1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Yogyakarta dikenal luas dengan sebutan Kota Pelajar. Sebutan ini diberikan
kepada Kota Yogyakarta karena banyaknya jumlah pelajar dari dalam dan luar kota yang
menuntut ilmu di berbagai institusi pendidikan di Kota Yogyakarta. Salah satu institusi
pendidikan tersebut adalah Universitas Gadjah Mada. Pelajar dari berbagai daerah di
Indonesia datang ke Kota Yogyakarta untuk menimba pendidikan di Universitas Gadjah
Mada. Pada tahun 2011 UGM menerima 10.428 mahasiswa baru dari 355
kabupaten/kota di Indonesia. Mahasiswa tersebut paling banyak berasal dari provinsi
Jawa Tengah, disusul oleh DIY, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatra
Utara, Riau, Lampung dan Kalimantan Timur (UGM, 2011). Pada tahun 2012, UGM
menerima 9.753 mahasiswa baru dari 295 kabupaten/kota (Dikti, 2012). Pada tahun
2013, UGM menerima sebanyak 9.361 mahasiswa baru. Mahasiswa baru tersebut
berasal dari 34 provinsi di Indonesia (UGM, 2013). Di tahun 2014, UGM menerima 9.133
mahasiswa baru yang tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta tetapi juga berasal dari
berbagai provinsi di Indonesia (UGM, 2014).
Para mahasiswa pendatang tersebut tinggal jauh dari orangtua dan keluarganya.
Mahasiswa pendatang tersebut juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
budaya sekitar. Mahasiswa S-1 pada umumnya berada pada rentang usia dewasa awal,
yaitu 18 hingga 25 tahun. Kedua faktor yang telah disebutkan tadi menjadikan teman
memiliki peranan yang penting bagi kehidupan mahasiswa pendatang.
Pada wawancara preliminary yang dilakukan peneliti kepada tiga mahasiswa UGM
yang berasal dari Jakarta dan Semarang, ditemukan beberapa masalah yang menjadi
kendala bagi mahasiswa tersebut selama menempuh pendidikan di UGM. Masalah
pertama yang timbul adalah masalah dengan lingkungan baru. Menurut subjek,
2
perbedaan sifat dan karakteristik antara teman-temannya dan mahasiswa itu sendiri
dapat menjadi hal yang memicu konflik. Hal ini berlaku baik bagi teman kuliah maupun
teman kos. Ada perbedaan kebiasaan dan tidak semua kebiasaan-kebiasaan tersebut
dapat diterima dengan baik oleh teman-teman maupun oleh mahasiswa itu sendiri.
Masalah juga dapat timbul antara mahasiswa dengan induk semang kos. Induk semang
kos yang sering menaikkan harga sewa misalnya, merupakan hal yang memberatkan
bagi mahasiswa pendatang. Terkadang, ketidak cocokan antara mahasiswa baik dengan
teman maupun induk semang kosnya menjadikan mahasiswa memilih untuk pindah ke
tempat tinggal baru yang dirasa lebih nyaman. Selain itu, masalah yang juga muncul
adalah rendahnya motivasi akademik, atau dalam wawancara secara lebih spesifik
disebutkan mengenai motivasi dalam mengerjakan skripsi. Kontrol dari orang tua yang
lemah, serta perasaan malas dan jenuh karena skripsi yang tidak kunjung selesai
menyebabkan motivasi untuk menyelesaikan skripsi mahasiswa menjadi rendah.
Masalah-masalah yang muncul di atas dapat teratasi apabila mahasiswa
mendapat dukungan yang cukup. Ketiga mahasiswa pendatang tadi memiliki hubungan
yang baik dengan orang tuanya. Namun, karena mereka berada jauh dari orangtua dan
keluarga, mahasiswa tersebut cenderung mencari dukungan dan bantuan kepada temantemannya. Terbentuknya hubungan yang positif dengan teman dekat merupakan hal
yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sosial, psikologis, dan kesehatan
yang positif bagi dewasa awal (Rodriguez, Ratanasiripong, Hayashino, & Locks, 2014).
Dengan memiliki teman dekat, seorang individu dapat berkembang dan beradaptasi
secara positif dengan lingkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah lingkungan baru tempat
mahasiswa pendatang kini menuntut ilmu.
Hasil wawancara preliminary senada dengan penelitian yang dilakukan Rodriguez,
dkk (2014). Dalam wawancara itu terungkap bahwa bagi mahasiswa-mahasiswa tersebut,
sahabat adalah sumber dukungan yang utama saat mereka tinggal terpisah dari orang
tuanya. Sahabat adalah tempat pertama untuk bercerita saat mahasiswa tersebut sedang
mengalami masalah. Sahabat juga merupakan tempat pemenuhan kebutuhan yang tidak
3
dapat dipenuhi oleh orang tua. Selain itu, sahabat juga merupakan sumber dukungan dan
motivasi dalam mengerjakan tugas akademik. Hal ini terjadi karena orang tua mahasiswa
berada jauh dari mahasiswa tersebut sehingga tidak bisa selalu cepat dan tanggap dalam
memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan oleh orang tua pun terbatas karena
adanya permasalahan demografis berupa lokasi anak yang berada di kota yang berbeda
sehingga memang ada beberapa situasi yang tidak memungkinkan orang tua untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh anaknya. Selain itu, orang tua juga tidak
mengetahui permasalahan yang dihadapi anaknya secara langsung sehingga mahasiswa
tersebut merasa lebih tepat untuk menceritakan masalahnya kepada sahabat yang
mengetahui permasalahan tersebut secara langsung. Berbagai keterbatasan tersebut
menjadikan sahabat memiliki porsi yang besar dalam kehidupan mahasiswa pendatang.
Oleh karenanya, mahasiswa harus menjalin hubungan persahabatan dengan baik.
Kualitas persahabatan menurut Mendelson dan Aboud (2014) adalah suatu
proses bagaimana fungsi persahabatan (hubungan pertemanan, pertolongan, keintiman,
kualitas hubungan yang dapat diandalkan, pengakuan diri, rasa aman secara emosional)
terpuaskan. Berndt (1999) mengistilahkan ciri-ciri persahabatan yang positif dan negatif
sebagai kualitas persahabatan. Ciri-ciri positif dari kualitas persahabatan yang dimaksud
yaitu pembukaan diri (self disclosure), keakraban (intimacy), dukungan dalam harga diri
(self esteem support), kesetiaan (loyality) dan perilaku sosial (prosocial behavior).
Sedangkan ciri-ciri negatif dari kualitas persahabatan yang dimaksud adalah persaingan
dan konflik. Apabila seorang individu merasa bahwa hubungan dengan teman-temannya
dapat memenuhi kebutuhan mereka akan self disclosure, intimacy, sef-esteem support,
kesetiaan, dan perilaku prososial serta dapat mengatasi persaingan dan konflik maka
dapat dikatakan bahwa individu tersebut memiliki tingkat kualitas persahabatan yang
tinggi. Hal tersebut memiliki dampak positif bagi perkembangan sosial dan psikologis
mahasiswa pendatang.
Kualitas persahabatan dipengaruhi oleh hubungan anak dengan orang tua,
hubungan orang tua satu sama lain, karakteristik internal seperti regulasi emosi, dan
4
pengalaman hidup (Zarbatany, Conley, & Pepper, 2004; Bauminger, Finzi-Dottan,
Chason, & Har-Even, 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas persahabatan
adalah parental attachment. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa individu dengan
insecure attachments terhadap orang tuanya cenderung memiliki persahabatan yang
lebih singkat dan dengan kualitas yang lebih rendah (Miller & Hoicowitz, 2004). Individu
dengan insecure attachments ini kurang bersikap proaktif dalam perencanaan, lebih
agresif, dan menunjukkan perilaku menghindar dalam persahabatan (Barret & Holmes,
2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Rodriguez, dkk. (2014) pada mahasiswa Latino
menemukan bahwa pelajar Latin yang memiliki secure atachment style memiliki tingkat
kualitas persahabatan yang lebih tinggi dengan teman dekatnya dibandingkan dengan
teman-temannya yang memiliki tipe attachment lain. Hasil penelitian tersebut signifikan
karena baik secure attachment style maupun hubungan yang positif dengan teman dekat
berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental yang positif pada berbagai tahap
perkembangan (Rodriguez, dkk., 2014).
Dari uraian di atas, terlihat pentingnya hubungan dengan orang tua sebagai dasar
untuk terbentuknya hubungan yang berkualitas dengan sahabat. Oleh karena masih
terbatasnya penelitian di Indonesia khususnya di Universitas Gadjah Mada mengenai
hubungan antara parental attachment dan kualitas persahabatan, penulis ingin meneliti
lebih jauh apakah terdapat hubungan antara parental attachment dengan kualitas
persahabatan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kualitas persahabatan dengan parental attachment
pada mahasiswa pendatang di Universitas Gadjah Mada?
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parental attachment
dan kualitas persahabatan pada mahasiswa pendatang di Universitas Gadjah Mada.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun untuk
mahasiswa dan masyarakat terkait dengan kualitas persahabatan pada mahasiswa.
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan
dapat
memperkaya
ilmu
pengetahuan
di
bidang
psikologi
perkembangan, khususnya mengenai attachment dan hubungannya dengan kualitas
persahabatan pada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dari hasil penelitian diperoleh informasi yang berguna bagi mahasiswa
dan pihak-pihak lain yang bersangkutan mengenai parental attachment pada
mahasiswa dan kaitannya dengan kualitas persahabatan serta bagaimana hal
tersebut berpengaruh pada kehidupan mahasiswa.
Download