeda motor. Sesampainya di rumah si Anak menanyakan kepada neneknya yang sedang menyapu tentang ibunya (yang sudah meninggal) karena di sekolah ada acara peringatan hari ibu. Mendengar anaknya berkata seperti itu, si Ayah teringat istrinya yang enggan memeriksakan kehamilan walaupun sudah diingatkan. Istrinya juga tidak mau memeriksakan walaupun sudah tahu saatnya periksa. Si Ayah teringat kalau nenek membiarkan istrinya untuk tidak memeriksakan kehamilannya. Si Ayah teringat ketika di pemakaman istrinya yang sudah meninggal. Teringat hal tersebut, si Nenek 51 memeluk cucunya dengan berlinang air mata, begitu juga cucunya ikut meneteskan air mata. Kemudian muncul himbauan bahwa dampak kematian ibu hamil akan sangat dirasakan oleh keluarga dan mengajak untuk periksa kehamilan secara rutin untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan penyebab kematian ibu. Closing iklan dengan menampilkan logo DKK Semarang dan logo DKV UDINUS. 5.1.4 Setting Adegan Setting adegan dalam iklan layanan masyarakat ini sebagian besar berada di area rumah sebagai tempat aktifitas ibu hamil maupun keluarga. Hal ini untuk menggambarkan situasi sebenarnya dan konsep dari video ini sendiri dengan ilustrasi slice of life yang menggambarkan kehidupan sehari-hari agar audiens lebih cepat menerima pesan dan mudah diingat. 5.1.5 Script SCENE 1 EXT. IKON KOTA SEMARANG. SIANG HARI. LS.TIMELAPSE IKON KOTA SEMARANG CUT TO SCENE 2 EXT. AYAH MENJEMPUT ANAKNYA MENGENDARAI SEPEDA MOTOR. DI SEKOLAH. SIANG HARI. MS. AYAH MENJEMPUT ANAKNYA MENGENDARAI SEPEDA MOTOR CUT TO 52 SCENE 3 INT. ANAK BERCERITA KEPADA NENEK TENTANG ACARA HARI IBU DI SEKOLAH. DI RUMAH. SIANG HARI. CU. ANAK BERCERITA KEPADA NENEKNYA ANAK : NEK, KATA BU GURU BESOK ADA ACARA HARI IBU, BUNDA DISURUH DATENG, BUNDA KOQ GAK PULANGPULANG? MS. AYAH MENDENGAR ANAKNYA BERCERITA KEPADA NENEKNYA CU. WAJAH AYAH TERINGAT ISTRINYA CUT TO SCENE 4 INT. FLASH BACK. SUDAH SAATNYA PERIKSA TAPI TIDAK MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA. DI RUMAH. SIANG HARI. ECU. ISTRI SEDANG MEMBERSIHKAN BUKU-BUKU, MELIHAT BUKU KIA CU. TERMENUNG SESAAT,TERINGAT KALAU KEHAMILANNYA BELUM DIPERIKSAKAN KE DOKTER, NAMUN TETAP TIDAK MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA FADE IN SCENE 5 EXT. FLASH BACK. ISTRI MELIHAT TETANGGA MEMERIKSAKAN KEHAMILAN. DI RUMAH. SIANG HARI. MS. ISTRI MELIHAT TETANGGA YANG MAU MEMERIKSAKAN KEHAMILAN CU. TERMENUNG SESAAT,TERINGAT KALAU KEHAMILANNYA BELUM DIPERIKSAKAN KE DOKTER, NAMUN TETAP TIDAK MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA 53 SCENE 6 INT. FLASH BACK. NENEK MELARANG ANAKNYA PERIKSA KE DOKTER. DI RUMAH. SIANG HARI. MS. ANAKNYA MENAHAN NYERI DI PERUTNYA YANG HAMIL MS. NENEK MEMBANTU ANAKNYA TERSEBUT ANAK : KAYAKNYA PERLU PERIKSA KE DOKTER BU.. NENEK : GAK USAH GAK PA PA, TAR JUGA ILANG SENDIRI SAKITNYA FADE IN SCENE 7 EXT. FLASH BACK. AYAH YANG SEDIH DAN BERDOA UNTUK ISTRINYA YANG SUDAH MENINGGAL. DI PEMAKAMAN. SIANG HARI. MS. AYAH YANG SEDIH DAN BERDOA UNTUK ISTRINYA FADE IN SCENE 8 INT. NENEK DAN CUCUNYA MENANGIS BERPELUKAN. DI RUMAH. SIANG HARI. MS. NENEK DAN CUCUNYA MENANGIS BERPELUKAN FADE TO BLACK SCENE 9 CLOSING [TEXT] DAMPAK KEMATIAN IBU SANGAT DIRASAKAN OLEH KELUARGA. PERIKSAKAN KEHAMILAN SECARA RUTIN UNTUK MENDETEKSI DINI KOMPLIKASI KEHAMILAN PENYEBAB KEMATIAN IBU LOGO DKV UDINUS + DKK SEMARANG 54 5.1.6 Storyboard Tabel 4.3 Storyboard Visual Keterangan Timelapse ikon Kota Semarang Kamera : Very Long Shot SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 3 detik Ayah menjemput anaknya mengendarai sepeda motor Kamera : Long Shot SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 4 detik Anak bercerita kepada neneknya Kamera : Close Up SFX : backsound musik Dialog : si Anak : nek, kata bu guru besok ada acara hari ibu, bunda disuruh dateng, bunda koq gak pulangpulang? Durasi : 8 detik Ayah teringat istrinya Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 4 detik 55 Istri sedang membersihkan buku-buku, melihat buku KIA Kamera : Extreme Close Up SFX : backsound musik Dialog : si Anak : o iya ya saatnya periksa.. Durasi : 6 detik Istri melihat tetangga yang mau memeriksakan kehamilan Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Durasi : 6 detik Nenek melarang anaknya periksa ke dokter Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Dialog : Istri : kayaknya perlu periksa ke dokter bu.. Nenek : gak usah gak pa pa, tar juga ilang sendiri sakitnya Durasi : 10 detik Ayah yang sedih dan berdoa untuk istrinya yang sudah meninggal Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 4 detik 56 Nenek dan cucunya menangis berpelukan Kamera : Close Up SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 5 detik Closing ( infografis, bodyteks dan logo penyelenggara iklan) Kamera : SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 10 detik 5.1.7 Format Iklan Layanan Masyarakat Format output iklan layanan masyarakat ini yaitu H.264 / mp4 HD 1080p 29.97. Dengan format ini dapat menghasilkan gambar video dengan kualitas yang lebih tajam dan lebih bagus. Hardware : 1. Camera Canon EOS 60D 2 buah 2. Lensa Canon AF 18-55mm F3.5-5.6 dan fix 50mm F1.8 3. Tripod Sony dan Velbon 4. Lighting LED 5. Slider Track 6. Sony Recorder Software : 1. Adobe Premiere Pro CS6 2. Adobe Audition CS6 3. Adobe After Effects CS6 57 5.1.8 Program Visual 1. Karakter tokoh Tokoh dalam iklan audio visual ini meliputi sebuah keluarga yang terdiri dari anak, ayah, ibu dan nenek. Tokoh memiliki karakter yang sederhana karena mereka dari golongan masyarakat ekonomi menengah ke bawah sesuai dengan target audiens. 2. Setting background Tempat pengambilan gambar dalam iklan ini sebagian besar berada di area rumah sebagai tempat beraktifitas sebuah keluarga. 3. Wardrobe Tokoh dalam iklan layanan masyarakat ini menggunakan wardrobe yang sederhana yang biasa dipakai sehari-hari sesuai dengan peran dalam cerita seperti baju daster ibu hamil, seragam sekolah anak, pakaian sehari-hari ayah dan nenek. 4. Properti Properti yang dipakai dalam iklan layanan masyarakat ini lebih kepada benda-benda yang dipakai sehari-hari sesuai dengan cerita seperti sepeda motor, sapu, buku KIA, kalender. 5. Tone Referensi tone warna : Gambar 4.10 Iklan tri versi ibu 58 Gambar 4.11 Iklan line 5.2 Produksi 5.2.1 Karakter Tokoh Gambar 4.12 Karakter tokoh anak 59 Gambar 4.13 Karakter tokoh ibu Gambar 4.14 Karakter tokoh nenek Gambar 4.15 Karakter tokoh ayah 60 5.2.2 Setting Background a. Interior Gambar 4.16 Ruang Keluarga 1 Gambar 4.17 Ruang Keluarga 2 61 b. Eksterior Gambar 4.18 Halaman rumah Gambar 4.19 Pemakaman 5.3 Pasca Produksi 5.3.1 Editing Tahap editing meliputi proses pemilihan, pemotongan, penyusunan dan olah warna atau color correction. Hasil video pengambilan gambar di pilih dan di susun sesuai dengan urutan cerita pada script. Pemotongan gambar dilakukan untuk menyesuaikan angle kamera dan cerita. Penyusunan gambar dihubungkan dengan transisi video sesuai dengan script. Pengisian sound dialog juga penulis 62 lakukan pada tahap ini. Pada tahap ini penulis menggunakan software Adobe Premiere Pro CS6. Gambar 4.20 Editing Video 1 Gambar 4.21 Editing Video 2 Tahap berikutnya, color correction, penulis menggunakan software Adobe After Effect CS6. Color correction atau ada juga yang menyebutnya dengan color grading digunakan untuk memberikan rasa atau tema pada video. Pada video iklan layanan masyarakat ini terdapat dua style warna untuk membedakan kejadian sekarang dengan kejadian masa lampau sesuai dengan cerita. Pengaturan pencahayaan juga penulis lakukan untuk mengisi area yang dirasa memerlukan tambahan cahaya. Pemberian teks juga dilakukan pada 63 tahap ini. Setelah selesai tahap editing, file diekspor menjadi file video sesuai format video yang sudah ditentukan. 5.3.2 Sound Sound merupakan salah satu unsur penting dalam suatu video. Sound dapat menunjukkan nuansa dari video dan memberikan kesan dramatis sesuai dengan apa yang menjadi konsep dari video. Pada video iklan layanan masyarakat ini sound berasal dari tiga sumber, yaitu dialog, narasi dan backsound. Untuk dialog dan narasi, penulis melakukan editing sound untuk menghilangkan noise yang berlebihan sehingga menghasilkan suara yang jernih. Editing sound menggunakan software Adobe Audition CS6. Gambar 4.22 Editing Audio Untuk mendukung kesan dramatis pada iklan layanan masyarakat ini penulis menggunakan backsound dari composer Lee Rosevere dengan judul Memories dari Album Music for Malls. 64 5.3.3 Final Story Tabel 4.4 Final Story Visual Keterangan Ayah dan anak tiba dirumah setelah pulang dari sekolah mengendarai sepeda motor, nenek sedang menyapu Kamera : extreme close up SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 4 detik Anak bercerita kepada neneknya Kamera : Close Up SFX : backsound musik Dialog : si Anak : Nek, bunda kemana koq gak pulang-pulang? ada undangan dari sekolah.. Durasi : 8 detik Ayah teringat istrinya Kamera : Close up SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 4 detik 65 Istri sedang membersihkan buku-buku, melihat buku KIA dan sudah diingatkan suaminya Kamera : Extreme Close Up SFX : backsound musik Dialog : istri : o iya ya saatnya periksa.. Durasi : 6 detik Istri melihat tetangga yang mau memeriksakan kehamilan namun sang istri tidak segera memeriksakan kehamilannya juga Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Durasi : 6 detik Nenek melarang anaknya periksa ke dokter Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Dialog : Istri : kayaknya perlu periksa ke dokter bu.. Nenek : gak usah gak pa pa, tar juga ilang sendiri sakitnya Durasi : 10 detik 66 Ayah yang sedih dan berdoa untuk istrinya yang sudah meninggal Kamera : Medium Shot SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 4 detik Nenek dan cucunya menangis berpelukan Kamera : Close Up SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 5 detik Closing ( infografis, bodyteks dan logo penyelenggara iklan) Kamera : SFX : backsound musik Dialog : Durasi : 13 detik Total Durasi 60 detik 67 5.4 Media Pendukung 5.4.1 Poster Poster sebagai pendukung iklan layanan masyarakat ini memiliki dua versi yang masih berhubungan dengan inti cerita dalam iklan audio visual. Kedua versi tersebut memiliki visual yang berbeda namun tetap memiliki konsep, style dan makna yang sama dengan tetap mengusung keluarga sebagai big idea. Dari ide tersebut penulis membuat sketsa ilustrasi yang nantinya akan dipilih untuk dieksekusi. Gambar 4.23 Pilihan sketsa poster 1 Pada poster pertama lebih menunjukkan anak sebagai anggota keluarga yang merasakan dampak langsung dari kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan. Didalam visual poster terdapat interaksi antara anak dan ibu, namun hanya hayalan atau angan-angan si anak. visual poster menggambarkan betapa anak sangat membutuhkan kehadiran ibu. Tidak seperti anak-anak pada umumnya yang dekat dengan ibu, dalam poster ini si anak hanya bisa menghayal kehadiran ibundanya untuk menemani si anak bermain. Hal itu juga terlihat pada pesan verbal “aku kangen bunda” dengan menggunakan tulisan manual yang seperti tulisan anak-anak pada umumnya. Visualisasi terinspirasi dari kebiasaan anak yang suka menggambar dimana saja dengan media apa saja. Teknik visualisasi 68 menggunakan fotografi dipadu dengan digital drawing untuk menambah kesan gambaran anak-anak. Gambar 4.24 Referensi poster Teknik fotografi menggunakan bird angle untuk menarik perhatian dan mendapatkan kesan dramatis. Penyajian visual seperti itu diharapkan mampu dengan mudah diterima dan dipahami oleh khalayak khususnya target audiens. Gambar 4.25 Pilihan layout poster 1 69 Gambar 4.26 Poster 1 Pada poster kedua tetap mengusung konsep yang sama namun dengan visualisasi yang berbeda. Visualisasi menggambarkan dampak yang dirasakan oleh ayah dari kematian istrinya yang ditampilkan dengan kondisi ketika si anak sedang sakit. Moment tersebut tentu sangat merindukan kehadiran sang istri sebagai seseorang yang sangat dekat dengan anaknya. Visualisasi tetap menggunakan teknik fotografi dengan angle yang sama untuk konsistensi dan masih dalam satu kesatuan dengan poster yang sebelumnya.Tone warna yang digunakan dalam kedua poster tersebut lebih cenderung kekuningan untuk menunjukkan kesan dramatis dan serius dengan didukung oleh pencahayaan untuk memperkuat tone warna dan visual. 70 Gambar 4.27 Sketsa poster 2 Font yang digunakan dalam poster ini sama dengan font pada perancangan iklan layanan masyarakat ini untuk menunjukkan konsistensi. Font yang digunakan untuk headline dan bodycopy dari jenis font yang sama yaitu Titilium yang merupakan jenis font san serif. Font ini dipilih karna mempunyai kesan yang tegas namun tidak kaku dan tetap enak dilihat. Headline menggunakan font Titilium Bold ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Bodycopy menggunakan font Titilium Semibold ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Warna pada headline dan bodycopy menggunakan warna panas untuk menunjukkan ketegasan dan juga merupakan tema warna Dinas Kesehatan Kota Semarang pada periode saat ini. Warna headline 71 menggunakan warna merah, sedangkan warna bodycopy menggunakan warna putih. Gambar 4.28 Poster 2 Layout pada kedua poster tersebut yaitu menggunakan center layout dengan dipadukan dengan prinsip dasar layout keseimbangan asimetris sehingga poster lebih terlihat seimbang namun tidak monoton. 5.4.2 Kalender Kehamilan Kalender kehamilan merupakan kalender yang didesain khusus untuk ibu hamil yang mana ibu hamil dapat menghitung hari perminggu hingga tiba saatnya bayi lahir. Kalender ini juga digunakan sebagai pengingat jadwal pemeriksaan kehamilan. Kalender dibuat per minggu sesuai dengan tahap perkembangan janin. Dengan adanya kalender ini diharapkan ibu hamil bisa meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan si buah hati. Pada kalender ini menuntut ibu hamil untuk berinteraksi dengan mencoret hitungan minggu yang sudah berlalu. Pada kalender ini juga memuat informasi seperti pada stiker dari pemerintah yang sudah berjalan berupa data tentang perencanaan 72 persalinan ysng meliputi nama ibu, perkiraan kelahiran, tempat persalinan, transportasi yang akan digunakan dan calon pendonor darah untuk mengantisipasi kekurangan darah akibat proses persalinan. Selain itu juga memuat tanda bahaya batas waktu usia kehamilan untuk segera melahirkan bayi dengan adanya tanda warna merah dan waspada atau perhatian dengan tanda warna transparan. Gambar 4.29 Aplikasi media kalender kehamilan 5.4.3 Pulpen Pulpen ini merupakan pelengkap dari kalender kehamilan yang mana digunakan untuk mencoret kalender per minggunya. Gambar 4.30 Aplikasi media pulpen 73 5.4.4 Totebag Fungsi dari totebag ini selain sebagai tempat buku KIA bisa juga dipakai tempat apa saja dan dibawa kemana saja. Pada media ini memuat informasi berupa data tentang kematian ibu hamil yang berupa tulisan dan kalimat tanya yang akan membuat ibu hamil berfikir untuk selalu melakukan pemeriksaaan kehamilan. Selain itu juga berisi ajakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada versi yang lain, tetap memuat himbauan tentang dampak kematian ibu hamil yang disebabkan karena komplikasi kehamian sangat dirasakan keluarga. Gambar 4.31 Aplikasi media totebag 5.4.5 Mug Media ini merupakan salah satu media yang paling dekat dengan ibu hamil dan paling sering digunakan oleh ibu hamil. Frekuensi ibu hamil yang lebih sering minum obat atau susu secara tidak langsung akan menambah pengulangan pesan dan pesan yang terulang-ulang akan dapat dengan mudah teringat di benak ibu hamil. Mug digunakan sebagai media kampanye dengan tampilan berisi himbauan bahwa dampak kematian ibu hamil yang disebabkan karena komplikasi kehamilan sangat dirasakan oleh keluarga dan hal tersebut dapat 74 dicegah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Dengan penggunaan mug sebagai media ini diharapkan pesan akan tersampaikan dengan baik karena mug dipakai sehari-hari untuk kebutuhan ibu hamil ketika minum susu maupun minum vitamin. Gambar 4.32 Aplikasi media mug BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari perancangan iklan layanan masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan salah satu media yang tepat untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap antenatal care (pemeriksaan kehamilan) karena dengan media tersebut ibu hamil dapat melihat secara nyata penyebab dan dampak dari ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care. Media audio visual juga dapat mempermudah proses penyampaian pesan kepada ibu hamil. Pesan dari perancangan iklan layanan masyarakat ini yaitu mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin yang dapat mendeteksi dini komplikasi kehamilan yang menjadi penyabab kematian ibu. Dengan pendekatan sebab akibat secara negatif sangat tepat untuk menunjukkan dampak secara nyata yang dirasakan oleh keluarga yang pada akhirnya sisi emosional yang ingin disentuh oleh pesan dalam iklan layanan masyarakat ini. Iklan audio visual ini menggunakan gaya slice of life sehingga dapat menampilkan sesuatu kejadian yang nyata yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat terutama ibu hamil sehingga pesan mudah diingat dan diterima oleh masyarakat. Penyampaian pesan dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini tidak hanya menggunakan satu media saja, media pendukung dibutuhkan untuk memperkuat penyampaian pesan kepada masyarakat. Media pendukung yang bisa dimanfaatkan oleh ibu hamil, diantaranya yaitu berupa poster, kalender kehamilan, pulpen, totebag dan mug. Pemilihan media pendukung yang dekat dengan ibu hamil dalam iklan layanan masyarakat ini diharapkan pesan lebih tertanam dibenak masyarakat untuk lebih peduli dan tergerak melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga menghasilkan bayi yang sehat dan keluarga bahagia. 75 76 5.2 Saran Mengingat bahwa permasalahan tingginya angka kematian ibu merupakan permasalahan yang kompleks, penulis berharap ada perancang berikutnya yang mau mengangkat tema yang sama namun dengan topik yang berbeda atau bisa dengan melanjutkan dari antenatal care ini yaitu pemeriksaan ibu pada masa nifas sehingga ada kesinambungan dalam penyampaian pesan kepada masyarakat. Hal tersebut tentu akan sangat berguna bagi masyarakat dan pemerintah terkait dalam rangka menuju Indonesia Sehat. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Andi Zulkifli. dkk. Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini di Rumah Sakit Bersalin. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni 2012: 283-288. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015. Laporan Tahunan Bidang Kesehatan Keluarga Tahun 2014. Semarang. _________________, 2015. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. Semarang. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015. Buku Saku Kesehatan Tahun 2014. Semarang. _________________, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2014. Semarang. Hakim, Budiman. 2006. Lanturan Tapi Relevan. Yogyakarta : Galangpress Media Utama. Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. _________________, 2012. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta. _________________, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta. Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan:Teori & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam MilleniumDevelopment Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi. Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 77 78 Saifuddin, dkk. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Setyowati, Maryani. dkk. 2014. Penerapan Data Mining Untuk Mencegah Kasus Kematian Ibu Dan Anak Di Puskesmas Kota Semarang. Laporan Akhir Penelitian Ipteks, Juli 2014. Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga Suyanto, M. 2006. Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia. Yogyakarta : Andi. Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Widyatmoko, FX. 2007. Irama Visual: Dari Tukang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra. Beritajateng.net, 2015. Dinkes Jateng Tekan Jumlah Angka Kematian Ibu dan Bayi. http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari-ini/dinkes-jateng- tekan-jumlah-angka-kematian-ibu-dan-bayi/11962. Diakses pada tanggal 22 September 2015. Beritajateng.net, 2015. Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Mencapai 403 Kasus di Kota Semarang. http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari- ini/kematian-ibu-hamil-dan-melahirkan-mencapai-403-kasus-di-kotasemarang/30799. Diakses pada tanggal 22 September 2015. Kompasiana.com, 2015. Sulitnya Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Rutin Pada Awal Kehamilan. http://www.kompasiana.com/tatikbahar/sulitnya- melakukan-pemeriksaan-kehamilan-rutin-pada-awalkehamilan_54f5e8e0a33311e9748b465e. Diakses pada tanggal 22 September 2015. Kompas.com, 2014. Tiga Ancaman Penyebab Kematian Ibu. http://health.kompas.com/read/ 2014/01/29/0910059/Tiga.Ancaman.Penyebab.Kematian.Ibu. Diakses pada tanggal 22 September 2015. 79 Metrosemarang.com, 2015. Minim Edukasi, Angka Kematian Ibu Hamil Tinggi. http://metrosemarang.com/minim-edukasi-angka-kematian-ibu-hamil-tinggi. Diakses pada tanggal 22 September 2015. Metrosemarang.com, 2015. Tekan Kematian Ibu dan Anak, Ganjar Berburu Ibu Hamil. http://metrosemarang.com/tekan-kematian-ibu-dan-anak-ganjar- berburu-ibu-hamil. Diakses pada tanggal 22 September 2015. Suaramerdeka.com, 2015. Kematian Ibu Melahirkan Cenderung Meningkat. http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kematian-ibu-melahirkancenderung-meningkat/. Diakses pada tanggal 22 September 2015. Tribunnews.com, 2015. Memprihatinkan, Angka Kematian Ibu Di Kota Semarang Tinggi. http://jateng.tribunnews.com/2015/02/13/memprihatinkan-angka- kematian-ibu-kota-semarang-tinggi. Diakses pada tanggal 22 September 2015. LAMPIRAN 80 81 DOKUMENTASI PAMERAN