gejala - WordPress.com

advertisement
GEJALA
Kanker kolorektal tumbuh perlahan dan memakan waktu yang lama sebelum menyebabkan gejala.
Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan penyebaran kanker.
Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena
isinya berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir kanker.
Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut.
Lemah karena anemia yang berat mungkin merupakan satu-satunya gejala.
Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih
tebal dan tinjanya agak padat.
Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering,
secara bergantian.
Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal, penyumbatan terjadi lebih awal.
Penderita mengalami nyeri kram perut atau nyeri perut yang hebat dan sembelit. Tinja bisa berdarah,
tetapi lebih sering darahnya tersembunyi, dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan.
Pada kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang air besar. Jika
rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita wasir atau penyakit divertikel, juga
harus difikirkan kemungkinan terjadinya kanker.
Pada kanker rektum, penderita bisa merasakan nyeri saat buang air besar dan perasaan bahwa
rektumnya belum sepenuhnya kosong. Duduk bisa terasa sakit. Tetapi biasanya penderita tidak
merasakan nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah menyebar ke jaringan diluar rektum
DIAGNOSA
Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan dini dari kanker kolorektal.
Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk menghitung jumlah darah.
Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi
serat selama 3 hari sebelum pengambilan sampel tinja.
Bila pemeriksaan penyaring ini menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.
Sebelum dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar dan
beberapa enema.
Sekitar 65% kanker kolorektal dapat dilihat dengan sigmoidoskop.
Bila terlihat polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya
jangkaunya lebih panjang. Beberapa pertumbuhan yang terlihat ganas diangkat dengan menggunakan
alat bedah melalui kolonoskopi, pertumbuhan lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.
Pemeriksaan darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya
tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa
turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali; jika kadarnya meningkat berarti
kanker telah kambuh kembali.
Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen
karsinoembbriogenik.
PENGOBATAN
Pengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan bagian usus yang terkena dan sistem
getah beningnya.
30% penderita tidak dapat mentoleransi pembedahan karena kesehatan yang buruk, sehingga beberapa
tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini bisa meringankan gejala dan memperpanjang usia,
tapi tidak menyembuhkan tumornya.
Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian
yang tersisa disambungkan lagi.
Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan
seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum.
Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap
(pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar
dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.
Bila memungkinkan, rektum yang diangkat hanya sebagian, dan menyisakan ujung rektum dan anus.
Kemudian ujung rektum disambungkan ke bagian akhir dari kolon.
Terapi penyinaran setelah pengangkatan tumor, bisa membantu mengendalikan pertumbuhan tumor
yang tersisa, memperlambat kekambuhan dan meningkatkan harapan hidup.
Pengangkatan tumor dan terapi penyinaran, efektif untuk penderita kanker rektum yang disertai 1-4
kanker kelenjar getah bening. Tetapi kurang efektif pada penderita kanker rektum yang memiliki lebih
dari 4 kanker kelenjar kelenjar getah bening.
Jika kanker kolorektal telah menyebar dan tampaknya pembedahan tidak membantu penyembuhan,
bisa dilakukan kemoterapi dengan florouracil dan levamisole, yang bisa meningkatkan harapan hidup.
Bila kanker kolorektal telah begitu menyebar sehingga tidak dapat diangkat seluruhnya, pembedahan
untuk meringankan penyumbatan usus, bisa meringankan gejala. Tetapi harapan hidupnya hanya sekitar
7 bulan.
Jika kanker telah menyebar hanya ke hati, obat kemoterapi dapat disuntikan langsung ke dalam
pembuluh darah yang menuju ke hati. Meskipun mahal, pengobatan ini bisa memberikan lebih banyak
keuntungan daripada kemoterapi yang biasa. Tetapi pengobatan ini masih memerlukan penelitian lebih
lanjut. Bila kanker telah menyebar di luar hati, pengobatan ini tidak efektif lagi.
Setelah kanker kolorektal diangkat seluruhnya melalui pembedahan, dilakukan kolonoskopi untuk
memeriksa usus yang tersisa, sebanyak 2-5 kali setiap tahunnya.Bila pemeriksaan ini tidak menunjukkan
adanya kanker, pemeriksaan berikutnya dilakukan setiap 2-3 tahun sekali.
Download