BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pengelolaan
keuangan
pemerintah
melakukan
reformasi
dengan
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 mewajibkan Presiden dan
Gubernur/Bupati/Walikota untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi
sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai
salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik (Mardiasmo, 2009:175). Bagi
pihak eksternal, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang berisi informasi
keuangan daerah akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Sedangkan bagi pihak internal pemerintah
daerah, laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian
kinerja. (Syaripudin, 2015).
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Pemerintah (PP 71 tahun 2010) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan persyaratan normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: (a)
Relevan; (b) Andal; (c) Dapat dibandingkan; dan (d) Dapat dipahami.
1
2
Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah
seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan keuangan daerah. Informasi yang terkandung di dalam laporan
keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan kriteria nilai
informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Apabila tidak
sesuai dengan perundang-undangan, maka akan mengakibatkan kerugian daerah,
potensi kekurangan daerah, kekurangan penerimaan, kelemahan administrasi,
ketidakhematan, ketidakefesienan, ketidakefektifan. (Sukmaningrum, 2009).
Sistem pengendalian intern pada pemerintah juga sangat diperlukan guna
mendapatkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien. Sistem
pengendalian intern menurut Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 yang
mengatur tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah 3 proses
yang integral pada kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem pengendalian internal yang baik
dalam suatu pemerintahan akan mampu menciptakan keseluruhan proses kegiatan
yang baik pula, sehingga akan memberikan keyakinan yang memadai bagi
terciptanya pengamanan asset Negara dan keandalan laporan keuangan daerah
pemerintah, dalam hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi pengelolaan
keuangan daerah. (Zalni, 2013)
3
Kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dapat tercermin dari
hasil pemeriksaan BPK. Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan dalam
rangka memberikan pendapat/opini atas kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan. Adapun kriteria pemberian opini menurut
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara mengenai kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria (a) kesesuaian
dengan standar akuntansi pemerintahan, (b) kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures), (c) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (d)
efektivitas sistem pengendalian intern.
Nur Yasin sebagai anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN)
menjelaskan bahwa akar permasalahan rendahnya akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan Negara di Indonesia adalah kegagalan Kementerian,
Lembaga Negara, BUMN/BUMD, Pemerintah Daerah dan Lembaga Negara
lainnya dalam mengimplementasikan Sistem Pengendalain Internal Pemerintah.
Rendahnya komitmen pimpinan kementerian/ lembaga Negara, BUMN/BUMD,
Pemda, dan Lembaga Negara lainnya dalam penegakan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan juga ikut berperan dalam proses terjadinya
penyimpangan
keuangan
Negara
dengan
berbagai
(www.jurnalparlemen.com dikutip tanggal 02 September 2015).
bentuk.
4
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPD TA 2014 yang diserahkan
oleh BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa Pemerintah Daerah
Kota Bandung tetap mendapat predikat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
(www.bandung.bpk.go.id dikutip tanggal 02 September 2015).
Terkait dengan opini WDP Kota Bandung terdapat 5 catatan permasalahan
yakni
mengenai
masalah
asset
tetap
yang
belum
tertib,
penyaluran,
pertanggungjawaban belanja hibah bantuan sosial, pertanggungjawaban yang tidak
sesuai dalam pembayaran gaji pns yang telah pensiun, dan juga penggunaan
langsung atas retribusi daerah, sehingga opini yang diraih adalah Wajar Dengan
Pengecualian.
Hal ini menunjukkan efektivitas sistem pengendalian internal (SPI)
pemerintah daerah yang bersangkutan belum optimal. Belum optimalnya
efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah daerah umumnya meliputi
permasalahan kurang tertibnya penyusunan dan penerapan kebijakan dan
kurangnya komitmen terhadap kompetensi, belum optimalnya kegiatan identifikasi
risiko dan analisis risiko, lemahnya pengendalian fisik atas aset serta pencatatan
transaksi yang kurang akurat dan tepat waktu.
Tidak hanya sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah
yang harus ditingkatkan dalam pemerintahan, namun juga komitmen organisasi
dalam konteks anggota organisasi. Dimana komitmen organisasi yang kuat dalam
individu akan menyebabkan individu berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
organisasi (Wiratno, dkk., 2013). Seperti halnya pemerintah harus memiliki
keyakinan akan etika dan memiliki komitmen untuk loyal, memiliki keinginan
5
untuk mencapai prestasi dalam organisasi dan memiliki ikatan emosi.( Ristanti, Ni
Made Asih ., Sinarwati, Ni Kadek., dan Sujana, Edy., 2014).
Komitmen organisasional dibangun atas dasar kepercayaan pekerja atas
nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan organisasi
dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen
organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja
terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai
organisasional yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga
mempunyai tanggung jawab dan kesadaran dalam menjalankan organisasi dan
termotivasi melaporkan semua aktivitas dengan melaksanakan akuntabilitas kepada
publik secara sukarela termasuk akuntabilitas keuangannya melalui laporan
keuangan. Berdasarkan berbagai definisi mengenai komitmen terhadap organisasi
maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi terdiri atas tiga komponen
terpisah yang saling berhubungan: komitmen afektif, komitmen normatif dan
komitmen berkelanjutan (Kreitner dan Kinicki, 2013:165).
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian penulis bermaksud melakukan
penelitian
dengan
judul
:
“Pengaruh
Sistem
Pengendalian
Internal
Pemerintahan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Survey Pada Dinas Pemerintah Daerah Kota
Bandung)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penulis, dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
6
1. Apakah Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan berpengaruh terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.
2. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.
3. Apakah Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan dan Komitmen
Organisasi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Bandung.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.
2. Mengetahui pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.
3. Mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan dan
Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Bandung
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi :
1. Bagi Penulis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana
ekonomi program studi akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama. Pengetahuan dan wawasan mengenai pengelolaan keuangan
daerah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Laporan Keuangan
7
Pemerintah Daerah Kota Bandung dan memahami perbandingan antara
konsep
yang
dipelajari
dengan
penerapannya
didalam
instansi
pemerintahan.
2. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, informasi
untuk Pemerintah Daerah kota Bandung dalam mengambil kebijakan untuk
meningkatkan kualitas daerahnya, dan dalam meningkatkan kualitas
laporan keuangan pemerintah.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
pengembangan serta menjadi sumber informasi atau masukan bagi peneliti
selanjutnya dalam bidang yang sama.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas
dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan melakukan penelitian pada 17
Dinas Pemerintahan kota Bandung. Dengan waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan November 2015 sampai dengan selesai.
Download